Professional Documents
Culture Documents
KEPENGURUSAN JENAZAH
(Memandikan dan Mengkafani)
Hendaknya yang mengurusi jenazah adalah orang yang lebih mengetahui sunnahnya
dengan tingkatan sebagai berikut;
1. Jenazah laki-laki diurusi oleh orang yang telah ditunjuk oleh si mayit sendiri
sebelum wafatnya (berdasarkan wasiatnya). Kemudian Bapaknya, lalu anak laki-
lakinya, kemudian keluarga terdekat si mayit.
2. Jenazah wanita diurusi oleh orang yang telah ditunjuk oleh si mayit sendiri sebelum
wafatnya (berdasarkan wasiatnya). Kemudian Ibunya, kemudian anak wanitanya,
kemudian keluarga terdekat si mayit.
3. Suami diperbolehkan mengurusi jenazah istrinya, begitu pula sebaliknya.
4. Adapun jenazah anak yang belum baligh dapat diurusi oleh kaum laki-laki atau
perempuan karena tidak ada batasan aurat bagi mereka.
5. Apabila seorang lelaki wafat di antara kaum wanita (tanpa ada seorang lelaki
muslim pun bersama mereka dan tanpa ada istrinya atau ibunya) demikian pula
sebaliknya maka cukup ditayamumkan saja.
6. Seorang muslim tidak diperbolehkan mengurusi jenazah orang kafir (QS. At-
Taubah ; 84)
1. Tiga kain kafan dibentangkan dan disusun tiga lapis. Kain kafan yang langsung
bersentuhan dengan jenazah terlebih dahulu diberikan wewangian. Kemudian
meletakkan si mayit di atas kain kafan dalam posisi terlentang. Lalu letakkan kapas
yang telah dibubuhi wewangian pada selangkangan si mayit atau pada lipatan tubuh
yang lain.
2. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk menutup aurat si
mayit dengan melilitkannya (seperti melilit popok bayi).
3. Hendaklah membubuhi wewangian pada lekuk-lekuk wajah si mayit seperti dua
mata, lubang hidung, bibir, kedua telinga dan ketujuh anggota sujudnya. Dan
dibolehkan juga membubuhi seluruh anggota badannya dengan wewangian.
4. Lembaran pertama kain kafan dilipat dari sebelah kanan, baru yang sebelah kiri
sambil mengambil handuk penutup auratnya. Menyusul lembaran kedua dan ketiga.
Wewangian juga dibubuhkan di sela-sela ketiga kain kafan tersebut dan bagian
kepala si mayit.
5. lalu gulunglah sisa kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas
ikatannya. Kemudian lipat ke arah kaki dan kepalanya. Jumlah sisa kain kafan
sebelah atas lebih banyak daripada sisa kain kafan di bagian bawah. Lalu ikatlah
dengan tujuh utas tali (tali diikatkan di; atas kepala, leher, dada, perut, paha, betis,
dan setelah kaki). Dibolehkan juga pengikatan kurang dari tujuh utas tali, sebab
maksud pengikatan agar kain kafan tersebut tidak lepas (terbuka).
6. Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain; kain sarung untuk menutupi bagian
bawahnya, baju kurung (yang terbuka sisi kanan dan kirinya), kerudung untuk
menutupi kepalanya, serta dua helai kain kafan yang digunakan untuk menutupi
sekujur tubuhnya.
Disunnahkan bagi orang yang telah memandikan jenazah untuk mandi. Rasulallah
Shallallaahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda;