Professional Documents
Culture Documents
Ditinjau dari sudut pandang/perspektif sosiologi, anak merupakan pribadi sosial yang
memerlukan hubungan dan komunikasi dengan orang lain. Untuk memanusiakan
dirinya, anak ingin juga dicintai, diakui dan dihargai, oleh karena anak yang hiperaktif
kurang disukai dalam lingkungan pergaulannya maka perkembangan dan hubungan
anak tersebut dengan lingkungan sosialnya akan terganggu, sehingga anak tersebut
akan bersikap semaunya terhadap lingkungannya, dan tingkah lakunya kurang
terkontrol. Demikian halnya dengan masalah mereka di sekolah, anak juga akan
merasa kehilangan dukungan apabila orang tuanya tidak menemaninya di dalam kelas.
Oleh karena itulah anak hiperaktif ini sangat memerlukan komunikasi dengan orang
lain, baik itu orang tua mereka sendiri.
Ditinjau dari sudut pandang psikologi, anak merupakan pribadi sosial dan apabila pada
anak yang hiperaktif tersebut mendapat sambutan baik ataupun bimbingan ke arah
yang benar maka perkembangan pribadinya akan lebih terarah. Bila anak hiperaktif
tersebut tidak mendapatkan sambutan baik atau bimbingan dari keluarga dan
lingkungannya, maka anak akan menjadi rendah diri, bisa juga rasa egoisnya tinggi
sekali dan bersifat masa bodoh terhadap keluarga dan lingkungannya, juga keadaan
jiwanya sangat labil. Anak hiperaktif ini sangat memerlukan sekali hubungan yang dekat
melalui bimbingan yang baik dan benar, orang tua dan guru tidak seharusnya bersikap
acuh tak acuh dan menyerah. Setiap perilaku yang tidak dapat diterima harus dicegah
melalui bimbingan yang terarah kepada anak tersebut. Perlu ada kesabaran untuk
membimbing anak seperti itu, walaupun pekerjaan ini harus dilakukan berulang-ulang.
2. Latar belakang anak hiperaktif.
Anak hiperaktif bisa saja disebabkan dari sikap orang tua yang membesarkan mereka.
Kalau orang tua memakai teknik pengurusan yang tidak efektif, tidak konsisten atau di
rumah kurang ada disiplin yang semestinya, seringkali anak berperilaku berlebihan.
Misalnya, anak dapat menghindari kewajiban dan tanggung jawab yang tidak
menyenangkan atau memperdaya anak lain agar sebagian besar kebutuhan terpenuhi.
Anak juga akan mengatur diri sendiri di rumah dan lebih berkuasa dari pada orang
tuanya
Orang tua tidak memahami bahwa anak yang mengalami gangguan perkembangan
memerlukan perhatian khusus, sehingga dapat menimbulkan aktivitas-aktivitas yang
berlebihan pada diri anak tersebut.
Anak hiperaktif dapat juga disebabkan oleh kerusakan pusat syaraf, walaupun juga
dapat disebabkan oleh tekanan batin dan kelelahan4 . Tetapi anak hiperaktif itu sendiri
tidak selamanya disebabkan oleh adanya kerusakan otak.
Beberapa pakar memeperkirakan ada kecenderungan kerusakan jaringan otak yang
sangat berat (yang disebut celebral palsied) pada saat anak lahir. Dan pasien tidak
memperlihatkan gejala-gejala yang terlihat dalam tiga variabel:
(1) Dimana letak kerusakan itu ; (2) Seberapa besar lukanya; dan (3) Seberapa cepat
luka di ketahui. Oleh sebab itu mungkin saja ada anak hiperaktif yang menderita
gangguan otak yang tidak diketahui pada awal kehidupannya tanpa meninggalkan
gejala atau persoalan lainnya. Penjelasan ini hanya bersifat spekulatif dan bahwa
pengetahuan kedokteran mengenai penyakit ini masih jauh dari sempurna.
Kerusakan otak dapat dilihat dari banyak tindakan yang aneh, termasuk gerakan dan
kegiatan yang kacau yang dilakukan oleh seorang yang hipraktif. Ia tidak mampu
menyimpan apa yang ada dalam pikirannya sendiri. Ia berkomat-kamit mengutarakan
buah pikirannya yang paling dalam, sehingga membuat malu dan mengagetkan setiap
orang yang berada di dekatnya. Akan tetapi ada satu kesulitan akademis lain yang juga
lazim ditemukan antara anak-anak yang hiperaktif, yaitu kesulitan melihat dan
memahami. Seorang anak mungkin saja memiliki penglihatan yang betul-betul normal,
namun tidak memahami lambang-lambang dan bahan cetakan dengan tepat. Dengan
kata lain, kedua matanya mungkin saja sempurna tetapi otaknya tidak mengolah tanda
itu sebagaimana mestinya.
Many Go Setiawani dalam bukunya “Menerobos dunia anak” mengatakan bahwa gejala
hiperaktif merupakan akibat dari zat pewarna merah untuk makanan, terlalu banyak
makan gula, kekurangan vitamin. Kebiasaan makan yang salah dapat merusak tubuh
dan mudah dihubungkan dengan gejala hiperaktif. Mereka juga sensitif terhadap
makanan tertentu, seperti coklat, jagung, telor ayam, susu kedelai, daging, gula dan
gandum. Dan secara medis, alergi makanan dapat menyebabkan hiperaktif. Akan tetapi
alergi makanan ini belum ada bukti yang relevan pada sebagian anak kecil anak-anak
tersebut.
Anak hiperaktif juga harus dijaga minumannya, semacam es krim, es podeng kecuali
bila dibuat tanpa bahan pengawet atau pewarna. Vitamin harus diberikan kepada anak
hiperaktif seperti vitamin A, B kompleks