You are on page 1of 16

1

TINJAUAN HUKUM MENGENAI PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM


TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI INTERNET (E-COMMERCE)
DIHUBUNGAKAN DENGAN BUKU III KUH PERDATA

OLEH :
HETTY HASSANAH

Perkembangan teknologi informasi semakin mendorong munculnya berbagai kegiatan-kegiatan yang


dilakukan masyarakat melalui kecanggihan teknologi informasi tersebut dalam hal ini internet. Salah satu
kegaiatan di dunia maya termaksud antara lain transaksi jual beli secara elektronik (electronic commerce).
Pada transaksi jual beli melalui internet ini tidak menutup kemungkinan timbulnya berbagai perbuatan yang
melanggar hukum sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lainnya. Oleh karena itu perlu dipikirkan
solusinya berupa tindakan hukum yang dapat dilakukan atas suatu perbuatan melawan hukum yang terjadi
dalam transaksi jual beli melalui internet ini. Dengan demikian kasus-kasus seperti itu tetap dapat
diselesaikan secara hukum, sehingga tidak terjadi kekosongan hukum yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

The development of the technology information has encougaded the existance of many activities performed
by society through the sophisticated information technology, in this chase is internet. One of activities in the
cyberg discussed in this term is electronic commerce. In the electronic commerce it self, it may create the
existance of many breaking law actions. Therefore, it is essential to think the solutionof these problems in
the form of law in actions, given to some tort in the electronic commerce in internet. As the consequency,
such cases can be solved in law order and there will not be any vacuum of law that finally may cause a
greater lost.

A. Pendahuluan Kegiatan bisnis perdagangan melalui internet


yang dikenal dengan istilah Electronic Commerce
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan yaitu suatu kegiatan yang banyak dilakukan oleh
teknologi melahirkan berbagai dampak baik setiap orang, karena transaksi jual beli secara
dampak positif maupun dampak yang negatif. elektronik ini dapat mengefektifkan dan
Dampak positif tentu saja merupakan hal yang mengefisiensikan waktu sehingga seseorang dapat
diharapkan dapat bermanfaat bagi kemaslahatan melakukan transaksi jual beli dengan setiap orang
kehidupan manusia di dunia termasuk di negara dimanapun dan kapanpun. Dengan demikian
Indonesia sebagai negara berkembang, yang mana semua transaksi jual beli melalui internet ini
hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan dilakukan tanpa ada tatap muka antara para
teknologi ini diramu dalam berbagai bentuk dan pihaknya, mereka mendasarkan transaksi jual beli
konsekuensinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh tersebut atas rasa kepercayaan satu sama lain,
masyarakat. Dampak negatif yang timbul dari sehingga perjanjian jual beli yang terjadi diantara
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus para pihak pun dilakukan secara elektronik pula
juga dipikirkan solusinya karena hal tersebut dapat baik melalui e-mail atau cara lainnya, oleh karena
mengakibatkan kerusakan pada kehidupan manusia, itu tidak ada berkas perjanjian seperti pada
baik kehidupan manusia secara fisik maupun transaksi jual beli konvensional. Kondisi seperti itu
kehidupan mentalnya. tentu saja dapat menimbulkan berbagai akibat
Salah satu hasil perkembangan ilmu hukum dengan segala konsekuensinya, antara lain
pengetahuan dan teknologi ini antara lain adalah apabila muncul suatu perbuatan yang melawan
teknologi dunia maya yang dikenal dengan istilah hukum dari salah satu pihak dalam sebuah transaksi
internet. Melalui internet seseorang dapat jual beli secara elektronik ini, akan menyulitkan
melakukan berbagai macam kegiatan tidak hanya pihak yang dirugikan untuk menuntut segala
terbatas pada lingkup lokal atau nasional tetapi juga kerugian yang timbul dan disebabkan perbuatan
secara global bahkan internasional, sehingga melawan hukum itu, karena memang dari awal
kegiatan yang dilakukan melalui internet ini hubungan hukum antara kedua pihak termaksud
merupakan kegiatan yang tanpa batas, artinya tidak secara langsung berhadapan, mungkin saja
seseorang dapat berhubungan dengan siapapun pihak yang telah melakukan perbuatan melawan
yang berada dimanapun dan kapanpun. hukum tadi berada di sebuah negara yang sangat
jauh sehingga untuk melakukan tuntutan
2

terhadapanya pun sangat sulit dilakukan tidak orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
seperti tuntutan yang dapat dilakukan dalam orang lain atau lebih. Ketentuan yang mengatur
hubungan hukum konvensional/biasa. Kenyataan tentang perjanjian terdapat dalam Buku III KUH
seperti ini merupakan hal-hal yang harus mendapat Perdata, yang memiliki sifat terbuka artinya
perhatian dan pemikiran untuk dicarikan ketentuan-ketentuannya dapat dikesampingkan,
solusinya, karena transaksi jual beli yang dilakukan sehingga hanya berfungsi mengatur saja. Sifat
melalui internet tidak mungkin terhenti, bahkan terbuka dari KUH Perdata ini tercermin dalam
setiap hari selalu ditemukan teknologi terbaru Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang
dalam dunia internet, sementara perlindungan dan mengandung asas Kebebasan Berkontrak,
kepastian hukum bagi para pengguna internet maksudnya setiap orang bebas untuk menentukan
tersebut tidak mencukupi, dengan demikian harus bentuk, macam dan isi perjanjian asalkan tidak
diupayakan untuk tetap mencapai keseimbangan bertentangan dengan peraturan perundang-
hukum dalam kondisi termaksud. Pada penelitian undangan yang berlaku, kesusilaan dan ketertiban
ini diharapkan dapat menjawab berbagai macam umum, serta selalu memperhatikan syarat sahnya
pertanyaan berkenaan dengan masalah perbuatan perjanjian sebagaimana termuat dalam Pasal 1320
melawan hukum pada transaksi jual beli melalui KUH Perdata yang mengatakan bahwa, syarat
internet ini, antara lain perbuatan melawan hukum sahnya sebuah perjanjian adalah sebagai berikut :
yang mungkin timbul dalam transaksi jual beli 1. Kesepakatan para pihak dalam perjanjian
secara elektronik/melalui internet, kendala-kendala 2. Kecakapan para pihak dalam perjanjian
dalam mengatasi perbuatan melawan hukum pada 3. Suatu hal tertentu
suatu transaksi jual beli secara elektronik/melalui 4. Suatu sebab yang halal
internet, serta tindakan hukum yang dapat Kesepakatan berarti adanya persesuaian
dilakukan terhadap pelaku perbuatan melawan kehendak dari para pihak yang membuat perjanjian,
hukum pada suatu transaksi jual beli secara sehingga dalam melakukan suatu perjanjian tidak
elektronik/melalui internet. boleh ada pakasaan, kekhilapan dan penipuan
(dwang, dwaling, bedrog)
B. Aspek-Aspek Hukum Transaksi Jual beli Kecakapan hukum sebagai salah satu syarat
sahnya perjanjian maksudnya bahwa para pihak
Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang yang melakukan perjanjian harus telah dewasa
Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi : yaitu telah berusia 18 tahun atau telah menikah,
sehat mentalnya serta diperkenankan oleh undang-
“Kemudian daripada itu untuk membentuk undang. Apabila orang yang belum dewasa hendak
suatu pemerintah negara Indonesia yang melakukan sebuah perjanjian, maka dapat diwakili
melindungi segenap bangsa Indonesia …” oleh orang tua atau walinya sedangkan orang yang
cacat mental dapat diwakili oleh pengampu atau
merupakan landasan hukum dalam upaya curatornya.1
melindungi segenap bangsa Indonesia, tidak Suatu hal tertentu berhubungan dengan objek
terkecuali bagi orang-orang yang melakukan perjanjian, maksudnya bahwa objek perjanjian itu
perbuatan hukum tertentu seperti transaksi jual beli harus jelas, dapat ditentukan dan diperhitungkan
secara elektronik. Indonesia merupakan negara jenis dan jumlahnya, diperkenankan oleh undang-
hukum sehingga setiap warga negara bersamaan undang serta mungkin untuk dilakukan para pihak.
kedudukannya dalam hukum, sebagaimana Suatu sebab yang halal, berarti perjanjian
ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang termaksud harus dilakukan berdasarkan itikad baik.
Dasar 1945. Berdasarkan Pasal 1335 KUH Perdata, suatu
Menurut Pasal II Aturan Peralihan Undang- perjanjian tanpa sebab tidak mempunyai kekuatan.
Undang dasar 1945, disebutkan bahwa segala badan Sebab dalam hal ini adalah tujuan dibuatnya sebuah
negara dan peraturan yang ada masih tetap berlaku perjanjian.2
sebelum diadakan yang beru menurut undang- Kesepakatan para pihak dan kecakapan para
undang dasar ini. Ketentuan tersebut mengandung pihak merupakan syarat sahnya perjanjian yang
arti bahwa peraturan perundang-undangan yang ada bersifat subjektif. Apabila tidak tepenuhi, maka
di Indonesia masih tetap berlaku seperti Kitab perjanjian dapat dibatalkan artinya selama dan
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) sepanjang para pihak tidak membatalkan perjanjian,
dan peraturan perundang-undangan lainnya apabila maka perjanjian masih tetap berlaku. Sedangkan
ketentuan termaksud memang belum diubah atau suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal
dibuat yang baru. merupakan syarat sahnya perjanjian yang bersifat
Berbicara menganai transaksi jual beli secara objektif. Apabila tidak terpenuhi, maka perjanjian
elektronik, tidak terlepas dari konsep perjanjian 1
secara mendasar sebagaimana termuat dalam Pasal Riduan Syahrani, Seluk-Beluk Dan Asas-
1313 KUH Perdata yang menegaskan bahwa Asas Hukum Perdata, Bandung:Alumni, 1992,
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu hlm.217.
2
Ibid, hlm.218
3

batal demi hukum artinya sejak semula dianggap yang membuat dan melaksanakan
tidak pernah ada perjanjian. perjanjian
Pada kenyataannya, banyak perjanjian yang 7. Azas Kepastian Hukum yaitu
tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian secara perjanjian yang dibuat oleh para pihak
keseluruhan, misalnya unsur kesepakatan sebagai berlaku sebagai undang-undang bagi para
persesuaian kehendak dari para pihak yang pembuatnya
membuat perjanjian pada saat ini telah mengalami 8. Azas Kepatutan maksudnya bahwa isi
pergeseran dalam pelaksanaannya. perjanjian tidak hanya harus sesuai dengan
Pada saat ini muncul perjanjian-perjanjian peraturan perundang-undangan yang
yang dibuat dimana isinya hanya merupakan berlaku tetapi juga harus sesuai dengan
kehendak dari salah satu pihak saja. Perjanjian kepatutan, sebagaimana ketentuan Pasal
seperti itu dikenal dengan sebutan Perjanjian Baku 1339 KUH Perdata yang menyatakan
(standard of contract). Pada dasarnya suatu bahwa suatu perjanjian tidak hanya
perjanjian harus memuat beberapa unsur perjanjian mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas
yaitu : dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk
transaksi jual beli yaitu :3 segala sesuatu yang menurut sifat
1. unsur esentialia, sebagai unsur pokok perjanjian diharuskan oleh kepatutan,
yang wajib ada dalam perjanjian, seperti kebiasaan atau undang-undang.
identitas para pihak yang harus 9. Azas Kebiasaan, maksudnya bahwa
dicantumkan dalam suatu perjanjian, perjanjian harus mengikuti kebiasaan yang
termasuk perjanjian yang dilakukan jual lazim dilakukan, sesuai dengan isi pasal
beli secara elektronik 1347 KUH Perdata yang berbunyi hal-hal
2. unsur naturalia, merupakan unsur yang menurut kebiasaan selamanya
yang dianggap ada dalam perjanjian diperjanjikan dianggap secara diam-diam
walaupun tidak dituangkan secara tegas dimasukkan ke dalam perjanjian,
dalam perjanjian, seperti itikad baik dari meskipun tidak dengan tegas dinyatakan.
masing-masing pihak dalam perjanjian. Hal ini merupakan perwujudan dari unsur
naturalia dalam perjanjian.
3. unsur accedentialia, yaitu unsur Semua ketentuan perjanjian tersebut diatas
tambahan yang diberikan oleh para pihak dapat diterapkan pula pada perjanjian yang
dalam perjanjian, seperti klausula dilakukan melalui media internet, seperti perjanjian
tambahan yang berbunyi “barang yang jual beli secara elektronik, sebagai akibat adanya
sudah dibeli tidak dapat dikembalikan” perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam suatu perjanjian harus diperhatikan pula Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, jual beli adalah
beberapa macam azas yang dapat diterapkan antara suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
lain : mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
1. Azas Konsensualisme, yaitu azas kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar
kesepakatan, dimana suatu perjanjian harga yang telah dijanjikan. Jual beli tidak hanya
dianggap ada seketika setelah ada kata dapat dilakukan secara berhadapan langsung antara
sepakat penjual dengan pembeli, tetapi juga dapat dilakukan
2. Azas Kepercayaan, yang harus secara terpisah antara penjual dan pembeli,
ditanamkan diantara para pihak yang sehingga mereka tidak berhadapan langsung,
membuat perjanjian melainkan transaksi dilakukan melalui media
3. Azas kekuatan mengikat, maksudnya internet/secara elektronik.
bahwa para pihak yang membuat Dalam kontrak jual beli para pelaku yang
perjanjian terikat pada seluruh isi terkait didalamnya yaitu penjual atau pelaku usaha
perjanjian dan kepatutan yang berlaku dan pembeli yang berkedudukan sebagai konsumen
4. Azas Persamaan Hukum, yaitu bahwa memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda.
setiap orang dalam hal ini para pihak Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Undang-Undang
mempunyai kedudukan yang sama dalam Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
hukum Konsumen, diatur mengenai kewajiban-kewajiban
5. Azas Keseimbangan, maksudnya pelaku usaha, dalam hal ini penjual yang
bahwa dalam melaksanakan perjanjian menawarkan dan menjual suatu produk, yaitu :
harus ada keseimbangan hak dan 1. beritikad baik dalam melakukan
kewajiban dari masing-masing pihak kegiatan usahanya;
sesuai dengan apa yang diperjanjikan 2. memberikan informasi yang benar,
6. Azas Moral adalah sikap moral yang jelas dan jujur mengenai kondisi dan
baik harus menjadi motivasi para pihak jaminan barang dan atau jasa serta
3
memberikan penjelasan penggunaan,
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cet.VII, perbaikan dan pemeliharaan;
Bandung:Alumni, 1985, hlm. 20
4

3. memperlakukan atau melayani 9. tidak memasang label atau membuat


konsumen secara benar, jujur dan tidak penjelasan barang yang memuat nama
diskriminatif; barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto,
4. menjamin mutu barang dan/atau jasa komposisi, aturan pakai,
yang diproduksi dan/atau diperdagangkan tanggalpembuatan, akibat sampingan,
berdasarkan ketentuan standar mutu nama dan alamat pelaku usaha serta
barang dan/atau jasa yang berlaku; keterangan lain untuk penggunaan yang
5. memberi kesempatan kepada menurut ketentuan harus dipasang atau
konsumen untuk menguji dan atau dibuat;
mencoba barang dan/atau jasa tertentu 10. tidak mencantumkan informasi dan atau
serta memberi jaminan dan atau garansi petunjuk penggunaan barang dalam bahasa
atas barang yang dibuat dan/atau yang Indonesia sesuai ketentuan perundang-
diperdagangkan; undangan yang berlaku.
6. memberi kompensasi, ganti rugi, Disamping itu, pelaku usaha atau penjual
dan/atau penggantian atas kerugian akibat juga tidak diperkenankan menjual barang yang
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan rusak, cacat atau bekas dan tercemar tanpa
barang dan/atau jasa yang memberikan informasi secara lengkap dan benar
diperdagangkan;memberi kompensasi, atas barang termaksud; atau memperdagangkan
ganti rugi dan/atau penggantian apabila sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau
barang dan/atau jasa yang diterima tidak bekas dan tercemar dengan atau tanpa memberikan
sesuai dengan perjanjian. informasi secara lengkap dan benar. Dengan
Sementara itu, berdasarkan ketentuan pasal 8 demikian apabila terjadi hal seperti itu, maka
Undang-Undang Perlindungan Konsumen diatur pelaku usaha atau penjual wajib menarik barang
pula mengenai beberapa perbuatan yang dilarang yang diperdagangkannya itu dari peredaran. Pada
dilakukan oleh pelaku usaha/penjual, antara lain kenyataannya pelaku usaha atau penjual sering
pelaku usaha/penjual dilarang memproduksi melakukan tindakan yang merugikan dalam
dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa menjual produk-produknya hingga menimbulkan
yang : kerugian bagi para pembeli atau konsumennya.
1. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan Oleh karena itu, Undang-Undang Perlindungan
standar yang disyaratkan oleh peraturan Konsumen telah dengan tegas memberikan batasan
perundang-undangan; bagi pelaku usaha dalam hal ini penjual dalam
2. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih menawarkan dan menjual produknya tersebut
atau netto dan jumlah dalam hitungan antara lain termuat dalam Pasal 9 Undang-Undang
sebagaimana yang dinyatakan dalam label Perlindungan Konsumen yang menegaskan bahwa
atau etiket barang tersebut; penjual dilarang menawarkan mempromosikan,
3. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, mengiklankan suatu barang dan atau jasa secara
timbangan dan jumlah dalam hitungan tidak benar dan atau seolah-olah :
menurut ukuran yang sebenarnya; 1. Barang tersebut telah memenuhi dan atau
4. tidak sesuai dengan kondisi jaminan, memiliki potongan harga khusus, standar
keistimewaan atau kemanjuran mutu tertentu, gaya atau mode tertentu,
sebagaimana dinyatakan dalam label, karakteristik tertentu, sejarah atau guna
etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tertentu;
tersebut; 2. Barang tersebut dalam keadaan baik dan
5. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, atau baru;
komposisi, proses pengolahan, gaya mode 3. Barang dan/atau jasa tersebut telah
atau penggunaan tertentu sebagaimana mendapatkan dan atau memiliki sponsor,
dinyatakan dalam label atau keterangan persetujuan, perlengkapan tertentu,
barang dan/atau jasa tersebut; keuntungan tertentu, ciri-ciri kerja atau
6. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan aksesori tertentu;
dalam label,etiket, keterangan, iklan atau 4. Barang dan/atau jasa termaksud dibuat
promosi penjualan barang dan/atau jasa oleh perusahaan yang mempunyai sponsor,
tersebut; persetujuan atau afiliasi;
7. tidak mencantumkan tanggal daluwarasa 5. Barang dan/atau jasa tersebut tersedia;
atau jangka waktu 6. Barang tersebut tidak mengandung cacat
penggunaan/pemanfaatan yang paling baik tersebunyi;
atas barang tertentu; 7. Barang tersebut merupakan barang
8. tidak mengikuti ketentuan berproduksi perlengkapan dari barang tertentu;
secara halal sebagaimana pernyataan halan 8. Barang tersebut berasal dari daerah
yang dicantumkan dalam label; tertentu;
5

9. Secara langsung atau tidak langsung Sesuai dengan ketentuan Pasal 6, pelaku usaha
merendahkan barang lain; dalam hal ini termasuk penjual memiliki hak-hak
10. menggunakan kata-kata yang berlebihan sebagai berikut :
seperti aman, tidak menimbulkan efek 1. Hak untuk menerima pembayaran yang
samping, tidak berbahaya, tidak sesuai dengan kesepakatan dengan
mengandung risiko atau bahkan tanpa kesepakatan mengenai kondisi dan nilai
keterangan yang lengkap. tukar barang dan atau jasa yang
11. menawarkan sesuatu yang mengandung diperdagangkan;
janji yang belum pasti. 2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum
Dengan demikian seorang penjual tida dari tindakan konsumen yang beritikad
diperbolehkan menawarkan dan atau menjual tidak baik;
barang dan atau jasa melalui penawaran yang 3. Hak untuk melakukan pembelaan diri
mengadung pernyataan yang tidak benar atau sepatutnya dalam penyelesaian sengketa;
menyesatkan mengenai harga atau tarif barang dan 4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila
atau jasa; kegunaan barang dan atau jasa; kondisi, terbukti secara hukum bahwa kerugian
tanggungan, jaminan hak atau ganti rugi atas suatu konsumen tidak diakibatkan oleh barang
barang dan atau jasa; tawaran potongan harga atau dan atau jasa yang diperdagangkan;
hadiah menarik serta bahaya penggunaan barang 5. Hak-hak diatur dalam ketentuan peraturan
dan atau jasa, sebagaimana diatur dalam Pasal 10 perundang-undangan.
Undang-Undang perlindungan Konsumen. Pelaku Selain hak dan kewajiban penjual, ada juga hak
usaha atau penjual dilarang pula untuk menawarkan dan kewajiban pembeli sebagai pihak dalam
dan memperdagangkan barang dan atau jasanya perjanjian jual beli. Kewajiban pembeli juga
dengan cara pemaksaan yang dapat menimbulkan termuat dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun
gangguan fisik dan atau psikis terhadap konsumen 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Pembeli
atau pembelinya. Apabila transaksi jual beli sebagai konsumen mempunyai kewajiban dalam
dilakukan dengan sistem pesanan, maka pelaku proses jual beli sebagai berikut :
usaha atau penjual harus menepati kesepakatan 1. Membaca informasi dan mengikuti
yang telah dibuat dengan konsumen atau pembeli prosedur atau petunjuk tentang
sehingga tidak melampaui batas waktu yang telah penggunaan barang dan atau jasa yang
diperjanjikan. Bagi para pelaku usaha atau penjual dibelinya.
yang menawarkan produknya melalui suatu iklan, 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi
tidak diperkenankan mengelabui konsumen jual beli barang dan atau jasa tersebut.
mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan 3. Membayar harga pembelian pada waktu
harga barang dan atau jasa, jaminan/garansi atas dan di tempat sebagaimana ditetapkan
barang dan atau jasa; juga dilarang untuk memberi menurut perjanjian sesuai nilai tukar yang
informasi yang salah mengenai barang dan atau jasa telah disepakati. Harga termaksud berupa
yang ditawarkan termasuk risiko pemakaiannya sejumlah uang meskipun hal ini tidak
serta melanggar etika periklanan lainnya. ditegaskan dalam undang-undang, tetapi
Pelaku usaha atau penjual yang mengadakan dianggap telah terkandung dalam
hubungan hukum dengan pembelinya melalui pengertian jual beli sebagaimana diatur
kontrak standar yang memuat klausula baku maka dalam Pasal 1465 KUH Perdata, apabila
harus memperhatikan syarat sahnya perjanjian pembayaran tersebut berupa barang, maka
sebagaimana termuat dalam Pasal 1320 KUH hal tersebut menggambarkan bahwa yang
Perdata. terjadi bukanlah suatu proses jual beli tapi
Selain kewajiban, penjual juga memiliki hak tukar menukar, atau pembayaran yang
dalam proses jual beli antara lain : dimaksud berupa jasa berarti
1. Menentukan dan menerima harga mencerminkan perjanjian kerja. Pada
permbayaran atas penjualan barang, yang dasarnya harga dalam suatu perjanjian jual
kemudian harus disepakati oleh pembeli. beli ditentukan berdasarkan kesepakatan
2. Penjual juga berhak mendapatkan dua pihak, namun pada kenyataannya ada
perlindungan hukum dari tindakan pembeli juga harga dalam jual beli yang
yang beritikad tidak baik, kemudian ditentukan oleh pihak ketiga, dengan
haknya untuk melakukan pembelaan diri demikian, hal tersebut dianggap sebagai
sepatutnya dalam suatu penyelesaian perjanjian jual beli dengan syarat tangguh,
sengketa yang dikarenakan barang yang yang mana perjanjian dianggap ada pada
dijualnya, dalam hal ini tidak terbukti saat pihak ketiga menentukan harga
adanya kesalahan penjual., dan termaksud. Berdasarkan Pasal 1465 KUH
sebagainya. Perdata, segala biaya untuk membuat akta
jual beli dan biaya tambahan lainnya
ditanggung oleh pembeli, kecuali
6

diperjanjikan sebaliknya. Selain harga C. Transaksi Jual Beli Melalui Internet


pembayaran dalam suatu proses jual beli (Electronik Commerce)
diatur pula mengenai waktu dan tempat
dilakukannya pembayaran, biasanya Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10
pembayaran dilakukan di tempat dan pada Rancangan Undang-Undang Tentang Informasi dan
saat diserahkannya barang yang diperjual Transaksi Elektronik (RUU ITE), disebutkan
belikan atau pada saat levering, bahwa transaksi elektronik adalah perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Pasal 1514 yang dilakukan dengan menggunakan komputer,
KUH Perdata yang menyebutkan bahwa jaringan komputer atau media elektronik lainnya.
apabila pada saat perjanjian jual beli Transaksi jual beli secara elektronik merupakan
dibuat tidak ditentukan waktu dan tempat salah satu perwujudan ketentuan di atas. Pada
pembayaran maka pembayaran ini harus transaksi jual beli secara elektronik ini, para pihak
dilakukan ditempat dan pada waktu yang terkait didalamnya, melakukan hubungan
penyerahan barang. hukum yang dituangkan melalui suatu bentuk
4. Biaya akta-akta jual beli serta biaya perjanjian atau kontrak yang juga dilakukan secara
lainnya ditanggung oleh pembeli. elektronik dan sesuai ketentuan Pasal 1 angka 18
5. Mengikuti upaya penyelesaian hukum RUU Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
secara patut apabila timbul sengketa dari (ITE), disebut sebagai kontrak elektronik yakni
proses jual beli termaksud. perjanjian yang dimuat dalam dokumen elektronik
Selain kewajiban yang harus dilakukannya, atau media elektronik lainnya.
pembeli yang dianggap sebagai konsumen juga Pada transaksi jual beli secara elektronik, sama
memiliki hak dalam proses jual beli sebagaimana halnya dengan transaksi jual beli biasa yang
diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan dilakukan di dunia nyata, dilakukan oleh para pihak
Konsumen, antara lain : yang terkait, walaupun dalam jual beli secara
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan elektronik ini pihak-pihaknya tidak bertemu secara
keselamatan dalam mengkonsumsi barang langsung satu sama lain, tetapi berhubungan
dan atau jasa. melalui internet. Dalam transaksi jual beli secara
2. Hak untuk memilih serta mendapatkan elektronik, pihak-pihak yang terkait antara lain4:
barang dan atau jasa dengan kondisi yang 1. Penjual atau merchant atau pengusaha
sesuai dengan yang diperjanjikan. yang menawarkan sebuah produk melalui
3. Hak untuk mendapatkan informasi secara internet sebagai pelaku usaha;
benar, jujur, dan jelas mengenai barang 2. Pembeli atau konsumen yaitu setiap orang
dan atau jasa yang diperjualbelikan yang tidak dilarang oleh undang-undang,
4. Hak untuk mendapatkan pelayanan dan yang menerima penawaran dari penjual
perlakuan secara benar dan tidak atau pelaku usaha dan berkeinginan untuk
diskriminatif melakukan transaksi jual beli produk yang
5. Hak untuk didengarkan pendapatnya atau ditawarkan oleh penjual/pelaku
keluhannya atas kondisi barang dan atau usaha/merchant.
jasa yang dibelinya. 3. Bank sebagai pihak penyalur dana dari
6. Hak untuk mendapatkan perlindungan pembeli atau konsumen kepada penjual
hukum secara patut apabila dari proses jual atau pelaku usaha/merchant, karena pada
beli tersebut timbul sengketa. transaksi jual beli secara elektronik,
7. Hak untuk mendapatkan kompensasi atau penjual dan pembeli tidak berhadapan
ganti rugi apabila barang dan atau jasa langsung, sebab mereka berada pada lokasi
yang dibelinya tidak sesuai dengan apa yang berbeda sehingga pembayaran dapat
yang diperjanjikan. dilakukan melalui perantara dalam hal ini
Dengan demikian hak dan kewajiban penjual bank;
dan pembeli sebagai para pihak dalam perjanjian 4. Provider sebagai penyedia jasa layanan
jual beli harus dilaksanakan dengan benar dan akses internet.
lancar, apabila para pihak memperhatikan dan Pada dasarnya pihak-pihak dalam jual beli
melaksanakan hak dan kewajibannya masing- secara elektronik tersebut diatas, masing-masing
masing. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban memiliki hak dan kewajiban. Penjual/pelaku
penjual dan pembeli tersebut diatas, berlaku juga usaha/merchant merupakan pihak yang
dalam transaksi jual beli secara elektronik, menawarkan produk melalui internet, oleh karena
walaupun antara penjual dan pembeli tidak bertemu itu, seorang penjual wajib memberikan informasi
langsung, namun tetap ketentuan mengenai hak dan secara benar dan jujur atas produk yang
kewajiban penjual dan pembeli ini harus tetap ditawarkannya kepada pembeli atau konsumen.
ditaati. 4
Edmon makarim, Kompilasi Hukum
Telematika, Jakarta :PT.Gravindo Persada, 2000,
hlm.65
7

Disamping itu, penjual juga harus menawarkan hanya tejadi antara pengusaha dengan konsumen
produk yang diperkenankan oleh undang-undang, saja, tetapi juga terjadi antara pihak-pihak dibawah
maksudnya barang yang ditawarkan tersebut bukan ini5:
barang yang bertentangan dengan peraturan 1. Business to Business, merupakan
perundang-undangan, tidak rusak ataupun transaksi yang terjadi antar perusahaan
mengandung cacat tersebunyi, sehingga barang dalam hal ini, baik pembeli maupun
yang ditawarkan adalah barang yang layak untuk penjual adalah sebuah perusahaan dan
diperjualbelikan. Dengan demikian transaksi jual bukan perorangan. Biasanya transaksi
beli termaksud tidak menimbulkan kerugian bagi ini dilakukan karena mereka telah saling
siapapun yang menjadi pembelinya. Di sisi lain, mengetahui satu sama lain dan transaksi
seorang penjual atau pelaku usaha memiliki hak jual beli tersebut dilakukan untuk
untuk mendapatkan pembayaran dari menjalin kerjasama antara perusahaan
pembeli/konsumen atas harga barang yang itu.
dijualnya, juga berhak untuk mendapatkan 2. Customer to Customer, merupakan
perlindungan atas tindakan pembeli/konsumen yang transaksi jual beli yang terjadi antara
beritikad tidak baik dalam melaksanakan transaksi individu dengan individu yang akan
jual beli secara elektronik ini. saling menjual barang
Seorang pembeli/ konsumen memiliki 3. Customer to Business, merupakan
kewajiban untuk membayar harga barang yang transaksi jual beli yang terjadi antara
telah dibelinya dari penjual sesuai jenis barang dan individu sebagai penjual dengan sebuah
harga yang telah disepakati antara penjual dengan perusahaan sebagai pembelinya
pembeli tersebut. Selain itu, pembeli juga wajib 4. Customer to Government, merupakan
mengisi data identitas diri yang sebenar-benarnya transaksi jual beli yang dilakukan
dalam formulir penerimaan. Di sisi lain, antara individu dengan pemerintah,
pembeli/konsumen berhak mendapatkan informasi misalnya dalam pembayaran pajak.
secara lengkap atas barang yang akan dibelinya dari Dengan demikian pihak-pihak yang dapat
seoarng penjual, sehingga pembeli tidak dirugikan terlibat dalam suatu transaksi jual beli secara
atas produk yang telah dibelinya itu. Pembeli juga elektronik, tidak hanya antara individu dengan
berhak mendapatkan perlindungan hukum atas individu saja tetapi dapat individu dengan sebuah
perbuatan penjual/pelaku usaha yang beritikad tidak perusahaan, perusahaan dengan perusahaan atau
baik. bahka antara individu dengan pemerintah, dengan
Bank sebagai perantara dalam transaksi jual syarat bahwa para pihak termaksud secara perdata
beli secara elektronik, berfungsi sebagai penyalur telaha memenuhi persyaratan untuk dapat
dana atas pembayaran suatu produk dari pembeli melakukan suatu perbuatan hukum dalam hal ini
kepada penjual produk itu, karena mungkin saja hubungan hukum jual beli.
pembeli/konsumen yang berkeinginan membeli Pada dasarnya proses transaksi jual beli
produk dari penjual melalui internet berada di secara elektronik tidak jauh berbeda dengan proses
lokasi yang letaknya saling berjauhan sehingga transaksi jual beli biasa di dunia nyata.
pembeli termaksud harus menggunakan fasilitas Pelaksanaan transaksi jual beli secara elektronik ini
bank untuk melakukan pembayaran atas harga dilakukan dalam beberapa tahap, sebagai berikut 6:
produk yang telah dibelinya dari penjual, misalnya 1. Penawaran, yang dilakukan oleh penjual
dengan proses pentransferan dari rekening pembeli atau pelaku usaha melalui websitepada
kepada rekening penjual (acount to acount). internet. Penjual atau pelaku usaha
Provider merupakan pihak lain dalam transaksi menyediakan storefront yang berisi
jual beli secara elektronik, dalam hal ini provider katalog produk dan pelayanan yang akan
memiliki kewajiban untuk menyediakan layanan diberikan. Masyarakat yang memasuki
akses 24 jam kepada calon pembeli untuk dapat website pelaku usaha tersebut dapat
melakukan transaksi jual beli secara elektronik melihat-lihat barang yang ditawarkan oleh
melalui media internet dengan penjual yang penjual. Salah satu keuntungan transaksi
menawarkan produk lewat internet tersebut, dalam jual beli melalui di toko on line ini adalah
hal ini terdapat kerjasama antara penjual/pelaku bahwa pembeli dapat berbelanja kapan
usaha dengan provider dalam menjalankan usaha saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang
melalui internet ini. dan waktu. Penawaran dalam sebuah
Transaksi jual beli secara elektronik website biasanya menampilkan barang-
merupakan hubungan hukum yang dilakukan barang yang ditawarkan, harga, nilai rating
dengan memadukan jaringan (network) dari sistem atau poll otomatis tentang barang yang
informasi yang berbasis komputer dengan sistem diisi oleh pembeli sebelumnya, spesifikasi
komunikasi yang berdasarkan jaringan dan jasa barang termaksud dan menu produk lain
telekomunikasi. Hubungan hukum yang terjadi 5
dalam transaksi jual beli secara elektronik tidak Ibid, hlm.77.
6
Ibid, hlm. 82.
8

yang berhubungan. Penawaran melalui atau mendeposit uangnya dari


internet terjadi apabila pihak lain yang account masing-masing;
menggunakan media internet memasuki b. Pembayaran dua puhak tanpa
situs milik penjual atau pelaku usaha yang perantara, yang dapat dilakukan
melakukan penawaran, oleh karena itu, langsung antara kedua pihak
apabila seseorang tidak menggunakan tanpa perantara dengan
media internet dan tmemasuki situs milik menggunakan uang
pelaku usaha yang menawarkan sebuah nasionalnya;
produk maka tidak dapat dikatakan ada c. Pembayaran dengan
penawaran. Dengan demikian penawaran perantaraan pihak ketiga,
melalui media internet hanya dapat terjadi umumnya merupakan proses
apabila seseorang membuka situs yang pembayaran yang menyangkut
menampilkan sebuah tawaran melalui debet, kredit ataupun cek
internet tersebut. masuk. Metode pembayaran
2. Penerimaan, dapat dilakukan tergantung yang dapat digunakan antara
penawaran yang terjadi. Apabila lain : sistem pembayaran
penawaran dilakukan melalui e-mail memalui kartu kredit on line
address, maka penerimaan dilakukan serta sistem pembayaran check
melalui e-mail, karena penawaran hanya in line.
ditujukan pada sebuah e-mail yang Apabila kedudukan penjual dengan
dituju sehingga hanya pemegang e-mail pembeli berbeda, maka pembayaran
tersebut yang dituju. Penawaran melalui dapat dilakukan melalui cara account
website ditujukan untuk seluruh to account atau pengalihan dari
masyarakat yang membuka website rekening pembeli kepada rekening
tersebut, karena siapa saja dapat masuk penjual. Berdasarkan kemajuan
ke dalam website yang berisikan teknologi, pembayaran dapat
penawaran atas suatu barang yang dilakukan melaui kartu kredit dengan
ditawarkan oleh penjual atau pelaku cara memasukkan nomor kartu kredit
usaha. Setiap orang yang berminat pada formulir yang disediakan oleh
untuk membeli baranga yang ditawarkan penjual dalam penawarannya.
itu dapat membuat kesepakatan dengan Pembayaran dalam transaksi jual beli
penjual atau pelaku usaha yang secara elektronik ini sulit untuk
menawarkan barang tersebut. Pada dilakukan secara langsung, karena
transaksi jual beli secara elektronik, adanya perbedaan lokasi antara
khususnya melalui website, biasanya penjual dengan pembeli, walaupun
calon pembeli akan memilih barang dimungkinkan untuk dilakukan.
tertentu yang ditawarkan oleh penjual 4. Pengiriman, merupakan suatu proses yang
atau pelaku usaha, dan jika calon dilakukan setelah pembayaran atas barang
pembeli atau konsumen itu tertarik yang ditawarkan oleh penjual kepada
untuk membeli salah satu barang yang pembeli, dalam hal ini pembeli berhak atas
ditawarkan, maka barang itu akan penerimaan barang termaksud. Pada
disimpan terlebih dahulu sampai calon kenyataannya, barang yang dijadikan
pembeli/konsumen merasa yakin akan objek perjanjian dikirimkan oleh penjual
pilihannya, selanjutnya kepada pembeli dengan biaya pengiriman
pembeli/konsumen akan memasuki sebagaimana telah diperjanjikan antara
tahap pembayaran. penjual dan pembeli.
3. Pembayaran, dapat dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung, Berdasarkan proses transaksi jual beli secara
misalnya melalui fasilitas internet, elektronik yang telah diuraikan diatas
namun tetap bertumpun pada sistem menggambarkan bahwa ternyata jual beli tidak
keuangan nasional, yang mengacu pada hanya dapat dilakukan secara konvensional, dimana
sistem keuangan lokal. Klasifikasi cara antara penjual dengan pembeli saling betemu secara
pembayaran dapat diklasifikasikan langsung, namun dapat juga hanya melalui media
sebagai berikut 7: internet, sehingga orang yang saling berjauhan atau
a. Transaksi model ATM, sebagai berada pada lokasi yang berbeda tetap dapat
transaksi yang hanya melakukan transaksi jual beli tanpa harus bersusah
melibatkan institusi finansial payah untuk saling bertemu secara langsung,
dan pemegang account yang sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi
akan melakukan pengambilan waktu serta biaya baik bagi pihak penjual maupun
7
pembeli.
Ibid, hlm.90.
9

dapat ditentukan ganti kerugian yang seadil-


adilnya. 9
Seseorang tidak dapat dituntut telah melakukan
perbuatan melawan hukum, apabila perbuatan
D. Perbuatan Melawan Hukum Dalam tersebut dilakukan dalam keadaan darurat/noodweer,
Transaksi Jual Beli Melalui Internet (E- overmacht, realisasi hak pribadi, karena perintah
Commerce) kepegawaian atau salah sangka yang dapat
dimaafkan. Apabila unsur kesalahan dalam suatu
Pada kenyataannya, dalam suatu peristiwa perbuatan dapat dibuktikan maka ia bertanggung
hukum termasuk transaksi jual beli secara jawab atas kerugian yang disebabkan perbuatannya
elektronik tidak terlepas dari kemungkinan tersebut, namun seseorang tidak hanya
timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh salah bertanggungjawab atas kerugian yang disebabkan
satu atau kedua pihak, dan pelanggaran hukum kesalahannnya sendiri, tetapi juga karena perbuatan
tersebut mungkin saja dapat dikategorikan sebagai yang mengandung kesalahan yang dilakukan oleh
Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatigedaad) orang-orang yang menjadi tanggungannya, barang-
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1365 KUH barang yang berada di bawah pengawasannya serta
Perdata yang menyatakan bahwa : binatang-binatang peliharaannya, sebagaimana
ditentupan dalam Pasal 1366 sampai dengan Pasal
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang 1369 KUH Perdata.
membawa kerugian kepada seorang lain, Kerugian yang disebabkan perbuatan melawan
mewajibkan orang yang karena salahnya hukum dapat berupa kerugiaan materiil dan atau
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian kerugian immateriil. Kerugian materiil dapat terdiri
tersebut.” kerugian nyata yang diderita dan keuntungan yang
diharapkan. Berdasarkan yurisprudensi, ketentuan
Berdasarkan definisi tersebut diatas, suatu ganti kerugian karena wanprestasi sebagaimana
perbuatan dapat dianggap perbuatan melawan ditentukan dalam Pasal 1243 sampai Pasal 1248
hukum apabila memenuhi unsur-unsurnya yaitu : 8 KUH Perdata diterapkan secara analogis terhadap
1. ada perbuatan melawan hukumnya ganti kerugian yang disebabkan perbuatan melawan
2. ada kesalahannya hukum. Kerugian immateriil adalah kerugian
3. ada kerugiannya, dan berupa pengurangan kenyamanan hidup seseorang,
4. ada hubungan timbal balik antara unsur 1, misalnya karena penghinaan, cacat badan dan
2 dan 3. sebagainya, namun seseorang yang melakukan
Suatu perbuatan melawan hukum mungkin perbuatan melawan hukum tidak selalu harus
dapat terjadi dalam transaksi jual beli secara memberikan ganti kerugian atas kerugian immateril
elektronik, asalkan harus dapat dibuktikan unsur- tersebut.
unsurnya tersebut diatas. Apabila unsur-unsur Untuk dapat menuntut ganti kerugian terhadap
diatas tidak terpenuhi seluruhnya, maka suatu orang yang melakukan perbuatan melawan hukum,
perbuatan tidak dapat dikatakan sebagai perbuatan selain harus adanya kesalahan, Pasal 1365 KUH
melawan hukum sebagaimana telah diatur dalam Perdata juga mensyaratkan adanya hubungan sebab
Pasal 1365 KUH Perdata. akibat/hubungan kausal antara perbuatan melawan
Perbuatan melawan hukum dianggap terjadi hukum, kesalahan dan kerugian yang ada, dengan
dengan melihat adanya perbuatan dari pelaku yang demikian kerugian yang dapat dituntut
diperkirakan memang melanggar undang-undang, penggantiannya hanyalah kerugian yang memang
bertentangan dengan hak orang lain, beretentangan disebabkan oleh perbuatan melawan hukum
dengan kewajiban hukum pelaku, bertentangan tersebut.
dengan kesusilaan dan ketertiban umum, atau Perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur
bertentangan dengan kepatutan dalam masyarakat dalam Pasal 1365 KUH Perdata ini dapat pula
baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, namun digunakan sebagai dasar untuk mengajukan ganti
demikian suatu perbuatan yang dianggap sebagai kerugian atas perbuatan yang dianggap melawan
perbuatan melawan hukum ini tetap harus dapat hukum dalam proses transaksi jual beli secara
dipertanggungjawabkan apakah mengandung unsur elektronik, baik dilakukan melaui penyelesaian
kesalahan atau tidak. sengketa secara litigasi atau melalui pengadilan
Pasal 1365 KUH Perdata tidak membedakan dengan mengajukan gugatan, maupun penyelesaian
kesalahan dalam bentuk kesengajaan (opzet-dolus) sengketa secara non litigasi atau di luar pengadilan
dan kesalahan dalam bentuk kurang hati-hati misalnya dengan cara negosiasi, mediasi, konsiliasi
(culpa), dengan demikian hakim harus dapat menilai atau arbitrase.
dan mempertimbangkan berat ringannya kesalahan
yang dilakukan sesorang dalam hubungannnya
dengan perbuatan melawan hukum ini, sehingga 9
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata,
8
Riduan Syahrani, Op.Cit, hlm. 273 Jakarta:Intermasa, 1979, hlm.56.
10

Pada transaksi jual beli secara elektronik diterapkan ketentuan hukum yang ada
terdapat beberapa kendala yang sering muncul seperti ketentuan Pasal 1365 KUH
anatar lain : Perdata, dengan cara melakukan
1. Pilihan hukum (choise of law) dalam perbandingan atau penafsiran hukum serta
rangka penyelesaian sengketa yang timbul, konstruksi hukum.
walaupun pada perjanjian biasanya telah 5. Sulitnya pelaksaan putusan dari suatu
dicantumkan mengenai pilihan hukum ini, proses penyelesaian sengketa atas
tapi pada kenyataannya masalah baru perbuatan melawan hukum dalam
justru muncul dalam hal penentuan transaksi jual beli secara elektronik ini,
mengenai hukum mana yang akan karena walaupun sengketa yang ada dapat
digunakan dalam menyelesaikan sengketa diselesaikan baik secara litigasi maupun
yang terjadi. Meskipun komunikasi antara secara non litigasi, namun pelaksanaan
para pihak yang terkait dalam proses jual putusannya terkadang membutuhkan daya
beli secara elektronik ini dapat dilakukan paksa dari pihak berwenang, dalam hal ini
melalui media internet, namun tidak lembaga peradilan yang mengadili kasus
seefektif dan seefisien komunikasi yang tersebut, sementara para pihak yang
dilakukan secara langsung bertatap muka. bersengketa mungkin berada dalam
dalam transaksi jual beli secara elektronik. wilayah yang berbeda, dengan demikian
2. Proses pembuktian adanya suatu perbuatan secara teknis akan menimbulkan kesulitan,
melawan hukum agak sulit untuk karena daya paksa yang dimaksud harus
dilakukan, karena masing-masing pihak diberikan secara langsung tanpa melalui
yang terkait dalam transaksi jual beli internet.
melalui internet ini tidak berhadapan Dengan demikian dalam menghadapi kasus
secara langsung, baik masih dalam ruang perbuatan melawan hukum pada transaksi jual beli
lingkup satu negara bahkan tidak menutup secara elektronik ini, dapat diterapkan ketentuan
kemungkinan masing-masing pihak berada yang ada dan berlaku sesuai dengan hukum yang
pada negara yang berbeda, sementara dipilih untuk digunakan, mengingat transaksi jual
untuk dapat dinyatakan sebagai perbuatan beli melalui internet ini tidak ada batas ruang,
melawan hukum harus memenuhi unsur- sehingga dimungkinkan orang Indonesia bermasalah
unsur sebagaimana telah diatur dalam dengan warga negara asing. Pilihan hukum yang
Pasal 1365 KUH Perdata. Pada dimaksud tersebut di atas juga ditentukan oleh isi
kenyataannya penyelesaian sengketa perjanjian awal pada saat terjadi transaksi jual beli
dalam transaksi jual beli secara elektronik secara elektronik.
dapat dilakukan melalui media internet, Ketentuan hukum yang dapat diterapkan atas
tetapi tetap harus mengikuti ketentuan perbuatan melawan hukum yang terjadi dalam
dalam penyelesaian sengketa yang transaksi jual beli secara elektronik adalah ketentuan
berlaku, dan hal ini menjadi kendala pula hukum yang termuat dalam KUH Perdata, antara
sehingga pada akhirnya proses pembuktian lain Pasal 1365 KUH Perdata. Penerapan ketentuan
adanya perbuatan melawan hukum pasal 1365 termaksud dilakukan dengan cara
tersebut sulit untuk dibuktikan. melakukan penafsiran hukum ekstensif yaitu
3. Minimnya pengetahuan dan keahlian memperluas arti kata perbuatan melawan hukum itu
pihak-pihak yang berwenang sendiri, tidak hanya yang terjadi dalam dunia nyata,
menyelesaikan sengketa yang terjadi tetapi juga dimungkinkan perbuatan melawan
dalam dunia maya, khususnya transaksi hukum yang terjadi di dunia maya, dalam hal ini
jual beli secara elektronik. pada transaksi jual beli secara elektronik. Selain itu,
4. Belum adanya peraturan perundang- dapat pula diterapkan Pasal 1365 KUH Perdata
undangan yang secara khusus mengatur dengan melakukan konstruksi hukum analogi yakni
tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan antara perbuatan
di dunia maya, termasuk transaksi jual beli melawan hukum yang dilakukan di dunia nyata
secara elektronik. Pada saat ini, di dengan dunia maya, sehingga pada akhirnya unsur-
Indonesia telah dibuat Rancangan Undang- unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana
Undang Tentang Informasi dan Transaksi disyaratkan tetap dapat terpenuhi. Walaupun pada
Elektronik (ITE), namun sampai saat ini prakteknya muncul kesulitan-kesulitan dalam
belum diundangkan dan belum penerapannya, namun tetap diharapkan perbuatan
diberlakukan, sehingga terhadap melawan hukum yang terjadi harus tetap mendapat
permasalahan hukum yang timbul dari sanksi secara hukum sehingga tidak ada kekosongan
berbagai macam kegiatan dalam internet hukum.
termasuk masalah perbuatan melawan Disamping itu, berdasarkan ketentuan Pasal 28
hukum pada transaksi jual beli secara Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 Tentang
elektronik termaksud hanya dapat Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman, ditegaskan
11

bahwa hakim harus menggali nilai-nilai yang hidup melalui media internet ini dapat diselesaiakan
dalam masyarakat, sehingga tidak ada kasus yang secara alternatif di luar pengadilan.
ditolak pengadilan dengan alasan tidak ada atau Ada beberapa tindakan hukum yang dapat
belum lengkap peraturannya. Dengan demikian dilakukan oleh pihak yang berkepentingan atas
diharapkan kasus-kasus yang mengandung adanya terjadinya perbuatan melawan hukum yang telah
perbuatan melawan hukum pada transaksi jual beli dilakukan oleh pihak lain sehingga menimbulkan
secara elektronik, tetap dapat diselesaikan dengan kerugian, yaitu menyelesaikan sengketa tersebut
ketentuan hukum yang berlaku sekarang ini. baik secara litigasi atau pengajuan surat gugatan
melalui lembaga peradilan yang berwenang sesuai
ketentuan hukum acara perdata yang berlaku di
E. Tindakan Hukum Atas perbuatan melawan Indonesia atau berdasarkan hukum acara yang
Hukum Dalam Transaksi Jual Beli Melalui dipilih oleh para pihak, maupun secara non litigasi
Internet (Electronic Commerce) atau di luar pengadilan, antara lain melalui cara
adaptasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi serta
Menurut ketentuan RUU Tentang Informasi arbitrase sesuai ketentuan yang berlaku. Penentuan
dan Transaksi Elektronik (ITE), khusunya Pasal 34 cara dalam menyelesaikan sengketa seperti tersebut
dikatakan bahwa masyarakat dapat mengajukan di atas, tergantung kesepakatan para pihak yang
gugatan secara perwakilan terhadap pihak yang bersengketa, dan biasanya telah dicantumkan pada
menggunakan teknologi informasi yang berakibat perjanjian sebagai klausula baku tertentu. Apabila
merugikan masyarakat. Seseorang dapat melakukan dalam perjanjian jual beli semula beluam ada
gugatan secara perwakilan atas nama masyarakat kesepakatan mengenai cara penyelesaian
lainnya yang dirugikan tanpa harus terlebih dahulu sengketanya, maka para pihak tetap harus sepakat
memperoleh surat kuasa sebagaimana lazimnya memilih salah satu cara penyelesaian sengketa yang
kuasa hukum. Gugatan secara perwakilan terjadi, apakah secara litigasi atau non litigasi.
dimungkinkan apabila telah memenuhi hal-hal Apabila penyelesaian sengketa yang dipilih
sebagai berikut : adalah secara litigasi, maka harus diperhatikan
1. Masyarakat yang dirugikan sangat besar ketentuan hukum acara perdata yang berlaku. Di
jumlahnya, sehingga apabila gugatan Indonesia, sesuai ketentuan hukum acara
tersebut diajukan secara perorangan perdatanya, maka suatu perbuatan melawan hukum
menjadi tidak efektif; harus dibuktikan melalui proses pemeriksaan di
2. Sekelompok masyarakat yang mewakili lembaga peradilan mulai dari tingkat pertama
harus mempunyai kepentingan yang sama (Pengadilan Negeri) sampai tingkat akhir
dan tuntutan yang sama dengan (Pengadilan Tinggi atau mungkin Mahkamah
masyarakat yang diwakilinya, serta sama- Agung) dengan syarat adanya putusan hakim yang
sama merupakan korban atas suatu telah memiliki kekuatan hukum yang tetap dan
perbuatan melawan hukum dari orang atau pasti (inkracht van gewijsde).10
lembaga yang sama. Gugatan yang diajukan didasari dengan
Ganti kerugian yang dimohonkan dalam ketentuan hukum perdata yaitu Pasal 1365 KUH
gugatan perwakilan dapat diajukan untuk mengganti Perdata. Selanjutnya pada proses pembuktian,
kerugian-kerugian yang telah diderita, biaya-biaya harus dapat dibuktikan unsur-unsur yang
pemulihan atas ketertiban umum dan norma-norma menunjukkan adanya perbuatan melawan hukum
kesusilaan yang telah terganggu serta biaya ini melalui alat-alat bukti yang diakui dalam Pasal
perbaikan atas kerusakan yang diderita sebagai 164 HIR (Het Herziene Indonesisch Reglement),
akibat langsung dari perbuatan Tergugat yang baik bukti secara tertulis (misalnya print out
melawan hukum tersebut. Gugatan yang diajukan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
bukan merupakan gugatan ganti rugi saja akibat transaksi jual beli secara elektronik tersebut), saksi-
perbuatan melawan hukum, tetapi juga memohon saksi termasuk saksi ahli (sepeti ahli teknologi
kepada pengadilan untuk memerintahkan orang informasi dan sebagainya) sebagaimana diatur
yang sudah melakukan perbuatan melawan hukum dalam Pasal 153 HIR, persangkaan, pengakuan dan
itu dalam pemanfaatan teknologi informasi, dalam sumpah. Berdasarkan ketentuan Uncitral Model
hal ini transaksi jual beli secara elektronik Law, print out dari suatu transaksi jual beli secara
termaksud tidak mengabaikan aspek peleyanan elektronik dapat digunakan sebagai bukti tertulis,
terhadap publik. oleh karena itu Indonesia dapat merujuk ketentuan
Sementara Pasal 35 RUU Tentang Informasi termaksud, sebab Indonesia telah menjadi warga
dan Transaksi Elektronik (ITE) ini menegaskan dunia yang ditandai dengan masuknya Indonesia
bahwa gugatan perdata dilakukan berdasarkan menjadi anggota World Trade Organization.11
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan Dengan demikian hakim akan mendapatkan
penyelesaian sengketa tersebut diatas khususnya 10
sengketa yang timbul dalam transaksi jual beli Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oerip,
Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek,
Bandung :Alumni, 2000, hlm. 156.
12

keyakinan mengenai perbuatan melawan hukum Dengan demikian perbuatan melawan hukum
yang telah terjadi. yang terjadi dalam suatu hubungan hukum di dunia
Penyelesaian sengketa atas perbuatan melawan maya dalam hal ini pada transaksi jual beli melalui
hukum yang terjadi dalam transaksi jual beli secara internet, tetap dapat diselesaikan secara hukum,
elektroik dapat pula dilakukan secara non litigasi, dengan menerapkan Pasal 1365 KUH Perdata.
antara lain 12: Walaupun belum ada peraturan perundang-
1. Proses adaptasi atas kesepakatan antara undangan yang mengatur khusus kegiatan-kegiatan
para pihak sebagaimana dituangkan dalam dalam internet termasuk transaksi jual beli melalui
perjanjian jual beli yang dilakukan melalui internet ini, namun ketentuan Pasal 1365 KUH
media internet tersebut. Maksud adaptasi Perdata tersebut dapat diaplikasikan pada kasus-
ini adalah para pihak dapat secara sepakat kasus perbuatan melawan hukum dalam transaksi
dan bersama-sama merubah isi perjanjian jual beli secara elektronik, melalui proses
yang telah dibuat, sehingga perbuatan penafsiran hukum ektensif dan atau konstruksi
salah satu pihak yang semula dianggap hukum analogis, sehingga tidak terjadi kekosongan
sebagai perbuatan melawan hukum pada hukum di Indonesia.
akhirnya tidak lagi menjadi perbuatan Kondisi tersebut diatas, merupakan hal yang
melawan hukum; harus menjadi motivasi bagi pemerintah untuk
2. Negosiasi, yang dapat dilakukan oleh para secepatnya membuat, mengesahkan dan
pihak yang bersengketa, baik para pihak memberlakukan peraturan yang mengatur tentang
secara langsung maupun melalui kegiatan-kegiatan di dunia maya sebagai
perwakilan masing-masing pihak; konsekuensi dari adanya perkembangan teknologi
3. Mediasi, merupakan salah satu cara informasi.
menyelesaikan sengketa di luar
pengadilan, dengan perantara pihak
ketiga/mediator yang berfungsi sebagai DAFTAR PUSTAKA
fasilitator, tanpa turut campur terhadap
putusan yang diambil oleh kedua pihak; Buku-Buku :
4. Konsiliasi, juga merupakan cara
penyelesaian sengketa di luar pengadilan, Abdul Wahid, S.H. dan Mohammad Labib, S.H.
namun mirip pengadilan sebenarnya, Kejahatan Mayantara. Bandung : Refika
dimana ada pihak-pihak yang di nggap Aditama. 2005
sebagai hakim semu;
5. Arbitrase, adalah cara penyelesaian Ahmad Mujahid Ramli, S.H., M.H., Prof. Cyber
sengketa secara non litigasi, dengan Law dan HAKI Dalam Sistem Hukum
bantuan arbiter yang ditunjuk oleh para Indonesia. Bandung : Refika Aditama.
pihak sesuai bidangnya. Di Indonesia 2004.
telah ada lembaga khusus arbitrase yaitu
Badan Arbitrase Nasional Indonesia Edmon Makarim, S.H. Kompilasi Hukum
(BANI). Putusan arbitrase memiliki Telematika. Jakarta : PT. Gravindo Persada.
kekuatan hukum yang sama dengan 2000.
putusan hakim di pengadilan, dan atas
putusan arbitrase ini tidak dapat dilakukan Gunawan Widjaja, S.H. & Ahmad Yani,S.H.
upaya hukum baik banding maupun Hukum Tentang Perlindungan Konsumen.
kasasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Oleh karena itu, perbuatan melawan hukum 2000.
yang timbul dalam transaksi jual beli secara
elektronik/melalui internet dapat diselesaikan baik Mochtar Kusumaatmadja,S.H., Prof. Konsep-
secara litigasi ataupun secara non litigasi, sesuai Konsep Hukum Dalam Pembangunan.
kesepakatan para pihak, sehingga tidak ada Bandung : Alumni. 2002.
kekosongan hukum yang dapat berakibat
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi Retnowulan Sutantio,S.H. dan Iskandar Oerip,S.H.
Hukum Acara Perdata dalam Teori Dan
F. Penutup Praktek. Bandung : Alumni. 2000.

11
Riduan Syahrani,S.H. Seluk-Beluk Dan Asas-Asas
Uncitral Model Law on Electronic Hukum Perdata. Bandung. Alumni. 1992.
Commerce, http://www.Uncitral Model Law.com.
Rabu, 14 Juni 2006 Subekti,S.H. Pokok-Pokok Hukum Perdata.
12
Hetty Hassanah, Metode Alternatif Jakarta : Intermasa. 1979.
penyelesaian Sengketa, Materi Perkuliahan,
Bandung : Unikom, 2005, hlm. 67.
13

______. Aneka Perjanjian. Cetakan VII. Bandung :


Alumni. 1985.

Syamsu Gandapermana,S.H. Bahasa Belanda


Hukum Dasar. Bandung : STHB. 1996.

Wirjono Prodjodikoro,S.H. Perbuatan Melanggar


Hukum. Cetakan V. Bandung : Sumur
Bandung. 1967.

Sumber Lain :

Hetty Hassanah,S.H. Metode Alternatif


Penyelesaian Sengketa. Diktat Kuliah.
Bandung : UNIKOM. 2005.

Johanes Gunawan, S.H. Reorientasi Hukum


Kontrak Di Indonesia. Jurnal Hukum
Bisnis. Vol. 22 No. 6 . 2003.

Otje Salman Soemadiningrat, S.H., Prof. Penulisan


Hukum Pada Fakultas Hukum UNIKOM.
Makalah pada Seminar Up-Grading
Teknik Penyusunan Penulisan Hukum
Oleh Lembaga Kajian Hukum UNIKOM.
12 Februari 2004.

Situs-Situs :

Uncitral Model Law on Electronic Commerce,


http://www.Uncitral Model Law.com.
Rabu, 14 Juni 2006

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-Undang Dasar 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Het Herziene Indonesisch Reglement (HIR)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang


Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 Tentang


Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman

Rancangan Undang-Undang Informasi dan


Transaksi Elektronik
.
14

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama : Hetty Hassanah, S.H.
Tempat Tanggal Lahir : Padalarang, 5 Juni 1977
Alamat : Jl. Mutiara IX Blok E-5 No. 4 Komplek Permata Cimahi
Tlp. (022) 6624106 (Hp. 08122055145)

Agama : Islam

PENDIDIKAN
TK : TK Rian Kumara Jaya (1981-1983)
SD : SDN Kertajaya I Padalarang (1983-1989)
SLTP : SMPN I Padalarang (1989-1992)
SLTA : SMAN 4 Bandung (1992-1995)
PERGURUAN TINGGI : SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG
(1995-1999)

SEMINAR & PELATIHAN


1. Seminar Peradilan Anak-UNPAD (1996)
2. Pelatihan Penyelesaian Sengketa Bisnis ADR-UNPAD (1997)
3. Seminar Kepailitan- UNPAD (1998)
4. Pekan Ilmiah Daerah-Kopertis IV Jabar (1998)
5. PEKERTI-UNPAD (2000)
6. Diskusi Intern FH Unikom “Cyberlaw” (2001)
7. Diskusi Intern FH Unikom “ Penjahat Berdasi (2001)
8. Seminar Nasional Cyberlaw-STHB (2001)
9. Pelatihan Dasar Hukum Humaniter Internasional-ICRC & UNPAD (2002)
10. Seminar Intern “Aspek-Aspek Hukum Pemilikan Rumah Oleh Orang Asing Di
Indonesia” (2002)
11. Stadium Generale “Cyber & Teknologi Informasi Sebagai Pola Ilmiah Pokok Pada
Program Kekhususan Fakultas Hukum Unikom (2004)
12. Seminar Intern :
- “Hubungan Hukum Transaksi letter of Credit Dalam Perdagangan
Internasional” (2002)
15

- “POLRI Setelah Berpisah Dengan TNI” (2002)


- “Penerapan Perjanjian Hukum Internasional Dalam Suasana Hukum
Nasional” (2002)
- “Urgensi Amandemen UUD 1945” (2002)
- “Tinjauan Yuridis Terhadap Transaksi pembayaran Dengan
Menggunakan Bankers letter of Credit Dalam Perdagangan Internasional” (2003)
- “Kaitan GAM Dengan Konvensi Jenewa 1949” (2003)
- “Aspek Hukum Pengendalian Lingkungan Akibat Limbah D3
Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
- “Perubahan Struktur Ketatanegaraan Dalam Amandemen UUD
1945” (2003)
13. Pengabdian Pada Masyarakat Di Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang (2002)
14. Seminar “Perkawinan Sesama Jenis & Hukum Waris Di Belanda” (2002)
15. Diskusi Interaktif “Ketentuan Pengisian Borang Dalam Rangka Akreditasi Program
Studi Di Perguruan Tinggi” (2003)
16. Seminar “Perluasan Kewenangan Peradilan Niaga” (2003)
17. Seminar “Seks Bebas & Kekerasan Seks Di Kalangan Remaja” (2003)
18. pelatihan pembuatan Situs (2003)
19. Kegiatan Ilmiah “Penyegaran Materi Teknik Penyusunan penulisan Hukum (2004)
20. Pelatihan Teknologi Informasi On Line, UNIKOM 2004

PENELITIAN ILMIAH

1. “Analisis ketentuan Asuransi Dalam rangka Mempertahankan prinsip Keseimbangan”


(2000)
2. “Penyalahgunaan Psikotropika Yang Berdampak Negatif bagi Generasi Muda
Indonesia”(2000)
3. “Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995” (2001)
4. Perlindungan Konsumen Dalam Perjanjian pembiayaan Konsumen Atas kendaraan
Bermotor Dengan Fidusia” (2002)
5. “Kepemilikan Rumah Oleh Orang Asing Di Indonesia” (2003)
6. “Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Saham Minoritas Dalam Perseroan Terbatas
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas” (2003)
7. “Hukum Pidana Dan Urgensinya Terhadap Dunia Cyber Dan Teknologi Informasi”
(2004)
8. “Pelaksanaan Ketentuan Hak Kekayaan Intelektual Hak Cipta Dan Hak Paten
Khususnya Di Indonesia” (2004)
16

PRESTASI

1. Juara I Mahasiswa Berprestasi Tingkat Sekolah Tinggi Hukum Bandung (1997)


2. Juara I Mahasiswa Berprestasi Tingkat Kopertis IV Jabar (1997)
3. Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional (1997)
4. Pemakalah Utama pada Pekan Ilmiah Daerah IV Jabar (1998)
5. Sarjana Hukum dengan peringkat “CUM LAUDE” (IPK : 3,70) dari Sekolah Tinggi
Hukum Bandung Tahun 1999
6. Juara Harapan I “Dosen Teladan” Universitas Komputer Indonesia (2001)

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat


dipertanggungjawabkan.

Bandung, 28 Juni 2006

(Hetty Hassanah, S.H)

You might also like