You are on page 1of 6

BAPMI DAN PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL

PENDAHULUAN

Sengketa atau konflik adalah bagian dari irama kehidupan. Ia selalu ada, dan yang dalam
keadaan paling jelek tidak dapat dihindarkan. Kita tidak dapat lari dari sengketa atau konflik. Ia
harus diatasi atau diselesaikan. Secara tradisional, sebelum kita mengenal badan peradilan dalam
sistem ketatanegaran mutakhir, masyarakat membentuk atau menciptakan sarana penyelesaian
sengketa, yang secara bertahap dilembagakan melalui rapat-rapat komunitas tertentu. Yurisdiksinya
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat baik yang bersifat hubungan antara anggota dan
penguasa komunitas, atau juga antara sesama anggota masyarakat sendiri. Sistem ketatanegaraan
modern mengangkat kebutuhan akan sistem penyelesaian perkara ini ke tingkat yang lebih canggih
dan profesional, bahkan mendeklarasikan keindependensian lembaga penyelesaian sengketa
termaksud.

Sejarah menunjukkan berdampingannya sarana peradilan di satu pihak dan lembaga


penyelesaian sengketa pola tradisional di lain pihak, sebagaimana yang misalnya terlihat di negara
kita. Harapan bangsa-bangsa beradab adalah pada lebih menguatnya badan peradilan sebagai bagian
dari alat kekuasaan negara sehinga apa yang disebut sebagai "keadilan" benar-benar tercapai dengan
memuaskan. Namun suasana modern ternyata menjebak lembaga peradilan yang lahir dari sistem
ketatanegaraan di atas. Umpamanya, demi pemberian kesempatan yang sempurna bagi pencari
keadilan, sistem peradilan menjadi kompleks dan panjang, yang kemudian kerap disalahgunakan.
Pemberian kesempatan yang luas bagi pencari peradilan sebagai bagian dari pilar demokrasi, tidak
berhasil mencapai tujuannya. Sukar sekali kita melihat adanya orang yang legowo menerima
putusan pengadilan atas dasar bahwa "memang saya salah". Yang mengemuka adalah "pokoknya
saya punya hak untuk banding, bahkan kasasi". Celakanya kasasi pun tidak cukup, lalu digunakan
sarana peninjauan kembali ("PK"). Padahal PK adalah sarana yang hanya dapat digunaka secara
selektif.

Itulah sebabnya dalam transaksi bisnis internasional dikembangkan alternatif terhadap sistem
peradilan modern tersebut, seperti yang banyak kita jumpai dalam dokumen-dokumen yang
berkaitan. Selain dari lemahnya sistem peradilan dari sudut struktural, ketidakpuasan dunia usaha
juga ditambah ekses dari sudut kelemahan pelaksana atau sumber daya manusia di belakang sistem
peradilan modern tadi. Maka sang keadilan makin sukar digapai. Di Indonesia pilihan lain untuk
mendapatkan keadilan sudah lama dikenal. Menggantikan pasar hukum peninggalan Belanda adalah
Undang-undang No. 30 Th 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Dari sudut
kelembagaan kita mengenal Badan Arbitrase Nasional Indonesia ("BANI"), disusul oleh Badan
Arbitrase Muamalat Indonesia ("BAMUI"). Dalam rangka penyehatan perusahaan akibat krisis
ekonomi tahun 1997, Pemerintah mendirikan Prakarsa Jakarta dengan pola mediasi sebagai dasar
utama restrukturisasi. Di bidang perburuhan penyelesaian melalui sistem tripartit tidak lain
merupakan mediasi. Revitalisasi sistem arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa dewasa ini
sejalan dengan tatanan hukum yang ada. Berdasarkan pasal 130 HIR, dalam setiap sidang perdata,
hakim terlebih dahulu mengupayakan adanya perdamaian oleh dan antara para pihak yang
bersengketa. Bahkan Mahkamah Agung telah mengeluarkan peraturan yang mendudukkan hakim
sebagai mediator aktif.

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Pasar Modal merupakan satu disiplin yang tumbuh dengan cukup pesat, dan memberikan kontribusi
yang berarti bagi perekonomian Indonesia. UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan
hal tersebut dengan ungkapan "bahwa Pasar Modal mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana
investasi bagi masyarakat". Arah kebijakan ekonomi dalam Garis-garis Besar Haluan Negara 1999-
2004 menyatakan "Mengembangkan Pasar Modal yang sehat, transparan, efisien, dan meningkatkan
penerapan peraturan perundangan sesuai dengan standar internasional dan diawasi lembaga
independen". Terlihat ada 6 ciri ideal dan esensial dalam pelaksanaan Pasar Modal yaitu:

1. sehat;
2. transparan;
3. efisien;
4. penerapan perundang-undangan;
5. standar internasional; serta
6. pengawasan oleh independen.

Keenam ciri di atas merupakan hal-hal yang sangat esensial. Berkaitan dengan itu perlu pula
diperhatikan prinsip good corporate governance yang sekarang ini sudah mulai dibudayakan ke
institusi/lembaga yang berkaitan dengan dunia usaha. UU No. 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional menyatakan bahwa dalam rangka pasar modal perlu dilakukan berbagi
kegiatan termasuk "peningkatan pelaksanaan good corporate governance dan sosialisasinya
termasuk mendorong transparansi pelaku pasar modal". Kita tahu good corporate governance
mengharuskan dipenuhinya unsur-unsur efisiensi, profesionalisme, transparansi dan akuntabilitas.
Hal itu sejalan pula dengan visi Pasar Modal Indonesia yakni "Mewujudkan pasar modal sebagai
penggerak ekonomi nasional yang tangguh dan berdaya saing global".

Sementara itu dalam perspektif hukum, GBHN dalam Arah kebijakan hukum memandatkan hal-hal
yang relevan seperti:
"Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan
kepatuhan hukum dalam rangka supremasi hukum dan tegaknya negara hukum …(1)
Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah, murah dan terbuka, serta bebas korupsi,
kolusi, dan nepotisme dengan tetap menjunjung tinggi asas keadilan dan kebenaran …(8)
Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang
belum ditangani secar tuntas…" (10)

Penyelesaian sengketa di bidang Pasar Modal berada dalam koridor yang berunsurkan aspek-
aspek yang telah diuraikan di atas. Secara ringkas dalam rangka penyelenggaraan Pasar Modal
dengan berbagai atribut di atas, dikaitkan dengan kehendak politis untuk mencapai supremasi
hukum dengan segala dampak pada proses penyelesaian sengketa, didirikan suatu lembaga bernama
Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia ("BAPMI").

BAPMI didirikan tanggal 9 Agustus 2002 dalam suatu upacara yang disaksikan oleh Menteri
Keuangan Republik Indonesia. Penandatanganan Akta Pendirian BAPMI didahului oleh
kesepakatan (MOU) antara 17 asosiasi di lingkungan Pasar Modal Indonesia dan keempat self
regulatory organizations/SROs (BEJ, BES, KPEI dan KSEI) bahwa SROs akan mengesahkan 17
asosiasi tersebut sebagai Anggota BAPMI setelah Akta Pendirian BAPMI yang dibuat oleh SROs
memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM. Walaupun didirikan oleh para SROs
dan pelaku Pasar Modal, BAPMI merupakan lembaga yang independen. Hal ini merupakan syarat
pokok bagi suatu lembaga yang menyediakan sarana penyelesaian sengketa. Keuangan BAPMI
sebagai contoh didapatkan dari iuran anggota, biaya dan imbalan, serta sumbangan yang tidak
mengikat.

TIGA JENIS JASA

Walaupun menyandang sebutan "Arbitrase", jasa BAPMI meliputi jasa:

• pemberian Pendapat Mengikat (Binding Opinion); dan


• penyelesaian melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Dimulai dari yang paling ringan, Pendapat Mengikat dikeluarkan oleh Pengurus BAPMI atas
permintaan para pihak yang berbeda pendapat tentang suatu masalah misalnya mengenai ketentuan
tertentu dalam perjanjian mereka. Jadi secara material belum ada sengketa. Namun demikian
pendapat yang dikeluarkan oleh BAPMI ini wajib diikuti oleh para pihak yang memintanya itu.
Artinya pihak yang tidak melaksanakan pendapat mengikat dianggap telah melakukan cidera janji.

Alternatif Penyelesaian Sengketa ("APS") merupakan suatu fase yang lebih serius sebab di sini
sudah mulai ada sengketa. Namun para pihak yakin akan dapat menyelesaikan berdasarkan
kesepakatan antara mereka.Yang dibutuhkan adalah pihak netral yang akan membimbing mereka
mencapai perdamaian yang dibuat oleh mereka sendiri. Pihak netral ini disebut sebagai mediator
yang disediakan oleh BAPMI. Seperti pada Pendapat Mengikat, permintaan untuk APS harus
disampaikan oleh para pihak dan karena itu kesepakatan yang mereka buat (dengan bantuan
mediator) harus mereka hormati. Tidak melaksanakan ini oleh pihak tertentu merupakan cidera
janji.

Sebagai catatan, para arbiter dapat bertindak sebagai mediator dengan pembatasan bahwa
seseorang yang telah menjadi mediator, tidak dapat berfungsi sebagai arbiter untuk kasus yang
sama. Arbitrase pada hakekatnya adalah pengadilan dengan hakim majelis arbiter atau arbiter
tunggal. Berbeda dari dua pola penyelesaian sengketa/beda pendapat di atas, putusan diberikan oleh
majelis arbiter/arbiter tunggal. Salah satu syarat dikabulkannya permohonan arbitrase adalah adanya
perjanjian antara para pihak, baik yang sudah dimuat dalam perjanjian induk transaksi mereka,
maupun yang dibuat setelah terjadi sengketa. Sebagaimana halnya dengan putusan arbitrase pada
umumnya putusan arbitrase harus didaftarkan pada pengadilan negeri, guna mendapatkan dukungan
otoritas bagi pelaksanaan putusan tersebut.

LIMA KOMPONEN UTAMA

Untuk melaksanakan amanah tersebut terdapat 5 elemen penting yang harus diadakan yaitu:

• Pengurus yang kompeten, kredibel, berintergritas;


• visi dan misi organisasi;
• Peraturan dan acara yang baik dan dapat dilaksanakan;
• arbiter yang kompeten jujur dan berintergritas;serta
• struktur biaya dan imbalan yang dikenakan bagi penguasa jasa.

Keliama elemen tersebut telah dimiliki oleh BAPMI. Namun untuk kepentingan seminar hari ini
saya hanya menguraikan 4 komponen terakhir. Pertama tentang visi dan misi, yang telah disepakati
berbunyi: "Menjadi salah satu pilar penunjang dalam mewujudkan pasar modal indonesia yang
tangguh dan berdaya saing global melalui partisipasi dalam penegakan hukum di bidang Pasar
Modal".

Visi tersebut dilaksanakan dengan misi sebagai berikut:

• melaksanakan fungsi sebagai lembaga arbitrase yang memiliki kredibilitas dan intergritas
tinggi;
• melaksanakan fungsi sebagai lembaga yang independen dan dapat memenuhi rasa keadilan
semua pihak; serta
• menjadikan diri sebagai pilihan pelaku Pasar Modal di indonesia dalam penyelesaian

• sengketa dan beda pendapat di bidang Pasar Modal.


Peraturan dan Acara (Rules and Procedures) sebagai komponen berikut, merupakan salah satu
elemen kunci bagi pelaksanaan penyelesaian sengketa seperti yang telah dituangkan dalam. Kep-
01/BAPMI/10.2002 j.o. Kep-04/BAPMI/11.2002. Peraturan dan Acara memuat beberapa hal
berikut:

• Ketentuan Umum;
• Pendapat Mengikat;
• Alternatif Penyelesaian Sengketa; serta
• Arbitrase.

Satu hal yang signifikan, dalam Peraturan dan Acara ini adalah ketentuan mengenai pelaksanaan
putusan. Setiap pihak yang menang namun menghadapi si kalah yang tidak koperatif, diberi
kesempatan untuk melaporkan ke 'bandelan' si kalah ini ke organisasi induk tempat si kalah
bernaung. Ini dimaksudkan agar si kalah mendapat sanksi komunitas baginya.

Salah satu unsur penting lain adalah mengenai arbiter yang secara umum terdapat dalam UU
No.30 tahun 1999. Namun untuk arbiter BAPMI ditetapkan beberapa syarat lain, diantaranya telah
berpengalaman minimal 15 tahun di bidang Pasar Modal. Dalam kaitan dengan arbiter, Pengurus
BAPMI telah mengeluarkan Kep-03/BAPMI/11.2002 tentang Peraturan Arbiter dan Kep-
05/BAPMI/12.2002 tentang Benturan Kepentingan. Saat ini BAPMI memiliki 17 arbiter yakni:
Djenal Sidik Suraputra, Fatmah Jatim, Gunawan Sumantri, Hamud M. Balfas, Ilya Avianti, Indra
Safitri, Mas Achmad Daniri, M. Irsan Nasarudin, Ratnawati Prasodjo, Rudhy A Lontoh, Soemarso
Slamet Rahardjo, Sofyan Djalil, Sutan Remy Sjahdeini, Mas Abdurachim Husein, Felix Oentoeng
Soebagjo, Achmad Zren Umar Purba, dan Iswahjudi Karim. Seperti telah disinggung di atas,
BAPMI adalah lembaga independen. Salah satu sumber keuangannya adalah dari imbalan biaya.
Untuk itu Pengurus BAPMI telah mengeluarkan ketentuan mengenai struktur biaya dan imbalan
jasa. Pada intinya struktur biaya dan imbalan terdiri atas komponen biaya pendaftaran yang tidak
bisa dikembalikan, biaya administratif, serta imbalan jasa.

CONTOH SENGKETA

Sejauh ini konflik perdata yang masuk dalam yurisdiksi BAPMI, meliputi peristiwa-peristiwa
berikut:

Pialang vs Investor :

• terabaikannya prinsip know your customer;


• investor tidak mempelajari persyaratan dan ketentuan pembukaan rekening;
• pialang tidak melaksanakan order secara benar;
• konflik kepentingan karena lebih mementingkan order dari investor lain;
• nasehat yang tidak benar;
• tiadanya dana/saham dalam jumlah yang cukup;
• pialang tidak melakukan pengiriman laporan bulanan;
• pialang menjanjikan bahwa investor untung;
• tidak sesuainya catatan mengenai jumlah uang/saham antara pialang dan investor.

Antara pialang terdapat kemungkinan konflik misalnya dalam hal:

• pinjam meminjam uang/saham;


• tarik-menarik nasabah/pegawai;
• titip order antar pialang.

Akhirnya antara bursa dan pialang terdapat kemungkinan sengketa, umpamanya karena:

• pembatalan transaksi;
• gangguan pada sistem komunikasi;
• perbedaan perlakuan.

HARAPAN

BAPMI adalah milik kita semua, karena itu manfaatkanlah BAPMI. Kami memastikan bahwa
BAPMI telah bisa berfungsi sebagaimana layaknya lembaga penyelesaian sengketa yang lain.
Peranan rekan-rekan konsultan hukum sangat penting dalam turut mensukseskan partisipasi BAPMI
dalam perkembangan Pasar Modal Indonesia.

Di samping harapan makro di atas secara makro saya berharap agar lembaga arbitrase dan
derivatifnya masih merupakan lembaga dan sistem yang masih dihargai di tanah air ini. Walaupun
di sana-sini kita mendengar adanya keluhan mengenai efektifitas lembaga tersebut, terutama oleh
pihak peradilan. Namun keluhan yang demikian hendaklah kita pandang sebagai ekses dari
pelaksanaan suatu konsep. Sebab bagaimanapun, seperti ditegaskann oleh Ketua Mahkamah Agung
dalam berbagai kesempatan, lembaga alternatif penyelesaian sengketa akan sangat membantu badan
peradilan dalam menyelesaikan tumpukan perkara.

PENUTUP

Pasar Modal adalah lembaga yang vital bagi perekonomian negara. Eksistensi pasar madal,
termasuk instrumen obligasi haruslah didudukan dalam koridor good corporate governance serta
supremasi hukum. Sementara itu kehadiran BAPMI tidak lain merupakan pengejawantahan dari
kebutuhan berperannya sistem penyelesaian sengketa yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
sistem Pasar Modal termasuk obligasi yang efisien dan efektif serta transparan.

You might also like