Professional Documents
Culture Documents
Catatan:
2007
26
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
Catatan :
PROSEDUR TETAP
TANGGAP DARURAT BENCANA
Pedoman melakukan kegiatan pemberian
pertolongan dan bantuan secara cepat dan tepat
dalam kesatuan sikap, pikiran dan tindakan.
Penyusun :
Palang Merah Indonesia (PMI)
Penerbit :
Palang Merah Indonesia (PMI)
Copyright Ó 2007
All right reserved
Cetakan 1, Oktober 2007
ISBN : 978-979-3575-13-1
25
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Protap ini merupakan hasil penyempurnaan standar operasional
PMI telah selesai menyusun Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bencana sebelumnya serta hasil pemikiran, pengalaman terbaik dari lapangan,
sebagai suatu panduan dalam upaya memberikan petunjuk dan kejelasan dan harapan para pembuat kebijakan serta pelaksana lapangan yang
langkah yang harus dikerjakan oleh PMI Pusat, PMI Daerah dan PMI Cabang mempunyai kapasitas serta komitmen tinggi dalam bidang
dalam upaya tanggap darurat bencana di semua tingkatan. penanggulangan bencana. Isi dari protap adalah kerangka umum bagi
internal organisasi PMI dalam tanggap darurat bencana yang nantinya
Kita ketahui bersama beragam jenis bencana di wilayah Indonesia akan dijelaskan terperinci pada petunjuk pelaksana (Juklak) dan
meningkat frekuensi serta intensitasnya dengan membawa dampak yang petunjuk teknis (Juknis) penanganan bencana.
besar di masyarakat. Erupsi gunung Merapi April 2006, gempa bumi di
Yogyakarta dan Jawa Tengah Mei 2006, tsunami di Pangandaran Juni 2006, Besar harapan kami Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bencana PMI ini
gempa bumi di Sumatera Barat Maret 2007 dan di Bengkulu September dapat diimplementasikan segenap Pengurus PMI, Staf dan Relawan dalam
2007 telah membawa penderitaan bagi para korban bencana. PMI sebagai pemberian pelayanan darurat saat bencana.
satu-satunya organisasi Kepalangmerahan di Indonesia yang berstatus
badan hukum dan disahkan dengan Keputusan Presiden No. 25 tahun 1950 Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan petunjuk-
telah melakukan upaya penanganan pada masa tanggap darurat secara Nya.
maksimal.
i ii
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
Indonesia juga memiliki penduduk yang jumlah lebih dari 220 juta
orang, dimana 60% di antaranya menempati Pulau Jawa, Bali dan
Sumatra yang termasuk kategori wilayah rawan bencana. Kota-
kota besar di ketiga pulau tersebut juga dipadati oleh migrasi
penduduk yang berasal dari wilayah pedesaan (urbanisasi)
sehingga turut memberi kontribusi terhadap besarnya jumlah
korban bencana.
24 1
1
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
2 23
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
BAB V 3. Konflik Sosial adalah pertentangan fisik antara dua pihak atau
lebih yang mengakibatkan hilangnya hak dan aset kelompok
PENUTUP masyarakat, timbulnya rasa takut, terancamnya keamanan,
ketentraman, keselamatan dan atau terganggunya martabat
dan keseimbangan kehidupan sosial masyarakat.
Dengan berlakunya Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bencana ini,
semua pedoman dan SOP / PROTAP yang berkaitan dengan operasional 4. Bencana Konflik (bencana sosial) adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang diakibatkan konflik sosial oleh
tanggap darurat bencana dinyatakan masih dapat dijadikan sebagai antar kelompok atau komunitas masyarakat yang
referensi / acuan sepanjang tidak bertentangan dengan PROTAP ini. menimbulkan penderitaan, gangguan hubungan sosial, tidak
berfungsinya pranata sosial, kerugian harta benda dan korban
Hal hal yang belum dijelaskan dalam Prosedur Tetap Tanggap jiwa manusia.
Darurat ini akan diatur tersendiri dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) 5. Rawan Bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis,
maupun Petunjuk Teknis (JUKNIS). biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya,
politik, ekonomi, dan teknologi di suatu wilayah untuk jangka
waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah,
meredam, mencapai kesiapan, dan berkurangnya
kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
tertentu.
22 3
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
C. Evaluasi
9. Prosedur tetap yang selanjutnya disebut PROTAP adalah
petunjuk tata cara bertindak sesuai dengan fungsi masing- 1. Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian hasil kegiatan
masing yang telah ditetapkan dalam protap secara operasi tanggap darurat bencana sesuai target /sasaran /
terkoordinir sehingga tindakan yang dilakukan dapat indikator yang telah ditetapkan.
mencapai sasaran yang maksimal secara berdayaguna dan 2. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar perencanaan kegiatan
berhasil guna. tanggap darurat bencana berikutnya.
10. Tanggap Darurat Bencana adalah rangkaian kegiatan yang D. Pelaporan dan Dokumentasi
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi 1. Pelaporan menggunakan format laporan baku yang telah
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, ditentukan.
serta pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan 2. Laporan penanggulangan bencana dilengkapi foto dan atau
pengungsi, pemulihan sarana dan prasarana. film dokumenter yang memuat informasi, perubahan situasi
dan kondisi masyarakat akibat dampak bencana yang telah
11. PMI Pusat adalah struktur organisasi Palang Merah Indonesia ditimbulkan.
tertinggi yang berkedudukan di ibukota negara dimana
keputusan tertinggi ada pada Musyawarah Nasional.
C. Tujuan
4 21
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
BAB IV D. Sasaran
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Semua pihak yang terlibat dalam upaya tanggap darurat bencana
di lingkungan PMI.
Kegiatan pengendalian dan pengawasan mencakup : personil, keuangan, E. Rujukan
metode/cara, logistik dan penerima bantuan. Untuk melaksanakan
tindakan pengendalian dan pengawasan menggunakan perangkat yang 1. Keppres RI No. 246 tahun 1963 tentang Perhimpunan Palang
terdiri dari : koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Kegiatan Merah Indonesia;
pengendalian dan pengawasan dilakukan oleh pengurus PMI di semua 2. AD/ART Palang Merah Indonesia;
tingkatan. 3. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI;
Sebagai penanggung jawab kegiatan pengendalian dan pengawasan 4. Pedoman Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia;
adalah Pengurus PMI yang membidangi Penanggulangan Bencana 5. Kode perilaku dalam tanggap darurat bencana (Code of
Conduct in Disaster Relief), IFRC
A. Koordinasi (melalui komunikasi aktif) 6. Undang-Undang Penanggulangan Bencana No. 24 Tahun 2007
7. Safer Access, ICRC
1. Komunikasi dilakukan melalui : rapat koordinasi, surat- 8. National Disaster Preparedness and Response Mechanisms
menyurat, konferensi pers, penyebaran berita, telepon, Guidelines, IFRC, 2007
faximile, e-mail dll.
2. Komunikasi dilakukan secara berkesinambungan dengan F. Ruang Lingkup
berbagi informasi dan pemutakhiran data / informasi baik
internal maupun eksternal disemua tingkatan. Prosedur Tetap ini memuat :
3. Isi/materi informasi yang perlu dikomunikasikan berdasarkan
pada hasil assessment (Penilaian awal, Penilaian lengkap dan 1. Pendahuluan
Penilaian perkembangan). 2. Organisasi
3. Operasional Tanggap Darurat Bencana
B. Pemantauan 4. Pengendalian dan Pengawasan
5. Penutup
1. Pemantauan dilakukan untuk memastikan kegiatan tanggap
darurat bencana berjalan sesuai dengan rencana yang sudah
dibuat.
2. Hal-hal yang dilakukan dalam pemantauan yaitu :
a. Menganalisa data yang diterima menjadi informasi.
b. Membandingkan hasil perkembangan kegiatan
berdasarkan indikator penilaian.
c. Peninjauan lapangan bertujuan untuk melihat
perkembangan/perubahan situasi dan kondisi wilayah
bencana.
20 5
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
Keterangan : :
A. GARIS KOMANDO :
B. GARIS KORDINASI :
C. GARIS PELAPORAN :
6 19
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
18 7
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
d. Unit fungsional pendukung operasional Tanggap darurat 4. Mobilisasi anggota Satgana lintas PMI Daerah/PMI Cabang oleh
bencana terdiri atas : PMI Pusat/PMI Daerah dilakukan ketika PMI setempat tidak
1). Administrasi mampu merespon bencana. Mobilisasi lintas Cabang
2). Keuangan dikoordinasikan oleh PMI Daerah, mobilisasi lintas Daerah
3). Humas (Hubungan Masyarakat) dikoordinasikan oleh PMI Pusat;
4). Logistik 5. Lama penugasan dan jumlah Anggota Satgana yang
5). Teknologi Informasi. dimobilisasi oleh PMI Pusat/ PMI Daerah sesuai dengan
kebutuhan dan situasi bencana (sesuai hasil assessment).
e. Unit Operasional Pelayanan Tanggap Darurat Bencana 6. PMI Pusat/ PMI Daerah/ PMI Cabang memberikan dukungan
diaktifkan berdasarkan kebutuhan pelayanan dan dan menyiapkan kebutuhan anggota Satgana yang
cakupan besar kecilnya bencana, antara lain dapat dimobilisasi.
berupa : 7. Anggota Satgana yang ditugaskan harus membuat laporan
1). Unit Assessment kegiatan, baik selama penugasan maupun sesudah
2). Unit Pertolongan Pertama dan Penyelamatan penugasan.
Korban. 8. Untuk menunjang pelaksanaan tanggap darurat bencana,
3). Unit Evakuasi dan Penampungan Darurat (Shelter). perlu dibentuk Posko baik di Markas dan/atau di lokasi
4). Unit Medis (Medical Action Team). bencana (lihat struktur Posko Bencana)
5). Unit Ambulan
6). Unit Dapur Umum. D. Pendukung Operasional
7). Unit Relief dan Distribusi
8). Unit Air dan Sanitasi (Watsan). 1. Penyediaan Sumber Daya Manusia
9). Unit Dukungan Psikososial (PSP)
10). Unit Pemulihan Hubungan Keluarga (Restoring a. Manfaatkan secara maksimal anggota Satgana dan SIBAT
Family Links). serta masyarakat yang terlatih
11). Unit lainnya yang relevan dengan mandat dan b. Kriteria dan rekruitmen SDM sesuai dengan standar
cakupan pelayanan. kompetensi yang diatur dalam Pedoman Relawan PMI.
c. Penugasan dilakukan sesuai dengan kompetensi dan
f. Peran, fungsi, dan tugas Posko PMI beserta unit-unit kebutuhan lapangan.
operasionalnya di masing-masing akan diatur dalam
Petunjuk Pelaksanaan tersendiri. 2. Dukungan Logistik Standar Perlengkapan
8 17
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
Setelah mendapatkan permohonan bantuan dari PMI Daerah yang Struktur Pos Komando
wilayahnya terkena bencana, maka PMI Pusat melakukan : Operasional Tanggap Darurat Bencana
a. Mengalokasikan dana darurat bencana untuk mendukung
operasi
Pengarah
b. Komunikasi dan koordinasi secara intensif dengan PMI Daerah
yang terkena bencana.
c. Mengeluarkan Surat Edaran kepada PMI Daerah se-Indonesia
berkenaan dengan kebutuhan bantuan bencana
d. Komunikasi dan koordinasi dengan sumber-sumber penyedia Ketua Posko
bantuan/donasi, baik domestik maupun masyarakat
Internasional
e. Mengorganisir dan mengkoordinasikan bantuan-bantuan
Koordinator
(SDM, Material, Dana) seperti tersebut dalam butir a, b , c dan Lapangan
d untuk membantu PMI Cabang yang terkena bencana.
f. Membuat laporan secara periodik kepada publik melalui
media massa.
g. Bertindak selaku focal point dalam hubungannya dengan
sumber-sumber bantuan internasional. Telkom Administrasi Keuangan Humas Logistik
h. Keterlibatan relawan bukan anggota PMI/relawan dari negara
asing diatur dalam ketentuan tersendiri.
Assessment Dapur Umum
1. Tim Satgana yang dimobilisasi oleh PMI Pusat/PMI Daerah/PMI Evakuasi/ Watsan
Cabang harus sesuai dengan persyaratan dan kompetensi yang Shelter
dibutuhkan.
2. Dalam memobilisasi anggota Satgana oleh PMI Pusat/PMI Medis RFL
Daerah/PMI Cabang harus melakukan koordinasi dengan
Divisi/Bidang/Seksi Relawan Markas. Tim Ambulans PSP
3. Anggota Satgana yang ditugaskan harus dilengkapi dengan:
a. surat tugas Catatan:
b. kartu identitas PMI Pembentukan Unit Pelayanan Operasional disesuaikan dengan
c. perlengkapan operasional kebutuhan dan situasi/kondisi bencana.
d. mendapatkan perlindungan asuransi selama masa Keterangan:
penugasan; 1. Kepala Posko : Kepala Pos Komando
2. Korlap : Kordinator Lapangan
3. Garis Komando :
16 9
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
a. Menetapkan kebijakan umum Penanggulangan Bencana Pelaksanaan tanggap darurat bencana di tingkat Daerah
PMI tingkat Nasional. Menetapkan peran dan tugas PMI dikoordinasikan oleh pengurus PMI Daerah yang membidangi
dalam hal tanggap darurat bencana. penanggulangan bencana, dibantu oleh Kepala Markas Daerah
b. Penyediaan dan mobilisasi sumber daya untuk mendukung atau Kepala Bidang PB.
kegiatan tanggap darurat bencana baik dari sumber
Nasional maupun Internasional. Setelah mendapatkan permohonan bantuan dari PMI Cabang
c. Mengkoordinir sumber daya PMI Daerah untuk mendukung yang wilayahnya terkena bencana, maka PMI Daerah
PMI Cabang yang wilayahnya dilanda bencana. Dalam melakukan :
hubungan ini, berdasarkan persetujuan PMI Daerah dan
Cabang yang berkepentingan, PMI pusat dapat a. Komunikasi dan koordinasi internal dengan PMI Cabang di
memobilisasi satuan tugas yang bersifat ad-hoc yang wilayah kerjanya.
disebut sebagai Tim Satgana PMI Pusat. b. Menyiapkan dan mengirimkan kebutuhan operasional
d. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait. pendukung tanggap darurat bencana ke PMI Cabang di
wilayah yang terkena bencana.
2. PMI DAERAH c. Mengorganisir dan mengkoordinasikan bantuan-bantuan
(SDM, material, dana) dari PMI Cabang di wilayah
Pelaksanaan upaya tanggap darurat bencana di tingkat kerjanya untuk membantu PMI Cabang yang terkena
Daerah/Provinsi berada di bawah pengawasan dan pembinaan bencana.
Sekretaris PMI Daerah atau Anggota Pengurus PMI Daerah yang d. Menugaskan seorang anggota Pengurus/Staf Senior untuk
ditunjuk, yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dibantu memantau, memastikan serta mengkoordinasikan
oleh Kepala Markas Daerah dan Kepala Bidang Penanganan bantuan-bantuan seperti tersebut pada butir c.
Bencana, dengan tugas dan tanggungjawab sbb : e. Membuat dan menyampaikan laporan kepada PMI Pusat.
a. Menjabarkan dan melaksanakan kebijakan PMI Pusat
dalam hal tanggap darurat bencana sesuai dengan 3. Tingkat Pusat
karakteristik daerah masing-masing.
b. Memberikan bantuan, arahan, petunjuk dan pedoman Pelaksanaan tanggap darurat bencana di tingkat Pusat
pelaksanaan tanggap darurat bencana bagi PMI Cabang di dikoordinir oleh Sekretaris Jenderal/Pengurus PMI Pusat yang
wilayah kerjanya, termasuk bantuan lintas cabang. membidangi Penanggulangan Bencana, dibantu oleh Kepala
Divisi Penanganan Bencana.
10 15
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
B. Petunjuk Pelaksana Pembagian Peran dan Tanggungjawab c. Mengkoordinir sumber daya PMI Cabang lain di wilayah
(Cabang, Daerah, dan Pusat) kerjanya untuk mendukung operasi PMI Cabang yang
wilayahnya dilanda bencana. Dalam hubungan ini,
1. Tingkat Cabang berdasarkan persetujuan PMI Cabang yang ber-
kepentingan, PMI Daerah dapat memobilisasi satuan tugas
Pelaksanaan tanggap darurat bencana di tingkat Cabang yang bersifat ad-hoc yang disebut sebagai Tim Satgana
dikoordinasikan oleh Pengurus PMI Cabang bidang PMI Daerah.
penanggulangan bencana, dibantu oleh Kepala Markas/Kepala d. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait di tingkat
Seksi yang membidangi. provinsi.
e. Menyampaikan laporan kepada PMI Pusat dengan
a. Sebelum melakukan tanggap darurat bencana : tembusan ke PMI Cabang yang wilayahnya terkena
1) Mengumpulkan anggota Satgana, melakukan briefing. bencana dan PMI Cabang lain yang membantu.
2) Memastikan dukungan logistik dan transportasi untuk
bantuan, operasional perorangan dan tim. 3. PMI CABANG
3) Pemeriksaan kesehatan. Pelaksanaan upaya tanggap darurat bencana di tingkat
4) Koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait. kabupaten/kota berada di bawah pengawasan dan pembinaan
5) Mobilisasi anggota Satgana. Sekretaris PMI Cabang atau Anggota Pengurus PMI yang
ditunjuk, yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dibantu
b. Tiba di lokasi bencana oleh Kepala Markas Cabang dan Seksi Penanganan Bencana,
Setibanya di lokasi bencana, anggota Satgana segera dengan tugas dan tanggungjawab sbb :
melakukan upaya tanggap darurat secara terpadu,
berupa : a. Menjabarkan dan melaksanakan arah kebijakan PMI
Daerah sesuai dengan karakteristik situasi dan kondisi PMI
1) Menempatkan identitas PMI di lokasi dimana ada Cabang.
kegiatan PMI, sehingga mudah dilihat dan dikenali. b. Mengkoordinir sumber daya PMI Cabang dan mitra terkait
2) Melaksanakan penilaian awal (rapid assessment) dalam hal tanggap darurat bencana. Termasuk dalam hal
3) Melaksanakan upaya pencarian dan pertolongan dan ini adalah membina dan melatih anggota masyarakat di
evakuasi wilayah rawan bencana yang disebut sebagai Tim Sibat
4) Koordinasi dengan pihak terkait untuk rujukan (Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat)
pelayanan kesehatan c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
5) Membantu pendirian tempat penampungan darurat d. Melaksanakan kegiatan operasional tanggap darurat
6) Pengelolaan dapur umum bencana. Dalam hubungan ini, PMI Cabang wajib
7) Penyaluran bantuan pangan/non pangan beridentitas mengerahkan satuan tugasnya yang disebut sebagai
PMI Satgana PMI Cabang untuk bertugas di wilayah Bencana
8) Menghimpun, menginformasikan dan melaporkan e. Menyampaikan laporan kepada PMI Daerah dengan
peristiwa yang berlangsung, serta pemutakhiran data tembusan kepada PMI Pusat dan PMI Cabang lain yang
secara rutin, ditampilkan di papan pengumuman membantu.
Posko Markas atau Posko Lapangan;
14 11
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BENCANA
12 13