You are on page 1of 12

JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA1

PENGARUH PEMANFAATAN Azotobacter chroococcum


DALAM LIMBAH NANAS SEBAGAI INOCCULANT
TERHADAP WAKTU TERJADINYA
KOMPOS SAMPAH ORGANIK

The Influence Usage of Azotobacter chroococcum into Pineapple Waste as


Inocculant Toward Occur Time of Organic Compost

Hastomo
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Depkes Yogyakarta
Jl. Titi Bumi No. 3 Banyuraden , Gamping, Sleman, Yogyakarta 55293
hastm_inc@ymail.com

ABSTRACT

The organic waste is something problem to needed paid off, bumb into
environmental are very high as impact from leachet to solube from
biodegradabled process, smell spit and vector diseases. Many problems can
to paid off with composting, but compost must had good quality and short in
time, that need many other of organic substances into short in time of
composting by using inocculant from pinepple waste and
Azotobacter chroococcum as activator. To known influence of used
Azotobacter chroococcum into pineapple waste as inocculant toward occur
time of compost. This is experimental research with design study of post test
only with control group design.
Keyword : Variable of dosage, inocculant from pineapple waste, Azotobacter
chroococcum, occur time of organic compost.

INTISARI

Sampah organik merupakan suatu masalah yang perlu ditanggulangi,


mengingat dampak terhadap lingkungan, lindian yang terlarut dari proses
pembusukan, timbulnya bau dan juga sebagai perindukkan vektor penyakit.
Semua masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan jalan pengomposan,
kompos yang baik mempunyai kualitas baik dan waktu yang singkat,
sehingga perlu bahan organik lain guna mempercepat waktu pengomposan,
salah satunya menggunakan inocculant dari limbah nanas dan Azotobacter
chroococcum sebagai aktifatornya. Jenis penelitian Experiment, dengan
desain studinya yaitu Post Test Only with Control Group Design. Data yang
diperoleh dari hasil ini dikelompokkan dalam tabel, kemudian dianalisa
secara deskriptif dengan menganalisa angka-angka yang disajikan dalam
bentuk tabel (lihat lampiran) dan analitik dengan menggunakan uji Anava
satu jalan (One Way Anova), taraf signifikan 5%
Kata kunci : Perlakuan Variabel Dosis, Inocculant limbah nanas, Azotobacter
chroococcum, waktu terjadinya kompos.
JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA2

PENDAHULUAN cenderung timbul bau akibat

Meningkatnya aktifitas manusia timbulnya gas Hidrosulfur hasil

dalam memperbaiki taraf hidupnya, proses pembusukkan sampah

sehingga perkembangan dan limbah buah-buahan. Akibat bau

pertumbuhan sosial ekonomi yang timbul tersebut maka akan

cenderung meningkat pula. merangsang timbulnya lalat dan

Perkembangan pasar buah kurangnya estetika (Riyadi, 1984).

misalnya, menghasilkan beberapa Salah satu limbah buah-buahan

keuntungan dan meningkatkan yang ada di pasar adalah limbah

kesejahteraan masyarakat, namun buah nanas, limbah buah nanas

disisi lain juga menimbulkan dampak terdiri dari berbagai unsur organik

negatif yang berpengaruh terhadap yang dapat terdekomposisi sesuai

respon baik secara fisik, kimia karakteristik limbah tersebut dengan

maupun biotis dari ekosistem pH berkisar asam yaitu 4,5-5. Pada

penerima dan masyarakat di kondisi bersifat asam, pembusukkan

sekitarnya, contohnya adanya cenderung dilakukan oleh kelompok

pencemaran lingkungan yang jamur atau kapang, dikarenakan

disebabkan oleh pembuangan pada kondisi tersebut kelompok

limbah padat maupun cair pada bakteri tidak aktif akan tetapi masih

pasar buah. Sampah di pasar buah hidup. pH pada umumnya dapat di

semakin hari semakin bertambah optimalkan dengan cara pemberian

banyak jumlahnya, karena berkaitan kapur tohor atau abu sekam,

erat dengan semakin bertambahnya sehingga dengan kondisi optimal

aktifitas masyarakat berkisar netral yaitu 6-8

(Notoatmodjo,2003). pembusukan dapat dibantu oleh

Bahan pencemar yang dihasilkan kelompok bakteri (Cristianto, 2005).

oleh pasar buah yaitu seperti Kondisi tersebut diatas dapat

sampah organik dari limbah buah- disimpulkan bahwa usaha yang

buahan yang dijual di pasar buah dapat dilakukan adalah dengan cara

tersebut. Limbah buah-buahan pada pengomposan, salah satu tujuan

umumnya bersifat asam dan pengomposan yaitu mengurangi


JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA3

limbah organik yang beredar dengan pathogen mikroorganisme yang


prinsip kerja yaitu dekomposisi oleh dapat menimbulkan penyakit bagi
mikrobiologi atau kimiawi. makhluk hidup, nilai agronomi yaitu
(Sutedjo, 1991). nilai yang dapat meningkatkan daya
Kompos yang baik yaitu kompos pertumbuhan, suhu air tanah yaitu
yang memenuhi syarat kualitas suhu yang ada di dalam air tanah
kompos. Spesifikasi kompos yang yang dapat diserap oleh akar
berasal dari sampah domestik ini tumbuhan dalam suasana aerob dan
memuat ruang lingkup, acuan, istilah tidak lebih dari 30 °C (BSN, 2004).
dan definisi, persyaratan kandungan Kendala pengomposan yaitu
kimia, fisik dan bakteri yang harus kurun waktu terjadinya kompos,
dicapai dari hasil olahan sampah sehingga hal ini perlu adanya
organik domestik menjadi kompos. campuran bahan organik lain yang
Karakteristik dan spesifikasi kualitas dapat mempercepat pengomposan
kompos dari sampah organik tersebut. Penggunaan pemacu atau
domestik, diantaranya yaitu kadar air inocullant tertentu akan
yaitu jumlah kandungan air yang mempercepat waktu pengomposan.
terdapat di dalam sampah dan Pengomposan secara kimiawi
kompos, unsur mikro dan unsur tergantung dari jumlah CO2,
kimia yang terdapat didalam kompos phospat, Sulfat, gugus amino dan
dengan konsentrasi yang sangat berbagai garam yang lain. Dilihat
kecil, bahan asing yaitu bahan yang dari kandungan mikrobiologinya
terdapat di dalam kompos yang kompos tergantung dengan jumlah
memberikan pengaruh negatif pada suplay nitrogen yang terkandung
pengguna dan industri dalam sampah karena sebagian
pengomposan, pencemar organik besar mikrobiologi bakteri menyerap
yaitu bahan pencemar yang berasal nitrogen sebagai sumber energi
dari senyawa golongan pestisida untuk melakukan dekomposisi
dan sejenisnya nilai yang bahan organik (Cristianto, 2005).
menunjukan perbandingan kadar Salah satu jenis bakteri yang
karbon terhadap nitrogen, organism dapat meningkatkan nitrogen yaitu
JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA4

bakteri dari spesies Rizobakteri pengomposan. Akan tetapi dengan


adalah Azotobacter chrocococum. melihat juga kendala yaitu pH limbah
Bakteri ini termasuk dari golongan nanas yaitu berkisar asam dan
heterotropic non simbiotic yang tidak bagaimana memperoleh galur murni
dapat membuat makanan sendiri satu jenis bakteri dalam hal ini
sebagai keperluan energinya, Azotobacter chroococcum, maka
sehingga dalam mendapatkan perlu adanya perlakuan untuk
sebagian besar energi dengan cara mengatasinya. pH limbah nanas
mendegradasi bahan-bahan organik. bersifat asam dapat diturunkan
Azotobacter chroococcum juga dengan cara penambahan kapur
dapat melakukan fiksasi terhadap tohor sampai pH berkisar netral
nitrogen di udara menjadi unsur sehingga bakteri dapat berkembang
nitrat atau nitrit yang dapat diserap biak dan aktif. Kemudian cara
oleh tanah. Dengan kemampuan memperolah galur murni satu jenis
penambatan nitrogen di udara, maka dapat dilakukan dengan cara isolasi
bakteri dapat memanfaatkan hasil tanah yang mengandung bakteri
penambatan nitrogen tersebut guna Azotobacter chroococcum dengan
energinya untuk melakukan prinsip kerja penanaman ke dalam
degradasi terhadap bahan organik media agar YMA (Yeast Manitol
sebagai media tumbuh dan Agar), dengan demikian teknik
berkembang. Meningkatnya nitrogen pengomposan dengan
dalam media akan mempercepat memanfaatkan inocculant dari
dekomposisi bahan organik (Latifah, limbah nanas yang mengandung
1996) Azotobacter chrocoocum dapat
Dengan melihat hal tersebut dilakukan (Syarifudin, 2002).
diatas Azotobacter chroococcum
dapat dimanfaatkan sebagai salah METODE PENELITIAN
satu aktifator dengan menambahkan Penelitian ini menjelaskan
bahan-bahan nutrisi dari limbah tentang pengaruh pemanfaatan
nanas sebagai inocculant kedalam Azotobacter chroococcum dalam
sampah organik terhadap perlakuan limbah nanas sebagai inocculant
JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA5

terhadap lama waktu terjadinya Pertanian , Universitas Gajah Mada.


kompos organik. Penelitian ini Akan tetapi dalam penelitian ini,
termasuk dalam jenis penelitian peneliti langsung menggunakan
“Experiment “, adapun desain bakteri Azotobacter chroococcum
penelitian yang digunakan yaitu yang telah diisolasi oleh pembimbing
“Post Test Only With Control Group laboratorium.
Design”
Isolasi bakteri : Azotobacter
Dalam mengambil sampel
chroococcum (AC04)
penelitian ini dilakukan di Pasar
Sentul, Isolat bakteri Azotobacter Ketentuan isolasi : isolasi dan
chrooococcum di dapatkan dari penghitungan bakteri AC04 pada
laboratorium Mikrobiologi tanah lokasi tanah pertanian. Yaitu tanah,
fakultas pertanian Universitas Gajah kedela (75m d.p.l),. Pengambilan
Mada Yogyakarta, kemudian sampel tanah dengan menggunakan
pelaksanaan penelitian dilakukan di "soil auger", untuk mengetahui
Rumah peneliti di Jl Wates Km 3, jumlah bakteri AC04 digunakan
Sonopakis lor RT 03/No 93, metoda "plate count" dengan media
Ngestiharjo, Kasihan, Bantul selektif Agar-agar manitol bebas
Jogjakarta, kompos jadi hasil nitrogen. Hasil perhitungan
penelitian kemudian di lakukan menunjukkan, bahwa jumlah bakteri
analisa kualitas akhir kompos AC04 ditemukan pada ketinggian 75
mengenai pH akhir, Kelembaban m d.p.l.,suhu 27°C, pH 5,9, kadar air
akhir, bau dan warna kompos, kadar 26,96% dan kadar organik 7,12%.
air, daya ikat air, dan C/N Ratio jumlah bakteri Azotobacter yang
kompos dengan merunut pada SNI diperoleh mencapai 173,333 x 103/
(Standar Nasional Indonesia)19- gram tanah.
7030-2004 tentang syarat kompos
Jumlah koloni bakteri : 173,333 x
Isolasi bakteri Azotobacter
103/ gram tanah
chroococcum Isolasi bakteri
dilakukan di Laboratorium Prosedur kerja pembuatan
Mikrobiologi Tanah Fakultas kompos dengan inocculant
JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA6

Azotobacter chroococcum dalam poses dekomposisi meperoleh


limbah nanas : oksigen merata, hasil akhir kompos
dilakukan treatment awal dengan ciri-ciri suhu stabil
pencacahan bahan organik dengan mendekati suhu lingkungan,
ukuran 2 cm-5 cm, dimasukkan berwarna hitam kecoklatan, pH
potongan sampah organik tersebut akhir netral, volume akhir 1/3 volume
kedalam bioreaktor sebanyak 5 kg awal dan tidak berbau.
tiap perlakuan, ditaburi kapur tohor HASIL DAN PEMBAHASAN
secukupnya, kemudian diatasnya Dilihat dari tabel 5, waktu
dimasukkan inocculant yang telah pentomposan yang paling cepat
dibuat dengan variasi berbeda tiap dicapai oleh perlakuan penambahan
perlakuannya yaitu 100 gr/kg perlakuan penambahan Azotobacter
sampah, 120 gr/kg sampah, 140 crhocooccum dalam limbah nanas
gr/kg sampah, diberi percikan air sebagai inocculant dengan dosis
untuk menjaga kelembaban, sebanyak 140 gr/kg
dilakukan pemantauan pH, Warna,
Kelembaban, dan Suhu, setiap satu
Tabel 1. Waktu (hari) Terbentuknya Kompos pada Kelompok Perlakuan dan
Pembanding

No Pembanding Perlakuan Penambahan Azotobacter crochocum


(kontrol) dalam limbah nanas sebagai Inocculant
A(100gr/kg) B(120gr/kg) C(140gr/kg)
1 45 36 30 24
2 48 38 27 22
3 45 36 30 24
∑ 138 113 87 69,9
Rata-rata 46 37 29 23
Sumber : Data Primer Terolah
50
kontrol
40
30 A(100gr/kg)
20 B (120 gr/kg)
10
C(140 gr/kg)
0
kontrol A B C

minggu sekali diaduk-aduk supaya


JURNAL
Tabel 2. Kelembaban PENELITIAN
Kompos –HASTOMO
pada Kelompok YOGYKARTA7
JKLdan
Perlakuan
Pembanding
No Pembanding Perlakuan Penambahan Azotobacter crochocum
(kontrol) dalam limbah nanas sebagai Inocculant
A(100gr/kg) B(120gr/kg) C(140gr/kg)
1 53 53 55 56
2 53 53 55 56
3 53 53,5 54,5 56
∑ 159 159,5 164,5 168
Rata-rata 53 53,2 54,8 56

57
56 kontrol
55
A(100gr/kg)
54
B (120 gr/kg)
53
52 C(140 gr/kg)

51
kontrol A B C

Tabel 3. Derajat Keasaman (pH) Akhir pada Kelompok Perlakuan dan


6.9 Pembanding
6.8No PembandingPerlakuan Penambahan Azotobacter crochocum
6.7 konsebagai
trol
6.6
(kontrol) dalam limbah nanas Inocculant
6.5 A(100gr/kg) B(120gr/kg)
A(100gr/kg) C(140gr/kg)
6.4 1 Tabel75. Hasil Uji C/N6,5Rasio Kompos 6 6,5
6.3 B (120 gr/kg)
6.2 2 6,5 6,5 6,5 6
6.1 3 No 7 Kode Macam analisa C6,5
6,5 (140Ulangan
gr/kg) 1 6 Ulangan 2 C/N Rasio
6∑ 20,5 sampel 19,5 19 (%) 18,6 (%)
5.9
Rata-rata kontrol 1 6,8 Kontrol Nitrogen
6,5 C 0,7112
6,3 0,7194
6,2 19,7225
A B
Sumber : Data Primer Terolah Carbon 14,2025 14,0106
C organik 27,8460 27,4714
2 Kode A Nitrogen 0,7360 0,7386 19,8892
Carbon 14,4836 14,8457
C organik 28,3992 29,1092
3 Kode B Nitrogen 0,6707 0,6650 18,8254
Carbon 12,7283 12,4178
C organik 24,9574 24,3486
4 Kode C Nitrogen 1,7644 1,7603 9,6020
Tabel 4. Berat (kg) Akhir PengomposanCrabon pada Kelompok16,4518 Perlakuan dan
17,1996
Pembanding C organik 32,2584 33,7247
No Sumber : DataPerlakuan
Pembanding Pengujian C/N RasioAzotobacter
Penambahan Laboratorium Cem-mix Pratama
crochocum
(kontrol) dalam limbah nanas sebagai Inocculant
Tabel 6. Hasil B(120gr/kg)
A(100gr/kg) Uji Kadar Air Kompos C(140gr/kg)
1 1, 7 1,6 1,5 1,7
2 1,6 No 1,5 Kode sampel 1,7 Kadar1,7air %
3 1,6 1,6 1,6 1,6
1 Kontrol 52,8473
∑ 4,9 4,7 4,8 5
6 2 Kode A 58,260
Rata-rata 1,63 1,57 1,6 1,67
5
3 Kode B
kontrol
44,5544
Sumber : Data Primer Terolah
4 Kode C 38,4641
4
A
3
Sumber : Data Pengujian C/N Rasio
2 Laboratorium BCem-mix Pratama

1 C

0
kontrol PREKTRL A PREA B PREB C PREC
JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA8

Tabel 11. Data penghitungan Persamaan Freundelich

No X Y (log X (log c) X2 X.Y Y2


x/m)
1 0,007 -2,1549 -1,8239 3,3266 3,9303 4,6436
2 0,0144 -1,8416 -1,8860 3,5569 3,4733 3,3914
3 0,029 -1,5376 -1,6383 2,6840 2,5190 2,3642
4 0,0425 -1,3716 -1,3467 1,8136 1,8471 1,8813
5 0,0064 -1,1938 -1,0315 1,0639 1,9247 3,4819
∑ 0,1065 -8,7711 -7,7264 13,6943 13,6943 15,7624
Sumber : Data Primer Terolah

Tabel 12. Data Hasil Perhitungan Persaman Laggmuir

No Y(log c/x/m) X(c) X2 X.Y Y2


1 0,1549 0,01 0,000100 0,0015 0,0239
2 0,9027 0,013 0,000160 0,0117 0,8148
3 0,7931 0,023 0,000529 0,0182 0,6290
4 1,0588 0,045 0,002025 0,0476 1,1210
5 1,4530 0,093 0,008600 0,1351 2,1112
∑ 4,3095 0,184 0,01140 0,2141 4,6999
Sumber : Data Primer Terolah

grafikhubunganantaralogcvslogx/m
0
9 6 3 7 5
3 8 8 6 1
2 8
. 3 4 3
,0
-0.5 8
.1 6 3
-1 .1 .1 1
- - - -
-1 -1.0315 log…
-1.3467
-1.5
-1.6383
-1.886
-2
-2.1549

-2.5

grafik hubungan antara log c vs log c/x/m


2

1.5 1.453
1 1.0588
0.9027
0.7931
0.5
0.1549
0
JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA9

Hasil pengukuran temperatur 6,2–6,8 rata rata pH optimal menurut


selama proses pengomposan dapat (Murbandono, 1999) yaitu 6,5-7,5
dilihat pada lampiran 1, Temperatur sehingga pH dalam proses
pada akhir pengomposan telah stabil pengomposan pada penelitian ini
pada 250C. Pada pengukuran suhu kurang optimal dengan kata lain
pengomposan ulangan 1 pada dapat dikatakan rata-rata optimal.
kelompok kontrol, suhu awalnya Kriteria sedikit bau (SB), rata-rata
yaitu 280C dan stabil pada suhu terjadi selama 6-7 hari, kriteria bau
250C. sedangkan pada kelompok busuk rata-rata terjadi dari hari ke 7
perlakuan dengan dosis 100 gr/kg hingga hari ke 22-25, kriteria bau
suhu awalnya adalah 280C dan stabil agak sedap dari hari ke 22 sampai
pada suhu 250C, dosis 120 gr/kg hari ke 30-42, kriteria bau seperti
suhu awalnya yaitu 28 dan stabil tanah terjadi pada saat kompos telah
pada suhu 250C, dan dosis 140 gr/kg jadi yaitu dari hari ke 24-36 untuk
suhu awalnya 28 dan stabil pada kelompok perlakuan dan dari hari ke
suhu 250C. 45-48 untuk kelompok kontrol.
Dari tabel di atas dapat kita
Dilihat dari grafik pengukuran
ketahui bahwa kandungan C/N rasio
kelembaban di atas bahwa rata-rata
pada media uji kontrol diperoleh
kelembaban pada proses
19,7225, media uji A diperoleh hasil
pengomposan berkisar antara
19,8892, pada media uji B diketahui
53-56%, menurut (Murbandono,
hasil 18,8254, dan pada media uji C
1999) rata-rata kelembaban optimal
diperoleh hasil 9,6020. Dari hasil
dalam proses pengomposan yaitu
tersebut diatas dapat disimpulkan
50-60% sehingga rata-rata
bahwa menurut SNI 19-7030-2004,
kelembaban dalam proses
tentang syarat kompos dengan
pengomposan pada penelitian ini
parameter C/N Rasio, standar
dapat dikatakan optimal.
minimum adalah 10% dan standar
Dilihat dari grafik pengukuran pH
maksimumnya adalah 20% sehingga
pengomposan di atas menunjukkan
syarat kompos diatas memenuhi
bahwa pH berkisar pada level
standar Kompos.
JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA10

Perbedaan kandungan C/N media uji C dengan hail 38,4641%


rasio dikarenakan adanya dapat dikatakan memenuhi syarat
heterogeneity komposisi sampah kompos. Perbedaan kandungan
organik, kandungan C dan N itu kadar air itu sendiri ada beberapa
sendiri dipengaruhi oleh struktur faktor yang mempengaruhinya
penyusun bahan organik sampah antara lain kurang sempurnanya
yang akan dibuat menjadi kompos, pengolahan pembuatan kompos,
bahwa komposisi bahan yang satu dan faktor daya adsorbsi bahan
berbeda dengan bahan yang lain, kompos terhadap uap air
untuk mendapatkan validitas disekitarnya
terhadap pengukuran C/N Rasio Kualitas daya adsorbsi kompos
disini perlu adanya pre treatment yaitu 69,8% menurut SNI 19-7030-
menyangkut homogeneity atau 2004 daya ikat air kompos berkisar
kesetaraan komposisi bahan dengan pada level minimum 58%, sehingga
menyamakan jenis sampah organik, dengan hasil tersebut daya ikat air
misalnya sampah sayur yaitu daun atau daya adsorbsi kompos telah
sawi maka kesetaraan memenuhi syarat. Dari penghitungan
menggunakan daun sawi pada tiap statistik dengan hasil uji kolmogorov
perlakuan juga harus dilakukan. smignor diketahui bahwa test
Menurut SNI 19-7030-2004, distribusinya adalah normal, dan
tentang syarat kompos dengan pada uji homogeneity variance
parameter Kadar air syarat kadar air diperoleh p value = 0,518 berarti
yaitu maksimum 50% sehingga bahwa p > 0,05 dinyatakan
dapat disimpulkan pada media uji bahwa H0 diterima maka kesamaan
kontrol dengan hasil 52,8473% asumsi variasi diterima. Sedangkan
belum memenuhi syarat kadar air, untuk mengetahui tingkat
pada media uji A dengan hasil kemaknaan penggunaan variable
58,260% belum memenuhi syarat dosis digunakan uji LSD. hasil uji
kadar air, pada media uji B dengan LSD didapatkan kelompok kontrol
hasil 44,5544% dapat dikatakan dengan dosis 120 gr/kg hasilnya
memenuhi syarat kompos, dan pada bermakna, efektifitas i (variasi dosis)
JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA11

kelompok kontrol dengan j Adanya pengaruh pemanfaatan


(perlakuan) yaitu untuk perlakuan Azotobacter chroococcum dalam
140 gr/kg terhadap kelompok kontrol limbah nanas sebagai inocculant
efektifitasnya 22,6667, untuk terhadap waktu terjadinya kompos
perlakuan dosis 120 gr/kg terhadap
kontrol dengan efektifitas 17,0000, UCAPAN TERIMA KASIH
dan untuk perlakuan 100 gr/kg
Ucapan terima kasih peneliti
terhadap kontrol dengan efektifitas
kepada para staf dosen Jurusan
9,3333, maka dilihat dari besar
KesehatanLingkungan POLTEKKES
efektifitas waktu berbanding dengan
Depkes, Pembimbing laboratorium
kelompok kontrol terbesar adalah
mikrobiologi Tanah Fakultas
pada kelompok perlakuan dosis 140
Pertanian UGM, Pembimbing
gr/kg.
laboratorium Operasi Teknik Kimia,
SMTI Departemen Perindustrian,
KESIMPULAN
dan segenap rekan yang tidak dapat
Penambahan dosis innoculant
kami sebut satu persatu.
limbah nanas dengan aktifator
Azotobacter chroococcum DAFTAR PUSTAKA
didalamnya dengan dosis 140 gr/kg
Christianto, 2005, Pengomposan
lama waktu terjadinya yaitu 23 hari, Sampah Rumah Tangga, Karya
Anda Surabaya
dosis 120 gr/kg lama waktu
Fatmawati, Ida, 2007,
terjadinya kompos yaitu 29 hari, dan Penghambatan Korosi Besi
Dalam Larutan HClO4 Dengan
penambahan dosis 100 gr/kg lama
Menggunakan Eks'trak Kasar
waktu terjadinya kompos yaitu 37 Siderophore Yang Diisolasi Dari
Azotobacter Vitselandii ,
hari, sedangkan kelompok kontrol
www.Google.co.id,
yaitu tanpa perlakuan dosis lama library@lib.unair.ac.id;
library@unair.ac.id diunduh
waktu terjadinya kompos 46 hari.
tanggal 3 Maret 2008
Sehingga diketahui dosis yang Hadiwiyoto, Soewedo, 1963,
Penanganan dari Pemanfaatan
paling efektif lama waktunya yaitu
Sampah, Jakarta : Yayasan
dosis 140 gr/kg. Idayu.
Hieronymus, Busi S, 1996, Pupuk
Kompos, Yogyakarta : Kanisius
JURNAL PENELITIAN –HASTOMO JKL YOGYKARTA12

Hindersah, Reginawanti, 2004 Riyadi, AL Slamet, 1984,


Artikel Ulas Balik Potensi Kesehatan Lingkungan, Karya
Rizobakteri Azotobacter dalam Anda, Surabaya
Meningkatkan Kesehatan Shantaranam, 2002, Memproses
Tanah, Jurnal Natur Indonesia Kompos, Jakarta : Penebar
5(2): 127-133 (2004) ISSN Swadaya
1410-9379// www.Google.co.id, BSN, Badan Standardisasi Nasional,
file PDF diunduh tanggal 3 2004, Spesifikasi kompos dari
Maret 2008 sampah organik domestik
Ibayati , Yayat, dkk, 1994, Belajar Menurut SNI 19-7030-2004,
Aktif Biologi, PT Multi Adiwiyata, Badan Standardisasi Nasional
Bandung Soekidjo Notoatmodjo, Mei 2003,
Irianto, Koes, 2006, Mikrobiologi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
”Menguak Dunia Rineka Cipta, Jakarta
Mikroorganisme”, Yrama Widya, Suharto, Ign, 2003, Perekayasaan
Bandung Metodologi Penelitian, Andi
Krantz, 2007, Membuat Kompos Ofset Yogyakarta
Secara Kilat, Jakarta : Penebar Sutedjo, Mul Mulyani, Dkk, 1991,
Swadaya Mikrobiologi Tanah, Rineka
Latifah, Eka, 1996, Pengembangan Cipta, Jakarta
Agen Mikroba Penambat Syarifudin, Arif, 2002, Teknik
Nitrogen, diunduh tanggal 3 Identifikasi Mikroorganisme
Maret 2008, www.google.com Penyedia Unsur Hara Tanaman
Murbandono, L, 2000, Membuat Pada Ultisols Pulau Buru,
Kompos. Jakarta : Penebar diunduh tanggal 3 Maret 2008,
Swadaya www.google.co.id
Poltekkes Depkes, 2008, Panduan Tchobanoglous, 1993, Membuat
Karya Tulis Ilmiah, Cetakan ke Kompos. Jakarta : Penebar
III, Yogyakarta Swadaya
Prihatman , Kemal, 2000, Jurnal Wikipedia, 2002, Buletin Teknik
”Nanas (Ananas comosus), Pertanian Vol. 7 No. 1,
diunduh Tanggal 3 Maret 2008, http://www.pustakadeptan.go.id/
www.google,co.id. nenas.pdf. publ/bultek/tp7121.htm, diunduh
Pujawati, 2006, Sidang Terbuka tanggal 3 Maret 2008
Doktor dalam bidang Teknik YUDP, Pemanfaatan Sampah
Lingkungan, , Usaha Melestarikan Lingkungan
http://www.itb.ac.id/news/trackb Hidup, , www.google.co.id
ack/1233 diunduh tanggal 9 diunduh tanggal 3 maret 2008
Maret 2008
Reksosoebroto, 1978, Sampah
Kota : Pendekatan Pengelolaan
Sampah Pasar Berdasarkan
Sumber Sampah, Teknik
Lingkungan ITATS

You might also like