Professional Documents
Culture Documents
1
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak 1
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Daftar Tabel 4
Daftar Grafik 5
Bab I Pendahuluan 6
I.1 Latar Belakang 6
I.2 Maksud dan Tujuan 6
I.3 Permasalahan 6
I.4 Sistematika Laporan 7
Bab II Dasar Teori 8
Bab III Peralatan dan Cara Kerja 10
III.1 Peralatan 10
III.2 Cara Kerja 11
Bab IV Analisa Data dan Pembahasan 12
IV.1 Data Percobaan dan Analisa Data 12
IV.2 Pembahasan 20
Bab V Kesimpulan dan Penutup 22
Daftar Pustaka 24
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
2
1. Gambar percobaan 1 (a) 10
2. Gambar percobaan 2 (b) 10
DAFTAR TABEL
1. Tabel rangkaian 1 12
2. Tabel rangkaian 2 13
3
DAFTAR GRAFIK
1. Grafik rangkaian 1 17
2. Grafik rangkaian 2 17
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kita mengetahui bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaianjuga
menghasilkan panas. Pada peralatan–peralatan yang menggunakan arus listrik sebagai
sumber energinya, apabila kita aktifkan dalam jangka waktu tertentu, maka akan
5
timbul panas pada bagian rangkaian listrik yang merupakan tempat / pusat aktifitas
arus listrik.
Hal inilah yang melatar belakangi praktikum kami tentang panas yang
ditimbulkan oleh arus listrik. Kenyataan tersebut perlu dikaji lebih lanjut mengingat
panas yang ditimbulkan tergantung oleh beda potensial, arus listrik serta waktu yang
diperlukan.
Praktikum tentang panas yang ditimbulkan oleh arus listrik ini bertujuan
untuk menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik serta membuktikan
hukum Joule dan menentukan harga 1 Joule.
I.3 Permasalahan.
6
Pada BAB III (Peralatan dan Cara Kerja), yang berisi peralatan – peralatan yang
digunakan dan cara mengadakan percobaan, bagian ini didapat dari buku petunjuk
praktikum.
Pada BAB IV (Analisa Perhitungan dan Pembahasan), yang terdiri dari data
percobaan, pembahasan dan analisa.
Kemudian BAB V (Kesimpulan dan Saran).
7
BAB II
DASAR TEORI
Ketika dua benda yang mempunyai suhu yang berbeda dihubungkan satu
sama lain dihubungkan, maka akan terjadi transfer energi atau aliran energi dari
benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Energi yang
dipindahkan pada kondisi-kondisi seperti ini biasa disebut sebagai energi kalor/panas
(heat). Ketika suatu benda dipanaskan maka energi diberikan pada benda itu. Ketika
suatu benda dipanaskan maka benda tersebut akan kehilangan energi. Dan kita
biasanya beranggapan bahwa satu kalori akan mengubah temperatur satu gram air
satu derajat Celsius.
Tentu saja energi kalor tidak berbeda dari energi mekanik. Kalori pasti
merupakan satuan energi yang lain yang mirip dengan Erg atau Joule. Salah satu cara
untuk menemukan hubungan antara kalori dan joule adalah mengukur besarnya kalor
yang diterima dalam kalori ketika dilakukan kerja yang berupa gaya gesek dalam
jumlah tertentu dalam satuan Joule. Jamess Presscott Joule melakukan percobaan
seperti itu pada tahun 1840. Joule menggunakan sebuah alat yang didalamnya beban-
beban yang jatuh merotasikan sekumpulan dayung didalam sebuah wadah air yang
diisolasi. Didalam satu siklus operasi maka beban-beban yang jatuh tersebut
melakukan sejumlah kerja yang diketahui pada air tersebut, yang massanya m, dan
kita memperhatikan bahwa temperatur naik sebanyak ∆T. Kita dapat menghasilkan
kenaikan temperatur yang sama ini dengan memindahkan tenaga kalor Q kepada
sistem tersebut yang diberikan oleh:
Q = m.c. ∆T
Jadi kita mengukur W, mengamati ∆T, dan menghitung Q,
Sejak saat itu, metode elektrik untuk menentukan hubungan kalori dan Joule
telah disempurnakan. Hasil yang didapat ini dinamakan Tara kalor mekanik dari
kalor/panas adalah
1 kalori = 4,184 Joule sehingga
1 Joule = 0,239 Kalori
Kita dapat menggunakan nilai percobaan ini untuk mengubah pengukuran energi-
kalor menjadi satuan dasar energi-mekanik. Konsep ini akan kita coba untuk
diterapkan dalam percobaan kali ini.
8
Apabila antara dua ujung kawat konduktor diberi beda potensial, maka
elektron-elektron bebas akan bergerak di sepanjang kawat konduktor tersebut.
Elektron akan menumbuk partikel konduktor selama terjadi beda potensial. Dengan
demikian dapat dianggap elektron berkecepatan rata-rata tetap. Dengan adanya
tumbukan tersebut, maka sebagian energi gerak elektron akan diberikan pada
partikel. Getaran partikel akan bertambah besar dan inilah yang menyebabkan panas.
Dalam percobaan ini kawat spiral yang dialiri arus listrik dimasukkan ke dalam air
sehingga terjadi perpindahan panas dari spiral ke air. Hingga derajat pertambahan
panas (dH/dt) berbanding lurus dengan arus listrik dan beda potensial :
dH/dt = V.i……………………………………(1)
Bila V dan I tetap maka persamaan (1) dapat diintegralkan
H = V.i.t………………………………………(2)
H = Jumlah panas yang timbul (Joule)
t = lama waktu dialiri listrik (detik)
Bila V,I,t dapat diukur maka H dapat dihitung.
Panas yang diterima air :
Q1 = W.(Ta-Tm) (kalori)………………………………(3)
Panas yang diterima kalorimeter dan pengaduknya :
Q2 = 0,26.W.(Ta-Tm) (kalori)…………………(4)
W = massa air(gram)
Ta = Temperatur akhir(0C)
Tm = Temperatur awal (0C)
0,26W = harga air
9
BAB III
PERALATAN DAN CARA KERJA
III.3. Teori :
Bila antara ujung kawat konduktor
diberi beda potensial, maka elektron
bebas akan bergerak. Elektron akan
menumbuk partikel konduktor selama
terjadi beda potensial. Dengan demikian
elektron dapat dianggap berkecepatan
rata – rata tetap. Adanya tumbukan,
sebagian energi elektron akan diberikan
pada partikel. Getaran partikel akan
bertambah besar dan inilah yang
menyebabkan panas. Dalam percobaan
ini kawat spiral yang dialiri listrik
dimasukkan dalam air, sehingga terjadi
perpindahan panas dari spiral ke air.
Hingga derajat pertambahan panas (dH/dt) berbanding lurus dengan arus listrik dan
beda potensial :
dH/dt = Vi ……………………………(1)
10
bila I dan V tetap maka (1) dapat diintegralkan :
H = V I t …………………………….(2)
Dimana : H = jumlah panas yang timbul (Joule).
T = Lama waktu ketikla dialiri listrik 9detik).
Bila V, I, t dapat diukur maka H dapat dihitung.
Panas yang diterima air :
Q1 = W (Ta – Tm) (Joule) ………….(3)
Panas yang diterima Kalorimeter dan pengaduknya :
Q2 = 0,26 W (Ta – Tm) (Joule) …….(4)
Dimana : W = massa air (gram).
Ta = Temperatur akhir (ºC).
Tm = Temperatur mula (ºC).
0,2W = Harga air.
Berdasar Asas Black – panas yang diterima = panas yang diberikan, maka persamaan
(2) = jumlah persamaan (3) dam (4). Maka harga 1 Joule dalam satuan kalori dapat
kita tentukan.
11
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dari data percobaan diatas kami akan melakukan analisa dan pembahasan
terhadap data tersebut yang nantinya digunakan untuk membuktikan Hukum Joule
12
dan Tara Kalor Mekanik dengan sebelumnya melakukan perhitungan ralat mutlak,
ralat nisbi dan keseksamaan. Dan sekaligus pula untuk mencari harga Joule dari
pecobaan serta harga dari percobaan tersebut :
Tm Ta ∆T (∆T-∆T) (∆T-∆T)2
31,5 31,5 0 -0,07 0,0049
31,5 31,5 0 -0,07 0,0049
31,5 31,5 0 -0,07 0,0049
31,5 31,7 0,2 0,13 0,0169
31,7 31,9 0,2 0,13 0,0169
31,9 31,9 0 -0,07 0,0049
31,9 32 0,1 0,03 0,0009
32 32 0 -0,07 0,0049
32 32 0 -0,07 0,0049
32 32,1 0,1 0,03 0,0009
32,1 32,1 0 -0,07 0,0049
32,1 32,2 0,1 0,03 0,0009
32,2 32,4 0,2 0,13 0,0169
32,4 32,5 0,1 0,03 0,0009
32,5 32,6 0,1 0,03 0,0009
32,6 32,6 0 -0,07 0,0049
32,6 32,7 0,1 0,03 0,0009
32,7 32,8 0,1 0,03 0,0009
32,8 32,9 0,1 0,03 0,0009
32,9 32,9 0 -0,07 0,0049
∆T = 0,07 Σ= 0,102
1/ 2
Σ( ∆T − ∆T ) 2
Ralat mutlak (∆) =
n( n −1)
= 0,016
Ralat Nisbi ( l ) = ∆/ ∆T x100 %
= 23,41 %
Keseksamaan = 100 %- 23,41 %
= 76,59 %
13
Arus listrik (I) : 0,8 ampere
T (suhu) mula – mula : 36 ºC
Dari perincian diatas diperoleh tabel sebagai berikut :
14
37,5 37,6 0,1 -0,105 0,011025
37,6 37,8 0,2 -0,005 2,5E-05
37,8 37,9 0,1 -0,105 0,011025
37,9 38 0,1 -0,105 0,011025
38 38,1 0,1 -0,105 0,011025
38,1 38,2 0,1 -0,105 0,011025
38,2 38,3 0,1 -0,105 0,011025
38,3 38,4 0,1 -0,105 0,011025
38,4 38,5 0,1 -0,105 0,011025
38,5 38,8 0,3 0,095 0,009025
38,8 39 0,2 -0,005 2,5E-05
39 39,2 0,2 -0,005 2,5E-05
39,2 39,5 0,3 0,095 0,009025
39,5 39,8 0,3 0,095 0,009025
39,8 40 0,2 -0,005 2,5E-05
40 40,1 0,1 -0,105 0,011025
∆T 0,205 Σ= 1,1695
1/ 2
Σ( ∆T − ∆T ) 2
Ralat mutlak (∆) =
n( n −1)
= 0,05
Ralat Nisbi ( l ) = ∆/ ∆T x100 %
= 27,06 %
Keseksamaan = 100 %- 23,41 %
= 72,94 %
15
Keterangan grafik :
1. Grafik rangkaian 1
Persamaan grafiknya adalah :
Y = 31,5 + 0,07X
0,07 = konstanta kenaikan suhu
31,5 = temperatur pada saat awal
Y = Temperatur pada saat t (detik)
X = T ke-….(detik)
36 Grafik rangkaian 2
Persamaan grafiknya adalah :
Y = 36 + 0,205X
0,205 = konstanta kenaikan suhu
36 = temperatur pada saat awal
Y = Temperatur pada saat t (detik)
X = T ke-….(detik)
Bila dari kedua persamaan diatas (persamaan rangkaian 1 dan rangkaian 2) yang
merupakan persamaan dari grafik regresi linier dimasukkkan nilai X-nya maka akan
diperoleh grafik sebagai berikut :
Y=31,5+0,07X
33
32,5
32
T
31,5
31
30,5
1 4 8 11 14 18
Series1 31,57 31,78 32,06 32,27 32,48 32,76
f(t)
Grafik 1. Rangkaian 1
16
Y=36+0,205X
42
40
38
T
36
34
1 4 7 10 12 15 18
Series1 36,205 36,82 37,435 38,05 38,46 39,075 39,69
f(t)
Grafik 2. Rangkaian 2
Sesuai dengan percobaan diatas dan setelah kita menganalisa data – data dari
percobaan diatas mulai dengan ralat mutlak kemudian ralat nisbi dan keseksamaan
maka dalam pembahasan ini kami akan memanfaatkan dua hukum yang merupakan
dasar teori ini (sudah dijelaskan pada bab II) antara lain :
1. Hukum Joule yang menyatakan energi listrik dapat ditransformasikan menjadi
energi termal (kalor)
2. Asas Black yaitu besarnya energi yang dilepaskan sama besarnya dengan energi
yang diserap dapat dinyatakan dengan : Q serap = Q lepas
Dengan dasar teori diatas nantinya dapat ditentukan Tara Kalor Mekanik
(perbandingan Joule dengan kalor) dimana menurut teori 1 Joule sama dengan 0.24
kalori.
17
V : 3 volt, I : 3 ampere, Wair : 103 gram
Wk : 30 gram, t : 30 detik (rata-rata), ∆T = ( 0,07 ± 0,016 ) ºC
Karena ; H = V.i.t
= ( 3 . 3 . 30 ) Joule
maka, H = 270 Joule
2. H2 = Q12 + Q22
270 Joule = ( 5,52 + 1,43 ) Kalori
1 Joule = 0,025 Kalori
Perhitungan Tara Kalor Mutlak untuk 1 lebih besar daripada 2 karena perhitungan
1 merupakan nilai Maximal sedangkan perhitungan 2 merupakan nilai minimum, dan
yang digunakan adalah tara kalor mekanik dalam nilai maximum, jadi 1 joule = 0,041
Kalori.
18
V : 4,5 volt, I : 0,8 ampere, Wair : 110 gram
Wk : 30 gram, t : 30 detik (rata-rata), ∆T = ( 0,205 ± 0,05 ) ºC
Karena ; H = V.i.t
= ( 4,5 . 0,8 . 30 ) Joule
maka, H = 108 Joule
2. H2 = Q12 + Q22
108 Joule = ( 16,45 + 4,27 ) Kalori
1 Joule = 0,19 Kalori
Perhitungan Tara Kalor Mutlak untuk 1 lebih besar daripada 2 karena perhitungan
1 merupakan nilai Maximal sedangkan perhitungan 2 merupakan nilai minimum, dan
yang digunakan adalah Tara Kalor Mekanik dalam nilai maximum, jadi 1 joule =
0,33 Kalori.
IV.2 Pembahasan.
19
Seperti pengertian pada asas Black,bahwa energi yang diserap sama dengan
energi yang dilepas, dengan kata lain energi tidak hilang dan hanya terpindah dan
berubah bentuk. Maka pada percobaan ini seyogyanya adalah : energi listrik = energi
panas yang ditimbulkan dimana kalor yang ditimbulkan :
Q1 = Kalor yang diserap air
Q2 = Kalor yang diserap kalorimeter, sehingga :
H = Q1 + Q2
Namun pada perhitungan berdasarkan data – data percobaan, perbandingan nilai 1
Joule = 0,24 Kalori tidak terpenuhi. Dimana nilai pembandingan pada percobaan
adalah 1 Joule = 0,058 Kalori dilihat dari nilai yang paling mendekati dari percobaan
1 maupun percobaan 2.
Hal ini berarti adanya kesalahan/ketidaktelitian atau faktor – faktor lain yang
menyebabkan kesalahan perhitungan. Dari perbandingan tersebut tersirat bahwa
energi listrik yang diubah menjadi energi panas tidak hanya terserap oleh air maupun
kalorimeter namun juga oleh faktor – faktor yang lain, sehingga jumlah energi panas
yang diserap air dan kalorimeter tidak sama dengan energi listrik.
Dari pengamatan percobaan yang kami lakukan ada beberapa kemungkinan yang
menyebabkan terjadinya ketidakcocokan dengan teori dasarnya :
1. Pada Kalorimeter tidak tertutup rapat sehingga memungkinkan terjadinya
penyerapan panas oleh udara.
2. Pada penutup Kalorimeter juga merupakan plastik keras yang kita ketahui bahwa
plastik itu juga akan menyerap panas, namun dalam kenyataanya dalam
perhitungan hal tersebut diabaikan.
3. Panas yang ditimbulkan oleh arus listrik tidak langsung diserap oleh air (tidak
semuanya) dan masih adanya panas yang tertinggal pada kawat spiral, hal ini
terjadi karena ketidak seimbangan pada suhu.
4. Pada hambatan geser yang digunakan ternyata mengalami pertambahan suhu
yang berarti ada energi listrik yang diubah menjadi energi kalor yang luput dari
perhitungan.
5. Adanya ketidaktelitian dalam mengamati perubahan suhu selang waktu 30 detik
sehingga pengukuran mengalami ketidaktepatan.
Oleh Karena itulah terjadi pelencengan terhadap harga sebenarnya.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa diatas, kami disini akan memberikan beberapa kesimpulan
berdasarkan data – data yang kami peroleh selama percobaan diantaranya :
1. Harga H dalam percobaan adalah :
H pada rangkaian 1 : 270 Joule.
H pada rangkaian 2 : 108 Joule.
2. Perbandingan suhu ( kenaikan ) dengan waktu selama arus mengalir berbanding
lurus (T~t).
3. Harga energi termal adalah ; (pada nilai Maximum) :
Pada rangkaian 1 Q1 = 8,89 Kalori.
Q2 = 2,31 Kalori.
Pada rangkaian 2 Q1 = 28,65 Kalori.
Q2 = 7,44 Kalori.
Pada rangkaian 1 Qtotal = 11,2 Kalori.
Pada rangkaian 2 Qtotal = 36,09 Kalori.
Dari kedua data rangkaian diatas dapat diperoleh Tara Kalor Mekanik :
1.Joule = 0,33 Kalori.
4. Dari percobaan ini mengalami kesalahan, disebabkan ketidaktelitian selama
percobaan diantaranya :
5. Adanya energi termal pada Rg yang disebabkan oleh energi listrik.
• Kalorimeter terbuka sehingga adanya penyerapan panas oleh udara.
• Tidak semua panas terserap oleh air dan kalorimeter namun juga oleh
kawat spiral yang dalam hal ini tidak diperhitungkan demikian pula
plastik hitam penutup kalorimeter.
21
V.2. Penutup.
Laporan ini digunakan untuk memahami konsep panas, meskipun banyak
terdapat kekurangan karena ketidaktelitian oleh praktikan. Semoga penyusunan
laporan ini bisa bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
22