You are on page 1of 16

B A B I

P E N D A H U L U A N

I.1 Latar Belakang


Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak
menurut jalan-jalan lurus ke segala arah, dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini
selalu bertumbukan dengan molekul yang lain dengan
dinding bejana. Tumbukan terhadap dinding bejana ini
menyebabkan adanya tekanan.Volume dari molekul-molekul
sangatlah kecil bila dibandingkan dengan volume yang
teramati oleh gas tersebut sehingga sebenarnya banyak
ruangan kososng antara molekul yang menyebabkan gas
mempunyai rapat yang kecil daripada zat cair maupun zat
padat. Hal ini menyebabkan gas bersifat kompresibel.
I.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari
hubungan tekanan dan volume gas terhadap suhu yang
konstan.
I.3 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi pada percobaan ini, yaitu
bagaimana perbandingan perubahan tekanan yang terjadi
pada (2) persamaan yang ada. Dan bagaimana juga hubungan
antara perubaan tekanan dengan perubahan volume.
I.4 Sistematika Laporan
Dalam laporan ini disusun dengan menggunakan
sistematika sebagai berikut : Pertama adalah Bab I yang
merupakan pendahuluan yang terdiri atas atas belakang
percobaan , Tujuan dilakukan percobaan dan Permasalahan
yang dihadapi dalam percobaan ini serta Sitematika
laporan ini. Bab II berisi dasar teori dari percobaan
yang dilakukan. Bab III, berisi peralatan yang digunakan
dan cara kerja percobaan ini(metode percobaan). Bab IV ,
merupakan analisa data dan pembahasan dari hasil

1
percobaan yang telah dilakukan. Bab V, merupakan
kesimpulan akhir dari percobaan yang telah dilakukan.

2
BAB II
DASAR TEORI

Robert Boyle menyatakan tentang sifat gas bahwa


massa gas (jumlah mol) dan temperatur suatu gas dijaga
konstan, sementara volume gas diubah ternyata tekanan
yang dikeluarkan gas juga berubah sedemikian hingga
perkalian antara tekanan (P) dan volume (V) , selalu
mendekati konstan. Dengan demikian suatu kondisi bahwa
gas tersebut adalah gas sempurna (ideal).
Kemudian hukum ini dikenal dengan Hukum Boyle dengan
persamaan :
RUMUS :
P1V1 = selalu konstan

Atau , jika P1 dan V1 adalah tekanan awal dan volume


awal,sedangkan P2 dan V2 adalah tekanan dan volume akhir,
maka :
RUMUS :
P1.V1 = P2.V2 = konstan

Dengan gabungan dari hukum Boyle dan Gay Lussac,


maka dengan keadaan massa gas konstan, berlaku :
RUMUS :
P1V1 PV
= 2 2 =konstan
T1 T2

Dimana P1,V1 dan T1 adalah tekanan, volume dan temperatur


pada keadaan awal dan P2, V2 dan T2 adalah tekanan, volume
dan temperatur pada gas dimana sistem pada keadaan akhir.
Syarat berlakunya hukum Boyle adalah bila gas berada
dalam keadaan ideal (gas sempurna), yaitu gas yang
terdiri dari satu atau lebih atom-atom dan dianggap
identik satu sama lain. Setiap molekul tersebut tersebut
bergerak swcara acak, bebas dan merata serta memenuhi

3
persamaan gerak Newton. Yang dimaksud gas sempurna
(ideal) dapat didefinisikan bahwa gas yang
perbangdingannya PV/nT nya dapat idefinisikan sama dengan
R pada setiap besar tekanan. Dengan kata lain, gas
sempurna pada tiap besar tekanan bertabiat sama seperti
gas sejati pada tekanan rendah.
Persaman gas sempurna :
P.V = n.R.T
Keterangan : P : tekanan gas
V : volume gas
n : jumlah mol gas
T : temperatur mutlak ( Kelvin)
R : konstanta gas universal
(0,082liter.atm.mol-1.K-1)
Ada beberapa proses yang dapat terjadi pada gas,
yaitu:
1. Proses Isothermis
adalah proses perubahan keadaan gas pada suhu
konstan.

P2

nRT
P=
V
P1

V1 V2
Grafik 1 : Grafik Isothermis
2. Proses Isobaris
adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan
konstan.

V1 V2

4
Grafik 2 : Grafik Isobarik

3. Proses Isokhoris
adalah proses perubahan keadaan gas pada volume
konstan.

P1

P2

V
Grafik 3 : Grafik Isokhoris
4. Proses Adiabatis
adalah proses perubahan keadaan gas pada saat tidak
ada kalor/panas yang
keluar masuk sistem.

P2

P1

V1 V2
Garfik 4 : Grafik Adiabatik

5
BAB III
PERALATAN DAN CARA KERJA

III.1 Peralatan
Peralatan yang akan dipergunakan pada percobaan
ini adalah peralatan Hukum Boyle dengan diameter 8 mm
satu set.

III.4 Cara Kerja


Dalam melaksanakan percobaan ini, diperlukan
beberapa langkah agar percobaan ini dapat dilaksanakan.
1. Merangkai alat untuk melakukan percobaan seperti pada
gambar.1.
2. Mengatur tinggi permukaan air raksa pada kolom kiri
dan kanan sama, kemudian tutup keran sampai rapat.
Mencatat Volume udara pada kolom kiri dan tekanan yang
sama dengan udara luar.
3. Mengubah tekanan udara kolom kiri dengan menaikan
kolom kanan.
4. Mencatat volumeudara pada kolom kiri dan mencatat
perbedaan tinggi air raksa pada kolom kanan.
5. Mengulangi serangkaian percobaan diatas sebanyak 10
kali.

P1 V1 P2 V2 h

Gambar 1 : Gambar Rangkaian Percobaan

6
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisa data


Percobaan untuk menentukan besarnya tekanan gas /
udara pada kolom raksa dengan menggunakan Hukum Boyle dan
Paradoks Hidrostatik yakni tekanan akhir setelah kolom
sebelah kanan dinaikkan (P2). Sekaligus membandingkan
hasilnya.
Percobaan I
No V11 V21(cm3) ∆ h (cm) ∆h - ∆h (∆ h-∆ h)2
(cm3)
1 30 44 3,2 -5,1 26,01
2 30 43 6,3 -2 4
3 30 42 8,8 0,5 0,25
4 30 41 10,8 2,5 6,25
5 30 40 12,4 4,1 16,81
∆ h = 8,3 ∑ = 53,32

Tabel 1 : Tabel Percobaan I


Ralat h untuk percobaan 1 :
Ralat Mutlak = ( ∑ ((∆ h-∆ h)2 )1/2 = 7,30 = 1,632
( n ( n –1 ) )1/2 4,472
Ralat Nisbi = Ralat Mutlak X 100 % = 19,6 %
∆h
Keseksamaan = 100 % - 19,6 % = 80,4 %
Besarnya h1 adalah ( 8,3 + 1,632 ) cm

Percobaan II
No V12 (cm3) V22(cm3) ∆ h (cm) ∆ h-∆ h (∆ h-∆ h)2
1 35 34 3 -4,9 24,01
2 35 33 5 -2,9 8,41
3 35 32 8 0,1 0,01
4 35 31 10 2,1 4,41
5 35 30 13,5 5,6 31,36
∆ h = 7,9 ∑ = 68,2

Tabel 1 : Tabel Percobaan II


Ralat h untuk percobaan 2 :
Ralat Mutlak = ( ∑ ((∆ h-∆ h)2 )1/2 = 8,26 = 1,847

7
( n ( n –1 ) )1/2 4,472
Ralat Nisbi = Ralat Mutlak X 100 % = 23,37 %
∆h
Keseksamaan = 100 % - 23,37 % = 76,63 %
Besarnya h2 adalah ( 7,9 + 1,847 ) cm

Percobaan III
No V13 (cm3) V23(cm3) ∆ h (cm) ∆ h-∆ h (∆ h-∆ h)2
1 40 39 1,5 -5,14 26,42
2 40 38 3,3 -3,34 11,16
3 40 37 7,2 0,56 0,31
4 40 36 9,8 3,16 9,99
5 40 35 11,4 4,76 22,65
∆ h = 6,64 ∑ = 74,53

Tabel 1 : Tabel Percobaan III


Ralat h untuk percobaan 3 :
Ralat Mutlak = ( ∑ ((∆ h-∆ h)2 )1/2 = 8,63 = 1,93
( n ( n –1 ) )1/2 4,472
Ralat Nisbi = Ralat Mutlak X 100 % = 29,07 %
∆h
Keseksamaan = 100 % - 19,6 % = 70,93 %
Besarnya h3 adalah ( 6,64 + 1,93 ) cm

No V21 (cm3) V21-V21 (V21-V21)2


1 44 2 4
2 43 1 1
3 42 0 0
4 41 -1 1
5 40 -2 4
V21 = 42 ∑ = 10
Tabel Ralat V21 pd percobaan I

Untuk V21 besarnya :


Ralat Mutlak = ( ∑ ((V21-V21)2)1/2 = 3,16 = 0,707
( n ( n –1 ) )1/2 4,472
Ralat Nisbi = Ralat Mutlak X 100 % = 1,68 %
∆h

8
Keseksamaan = 100 % - 1,68 % = 98,32 %
Besarnya V21 adalah ( 42 + 0,707 ) cm

No V22 (cm3) V22-V22 (V22 -V22)2


1 34 2 4
2 33 1 1
3 32 0 0
4 31 -1 1
5 30 -2 4
V22 = 32 ∑ = 10
Tabel Ralat V22 pd percobaan II
Untuk V22 besarnya :
Ralat Mutlak = ( ∑ ((V21-V21)2)1/2 = 3,16 = 0,707
( n ( n –1 ) )1/2 4,472
Ralat Nisbi = Ralat Mutlak X 100 % = 1,68 %
∆h
Keseksamaan = 100 % - 1,68 % = 98,32 %
Besarnya V22 adalah ( 32 + 0,707 ) cm

No V23 (cm3) V23 - V23 (V23-V23)2


1 39 2 4
2 38 1 1
3 37 0 0
4 36 -1 1
5 35 -2 4
V23 = 37 ∑ = 10
Tabel Ralat V23 pd percobaan III
Untuk V22 besarnya :
Ralat Mutlak = ( ∑ ((V21-V21)2)1/2 = 3,16 = 0,707
( n ( n –1 ) )1/2 4,472
Ralat Nisbi = Ralat Mutlak X 100 % = 1,68 %
∆h
Keseksamaan = 100 % - 1,68 % = 98,32 %
Besarnya V23 adalah ( 37 + 0,707 ) cm

9
IV.2 Pembahasan
Dalam melakukan perhitungan diatas kami menggunakan dua cara untuk
mendapatkan besarnya nilai P2 , yaitu :
P1 . h1 = P2 . h2 , dimana :
P1 : Tekanan udara luar (76 cmHg)
h1 : Tinggi awal kolom kiri
P2 : Tekanan udara pada pipa 2
h2 : Tinggi akhir kolom kiri (setelah kran dibuka)

P2 = P1 + ρ .g.∆ h , dimana :
P2 : Tekanan udara pada pipa 2
P1 : Tekanan udara luar (76 cmHg)
ρ : Massa jenis air raksa (13,6gr/cm3)
g : gaya gravitasi (10 m/s2) .
∆ h : Beda tinggi permukaan air raksa pada kedua pipa.

Dari perhitungan nilai-nilai yang diperoleh dari percobaan ,ternyata terdapat


perbedaan nilai P2 apabila dihitung dengan menggunakan Persamaan Hidrostatik dan
persamaan Boyle. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh kurang telitinya
praktikan dalam mengukur tinggi kolom tabung air raksa (h1, h2, dan ∆ h) yang
sangat kecil, kurang baiknya peralatan yang dipergunakan, Tetapi secara umum
perbedaan hasil yang telah diperoleh dari kedua cara tersebut tidaklah jauh
menyimpang satu sama lain. Dari analisa yang telah kita dilakukan diatas terlihat
bahwa :
1. Tekanan dipengaruhi oleh volume serta suhu.
2. Volume berbanding terbalik dengan tekanan.
Hal ini sesuai dengan Hukum Boyle “ Jika Temperatur gas yang berada dalam bejana
tertutup dijaga tetap (konstan), maka tekanan gas akan berbanding terbalik dengan
volumenya”
1
P.∞.
V
P V = konstan
P1 V1 = P2 V2

10
No. P21 ( cmHg)
1 77,7
2 79,5
3 81,4
4 83,4
5 85,5
P21 = 81,5
Tabel perhitungan P21
P21 = P1 X V11 X ∆ V21 = 76 X 30 X 0,707 = 38,38
V21 42
Harga dari P21 adalah ( 81,5 + 3,838 ) cmHg
No. P22 ( cmHg)
1 78,23
2 80,6
3 83,13
4 85,8
5 88,6
P22 = 83,27
Tabel perhitungan P22
P22 = P1 X V21 X ∆ V22 = 76 X 35 X 0,707 = 50,82
V22 37
Harga dari P22 adalah ( 83,27 + 5,082 ) cmHg
No. P23 ( cmHg)
1 77,95
2 80
3 82,16
4 84,44
5 86,86
P23 = 82,28
Tabel perhitungan P23
P23 = P1 X V21 X ∆ V23 = 76 X 40 X 0,707 = 51,17
V23 42
Harga dari P23 adalah ( 82,28 + 5,117 ) cmHg
No P21 P21 – P21 (P21 – P21)2
1 79,2 -5,1 26,01
2 82,3 -2 4
3 84,8 0,5 0,25
4 86,8 2,5 6,25
5 88,4 4,1 16,81
P21 = 84,3 ∑ = 53,32

11
Untuk P21 :
Ralat Mutlak = (∑(P21 – P21)2)1/2 = 7,302 = 1,632
( n ( n - 1) )1/2 4,472
Ralat Nisbi = Ralat Mutlak = 1,632 * 100 % = 1,93 %
P21 84,3
Keseksamaan = 100 % - 1,93 % = 88,07 %
Jadi besarnya P21 adalah : ( 84,3 + 1,632 ) cmHg

No P22 P22– P22 (P22 – P22)2


1 79 -4,4 19,36
2 81 -2,4 5,76
3 84 0,6 0,36
4 86 2,6 6,76
5 89,5 6,1 37,21
P22= 83,4 ∑ = 69,45

Untuk P22 :
Ralat Mutlak = (∑(P22 – P22)2)1/2 = 8,33 = 1,86
( n ( n - 1) )1/2 4,472
Ralat Nisbi = Ralat Mutlak = 1,86 * 100 % = 2,23 %
P21 83,4
Keseksamaan = 100 % - 2,23 % = 97,77 %
Jadi besarnya P22 adalah : ( 83,4 + 1,86 ) cmHg

No P23 P23– P23 (P23 – P23)2


1 77,5 - 5,32 28,3
2 79,3 - 3,52 12,39
3 83,2 0,38 0,144
4 86,8 3,98 15,84
5 87,4 4,58 20,97
P23= 82,82 ∑ = 77,64

Untuk P23 :
Ralat Mutlak = (∑(P23 – P23)2)1/2 = 8,812 = 1,97
( n ( n - 1) )1/2 4,472
Ralat Nisbi = Ralat Mutlak = 1,97 * 100 % = 2,379 %
P21 82,82

12
Keseksamaan = 100 % - 2,379 % = 97,621 %
Jadi besarnya P23 adalah : ( 82,82 + 1,97 ) cmHg
Hubungan antara p dan V dapat dinyatakan dengan cara regresi linier :
Persamaan regresi linier : Y = AX + B
Dalam hal ini, Y = p dan X = ( 1/ V )
Dimana, p = p2 – p2 dan V = V2 – V1
Regresi Liniernya :
no X Y X.Y X2
1 -3,7 4,14 -15,32 13,69
2 -1,29 6,34 -8,18 1,66
3 -1,3 6,4 -8,32 1,69
∑ X = -6,29 ∑ = 16,88 ∑ = -31,82 ∑ = 17,04

A = n. ∑ (X.Y) - ∑X. ∑Y = -7,28


n. ∑2 - ∑X2
B = ∑ Y – A. ∑X = -5,78
n
Jadi persamaan regresi linier : =y = -7,28X – 5,78

13
Grafik
Y = -7,28 X – 5,78

14
BAB V
KESIMPULAN

Dari analisa data dan pembahasan diatas dapat


disimpulkan, sebagai berikut :
Percobaan 1 :
Harga dari P21 adalah ( 81,5 + 3,838 ) cmHg
Jadi besarnya P21 adalah : ( 84,3 + 1,632 ) cmHg

Percobaan 2 :
Jadi besarnya P22 adalah : ( 83,4 + 1,86 ) cmHg
Harga dari P22 adalah ( 83,27 + 5,082 ) cmHg

Percobaan 3 :
Harga dari P23 adalah ( 82,28 + 5,117 ) cmHg
Jadi besarnya P23 adalah : ( 82,82 + 1,97 ) cmHg

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Sears,Zemansky; Fisika untuk Universitas 1.Jilid


1;Bina Cipta;Jakarta;1994.
2. Halliday Resnick; Fisika Dasar 1;Erlangga;Jakarta;1977
3. Dosen-Dosen Fisika; Fisika I; ITS; Surabaya; 1996

16

You might also like