Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
HETTY HASSANAH
The development of the technology information has encougaded the existance of many activities performed
by society through the sophisticated information technology, in this chase is internet. One of activities in the
cyberg discussed in this term is electronic commerce. In the electronic commerce it self, it may create the
existance of many breaking law actions. Therefore, it is essential to think the solutionof these problems in
the form of law in actions, given to some tort in the electronic commerce in internet. As the consequency,
such cases can be solved in law order and there will not be any vacuum of law that finally may cause a
greater lost.
terhadapanya pun sangat sulit dilakukan tidak orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
seperti tuntutan yang dapat dilakukan dalam orang lain atau lebih. Ketentuan yang mengatur
hubungan hukum konvensional/biasa. Kenyataan tentang perjanjian terdapat dalam Buku III KUH
seperti ini merupakan hal-hal yang harus mendapat Perdata, yang memiliki sifat terbuka artinya
perhatian dan pemikiran untuk dicarikan ketentuan-ketentuannya dapat dikesampingkan,
solusinya, karena transaksi jual beli yang dilakukan sehingga hanya berfungsi mengatur saja. Sifat
melalui internet tidak mungkin terhenti, bahkan terbuka dari KUH Perdata ini tercermin dalam
setiap hari selalu ditemukan teknologi terbaru Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang
dalam dunia internet, sementara perlindungan dan mengandung asas Kebebasan Berkontrak,
kepastian hukum bagi para pengguna internet maksudnya setiap orang bebas untuk menentukan
tersebut tidak mencukupi, dengan demikian harus bentuk, macam dan isi perjanjian asalkan tidak
diupayakan untuk tetap mencapai keseimbangan bertentangan dengan peraturan perundang-
hukum dalam kondisi termaksud. Pada penelitian undangan yang berlaku, kesusilaan dan ketertiban
ini diharapkan dapat menjawab berbagai macam umum, serta selalu memperhatikan syarat sahnya
pertanyaan berkenaan dengan masalah perbuatan perjanjian sebagaimana termuat dalam Pasal 1320
melawan hukum pada transaksi jual beli melalui KUH Perdata yang mengatakan bahwa, syarat
internet ini, antara lain perbuatan melawan hukum sahnya sebuah perjanjian adalah sebagai berikut :
yang mungkin timbul dalam transaksi jual beli 1. Kesepakatan para pihak dalam perjanjian
secara elektronik/melalui internet, kendala-kendala 2. Kecakapan para pihak dalam perjanjian
dalam mengatasi perbuatan melawan hukum pada 3. Suatu hal tertentu
suatu transaksi jual beli secara elektronik/melalui 4. Suatu sebab yang halal
internet, serta tindakan hukum yang dapat Kesepakatan berarti adanya persesuaian
dilakukan terhadap pelaku perbuatan melawan kehendak dari para pihak yang membuat perjanjian,
hukum pada suatu transaksi jual beli secara sehingga dalam melakukan suatu perjanjian tidak
elektronik/melalui internet. boleh ada pakasaan, kekhilapan dan penipuan
(dwang, dwaling, bedrog)
B. Aspek-Aspek Hukum Transaksi Jual beli Kecakapan hukum sebagai salah satu syarat
sahnya perjanjian maksudnya bahwa para pihak
Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang yang melakukan perjanjian harus telah dewasa
Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi : yaitu telah berusia 18 tahun atau telah menikah,
sehat mentalnya serta diperkenankan oleh undang-
“Kemudian daripada itu untuk membentuk undang. Apabila orang yang belum dewasa hendak
suatu pemerintah negara Indonesia yang melakukan sebuah perjanjian, maka dapat diwakili
melindungi segenap bangsa Indonesia …” oleh orang tua atau walinya sedangkan orang yang
cacat mental dapat diwakili oleh pengampu atau
merupakan landasan hukum dalam upaya curatornya.1
melindungi segenap bangsa Indonesia, tidak Suatu hal tertentu berhubungan dengan objek
terkecuali bagi orang-orang yang melakukan perjanjian, maksudnya bahwa objek perjanjian itu
perbuatan hukum tertentu seperti transaksi jual beli harus jelas, dapat ditentukan dan diperhitungkan
secara elektronik. Indonesia merupakan negara jenis dan jumlahnya, diperkenankan oleh undang-
hukum sehingga setiap warga negara bersamaan undang serta mungkin untuk dilakukan para pihak.
kedudukannya dalam hukum, sebagaimana Suatu sebab yang halal, berarti perjanjian
ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang termaksud harus dilakukan berdasarkan itikad baik.
Dasar 1945. Berdasarkan Pasal 1335 KUH Perdata, suatu
Menurut Pasal II Aturan Peralihan Undang- perjanjian tanpa sebab tidak mempunyai kekuatan.
Undang dasar 1945, disebutkan bahwa segala badan Sebab dalam hal ini adalah tujuan dibuatnya sebuah
negara dan peraturan yang ada masih tetap berlaku perjanjian.2
sebelum diadakan yang beru menurut undang- Kesepakatan para pihak dan kecakapan para
undang dasar ini. Ketentuan tersebut mengandung pihak merupakan syarat sahnya perjanjian yang
arti bahwa peraturan perundang-undangan yang ada bersifat subjektif. Apabila tidak tepenuhi, maka
di Indonesia masih tetap berlaku seperti Kitab perjanjian dapat dibatalkan artinya selama dan
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) sepanjang para pihak tidak membatalkan perjanjian,
dan peraturan perundang-undangan lainnya apabila maka perjanjian masih tetap berlaku. Sedangkan
ketentuan termaksud memang belum diubah atau suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal
dibuat yang baru. merupakan syarat sahnya perjanjian yang bersifat
Berbicara menganai transaksi jual beli secara objektif. Apabila tidak terpenuhi, maka perjanjian
elektronik, tidak terlepas dari konsep perjanjian 1
secara mendasar sebagaimana termuat dalam Pasal Riduan Syahrani, Seluk-Beluk Dan Asas-
1313 KUH Perdata yang menegaskan bahwa Asas Hukum Perdata, Bandung:Alumni, 1992,
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu hlm.217.
2
Ibid, hlm.218
3
batal demi hukum artinya sejak semula dianggap yang membuat dan melaksanakan
tidak pernah ada perjanjian. perjanjian
Pada kenyataannya, banyak perjanjian yang 7. Azas Kepastian Hukum yaitu
tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian secara perjanjian yang dibuat oleh para pihak
keseluruhan, misalnya unsur kesepakatan sebagai berlaku sebagai undang-undang bagi para
persesuaian kehendak dari para pihak yang pembuatnya
membuat perjanjian pada saat ini telah mengalami 8. Azas Kepatutan maksudnya bahwa isi
pergeseran dalam pelaksanaannya. perjanjian tidak hanya harus sesuai dengan
Pada saat ini muncul perjanjian-perjanjian peraturan perundang-undangan yang
yang dibuat dimana isinya hanya merupakan berlaku tetapi juga harus sesuai dengan
kehendak dari salah satu pihak saja. Perjanjian kepatutan, sebagaimana ketentuan Pasal
seperti itu dikenal dengan sebutan Perjanjian Baku 1339 KUH Perdata yang menyatakan
(standard of contract). Pada dasarnya suatu bahwa suatu perjanjian tidak hanya
perjanjian harus memuat beberapa unsur perjanjian mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas
yaitu : dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk
transaksi jual beli yaitu :3 segala sesuatu yang menurut sifat
1. unsur esentialia, sebagai unsur pokok perjanjian diharuskan oleh kepatutan,
yang wajib ada dalam perjanjian, seperti kebiasaan atau undang-undang.
identitas para pihak yang harus 9. Azas Kebiasaan, maksudnya bahwa
dicantumkan dalam suatu perjanjian, perjanjian harus mengikuti kebiasaan yang
termasuk perjanjian yang dilakukan jual lazim dilakukan, sesuai dengan isi pasal
beli secara elektronik 1347 KUH Perdata yang berbunyi hal-hal
2. unsur naturalia, merupakan unsur yang menurut kebiasaan selamanya
yang dianggap ada dalam perjanjian diperjanjikan dianggap secara diam-diam
walaupun tidak dituangkan secara tegas dimasukkan ke dalam perjanjian,
dalam perjanjian, seperti itikad baik dari meskipun tidak dengan tegas dinyatakan.
masing-masing pihak dalam perjanjian. Hal ini merupakan perwujudan dari unsur
naturalia dalam perjanjian.
3. unsur accedentialia, yaitu unsur Semua ketentuan perjanjian tersebut diatas
tambahan yang diberikan oleh para pihak dapat diterapkan pula pada perjanjian yang
dalam perjanjian, seperti klausula dilakukan melalui media internet, seperti perjanjian
tambahan yang berbunyi “barang yang jual beli secara elektronik, sebagai akibat adanya
sudah dibeli tidak dapat dikembalikan” perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam suatu perjanjian harus diperhatikan pula Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, jual beli adalah
beberapa macam azas yang dapat diterapkan antara suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
lain : mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
1. Azas Konsensualisme, yaitu azas kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar
kesepakatan, dimana suatu perjanjian harga yang telah dijanjikan. Jual beli tidak hanya
dianggap ada seketika setelah ada kata dapat dilakukan secara berhadapan langsung antara
sepakat penjual dengan pembeli, tetapi juga dapat dilakukan
2. Azas Kepercayaan, yang harus secara terpisah antara penjual dan pembeli,
ditanamkan diantara para pihak yang sehingga mereka tidak berhadapan langsung,
membuat perjanjian melainkan transaksi dilakukan melalui media
3. Azas kekuatan mengikat, maksudnya internet/secara elektronik.
bahwa para pihak yang membuat Dalam kontrak jual beli para pelaku yang
perjanjian terikat pada seluruh isi terkait didalamnya yaitu penjual atau pelaku usaha
perjanjian dan kepatutan yang berlaku dan pembeli yang berkedudukan sebagai konsumen
4. Azas Persamaan Hukum, yaitu bahwa memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda.
setiap orang dalam hal ini para pihak Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Undang-Undang
mempunyai kedudukan yang sama dalam Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
hukum Konsumen, diatur mengenai kewajiban-kewajiban
5. Azas Keseimbangan, maksudnya pelaku usaha, dalam hal ini penjual yang
bahwa dalam melaksanakan perjanjian menawarkan dan menjual suatu produk, yaitu :
harus ada keseimbangan hak dan 1. beritikad baik dalam melakukan
kewajiban dari masing-masing pihak kegiatan usahanya;
sesuai dengan apa yang diperjanjikan 2. memberikan informasi yang benar,
6. Azas Moral adalah sikap moral yang jelas dan jujur mengenai kondisi dan
baik harus menjadi motivasi para pihak jaminan barang dan atau jasa serta
3
memberikan penjelasan penggunaan,
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cet.VII, perbaikan dan pemeliharaan;
Bandung:Alumni, 1985, hlm. 20
4
9. Secara langsung atau tidak langsung Sesuai dengan ketentuan Pasal 6, pelaku usaha
merendahkan barang lain; dalam hal ini termasuk penjual memiliki hak-hak
10. menggunakan kata-kata yang berlebihan sebagai berikut :
seperti aman, tidak menimbulkan efek 1. Hak untuk menerima pembayaran yang
samping, tidak berbahaya, tidak sesuai dengan kesepakatan dengan
mengandung risiko atau bahkan tanpa kesepakatan mengenai kondisi dan nilai
keterangan yang lengkap. tukar barang dan atau jasa yang
11. menawarkan sesuatu yang mengandung diperdagangkan;
janji yang belum pasti. 2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum
Dengan demikian seorang penjual tida dari tindakan konsumen yang beritikad
diperbolehkan menawarkan dan atau menjual tidak baik;
barang dan atau jasa melalui penawaran yang 3. Hak untuk melakukan pembelaan diri
mengadung pernyataan yang tidak benar atau sepatutnya dalam penyelesaian sengketa;
menyesatkan mengenai harga atau tarif barang dan 4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila
atau jasa; kegunaan barang dan atau jasa; kondisi, terbukti secara hukum bahwa kerugian
tanggungan, jaminan hak atau ganti rugi atas suatu konsumen tidak diakibatkan oleh barang
barang dan atau jasa; tawaran potongan harga atau dan atau jasa yang diperdagangkan;
hadiah menarik serta bahaya penggunaan barang 5. Hak-hak diatur dalam ketentuan peraturan
dan atau jasa, sebagaimana diatur dalam Pasal 10 perundang-undangan.
Undang-Undang perlindungan Konsumen. Pelaku Selain hak dan kewajiban penjual, ada juga hak
usaha atau penjual dilarang pula untuk menawarkan dan kewajiban pembeli sebagai pihak dalam
dan memperdagangkan barang dan atau jasanya perjanjian jual beli. Kewajiban pembeli juga
dengan cara pemaksaan yang dapat menimbulkan termuat dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun
gangguan fisik dan atau psikis terhadap konsumen 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Pembeli
atau pembelinya. Apabila transaksi jual beli sebagai konsumen mempunyai kewajiban dalam
dilakukan dengan sistem pesanan, maka pelaku proses jual beli sebagai berikut :
usaha atau penjual harus menepati kesepakatan 1. Membaca informasi dan mengikuti
yang telah dibuat dengan konsumen atau pembeli prosedur atau petunjuk tentang
sehingga tidak melampaui batas waktu yang telah penggunaan barang dan atau jasa yang
diperjanjikan. Bagi para pelaku usaha atau penjual dibelinya.
yang menawarkan produknya melalui suatu iklan, 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi
tidak diperkenankan mengelabui konsumen jual beli barang dan atau jasa tersebut.
mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan 3. Membayar harga pembelian pada waktu
harga barang dan atau jasa, jaminan/garansi atas dan di tempat sebagaimana ditetapkan
barang dan atau jasa; juga dilarang untuk memberi menurut perjanjian sesuai nilai tukar yang
informasi yang salah mengenai barang dan atau jasa telah disepakati. Harga termaksud berupa
yang ditawarkan termasuk risiko pemakaiannya sejumlah uang meskipun hal ini tidak
serta melanggar etika periklanan lainnya. ditegaskan dalam undang-undang, tetapi
Pelaku usaha atau penjual yang mengadakan dianggap telah terkandung dalam
hubungan hukum dengan pembelinya melalui pengertian jual beli sebagaimana diatur
kontrak standar yang memuat klausula baku maka dalam Pasal 1465 KUH Perdata, apabila
harus memperhatikan syarat sahnya perjanjian pembayaran tersebut berupa barang, maka
sebagaimana termuat dalam Pasal 1320 KUH hal tersebut menggambarkan bahwa yang
Perdata. terjadi bukanlah suatu proses jual beli tapi
Selain kewajiban, penjual juga memiliki hak tukar menukar, atau pembayaran yang
dalam proses jual beli antara lain : dimaksud berupa jasa berarti
1. Menentukan dan menerima harga mencerminkan perjanjian kerja. Pada
permbayaran atas penjualan barang, yang dasarnya harga dalam suatu perjanjian jual
kemudian harus disepakati oleh pembeli. beli ditentukan berdasarkan kesepakatan
2. Penjual juga berhak mendapatkan dua pihak, namun pada kenyataannya ada
perlindungan hukum dari tindakan pembeli juga harga dalam jual beli yang
yang beritikad tidak baik, kemudian ditentukan oleh pihak ketiga, dengan
haknya untuk melakukan pembelaan diri demikian, hal tersebut dianggap sebagai
sepatutnya dalam suatu penyelesaian perjanjian jual beli dengan syarat tangguh,
sengketa yang dikarenakan barang yang yang mana perjanjian dianggap ada pada
dijualnya, dalam hal ini tidak terbukti saat pihak ketiga menentukan harga
adanya kesalahan penjual., dan termaksud. Berdasarkan Pasal 1465 KUH
sebagainya. Perdata, segala biaya untuk membuat akta
jual beli dan biaya tambahan lainnya
ditanggung oleh pembeli, kecuali
6
Disamping itu, penjual juga harus menawarkan hanya tejadi antara pengusaha dengan konsumen
produk yang diperkenankan oleh undang-undang, saja, tetapi juga terjadi antara pihak-pihak dibawah
maksudnya barang yang ditawarkan tersebut bukan ini5:
barang yang bertentangan dengan peraturan 1. Business to Business, merupakan
perundang-undangan, tidak rusak ataupun transaksi yang terjadi antar perusahaan
mengandung cacat tersebunyi, sehingga barang dalam hal ini, baik pembeli maupun
yang ditawarkan adalah barang yang layak untuk penjual adalah sebuah perusahaan dan
diperjualbelikan. Dengan demikian transaksi jual bukan perorangan. Biasanya transaksi
beli termaksud tidak menimbulkan kerugian bagi ini dilakukan karena mereka telah saling
siapapun yang menjadi pembelinya. Di sisi lain, mengetahui satu sama lain dan transaksi
seorang penjual atau pelaku usaha memiliki hak jual beli tersebut dilakukan untuk
untuk mendapatkan pembayaran dari menjalin kerjasama antara perusahaan
pembeli/konsumen atas harga barang yang itu.
dijualnya, juga berhak untuk mendapatkan 2. Customer to Customer, merupakan
perlindungan atas tindakan pembeli/konsumen yang transaksi jual beli yang terjadi antara
beritikad tidak baik dalam melaksanakan transaksi individu dengan individu yang akan
jual beli secara elektronik ini. saling menjual barang
Seorang pembeli/ konsumen memiliki 3. Customer to Business, merupakan
kewajiban untuk membayar harga barang yang transaksi jual beli yang terjadi antara
telah dibelinya dari penjual sesuai jenis barang dan individu sebagai penjual dengan sebuah
harga yang telah disepakati antara penjual dengan perusahaan sebagai pembelinya
pembeli tersebut. Selain itu, pembeli juga wajib 4. Customer to Government, merupakan
mengisi data identitas diri yang sebenar-benarnya transaksi jual beli yang dilakukan
dalam formulir penerimaan. Di sisi lain, antara individu dengan pemerintah,
pembeli/konsumen berhak mendapatkan informasi misalnya dalam pembayaran pajak.
secara lengkap atas barang yang akan dibelinya dari Dengan demikian pihak-pihak yang dapat
seoarng penjual, sehingga pembeli tidak dirugikan terlibat dalam suatu transaksi jual beli secara
atas produk yang telah dibelinya itu. Pembeli juga elektronik, tidak hanya antara individu dengan
berhak mendapatkan perlindungan hukum atas individu saja tetapi dapat individu dengan sebuah
perbuatan penjual/pelaku usaha yang beritikad tidak perusahaan, perusahaan dengan perusahaan atau
baik. bahka antara individu dengan pemerintah, dengan
Bank sebagai perantara dalam transaksi jual syarat bahwa para pihak termaksud secara perdata
beli secara elektronik, berfungsi sebagai penyalur telaha memenuhi persyaratan untuk dapat
dana atas pembayaran suatu produk dari pembeli melakukan suatu perbuatan hukum dalam hal ini
kepada penjual produk itu, karena mungkin saja hubungan hukum jual beli.
pembeli/konsumen yang berkeinginan membeli Pada dasarnya proses transaksi jual beli
produk dari penjual melalui internet berada di secara elektronik tidak jauh berbeda dengan proses
lokasi yang letaknya saling berjauhan sehingga transaksi jual beli biasa di dunia nyata.
pembeli termaksud harus menggunakan fasilitas Pelaksanaan transaksi jual beli secara elektronik ini
bank untuk melakukan pembayaran atas harga dilakukan dalam beberapa tahap, sebagai berikut 6:
produk yang telah dibelinya dari penjual, misalnya 1. Penawaran, yang dilakukan oleh penjual
dengan proses pentransferan dari rekening pembeli atau pelaku usaha melalui websitepada
kepada rekening penjual (acount to acount). internet. Penjual atau pelaku usaha
Provider merupakan pihak lain dalam transaksi menyediakan storefront yang berisi
jual beli secara elektronik, dalam hal ini provider katalog produk dan pelayanan yang akan
memiliki kewajiban untuk menyediakan layanan diberikan. Masyarakat yang memasuki
akses 24 jam kepada calon pembeli untuk dapat website pelaku usaha tersebut dapat
melakukan transaksi jual beli secara elektronik melihat-lihat barang yang ditawarkan oleh
melalui media internet dengan penjual yang penjual. Salah satu keuntungan transaksi
menawarkan produk lewat internet tersebut, dalam jual beli melalui di toko on line ini adalah
hal ini terdapat kerjasama antara penjual/pelaku bahwa pembeli dapat berbelanja kapan
usaha dengan provider dalam menjalankan usaha saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang
melalui internet ini. dan waktu. Penawaran dalam sebuah
Transaksi jual beli secara elektronik website biasanya menampilkan barang-
merupakan hubungan hukum yang dilakukan barang yang ditawarkan, harga, nilai rating
dengan memadukan jaringan (network) dari sistem atau poll otomatis tentang barang yang
informasi yang berbasis komputer dengan sistem diisi oleh pembeli sebelumnya, spesifikasi
komunikasi yang berdasarkan jaringan dan jasa barang termaksud dan menu produk lain
telekomunikasi. Hubungan hukum yang terjadi 5
dalam transaksi jual beli secara elektronik tidak Ibid, hlm.77.
6
Ibid, hlm. 82.
8
Pada transaksi jual beli secara elektronik diterapkan ketentuan hukum yang ada
terdapat beberapa kendala yang sering muncul seperti ketentuan Pasal 1365 KUH
anatar lain : Perdata, dengan cara melakukan
1. Pilihan hukum (choise of law) dalam perbandingan atau penafsiran hukum serta
rangka penyelesaian sengketa yang timbul, konstruksi hukum.
walaupun pada perjanjian biasanya telah 5. Sulitnya pelaksaan putusan dari suatu
dicantumkan mengenai pilihan hukum ini, proses penyelesaian sengketa atas
tapi pada kenyataannya masalah baru perbuatan melawan hukum dalam
justru muncul dalam hal penentuan transaksi jual beli secara elektronik ini,
mengenai hukum mana yang akan karena walaupun sengketa yang ada dapat
digunakan dalam menyelesaikan sengketa diselesaikan baik secara litigasi maupun
yang terjadi. Meskipun komunikasi antara secara non litigasi, namun pelaksanaan
para pihak yang terkait dalam proses jual putusannya terkadang membutuhkan daya
beli secara elektronik ini dapat dilakukan paksa dari pihak berwenang, dalam hal ini
melalui media internet, namun tidak lembaga peradilan yang mengadili kasus
seefektif dan seefisien komunikasi yang tersebut, sementara para pihak yang
dilakukan secara langsung bertatap muka. bersengketa mungkin berada dalam
dalam transaksi jual beli secara elektronik. wilayah yang berbeda, dengan demikian
2. Proses pembuktian adanya suatu perbuatan secara teknis akan menimbulkan kesulitan,
melawan hukum agak sulit untuk karena daya paksa yang dimaksud harus
dilakukan, karena masing-masing pihak diberikan secara langsung tanpa melalui
yang terkait dalam transaksi jual beli internet.
melalui internet ini tidak berhadapan Dengan demikian dalam menghadapi kasus
secara langsung, baik masih dalam ruang perbuatan melawan hukum pada transaksi jual beli
lingkup satu negara bahkan tidak menutup secara elektronik ini, dapat diterapkan ketentuan
kemungkinan masing-masing pihak berada yang ada dan berlaku sesuai dengan hukum yang
pada negara yang berbeda, sementara dipilih untuk digunakan, mengingat transaksi jual
untuk dapat dinyatakan sebagai perbuatan beli melalui internet ini tidak ada batas ruang,
melawan hukum harus memenuhi unsur- sehingga dimungkinkan orang Indonesia bermasalah
unsur sebagaimana telah diatur dalam dengan warga negara asing. Pilihan hukum yang
Pasal 1365 KUH Perdata. Pada dimaksud tersebut di atas juga ditentukan oleh isi
kenyataannya penyelesaian sengketa perjanjian awal pada saat terjadi transaksi jual beli
dalam transaksi jual beli secara elektronik secara elektronik.
dapat dilakukan melalui media internet, Ketentuan hukum yang dapat diterapkan atas
tetapi tetap harus mengikuti ketentuan perbuatan melawan hukum yang terjadi dalam
dalam penyelesaian sengketa yang transaksi jual beli secara elektronik adalah ketentuan
berlaku, dan hal ini menjadi kendala pula hukum yang termuat dalam KUH Perdata, antara
sehingga pada akhirnya proses pembuktian lain Pasal 1365 KUH Perdata. Penerapan ketentuan
adanya perbuatan melawan hukum pasal 1365 termaksud dilakukan dengan cara
tersebut sulit untuk dibuktikan. melakukan penafsiran hukum ekstensif yaitu
3. Minimnya pengetahuan dan keahlian memperluas arti kata perbuatan melawan hukum itu
pihak-pihak yang berwenang sendiri, tidak hanya yang terjadi dalam dunia nyata,
menyelesaikan sengketa yang terjadi tetapi juga dimungkinkan perbuatan melawan
dalam dunia maya, khususnya transaksi hukum yang terjadi di dunia maya, dalam hal ini
jual beli secara elektronik. pada transaksi jual beli secara elektronik. Selain itu,
4. Belum adanya peraturan perundang- dapat pula diterapkan Pasal 1365 KUH Perdata
undangan yang secara khusus mengatur dengan melakukan konstruksi hukum analogi yakni
tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan antara perbuatan
di dunia maya, termasuk transaksi jual beli melawan hukum yang dilakukan di dunia nyata
secara elektronik. Pada saat ini, di dengan dunia maya, sehingga pada akhirnya unsur-
Indonesia telah dibuat Rancangan Undang- unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana
Undang Tentang Informasi dan Transaksi disyaratkan tetap dapat terpenuhi. Walaupun pada
Elektronik (ITE), namun sampai saat ini prakteknya muncul kesulitan-kesulitan dalam
belum diundangkan dan belum penerapannya, namun tetap diharapkan perbuatan
diberlakukan, sehingga terhadap melawan hukum yang terjadi harus tetap mendapat
permasalahan hukum yang timbul dari sanksi secara hukum sehingga tidak ada kekosongan
berbagai macam kegiatan dalam internet hukum.
termasuk masalah perbuatan melawan Disamping itu, berdasarkan ketentuan Pasal 28
hukum pada transaksi jual beli secara Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 Tentang
elektronik termaksud hanya dapat Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman, ditegaskan
11
bahwa hakim harus menggali nilai-nilai yang hidup melalui media internet ini dapat diselesaiakan
dalam masyarakat, sehingga tidak ada kasus yang secara alternatif di luar pengadilan.
ditolak pengadilan dengan alasan tidak ada atau Ada beberapa tindakan hukum yang dapat
belum lengkap peraturannya. Dengan demikian dilakukan oleh pihak yang berkepentingan atas
diharapkan kasus-kasus yang mengandung adanya terjadinya perbuatan melawan hukum yang telah
perbuatan melawan hukum pada transaksi jual beli dilakukan oleh pihak lain sehingga menimbulkan
secara elektronik, tetap dapat diselesaikan dengan kerugian, yaitu menyelesaikan sengketa tersebut
ketentuan hukum yang berlaku sekarang ini. baik secara litigasi atau pengajuan surat gugatan
melalui lembaga peradilan yang berwenang sesuai
ketentuan hukum acara perdata yang berlaku di
E. Tindakan Hukum Atas perbuatan melawan Indonesia atau berdasarkan hukum acara yang
Hukum Dalam Transaksi Jual Beli Melalui dipilih oleh para pihak, maupun secara non litigasi
Internet (Electronic Commerce) atau di luar pengadilan, antara lain melalui cara
adaptasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi serta
Menurut ketentuan RUU Tentang Informasi arbitrase sesuai ketentuan yang berlaku. Penentuan
dan Transaksi Elektronik (ITE), khusunya Pasal 34 cara dalam menyelesaikan sengketa seperti tersebut
dikatakan bahwa masyarakat dapat mengajukan di atas, tergantung kesepakatan para pihak yang
gugatan secara perwakilan terhadap pihak yang bersengketa, dan biasanya telah dicantumkan pada
menggunakan teknologi informasi yang berakibat perjanjian sebagai klausula baku tertentu. Apabila
merugikan masyarakat. Seseorang dapat melakukan dalam perjanjian jual beli semula beluam ada
gugatan secara perwakilan atas nama masyarakat kesepakatan mengenai cara penyelesaian
lainnya yang dirugikan tanpa harus terlebih dahulu sengketanya, maka para pihak tetap harus sepakat
memperoleh surat kuasa sebagaimana lazimnya memilih salah satu cara penyelesaian sengketa yang
kuasa hukum. Gugatan secara perwakilan terjadi, apakah secara litigasi atau non litigasi.
dimungkinkan apabila telah memenuhi hal-hal Apabila penyelesaian sengketa yang dipilih
sebagai berikut : adalah secara litigasi, maka harus diperhatikan
1. Masyarakat yang dirugikan sangat besar ketentuan hukum acara perdata yang berlaku. Di
jumlahnya, sehingga apabila gugatan Indonesia, sesuai ketentuan hukum acara
tersebut diajukan secara perorangan perdatanya, maka suatu perbuatan melawan hukum
menjadi tidak efektif; harus dibuktikan melalui proses pemeriksaan di
2. Sekelompok masyarakat yang mewakili lembaga peradilan mulai dari tingkat pertama
harus mempunyai kepentingan yang sama (Pengadilan Negeri) sampai tingkat akhir
dan tuntutan yang sama dengan (Pengadilan Tinggi atau mungkin Mahkamah
masyarakat yang diwakilinya, serta sama- Agung) dengan syarat adanya putusan hakim yang
sama merupakan korban atas suatu telah memiliki kekuatan hukum yang tetap dan
perbuatan melawan hukum dari orang atau pasti (inkracht van gewijsde).10
lembaga yang sama. Gugatan yang diajukan didasari dengan
Ganti kerugian yang dimohonkan dalam ketentuan hukum perdata yaitu Pasal 1365 KUH
gugatan perwakilan dapat diajukan untuk mengganti Perdata. Selanjutnya pada proses pembuktian,
kerugian-kerugian yang telah diderita, biaya-biaya harus dapat dibuktikan unsur-unsur yang
pemulihan atas ketertiban umum dan norma-norma menunjukkan adanya perbuatan melawan hukum
kesusilaan yang telah terganggu serta biaya ini melalui alat-alat bukti yang diakui dalam Pasal
perbaikan atas kerusakan yang diderita sebagai 164 HIR (Het Herziene Indonesisch Reglement),
akibat langsung dari perbuatan Tergugat yang baik bukti secara tertulis (misalnya print out
melawan hukum tersebut. Gugatan yang diajukan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
bukan merupakan gugatan ganti rugi saja akibat transaksi jual beli secara elektronik tersebut), saksi-
perbuatan melawan hukum, tetapi juga memohon saksi termasuk saksi ahli (sepeti ahli teknologi
kepada pengadilan untuk memerintahkan orang informasi dan sebagainya) sebagaimana diatur
yang sudah melakukan perbuatan melawan hukum dalam Pasal 153 HIR, persangkaan, pengakuan dan
itu dalam pemanfaatan teknologi informasi, dalam sumpah. Berdasarkan ketentuan Uncitral Model
hal ini transaksi jual beli secara elektronik Law, print out dari suatu transaksi jual beli secara
termaksud tidak mengabaikan aspek peleyanan elektronik dapat digunakan sebagai bukti tertulis,
terhadap publik. oleh karena itu Indonesia dapat merujuk ketentuan
Sementara Pasal 35 RUU Tentang Informasi termaksud, sebab Indonesia telah menjadi warga
dan Transaksi Elektronik (ITE) ini menegaskan dunia yang ditandai dengan masuknya Indonesia
bahwa gugatan perdata dilakukan berdasarkan menjadi anggota World Trade Organization.11
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan Dengan demikian hakim akan mendapatkan
penyelesaian sengketa tersebut diatas khususnya 10
sengketa yang timbul dalam transaksi jual beli Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oerip,
Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek,
Bandung :Alumni, 2000, hlm. 156.
12
keyakinan mengenai perbuatan melawan hukum Dengan demikian perbuatan melawan hukum
yang telah terjadi. yang terjadi dalam suatu hubungan hukum di dunia
Penyelesaian sengketa atas perbuatan melawan maya dalam hal ini pada transaksi jual beli melalui
hukum yang terjadi dalam transaksi jual beli secara internet, tetap dapat diselesaikan secara hukum,
elektroik dapat pula dilakukan secara non litigasi, dengan menerapkan Pasal 1365 KUH Perdata.
antara lain 12: Walaupun belum ada peraturan perundang-
1. Proses adaptasi atas kesepakatan antara undangan yang mengatur khusus kegiatan-kegiatan
para pihak sebagaimana dituangkan dalam dalam internet termasuk transaksi jual beli melalui
perjanjian jual beli yang dilakukan melalui internet ini, namun ketentuan Pasal 1365 KUH
media internet tersebut. Maksud adaptasi Perdata tersebut dapat diaplikasikan pada kasus-
ini adalah para pihak dapat secara sepakat kasus perbuatan melawan hukum dalam transaksi
dan bersama-sama merubah isi perjanjian jual beli secara elektronik, melalui proses
yang telah dibuat, sehingga perbuatan penafsiran hukum ektensif dan atau konstruksi
salah satu pihak yang semula dianggap hukum analogis, sehingga tidak terjadi kekosongan
sebagai perbuatan melawan hukum pada hukum di Indonesia.
akhirnya tidak lagi menjadi perbuatan Kondisi tersebut diatas, merupakan hal yang
melawan hukum; harus menjadi motivasi bagi pemerintah untuk
2. Negosiasi, yang dapat dilakukan oleh para secepatnya membuat, mengesahkan dan
pihak yang bersengketa, baik para pihak memberlakukan peraturan yang mengatur tentang
secara langsung maupun melalui kegiatan-kegiatan di dunia maya sebagai
perwakilan masing-masing pihak; konsekuensi dari adanya perkembangan teknologi
3. Mediasi, merupakan salah satu cara informasi.
menyelesaikan sengketa di luar
pengadilan, dengan perantara pihak
ketiga/mediator yang berfungsi sebagai DAFTAR PUSTAKA
fasilitator, tanpa turut campur terhadap
putusan yang diambil oleh kedua pihak; Buku-Buku :
4. Konsiliasi, juga merupakan cara
penyelesaian sengketa di luar pengadilan, Abdul Wahid, S.H. dan Mohammad Labib, S.H.
namun mirip pengadilan sebenarnya, Kejahatan Mayantara. Bandung : Refika
dimana ada pihak-pihak yang di nggap Aditama. 2005
sebagai hakim semu;
5. Arbitrase, adalah cara penyelesaian Ahmad Mujahid Ramli, S.H., M.H., Prof. Cyber
sengketa secara non litigasi, dengan Law dan HAKI Dalam Sistem Hukum
bantuan arbiter yang ditunjuk oleh para Indonesia. Bandung : Refika Aditama.
pihak sesuai bidangnya. Di Indonesia 2004.
telah ada lembaga khusus arbitrase yaitu
Badan Arbitrase Nasional Indonesia Edmon Makarim, S.H. Kompilasi Hukum
(BANI). Putusan arbitrase memiliki Telematika. Jakarta : PT. Gravindo Persada.
kekuatan hukum yang sama dengan 2000.
putusan hakim di pengadilan, dan atas
putusan arbitrase ini tidak dapat dilakukan Gunawan Widjaja, S.H. & Ahmad Yani,S.H.
upaya hukum baik banding maupun Hukum Tentang Perlindungan Konsumen.
kasasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Oleh karena itu, perbuatan melawan hukum 2000.
yang timbul dalam transaksi jual beli secara
elektronik/melalui internet dapat diselesaikan baik Mochtar Kusumaatmadja,S.H., Prof. Konsep-
secara litigasi ataupun secara non litigasi, sesuai Konsep Hukum Dalam Pembangunan.
kesepakatan para pihak, sehingga tidak ada Bandung : Alumni. 2002.
kekosongan hukum yang dapat berakibat
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi Retnowulan Sutantio,S.H. dan Iskandar Oerip,S.H.
Hukum Acara Perdata dalam Teori Dan
F. Penutup Praktek. Bandung : Alumni. 2000.
11
Riduan Syahrani,S.H. Seluk-Beluk Dan Asas-Asas
Uncitral Model Law on Electronic Hukum Perdata. Bandung. Alumni. 1992.
Commerce, http://www.Uncitral Model Law.com.
Rabu, 14 Juni 2006 Subekti,S.H. Pokok-Pokok Hukum Perdata.
12
Hetty Hassanah, Metode Alternatif Jakarta : Intermasa. 1979.
penyelesaian Sengketa, Materi Perkuliahan,
Bandung : Unikom, 2005, hlm. 67.
13
Sumber Lain :
Situs-Situs :
Peraturan Perundang-undangan :
DATA PRIBADI
Nama : Hetty Hassanah, S.H.
Tempat Tanggal Lahir : Padalarang, 5 Juni 1977
Alamat : Jl. Mutiara IX Blok E-5 No. 4 Komplek Permata Cimahi
Tlp. (022) 6624106 (Hp. 08122055145)
Agama : Islam
PENDIDIKAN
TK : TK Rian Kumara Jaya (1981-1983)
SD : SDN Kertajaya I Padalarang (1983-1989)
SLTP : SMPN I Padalarang (1989-1992)
SLTA : SMAN 4 Bandung (1992-1995)
PERGURUAN TINGGI : SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG
(1995-1999)
PENELITIAN ILMIAH
PRESTASI