You are on page 1of 10

Yang termasuk

keluarga unsur Halogen, adalah lima unsur yang berada


pada deret ke tujuh tabel periodik unsur kimia.
Masing-masing Fluor, Chlor, Brom, Iod dan Astatin.
Nama Halogen yang artinya pembentuk garam, memiliki
tujuh elektron pada lapisan terluarnya, artinya
terdapat kekurangan satu elektron untuk membentuk
lapisan valensi yang utuh, yang menjadikan atomnya
stabil. Karena itu, unsur Halogen selalu mencari
pasangan elektron untuk mencapai stabilitas.

Dengan sifat yang reaktif ini, Halogen biasanya


membentuk dua macam ikatan, yakni ikatan ionik dengan
unsur logam, atau ikatan kovalen dengan unsur
non-logam. Contoh yang paling akrab dengan kita,
adalah ikatan ionik dari unsur Halogen Natrium dan
Chlor, alias garam dapur. Sementara ikatan kovalen,
biasanya terjadi dengan unsur Karbon dan membentuk apa
yang disebut Halogen-organik. Dari situ terlihat,
tidak semua ikatan unsur Halogen bersifat merugikan,
bahkan diantaranya amat berguna bagi kehidupan
manusia, seperti contohnya garam dapur, atau obat
antibiotika Vancomycin.

Halogen organik

Sekarang ini, selain mewaspadai dampak dari senyawa


Halogen yang merusak lingkungan, seperti CFC, DDT atau
Dioxin, para peneliti juga terus mencari unsur aktif
dari ikatan tsb. Diketahui, di lautan terdapat banyak
flora dan fauna yang memproduksi ikatan
halogen-organik, dalam proses metabolismenya, misalnya
saja berbagai jenis terumbu karang, spons atau
ganggang laut. Flora atau fauna laut ini, memproduksi
senyawa halogen-organik, untuk mengusir musuhnya.
Karena sifat alaminya, terumbu karang atau spons,
tumbuh di satu tempat dan tidak bisa bergerak secara
mobil. Jika tidak dilengkapi unsur kimia untuk
melindungi diri, mungkin jenisnya sudah lama musnah
dimakan pemangsa.

Spons laut misalnya, memproduksi senyawa Dioxin yang


juga mengandung unsur Brom. Kita tentu ingat bencana
Dioxin dari fabrik kimia di Seveso Italia atau di
Bhopal India, yang menewaskan ribuan orang serta
membuat cacat tetap puluhanribu orang lainnya. Dioxin
yang diproduksi alam juga bersifat sama seperti yang
dibuat industri, yakni memusnahkan hama atau makhluk
pengganggu. Dioxin yang diproduksi Spons, berfungsi
mencegah perkembang biakan bakteri dan serangan kerang
laut. Berbeda dengan Dioxin yang dibuat secara
sintetis, senyawa halogen-organik dari alam itu tidak
mencemari lingkungan, tetapi hanya menghambat serangan
musuh alaminya.

Selain di lautan, sejumlah tumbuhan di daratan juga


memproduksi senyawa halogen-organik, walaupun tidak
sebanyak flora dan fauna laut. Misalnya saja sejenis
bunga teratai yang bisa dimakan di Jepang, mengandung
hingga tujuh macam fungisida dari ikatan Chlor.
Demikian juga jamur Penisilin yang merupakan obat
anti-biotika pertama yang ditemukan, mengandung unsur
Dichlor Phenol sebagai hormon pertumbuhan. Unsur
ikatan chlor yang serupa, juga dapat dijadikan
herbisida, termasuk juga senjata kimia perontok daun
Agent Orange, yang digunakan secara besar-besaran oleh
tentara AS dalam perang Vietnam. Yang disebut terakhir
ini, ternyata sangat efektif membasmi manusia hingga
puluhan tahun sesudahnya.

Terapan

Penelitian selama ini, sudah berhasil menemukan


sekitar 2320 ikatan halogen organik Chlor, 2050 ikatan
halogen-organik Brom, 115 ikatan halogen organik Iod
dan 34 ikatan halogen organik Fluor. Jadi terlihat
betapa besarnya peluang untuk mendapatkan unsur aktif
dari ikatan Halogen ini, untuk kepentingan manusia.
Baik di bidang pengobatan maupun di sektor pertanian
dan industri. Misalnya saja, unsur aktif Dioxin alami
dari Spons laut, bisa digunakan untuk mencegah
serangan kerang terhadap kapal laut maupun sarana
pelabuhan. Herbisida dan fungsida ikatan Halogen dari
tumbuhan, dapat digunakan untuk memberantas gulma dan
jamur, dengan efek samping minimal, atau bahkan tanpa
efek samping merugikan samasekali.

Atau misalnya ikatan asam Fluor yang terdapat pada


sejumlah tumbuhan di Afrika dan Australia. Jika
dimakan oleh binatang ternak, tumbuhan ini menyebabkan
ternak sakit atau mati. Karena itu, secara tradisional
juga digunakan sebagai racun pembunuh tikus dan
pestisida alami. Namun dalam penelitian terbaru,
senyawa halogen beracun dari tanaman itu, dapat
memutuskan siklus penyakit kanker. Unsur aktifnya,
meempengaruhi proses metabolisme inti sel, yang
menyebabkan matinya sel kanker. Atau juga sejenis
katak pohon di Ecuador, yang memproduksi racun yang
disebut Epibaditin, berupa senyawa halogen yang
mengandung Chlor. Selain digunakan secara tradisional
sebagai racun pada mata panah orang Indian, Epibaditin
ternyata memiliki khasiat sebagi obat penawar rasa
sakit, yang 500 kali lebih kuat dari Morphin.

Sayangnya, sejauh ini harta karun unsur aktiv alami


ini, masih jarang dimanfaatkan. Memang penelitian
terus dilakukan. Setiap tahunnya, para peneliti
melaporkan penemuan antara 100 sampai 200 senyawa
halogen organik baru, kebanyakan terdapat di lautan.
Namun, dari sekitar 500 ribu spesies yang diduga hidup
di lautan, baru beberapa ratus spesies saja yang
diteliti, untuk mencari unsur aktif dari senyawa
halogen organik yang dimilikinya. Selain itu, jumlah
unsur aktif yang diproduksinya relatif amat kecil,
sehingga sulit digunakan langsung untuk keperluan
kedokteran atau industri. Walaupun begitu, para
peneiliti optimis, dalam waktu dekat dapat menemukan
unsur aktif dari senyawa Halogen, yang ampuh membasmi
hama atau untuk pengobatan, yang sekaligus juga aman
bagi manusia.

Sifat Halogen
Diatomic halogen molecules

d(X−X) /
d(X−X) / pm pm
halogen molecule structure model
(gas phase) (solid
phase)
fluorine F2 143 149
chlorine Cl2 199 198

bromine Br2 228 227

iodine I2 266 272

Sifat fisis dan kimia halogen

Klor Brom
Fluor (F2) Iodium (I2)
X2 (Cl2) (Br2)
1. Molekulnya Diatom
2. Wujud zat (suhu kamar) Gas Gas Cair Padat
Kuning Kuning Coklat
3. Warna gas/uap Ungu
muda hijau merah
4. Pelarutnya (organik) CCl4, CS2
5. Warna larutan (terhadap Tak Tak
Coklat Ungu
pelarut 4) berwarna berwarna
6. Kelarutan oksidator

7. Kereaktifan terhadap gas H2


(makin besar sesuai dengan arah panah)
X = Br
dan I X=I
X = Cl, Br, I Tidak dapat
8. Reaksi pengusiran pada Cl2 + Br2 + KX
F2 + 2KX ® mengusir F,
senyawa halogenida 2KX ® ® 2KBr +
2KF X2 Cl, Br
2KCl + X2
X2
2 M + nX2 ® 2MXn (n = valensi logam
9. Reaksi dengan logam (M)
tertinggi)
10. Dengan basa kuat MOH X2 + 2MOH ® MX + MXO + H2O (auto
(dingin) redoks)
3X2 + 6MOH ® 5MX + MXO3 + 3H2O
11. Dengan basa kuat (panas)
(auto redoks)
12. Pembentukan asam oksi Membentuk asam oksi kecuali F

Hubungan antara jari – jari atom, afinitas elektron, dan kereaktifan halogen

Fluor Klor Brom Iodium


UNSUR 9F 17Cl 35Br 53I Catatan :
1. Konfigurasi
[X] ns2 , np5 unsur-
elektron
2. Massa Atom [X] = unsur
gas
3. Jari-jari Atom mulia
(He,
4. Energi Ionisasi Ne, Ar,
dan Afinitas Kr)
Elektron n =nomor
5. perioda
Keelektronegatifan (2, 3,
6. Potensial Reduksi 4, 5)
(Eored > 0) ® =makin
7. Suhu Lebur (0o) -216.6 -101.0 -72 114.0 besar
sesuai
8. Suhu Didih (0o) -188.2 -34 58 183
dengan
-1 arah
9. Bilangan Oksidasi + 1, +3 +1 +1 panah
Senyawa Halogen +5, +7 +5, +7 +5, +7

Kegunaan Halogenalkana
Kata Kunci: alkil halida, haloalkana, halogenalkana, klorofluorokarbon
Ditulis oleh Jim Clark pada 21-10-2007

Halaman ini menjelaskan beberapa kegunaan halogenalkana (haloalkana atau alkil halida)

CFC dan zat-zat pengganti sejenis

Pengertian CFC

CFC adalah klorofluorokarbon, yaitu senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan
klorin dan fluorin terikat padanya. Dua CFC yang umum adalah:

CFC-11 CCl3F

CFC-12 CCl2F2
Kegunaan CFC

CFC merupakan zat-zat yang tidak mudah terbakar dan tidak terlalu toksik. Dengan demikian zat
ini memiliki banyak kegunaan.

CFC digunakan sebagai pendingin, bahan bakar untuk aerosol, untuk menghasilkan plastik busa
seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai, dan sebagai pelarut untuk
pembersihkeringan dan untuk tujuan-tujuan pengeringan minyak.

Sayangnya, CFC dapat merusak lapisan ozon. Pada lapisan atmosfir yang tinggi, ikatan C-Cl
akan terputus menghasilkan radikal-radikal bebas klorin. Radikal-radikal inilah yang merusak
ozon. CFC sekarang ini telah digantikan oleh senyawa-senyawa yang lebih ramah lingkungan.

CFC juga bisa menyebabkan pemanasan global. Satu molekul CFC-11 misalnya, memiliki
potensi pemanasan global sekitar 5000 kali lebih besar ketimbang sebuah molekul karbon
dioksida.

Di sisi lain, terdapat jauh lebih banyak karbon dioksida di udara ketimbang CFC, sehingga
pemanasan global bukanlah sebuah masalah utama yang terkait dengan penggunaan CFC.

Zat pengganti CFC

Zat-zat yang digunakan untuk menggantikan CFC ini masih sebagian besar halogenalkana,
walaupun alkana-alkana sederhana seperti butana bisa digunakan untuk beberapa tujuan
(misalnya, sebagai bahan bakar aerosol).

Hidroklorofluorokarbon, HCFC

Senyawa-senyawa ini adalah senyawa-senyawa karbon yang mengandung hidrogen serta atom-
atom halogen. Sebagai contoh:

HCFC-22 CHClF2

Formula ini bisa ditentukan berdasarkan angka yang terdapat pada namanya persis seperti
penentua formula untuk CFC.

Senyawa-senyawa ini memiliki masa aktif yang lebih singkat di atmosfir dibanding CFC, dan
banyak diantaranya yang menjadi rusak pada lapisan atmosfir bawah sehingga tidak bereaksi
dengan lapisan ozon. HFC-22 hanya memiliki sekitar seperdua puluh dari pengaruh CFC biasa
terhadap lapisan ozon.

Hidrofluorokarbon, HFC
Senyawa-senyawa ini adalah senyawa-senyawa yang hanya mengandung hidrogen dan fluorin
yang terikat pada atom karbon. Sebagai contoh:

HFC-134a CH2F-CF3

Karena HCFC tidak mengandung klorida, maka senyawa-senyawa ini tidak memiliki pengaruh
terhadap lapisan ozon. HFC-134a saat ini banyak digunakan pada pendingin, untuk Because
these HCFCs don’t contain any chlorine, they have zero effect on the ozone layer. HFC-134a is
now widely used in refrigerants, for mengembangkan plastik yang memuai dan sebagai bahan
bakar dalam aerosol.

Hidrokarbon

Senyawa-senyawa ini juga tidak memiliki pengaruh terhadap lapisan ozon, tetapi memiliki
sebuah kekurangan. Senyawa-senyawa ini sangat mudah terbakar dan terlibat dalam masalah-
masalah lingkungan seperti pembentukan kabut fotokimia.

Kegunaan lain dari senyawa-senyawa halogen organik

Dalam pembuatan plastik

Pada dasarnya, senyawa-senyawa yang kita bicarakan disini adalah senyawa-senyawa


halogenalkena, bukan halogenalkana.

Kloroetena, CH2=CHCl, digunakan untuk membuat poli(kloroetea) – biasa disebut PVC.

Tetrafluoroetena, CF2=CF2, digunakan untuk membuat poli (tetrafluoroetena) – PTFE.

Kegunaan halogenalkana dalam laboratorium

Jika anda mencermati pembahasan-pembahasan tentang halogenalkana, maka anda akan


menemukan bahwa senyawa-senyawa halogenalkana ini bereaksi dengan banyak senyawa lain
menghasilkan bermacam-macam produk orgaik.

Dengan demikian, halogenalkana bermanfaat dalam laboratorium sebagai intermediet dalam


pembuatan bahan-bahan kimia organik yang lain.

You might also like