You are on page 1of 104

1

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 1
PENGERTIAN
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA

1.1. Basis Data


Basis data atau database, berasal dari kata basis dan data, adapun pengertian dari kedua
pengertian tersebut adalah sebagai berikut :

Basis : dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau
berkumpul.
Data : representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti
manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan
peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam
bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.

Dari kedua pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
dari Basis Data adalah Kumpulan file / table yang saling berelasi (berhubungan) yang
disimpan dalam media penyimpanan eletronik. Dapat dikatakan pengertian lain dari basis
data adalah koleksi terpadu dari data yang saling berkaitan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi suatu enterprise (dunia usaha). Dari pengertian tersebut
dapat diambil kesimpulan pada masing – masing table / file didalam database berfungsi
untuk menampung / menyimpan data – data, dimana masing – masing data yang ada pada
table / file tersebut saling berhubungan dengan satu sama lainnya.

Tujuan dari dibentuknya basis data pada suatu perusahaan pada dasarnya adalah
kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
2
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1, terlihat bahwa pada gambar
diatas itu bukan basis data melainkan lemari arsip, dimana pada setiap rak dalam lemari
tersebut dapat menyimpan dokumen – dokumen manual yang terdiri dari lembaran –
lembaran kertas. Masalah yang dihadapi pada lemari arsip adalah kelambatan dalam
menelusuri data – data yang ada pada lemari arsip tersebut, misalkan kita ingin mencari
arsip untuk pegawai tertentu dihasilkan dengan lambat dikarenakan petugas harus mencari
lembaran – lembaran yang ada pada dokumen tersebut dan ini sangat menyita waktu.

Sedangkan kalau kita bicara basis data, maka seluruh data – data disimpan dalam basis
data pada masing – masing table / file sesuai dengan fungsinya, sehingga kita dengan mudah
dapat melakukan penelusuran data yang diinginkan hal ini akan mengakibatkan pada kecepatan
atas informasi yang disajikan.

Matakuliah Dosen

Nilai
Mahasiswa

Lemari arsip di sebuah ruang

Table Table
Dosen
Matakuliah
HARD DISK
(Basia Data Table Table
NilaiMahasiswa) Mahasiswa Nilai

Basis Data di sebuah hardisk

Gambar 1.1. Lemari Arsip dan Basis Data

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
3
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Didalam suatu media penyimpanan (hard disk misalnya), kita dapat menempatkan
lebih dari 1 (satu) basis data dan tidak semua bentuk penyimpanan data secara elektronik
dikatakan basis data, karena kita bisa menyimpan dokumen berisi data dalam file teks
(dengan program pengolahan kata), spread sheet, dan lainnya.

Yang ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan / pemilahan / pengelompokan


/ pengorganisasian data yang akan disimpan sesuai dengan fungsi / jenisnya. Hal tersebut
bisa berbentuk sejumlah file / table terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom / field
data dalam setiap file / table tersebut.

1.2. Hirarki Data


Hirarki data dalam dikelompokkan menjadi 3 (tiga) buah yaitu file, record dan elemen
data, untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada gambar 1.2. berikut ini.

Database

File / Berkas / Table

Rekaman / Record / Baris …………. ………….

Elemen Data / Field / Atribut …… …….. ……..

Gambar 1.2. Hirarki Data

Pengertian dari gambar tersebut diatas adalah sebagai berikut :


1). Elemen Data / Field / Atribut adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah
lagi menjadi unit lain yang bermakna. Pada data Mahasiswa, field / atribut datanya

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
4
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

dapat berupa : nim, nama_m, tpt_lhr_m, tgl_lhr_m, alm_m dan dan atribut lainnya yang
menyangkut mahasiswa tersebut. Istilah lain elemen data adalah medan / field, kolom,
item, dan atribut. Istilah yang umum dipakai adalah field, atribut atau kolom.

2). Rekaman / Record / Baris adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling
terkait. Contohnya adalah nim, nama_m, tpt_lhr_m, tgl_lhr_m, alm_m an atribut láinnya
dari seorang Mahasiswa dapat dihimpun dalam sebuah record / baris.

3). Berkas / File / Table adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut
/ field sama, namun berbeda isi datanya.

Dalam basis data relasional, berkas mewakili komponen yang disebut Table atau
Relasi. Sedangkan pengertian Data value (nilai atau isi data) adalah data aktual atau
informasi yang disimpan pada setiap field / atribut. Field nama_m menunjukkan tempat
dimana informasi nama mahasiswa disimpan, sedangkan isi datanya adalah Mulyani,
Ahmad Sofyan dan lain sebagainya.

Berikut ini dapat diberikan illustrasi dari pengertian ketiga pengertian file, field, record dan
data value (isi data ).
Mahasiswa  nama table / file

Record / baris
Atribut / field : nim,nama_m,tpt_lhr_m,tgl_lhr_m,j_kelamin,alm_m,kota_m,aama_m dan
kode_jur

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
5
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Data value / Isi data :


Pada record pertama : 01031417 adalah isi data untuk kolom nim, Mulyanti
untuk kolom nama_m dan seterusnya

Gambar 1.3. Contoh file, field, record dan data value

Pada contoh diatas yang merupakan table / file adalah Mahasiswa, yang merupakan field
adalah nim,nama_m,tpt_lhr_m,tgl_lhr_m,j_kelamin,alm_m,kota_m,aama_m dan kode_jur, sedangkan
untuk isi data pada record pertama adalah 01031417 (nim), Mulyanti (nama_m) dan seterusnya. Pada
tabel mahasiswa tersebut misalkan jumlah mahasiswanya adalah 2000 untuk berbagai jurusan, maka
jumlah recordnya adalah 2000 juga dan kita dapat melakukan manipulasi data pada tabel tersebut
yaitu insert, update dan delete.

1.3. Sistem Basis Data


Sistem basis data dapat diartikan sebagai kumpulan file / table yang saling
berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer), dan sekumpulan
program (DBMS / Database Management System) yang memungkinkan beberapa user
(pemakai), dan / atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file (table) tersebut.
Komponen – komponen utama dari sebuah sistem basis data adalah sebagai berikut :

1). Perangkat keras (hardware)


2). Sistem operasi (operating system)
3). Basis data (database)
4). Sistem (aplikasi/perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS)
5). Pemakai (user)
6). Aplikasi (perangkat lunak) lain (bersifat optional)

Pada gambar 1.3. sistem basis data dapat dilihat bahwa basis data pada intinya
adalah disimpan pada media penyimpanan elektronik (hardisk), sedangkan database adalah
terdiri dari beberapa file / table yang saling berelasi (berhubungan). Basis data tersebut dikelola
oleh DBMS (database management system) dan database tersebut dapat dimanfaatkan oleh
beberapa user (pemakai) yang dapat melakukan manipulasi pada database. Tidak semua user

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
6
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

dapat melakukan manipulasi data didalam database, hal ini diatur sesuai dengan hak aksesnya
dari masing – masing user tersebut.

Basis Data
PC

Basis Basis
Data X: Data Y:
Table A Table J PC
Table B Table K
Table C Table L
Table D Table M
Table E Table N
Dll Dll PC

Database management
system (DBMS)

Gambar 1.4. Sistem Basis Data

1.3.1. Perangkat Keras


Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sistem basis data adalah
sebagai berikut:
1). Komputer (satu untuk yang stand-alone atau lebih dari satu untuk sistem
jaringan).
1). Memori sekunder yang on-line (harddisk).
3). Memori sekunder yang off-line (tape) untuk keperluan backup data.
4). Media / perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan).

1.3.2. Sistem Operasi


Merupakan program yang mengaktifkan / memfungsikan sistem komputer,
mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer dan melakukan operasi –

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
7
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

operasi dasar dalam komputer (operasi input/output), pengelolaan file, dan lain
sebagainya.
Program pengelola basis data (DBMS) akan aktif (running) jika sistem
operasi yang dikehendakinya (sesuai) telah aktif.
Contoh daripada sistem operasi pada sistem komputer adalah MS-DOS, MS
Windows (3.11,95,98 dan lainnya) untuk yang stand alone dan MS Windows (2000
Server, UNIX, LINUX, Novel_Netware dan lain sebagainya) utuk yang jaringan.

1.3.3. Basis Data


Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis
data dapat memiliki sejumlah objek basis data (seperti file/table, store procedure,
indeks, dan lainya). Disamping berisi / menyimpan data, setiap basis data juga
mengandung / menyimpan definisi struktur (baik untuk basis data maupun objek-
objeknya secara detail).

1.3.4. Sistem pengelola basis data (DBMS)


Pengelolaan basis data secara fisik tidak ditangani langsung oleh user
(pemakai), tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus /
spesifik.
Perangkat inilah disebut DBMS, yang akan menentukan bagaimana data
diorganisasi, disimpan, diubah, dan diambil kembali. Perangkat tersebut juga
menerapkan mekanisme pengamanan data (security), pemakaian data secara
bersama (sharing data), pemaksaan keakuratan / konsistensi data, dan sebagainya.
Perangakat lunak yang termasuk DBMS adalah MS-Access, Foxpro, Dbase-IV,
Foxbase, Clipper, dan lainnya untuk kelas sederhana, dan Oracle, Informix, Sybase,
MS-SQL Server, dan lainnya untuk kelas kompleks / berat.

1.3.5. Pemakai (Users)


Ada beberapa jenis / tipe pemakai pada sistem basis data, berdasarkan cara
mereka berinteraksi pada basis data, diantaranya adalah:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
8
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1). Programmer Adalah pemakai yang berinteraksi dengan basis data


Aplikasi melalui DML (data manipulation language), yang
disertakan dalam program yang ditulis dalam bahasa
pemrograman induk (seperti pascal, cobol, clipper,
foxpro, dan lainnya).
2). User Mahir Adalah pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa
(casual user) menulis modul program. Mereka menyatakan query
(untuk akses data), dengan bahasa query yang telah
disediakan oleh suatu DBMS.
3). User Umum Adalah pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis
(End User) data melalui pemanggilan satu program aplikasi
permanen, yang telah ditulis / disediakan sebelumnya.
4). User Khusus Adalah pemakai yang menulis aplikasi basis data non
(Specialized User) konvensional untuk keperluan khusus, seperti untuk
aplikasi AI, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dan lainnyal,
yang bisa saja mengakses basis data dengan / tanpa
DBMS.

Untuk sebuah sistem basis data yang stand-alone, maka pada suatu saat
hanya ada satu pemakai, sedangkan untuk jaringan pada suatu saat ada banyak
pemakai yang dapat berhubungan (menggunakan) basis data yang sama. Pilihan
untuk stand-alone atau jaringan (multiuser) tergantung pada (ditentukan oleh)
kebutuhan pemakai, perangkat keras yang tersedia, sistem operasi yang digunakan,
serta DBMS yang dipilih.

1.3.6. Aplikasi (perangkat lunak) lain


Aplikasi lain ini bersifat optional, ada tidaknya tergantung pada kebutuhan
kita. DBMS yang kita gunakan lebih berperan dalam pengorganisasian data dalam
basis data, sementara bagi pemakai basis data (khususnya yang menjadi end user)
dapat disediakan program khusus untuk melakukan pengisian, pengubahan dan
pengambilan data.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
9
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1.4. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)


DBMS adalah koleksi terpadu dari program-program (sistem perangkat lunak) yang
digunakan untuk mendefinisikan, menciptakan, mengakses dan merawat database (basis
data). Tujuannya adalah menyediakan lingkungan yang mudah dan aman untuk
penggunaan dan perawatan database. Contoh daripada DBMS adalah Ms-Access, MS Sql
Server dan Oracle.

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan pengertian daripada basis data (database) ?
2. Berikan penjelasan mengenai perbedaaan antara lemari arsip dengan database didalam suatu
perusahaan ?.
3. Jelaskan pengertian daripada file, record, field dan data value dan berikan masing – masing
contohnya ?.
4. Jelaskan pengertian daripada sistem basis data, apa saja komponen utama dari sistem basis
data ?.
5. Jelaskan pengertian sistem operasi dan berikan contoh beberapa sistem operasi yang saudara
ketahui ?.
6. Jelaskan pengertian daripada DBMS, dan berikan contohnya untuk kelas DBMS yang sederhana
maupun yang kompleks ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
10
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 2
OPERASI DASARI BASIS DATA

2.1. Operasi Dasar


Didalam sebuah disk (hard disk), basis data dapat diciptakan dan dapat pula
ditiadakan. Dalam sebuah disk kita dapat menempatkan beberapa (lebih dari satu) basis
data (Misalnya basis data nilaiMahasiswa, kepegawaian, keuangan, penjualan, pepustakaan
dan lainnya). Sementara dalam sebuah basis data kita dapat menempatkan satu atau lebih
file / table. Misalkan dalam basis data penjualan terdiri dari table barang, faktur, pelanggan
dan transaksi barang.

Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data adalah
sebagai berikut:

1). Pembuatan basis data baru (create database), identik dengan pembuatan lemari arsip
yang baru.
2). Penghapusan basis data (drop database), identik dengan perusakan lemari arsip,
sekaligus beserta isinya jika ada.
3). Pembuatan table baru ke suatu basis data (create table), yang identik dengan
penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada.
4). Penghapusan table dari suatu basis data (drop table), identik dengan perusakan map
arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip.
5). Penambahan / pengisian data baru di sebuah basis data (insert), identik dengan
penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip.
6). Pengambilan data dari sebuah table (retrieve / search), identik dengan pencarian
lembaran arsip dalam sebuah map arsip.
7). Pengubahan data dalam sebuah table (update), identik dengan perbaikan isi lembaran
arsip yang ada di sebuah map arsip.
8). Penghapusan data dari sebuah table (delete), identik dengan penghapusan sebuah
lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
11
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Operasi pembuatan basis data dan tabel merupakan operasi awal yang hanya
dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedangkan untuk operasi pengisian, perubahan,
penghapusan dan pencarian data merupakan operasi rutin yang berlaku berulang-ulang.

2.2. Kegunaan Database


Penyusunan satu basis data digunakan untuk mengatasi masalah – masalah
pada penyusunan data, antara lain:

1). Redundansi dan inkonsistensi data


2). Kesulitan pengaksesan data
3). Isolasi data untuk standarisasi
4). Multiple user (banyak pemakai)
5. Masalah keamanan (security)
6. Masalah integrasi (kesatuan)
7. Masalah data independence (kebebasan data)

2.2.1. Redundansi dan inkonsistensi data


Jika table dan program aplikasi diciptakan oleh programmer yang
berbeda dengan waktu yang berselang cukup panjang, maka ada beberapa
bagian data mengalami penggandaan pada table yang berbeda pada suatu
database.

Contoh
Nama, alamat, dan telpon dari mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi tercatat pada
table Anggota (pada database Perpustakaan), KRS dan juga pada Keuangan.
Apabila kita berbicara sistem yang berbasis jaringan maka 1(satu) table mahasiswa
bisa dimanfaatkan oleh beberapa sub database yang menginginkannya.

Penyimpanan dibeberapa tempat untuk data yang sama ini disebut sebagai
redundansi dan mengakibatkan pemborosan ruang penyimpanan dan juga biaya
untuk akses lebih tinggi.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
12
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Penyimpanan data yang sama berulang-ulang di beberapa tempat dalam


database dapat mengakibatkan juga inkonsistensi (tidak konsisten). Hal ini terjadi,
bila suatu ketika mahasiswa tersebut pindah alamat berubah, maka seluruh table
yang memuat data tersebut harus diubah / update. Bila salah satu saja yang
diupdate, maka menjadi tidak konsisten.

2.2.2. Kesulitan dalam pengaksesan data


Pada suatu saat dibutuhkan untuk mencetak data siapa saja mahasiswa yang berada
di kota „Bekasi Timur‟, padahal belum tersedia program yang telah ditulis untuk
mengeluarkan data tersebut. Maka kesulitan akan timbul, dan penyelesaian ke arah
itu adalah DBMS yang mampu mengambil data secara langsung dengan bahasa yang
familiar dan mudah digunakan (user frindly).

2.2.3. Isolasi data untuk standarisasi


Jika data tersebar dalam beberapa file / table dalam bentuk format yang tidak
sama, maka ini akan menyulitkan dalam menulis program aplikasi untuk mengambil
dan menyimpan data. Maka haruslah data dalam satu basis data dibuat satu format,
sehingga mudah dibuat program aplikasinya.

2.2.4. Multiple User (Banyak Pemakai)


Dalam rangka mempercepat semua daya guna sistem dan mendapat responsi
waktu yang cepat, beberapa sistem mengijinkan banyak pemakai untuk meng “update
“ data secara simultan. Salah satu alasan mengapa basis data dibangun karena
nantinya data tersebut digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang sama atau
berbeda, diakses oleh program yang sama tapi berbeda orang dan waktu.
Semua itu memungkinkan terjadi, karena data yang diolah tidaklah tergantung
dan menyatu dalam program tapi ia terlepas dalam satu kelompok data.

2.2.5. Masalah keamanan (security)


Tidak semua pemakai sistem basis data diperbolehkan untuk mengakses
semua data. Misalkan data mengenai gaji seorang karyawa hanya boleh dibuka oleh
bagian keuangan dan personalia, tidak diperkenankan bagian gudang membaca dan

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
13
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

mengubahnya.

2.2.6. Masalah integritas (kesatuan)


Basis data berisi file / table yang saling terkait, masalah utama adalah
bagaimana kaitan antar table itu terjadi. Meskipun kita mengetahui table A berkaitan
dengan table B, namun secara teknis ada field / atribut kunci yang mengaitkan /
merelasikan table tersebut.

2.2.7. Masalah data independence (kebebasan data)


Paket bahasa yang diciptakan oleh DBMS, perubahan pada struktur file /
table, setiap kali kita hendak melihat data cukup dengan utility list, menambah data
dengan Append (misal untuk DBMS Clipper atau Foxpro), merubah struktur table
dengan Design Table, melakukan penelurusan data dengan query (misal untuk
Access, Sql Server, MySql atau Oracle). Ini berarti perintah-perintah dalam paket
DBMS bebas terhadap basis data. Apapun perubahan dalam basis data semua
perintah akan mengalami kestabilan tanpa mengalami perubahan.

2.3. Keuntungan Sistem Basis Data


Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan sistem basis data
pada suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1). Mengurangi redudansi data


Data yang sama pada beberapa aplikasi cukup disimpan sekali saja.
2). Integritas Data
Dimana data terismpan secara akurat karena tidak adanya redudansi data.
3). Menghindari inkonsisten data
Sebagai akibat tidak adanya data yang redundansi data, sehingga tidak terjadi
inkonsisten data, karena data yang akan diupdate cukup dilakukan sekaligus saja.
4). Penggunaan data bersama
Data yang sama dapat diakses atau dimanfaatkan oleh beberapa user pada saat yang
bersamaan.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
14
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

5). Standarisasi data


Akibat tidak adanya redundansi, inkonsisten, dan integritas data, maka akan terciptanya
adanya standarisasi data.
6). Jaminan Keamanan Data (Security Data)
Data yang tersimpan hanya dapat diakses oleh yang mempunyai otoritas terhadap data
tersebut.
7). Menyeimbangkan kebutuhan data
Data ditentukan prioritas suatu operasi, misalkan antara update dengan retrieve data.

2.4. Kerugian Sistem Basis Data


Kerugian - kerugian yang ada dengan diterapkannya basis data pada suatu
perusahaan adalah sebagai berikut:

1). Diperlukan harware (perangkat keras tambahan) : CPU yang lebih kuat, terminal yang
lebih banyak, alat komunikasi.
2). Biaya Performance yang lebih besar : listrik, personil yang lebih tinggi klasifikasinya,
biaya telekomunikasi antar lokasi.
3). Rawannya keberhasilan operasi : gangguan listrik, dan komunikasi.
4). Sistem kelihatan lebih kompleks : banyaknya aspek yang harus diperhatikan.

2..5. Contoh Database


Berikut ini ini adalah contoh dari database Penjadwalan_mengajar_dosen pada STMIK
„Revanda Jaya‟ Bekasi, dimana pada database tersebut terdiri dari file / table Dosen,
Matakuliah, Jurusan dan Mengajar.
1. Dosen
Dosen ={nid,nama_d,tempat_lhr,tgl_lahir,jkelamin,alamat,kota,kodepos,gajipokok}
Dengan data value sebagai berikut:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
15
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 2.1. Data value Dosen


2. Matakuliah
Matakuliah ={kdmk,nama_mk,sks,semester}
Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.2. Data value Matakuliah


3. Jurusan
Jurusan ={kode_jur,nama_jur,sjenjang,nama_kajur}
Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.3. Data value Jurusan

4. Mengajar

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
16
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Mengajar ={nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke,kdmk,waktu,kelas,kode_jur}
Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.4. Data value Mengajar

Implementasi relasi (hubungan antar table) yang ada pada database tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut ini (Dengan database MS-SQL Server 2000 dan MS-Access):

Gambar 2.5. Diagram database Penjadwalan_mengajar_doseen dengan SQL-Server 2000

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
17
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 2.6. Relationship database Penjadwalan_mengajar_doseen dengan MS-Access

Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa pada table mengajar, berelasi kepada table
dosen, matakuliah dan jurusan, dikarenakan pada table mengajar tersebut membutuhkan data –
data yang ada pada ketiga tabel tersebut, artinya:
Seorang dosen bisa mengajar lebih dari satu matakuliah pada semester yang
sama.
Satu matakuliah bisa diajar (diampu) oleh banyak dosen dan jurusan.

Operasi manipulasi yang dapat dilakukan pada database tersebut adalah sebagai
berikut:

1). Insert : Kita dapat melakukan pemasukan data – data baru pada file / table
dosen, matakuliah, jurusan dan mengajar.
2). Delete : Kita dapat melakukan penghapusan data yang telah ada pada file / table
dosen, matakuliah, jurusan dan mengajar untuk data – data yang tidak
diperlukan lagi.
3). Update : Kita dapat melakukan perubahan data – data alamat dan kota seorang
dosen pada file / table dosen dikarenakan dosen tersebut pindah alamat,
dan kita dapat melakukan perubahan untuk data yang lainnya pada
database tersebut.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
18
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

4). Retrieve : Kita dapat menampilkan Informasi mengenai dosen menurut jenis
kelamin, kota alamat dan lainnya, informasi mengenai transaksi
mengajar dosen, informasi jurusan, informasi mengenai matakuliah
berdasarkan sks nya dan informasi lainnya.

2.6. Abstraksi Data


Kegunaan utama sistem basis data adalah agar pemakai (user) mampu menyusun
suatu pandangan abstaksi dari data. Pemakai atau user dapat dikelompokkan menjadi tiga
tingkatan abstaksi saat memandang suatu basis data, yaitu :

1). Level Phisik.


2). Level Konseptual.
3). Level Padangan Pemakai ( View )

2.6.1. Level Phisik


Level abstraksi paling rendah, menggambarkan bagaimana (how) data disimpan
dalam kondisi sebenarnya. Level ini tentu paling kompleks, struktur data level terendah
digambarkan pada level ini. Level ini digunakan oleh programmer, yang digunakan untuk
melakukan pemrograman dengan mengunakan database dan DBMS tertentu sesuai dengan
kebutuhan daripada end-user.

2.6.2. Level Konseptual


Level abstraksi data level lebih tinggi yang menggambarkan data apa (what) yang
disimpan dalam basis data, dan hubungan relasi yang terjadi antar data. Level ini
menggambarkan keseluruhan basis data. Pemakai tidak memperdulikan kerumitan dalam
struktur level phisik lagi, penggambaran cukup dengan memakai kotak, garis dan
keterangan secukupnya. Level ini digunakan oleh database administrator, yang
memutuskan informasi apa yang akan dipelihara dalam satu database.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
19
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

2.6.3. Level Pandangan Pemakai (View Level)


Level abstraksi tertinggi yang mengambarkan hanya satu bagian dari keseluruhan
database. Bila pada level konseptual data merupakan suatu kumpulan besar dan kompleks,
pada level ini hanya sebagian saja yang dilihat dan dipakai. Hal ini disebabkan beberapa
pemakai database tidak membutuhkan semua isi database. Level ini sangat dekat dengan
pemakai (user), dan setiap user kemungkinan hanya membutuhkan sebagian dari database.
Ada beberapa kelompok user dengan pandangan berbeda butuh data dalam database, jadi
pada level ini yang memakai adalah pemakai akhir atau end-user.
Misalkan pemakai akhir pada bagian keuangan hanya memakai data untuk file /
table pembayaran, mahasiswa dan karyawan, tetapi tidak membutuhkan file / table buku dan
nilai. Demi kemudahan interaksi antara pemakai dengan sistem, maka view level ini
didefinisikan. Jadi ada beberapa pandangan disusun untuk mengakses satu sistem
database yang sama.

Hubungan antar level tersebut dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini :

Bagian Keuangan Bagian Perpustakaan Bagian Akademik

View 1 View 2 View 3

Level Konseptual

Level Phisik

Gambar 2.7. Abstraksi Data

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
20
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pertanyaan Soal
1. Sebutkan dan jelaskan operasi – operasi dasar yang berkenaan dengan basis data (database)
?.
2. Jelaskan dan berikan contoh masalah redundancy dalam suatu basis data (database) ?.
3. Jelaskan keuntungan – keuntungan apa saja dengan diterapkannya basis data (database)
pada suatu perusahaan ?.
4. Jelaskan kerugian - kerugian apa saja dengan diterapkannya basis data (database) pada
suatu perusahaan ?.
5. Berikan contoh suatu database, kelompokkan mana sebagai file / table, dan field / atributnya ?
6. Jelaskan operasi manipulasi apa saja yang dapat dilakukan berkenaan dengan pembentukan
basis data (database) ?.
7. Jelaskan pengertian level konseptual pada abstraksi data ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
21
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 3
BAHASA BASIS DATA
(DATABASE LANGUAGE)

DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam Disk. Cara
berkomunkasi / berinteraksi antara pemakai dengan basis data diatur dalam suatu bahasa khusus
yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat DBMS. Bahasa ini disebut sebagai bahasa basis data
yang meliputi sejumlah perintah (statement) yang diformulasikan dan dapat diberikan user dan
dikenali / diproses DBMS untuk melakukan suatu aksi / pekerjaan tertentu.

3.1. Deskripsi Bahasa Basisdata


Bahasa basis data umumnya dapat ditempelkan (embbeded) ke bahasa pemrogarman lain,
misalkan ditempelkan kedalam bahasa Java,C/C++, Pascal, Basic, Fortran, Ada dan lainnya. Bahasa
tempat ditempelkannya instruksi bahasa basisdata disebut sebagai inang (host language). Pada
program bahasa inag yang ditempeli kode-kode bahasa basisdata mka saat source program
dikompilasi maka source program terlebih dahulu dilewatkan ke pre-kompilator (pre-compiler) yang
menterjemahkan instruksi bahasa basisdata menjadi instruksi asli bahasa pemrograman inang.
Setelah itu, kode-kode yang telah dalam bahasa inang dikompilaasi menggunakan kompilator
bahasa inang sehingga menghasilkan kode biner yang mengaitkan (link) instruksi – instruksi bahasa
basisdata ke pustaka (library) yang berfungsi menghubung DBMS. Hasil – hasil instruksi bahasa
basisdata segera ditangkap program bahasa inang dan diolah sesuai keperluan aplikasi.
Selain itu vendor DBMS juga selalu menyertakan fasilitas inteaktif memberi perintah ke DBMS
secara langsung. Cara ini umumnya dipergunakan administrator untuk menjalankan tugasnya
mengolah seluruh basisdata organisasi.

3.2. Komponen Bahasa Basisdata


Berdasarkan fungsinya, bahasa basis data dapat dipilah ke dalam 3 (tiga) bentuk yaitu :
1. Data Definition Language (DDL)
2. Data Manipulation Language (DML)
3. Data Control Language (DCL)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
22
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

DDL berfungsi menspesifikasikan skema atau struktur basisdata, hasil pernyataan DDL
adalah himpunan definisi data yang disimpan secara khusus pada data dictionary (data directory).
DML berisi sekumpulan operasi manipulasi data pada basisdata, DML biasa disebut bahasa
query yaitu bahasa untuk meminta informasi dari basisdata karena komponen paling kompleks di
DML adalah operaasi query. Sebenarnya DML tidak hanya berisi operasi utnuk query, namun juga
meliputi operasi penghapusan, pembaruan dan penyisipan.
DCL merupakan sub bahasa untuk mengendalikan struktur internal basisdata, DCL untuk
menyesuaikan sistem agar supaya lebih efisian dan DCL sangat bergantung pada vendor.

3.2.1. Data Definition Language (DDL)


Struktur / skema basis data yang menggambarkan / mewakili desain
basis data secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yaitu
DDL. Dengan bahasa ini kita dapat membuat tabel (create table) baru, indeks,
mengubah table, menentukan struktur penyimpanan table, dan lainnya. Hasil
dari kompilasi perintah DDL, adalah kumpulan table yang disimpan dalam file
khusus yang disebut kamus data (data dictionary).
Kamus data merupakan suatu metadata (superdata), yaitu data yang
mendiskripsikan data sesungguhnya. Contoh perintah DDL dengan Foxpro
adalah create matakuliah, modify report, modify structure, dan lainnya,
sedangkan perintah DDL dengan MS-SQl Server 2000, contohnya adalah
create new database Penjadwalan_mengajar_dosen dan contoh lainnya adalah
new table dosen dengan struktur sebagai berikut:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
23
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 3.1. Create database dengan MS-SQL Server 2000

Gambar 3.2. Create table mahasiswa dengan MS-SQL Server 2000

3.2.2. Data Manipulation Language (DML)


Bentuk bahasa basis data untuk melakukan menipulasi dan pengambilan
data pada suatu basis data. Manipulasi data pada dabase dapat berupa :

1). Penyisipan / penambahan data pada file / table dalam suatu basis data.
2). Penghapusan data pada file / table dalam suatu basis data.
3). Pengubahan data pada file / table dalam suatu basis data.
4). Penelusuran data pada file / table dalam suatu basis data.

Pada level phisik kita harus mendefinisikan alghoritma yang memungkinkan


pengaksesan yang efisien terhadap data. Pada level yang lebih tinggi yang dipentingkan

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
24
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

bukan efisien akses, tapi juga efisiensi interaksi pemakai dengan sistem.
DML merupakan bahasa yang bertujuan memudahkan pemakai untuk mengakses
data sebagaimana direpresentasikan oleh model data. Ada 2 (dua) jenis DML adalah
sebagai berikuit :

1). Prosedural, yang mensyaratkan pemakai menentukan, data apa yang diinginkan serta
bagaimana cara mendapatkannya.

2). Nonprosedural, yang membuat pemakai dapat menentukan data apa yang diinginkan
tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya.

Contoh paket bahasa prosedural DML : dBase, FoxBase, sedang untuk


Nonprosedural DML : SQL (Structure Query Language), QBE (Query By Example).
Query
Adalah pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi di dalam suatu basis data.
Query merupakan bagian dari DML yang untuk pengambilan informasi disebut Query
Language.
Berikut ini adalah contoh penggunakan perintah query dengan menggunakan database MS-
SQL Server 2000, dapat dilihat pada gambar 3.3. berikut ini :
Perintah Query (SQL)

Hasil Query

Gambar 3.3. Perintah Query dengan MS-SQL Server 2000

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
25
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

3.3. Pengguna Database


Basis data yang telah diciptakan yang terdiri dari beberapa table yang saling
berkaitan, tentunya harus dimanfaatkan oleh para pengguna. Di dalam suatu basis data
terdapat beberapa pengguna, antara lain adalah:

1). Database Manager


Satu database manager adalah satu modul program yang menyediakan
interface antara penyimpanan data low-level dalam database dengan satu aplikasi
program dan query yang diajukan ke sistem.

Tugas dan tanggungjawab database manager:


a. Interaksi dengan manager file
b. Integritas
c. Keamanan
d. Bakcup dan recovery

2). Database Administrator


Orang yang mempunyai kekuasaan sebagai pusat pengontrolan terhadap
seluruh sistem baik data maupun program yang mengakses data disebut sebagai
database administrator.

Fungsi database administrator:


a. Mendefinisikan pola struktur database.
b. Mendefinisikan struktur penyimpanan dan metode akses.
c. Mampu memodifikasi pola dan organisasi phisik.
d. Memberikan kekuasaan pada user untuk mengakses data.
e. Menspesifikasikan keharusan integritas data.

3). Database User


Ada 4 macam pemakai database yang berbeda keperluan dan cara aksesnya,
yaitu : 1. Programmer Aplikasi, 2. Casual User (user mahir), 3. User Umum (end user),

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
26
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

dan 4. User khusus (specialized user).

3.4. Basis Data Relasional


Pada model relasional, basis data akan “disebar” (dipilah-pilah) kedalam berbagai
tabel 2 dimensi. Setiap tabel terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan baris data
(row / record), dan lajur vertical yang biasa disebut dengan kolom (columm / field). Di setiap
pertemuan baris data dan kolom itulah item-item data (satuan data terkecil) ditempatkan.

Ilustrasi Model Data Relasional


Sebelum penerapan basis data dilakukan, lebih dahulu kita harus mengetahui
contoh data yang akan digunakan. Contoh data ini harus dianalisis untuk mengetahui
karakteristik mengenai masing-masing tabel data. Pengetahuan karakteristik dijadikan
dasar untuk penetapan struktur dari masing-masing tabel. Didalam penerapan basis data,
penetapan struktur table dilakukan sebelum penyimpanan data.

Berikut contoh data yang akan digunakan (data yang ada tidak menggambarkan
kenyataan yang sesungguhnya ).

1. Data dosen, dengan isi data sebagai berikut:

Karakreristik data :
Memiliki 9 buah kolom data.
Kolom pertama berisi data angka tetapi tidak menunjukkan suatu jumlah (disebut alfa
numerik) dengan lebar (banyaknya karakter) tetap, 5 karakter / dijit.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
27
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Kolom kedua berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 30 karakter.
Kolom ketiga berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 10 karakter.
Kolom keempat berisi data penanggalan / date.
Kolom kelima berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 6 karakter.
Kolom keenam berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 50 karakter.
Kolom ketujuh berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 20 karakter.
Kolom kedelapan berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 5 karakter.
Kolom kesembilan berisi data numeric dengan lebar maksimum 8 karakter.

Contoh diatas adalah karakteristik data untuk data dosen, data ini diambilkan dari
contoh database pada sub bab 2.5 (contah database). Atas dasar karakteristik data tersebut
selanjutnya kita bisa membentuk database physical (dengan catatan table – table yang telah
terbentuk telah dilakukan normalisasi data) dengan menggunanan MS-Access, SQL Server,
MYSql, Oracle atau tool database lainnya.

Berangkat dari mendefinisikan karakteristik tersebut di atas, maka kita dapat


menetapkan struktur dari masing-masing table. Secara minimal yang harus ditentukan
dalam struktur table adalah :

1). Nama kolom (field / atribut).


2). Tipe data (data type)
3). Lebar (banyaknya karakter / dijit maksimum yang dapat ditampung.
4). Pendefinisian kolom (apakah null atau not null)

Berangkat dari karakteristik yang dapat kita simpulkan dari fakta yang ada dari
masing-masing data, struktur dari table dosen pada basis data
Penjadwalan_mengajar_dosen, yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut (struktur
dengan MS-SQL Server):
1. Table dosen

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
28
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Adapun untuk struktur untuk table Matakuliah Jurusan dan Mengajar adalah sebagai
berikut:

2. Table matakuliah

3. Tabel jurusan

4. Tabel mengajar

Untuk kolom Allow Nulls jika tidak ada tanda check list maka kolom (field) tersebut harus isi
datanya dan tidak boleh kosong.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
29
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Untuk tanda key adalah kolom (field) tersebut adalah sebagai primary key pada table yang
terbentuk. Pendefinisan untuk tipe data dan lebar field harus disesuaikan dengan data sesungguhnya,
lebar tidak boleh kurang tapinhindari lebar yang berlebihan.

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan dan berikan contoh pengertian dari DDL (data definition language) ?.
2. Jelaskan pengertian dari DML (data manipulation language), manipulasi apa saja yang dapat
kita lakukan berkenaan dengan basis data (database) ?.
3. Jelaskan pengertian daripada Query ?.
4. Jelaskan pengertian database administrator, fungsi apa saja yang harus dilakukan oleh
database administrator ?.
5. Berikan penjelasan tentang karakteristik data untuk table matakuliah, jurusan dan mengajar ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
30
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 4
NORMALISASI DATA

Perancangan basis data diperlukan, agar kita bisa memiliki basis data yang kompak dan
efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam
pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data.

Dalam merancang basis data, kita dapat melakukannya dengan :


1. Menerapkan normalisasi pada struktur table yang telah diketahui.
2. Langsung membuat model ER (Entity Relationship)

Proses Normalisasi, merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi table-table


yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi,
apakah ada kesulitan pada saat menambah / insert, menghapus / delete, mengubah / update, dan
membaca / retrieve pada suatu Database.

Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut, maka relasi tersebut dipecahkan menjadi
beberapa table lagi, sehingga diperoleh database yang optimal.

4.1. Atribut Table


Normalisasi lebih difokuskan pada tinjauan komprehensif terhadap setiap kelompok data
(table) secara individual. Lebih jauh tinjauan tersebut dititikberatkan pada data di masing – masing
kolom pembentuk tabel. Kita menggunakan istilah baru, yaitu atribut yang sebenarnya identik dengan
pemakaian istilah kolom data atau field.

Sebagai contoh :
o Table Dosen, memiliki 9 buah field / atribut, yaitu : nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir,
jkelamin, alamat, kota, kodepos, dan gajipokok.
o Table Matakuliah, memiliki 4 buah atribut, yaitu : kdmk, nama_mk, sks dan semester.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
31
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

o Table Jurusan, memiliki 4 buah atribut, yaitu : kode_jur, nama_jur, jenjang, dan
nama_kajur.
o Table Mengajar, memiliki 9 buah atribut, yaitu : nid, thn_akademik, smt, hari, jam_ke,
kdmk, waktu, kelas, dan kode_jur.

Dari 4 table di atas, masing-masing table memiliki field / atribut sebagai key, dan lainnya
sebagai atribut deskriptif. Ada pula atribut yang tergolong atribut sederhana atau komposit dan
lainnya.

4.1.1. Key dan Atribut Deskriptif


Key, adalah satu atau gabungan beberapa atribut yang dapat membedakan semua baris data
(row) dalam tabel secara unik. Artinya adalah apabila suatu field / atribut dijadikan key, maka tidak
boleh ada dua atau lebih baris data dengan nilai yang sama untuk field / atribut tersebut.
Sehubungan dengan pernyataan tersebut, maka kita dapat membedakan 3 (tiga) macam key
yang dapat diterapkan pada suatu tabel :
1. Superkey.
2. Candidate-Key.
3. Key Primer (Primary-Key).
4. Kunci tamu (Foreign Key)

a. Superkey
Superkey adalah merupakan satu atau lebih field / atribut (kumpulan atribut) yang dapat
membedakan setiap baris data dalam sebuah table secara unik. Bisa terjadi, ada lebih dari 1
kumpulan atribut yang bersifat seperti itu pada sebuah table.
Pada tabel Dosen yang memiliki 4 buah field / atribut tersebut, yang dapat menjadi superkey
adalah :
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota, kodepos, gajipokok)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota, kodepos)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota,)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat,)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin,)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
32
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

o (nid, nama_d, tempat_lhr)


o (nid, nama_d,)
o (nid)
o (nama_d)

b. Candidate-Key
Candidate_key adalah merupakan kumpulan field / atribut minimal yang dapat membedakan
setiap baris data dalam sebuah table secara unik.Sebuah Candidate-key tidak boleh berisi atribut atau
kumpulan atribut yang telah menjadi superkey yang lain. Jadi sebuah Candidate-key pasti superkey,
tapi belum tentu sebaliknya.
Pada table Dosen tersebut diatas, yang dapat menjadi Candidate-key adalah :
(nid).
(nama_d), jika kita bisa menjamin tidak ada nilai yang sama untuk atribut ini.

Pada sebuah table dimungkinkan ada lebih dari satu Candidate-key, seperti contoh diatas.
Salah satu dari Candidate–key ini (jika memang lebih dari satu) dapat dijadikan sebagai Key Primer
(Primary key).

c. Primarye-Key
Primary_key adalah candidate-key yang dipilih untuk mengidentifikasi tupel secara unik pada
suatu relasi. Kunci utama dapat terbentuk dari satu atribut atau lebih.
Pemilihan Key Primer dari sejumlah Candidate-key pada suatu table didasari pada ketiga hal
berikut ini:
1. Key tersebut lebih sering (natural) untuk dijadikan acuan.
2. Key tersebut lebih ringkas.
3. Jaminan keunikan Key tersebut lebih baik.

Dengan pertimbangan tersebut, kedua Candidate-key pada table dosen, yaitu nid dan
nama_d, yang lebih cocok sebagai Key Primer adalah (nid). Hal ini dikarenakan bahwa jaminan
keunikan daripada nid (nomor induk dosen) akan terjamin karena karena setiap nid pada suatu
perguruan tinggi pastinya tidak akan sama nilainya, sedangkan kenapa tidak memilih nama_d, karena
nama_d kemungkinan ada yang sama nilainya.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
33
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

c. Foreign-Key
Kunci tamu adalah satu atribut (satu set atribut) yang melengkapi satu relationship
(hubungan) yang menunjukkan ke induknya. Kunci tamu ditempatkan pada relasi anak dan sama
dengan kunci primer induk direlasikan.
Hubungan antara relasi induk dengan anak adalah satu lawan banyak (one to many
relationship).

Gambar 4.1. Relasi one to many

Kunci tamu dari table / relasi mengajar adalah : nid, kdmk dan kode_jur karena dalam table
ini membutuhkan data – data yang ada dalam table dosen, matakuliah dan jurusan
Kunci primer untuk table / relasi mengajar adalah nid,thn_akademik,smt,hari,jam_kei,
karena unik dan mewakili entity.

Dalam hal hubungan 2 buah relasi yang mempunyai relation banyak ke banyak (many to
many), maka terdapat 2 buah kunci tamu pada relasi konektornya.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
34
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Contoh:
Relasi Proyek RelasiPegawai

No_proyek NIK
Tgl_mulai Nama
Tgl_selesai Alamat
Anggaran ….

Gambar 4.2. Relasi many to many

Hubungan relasi proyek dengan pegawai adalah many to many, dengan pengertian bahwa
satu pegawai mengerjakan lebih dari 1 proyek dan 1 proyek dikerjakan oleh beberapa pegawai.
Untuk menunjukkan hubungan tersebut, maka dipakai relasi konektor yang berisi kunci tamu
dari kedua relasi (proyek dan pegawai). Sehingga relasi konektor proyek_pegawai berisi atribut :
Relasi Proyek_pegawai

NIK (FK ) / (PK)


No_proyek (FK) / (PK)
Jam Kerja

Pada relasi proyek_pegawai tersebut atribut nik dan no_proyek merupakan kunci tamu
(FK) dan keudnya juga menjadi primay key, dan keduanya merupakan kunci primer (primary key) pada
relasi induknya.
Sehingga hasilnya menjadi sebagai berikut :
Relasi Proyek RelasiPegawai
No_proyek (PK) NIK (PK)
Tgl Mulai Nama
Tgl Selesai Alamat
Anggaran ….

Relasi Proyek_pegawai

NIK (FK) / (PK)


No Proyek (FK) / (PK)
Jam Kerja

Keterangan : FK = Foreign Key (kunci tamu), PK = Primary Key (kunci utama)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
35
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 4.3. Dekomposisi many to many


d. Atribut Deskriptif
Atribut diskriptif adalah atribut – atribut yang tidak menjadi atau merupakan anggota dari Key
Primer pada suatu table didalam database. Pada table dosen diatas, yang menjadi atribut diskriptif
adalah nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota, kodepos, gajipokok.

4.1.2. Atribut Sederhana dan Atribut Komposit


Atribut sederhana adalah merupakan atribut atomik yang tidak dapat dipilah lagi menjadi
lainnya, sedangkan atribut komposit adalah merupakan atribut yang masih dapat diuraikan lagi
menjadi sub-sub atribut yang masing-masing memiliki makna.
Sebagai contoh pada table dosen tersebut diatas:
Nama_d, tempat_lhr merupakan contoh atribut sederhana, karena tidak dapat diuaraikan
lagi menjadi atribut lainnya.
Alamat seorang dosen adalah merupakan contoh atribut komposit, karena dapat diuraikan
menjadi beberapa sub atribut seperti : alamat_jln, kelurahan,kecamatan rt,rw,no_rumah,
yang masing – masing memiliki makna tersendiri.

Contoh Atribut sederhana:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
36
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Contoh Atribut Komposit:

Gambar 4.4. Atribut sederhana dan komposit

Pada atribut alamat, dipecah menjadi 6 (enam) atribut (alamat_jln,


kelurahan,kecataman,rt,rw,no_rumah), bertujuan jika kelak ada rencana / kebutuhan untuk
melakukan pengolahan data terhadap sub-sub atribut tersebut. Misalkan untuk mencari dosen yang
tinggal di kelurahan atau kecamatan tertentu siapa saja, atau ingin mecari dosenj yang tinggal di kota
tertentu (Bekasi misalnya) siapa saja dapat dihasilkan dengan mudah dengan memanfaatkan fasilitas
SQL (query).

4.1.3. Atribut Bernilai Tunggal dan Atribut Bernilai Banyak


Atribut bernilai tunggal ditujukan pada atribut – atribut yang memiliki paling banyak satu nilai
untuk setiap baris data.
Pada table dosen, atribut (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota, kodepos,
gajipokok) merupakan atribut bernilai tunggal, karena atribut-atribut tersebut hanya dapat berisi satu
nilai. Jika ada seorang dosen yang memiliki 2 tempat tinggal, maka hanya salah satu saja yang boleh
dimasukkan ke atribut alamat.
Atribut bernilai banyak ditujukan pada atribut-atribut yang dapat kita isi dengan lebih dari satu
nilai, tetapi jenisnya sama. Pada table dosen, kita dapat menambahkan atribut hobbi. Seorang dosen
ada yang mempunyai 1 hobi, banyak hobi, bahkan ada yang tidak punya hobi.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
37
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Atribut bernilai Tunggal Atribut bernilai Banyak (hobi)

Gambar 4.5. Atribut bernilai tunggal dan banyak

4.1.4. Atribut Harus Bernilai (Mandatory Attribute ) dan Nilai Null


Mandatory Attribute adalah merupakan sejumlah atribut yang ada pada suatu table yang
harus berisi data dan tidak boleh kosong.
Sedangkan Non Mandatory Attribute adalah sejumlah atribut yang ada pada suatu table
yang boleh tidak diisi datanya / boleh kosong. Nilai Null digunakan untuk mengisi atribut – atribut yang
nilainya memang belum siap / tidak ada. Misalkan pada table dosen kita tambahkan 1 (satu) record,
seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 4.6. Atribut harus bernilai dan nilai null

Atribut nid dan nama_d adalah atribut mandatory dan nilainya tidak boleh kosong (not null),
hal ini juga berhubungan pada saat kita mendesain table pada database, pada saat table
dosen tersebut di create maka pendefinisian atribut tersebut harus not null/ dan biasanya
yang menjadi primary key pada suatu table pasti nilainya not null.
Untuk atribut yang berisi null adalah karena data yang ada maasih meragukan atau belum ada
sama sekali, jadi pada saat kita meng create table untuk atribut tersebut harus didefinisikan

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
38
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

null, kalau kita mendefinisikan not null, walaupun datanya belum ada atau meragukan maka
kita harus mengisi datanya.

Pada contoh diatas yang menjadikan mandatory atribut adalah nid dan nama_d,karena pada
saat petugas melakukan input (pemasukan data) nid pasti ada nama_d, karena nim akan terbentuk
kalau nama_d (nama dosen) nya ada, tidak mungkin ada nim sedangkan nama_d nya tidak ada dan
pada atribut ini nilainya harus ada tidak boleh kosong (null) jadi harus isi datanya. Sedangkan untuk
atribut non mandatory adalah tempat_lhr,tgl_lahir,jkelamin,alamat dan lainnya, karena pada atribut
tersebut nilainya boleh kosong dikarenakan datanya belum siap atau masih meragukan.

4.1.5. Atribut Turunan (Derived Attribute)


Atribut turunan adalah atribut yang nilai-nilainya diperoleh dari pengolahan atau dapat
diturunkan dari atribut atau table lain yang berhubungan. Penambahan atribut tahun_masuk pada
table dosen merupakan contoh atribut turunan.

Gambar 4.7. Atribut turunan

Atribut tahun_masuk pada contoh diatas dapat ditiadakan, karena atribut tersebut dapat
diperoleh dari atribut nid, yaitu 2 digit pertama yang menyatakan tahun masuk dosen, jadi tidak perlu
dibuat untuk atribut tersebut.

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan pengertian daripada Key dan atribut deskriptif ?.
2. Jelaskan dan berikan contoh pengertian dari superkey, candidate key, primary key dan foreign
key ?.
3. Jelaskan dan berikan contoh pengertian daripada atribut sederhana dan komposit ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
39
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

4. Jelaskan dan berikan contoh pengertian daripada atribut bernilai tunggal dan bernilai banyak
?.
5. Jelaskan dan berikan contoh pengertian daripada atribut turunan ?.
6. Berikan penjelasan, mana yang merupakan superkey, candidate key, primary key dan foreign
key dari table (relasi) Matakuliah, Jurusan dan Mengajar dari database
Penjadwalan_mengajar_dosen ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
40
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 5
ANOMALI DAN INTEGRITAS DATA
PADA MODEL RELASIONAL

5.1. Anomali
Anomali adalah proses pada basisdata yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan
menyebabkan ketidak-konsistenan data atau membuat sesuatu data menjadi hilang ketika data lain
dihapus). Anomali pada basis data dapat dibedakan menjadi 3 (tiga ), yaitu beikut ini:
Anomali Peremajaan (Update)
Anomalsi Penghapusan (Delete), dan
Anomali Penyisipan (Insert).
Berikut ini adalah contoh relasi KRS (Kartu Rencana Studi) mahasiswa pada suatu perguruan tinggi.
Dalam relasi ini terdapat 8 (delapan) atribut, yaitu nim,nama_m,kdmk,nama_mk,sks,smt,tahun dan
status_ambil, dengan data – data yang ada sebagai berikut:

Gambar 5.1. Relasi KRS


a. Anomali Peremajaan (Update).
Anomali peremajaan terjadi apabila ada perubahan pada sejumlah data yang mubazir pada suatu
table tetapi tidak seluruhnya diubah. Pada contoh relasi KRS tersebut, terjadi anomali peremajaan,
seandainya nama matakuliah „Pengantar Teknologi Informasi‟ berubah menjadi „Sistem Teknologi
Informasi‟, dan perubahan hanya dilakukan pada record 1pertama, dan record kedua dan empat tidak
dilakukan perubahan, maka hal ini menyebabkan adanya ketidakkonsistenan.
b. Anomali Penyisipan (Insert).
Anomali peremajaan terjadi apabila pada saat penambahan hendak dilakukan, ternyata ada elemen
data yang masih kosong, dan elemen data tersebut justru menjadi kunci.
Pada contoh relasi KRS tersebut terjadi anomali peremajaan, seorang mahasiswa mengambil

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
41
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

beberapa
Row 1 matakuliah untuk semester dan tahun akademik tertentu. Masalahnya, bagaimanakah
Row 2 fakta bahwa ada suatu matakuliah baru yang tidak diambil oelh mahasiswa ?. Penyisipan
menyimpan
Row 3
tidak
Rowbisa 4 dilakukan karena tidak ada informasi mahasiswa yang mengambil matakuliah tersebut.
Row c. 5Anomali Penghapusan (Delete).
Row 6
Row 7 Anomali peremajaan terjadi apabila suatu baris (record) yang tidak terpakai dihapus,
akibatya ada data lainnya yang hilang.
Pada contoh relasi HRS tersebut terjadi anomali penghapusan, apabila data pada record
dihapus, maka seluruh data yang ada pada record tersebut akan terhapus juga, padahal data tersebut
masih diperlukan.
5.2. Ketergantungan Fungsional
Diberikan suatu tabel, misal T dengan 2 atribut A dan B, kita dapat menyatakan notasi
baerikut :
AB
B
Pengertian dari notasi tersebut adalah : A secara fungsional menentukan B, atau B secara
tergantung pada A.
Diberikan 2 row r1 dan r2 dalam tabel T dimana A B.
Jika r1(A)=r2(A}, maka r1(B)=r2(B}.
Contoh KF :
Nama_kul
S
S
Gambar 5.2. Ketergantungan fungsional

Dari data diatas, Ketergantungan Fungsional yang dapat diajukan adalah :


0. Nim  nama_mhs, Artinya adalah atribut Nama_mhs hanya tergantung pada atribut Nim.
adalah setiap nilai nim yang sama, maka pasti nama_mhs – nya juga sama.
0. Nama_kul, Nim  Indeks_nilai, Artinya adalah atribut Indeks_nilai tergantung pada atribut
dan Nim secara bersama – sama. KF mempunyai pengertian bahwa setiap indeks nilai
pada mahasiswa tertentu untuk matakuliah tertentu yang diambilnya.

Contoh Non KF :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
42
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

0. Nama_kul  Nim, artinya adalah atribut Nim tidak tergantung pada Nama_kul. Buktinya bahwa
Row 1 dan row 2, dengan nilai Mata_kul sama tetapi nilai Nim – nya tidak sama.
0. Nim  Indeks_nilai, artinya adalah bahwa atribut Indeks_nilai tidak hanya tergantung pada
Nim. Buktinya terlihat pada row 1 dan 6, dengan nilai Nim sama, tapi nilai Indeks_nilai – nya

5.3. Domain Atribut


Domain Atribut adalah merupakan suatu gugus nilai yang mungkin dimiliki oleh suatu atribut
suatu table / relasi dalam database. Berikut ini adalah contoh relasi rekening pada suatu database
perbankan.

00
ng

Pada relasi rekening diatas mempunyai pengertian sebagai berikut yang berhubungan dengan
:
 Domain dari atribut Status adalah { Saving, Checking }, yang mempunyai arti adalah
mungkin diberikan pada atribut status adalah hanya Saving dan Checking
 Domain dari atribut Saldo, adalah semua bilangan nyata yang positif, domain atribut ini
gugus tak hingga.
 Domain atribut No_Rekening adalah semua kode rekening yang meungkin dikeluarkan
tersebut.

5.4. Integritas Data


Informasi yang disimpan pada basisdata hanya bagus jika DBMS membantu mencegah
si yang disimpan pada basisdata hanya bagus jika DBMS membantu mencegah pemasukan informasi
yang tidak benar. Konstrain integritas adalah syarat yang dispesifikasikan pada skema basisdata dan
mebatasi data yang dapat disimpan dalam basisdata. Jika basisdata memenuhi semua konstrain
integritas yang dispesifikasikan pada skema basisdata maka basis data adalah legal. DBMS
memaksakan konstrain integritas sehingga hanya mengijinkan basisdata legal yang akan disimpan
oleh DBMS. Konstrain integritas menjamin bahwa perubahan – perubahan yang dilakukan orang yang
diotorisasi tidak menghasilkan pelanggarakan konsistensi data.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
43
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Integritas data mengacu ke konsistensi dan akurasi data yang disimpan dalam basisdata.
Domain Integrity (column)
as data mengacu ke konsistensi dan akurasi data yang disimpan dalam basisdata. Konstrain
integritas dispesifikasikan dan dipaksakan pada waktu yang berbeda, yaitu:
0. Ketika DBA mendefinisikan skema basisdata Entity
(lewat DDL),(rows)
Integrity DBA menspesifikasikan konstrain
yang harus selalu dipenuhi basisdata.
0. Ketika aplikasi basisdata dijalankan, DBMS melakukan Pemeriksaan untuk mencegah
pelanggaran dan mencegah perubahan – perubahan yang melanggar konstrain integritas.
Referensial
beberapa situasi, DBMS tidak melarang suatu aksi Integrity
yang dapat menimbulkan pelanggaran
(between tables
kemudian DBMS membuast tindakan – tindakan otomatis untuk memenuhi konstrain
Dengan demikian dijamin perubahan – perubahan pada basisdata tidak menghasilkan
melanggar konstrain integritas.

5.4.1. Jenis konstrain integritas


Integritas dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu integritas didalam relasi yaitu aturan
entitas dan aturan integritas domain dan integritas dengan luar relasi yaitu aturan integritas referensial.
Selain itu terdapat aturan integritas untuk memenuhi aturan – aturan yang berlaku di
disebut aturan integritas perusahaan atau aturan bisnis yang harus dipenuhi oleh basisdata. Dengan
demikian, dapat diringkaskan integritas data di model relasional, meliputi:
0. Aturan integritas domain.
0. Aturan integritas entitas.
0. Aturan integritas referensial.
0. Aturan integritas perusahaan (didefiniskan pemakai).
Hubungan antara domain, entitas dan referensial integritas dapat dilihat pada gambar berikut

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
44
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 5.4. Hubungan antar konstrain integritas

b. Integritas domain
Domain adalah nilai – nilai yang dimungkinkin diasosiasikan dengan setiap atribut.
beberapa atribut mempuyai domain yang sama, misalnya atribut nama_pelanggan, nama_pekerja
dapat mempunyaim domain yang sama. Namun tidak jelas apakah nama_pekerja dan nama_kota
seharusnya mempunyai doamin yang sama. Pada level implementasi, baik nama_pekerja dan
nama_kota adalah string karakter. Namun kita tidak bisa membuat query “tampilkan nama pekerja
yang namanya sama dengan nama kota” sebagai query yang mempunyai arti. Dengan demikian, jika
kita memandang basisdata pada level konseptual buka level fisik, maka nama_pekerja dan nama_kota
adalah mempunyai domain yang berbeda.
Konstrain domain tidak hanya memungkinkan kita menguji nilai-nilai yang dimasukkan
tapi juga memungkinkan kita melakukan pemeriksaan query untuk menjamin perbandingan
dibuat mempunyai arti.
b. Integritas entitas
Null merepresentasikan suatu nilai untuk atribut dimana pada saat itu nilainya belum
tidak diterapkan untuk tupel itu. Null adalah cara menanggapi ketidaklengkapan atau kondisi
kekecualian yang terjadi pada data. Null tidak sama dengan nilai numerik nol (0) atai string teks spasi.
ai numerik nol (0) atai string teks spasi.
Null dapat menyebabkan masalah pada implementasi, kesulitan akan muncul karena
pada model relasional berdasarkan kalkulus predikat order pertama yaitu logika bernilai dua
atau logika boole-yaitu nilai yang diperbolehkan hanyalah true atau false.
Kita dapat menciptakan kalimat Create Table yang mencegah kolom yang bernilai
Null dengan menggunakan konstrain Not Null, konstrain ini berlaku untuk kolom. Jika kita
menempatkan Not Null segera setelah tipe data dari kolom maka peletakan nilai Null di kolom
akanj ditolak. Bila tidak dinyatakan, SQL mengasumsikan Null diijinkan kecuali bila
dispesifikasikan sebagai bagian dari kunci utama dengan Primary Key.

Create Table Dosen


(
nid char(10) Primary Key,
nama_d varchar(50) Not Null,

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
45
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

tempat_lhr varchar(25),
tgl_lahir datetime,
jkelamin varchar(10),
alamat varchar(90),
kota varchar(30),
kodepos char(5),
gajipokok numeric(9)
)

nama_d tidak boleh diisi dengan Null, sedangkan tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin,
alamat, kota, kodepos, gajipokok boleh diisi dengan nilai Null pada kalimat insert ataupun
update. Sementara nid dengan sendirinya adalah not null karena sebagai bagia dari kode
primer yang didefinisikan dengan primary key.

a. Integritas referensial
Integritas pengacuan adalah jika foreign key terdapat di relasi maka nilai foreign key harus
cocok pada nilai candidate key suatu tupel di relasi asal (home relation) atau nilai foreign key
seluruhnya Null. Kita sering berkehendak menjamin nilai yang muncul di satu relasi untuk suatu
himpunan atribut tertentu juga muncul sebagai himpunan atribut tertentu pada relasi lain.

Cretae Table Mangajar


(
nid char(10) not null,
thn_akademik char(4) not null,
smt int not null,
hari varchar(10) not null,
jam_ke char(1) not null,
kdmk char(9),
waktu char(10),
kelas char(5),
kode_jur char(2),
Constraint PkAjar Primary Key(nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke),

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
46
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Constraint Fkmatakuliah Foreign Key(kdmk) References Matakuliah(kdmk),


Constraint Fkdosen Foreign Key(nid) References Dosen(nid),
Constraint Fkjurusan Foreign Key(kode_jur) References Jurusan(kode_jur)
)

b. Integritas enterprise
Integritas keperusahaan adalah aturan – aturan tambahan yang dispesifikan pemakai atau
administrator basisdata. Pemakai menspesifikasikan konstrain tambahan yang harus dipenuhi data.
Konstrain tipe, domain, kunci dan referensial bersifat struktural, membatasi struktur ata.
Aturan perusahaan tidak berkaitan erat dengan struktur. Konstrain perusahaan ini disebut konstrain
semantiks karena diturunkan dari domain aplikasi tertentu yang dimodelkan basidata.
Contoh : jika telah dibatasi jumlah staf di satu kantor cabang berjumlah 20 orang, maka
administrator harus dapat menspesifikasikan ketentuan itu dan DBMS mampu memaksakan konstrain
ketentuan ini. Anggota staf baru tidak dapat dimasukkan ke relasi staf jika jumlah staf saat itu telah
mencapai 20.

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan pengertian daripada anomali dan sebutkan 3 (tiga) anomali dalam suatu database
(basis data) ?.
2. Jelaskan dan berikan contoh terjadinya anomali peremajaan (update), penyisipan (insert) dan
penghapusan (delete) ?.
3. Berikan contoh terjadinya ketergantungan fungsional pada suatu database ?.
4. Berikan penjelasan entitas integritas, domain integritas dan referensial integritas serta berikan
contohnya ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
47
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 6
BENTUK – BENTUK NORMALISASI

Ketika merancang basisdata menggunakan model relasional, kita sering menemui beberapa
alternatif dalam pendefinisian himpunan skema relasi. Beberapa pilihan lebih nyaman dibanding
pilihan – pilihan lain untuk beragam alasan.
Aturan-aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal. Bentuk Normal adalah
suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi
tersebut pada level-level normalisasi. Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal tertentu jika
memenuhi kondisi-kondisi tertentu.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
48
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

6.1. Bentuk Normalisasi


Bentuk – bentuk Normalisi yang ada dalam mendesain basis data adalah sebagai
berikut :

1). Bentuk normal pertama (1NF)


2). Benatuk normal kedua (2NF)
3). Bentuk normal ketiga (3NF)
4). Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF)
5). Bentuk normal keempat (4 NF)
6). Bentuk normal kelima (5NF)

Bentuk normal pertama (1NF) s/d normal ketiga (3NF), merupakan bentuk normal yang
umum dipakai. Artinya adalah pada kebanyakan relasi, bila ketiga bentuk normal tersebut
telah dipenuhi, maka persoalan anomali tidak akan muncul lagi didalam kita melakukan
perancangan database.

Kriteria dalam proses normalisasi adalah kebergantungan fungsional, kebergantungan banyak


nilai dan kebergantungan join. Ketiga tipe kebergantungan tersebut digunakan untuk menilai relasi –
relasi yang dihasilkan dari konversi diagram ER menjadi kumpulan relasi – relasi. Proses normalisasi
membentuk relasi – relasi bentuk normal menggunakan dekomposisi yang memecah relasi menjadi
relasi – relasi berbentuk normal lebih tinggi.
Berikut ini adalah gambar untuk langkah – langkah melakukan normalisasi data, seperti
tampak berikut ini:

Tabel dengan atribut


bernilai jamak
Menghilangkan
atribut bernilai jamak
Tabel bentuk
normal pertama
Menghilangkan
ketergantungan
parsial
Tabel bentuk
normal kedua
Menghilangkan
ketergantungan
transitif
Tabel bentuk
FTI –Tekniknormal ketiga URINDO :
Informatika
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
Menghilangkan anomali
- tersisa disebabkan
ketergantungan fungsional
Tabel bentuk
Normal boyce-codd
Menghilangkan
49
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 6.1. Langkah – langkah Normalisasi

6.1.1. Bentuk Normal Pertama (1 NF)


Bentuk normal pertama dikenakan pada tabel yang belum ternormalisasi (masih
memiliki atribut yang berulang).

Berikut ini adalah contoh data – data yang belum ternormalisasi


NIP Nama Jabatan Keahlian Lama
(tahun)
107 Daffa Analis Senior Access 6
Oracle 1
109 Revan Analis Yunior Access 2
Clipper 2
112 Dilla Pogrammer Access 1
Clipper 1
Visual Basic 1
Gambar 6.2. Relasi Pegawai

Keahlian menyatakan atribut yang berulang (misal, fika punya tiga keahlian, dan
Rian punya 2 keahlian).

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
50
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

a. Definisi Bentuk Normal Pertama (1NF)


Suatu relasi dikatakan bentuk normal pertama, jika dan hanya jika setiap
atribut bernilai tunggal untuk setiap baris. Tiap field hanya satu pengertian, bukan
merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan
juga bukanlah pecahan kata – kata sehingga artinya lain. Tidak ada set atribut yang
berulang-ulang atau atribut bernilai ganda.
Pada data tabel sebelumnya, contoh data belum ternormalisasi sehingga
dapat diubah ke dalam bentuk normal pertama dengan cara membuat setiap baris
berisi kolom dengan jumlah yang sama dan setiap kolom hanya mengandung satu
nilai.

b. Contoh Normal Pertama (1NF)


Berikut ini adalah contoh data pada relasi pegawai yang telah memenuhi
bentuk normal pertama
NIP Nama Jabatan Keahlian Lama
107 Daffa Analis Senior Access 6
107 Daffa Analis Senior Oracle 1
109 Revan Analis Yunior Access 2
109 Revan Analis Yunior Clipper 2
112 Dilla Pogrammer Access 1
112 Dilla Pogrammer Clipper 1
112 Dilla Pogrammer Visual Basic 1

Gambar 6.3. Relasi pegawai memenuhi 1NF

Berikut ini adalah contoh data pada relasi mahasiswa yang belum memenuhi
bentuk normal pertama.

NIM Nama Dosen Wali Kode_mk1 Kode_mk2 Kode_mk3


9820001 Nia Dela Didik 1234 1435
9810004 Andik P Primadina 1234 1435 1245

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
51
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9810006 Rini Tukino 1324 1545 1245


9820008 Basuki Djuwadi 1324 1545

Gambar 6.4. Relasi Mahasiswa belum 1NF

Relasi mahasiswa yang mempunyai NIM, nama dan Dosen Wali mengikuti 3
mata kuliah, tabel tersebut belum memenuhi normal pertama karena ada perulangan
Kode_mk 3 kali padahal hal tersebut bisa dijadikan 1 atribut saja. Jadi bentuk normal
pertama dari data di atas adalah :

NIM Nama Dosen Wali Kode_mk


9820001 Nia Dela Didik 1234
9820001 Nia Dela Didik 1435
9810004 Andik P Primadina 1234
9810004 Andik P Primadina 1435
9810004 Andik P Primadina 1245
9810006 Rini Tukino 1324
9810006 Rini Tukino 1545
9810006 Rini Tukino 1245
9810006 Rini Tukino 1324
9820008 Basuki Djuwadi 1324
9820008 Basuki Djuwadi 1545

Gambar 6.5. Relasi Mahasiswa memenuhi 1NF

Berikut ini adalah contoh data pada relasi matakuliah yang telah memenuhi
bentuk normal pertama.
Kode_mk Matakuliah Sks Pengasuh
1234 Sistem Basis Data 2 Didik Setiyadi,M.Kom.
1435 Alghoritma 4 Tukino,S.Kom,MM.Si
1545 Jaringan Komputer 2 Djuwadi,M.Kom.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
52
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1245 Bahasa Inggris I 2 Dra. Siti Azizah

Gambar 6.6. Relasi matakuliah memenuhi 1 NF

Relasi matakuliah tersebut merupakan bentuk 1 NF, karena tidak ada atribut
yang bernilai ganda, dan tiap atribut satu pengertian yang bernilai tunggal.

6.1.2. Bentuk Normal Kedua (2 NF)


Definisi Bentuk Normal Kedua (2 NF) adalah :
1). Memenuhi bentuk 1 NF (normal pertama).
2). Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama /
primary key.

Sehingga untuk membentuk normal kedua tiap tabel / file haruslah


ditentukan kunci-kunci atributnya. Kunci atribut haruslah unik dan dapat mewakili
atribut lain yang menjadi anggotanya. Pada contoh tabel Mahasiswa yang memenuhi
normal pertama (1 NF), terlihat bahwa NIM merupakan Primery Key (PK).
NIM  Nama, Dosen Wali. Artinya adalah bahwa atribut Nama dan Dosen Wali
bergantung pada NIM.
Tetapi NIM  Kode_mk. Artinya adalah bahqa atribut Kode_mk tidak tergantung
pada NIM.

Untuk memenuhi normal kedua, maka pada relasi mahasiswa tersebut dipecah
menjadi 2 relasi sebagai berikut:
NIM Nama Dosen Wali
9820001 Nia Dela Didik
9810004 Andik P Primadina
9810006 Rini Tukino
9820008 Basuki Djuwadi

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
53
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 6.7. Relasi mahasiswa memenuhi 2NF


NIM Kode_mk
9820001 1234
9820001 1435
9810004 1234
9810004 1435
9810004 1245
9810006 1324
9810006 1545
9810006 1245
9810006 1324
9820008 1324
9820008 1545

Gambar 6.8. Relasi ambil_kuliah memenuhi 2NF

6.1.3. Bentuk Normal Ketiga (3 NF)


Definisi Bentuk Normal Ketiga (3 NF) adalah:
1). Memenuhi bentuk 2 NF (normal kedua).
2). Atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci utama / primary
key.

Berikut Contoh relasi yang memenuhi bentuk 2 NF, tetapi tidak memenuhi bentuk 3 NF.

No Pesanan No Urut Kode Item Nama Item


50001 0001 P1 Pensil
50001 0002 P2 Buku Tulis
50001 0003 P3 Penggaris
50001 0004 P4 Penghapus

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
54
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

50002 0001 P3 Penggaris


50002 0002 P5 Bulpen
50002 0003 P6 Spidol
50003 0001 P1 Pensil
50003 0002 P2 Buku Tulis

Gambar 6.9. Relasi pesanan_barang belum memenuhi 3NF

Atribut No Pesanan dan No Urut merupakan kunci primer, baik kode item dan nama
item mempunyai dependensi fungsional terhadap kunci primer tersebut.
Pada relasi di atas, setiap kode item sama, maka nilai nama item juga sama,
sehingga menunjukkan adanya dependensi dua atribut tersebut, tapi manakah yang
menentukan, apakah kode item bergantung pada nama item, atau sebaliknya? Jadi
nama item memiliki dependensi fungsional terhadap Kode item.
Pada relasi ini menunjukkan bahwa nama item tidak memiliki dependensi
secara langsung terhadap kunci primer (No pesanan dan No Urut). Dengan kata
lain Nama Item memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer.

Sehingga untuk memenuhi bentuk 3 NF, maka relasi di atas didekomposisi menjadi
dua buah relasi sebagai berikut:

No Pesanan No Urut Kode Item


50001 0001 P1
50001 0002 P2
50001 0003 P3
50001 0004 P4
50002 0001 P3
50002 0002 P5
50002 0003 P6
50003 0001 P1
50003 0002 P2

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
55
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 6.10. Relasi pesanan_barang memenuhi 3NF

Kode Item Nama Item


P1 Pensil
P2 Buku Tulis
P3 Penggaris
P4 Penghapus
P5 Bulpen
P6 Spidol

Gambar 6.11. Relasi barang memenuhi 3NF

6.1.4. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)


Definisi Bentuk BCNF adalah :
1). Memenuhi bentuk 3 NF (normal ketiga).
2). Semua penentu (determinan) adalah kunci kandidat (atribut yang bersifat unik).
Setiap atribut harus bergantung fungsi pada atribut superkey.

BCNF merupakan bentuk normal sebagai perbaikan terhadap 3 NF. Suatu relasi
yang memenuhi BCNF selalu memenuhi 3 NF, tetapi tidak untuk sebaliknya. Suatu
relasi yang memenuhi 3 NF belum tentu memenuhi BCNF. Karena bentuk 3 NF
masih memungkinkan terjadi anomali.

Pada contoh berikut ini terdapat tabel SEMINAR, kunci primer adalah no_siswa +
seminar, dengan pengertian bahwa :
 Siswa dapat mengambil satu atau dua seminar.
 Setiap seminar membutuhkan 2 instruktur.
 Setiap siswa dibimbing oleh salah satu dari 2 instruktur seminar.
 Setiap instruktur boleh hanya mengambil satu seminar saja.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
56
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pada contoh ini, no_siswa dan seminar menunjukkan seorang instruktur.

No_siswa Seminar Instruktur


2201001 2281 Budi
2201002 2281 Kardi
2201003 2291 Joni
2201002 2291 Rahmad
2201004 2291 Rahmad

Gambar 6.12. Relasi seminar

Bentuk tabel SEMINAR adalah memenuhi bentuk normal ketiga (3 NF), tetapi tidak
BCNF karena nomor seminar masih bergantung fungsi pada instruktur, jika setiap
instruktur dapat mengajar hanya pada satu seminar. Seminar bergantung fungsi
pada satu atribute bukan superkey seperti yang disyaratkan oleh BCNF.

Maka relasi SEMINAR harus didekomposisi menjadi dua relasi, yaitu relasi pengajar
dan seminar_instruktur, seperti berikut ini :

Instruktur Seminar
Budi 2281
Kardi 2281
Joni 2291
Rahmad 2291

Gambar 6.13. Relasi pengajar

No_siswa Instruktur
2201001 Budi
2201002 Kardi
2201003 Joni
2201002 Rahmad
2201004 Rahmad

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
57
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 6.14. Relasi seminar_instruktur

6.1.5. Bentuk normal keempat ( 4 NF )


Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal keempat dengan ketentuan sebagai
berikut ini :
 Bila dan hanya bila telah berada dalam bentuk BCNF dan tidak ada
multivalued dependency nontrivial.
 Multivalued dependency (MVD) dipakai dalam bentuk normal keempat ( 4
NF ).
 Dependensi ini dipakai untuk menyatakan hubungan satu ke bantak (one to
many).
Contoh :
Matakuliah Dosen Isi
Pengenalan Komputer Budi Dasar Komputer
Sanjaya Pengenalan pengolahan kata
Pengenalan lembaran kerja
Matematika Sugeng Paijo Differensial
Integral

Relasi tersebut menggambarkan mengenai dosen yang mengajar matakuliah


tertentu dengan isi matakuliah yang bersangkutan. Contoh dua dosen yang
mengajar pengenalan komputer, yaitu Budi dan Sanjaya. Adapun isi matakuliah
Pengenalan Komputer adalah Dasar Komputer, Pengenalan Pengolahan Kata
dan Pengenalan Lembaran Kerja.

Relasi berikut ini memperlihatkan relasi yang telah dinormalisasikan berdasarkan


relasi sebelumnya.
Matakuliah Dosen Isi
Pengenalan Komputer Budi Dasar Komputer
Pengenalan Komputer Budi Pengenalan pengolahan kata
Pengenalan Komputer Budi Pengenalan lembaran kerja
Pengenalan Komputer Sanjaya Dasar Komputer

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
58
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pengenalan Komputer Sanjaya Pengenalan pengolahan kata


Pengenalan Komputer Sanjaya Pengenalan lembaran kerja
Matematika Sugeng Paijo Differensial
Matematika Sugeng Paijo Integral

Relasi tersebut memenuhi bentuk BCNF karena primary key nya adalah
gabungan dari matakuliah, dosen dan isi. Masalah tersebut dapat dipecahkan
melalui dekompoisi, hal ini disebabkan karena terdapat kenyataan bahwa antara
Dosen dengan Isi tidak ada ketergantungan. Solusi masalah tersebut diajukan
oleh R. Fagin melalui konsep dependensi nilai banyak. Secara umum dependensi
nilai banyak muncul pada relasi yang paling tidak memiliki tiga atribut dan dua
diantaranya bernilai banyak, dan nilai – nilainya tergantung hanya pada atribut
ketiga.

Pada suatu relasi R dengan atribut A, B, C, atribut B dikatakan bersifat


multidependen terhadap A jika :
 Sekumpulan nilai B yang diberikan pada pasangan ( A, C) hanya tergantung pada
nilai A, dan, tidak tergantung pada nilai C.
 Hubungan diatas dinyatakan dengan :
A , dibaca “ A menentukan banyak nilai B” atau “B multidependen terhadap
A”
Teorema Faqin yang berkaitan dengan multivalued dependency adalah :
 Bila R ( A, B, C ) merupakan suatu relasi, dengan A, B, C adalah atribut – atribut
relasi tersebut, maka proyeksi dari R berupa ( A, B ) dan ( A, C ) jika R memenuhi
MVD A  B | C
 Perlu diketahui bahwa bila terdapat : A  B, A  C, maka keduanya dapat
ditulis menjadi : A  B | C
Berdasarkan teorema Faqin diatas, maka relasi tersebut diatas dapat didekomposisi
menjadi dua relasi sebagai berikut :

Matakuliah Dosen

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
59
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pengenalan Komputer Budi


Pengenalan Komputer Sanjaya
Matematika Sugeng Paijo

Matakuliah Isi
Pengenalan Komputer Dasar Komputer
Pengenalan Komputer Pengenalan pengolahan kata
Pengenalan Komputer Pengenalan lembaran kerja
Matematika Differensial
Matematika Integral

6.1.5. Bentuk normal kelima ( 5 NF )


Dependensi gabungan mendasari bentuk normal kelima. Suatu relasi R ( X,W,Z)
memenuhi dependensi gabungan jika gabungan dari proyeksi A, B, C dengan A, B, C
merupakan sub himpunan dari atribut – atribut R. Dependensi gabungan sesuai dengan
definisi diatas dinyatakan dengan notasi :
* (A, B, C )
dengan A = XY, B = YZ, C = ZX

Sebagai contoh terdapat hubungan dealer yang mengageni suatu perusahaan


distributor kendaraan. Dalam hal ini distributor memiliki sejumlah produk kendaraan.

Dealer Distributor Kendaraan


Sumber Jaya Nissan Truk Nissan
Sumber Jaya Toyota Toyota Kijang
Sumber Jaya Toyota Truk Dyna
Asterindo Nissan Sedan Nissan

Relasi tersebut memenuhi dependensi gabungan :


*(Dealer Distributor, Distributor Kendaraan, Dealet Kendaraan)
Sehingga relasi tersebut dapat didekomposisi menjadi tiga buah relasi yaitu :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
60
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

 Deal_Dist (Dealer_Distributor).
 Dist_Kend (Distributor_Kendaraan).
 Deal_Kend (Dealer_Kendaraan).
Gabungan ketiga relasi tersebut akan membentuk relasi DDK dan gabungan kedua
proyeksi diatas bisa jadi menghasilkan relasi antara yang salah, namum ketiganya akan
menghasilkan relasi sesuai aslinya.
Bentuk normal Kelima ( 5 NF ) yang terkadang disebut PJ/NF ( Projection Join /
Normal Form ), menggunakan acuan dependensi gabungan. Suatu relasi berada dalam 5 NF
jika dan hanya jika setiap dependensi gabungan dalam R tersirat oleh kunci kandidat relasi R.

Dealer Distributor
Sumber Jaya Nissan
Sumber Jaya Toyota
Asterindo Nissan

Distributor Kendaraan
Nissan Truk Nissan
Nissan Sedan Nissan
Toyota Toyota Kijang
Toyota Truk Dyna

Dealer Distributor Kendaraan


Sumber Jaya Nissan Truk Nissan
Sumber Jaya Nissan Sedan Nissan
Sumber Jaya Toyota Toyota Kijang

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
61
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Sumber Jaya Toyota Truk Dyna


Asterindo Nissan Truk Nissan
Asterindo Nissan Sedan Nissan

Dealer Kendaraan
Sumber Jaya Truk Nissan
Sumber Jaya Sedan Nissan
Sumber Jaya Toyota Kijang
Sumber Jaya Truk Dyna
Asterindo Sedan Nissan

6.2. Dependensi Transitif


Definisi bentuk dependensi transitif adalah sebagai berikut :
Atribut Z mempunyai dependensi transitif terhadap X, bila :
1). Y memiliki Dependensi fungsional terhadap X.
2). Z memiliki dependensi fungsional terhadap Y.
Sehingga : X  Y  Z
Berikut ini adalah contoh tabel relasi yang menunjukkan terjjadinya dependensi transitif
pada tabel relasi kuliah berikut ini :
Kuliah Ruang Tempat Waktu
Jaringan Komputer Merapi Gedung Utara Senin, 08.00 – 09.50
Basis Data Rama Gedung Selatan Selasa, 07.00 – 08.45
Sistem Pakar Sinta Gedung Selatan Rabu, 10.00 – 11.45
Sistem Operasi Merapi Gedung Utara Selasa, 08.00 – 08.50
Gambar 6.15. Relasi kuliah

Pada tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa :

Kuliah  { Ruang, Waktu }


Ruang  Tempat
Terlihat bahwa Kuliah  Ruang  Tempat
Dengan demikian Tempat mempunyai dependensi transitif terhadap Kuliah.

Pertanyaan Soal

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
62
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1. Jelaskan pengertian bentuk normalisasi, dan sebutkan bentuk – bentuk normalisasi yang
saudara ketahui ?.
2. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal pertama (1 NF) ?.
3. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal kedua (2 NF) ?.
4. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal ketiga (3 NF) ?.
5. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal BNCF ?.
6. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal keempat (4 NF) dan normal kelima (5 NF) ?.
7. Jelaskan dan berikan contoh pengertian dari ketergantungan fungsional dan ketergantungan
transitif ?.

BAB 7
PENERAPAN BENTUK NORMALISASI

Pada proses perancangan database dapat dimulai dari dokumen dasar yang dipakai
dalam sistem sesuai dengan lingkup sistem yang akan dibuat rancangan databasenya. Berikut ini
adalah contoh dokumen mengenai faktur pembelian barang pada PT. Revanda Jaya..

FAKTUR PEMBELIAN BARANG

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
63
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

PT REVANDA JAYA
Jl. Bekasi Timur No. 2
Bekasi Timur

Kode Supplier : G01 Tanggal : 07/02/2001


Nama Supplier : Gobel Nustra Nomor : 998

Kode Nama Barang Qty Harga Jumlah


A01 AC Split ½ PK 10 1.350.000 13.500.000
A02 AC Split 1 PK 10 2.000.000 20.000.000
Total Faktur 33.500.000
Jatuh Tempo Faktur : 09/03/2001

FAKTUR PEMBELIAN BARANG

PT REVANDA JAYA
Jl. Bekasi Timur No. 2
Bekasi Timur

Kode Supplier : S02 Tanggal : 02/02/2001


Nama Supplier : Hitachi Nomor : 779

Kode Nama Barang Qty Harga Jumlah


R01 Rice Chocker C3 10 150.000 1.500.000
Total Faktur 1.500.000
Jatuh Tempo Faktur : 09/03/2001

Gambar 7.1. Faktur pembelian barang

Sehubungan dengan dokumen dasar tersebut, tahapan yang harus dilakukan untuk
melakukan normalisasi data adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Unnormalisasi
Langkah pertama dalam melakukan normalisasi data adalah dengan membentuk contoh data
tersebut didtas dengan membentuk unnormalisasi data, dengan cara mencantumkan semua
atribut data yang ada apa adanya seperti terlihat berikut ini :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
64
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

No Kode Nama Kode Nama Barang Tanggal Jatuh Qt Harga Jumlah Total
Fac Supp Supp Brg Tempo y
779 S02 Hitachi R02 Rice Chocker C3 02/02/01 09/03/01 10 150000 1500000 1500000
998 G01 Gobel A01 AC Split ½ PK 07/02/01 09/03.01 10 135000 13500000 33500000
Nustra A02 AC Split 1 PK 10 2000000 20000000

Gambar 7.2. Relasi faktur unnormalisasi


Pada relasi diatas adalah dengan menuliskan semua data yang ada yang akan direkam,
data yang double tidak perlu ditulis. Terlihat baris / record yang tidak lengkap. Sulit dibayangkan
bagaimana bentuk baris yang harus dibentuk untuk merekam data itu.

2.. Bentuk Normal Pertama (1 NF)


Bentuklah menjadi bentuk normal pertama dengan memisah-misahkan data pada atribut-
atribut yang tepat dan bernilai atomik, juga seluruh record / baris harus lengkap adanya. Bentuk
relasi adalah flat file. Dengan normal pertama kita dapat membuat satu tabel yang terdiri dari 11
Atribut yaitu 

(No_Faktur, Kode_Supplier, Nama_Supplier, Kode_Barang, Nama_Barang, Tanggal,


Jatuh_Tempo, Qty, Harga, Jumlah, Total ).
Sehingga hasil daripada pembentukan normal pertama (1 NF) adalah sebagai berikut ini :

No Kode Nama Supp Kode Nama Barang Tanggal Jatuh Qty Harga Jumlah Total
Fac Supp Brg Tempo
779 S02 Hitachi R02 Rice Chocker C3 02/02/01 09/03/01 10 150000 1500000 1500000
998 G01 Gobel Nustra A01 AC Split ½ PK 07/02/01 09/03/01 10 135000 13500000 33500000
998 G01 Gobel Nustra A02 AC Split 1 PK 07/02/01 09/03/01 10 2000000 20000000 33500000

Gambar 7.3. Relasi memenuhi 1 NF

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
65
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pada normal pertama tersebut masih terjadi banyak kelemahan, terutama pada proses
ANOMALI insert, update dan delete berikut ini:

a). Inserting / Penyisipan


Kita tidak dapat memasukkan kode dan nama supplier saja tanpa adanya transaksi
pembelian, sehingga supplier baru bisa dimasukkan kalau ada transaksi pembelian.

b). Deleting / Penghapusan


Bila satu record / baris di atas dihapus, misal nomor faktur 779, maka berakibat pada
penghapusan data supplier S02 (Hitachi) padahal data tersebut masih diperlukan.

c). Updating / Pengubahan


Kode dan nama supplier terlihat ditulis berkali-kali, bila nama supplier berubah, maka di
setiap baris yang ada harus dirubah, bila tidak menjadi tidak konsisten.

Atribut jumlah (merupakan atribut turunan) seharusnya tidak perlu, karena setiap harga
dikali kuantitas akan menghasilkan jumlah, sehingga hasilnya akan menjadi lebih konsisten.

3. Bentuk Normal Kedua (2 NF)


Bentuk normal kedua dengan melakukan dekomposisi relasi diatas menjadi beberapa
relasi dan mencari kunci primer dari tiap-tiap relasi tersebut dan atribut kunci haruslah unik.
Melihat permasalahan faktur di atas, maka dapat diambil beberapa kunci kandidat : ( No_Faktur,
Kode_Supplier, dan Kode_Barang ). Kunci kandidat tersebut nantinya bisa menjadi kunci primer
pada relasi hasil dekomposisi.

Dengan melihat normal pertama, kita dapat mendekomposisi menjadi tiga relasi berserta
kunci primer yang ada yaitu : relasi Supplier (Kode_Supplier), relasi Barang (Kode_Barang), dan
Relasi Faktur (No_Faktur). Dengan melihat ketergantungan fungsional atribut-atribut lain terhadap
atribut kunci, maka didapatkan 3 (tiga) relasi sebagai berikut :

Relasi Supplier

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
66
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Kode_Supplier Nama _Supplier


S02 Hitachi
G01 Gobel Nustra
G01 Gobel Nustra

Relasi Barang
Kode_Barang Nama_Barang Harga
R02 Rice Chocker C3 150000
A01 AC Split ½ PK 135000
A02 AC Split 1 PK 2000000

Relasi Faktur
No_Faktur (Kode_Barang) (Kode _Supplier) Tanggal Jatuh_tempo Qty
779 R02 S02 02/02/01 09/03/01 10
998 A01 G01 07/02/01 09/03/01 10
998 A02 G01 07/02/01 09/03/01 10

Gambar 7.4. Relasi memenuhi 2 NF

Kamus Data dari masing-masing relasi tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Supllier = { Kode_Supplier, Nama_Supplier }
Barang = { Kode_Barang, Nama_Barang, Harga }
Faktur = { No Faktur, Kode Barang Kode_Supplier, Tanggal, Jatuh_Tempo, Qty }

Dengan pemecahan relasi di atas, maka untuk pengujian bentuk normal kesatu (1 NF)
yaitu insert, update, dan delete akan terjawab. Kode dan nama supplier baru dapat masuk
kapanpun tanpa adanya transaksi pada tabel faktur. Demikian pula untuk proses update dan
delete untuk tabel Supplier dan Barang.

Pada bentuk normal kedua tersebut masih terjadi permasalahan yaitu pada relasi Faktur,
yaitu :
1). Atribut Quantitas pada relasi Faktur, tidak tergantung pada kunci utama, atribut tersebut
bergantung fungsi pada Kode Barang + no_faktur, hal ini dinamakan ketergatungan transitif

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
67
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

dan haruslah dipilah menjadi dua relasi.


2). Masih terdapat pengulangan, yaitu setiap kali satu faktur yang terdiri dari 5 macam barang
maka 5 kali juga dituliskan no_faktur, tanggal, dan jatuh_tempo. Hal ini harus dipisahkan bila
terjadi penggandaan tulisan berulang-ulang.

4. Bentuk Normal Ketiga (3 NF)


Bentuk normal ketiga mempunyai syarat, setiap relasi tidak mempunyai atribut yang
bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama dan harus memenuhi bentuk
normal kedua (2 NF).
Untuk emmenuhi bentuk normal ketiga (3 NF), maka pada relasi faktur harus
didekomposisi (dipecah) lagi menjadi dua relasi yaitu relasi faktur dan relasi transaksi barang,
sehingga hasilnya adalah sebagai berikut ini:

Relasi Supplier Relasi Barang


Kode_Supplier Nama Supplier Kode_Barang Nama_Barang Harga
G01 Gobel Nustra R01 Rice Cooker CC3 150.000
S02 Hitachi A01 AC Split ½ PK 1.350.000
A02 AC Split 1 PK 2.000.000

Relasi Faktur
No_Faktur Tanggal Jatuh_Tempo Kode_Supplier

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
68
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

779 02/02/2001 09/03/2001 S02


998 07/02/2001 09/03/2001 G01
Relasi Transaksi_Barang
No_Faktur Kode_Barang Qty
779 R01 10
998 A01 10
998 A02 10

Gambar 7.5. Relasi memenuhi 3 NF

Kamus Data dari masing-masing relasi tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Supllier = { Kode_Supplier, Nama_Supplier }
Barang = { Kode_Barang, Nama_Barang, Harga }
Faktur = { No Faktur, Kode_Supplier, Tanggal, Jatuh_Tempo }
Transaksi_Barang = { No Faktur, Kode Barang Qty }

Primary key pada relasi Supplier adalah Kode_Supplier, Primary key pada relasi Barang
adalah Kode_Barang, Primary key pada relasi Faktur adalah No_Faktur dan Foreign key nya adalah
Kode_Supplier, Primary key pada relasi Transaksi_Barang adalah No_Faktur, Kode_Barang dan
keduanya juga menjadi Foreign key.

5. ERD (Entity Relationship Diagram)


Gambaran hubungan antar entitas / relasi yang terbentuk, adalah seperti terlihat pada
gambar berikut ini :

Supplier 1 N Faktur
Memiliki

* Kode_supplier
1
nama_supplier
* No_faktur
Tanggal
Jatuh_tempo
** Kode_supplier
FTI –Teknik Informatika URINDO :
Edisi 1 Tahun* 2007 – didik@urindo.ac.id
Kode_barang Refisi : 1
Terdiri
- Barang Nama_barang Dari
Harga

1 N
69
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Keterangan : * = Primary Key, ** =Foreign Key


Gambar 7.6. ERD (Entity Relationship Diagram)

Pengertian Hubungan (Relation) antar pada gambar ERD (entity relationship diagram)
pada gambar di atas adalah sebagai berikut:

a). Supplier ke Faktur relasinya adalah one to many, artinya adalah satu supplier mempunyai
banyak faktur, faktur punya relasi terhadap supplier.
b). Faktur ke Transaksi_Barang relasinya adalah one to many, artinya adalah satu faktur
mempunyai beberapa transaksi barang (satu faktur terdiri dari satu atau lebih transaksi
barang).
c). Barang ke Transaksi_Barang relasinya adalah one to many, artinya adalah satu barang bisa
terjadi beberapa kali transaksi pembelian barang.

Implementasi ERD (entity relationship diagram) physical pada contoh diatas, bisa dituangkan
kedalam database MS-Access aatau SQL Server, seperti terlihat pada gambar beikut ini:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
70
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 7.7. ERD dengan database MS-Access 2000

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
71
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 7.8. ERD dengan database SQL Server 2000

Pertanyaan Soal
1. Carilah dokumen dasar seperti dalam contoh faktur diatas, setelah saudara temukan,
kemudian lakukan langkah – langkah normalisasi data ?.
2. Setelah model ERD terbentuk, buatlah ERD physical tersebut dengan menggunakan
database MS-Access atau SQL Server ?.

BAB 8
MODEL DATA DAN ENTITY-RELATIONSHIP MODEL

8.1. Model Data

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
72
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Model data adalah sekumpulan konsep yang terintegrasi untuk mendiskripsikan data,
hubungan antar data dan batasan – batasannya dalam suatu organisasi. Model data
merepresentasikan suatu organisasi. Model data harus menyediakan konsep dasar dan notasi yang
memungkinkan perancang basis data dan pemakai utuk dapat mengkomunikasikan pemahamannya
mengenai organisasi data.

8.1.1. Komponen model data.


Komponen model data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yang meliputi:
 Bagian struktural, memuat sekumpulan aturan untuk melakukan konstruksi basis
data ( database).
 Bagian manipulasi, melakukan definisi tipe operasi yang diijinkan pada data,
termasuk operasi yang digunakan untuk melakukan perubahan (update), atau
membaca data (retrieve) dari basis data dan untuk melakukan perubahan struktur
basis data.
 Sekumpulan aturan mengenai integritas, yang akan menjaga keakuratan dari data
dalam basis data (database).

8.1.2. Kelompok Model Data


Terdapat 3 (tiga) kelompok model data, yaitu model data berbasis objek, model data
berbasis record dan model data fisikal.
a. Model data berbasis objek.
Pada model ini menjelaskan data pada tingkat konsepsi dan view. Pada model ini
terdapat beberapa macam model, yaitu :
 ER model (Entity relationship Model).
 OO model (Objek Oriented Model).
 Binary Model.
 Model data semantik.
 Model data infologikal, dan
 Model data fungsional.

b. Model data berbasis record.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
73
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pada model ini menjelaskan data pada tingkat konsepsi dan view, memakai
seluruh struktur lojik basis data dan menyediakan uraian tingkat tinggi dari
implementasi. Terdiri dari sejumlah fixed format record dengan berbagai tipe.
Pada model ini teradapat 3 (tiga) macam tipe,yaitu :
 Model data relational.
 Model data nerwork, dan
 Model data hirarki.

b.1. Model relational.


Pada model ini menggambarkan data dan relationship diantara data oleh suatu
koleksi tabel, contoh nya:
Customer
Name Street City Number
Lowery Maple Queens 900
Shiver Nort Bronx 556
Shiver Nort Bronx 647
Hodges Sidehill Brooklyn 801
Hodges Sidehill Brooklyn 647

Account
Number Balance
900 55
556 100000
647 1005366
801 10533

Gambar 8.1. Model Relational

b.2. Model network (jaringan)


Pada model ini menggambarkan koleksi record – record dan relationship diantara
data ditunjukkan oleh link (penghubung) yang dapat dipandang sebagai pointer
(penunjuk), contoh nya:

900 55

556 100000
FTI –Teknik Informatika URINDO :
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
- 647 105366

801 10533
74
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Lowery Maple

Shiver Nort

Hodges Sidehill

Gambar 8.2. Model Network


b.3. Model hirarki
Pada model ini sama seperti pada model network dalam hal data dan relationship
diantara data digambarkan oleh record dan link. Perbedaannya adalah record
disusun sebagai “collection of tree” dengan sembarang grafik. contoh nya:

B5 … London B3 … Glasgow B4 … Bristol

SL41 Julie … Assistant 9000

SL41 Julie … Assistant 9000

SL41 Julie … Assistant 9000

SL41 Julie … Assistant 9000

Gambar 8.3. Model Hirarki

8.1.3. Database Instance & Schema


Database instance adalah data yang berada dalam basis data pada suatu saat
tertentu. Database schema merupakan rancangan (deskripsi) keseluruhan database. Skema
dispesifikasikan selama proses desain basis data yang tidak diharapkan untuk selalu berubah,
tetapi data aktual yang berada dalam basis data bisa selalu berubah (misalkan dengan
adanya penambahan data (insert), penghapusan data (delete) dan lain sebagainya.
Skema kadang disebut juga sebagai intension dari database, sedangkan instance
disebut dengan extention atau state dari dabase.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
75
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Konsep database schema berhubungan dengan definisi type (bentuk) dalam bahasa
pemrograman, sedangkan konsep database instance berhubungan dengan definisi variable
dalam bahasa pemrograman. Sistem basis data mempunyain banyak schema berdasarkan
tingkat abstraksi yaitu:

 Physical schema  tingkat terendah.


 Conceptual schema  tingkat menengah.
 Eksternal schema (subschema)  tingkat tertinggi.

Sistem basis data sangat mendukung semua tingkat pada ketiga schema tersebut.
Pada schema conseptual menggambarkan semua item data dan relationship diantara item –
item data serta batasan – batasan integritasnya, hanya terdapat satu conceptual schema
didalam suatu database. Skema internal merupakan gambaran lengkap dari model internal,
maliputi definisi dari stored record, metode representasi, data field dan indeks serta skema
hashing jika ada, hanya terdapat satu schema dalam suatu databse.

8.1.4. Mapping.
DBMS (database management system) bertanggung jawab didalam pemetaan
diantara tiga tipe skema tersebut dan DBMS menguji skema untuk konsistensi yang berarti
harus menguji bahwa setiap skema eksternal diturunkan dari skema konseptual, dan harus
menggunakan informasi didalam skema konseptual untuk memetakan antara masing –
masing skema eksternal dan skema internal.
Skema konseptual berhubungan dengan skema internal yang melalui conceptual /
internal mapping. Hal ini memungkinkan DBMS untuk menemukan aktual record atau
kombinasi record dalam penyimpanan fisik yang merupakan sebuah logical record dalam
skema konseptual, bersama dengan batasan – batasan yang harus dijaga dalam operasi
untuk logical record tersebut.
Dimungkinkan juga perbedaan – perbedaan dalam nama entitas, nama atribut, urutan
atribut, tipe data dan lain sebagainya. Setiap skema eksternal berhubungan dengan skema
konseptual melalui eksternal / konseptual mapping. Hal ini memungkinkan DBMS memetakan
nama – nama dalam pandangan pemakai kedalam bagian yang relevan dalam skema
konseptual.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
76
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

8.2. Entity Relationship Model


Model data entity relationship (E-R) adalah berdasarkan pada persepsi dari dunia nyata yang
terdiri dari sekumpulan objek – objek dasar yang desebut entity, dan relationship antara objek – objek
tersebut. Pembentuk Model E-R (Entity Relationship) pada dasarnya terdiri dari 2 komponen, yaitu :
Entiti (Entity) / entitas dan Relasi (Relation) atau hubungan.

8.2.1. Entiti
Merupakan suatu objek yang dapat diidentifikasi secara unik dalam lingkungan
pemakai, suatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.
Sekelompok entiti yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk
sebuah Himpunan Entiti.

Contoh  Himpunan Entiti Mahasiswa atribut entiti

NIM Nama Alamat Tgl Lahir


980001 Ali Akbar Jl. Merdeka No.10, Jakarta 40121 02-01-1979
980002 Budi Haryanto Jl. Gajah Mada No.2, Jakarta 45123 06-10-1978
980003 Rini Susanti Jl. Adil No.123, Bogor 43123 27-07-1977
Himpunan Entiti Mahasiswa

Gambar 8.4. Himpunan entiti mahasiswa

8.2.2. Atribut
Merupakan elemen bagian dari entiti yang berfungsi menjelaskan karakter entiti.
Contoh dalam Entiti Mahasiswa ada atribut : Nim, Nama, Alamat, Telpon dan Tgl Lahir.
Dimana Nim merupakan PK (Primery Keys) dan Nama, Alamat, Telpon dan Tgl Lahir
merupakan atribut Deskriptif.

8.2.3. Relasi / Hubungan

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
77
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entiti yang berada dalam
sejumlah himpunan entiti yang berbeda. Misalkan himpunan entiti Mahasiswa berhubungan
dengan himpunan entiti Matakuliah.
Himpunan Relasi : kumpulan semua relasi diantara entiti – entiti yang terdapat pada
himpunan entiti – himpunan entiti tersebut. Istilah Himpunan relasi jarang digunakan, dan lebih
sering disingkat dengan Relasi saja.

8.2.4. Varian Relasi


Relasi berfungsi menghubungkan antar entiti. Entiti yang berelasi tidak hanya terdiri
dari dua relasi saja. Tetapi entiti bisa berelasi dengan dirinya sendiri atau berelasi lebih dari 2
entiti. Relasi ini dapat dikelompokkan menurut varian sebagai berikut :

 Relasi Unary
Relasi yang terjadi dari sebuah himpunan entiti ke himpunan entiti yang sama. Sering
disebut sebagai Relasi Tunggal. Misalkan relasi yang terjadi pada Pasien dan Syarat. Relasi
ini menunjukkan adanya persyaratan menjadi pasien rawat inap. Misalkan pasien hanya boleh
mengikuti rawat inap bila telah terdaftar menjadi pasien rawat jalan.

Pasien Syarat

Gambar 8.5. Relasi Unary

 Relasi Binary
Relasi yang terjadi dari dua himpunan entiti. Relasi ini kerap terjadi dan paling banyak
digunakan. Contoh relasi biner adalah relasi antara Pasien dengan Obat.

Pasien Memakai Obat

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
78
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 8.6. Relasi Biner

 Relasi Treenary
Relasi yang terjadi dari hubungan3 (tiga) buah entiti. Contoh relasi ini adalah
hubungan antara Pasien, Tindakan dan Dokter.

Pasien Dilakukan Tindakan

Dokter

Gambar 8.7. Relasi Treenary

 Relasi N-nary
Relasi yang menghubungkan lebih dari 3 (tiga) buah entiti, dimasukkan dalam relasi
multi entiti. Bentuk relasi semacam ini sedapat mungkin dihindari karena akan mengaburkan
derajat relasi yang ada dan juga akan menyebabkan desain databasenya semakin kompleks.

8.2.5. Kardinalitas Relasi Biner


Model relasi entiti didasarkan pada persepsi dunia nyata yang terdiri dari himpunan
obyek dasar yang disebut entiti dan relasi antar entiti. Entiti dapat diartikan suatu obyek yang
dapat diidentifikasi secara unik, obyek dapat berupa orang, benda, peristiwa dan lainnya.
Entiti dikarakteriasi dan direpresentasikan dengan suatu gugus atribut. Contoh atribut
dari Mahasiswa adalah : Nim, Nama, Alamat, Telpon, Tgl Lahir dan lainnya.
Sekelompok entiti yang mempunyai karakteristik entiti yang sama disebut Himpunan Entiti.
Contoh himpunan entiti adalah, himpunan entiti Kustomer, himpunan entiti Rekening,
himpunan entiti Bank, dan lainnya. Dari beberapa himpunan tadi mungkin terjadi relasi,
misalkan relasi Kustomer dengan Rekening ( Kustomer mempunyai rekening )

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
79
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Khusus Relasi Biner, relasi antar anggota dari dua himpunan entiti yang terlibat dapat
bersifat :

 Relasi 1-1 ( one to one relationship )


Setiap entiti dari suatu himpunan entiti tertentu diasosiasikan atau direlasikan dengan tepat
satu entiti dari himpunan yang lain.

1 1 Rekening
Kustomer R1

R1 = Mempunyai

Gambar 8.8. Relasi 1 - 1

 Relasi 1 – m ( one to many relationship )


Setiap entiti dari suatu himpunan entiti direlasikan dengan satu atau lebih entiti anggota
himpunan yang lain. Sebaliknya satu entiti himpunan yang lain direlasikan tepat dengan satu
entiti anggota himpunan pasangannya.

1 m Rekening
Kustomer R1

R1 = Mempunyai

Gambar 8.9. Relasi 1 – m

 Relasi m - n ( many to many relationship )


Setiap entiti dari suatu himpunan entiti direlasikan dengan satu atau lebih entiti dari himpunan
yang lain dan berlaku pula sebaliknya.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
80
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

m n Bank
Kustomer R1

R1 = Pinjam

Gambar 8.10. Relasi m – n

Sifat ketiga relasi tersebut disebut sebagai kardinalitas relasi biner. Alat bantu yang banyak
dipakai dalam mendiskripsikan pola hubungan (relasi) antar entiti adalah Entity Relationship
Diagram atau Diagram Relasi Entiti atau lebih sering disingkat dengan ERD.

8.2. 6. Entity Relationship Diagram ( ERD )


ERD berisi komponen - komponen himpunan entiti dan himpunan relasi yang masing -
masing dilengkapi dengan atribut – atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari “ dunia
nyata “.

Nomor Simbol Nama Simbul


1. ENTITI
Digunakan untuk menggambarkan obyek yang
dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai.

2. ATRIBUT
Untuk menggambarkan elemen – elemen dari
suatu entiti, yang menggambarkan karakter
entiti.

3. HUBUNGAN
Menggambarkan relasi ( hubungan ) antar entiti

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
81
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

4. GARIS
Digunakan untuk menghubungkan entiti dengan
entiti, atau entiti dengan atribut.

Gambar 8.11. Notasi – notasi dalam ERD

Berikut ini dalah contoh penerapan model ER yang dapat ditaungkan kedalam Diagram – ER (
ERD ) :

telp
nama
alamat
nim
Tglhir
FTI –Teknik Informatika URINDO :
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
- Mahasiswa

m nilai
Nim
82
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 8.12. Contoh ERD

Hubungan (relasi) antar tabel yang terjadi pada ERD tersebut diatas adalah sebagai berikut :

 Relasi Dosen dengan Matakuliah adalah one to many, dengan pengertian bahwa
seorang dosen bisa mengajarkan satu atau lebih matakuliah.
 Relasi Mahasiswa dengan Matakuliah adalah many to many, dengan pengertian bahwa
seorang mahasiswa bisa mempelajari satu atau lebih matakuliah, demikian juga untuk
sebaliknya, bahwa satu matakuliah bisa dipelajari oleh satu atau lebih mahasiswa.

Diagram – ER (ERD / entity relationship diagram) tersebut diatas dapat dituangkan kedalam
kamus data berikut ini :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
83
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

m n
Mahasiswa Mempelajari Matakuliah

m
1
Dosen Mengajar

Kamus Data :
 Mahasiswa = { Nim, nama, alamat, telp, tglhir }
 Matakuliah = { Kode, namamk, sks, smester }
 Dosen = { NID, namads, alamatd, telpon }
 Mempelajari = { Nim, Kode, nilai }
 Mengajar = { NID, Kode, hari, waktu }

Gambar 8.13. Contoh ERD dengan kamus data

Primary key untuk masing – masing entiti tersebut diatas adalah sebagai berikut :
 Entiti mahasiswa = nim, karena pasti unik, tidak mungkin nim : mhs0001 misalkan
dipakai oleh lebih dari 2 orang mahasiswa.
 Entiti matakuliah = kode, karena pasti unik, tidak mungkin kode matakuliah : mk001
misalkan dipakai oleh lebih dari 2 matakuliah.
 Entiti dosen = nid, karena pasti unik, tidak mungkin nid : ds0001 misalkan dipakai
oleh lebih dari 2 orang dosen.
 Entiti mempelajari = nim dan kode ( dimana kedua atribut tersebut adalah sebagai
foreign key jadi dua atribut tersebut bisa dijadikan primary key pada entiti
mempelajari, karena tidak ada satu atribut yang menyatakan unik pada entiti tersebut.
 Entiti mengajar = nid dan kode ( dimana kedua atribut tersebut adalah sebagai
foreign key jadi dua atribut tersebut bisa dijadikan primary key pada entiti mengajar,
karena tidak ada satu atribut yang menyatakan unik pada entiti tersebut.
Berikut ini adalah implementasi pembentukan ERD (entity relationship diagram)
tersebut dengan menggunakan software ERWIN (Entity relationship for windows) Erx.3.0

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
84
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 8.14. Contoh ERD dengan ERWIN ERX.3.0

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan dan berikan contoh model data network dan hirarki ?.
2. Jelaskan pengertian entiti, atribut dan relasi dan berikan contohnya ?.
3. Jelaskan dan berikan contoh relasi unary dan binary ?.
4. Jelaskan dan berikan contoh kardinalitas relasi biner untuk one to one, one to many dan many
to many ?.
5. Jelaskan dan gambarkan simbol – simbol yang digunakan didalam ERD, dan berikan contoh
ERD dalam suatu database ( minimal 3 entitas / tabel / file ) ?.

BAB 9
ALJABAR RELASIONAL DAN KALKULUS RELASIONAL

Bahasa query formal basis data relasional adalah bahasa untuk meminta informasi dari basis
data. Sebelum basis data relasional, query terhadap basis data merupakan tugas yang sangat sukar.
Pemogram harus berususan dengan skema fisik internal dari basis data.
Bahasa query relasional misalkan SQL (sructured query language) berbeda dengan bahasa
pemrograman konvensional. Di SQL, kita menspesifikasikan properti – properti informasi yang hendak

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
85
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

diambil tapi tidak mencantumkan rincian algoritma pengambilan. SQL adalah deklaratif, yaitu pada
query dideklarasikan informasi yang merupakan jawaban yang dikehendaki bukan cara komputasi.
Query kompleks yag diperlukan pada kebanyakan aplikasi nyata memerlukan pengetahuan
mendalam mengenai bahasa da semantiknya. Bahasa query relasional formal merupakan bahasa
antara yang digunakan basis data, yaitu SQL dikonversi menjadi bahasa rlasional formal sehingga
dapa diterapkan sekumpulan informasi untuk memperoleh query paling efisien. Terdapat dua jenis
bahasa query relasional formal yang utama, yaitu:
1. Aljabar relasional.
2. Kalkulus relasional.

9.1. Aljabar relasional


Relational Algebra (aljabar relasional) merupakan kumpulan operasi terhadap relasi
dimana setiap operasi menggunakan satu atau lebih relasi untuk menghasilkan satu relasi yang
baru dan termasuk kategori prosedural dan juga menyediakan seperangkat operator untuk
memanipulasi data.
Terdapat lima operasi dasar dalam aljabar relasional, yaitu:
1. Selection ( )
2. Projection ( )
3. Cartesian – product ( X, juga disebut sebagai cross product )
4. Union ( )
5. Set – difference ( - )
6. Rename ( )
Operasi – operasi turunan dari operasi – operasi dasar tersebut adalah:
1. Set intersection ( )
2. Theta join ( )
3. Natural-join ( )
4. Outer-join ( )
5. Division ( )
Semua operasi tersebut menghasilkan relasi baru. Bahasa disebut aljabar relasional karena
bahasa berdasar sejumlah operator yang beroperasi pada relasi – relasi (tabel – tabel). Masing –
masing operator beroperasi pada satu relasi atau lebih atau menghasilkan relasi – relasi lain sebagai

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
86
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

hasil. Query adalah sekedar ekspresi yang melibatkan operator – operator itu. Hasil ekspresi adalah
relasi yaitu jawaban terhadap query.
SQL adalah bahasa yang deklaratif yang berarti tidak menspesifikasikan algoritma yang
digunakan untuk pengolahan query. Ekspresi relasional dapat dipandang sebagai spesifikasi algoritma
(meskipun dalam level lebih tinggi dibanding algoritma untuk bahasa pemrograman konvensional).
Pemrogram menggunakan query SQL, DBMS menggunakan aljabar relasional sebagai
bahasa antara dalam spesifikasi algoritma query. Langkah – langkah dalam DBMS untuk pengolahan
query adalah:
1. DBMS melakukan parsing terhadap string dari query SQL dan menerjemahkannya
menjadi ekspresi aljabar relasional yang dapat menuntun kedalam algoritma sederhana
yang tidak efisien.
2. Setelah itu, bagian query optimizer mengkonversi ekspresi aljabar relasional ini menjadi
ekspresi lain yang ekvivalen nemun lebih efisien untuk dieksekusi.
3. Berdasarkan ekpresi aljabar relasional yang telah dioptimasi, query optimizer
mempesiapkan rencana eksekusi query (query execution plan) yang kemudian
ditransformasikan menjadi kode yang dapat dieksekusi pembangkit kode di DBMS.
4. Karena ekspresi aljabar mempunyai semantik matematika yang presisi maka sistem
dapat memferifikasi ekvivalensi ekspresi yang dioptimasi yang dihasilkan dari manipulasi
ekpresi asal. Semantiks ini juga memungkinkan pembandingan rencana – rencana
evaluasi query yang berbeda.

Aljabar relasional merupakan kunci pemahaman kerja internal DBMS relasional,


pemahaman aljabar relasional merupakan hal yang esensi dlam merancang query SQL yang
diolah secara efisien. Aljabar relasional banyak digunakan pada optimasi query dan
pengolahan query tersebar. Aljabar relasional mendefinisikan sekumpulan operator dan rumus
untuk memanipulasi himpunan data.

9.1.1. Operasi aljabar relasional


Untuk mengimplementasikan kedalam operasi aljabar relasional, berikut ini diberikan relasi –
relasi dari database Penjadwalan_mengajar_dosen pada STMIK „Revanda Jaya‟ Bekasi. Relasi –
relasi tersebut meliputi:
5. Dosen

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
87
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Dosen ={nid,nama_d,tempat_lhr,tgl_lahir,jkelamin,alamat,kota,kodepos,gpokok}
Primary key relasi Dosen adalah nid, karena tidak ada seorang dosen yang nid (nomor
induk dosen) sama dengan dosen yang lainnya.
Dengan data value sebagai berikut:

6. Matakuliah
Matakuliah ={kdmk,nama_mk,sks,semester}
Primary key relasi Matakuliah adalah kdmk, karena tidak ada kode suatu matakuliah yang
kdmk (kode matakuliah) sama dengan matakuliah yang lainnya.
Dengan data value sebagai berikut:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
88
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

7. Jurusan
Jurusan ={kode_jur,nama_jur,sjenjang,nama_kajur}
Primary key relasi Jurusan adalah kode_jur, karena tidak ada kode_jur (kode jurusan)
yang sama dengan jurusan yang lainnya.
Dengan data value sebagai berikut:

8. Mengajar
Mengajar ={nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke,kdmk,waktu,kelas,kode_jur}
Primary key relasi Matakuliah adalah nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke, kondisi :
Bila primary key nid,thn_akademik, maka tidak bisa karena seorang dosen pada
tahun akademik yang sama bisa mengajar lebih dari satu matakuliah.
Bila primary key nid,thn_akademik,smt, maka tidak bisa karena seorang dosen
pada tahun akademik dan semester yang sama bisa mengajar lebih dari satu
matakuliah.
Bila primary key nid,thn_akademik,smt,hari, maka tidak bisa karena seorang
dosen pada tahun akademik, semester dan hari yang sama bisa mengajar lebih
dari satu matakuliah.
Sehingga primary key pada relasi mengajar adalah
nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke, maka unik dan dijadikan primary key pada
relasi tersebut.

Dengan data value sebagai berikut:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
89
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9.1.2. Operasi Selection ( )


Selection / Select ( ), adalah operasi untuk menyeleksi tupel – tupel yang memenuhi suatu
predikat, kita dapat menggunakan operator perbandingan (<,>,>=,<=,=,#) pada predikat. Beberapa
predikat dapat dikombinasikan menjadi predikat manjemuk menggunakan penghubung AND ( ) dan
OR ( ).
Contoh operasi Select:
a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan daftar dosen yang tempat lahirnya di „Bekasi‟.
2. Aljabar relasional:

tempat_lhr=‟Bekasi‟ (Dosen)

3. Hasilnya adalah:

b. Contoh 2
1. Query : Tampilkan daftar dosen yang tempat lahirnya di „Jakarta‟ atau „Bogor‟
2. Aljabar relasional:

tempat_lhr=‟Jakarta‟ tempat_lhr=‟Bogor‟ (Dosen)

3. Hasilnya adalah:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
90
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

c. Contoh 3
1. Query : Tampilkan daftar dosen yang tempat lahirnya di „Bogor‟ dan jenis kelaminnya „Pria‟
2. Aljabar relasional:

tempat_lhr=‟Bogor‟ jkelamin=‟Pria‟ (Dosen)

3. Hasilnya adalah:

9.1.3. Operasi Projection ( )


Projection / Project ( ), adalah operasi untuk memperoleh kolom – kolom tertentu. Operasi
project adalah operasi unary yang mengirim relasi argumen dengan kolom – kolom tertentu. Karena
relasi adalah himpunan, maka baris – baris duplikasi dihilangkan.
Sintaks yang digunakan dalam operasi proyeksi ini adalah sebagai berikut :
colum1,…,column ( tabel)
Contoh operasi Project:
a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid,nama_d,alamat,kota dari relasi Dosen
2. Aljabar relasional:

nid,nama_d,alamat,kota(Dosen)

3. Hasilnya adalah:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
91
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

b. Contoh 2
1. Query : Tampilkan nid,nama_d,alamat,kota,gajipokok dari relasi Dosen, dimana gaji
pokoknya lebih besar dari Rp.1200000
2. Aljabar relasional:

nid,nama_d,alamat,kota,gajipokok( gajipokok>1200000 (Dosen))

3. Hasilnya adalah:

c. Contoh 3
4. Query : Tampilkan nid,nama_d,alamat,kota,gajipokok dari relasi Dosen, dimana kota
alamatnya „Cibitung‟ dan gaji pokoknya lebih besar dari Rp.1000000
5. Aljabar relasional:

nid,nama_d,alamat,kota,gajipokok( kota=‟Cibitung‟ gajipokok>1000000 (Dosen))

6. Hasilnya adalah:

9.1.4. Operasi Cartesian-product ( X )


Cartesian-product ( X ), adalah operasi untuk menghasilkan table hasil perkalian kartesian.
Sintaks yang digunakan dalam operasi proyeksi ini adalah sebagai berikut :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
92
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

R X S = {(x,y) | x R dan y S}
Operasi cartesian-product memungkinkan kita mengkombinasikan informasi beberapa relasi,
operasi ini adalah operasi biner. Sebagaimana telah dinyatakan bahwa relasi adalah subset hasil
cartesian-product dan himpunan domain relasi – relasi tersebut. Kita harus memilih atribut – atribut
untuk relasi yang dihasilkan dari cartesian-product.

Contoh operasi Cartesian-product:


a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid,nama_d (dari relasi Dosen), nama_mk (dari relasi Matakuliah),
thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu,kelas (dari relasi Mengajar) dimana semester
mengajar adalah pada semester „1‟.
2. Aljabar relasional:
nid,nama_d,nama_mk, thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu,kelas ( smt=1
Dosen.nid=Mengajar.nid Mengjar.kdmk=Matakuliah.kdmk(DosenxMatakuliahxMengajar))

atau:
(Mengajar.nid=Dosen.nid Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk) smt=1 (((
nid,nama_d (Dosen)) X ( nama_mk (Matakuliah)) X (
thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu,kelas (Mengajar)))))

3. Hasilnya adalah:

b. Contoh 2
1. Query : Tampilkan nama_d (dari relasi Dosen), nama_mk,sks (dari relasi Matakuliah),
hari,jam_ke,waktu (dari relasi Mengajar) dimana sks matakuliah >3 atau hari mengajar =
„Jumat‟.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
93
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

2. Aljabar relasional:

nama_d,nama_mk,sks,hari,jam_ke,waktu ( sks>3 hari=‟Jumat‟


Mengajar.nid=Dosen.nid Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk(MengajarxDosenxMatakuliah))

atau:
(Mengajar.nid=Dosen.nid Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk) (sks>3 hari=‟Jumat‟
((( nama_d (Dosen)) X ( nama_mk,sks (Matakuliah)) X ( hari,jam_ke,waktu (Mengajar)))))

3. Hasilnya adalah:

b. Contoh 3
1. Query : Tampilkan kdmk,nama_mk,sks (dari relasi Matakuliah), smt,hari,jam_ke,waktu
(dari relasi Mengajar) dimana semester (smt) yang diajar dosen pada semester „1‟ dan
jam_ke „1‟
2. Aljabar relasional:
kdmk,nama_mk,sks,smt,hari,jam_ke,waktu ( smt=1 jam_ke=‟1‟
Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk(MengajarxMatakuliah))

atau:
Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk smt=1 jam_ke=‟1‟ (( kdmk,nama_mk,sks
(Matakuliah)) X( hari,jam_ke,waktu (Mengajar)))

3. Hasilnya adalah:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
94
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9.1.5. Operasi Union ( )


Union ( ), adalah operasi untuk menghasilkan gabungan table degan syarat kedua table
memiliki atribut yangsama, yaitu domain atribut ke-i masing – masing table harus sama. Sintaks yang
digunakan dalam operasi union ini adalah sebagai berikut :

R S = {x | x R atau X S}
Operasi ini dapat dilaksanakan apabila R dan S mempunyai atribut yang sama sehingga
jumlah komponennya sama.

R S
A B A B
D A D A
C F H T
G H G H

R S adalah:
A B
D A
C F
G H
H T

Contoh operasi Union:


a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid (dari relasi Dosen) Union dari nid (dari relasi Mengajar) .
2. Aljabar relasional:

nid (Dosen) nid (Mengajar)

3. Hasilnya adalah:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
95
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9.1.6. Set-difference ( --- )


Set-difference ( -- ), adalah operasi untuk mendapatkan table pada suatu relasi, tapi tidak
ada pada relasi yang lainnya. Sintaks yang digunakan dalam operasi union ini adalah sebagai berikut :

R – S = { x | x R dan X S}
Operasi ini dapat dilaksanakan apabila R dan S mempunyai atribut yang tidak sama yang
akan ditampilkan, artinya adalah atribut R yang tidak ada di S akan ditampilkan, sedangkan atribut
yang sama tidak ditampilkan.

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid (dari relasi Dosen) Set-difference dari nid (dari relasi Mengajar).
2. Aljabar relasional:

nid (Dosen) -- nid (Mengajar)

3. Hasilnya adalah:

9.1.7. Rename ( )
Rename ( ), adalah operasi untuk menyalin table lama kedalam table yang baru. Sintaks
yang digunakan dalam operasi union ini adalah sebagai berikut :

[nama_table] (table_lama)

a. Contoh 1
1. Query : Salinlah table baru dengan nama DosenNew dari table Dosen, dimana jenis
kelaminnya adalah „Pria‟.
2. Aljabar relasional:

DosenNew ( jkelamin=‟Pria‟) (Dosen))

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
96
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

3. Hasilnya adalah:

Untuk operasi rename ini hasil dari perintah tersebut adalah membentuk table baru
dengan nama DosenNew beserta datanya dimana jenis kelaminnya adalah „Pria‟

9.1.8. Set-intersection ( )
Set-intersection / Intersection ( ) termasuk kedalam operator tambahan, karena operator ini
dapat diderivikasi dari operator dasar seperti berikut:
A B = A - ( A – B ), atau A B=B-(B–A)
Operasi ini merupakan operasi binary, yang digunakan untuk membentuk sebuah relasi baru
dengan tuple yang berasal dari kedua relasi yang dihubungkan, misalkan:

R1 R2
X Y X Y
A C D F
B F A C
H I

R1 R2 adalah:
A B
A C

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid (dari relasi Dosen) Set-intersection dari nid (dari relasi Mengajar).
2. Aljabar relasional:

nid (Dosen) nid (Mengajar)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
97
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

3. Hasilnya adalah:

9.1.9. Theta-join ( ) / Equi-join ( )


Theta-join ( ) dan equi-join adalah operasi untuk menggabungkan operasi selection dan
cartesian-product dengan suatu kriteria

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan seluruh data yang ada pada relasi Matakuliah dan relasi Mengajar
2. Aljabar relasional:

Matakuliah Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk Mengajar

3. Hasilnya adalah:

9.1.10. Natural-join ( )
Natural-join ( ) sama seperti operasi equi-join adalah operasi untuk menggabungkan
operasi selection dan cartesian-product dengan suatu kriteria pada kolom yang sama.

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan seluruh data yang ada pada relasi Matakuliah dan relasi Mengajar
2. Aljabar relasional:

Matakuliah Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk Mengajar

3. Hasilnya adalah:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
98
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9.1.11. Outer-join ( )
Outer-join adalah operasi untuk menggabungkan operasi selection dan cartesian-product
dengan suatu kriteria pada kolom yang sama.

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid_nama_d (dari relasi Dosen) dan
thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu (dari relasi Mengajar) dengan outer join, artinya
adalah pada kolom nid,nama_d pada relasi Dosen akan ditampilkan walaupun dosen
tersebut tidak melakukan transaksi mengajar.
2. Aljabar relasional:

nid,nama_d (Dosen) thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu (Mengajar)

3. Hasilnya adalah:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
99
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9.1.12 Devision ( )
Devision ( ) adalah operasi yang banyak digunakan dlam query yang mencakup frase
“setiap” atau “untuk semua”, operasi ini juga merupakan pembagian atas tuple – tuple dari dua relasi.

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid,hari, waktu (dari relasi Mengajar) dan nid (dari relasi Dosen)
dimana dosen yang jenis kelaminnya „Pria‟ dan lakukan devision pada kedua relasi
tersebut.
2. Aljabar relasional:

nid,hari,waktu (Mengajar)) ( nid ( jkelamin=‟Pria‟ (Dosen)))

4. Hasilnya adalah:

nid,hari,waktu (Mengajar) nid ( gajipokok>1300000 (Dosen))

Hasil akhir adalah:

9.2. Kalkulus relasional

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
100
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pemakai mendiskripsikan informasi yang dikehendaki tanpa memberikan prosedur (deret


operasi) spesifik untuk memperoleh informasi. Pada model relasional, bahasa formal non prosedural
adalah bahasa kalkulus (predikat( relasional yaitu diekspresikan dengan menspesifikasikan predikat
terhadap tuple atau domain yang harus dipenuhi. Kalkulus relasional dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Kalkulus relasional tupel (tuple relational calculus).
2. Kalkulus relasional domain (domain relational calculus).

9.2.1. Kalkulus Relasional Tupel


Kalkulus relasional tupel mendiskripsikan informasi tanpa perlu memberikan prosedur / cara
spesifik untuk memperoleh informasi tersebut. Konsep dasar kalkulus relasional tupel adalah konsep
variable tupel. Variable ini merepresentasikan tupel – tupel pada relasi dan digunakan untuk
mengekstrak data dari relasi. Komponen - komponen lain rumus kalkulus tupel adalah kualifikasi data
dengan membatasi nilai – nilai dari atribut – atribut yang dispesifikasikan.
Query pada kalkulus relasional tupel dapat diekspresikan dengan:
{ t | P(t) }
yaitu himpunan semua tupel t sehingga predikat P bernilai True untuk t, notasi t[A] untuk
menunjukkan nilai tuple t pada atribut A. dan menggunakan t r untuk menunjukkan nilai tupel
t di relasi r. predikat P adalah berupa rumus, beberapa variable tupel dapat muncul di rumus.
Variable tupel dikatakan variable bebas kecuali dikuantifikasi atau .

Maka:
r R s S (r[a]=S[a])
t adalah variable bebas, variable tupel s dikatakan sebagai variable terikat.

Berikut ini contoh kalkulus relasional tupel yang diterapkan pada SQL:

SELECT Dosen.nid,Dosen.nama_d,Dosen.gajipokok
FROM Dosen
WHERE
Dosen.jkelamin=‟Pria‟ AND Dosen.gajipokok>1000000

Pada query diatas sebenarnya menyatakan dua hal yaitu:


FTI –Teknik Informatika URINDO :
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
101
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1. Kita berkehandak mengekstrak tupel – tupel pada relasi Dosen yang mempunyai atribut
jkelamin adalah „Pria‟ dan memiliki atribut gajipokok adalah lebih besar dari 1000000.
2. Dari tupel – tupel ini, kita berkehendak menampilkan atribut tertentu yaitu
nid,nama_d,gajipokok.
Dengan demikian atribut Dosen.nid,Dosen.nama_d,Dosen.gajipokok adalah variable – variable
tupel. Bentuk umum dari kalkulus relasional tupel adalah:

TupleVariable1 operator [TupleVariable2 | constant]

Dimana :
TupleVariablen adalah variable tupel dimana i=1 sampai n variable tupel.
Operator adalah +,>,<,>=,<=,<>
Constant adalah sembarang nilai numerik atau string.

Konstrain yag berlaku adalah variable – variable tupel dan konstanta harus mempunyai
domain yang sama antara bagian kiri operator dan bagian kanan operator.
Rumus dapat dikoneksikan operator boolean AND, OR, dan NOT sehingga bentuk umumnya
adalah:

TupleVariable1 operator [TupleVariable2 | constant3]


AND
TupleVariable4 operator [TupleVariable5 | constant6]

AND
.
.
OR
TupleVariablem operator [TupleVariablen | constantp]

Bentukan tersebut digunakan SQL pada klausa SELECT serta WHERE. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa SQL juga dikembangkan berbasis pada kalkulus relasional tupel.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
102
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Rumus kalkulus relasional tupel dibangun dari atom – atom, atom mempunyai salah satu
bentuk berikut:
s R, dimana s adalah variable tupel dan R adalah relasi, kita tidak mengijinkan
operasi .
S[x] u[y], dimana s dan u adalah variable tupel, x adalah atribut yang didefinisikan di s,
y adalah atribut didefinisikan di u. adalah operator perbandingan (<, <=,=, >=, ).
Kita perlu atribut x dan y yang mempunyai domain – domain yang anggotanya dapat
dibandingkan dengan .
s[x] c, dimana s adalah variable tupel , x adalah atribut yang didefinisikan di s.
adalah operator pembanding dan c adalah konstanta dari domain atribut x.

Rumus dapat dibangun menggunakan aturan – aturan berikut:


atom adalah rumus.
Jika P1 adalah rumus, maka P1 dan (P1)
Jika P1 ddddan P2 adalah rumus, maka P1 P2, P1 P2, dan P1 P2.
Jika P1(x) adalah rumus di x, dimana x adalah vaariable tupel x, maka r R s
S (rr[a]=s[a])

Contoh :
 Cari semua nid,nama_d,gajipokok dari semua dari semua dosen yang gaji
pokoknya > 1000000:

{ D.nid \ D.nama_d \ D.gajipokok>1000000 } dimana D Dosen.

 Cari semua nid,nama_d dari semua dosen yang mengajar pada ttahun akademik
2004 dan semester 1:

{ D.nid \ D.nama_d \ M.thn_akademik=2004 semester=1 Dosen.nid =


Mengajar.nid }

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
103
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9.2.2. Kalkulus Relasional Domain


Kalkulus relasional domain menggunakan variable – variable pada nilai - nilai domain atribut,
bukan nilai – nilai untuk sebuah tupel. Ekspresi pada kalkulus relasional domain berbentuk:

{ < X1, X2, …, Xn > | P (X1, X2, …, Xn)}

Dimana : X1, X2, …,Xn menyatakan variable – variable domain.


P menyatakan rumus – rumus yang disusun dari atom – atom sebagaimana pada kalkulus
relasional tupel.

Atom pada kalkulus relasional domain adalah salah satu dari:


< X1, X2, …, Xn > r, dimana r adalah relasi dengan n atribut dan X1, X2, …, Xn adalah
variable – variable domain atau konstanta – konstanta domain.
x y, dimana x dan y adalah variable domain, adalah operasi pembandingan (<, <=,=,
>=, ). Variable x dan y harus merupakan domain – domain yang dapat dibandingkan
dengan .
x c, dimana x dalah variable domain. adalah operator pembandingan (<, <=,=, >=,
) dan c adalah konstanta.

Contoh :
 Cari nip,nama_d,gajipokok daridosen, dimana jenis kelaminnya adalah Pria dan
gaji pokoknya lebih besar 1200000

{ nip | nam_d | gajipokok


(Dosen(nid,nama_d,gajipokok) AND jkelamin=‟Pria‟ AND gajipokok >
1200000) }

Berdasarkan acuan model relasional, ada 2 bahasa query komersial yang tersedia,yaitu SQL
dan QBE.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
104
Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9.2.3. QBE (Query By Example)

QBE masing-masing mewakili bahasa query prosedural dan non-prosedural. SQL dibangun
dengan basis aljabar relasional yang dijelaskan bab sebelumnya. SQL memberikan bahasa query
tingkat tinggi ( a high level query language ) dengan struktur sederhana dengan kosakata dan
gramatika yang sederhana pula, seperti berikut :
Select A1, A2, …, An
From T1, T2 ,…, Tn
Where P
Dimana :
A1,A2,…,An : himpunan dari semua atribut yang hendak ditampilkan.
T1,T2,…,Tn : himpunan dari semua tabel yang terlibat (diperlukan) dalam query.
P : predikat / kriteria yg diinginkan tentang informasi yg dicari.

Struktur dasar SQL tersebut equvalen dengan operasi pada aljabar relasional berikut:
A1,A2,…An ( P(T1 X …X Tn))

Beberapa operator SQL yang berkorespondensi dengan operator aljabar relasional :

Aljabar Relasional SQL


AND
OR
or

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-

You might also like