Professional Documents
Culture Documents
PENDIDIKAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2004
BAB I
PENDAHULUAN
❧PENGANTAR
❧ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN
❧DEFINISI PENDIDIKAN
❧SEJARAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
❧KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI
TEORI & PRAKTEK PENDIDIKAN
❧METODE-METODE DALAM PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
A. PENGANTAR
❧ Manfaat Psikologi Pendidikan
❧ Psikologi Pendidikan = Ilmu
Terapan
❧ Long Life Education
B. ASPEK-ASPEK
PENDIDIKAN
❧ Pendidikan Informal
❧ Pendidikan Formal
❧ Pendidikan Non-formal
B. ASPEK-ASPEK
PENDIDIKAN
1. Pendidikan Informal
❧ Introspeksi
❧ Observasi
❧ Metode Klinis
❧ Metode Diferensial
❧ Metode Ilmiah
❧ Metode Eksperimen
F. METODE-METODE
DALAM PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
1. Instrospeksi
• Cross-Sectional
F. METODE-METODE
DALAM PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
4. Metode Diferensial
❧ Sejarah Intelegensi
❧ Pengertian Intelegensi
❧ Teori-teori Intelegensi
❧ Pengukuran Intelegensi
❧ Kurve Normal Dalam Intelegensi
B. INTELEGENSI
1. Sejarah Intelegensi
Wundt(Jerman), Galton(Inggris),
Cattel(AS)→ tes untuk anak-anak.
Hasilnya:ada perbedaan ketepatan dan
kecepatan individu dalam mengerjkan tes.
Pra 1800-an → tes hanya untuk mengukur
satu kemampuan
1880 → Ebbinghause menemukan
berbagai tes memori
Alfred Binet & Theopile Simon →
membedakan intelegensi anak normal
dengan anak lemah pikir → Tes Binet-
B. INTELEGENSI
2. Pengertian Intelegensi
TERMAN → Suatu kemampuan untuk
berpikir berdasarkan atas gagasan yang
abstrak.
BINET → Intelegensi mencakup 4 hal
yaitu:pemahaman, hasil penemuan,
arahan dan pembahasan.
STREN → Kapasitas umum dari individu
yang secara sadar dapat menyesuaikan
jiwa yang umum dengan masalah dan
kondisi hidup baru.
THORNDIKE → Daya kekuatan respon
yang baik dari sudut pandang kebenaran
B. INTELEGENSI
3. Teori-teori Intelegensi
CHARLES SPEARMAN
→ Dua faktor intelegensi, yaitu:
THURSTONE
→ Intelegensi beroperasi pada empat tingkat
trial & error yaitu :
Perilaku nyata (trial & error)
Perseptual (trial & error)
Ideational
Konseptual → dijadikan acuan bagi
pengukuran intelegensi
B. INTELEGENSI
3. Teori-teori Intelegensi
KEMAMPUAN KONSEPTUAL
THURSTONE:
Verbal Comprehention (V)
Number (N)
Spatial Relation (S)
Word Fluency (W)
Memory (M)
Reasoning (R)
B. INTELEGENSI
4. Pengukuran Intelegensi
KUALITATIF → Perbedaan
intelegensi disebabkan karena
kualitas individu yang berbeda.
KUANTITATIF → Perbedaan
intelegensi disebabkan karena
terdapat perbedaan kuantitas
individu.
B. INTELEGENSI
4. Pengukuran Intelegensi
ALFRED BINET
→ TES STANFORD BINET
MA
IQ = X 100
CA
IQ = Intelligence Quotient
MA = Mental Age
CA = Chronological Age
B. INTELEGENSI
4. Pengukuran Intelegensi
Klasifikasi IQ Menurut Stanford-
Binet
KLASIFIKASI IQ
Genius 140 ke atas
Sangat cerdas 130 – 139
Cerdas (superior) 120 – 129
Di atas rata-rata 110 – 119
Rata-rata 90 – 109
Di bawah rata-rata 80 – 89
Garis Batas (bodoh) 70 – 79
Moron (lemah pikir) 50 – 69
Imbisil,idiot 49 ke bawah
B. INTELEGENSI
4. Pengukuran Intelegensi
DAVID WECHSLER
→ Wechsler-Bellevue Intellegence Scale
(1939)
→ Wechsler Intellegence Scale for
Children (1949)
→ Wechsler Adult Intellegence Scale
(1955)
B. INTELEGENSI
4. Pengukuran Intelegensi
Klasifikasi IQ Menurut
Wechsler
KLASIFIKASI IQ
Very Superior 130 ke atas
Superior 120 –129
Bright Normal 110 –119
Average 90 – 109
Dull Normal 80 – 89
Borderline 70 –79
Mental Deffective 69 ke bawah
B. INTELEGENSI
5. Kurve Normal Dalam
Intelegensi
C. BAKAT
❧ Sejarah Bakat
❧ Pengertian Bakat
❧ Bakat & Intelegensi
❧ Pengukuran Bakat
C. Bakat
1. Sejarah Bakat
Pendidikan = Bakat Ideal
lliam
B. Michael : bakat adalah kapasitas seseorang dalam
elakukan tugas, yang dedikit sekali dipengaruhi atau
gantung dari latihan
oodworth
dan Marquis : bakat adalah prestasi yang dapat
amalkan dan dapat diukur melalui tes khusus.
kat
merupakan kemampuan yang memiliki tiga arti, yaitu:
Achievement Kemampuan aktual
Capacity Kemampuan potensial
Aptitude Kualitas
C. Bakat
2. Pengertian Bakat
IQ > Task
Rata- comitm
rata ent
Kreativitas
THREE-RINGS INTERACTION
B. PENDIDIKAN ANAK
BERBAKAT
4. Model Identifikasi Triandis
Sekolah Teman
Sebaya
Keulet Kreativi
an tas
Anak
cerdas
Intelege
tinggi
nsi
Keluarga
B. PENDIDIKAN ANAK
BERBAKAT
Menurut5.Ward,
Layanan Pend.Anak
Kitano & Kirby (dalam Semiawan,
1994):
Berbakat
❧ Pendidikan anak berbakat seyogyanya berbeda
dengan menekankan pada aspek intelektual.
❧ Diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas
sesuai kemampuan anak berbakat di atas rata-rata.
❧ Penekanan pada perkembangan kreatif dan proses
berpikir tinggi.
❧ Penekanan pada orientasi penemuan dan
pendekatan induktif.
C. MENTAL
RETARDATION
❧ Karakteristik MR
❧ Kategori MR
❧ Faktor-faktor penyebab MR
C. MENTAL
RETARDATION
1. Karakteristik
Menurut PPDGJ III: MR
a. IQ = 75 ke bawah
b. Kesulitan dalam memenuhi tuntutan sosial
c. Adaptive behavior buruk
MR merupakan fenomena sosiokultural yang
kompleks karena melibatkan hal-hal yang
kompleks:
✔ hubungan antar keluarga
✔ menjadi beban semua orang
C. MENTAL
RETARDATION
2. Kategori MR
1). Ditinjau dari skala IQ
a. Mild MR
- Stanford Binet : 52 - 67
- Wechsler : 55 - 69
b. Moderate MR
- Stanford Binet : 36 - 51
- Wechsler : 40 - 54
C. MENTAL
RETARDATION
2. Kategori MR
c. Severe MR
- Stanford Binet : 20 - 35
- Wechsler : 25 - 39
d. Profound MR
- Stanford Binet : <= 19
- Wechsler : <= 24
C. MENTAL RETARDATION
2. Kategori MR
2). Ditinjau dari istilah dalam psikologi
dan kesehatan:
a. Debil : IQ 50 - 75
b. Imbicil : IQ 25 - 49
c. Idiot : IQ < 25
3). Ditinjau dari istilah dalam
pendidikan:
a. Dull : IQ 75 -
85
b. Educable : IQ 50 - 74
C. MENTAL
RETARDATION
3. Faktor
Sebab Biologis Penyebab MR
A). Pranatal: infeksi, detoksifikasi, virus
rubella, oabt, AIDS, herphes simplex,
siphilis, hypoxia, radiasi, kelainan metabolisme.
B). Masa pranatal dengan penyebab tidak
jelas: microcephallus, hydrocephallus,
meningocelle, kelainan kromosom, BB <
minimum, bayi dari ibu psikosis
Sebab Psikologi dan sosial
Disebabkan karena dibesarkan dalam
D. EXCEPTIONAL
PEOPLE
❧Pengertian
❧Kategori individu khusus
D. EXCEPTIONAL
PEOPLE
1. Pengertian
Individu yang secara jelas/signifikan dan sifatnya
menetap berbeda dari yang normal dan
mengalami hambatan untuk mencapai suskes
dalam aktivitas sosial, personal dan pendidikan
yang sangat dasar (Harring, 1982).
Beberapa istilah terkait:
✓Disabled
✓Impaired
✓Disordered
✓Handicaped
✓Exceptional
D. EXCEPTIONAL
PEOPLE
2. Kategori Exceptional
Kategori Harring (1982):
People
❧ Sensory Handicapped
❧ Mental Deviation
❧Communication Disorder
❧ Learning Disabilities
❧ Behavioral Disorders
❧ Physical Handicaps
D. EXCEPTIONAL
PEOPLE
2. Kategori Exceptional
People
Kategori Indonesia:
a. Tuna Netra (SLB A)
b. Tuna Wicara & Tuna Rungu (SLB B)
c. Tuna Grahita (SLB C)
d. Tuna Daksa (SLB D)
e. Tuna Laras (SLB E)
f. Berbakat/gifted (SLB F)
BAB IV
PERENCANAAN
KEGIATAN BELAJAR-
MENGAJAR
❧ PENDAHULUAN
❧ TUJUAN INSTRUKSIONAL
❧ MODEL INSTRUKSIONAL
❧ KURIKULUM
❧ MODEL PEMILIHAN TUJUAN
A. PENDAHULUAN
❧ “Apa yang akan saya lakukan?”
❧ “Perubahan apa yang saya
inginkan dari siswa-siswa saya?”
B. TUJUAN
INSTRUKSIONAL
❧ Guru yang efektif
❧ Model tujuan instruksional yang
bertujuan
❧ Keuntungan model tujuan
instruksional yang bertujuan
C. MODEL
INSTRUKSIONAL
Penentuan
tujuan- Penilaian Pengajaran Evaluas
tujuan Pendahul i
spesifik uan
Penentua Penilaian
n tujuan- Pendahul Pengajaran Evalua
tujuan uan si
spesifik
Model
Psikodinamika
A. KOMUNIKASI
3. Model Proses
Persuasi
Membentuk
Pesan Batasan(Bata Menghasil
batasan(definisi
yang san kembali kan
untuk perilaku
persuasif proses perubahan
sos.bagi
sosbud perilaku
anggota
kelompok) kelompok
Tipe Visual
Tipe Auditif
Tipe Motoris
A. KOMUNIKASI
4. Komunikasi Dalam Proses
Belajar-Mengajar
Secara Kuantitatif
Pendidikan yang semakin merata.
Secara Kualitatif
Peningkatan mutu proses belajar
mengajar
B. PEMBELAJARAN
AKTIF
1. Latar Belakang &
CBSA (Raka Joni, 1993):
Pengertian
❧ Melihat kegiatan belajar mengajar sebagai
pemberian makna secara konstruktivistik
terhadap pengalaman bagi peserta didik.
❧ Pengendalian kegiatan belajar harus
meletakkan dasar bagi pembentukan prakarsa
dan tanggungjawab peserta didik ke arah
belajar sepanjang hayat.
B. PEMBELAJARAN
AKTIF
2. Untuk Apa
kreatif
ekspresif
Tuntutan masa memiliki prakasa
depan tanggung jawab
B. PEMBELAJARAN
AKTIF
3. Mengapa
❧ Memberikan umpan bagaiman peserta
didik belajar membentuk sikap yang
diperlukan, mengelola perolehannya untuk
menjadi bekal dan dasar bagi pengalaman
belajar berikutnya, atas prakarsa sendiri.
Yang perludiperhatikan:
❧ Persiapan pembelajaran aktif yang bermakna
dan kondusif
❧ Mengandung unsur pengamatan terhadap objek
yang dipelajari dengan memperhatikan
keseimbangan otak kanan dan kiri.
❧ Interpretasi. Mencatat ciri khas dari suatu objek
tahap perkembangan atau kejadian untuk
menghubungi pengamatan yang satu dengan
yang lain.
. PEMBELAJARAN AKTIF
4. Bagaimana
jian/ testing
elakukan tugas tertentu
embuat karangan
mereproduksi materi yang telah diajarkan
awancara, dan sebagainya
A. PENDAHULUAN
2. Penilaian Dan Prediksi Terhadap
Penguasaan Materi Pada Siswa
ntuk-bentuk rapor :
Mempergunakan lambang A, B, C, D, E
Skala 11 tingkat misl: mulai 0-10 atau 0 sampai 100
B. FUNGSI EVALUASI
PENDIDIKAN
❧ Dasar psikologis
❧ Dasar didaktis
❧ Dasar administratif
B. FUNGSI EVALUASI
PENDIDIKAN
1. Dasar Psikologis
❊Memperhatikan
❊Merespon
❊Menghayati Nilai
❊Mengorganisasikan
❊Mempribadikan nilai atau seperangkat nilai
TAKSONOMIS
2.. SEGI AFEKTIF
(Krathwohl)
Memperhatikan
Merespon
Menghayati nilai
Mengorganisasikan
Memperhatikan nilai atau seperangkat nilai
C. ANALISIS
TAKSONOMIS
3. SEGI PSIKOMOTORIS (E.J.
Simpson)
✣Persepsi
✣Set
✣Respon Terbimbing
✣Respon Mekanistis
✣Respon Kompleks
D. TEKNIK PENILAIAN
❧ Tes subjektif
❧ Tes objektif
D. TEKNIK PENILAIAN
1. Tes Subjektif
KEKUATAN KELEMAHAN
Mudah disusun Mendorong untuk menerka,
Komprehensif dapat mengerjakan tanpa belajar
Dapat dinilai cepat Reliabilitas rendah
praktis Menimbulkan kekeburan, dan
objktif sukar dicari item yang
benar-benar salah
D. TEKNIK PENILAIAN
2. Tes Objektif
Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)
Kekuatan Kelem
ahan
Digunakan untuk •Digunakan hanya untuk
m eneliti kem am puan m enilai ingatan saja
m em buat tafsiran, •Sukar
m elakukan pem ilihan, •Sering terjadi lebih dari
m endiskriminasikan, satu jawabanyang
m enentukan pendapat tepat
&m enarik kesim pulan •Mem akan banyak
Mudah, cepat dan waktu dan usaha
objektif
Mengurangi faktor
terkaan
D. TEKNIK PENILAIAN
2. Tes Objektif
Matching Test
KEKUATAN
Dapat digunakan untuk m enilai:
• Problem dengan penyelesaiannya
• Teori dengan penyusunannya sebab
dan akibatnya singkatan dan kata-kata
lengkapnya
• Istilah definisinya
Mudah disusun
Menghilangkan faktor m enerka-nerka
Dapat dinilai dengan m udah dan cepat
D. TEKNIK PENILAIAN
2. Tes Objektif
Tes Isian
KEKUATAN KELEMAHAN
- Masalah yang diujikan Banyak memakan
disjikan dalam tempat dan waktu
keseluruhannya Kurang komprehensif
- Baik untuk menyelidiki Seringkali hanya untuk
pengetahuan pelajar menilai kecakapan
secara utuh mengenai mengingat
suatu bidang
- Mudah disusun
TERIMA KASIH
M. Fakhrurrozi & Praesti
Sedjo