You are on page 1of 44

MANAJEMEN PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS

Cyprinus carpio DENGAN PADAT PENEBARAN TINGGI


DI PERUSAHAAN DAGANG CIRATA MAS
(Kadir Sabilu dan Frida Martha)

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Berdasarkan data statistik (2000) produksi perikanan pada tahun 1999 mencapai
5,1 juta ton pertahun yang terdiri atas 3,7 ton perikanan laut dan 1,4 ton perikanan darat.
Berdasarkan data tersebut disadari bahwa produksi perikanan darat masih kecil, yaitu
sebesar 28,2 % bila dibandingkan dengan produksi perikanan laut, yaitu sekitar 71,8 %
dari total produksi Indonesia.
Waduk merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan produksi perikanan darat selain fungsi utamanya sebagai Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA), sumber air irigasi dan juga dapat digunakan dalam kegiatan
budidaya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA). Waduk Cirata merupakan salah satu
waduk yang ada di Jawa Barat yang dibangun pada tahun 1983 dan mulai digenangi
samapi terbentuk waduk pada tanggal 1 September 1987, luas area sekitar 6200 ha dan
mempunyai kedalaman rata-rata 34 m terletak pada ketinggian 250 m dpl dan tingkat
kesuburan perairan yang mesotrofik (Puslitbang, 1993).
Pemanfaatan waduk sebagai kegiatan perikanan akan membuka peluang kerja di
berbagai sektor baik bagi masyarakat sekitar maupun luar daerah. Hal ini juga dalam
rangka mengoptimalkan pemanfaatan ruang yang semakin terbatas di daratan. Apalagi
dengan krisis ekonomi sempat yang melanda Indonesia pada tahun 1998, yang membuat
produksi perikanan mengalami penurunan yang dipicu oleh melonjaknya harga pakan.
Hal ini tidak dapat mengimbangi jumlah permintaan yang cenderung tinggi terutama
terhadap ikan-ikan konsumsi.
Ikan Mas merupakan salah satu komoditas perikanan yang jumlah permintaan
pasarnya cukup tinggi. Disamping untuk konsumsi karena rasa dagingnya yang gurih,
ikan mas juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan hias. Sifat ikan mas yang mudah
beradaptasi terhadap lingkungan, mutasi dan seleksi secara alami maupun oleh karya
manusia (Hulata, 1995) serta ditunjang oleh waktu pemeliharaannya yang relatif

33
singkat, menjadikan peluang bisnis ikan mas, baik untuk pasaran dalam negeri maupun
luar negeri masih terbuka dan dapat ditingkatkan dengan manajemen yang tepat.
Sebagai gambaran mengenai potensi bisnis ikan mas dapat dipedomani dari data
perkembangan ikan mas setiap tahunnya sebelum terjadi krisis, rata-rata mengalami
peningkatan sebesar 16.535.564 ton dengan persentase kenaikan sebesar 117,72 %
setiap tahunnya.
Perusahaan Dagang Cirata Mas (PD CM) berusaha untuk menangkap peluang
tersebut dengan mengembangkan usaha yang bergerak di bidang pembesaran ikan mas
di keramba jaring apung (KJA) hingga ukuran konsumsi dengan kepadatan tebar yang
tinggi, sehingga diharapkan nantinya dapat meningkatkan kapasitas produksi dan pada
akhirnya dapat meningkatkan produksi nasional sehingga mampu memenuhi
permintaan pasar baik domestik maupun pasar ekspor.
I.2. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi serta pengetahuan
mengenai penerapan sistem manajemen dalam sebuah usaha perikanan budidaya
terutama komoditas ikan mas yang dibesarkan dalam keramba jaring apung dengan
tingkat kepadatan tinggi. Dalam hal ini mencakup perencanaan perusahaan,
kepemimpinan, organisasi perusahaan, penggerakan, pengendalian dan penilaian
kinerja.

34
II. PERENCANAAN PRODUKSI

2.1. Visi, Misi, Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan


Visi dari kegiatan ini yaitu ingin menjadi perusahaan pembesaran ikan air tawar
dengan produk unggulan ikan mas yang handal dan terdepan dengan berwawasan
lingkungan dan kemasyarakatan dengan kualitas produksi ikan yang diakui dalam pasar
domestik dan internasional.
Misi yang dijalankan oleh Perusahaan Dagang Cirata Mas yaitu menghasilkan
produksi ikan mas yang berkualitas dan berkelanjutan, meningkatkan produksi
perikanan budidaya nasional, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan memperluas
lapangan kerja bidang perikanan.
Tujuan didirikannya Perusahaan Dagang Cirata Mas selain untuk mendapatkan
keuntungan secara finansial diharapkan juga dengan keberadaan perusahaan dapat
meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dilingkungan perusahaan,
mendorong masyarakat yang memiliki lahan untuk mengembangkan usaha pembesaran
ikan mas dan meningkatkan produksi ikan mas untuk memenuhi permintaan pasar
domestik dan internasional akan ikan mas serta membangun citra positif usaha
perikanan budidaya.
Ruang lingkup kegiatan produksi perusahaan Dagang Cirata Mas, yaitu bergerak
dibidang akuakultur yang memgembangkan usaha pembesaran ikan mas. Dalam sistem
operasional produksi, usaha yang dijalankan mengedepankan pengembangan usaha
yang berwawasan lingkungan yang efektif sehingga produk yang dihasilkan dapat
diterima oleh pasar domestik maupun ekspor.
2.2. Rencana Strategis
Tahapan produksi yang akan dikembangkan oleh perusahaan Dagang Cirata Mas
adalah tahap pembesaran ikan mas. Dalam kegiatan ini, ikan mas akan dipelihara
selama 12 minggu dengan bibit yang digunakan berukuran 175 gr yang telah berumur 3
bulan dengan harga Rp.5000,-/kg atau setara Rp.750,-/ekor. Penggunaan bibit yang
berukuran 175 gr dimaksudkan untuk menekan resiko gagal panen dan memperpendek
masa pemeliharaan sehingga akan lebih menekan biaya produksi. Setelah dipelihara
selama 12 minggu (82 hari) ikan yang dipelihara telah mencapai ukuran konsumsi
dengan ukuran 2-3ekor/kg. Produksi yang dihasilkan, akan dipasarkan ke Jakarta,

35
Banten, Lampung, Sumsel, Jateng, Jatim, Kaltim, dan Papua. Meski demikian,
harapanya kedepan pemasaran mampu menembus pasar ekspor.
2.3. Rencana Operasional
2.3.1 Program Produksi
a. Persiapan Keramba Jaring Apung
Satu unit KJA terdiri atas 4 kolam ukuran 7 x 7 m2 dan satu rumah jaga yang
juga digunakan sekaligus sebagai gudang. Daftar bahan yang dibutuhkan untuk
merancang satu unit KJA dengan luas total 15,8 x 15,8 m2, sebagai berikut :
a) Kerangka
- Bahan : kayu tahan air, bambu atau besi yang dicat anti karat
- Ukuran : (15,8 x15,8) m2
- Bentuk : empat persegi.
b) Pelampung:
- Bahan : drum plastik
- Bentuk : silindris
- Ukuran : volume 120 liter
- Jumlah : 37 buah
- Jarak antar pelampung : 1,7 meter
c) Tali Jangkar
- Bahan : polietilena (PE)
- Panjang : 1,5 kali kedalaman perairan maksimal
- Jumlah : 4 utas/unit jaring apung
- Diameter : minimal 1,5 cm
d) Jangkar
- Bahan : besi, blok beton, batu
- Bentuk : jangkar, segi empat
- Berat : 40 kilogram/buah
- Jumlah : 4 buah/unit jaring apung
e) Pemberat
- Bahan : blok beton
- Bentuk : segi empat
- Berat : 4 kilogram/buah
- Jumlah : 5 buah/unit jaring apung
f) Jaring
- Bahan : polietilena, PE 210 D/18
- Ukuran mata jaring : 1,25 inci
- Warna : hijau, hitam
- Ukuran jaring : (7 x 7 x 3,5) m3

36
g) Waring
- Bahan : nilon
- Ukuran mata waring : 1 inchi
- Warna : hijau, hitam
- Ukuran waring : (7 x 7 x 3) m3
h) Pengikat : paku, tali karet, tali nilon

Prosedur pembuatan KJA :


- Sebelum geladak, styrifoam dan gombong dipasang terlebih dahulu plat besi
dipotong sesuai dengan panjang rangka yang telah direncanakan, selanjutnya
dilakukan pengeboran pada siku dan tempat peletakan kaso selanjutnya besi dibaut
dibuat menjadi sebuah kerangka KJA.
- Pelampung disusun dari styrofoam yang dibagi dua sama lebar. Satu unit KJA
memerlukan 37 buah pelampung dengan jarak antara pelampung satu dengan yang
lain 1,7 m. Agar posisinya konstan, tiap pelampung diikat dengan 2 karet timba
yang mengait pada rangka.
- Setelah kerangka dan pelampung selesai terakit, maka bambu gombong yang
digunakan sebagai pijakan badan kolam pun segera dipasang. Pemasangan
dilakukan di dalam air. Panjangnya disesuaikan dengan panjang rangka. Agar posisi
konstan maka antar gombong ditahan dengan kaso yang dipaku pada badan
gombong, dan untuk menguatkan posisi badan kolam dengan gombong maka setiap
celah antar pelampung diikat dengan karet ban.
- Pembuatan geladak dilakukan setelah kaso dipasang pada kerangka.
Peletakannya disesuaikan pada lobang paku yang telah dibuat. Setelah terpasang,
bambu dipotong disesuaikan panjang kerangka pada geladak dan selanjutnya
dipakukan pada kaso. Umumnya geladak terdiri dari 6 sampai 10 batang bambu.
- Setelah lokasi dan kualitas air tempat yang akan digunakan usaha budidaya
memenuhi syarat, unit jaring ditarik dari pinggir waduk/danau dengan menggunakan
sarana transpotasi air pada wilayah yang telah ditentukan untuk kemudian dilakukan
pemasangan jangkar. Penarikan unit dilakukan pada pagi hari dimana kondisi air
masih tenang dan angin belum kencang.
- Jangkar yang digunakan terbuat dari batu kali yang di bungkus karung diikat
dengan tali plastik. Satu jangkar memerlukan batu kali sebanyak 200 – 240 Kg.

37
Penempatan batu jangkar berjarak 50 m dari posisi unit KJA. sehingga panjang tali
ideal yang dibutuhkan untuk tiap jankar adalah 50 m + kedalaman air.
- Satu unit ukuran kerangka luar adalah 15,8 X 15,8 m2 terdiri 4 kolam masing-
masing berukuran 7x7 m2. Jaring dipasang dengan mengikatkan tali dari tiap ujung
jaring dengan pengait yang pada tiap sudut bagian dalam kolam. Untuk
mendapatkan bentuk bujur sangkar dengan volume penuh, maka pada tiap ujung dan
tengah jaring dipasang pemberat (@ 4 kg).
- Jaring kolor dipasang di luar rangka dengan mengikatkan tali pada tiap ujung
jaring dengan sudut terluar rangka. Sebagai jaring lapis kedua, fungsi jaring kolor
adalah mewadahi keempat jaring yang ada di dalamnya. Agar bentuknya konstan,
diberi 16 pemberat (@ 5 kg) dengan rincian : 12 buah pemberat dipasang diantara
sisi luar rangka kolor dan 4 buah sisanya pada tiap sisi dalam pembatas antar kolam.

Gambar 1. KJA Perusahaan Dagang Cirata Mas


b. Pengadaan Benih
Pengadaan benih ikan mas PDCM diperoleh dari Subang. Benih yang
didatangkan akan dibayarkan kepada pemasok setelah 5 hari terhitung setelah waktu
penebaran. Hal ini dimaksudkan untuk disesuaikan dengan tingkat mortalitas benih.
Kesepakatan mengenai tingkat mortalitas, jika tingkat kematian benih kurang dari 50%
maka kematian ditanggung oleh pemasok dengan mengurangi jumlah uang yang
ditentukan atau dibayarkan sebelumnya dan atau biasanya dilakukan dengan
menggantikan benih tersebut.

38
Gambar 2. Morfologi Ikan Mas (Ciprinus carpio L)

c. Penebaran Benih
Sebelum proses tebar dilakukan terlebih dahulu perlu dicek kondisi jaring yang
akan digunakan sebagai wadah pemeliharaan. Jaring yang sobek akan diganti/dijahit,
kotoran yang menempel pada jaring dibersihkan. Penebaran benih dilakukan pada pagi
atau sore hari sewaktu intensitas sinar matahari rendah. Sebelum benih dilepas
dilakukan adaptasi suhu selama sekitar 5 menit. Caranya dengan membiarkan kantong
benih mengapung di kolam, selanjutnya kantong di buka sambil memasukkan air
kedalamnya. Setelah ikan terlihat diam gerakannya tidak liar (stress) perlahan–lahan
mulut kantong ditenggelamkan ke dalam air. Proses adaptasi yang dilakukan dengan
benar akan dapat menekan angka mortalitas hingga 5%.
d. Pemberian Pakan
Kegiatan pembesaran yang dilakukan termasuk sistem pemeliharaan secara
intensif yang dicirikan dengan padat tebar tinggi dan tidak menggantungkan pada pakan
alami dari lingkungan di sekitarnya. Oleh sebab itu untuk mendukung pertumbuhan
yang optimal, ikan yang dipelihara diberi pakan berupa pelet dengan nutrisi yang
seimbang dengan kandungan protein 26 – 28%. Selain itu kondisi musim yang tidak
selalu sama pada setiap pemeliharaan akan berpengaruh pula terhadap pemanfaatan
pakan dan pertumbuhan ikan. Namun demikian, pemberian jumlah pakan dilakukan
dengan melihat berat pada tiap pengambilan sampel/contoh. Secara umum, dosis
pemberian pakan untuk pembesaran di KJA adalah 5%/hari pada awal pemeliharaan.
Dosis ini berangsur menurun menjadi 3% hingga akhir pemeliharaan.

39
e. Pengambilan Contoh/Sampling dan Pengecekan
Sampling dilakukan bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan mingguan
dan pendugaan total bobot biomassa ikan yang dipelihara. Manfat lain dari sampling
adalah untuk menentukan ukuran serta prosentase dan intensitas pemberian pakan.
Sampling dapat dilakukan setiap 15 hari sekali, sehinggga selama pemeliharaan akan
dilakukan 6 kali sampling. Teknik pelaksanaanya adalah dengan mengambil 1 s.d. 2%
ikan sampel dari total populasi kemudian menimbang dan menghitung berat rataannya.
Agar ikan tidak stress sampling sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Apabila cuaca pada
musim pemeliharaan adalah normal dimana tidak terjadi serangan penyakit atau up
welling, maka total biomasa ikan yang dipelihara dapat lebih akurat untuk
diestimasikan. Selain untuk mengetahui laju tumbuh, sampling juga untuk mengecek
kesehatan ikan yang dipelihara khususnya pengecekan terhadap sisik, sirip dan insang
karena jika diketahui salah satu insang terserang penyakit dapat segera dilakukan
pemisahan dari populasinya untuk diobati.
f. Panen
Setelah dipelihara selama ± 82 hari atau 12 minggu, bobot rata – rata ikan yang
dipelihara akan mencapai ukuran 400 - 600 gr/ekor. Panen dilakukan secara total untuk
satu kolam. Pelaksanaanya dengan terlebih dahulu memuasakan (memberok) ikan
selama 8 jam sebelum panen. Misalnya panen akan dilakukan jam 19.00 maka harus
dipuasakan sejak jam 11.00 siang agar ikan tidak banyak mengeluarkan kotoran saat
pengangkutan. Untuk memudahkan pengambilan ikan saat panen jaring perlu
disempitkan dengan menggunakan bambu yang diselipkan dibawah dua siku pengikat
tali jaring dan geladak,. Secara perlahan–lahan bambu digeserkan ke tepi kolam yang
berlawanan sampai akhirnya menyempit dan ikan terkumpul dan selanjutnya dilakukan
penimbangan dan pengepakan.
Pengepakan dilakukan dengan memasukan ikan yang sudah di timbang
sebanyak sekitar 10 kg ke dalam kantong plastik ukuran 1 X 0,5 m2 rangkap 2-3 lapis.
Volume air dalam kantong adalah 1/3 volume kantong dan sedangkan 2/3 lainnya diisi
gas O2. Pengangkutan dengan teknik ini mampu menjaga agar ikan tetap hidup selama 8
jam. Setelah pengepakan selesai, ikan diangkut ke tepi dan didistribusikan ke pasar
yang membutuhkan. Biasanya konsumen telah terlebih dahulu dihubungi atau
menghubungi pihak PDCM.

40
2.3.2. Kapasitas Produksi
Kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan usaha pembesaran. Masa pemeliharaan
dilakukan selama 12 minggu/siklus, sehingga dalam satu tahun ditargetkan sebanyak 3
siklus produksi. Ikan yang dipanen berukuran rata-rata 2-3 ekor/kg dari ukuran awal
pada saat penebaran 5 inchi atau ±175 gr/ekor. Aset produksi yang dimiliki PD-CM
terdiri dari 3 unit KJA, dengan masing-masing unit terdiri dari 4 kolam ukuran 7 x 7 x 3
m dan 1 unit rumah jaga.
2.3.3. Manajemen Produksi
a. Manajemen prasarana
- Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan sangat menunjang
berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain
a) Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, b) Penempatan jaring
dapat dipasang sejajar dengan arah angin, c) Badan air cukup besar dan luas
sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, d) Kedalaman air minimal dapat
mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, e) Kualitas air
mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut
tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
- Aerasi
Pengunaan aerasi pada kegiatan ini mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen ikan. Pengaerasian air kolam pada KJA dilakukan secara mekanis, dengan
menggunakan bahan bakar bensin atau listrik. Aerasi meningkatkan efisensi
produksi ikan, karena mempertahankan kandungan oksigen pada tingkat optimum.
Sirkulasi air kolam secara efisien mencegah stratifikasi dan mengurangi akumulasi
senyawa-senyawa nitrogen pada tempat-tempat dimana lumpur terkumpul. Aerasi
juga mempertahankan suspensi partikel organik dalam air serta membentuk
kumpulan bakteri heterotropik yang menjernihkan air dan membentuk proses
mineralisasi bahan-bahan organik terlarut.

41
Gambar 3. Penggunaan Kincir dalam Sistem Aerasi KJA
- Listrik
Sumber tenaga listrik untuk suatu kolam budidaya ikan mas pada KJA harus
memiliki kapasitas yang mampu mensuplai listrik yang cukup untuk
mengoperasikan penerangan, kincir, pompa listrik, dan peralatan blower lainnya
yang diperlukan setiap saat. Umumnya, sistem bertenaga 3-fase dipilih guna
meminimalkan pemakaian listrik. Sebuah generator pembangkit listrik harus selalu
siap pakai (Gambar 9) guna menjalankan kincir dan pompa saat terjadi gangguan
listrik.

Gambar 4. Generator pembangkit listrik

b. Manajemen sarana produksi


Benih
Benih yang digunakan adalah benih ikan mas berasal dari subang, strain Sinyonya
ukuran 5 inchi. Penggunaan benih dari subang disebabkan karena lebih cepat mencapai

42
ukuran konsumsi. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari sewaktu
intensitas sinar matahari rendah. Sebelum benih dilepas dilakukan adaptasi suhu selama
sekitar 5 menit. Caranya dengan membiarkan kantong benih mengapung di kolam,
selanjutnya kantong di buka sambil memasukkan air kedalamnya. Setelah ikan terlihat
diam gerakannya tidak liar (stres) perlahan-lahan mulut kantong ditenggelamkan ke
dalam air.
Padat Penebaran
Dalam Satu kolam ukuran (7 x 7 x 3) m3 , ditebar benih dengan kepadatan 300ekor
ikan mas/m2, sehingga total benih yang akan ditebar dalam satu kolam yaitu 14.700 ekor
dan dalam 1 unit KJA akan ditebar 58.800 ekor ikan mas.
Pakan
Pakan yang digunakan berupa pellet, diperoleh dari produsen pakan yang beroperasi
di waduk cirata, seperti : Suri Tani Pemuka (STP), Central Pangan Pertiwi (CPP), dan
Sinta Prima. Pakan yang digunakan adalah pakan dengan kualitas dua, dengan harga
Rp. 4.500/kg. sekitar 6.000—7.500 ton per bulan. Dengan harga terendah Rp4.500 per
kg. Pemberian pakan untuk pembesaran di KJA adalah 5% dari biomassa pada awal
pemeliharaan dan berangsur menurun menjadi 3% hingga akhir pemeliharaan (Tabel 1).
Makanan diberikan pada pagi, siang dan sore hari dengan cara ditebarkan sedikit demi
sedikit untuk menghindari makanan akan jatuh kedasar kolam. Rata-rata jumlah pakan
yang dibutuhkan ikan peliharaan adalah 514,5 kg/hari.
Tabel 1. Jumlah Pakan yang Diberikan

Bobot Jumlah pakan


Minggu Ke-
(gr) (% biomassa)
1–5 175 – 300 5
6 – 10 301 – 450 4
11 – 12 450 – 525 3

Pemberian pakan pada setiap periode pemeliharaan tidak sama disesuaikan


dengan biomassa ikan peliharaan. Pengadaan pakan dilakukan dengan sistem kontrak
dengan produsen pakan yang beroperasi di waduk cirata. Pakan diadakan untuk
kebutuhan setiap 4 hari, sehingga pakan yang tersedia di rumah jaga untuk setiap kali
pengambilan adalah 2 ton. Pada hari ke-3, salah seorang petugas jaga akan mengambil
pakan yang dibutuhkan untuk 4 hari berikutnya. Karena pembelian dilakukan dengan
sistem kontrak, maka pengangkutan pakan sampai ke tempat budidaya menjadi

43
tanggung jawab produsen pakan. Dengan demikian resiko kerusakan pakan, dan biaya
gudang dapat diminimalisir.
2.3.4 Jadwal Produksi
Alur kegiatan produksi dapat dilihat pada Tabel 3, berikut :
Tabel 2. Alur Kegiatan Pembesaran Ikan Mas pada KJA dengan Kepadatan Tinggi

Unit KJA I Bulan ke-


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penebaran
Panen

Unit KJA II Bulan ke-


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penebaran
Panen

Unit KJA II Bulan ke-


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penebaran
Panen

2.4. Rencana Biaya


2.4.1. Biaya
Asumsi dasar yang dapat digunakan dalam analisa biaya untuk pengembangan
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Wadah yang digunakan berupa 3 unit KJA yang masing-masing KJA
terdiri dari 4 buah kolam berukuran (7 x 7 x 3 m)
2. Lama produksi adalah 12 minggu untuk 1 siklus
3. Padat penebaran 300 ekor/m2
4. Benih ikan yang digunakan sebanyak 58.800 ekor (@ 175 gr/ekor)
5. Periode panen adalah 3 kali/tahun/unit
6. Kelangsungan hidup 95 %
7. Harga penjualan ikan ukuran konsumsi (@500 gr/ekor) sebesar Rp.
13.000,-/kg
a. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal tahun untuk
pendirian sarana-sarana yang mendukung proses budidaya, yang meliputi; pembuatan

44
KJA, pembangunan rumah jaga dan kantor, instalasi listrik, generator listrik, instalasi
aerasi, kincir dan timbangan. Pada Tabel 4 berikut ini akan dicantumkan rincian
komponen investasi serta biaya yang dibutuhkan sebagai tahap awal dalam
pengembangan usaha pembesaran ikan mas menggunakan sistem KJA pada padat
penebaran yang tinggi.
Tabel 4. Biaya Investasi Perusahaan Dagang Cirata Mas
Jumla Total Biaya
No Komponen Pembiayaan Satuan
h (Rp)
1 Keramba
Kontruksi
Besi segitiga 6 m batang 99 4455000
Baut batang 2.340 3510000
Besi segitiga 20 m batang 84 6300000
Paku ukuran 10 cm dan 12 45
cm kg 157500
Drum plastik buah 111 8325000
Bambu untuk jalan inspeksi batang 216 648000
Bambu gembong batang 72 864000
Kayu Balok 50 cm batang 210 231000
Karet Ban buah 222 2664000
Saung/tempat memberi 6
pakan buah 270000
Cat 3 kg kg 15 285000
Jaring 1,5 inc kg 225 11250000
Jaring 1 inc kg 240 12000000
Pemberat jaring 2 kg buah 75 1500000
Jangkar buah 18 1800000
Bambu untuk panen batang 3 36000
Tambang kecil kg 15 240000
Tambang gorok kg 30 480000
Serok buah 3 16200
Timbangan (50 kg) buah 6 1050000
Upah Pembuatan Paket 3 6000000
Sub-Jumlah 75.000.000
2 Rumah Jaga unit 3 9.000.000
3 Kantor unit 1 50.000.000
4 Komputer Kantor dan ATK paket 1 10.000.000
5 Instalasi Listrik unit 1 5.000.000
6 Generator Pembangkit Listrik unit 1 5.000.000
7 Perahu unit 1 3.000.000
8 Kincir unit 12 36.000.000
9 Handphone buah 2 1.000.000
10 Timbangan gantung unit 1 350.000
11 Tabung oksigen Unit 1 750.000
Jumlah Rp.195.500.00
0,-

45
b. Biaya Penyusutan

Tabel 5. Biaya Penyusutan


No Komponen Satu Jml UT Harga Nilai Harga
an (tah satuan Sisa Penyusut
un) (Rp) (10%) an
(Rp)
unit 1 10 60.000.00 6.000.00 5400000
1 Keramba
0 0
unit 1 10 32.500.00 3.250.00 2925000
2 Rumah Jaga
0 0
unit 1 10 50.000.00 5.000.00 4500000
3 Kantor
0 0
Komputer paket 1 5 10.000.00 0 500000
4
Kantor & ATK 0
4 Instalasi Listrik unit 1 10 5.000.000 0 500000
Generator unit 1 10 5.000.000 0 500000
5 Pembangkit
Listrik
unit 1 10 3.000.000 300.000 270000
6 Perahu
unit 12 10 36.000.00 0 3600000
7 Kincir
0
Timbangan unit 1 10 350.000 35.000 31500
8
gantung
9 Handphone unit 2 10 1.000.000 0 100000
Tabung unit 1 10 750.000 75.000 67500
10
Oksigen
Jumlah 36.937.50 18.394.0
0 00

a. Biaya Tetap

Tabel 6. Biaya Tetap


Biaya Total biaya
Komponen Jumlah Satuan
Perbulan Pertahun
Biaya Penyusutan - - 18.394.000
Biaya izin usaha pertahun - 337.500
BBM liter 500.000 6.000.000
Telpon bulan 20.000 240.000
Gaji Karyawan :
−Direktur Utama 1 Orang 2.000.000 24.000.000
−Manajer 1 Orang 1.500.000 18.000.000
−Pelaksana Lapang 1 Orang 1.250.000 15.000.000
−Bagian Umum 1 Orang 1.000.000 12.000.000
− Karyawan lapang 6 Orang 750.000 54.000.000
Total Rp.147.971.500,-

46
b. Biaya Variabel (BV)
Tabel 7. Biaya Variabel
Komponen Jumlah Biaya Total biaya
Satuan Pertahun
Biaya Pakan
@62797,8 kg per 9 siklus 282.590.154 2443311386
siklus
Harga Benih 10.290
9 siklus 51.450.000 463050000
kg/siklus
Isi Ulang oksigen 9 siklus 500.000 4500000
Transportasi pemasaran 9 siklus 500.000 4500000
Obat-obatan 9 siklus 400.000 3600000
Perlengkapan 250.000
9 siklus
packing 2250000
Plastik 9 siklus 1.000.000 9000000
Stirofoarm 9 siklus 1.500.000 13500000
Pemeliharaan 1.000.000
9 siklus
keramba 9000000
Total Rp.
2.952.711.386,
-

c. Total Biaya Produksi


Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp.147.971.500,- + Rp. 2.952.711.386,-
= Rp. 3.100.682.886,-
2.4.2. Neraca Keuangan
a. Penerimaan
- Penjualan produksi ikan mas dalam 1 tahun
(9 siklus produksi) sebanyak 246.339 kg @Rp.14.000,- = Rp. 3.448.746.000,-

b. Keuntungan
Keuntungan = TR - TC
- Penerimaan = Rp. 3.448.746.000,-
- Total Biaya Produksi = Rp. 3.100.682.886,-
Keuntungan = Rp. 348.063.114,-

47
c. Arus uang Tunai (Cash Flow)
Arus Uang Tunai = Keuntungan + Biaya Penyusutan
= Rp. 348.063.114,- + Rp.13.394.000,-
= Rp. 366.457.114,-
2.4.3. Analisis Keuangan
a. R/C Ratio Produksi

= 3.448.746.000,-
3.100.682.886,-

= 1,11
Artinya usaha pembesaran ikan mas di keramba jaring apung masih layak dan
menguntungkan, karena setiap penanaman modal Rp.1,- dapat diperoleh hasil
Rp.1,11

b. Jangka Waktu Pengembalian Modal (Payback Period)


PP = (jumlah Investasi/keutungan) x tahun
= (195.100.000/ 348.063.114) x 1 tahun
= 0,56 Tahun (±2 siklus produksi)
Analisa Payback Period menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modal
adalah 0,56 tahun atau ±2 siklus produksi.

c. Titik Impas (BEP)


BEP = Biaya Tetap
1 – Biaya variabel : Penerimaan
= 147.971.500
1 – (Rp.2.952.711.386/ Rp. 3.448.746.000)

= 147.971.500
1 – 0,86
= Rp. 1.028.791.347,-
Nilai BEP ini menunjukkan bahwa titik impas berada pada tingkat penjualan
Rp. 1.028.791.347,-

48
III. PENGORGANISASIAN

3.1 Deskripsi Tugas


Pembagian tugas di PD CM dilakukan oleh pemilik keramba jaring apung yang
secara langsung bertindak sebagai pimpinan / direktur perusahaan. Pendelegasian tugas
dan wewenang didistribusikan secara vertikal ke bawah. Direktur bertugas
mengintruksikan dan mengawasi lebih jauh terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan
meliputi kegiatan produksi, sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, dan lain-lain.
Berikut perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian :
1. Direktur Utama (Pemilik Keramba Jaring Apung)
- Sebagai penasehat bagi manajer umum.
- Merencanakan dan menentukan kebijakan strategi perusahaan dan memutuskan
keputusan yang harus dilakukan berdasarkan musyawarah.
- Mendelegasikan strategi kebijakan kepada manajer agar terimplementasi dengan
baik.
- Memonitor dan mengevaluasi tugas manajer.
2. Manajer
Manajer Umum memegang peranan penting dalam bidang manajemen yang terdiri
dari manajemen sumberdaya manusia, manajemen produksi, manajemen pemasaran dan
manajemen keuangan serta berperan sebagai manajer dan bertanggung jawab dalam
setiap bidangnya yang meliputi :
a. Bidang Sumberdaya manusia
- Merekrut dan memberhentikan karyawan
- Mengevaluasi kehadiran dan kerja karyawan
- Memberikan penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab karyawan pada setiap
posisi yang ditempati.
b. Bidang Produksi
- Merencanakan dan menentukan pola tanam dan siklus produksi
- Menentukan jumlah pembelian benih
- Menentukan kolam yang akan dipanen

49
c. Bidang Pemasaran
- Mencatat semua transaksi yang dilakukan
- Memasarkan produk dan mencari pelanggan baru
- Membuat laporan penjualan kepada Direktur Utama
d. Bidang Keuangan
- Menyusun rencana keuangan bulanan
- Mempersiapkan uang tunai untuk keperluan perusahaan
3. Karyawan lapang
- Pengaturan tugas kerja karyawan yang didelegasikan oleh manajer umum
- Mempersiapkan kolam tanam dan siap panen
- Mencatat transaksi pembelian benih dan pakan
- Melakukan kontrol terhadap pemakaian pakan
- Membantu manajer dan bertanggung jawab dalam mengurus administrasi
- Mengawasi dan membimbing karyawan selama proses produksi
4. Bagian Umum
- Membantu manajer dalam hal administrasi dan urusan keuangan perusahaan
- Melakukan kontrol terhadap pemeliharaan fasilitas dan logistik perusahaan
- Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapang dalam hal perijinan, surat -
menyurat dan penggunaan sarana serta prasarana perusahaan.
3.2 Departementasi, Struktur dan Desain Organisasi
Organisasi adalah pembinaan hubungan dan wewenang dan dimaksudkan untuk
mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal, secara horizontal diantara
posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
perusahaan (Hasibuan, 1990).
Struktur organisasi merupakan suatu proses yang tersusun atas orang-orang yang
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Struktur organisasi perusahaan berfungsi
sebagai pedoman jalannya suatu organisasi, karena dengan adanya struktur organisasi,
setiap individu di dalamnya dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan posisi dalam sistem organisasi tersebut.
Struktur organisasi pada PD CM merupakan sistem organisasi bertipe line/garis
yang ditandai dengan adanya pendelegasian secara langsung/lurus ke bawah yang
meliputi pimpinan PD CM mendelegasikan wewenang kepada manajer di bawahnya

50
dan meneruskan kepada pelaksana lapang dan bagian umum kemudian dilanjutkan ke
jajaran karyawan di bawahnya. Dengan demikian setiap bawahan akan mendapat
perintah dari atasan masing-masing memiliki keahlian tertentu dan bertanggung jawab
sepenuhnya atas bidangnya masing-masing. Pada Gambar 5, ditampilkan struktur
organisasi yang terdapat pada PD Cirata Mas :

Direktur Utama

Manajer

Pelaksana Lapang Bagian Umum

Karyawan lapang

Gambar 5. Struktur Organisasi PD Cirata Mas

3.3. Sumberdaya Manusia


Sumberdaya manusia merupakan asset perusahaan paling berharga yang
menentukan kelangsungan dan laju perusahaan karena pada dasarnya sumberdaya
manusia sebagai motor penggerak dari sekian banyak pekerjaan yang dilakukan baik
melalui tenaga, waktu, dan fikiran yang disumbangkan dalam mencapai tujuan
perusahaan.
3.3.1. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja dan staf pada PD CM terdiri dari 9 orang. Setiap perekrutan
pegawai baru terlebih dahulu melewati masa pelatihan (training) selama 3 bulan. Uraian
mengenai komposisi karyawan yang ada di PD Cirata Mas dapat dilihat pada Tabel 4
berikut ini :

51
Tabel 8. Komposisi Karyawan Perusahaan Dagang Cirata mas.

Jumlah Pendidikan
No Bagian
(orang) Minimal

1 Direktur Utama 1 Sarjana


2 Manajer 1 SLTA
3 Bagian Umum 1 SMTP
4 Pelaksana Lapang 1 SMTP
5 Karyawan lapang 6 SD
Jumlah 10 -

Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa jabatan tertinggi pada PD CM


dipegang oleh Direktur Utama dengan strata pendidikan minimal Sarjana, sedangkan
untuk posisi manajer dapat ditempati minimal oleh lulusan SLTA atau SMUP, lebih
diutamakan yang memiliki keahlian dibidang manajemen dan berjiwa kepemimpinan
agar bisa membantu direktur utama dalam mengontrol serta mengendalikan kegiatan
perusahaan termasuk membawahi staf dan karyawan yang berada di jajaran bawahnya.
Sedangkan untuk pelaksana lapang dan bagian umum pendidikan minimal cukup SMTP
karena akan bertugas di lapangan dan lebih dibutuhkan keterampilan atau ” skill ”.
Begitu juga halnya dengan karyawan-karyawan yang ditempatkan pada setiap unit KJA,
persyaratan minimal adalah lulusan SD.
a. Sistem Rekruitment
Proses perekrutan atau penarikan karyawan pada PD CM disesuaikan dengan
kebutuhan baik dalam hal jumlah maupun waktu perekrutan. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan PD CM sebanyak 9 orang sehingga perekrutan hanya diperlukan jika ada
karyawan yang keluar atau di –PHK, maka untuk mengisi kekosongan tersebut baru
dilakukan pencarian tenaga kerja baru. Pencarian dan perekrutan tenaga kerja baru yang
dilakukan PD CM adalah dengan memanfaatkan jasa orang lain untuk mencarinya,
biasanya dalam hal ini adalah karyawan PD CM sendiri dengan mengajak saudara atau
rekan sedaerahnya sendiri. Metode pencarian tenaga kerja seperti ini sebenarnya kurang
bagus karena tidak bersifat obyektif dan mengandung unsur ”nepotisme”, selain itu
kualitas tenaga kerja yang diperoleh juga masih diragukan. Untuk perusahaan skala
kecil dan konvensional mungkin cara perekrutan seperti ini masih bisa diterapkan dan
tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas perusahaan.
Namun apabila cara perekrutan seperti ini diterapkan pada perusahaan-perusahaan

52
berskala besar dengan struktur dan kinerja yang lebih komplek, maka akan sangat
beresiko terhadap keberlangsungan perusahaan.
Sebagai pembanding, pada perusahaan-perusahaan besar biasanya menggunakan
jasa outsourching dalam merekrut karyawannya. Outsourching ini biasanya juga
menyediakan layanan jasa tenaga kerja keamanan dengan pertimbangan independensi
petugas keamanan dan faktor keamanan itu sendiri. Perekrutan karyawan yang berasal
dari lokasi di sekitar perusahaan juga dapat dilakukan sebagai pertimbangan kontribusi
perusahaan terhadap penduduk lokal, faktor sosial lingkungan, keamanan dan biaya
ketenagakerjaan yang lebih murah dibandingkan jika harus merekrut dari daerah lain.
b. Sistem Seleksi dan Penilaian Karyawan
Proses seleksi karyawan dalam rangka mengetahui kinerja tenaga baru, PD CM
mengadakan program pelatihan selama 3 bulan. Pada tahap seleksi perusahaan dapat
memperoleh gambaran mengenai kesungguhan karyawan baru dalam melakukan
kegiatan-kegiatan produksi, selain itu juga dapat melihat / menilai sifat dan karakter dari
calon tenaga kerja tersebut. Bila selama pelatihan calon tenaga kerja tersebut
menunjukkan kesungguhannya dalam bekerja, maka setelah 3 bulan tenaga kerja
tersebut menjadi karyawan tetap dan memperoleh kenaikan upah. Apabila yang terjadi
sebaliknya, maka tenaga kerja tersebut dipulangkan kembali. Pelaksanaan pelatihan ini
dibimbing dan diawasi oleh Pelaksana Lapang.
c. Sistem Upah dan Kompensasi
Dalam meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan karyawan salah
satunya adalah melalui upah dan kompensasi yang sesuai. Upah maupun kompensasi
merupakan timbal balik perusahaan dalam bentuk pembayaran sejumlah uang sebagai
balas jasa untuk pekerjaan yang telah dilaksanakannya. Manajer yang memegang
peranan dalam hal ini harus memperhatikan kelayakan gaji dan kompensasi yang
seharusnya diberian, jika hal ini tidak diperhatikan akan menimbulkan dampak negatif
bagi perusahaan yang diakibatkan karena ketidak puasan karyawan.
Dalam perusahaan pemberian gaji pada umumnya disesuaikan dengan tingkat
atau jabatan serta lamanya kerja dalam perusahaan dan Upah Minimum Regional
(UMR) di daerah tersebut. Gaji yang diberikan perusahaan berdasarkan lama bekerja
dan jabatan yang dipegang, yaitu karyawan dalam masa pelatihan selama 3 bulan gaji
yang diterima sebesar Rp. 450.000,- setelah melewati masa pelatihan ada kenaikan gaji

53
menjadi Rp. 600.000,-. Sedangkan yang bekerja selama 1 tahun lebih, gaji yang
diterima sebesar Rp. 750.000,-. Perusahaan seharusnya melakukan peninjauan lebih
lanjut terhadap gaji karyawan minimal sekali dalam setahun dengan mempertimbangkan
prestasi, lama masa kerja, dan hal-hal lainnya. Masa waktu pemberian gaji untuk
karyawan dilakukan satu bulan sekali, yaitu pada awal bulan, dan upah karyawan harian
dibayar setelah pekerjaan tersebut selesai.
3.3.2. Sanksi
Sanksi akan dikeluarkan perusahaan terhadap karyawan yang melanggar
peraturan yang telah ditentukan perusahaan. Bentuk-bentuk sanksi yang dikeluarkan PD
CM sebagai berikut :
1. Dengan memberikan peringatan baik secara lisan maupun tulisan
2. Dengan memberi skors bagi karyawan yang melakukan pelanggaran selama satu
minggu, apabila pelanggaran tersebut dianggap berat, misalnya mencuri.
3. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diberikan apabila karyawan tersebut sudah
tidak dapat di tolerir lagi, misalnya mengulangi perbuatan pencurian.
3.3. Rentang Kendali
Perusahaan ini masih termasuk skala menengah, sehingga rentang kendali masih
belum terlalu dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Namun diharapkan
perusahaan ini ke depannya semakin berkembang dan mampu memiliki rentang kendali
yang luas.
3.4. Pendelegasian
Pendelegasian tugas, tanggung jawab dan wewenang pada perusahaan ini telah
berjalan dengan baik. Hal ini dibantu dengan adanya komunikasi yang terjalin dengan
baik antara atasan dengan para bawahan. Delegasi tugas berlangsung terutama antara
manajer dengan pelaksana lapang dan bagian umum, kemudian dilanjutkan kepada para
karyawan dengan tipe kepemimpinan yang diterapkan adalah model delegating-
participating. Manajer umum PD CM akan mendiskusikan masalah-masalah yang
dihadapi dan target-target yang harus dicapai oleh perusahaan serta mendelegasikan
pengambilan keputusan sepenuhnya kepada pelaksana lapang dan bagian umum.
Sedangkan bentuk pendelegasian yang dijalankan oleh pelaksana lapang
terhadap bawahannya yang berada di setiap unit KJA dengan memberikan petunjuk
yang jelas tentang teknis pekerjaan kepada bawahan serta mengawasi kinerja bawahan

54
secara dekat, disamping itu semua pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
terhadap pekerjaan merupakan tanggung jawab pelaksana lapang walaupun tetap
dengan mendengarkan dan menerima masukan dari bawahan untuk mencapai hasil yang
maksimal.
3.5. Budaya Organisasi
Budaya yang dikembangkan dalam sebuah organisasi harus memiliki akar dan
memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan suatu organisasi
yang mencakup profesionalisme, kerjasama, keserasian, keselarasan, keseimbangan, dan
kesejahteraan. Setiap organisasi bertanggungjawab untuk mengembangkan suatu
perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan
secara tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh pegawai.
Nilai-nilai yang terdapat dalam budaya kerja perusahaan sangat erat
hubungannya dengan kemauan manajemen untuk membangun etika perilaku
dan budaya organisasi yang anti kecurangan, sehingga dapat mengurangi atau
menghindari terjadinya kecurangan dalam perusahaan, seperti manipulasi laporan
keuangan, penggelapan asset perusahaan atau tindak korupsi.
Apabila ditinjau dari budaya organisasi yang berkembang di PD CM, maka dari
bagian Top Manajemen yaitu Direktur, Manajer dan selanjutnya pada tingkatan bawah
sudah mulai ditanamkan nilai-nilai luhur yang menjunjung tinggi profesionalisme dan
kejujuran, hal ini terlihat dari ketentuan perusahaan yang memberikan sanksi berupa
peringatan dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika terjadi kecurangan atau tindakan
yang tidak profesional dilakukan oleh karyawan perusahaan dan ketentuan tersebut
sudah dikomunikasikan kepada seluruh karyawan pada saat awal bekerja di perusahaan
yang tertulis secara jelas dalam kontrak kerja.Hal ini sebagai bentuk upaya menciptakan
budaya organisasi yang mengakar di perusahaan sebagai dasar pengelolaan perusahaan
yang mencakup profesionalisme, kerjasama, keserasian, keselarasan, keseimbangan dan
kesejahteraan.
Keseluruhan komponen penting yang menunjang keberhasilan budaya organisasi
tersebut tampaknya sudah berusaha dipenuhi oleh PD CM karena disamping sanksi
(punishment), PD CM juga menyediakan reward bagi para karyawannya berupa fasilitas
dan kompensasi yang disesuaikan dengan masa kerja dan kinerja karyawan, seperti
yang sudah diuraikan sebelumnya pada bagian ketenagakerjaan. Sehingga karyawan

55
benar-benar merasa memiliki dan menjadi bagian dari PD CM, hal ini akan mendorong
terciptanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara keseluruhan bagian
perusahaan sebagai satu bentuk kesatuan organisasi.

56
IV. PELAKSANAAN

4.1 Kepemimpinan
Actuating dalam kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat
mempengaruhi perilaku bawahan sehingga bawahan tersebut mau bekerjasama secara
efektif untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu kegiatan budidaya khususnya
untuk pembesaran ikan mas. Efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
kemampuannya membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya
kepemimpinannnya dengan siituasi tersebut sedemikian rupa sehingga efektif dalam
menjalankan fungsi kepemimpinannya.
Gaya kepemimpinan situasional yang sesuai untuk kegiatan usaha pembesaran
ikan mas sangat bergantung pada manajernya, misalnya pimpinan teratas sebagai
direktur. Bagaimanpun seorang manajer atau pemimpin dalam usaha ini harus berperan
sebagai :
1. Pemberi petunjuk, bimbingan, binaan serta pengarahan bagi bawahannya
2. Rekan kerja yang mampu bekerja sama dengan bawahan
3. Pemimpin yang mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif agar
bawahannya dapat bekerja dengan sebaik mungkin.
Ada banyak teori kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Blake dan Moulton
mengembangkan gaya kepemimpinan berdasarkan perhatian pada produksi dan orang
atau karyawan, namun adapula gaya kepemimpinan yang disebut dengan model
situasional yaitu pola perilaku pemimpin yang beroreantasi kepada tugas dan perilaku
pemimpin yang berorientasi pada hubungan.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan di PD CM berdasarkan teori Blake &
Moulton menggunakan sistem manajemen tim, karena direktur utama pada perusahaan
ini berfungsi sebagai ketua tim pengarah kegiatan operasional perusahaan yaitu usaha
pembesaran ikan mas. Pada gaya kepemimpinan ini perhatian terhadap produksi
maupun semangat kerja serta kepuasan karyawan adalah tinggi sehingga cukup efektif
untuk menjalankan perusahaan yang dapat menyebabkan kinerja meningkat, tingkat
perputaran dan kemangkiran karyawan rendah sehingga memberikan kepuasan yang
tinggi bagi karyawan. Selain itu dengan sistem manajemen tim setiap tugas dapat
diselesaikan dengan baik karena bawahan mempunyai komitmen yang tinggi serta

57
setiap individu karyawan saling menghormati dan mempercayai sehingga bersama-sama
berusaha untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan.
Faktor lain yang juga mempengaruhi gaya kepemimpinan disuatu organisasi
adalah orang atau individu yang berada didalam organisasi tersebut, maksudnya adalah
orang-orang yang berada dalam suatu organisasi mempunyai tipe yang berbeda-beda
sehingga memerlukan gaya kepemimpinan model situasional. Pada perusahaan PD CM
penggunaan gaya kepemimpinan situasional tergantung dari tingkat manejerialnya.
Untuk direktur utama sebagai pimpinan tertinggi menggunakan gaya kepemimpinan
model participating-selling terhadap bawahannya atau manajer, karena manajer
dianggap sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan. Kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan antara direktur utama dan manajer dalam keadaan seimbang, karena sama-
sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sehingga
komunikasi dua arah semakin meningkat. Motivasi diberikan dengan melihat
pentingnya peran manajer dalam mengambil keputusan dan pemecahan masalah.
Manajer akan mentransformasikan hasil-hasil diskusi dengan direktur utama ke
dalam sebuah keputusan-keputusan strategis kemudian mendiskusikan dan
mendelegasikan sepenuhnya pengambilan keputusan kepada setiap staf dengan
perantara pelaksana lapang dan bagian umum. Gaya kepemimpinan yang diterapkan
dalam hal ini berupa delegating-participating.
Gaya kepemimpinan untuk pelaksana lapang terhadap bawahannya yang berada
di unit KJA digunakan model delegating-telling, yaitu pelaksana lapang akan
memberikan petunjuk yang jelas tentang teknis pekerjaan kepada bawahan serta
mengawasi kinerja bawahan secara dekat. Disamping itu semua pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan terhadap pekerjaan merupakan tanggung jawab pelaksana
lapang walaupun tetap dengan mendengarkan dan menerima masukan dari bawahan
untuk mencapai hasil yang maksimal.
Aplikasi berbagai gaya kepempinan tersebut misalnya dapat terlihat pada saat
PD CM mengalami kasus seperti terjadinya penurunan produksi atau kegagalan panen
akibat adanya serangan penyakit yang sering dijumpai pada pembesaran ikan mas di PD
CM yaitu penyakit bintik putih (white spot) yang disebabkan oleh golongan parasit dan
jamur. Pada saat wabah terjadi dan mendapat laporan dari bawahan mengenai penyebab

58
kegagalan panen, maka direktur dan manajer mengadakan pertemuan untuk
mendiskusikan tindakan kontrol dan pemecahan mengenai masalah yang dihadapi
perusahaan. Direktur utama tidak sungkan untuk meminta saran dan pendapat dari
manajer umum, karena manajer umum dianggap memiliki pengetahuan dan kapasitas
yang cukup untuk mengambil tindakan dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi
oleh perusahaan.
Apabila manajer dan direktur ternyata belum menemukan solusi yang tepat
untuk mengatasi wabah white spot tersebut, maka manajer bisa mengajak jajaran di
bawahnya untuk mendiskusikan tindakan pemecahan masalah yang tepat. Dalam hal ini
manajer umum juga bisa meminta pendapat dari pelaksana lapang, karena sebagai orang
yang setiap harinya berhubungan dengan hal-hal teknis di lapang secara langsung,
tentunya pelaksana umum lebih paham mengenai hal-hal yang terjadi di lapangan,
termasuk bidang produksi dan pemeliharaan, yang mungkin luput dari pengawasan para
manajer.
Selanjutnya setelah ditemukan cara untuk mengatasi wabah penyakit tersebut,
maka pelaksana lapang dapat langsung memberikan instruksi atau pengarahan kepada
para bawahannya mengenai tindakan yang harus dilakukan. Masalah-masalah di
lapangan, seperti kasus penyakit tersebut sebenarnya juga bisa langsung dicari solusinya
oleh pelaksana lapang, namun dengan tetap berkoordinasi dengan manajer umum dan
staf yang ada dibawahnya. Namun jika wabahnya sudah mengancam kelangsungan
perusahaan dan berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi, maka tindakan yang
diambil harus berdasarkan keputusan dari direktur sebagai pimpinan puncak perusahaan
yang sekaligus pemilik KJA dan bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan
perusahaan.
4.2 Motivasi
Actuating dalam motivasi adalah pemberian daya gerak sehingga menciptakan
gairah bekerja agar seseorang mau bekerja sama secara efektif dan terintegrasi dengan
segala daya upayanya hingga mencapai kepuasan kerja. Motivasi dalam usaha
pembesaran ikan mas di KJA adalah cara untuk membantu karyawan menyadari potensi
dirinya, membangkitkan semangatnya dan mencintai pekerjaannya dalam usaha yang
terbaik untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembesaran ini. Oleh karena itu motivasi
merupakan aspek penting dalam meningkatkan efektifitas suatu usaha budidaya.

59
Indikator yang menunjukkan bahwa bawahan yang telah termotivasi adalah
peningkatan semangat kerja, datang tepat waktu, bekerjasama dengan baik, melakukan
pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Kemudian hasil akhirnya akan diperoleh hasil
panen yang tinggi tingkat kelulushidupannya (SR), FCR yang kecil, penjualan yang
tinggi , dan lain-lain.
Dalam rangka memotivasi karyawannya agar bekerja dengan semangat yang
secara tidak langsung nantinya akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan, maka
PD Cirata Mas memberikan sistem gaji yang berbeda sesuai dengan kapasitas kerjanya.
Seperti untuk tingkat manajer dan direktur yang tanggung jawabnya lebih besar
terhadap keberlangsungan perusahaan, maka diberikan gaji masing-masing sebesar Rp.
2.000.000,- dan 1.500.000,-. Sementara untuk pelaksana lapang dan bagian umum yang
bertanggung jawab terhadap kemajuan produksi diberikan gaji sebesar Rp. 1.000.000,-..
Sedangkan untuk karyawan yang bertugas pada unit KJA kinerja mereka yang cukup
berat di lapangan dinilai dengan harga yang cukup lumayan yaitu sebesar Rp. 750.000,-.
Perbedaan nominal gaji yang tidak terlalu besar antara setiap jajaran di PD CM
bertujuan untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial yang antar karyawan yang
dapat memicu menurunnya semangat kerja dan lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Jadi pemberian gaji yang layak dapat mendorong kinerja dan motivasi karyawan untuk
berbuat lebih baik.
PD CM juga memberlakukan sistem bonus bagi karyawannya yang dinilai
memiliki kinerja yang baik berdasarkan indikator yang telah disebutkan sebelumnya.
Misalnya apabila terjadi peningkatan hasil panen maka karyawan memperoleh bonus
dengan sistem pembagian hasil keuntungan selain itu juga diberi penghargaan berupa
pujian atau bahkan jika dianggap sudah mampu dapat memperoleh kenaikan jabatan.
Disamping itu karyawan juga diberikan bonus dalam bentuk ikan afkir, sisa penjualan
atau setelah panen.
4.3 Komunikasi
Komunikasi adalah faktor penting dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan,
khususnya perusahaan budidaya pembesaran lobster air tawar. Komunikasi adalah
proses dimana sumber pesan disampaikan (biasanya berupa kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku penerima pesan yaitu antara pemimpin dan yang
dipimpin. Komunikasi juga merupakan cara atau upaya pimpinan dalam berinteraksi

60
dengan bawahan atau sebaliknya karena komunikasi yang efektif akan berpengaruh
pada efektifitas pekerjaan, seperti kepuasan kerja, semangat dan prestasi kerja
karyawan.
Bentuk komunikasi yang diterapkan di PD CM adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi vertikal dari atas ke bawah, dimana pesan disampaikan oleh
pimpinan kepada bawahan. Contohnya dalam hal menetapkan job instructions
seperti, pelaksanaan perintah untuk melakukan pekerjaan, memberikan penjelasan
tentang kebiasaan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan, melakukan
evaluasi dan pengawasan kerja yang disampaikan baik melalui memo, rapat,
telepon, surat maupun melalui petunjuk atau pedoman kerja sehingga komunikasi
yang baik tersebut akan menjadi umpan balik bagi karyawan atas apa yang
diterimanya dari atasan.
2. Komunikasi vertikal dari bawah ke atas, yaitu pesan yang disampaikan oleh
bawahan pada atasannya dalam bentuk laporan kerja atas apa yang telah
dilaksanakan, usulan, saran dan rekomendasi, kritik maupun keluhan serta
permohonan bantuan. Dengan cara ini seorang pemimpin dapat dengan cepat dan
tepat melakukan tindakan dalam memecahkan masalah yang dihadapi berdasarkan
aspirasi yang didapat dari bawahannya. Adapun media yang dapat dijadikan sebagai
saraa berkomunikasi dalam bentuk tersebut adalah melalui laporan, surat,
pertemuan, rapat dan konferensi, telepon dan lain sebagainya.
3. Komunikasi horizontal atau lateral, dimana pembicaraan dilakukan antara rekan
kerja atau atara departemen yang memiliki posisi yang sama atau sejajar dengan
tujuan mempengaruhi dan memberikan informasi antar departemen. Komunikasi
yang terjalin bersifat koordinatif karena proses tersebut terjadi dalam posisi yang
sederajat atau setara.
4.3.1. Keterampilan Interpersonal
Actuating keterampilan interpersonal dalam usaha pembesaran ikan mas sistem
KJA diartikan sebagai kemampuan seorang pemimpin dalam berkomunikasi dengan
semua karyawan yang terlibat dalam perusahaan yang dipimpinnya baik yang
berada dalam lingkungan organisasi maupun di luar organisasi tersebut.
Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan mempengaruhi karyawannya
sehingga dapat menjalankan tujuan perusahaan yag ingin dicapai, harus dapat

61
mengatasi konflik yang terjadi dalam perusahaan, melakukan negosiasi dan dapat
mencari solusi dalam mengatasi masalah stres pada karyawan karena keahlian
manajerial yang dimiliki seorang pemimpin dalam perusahaan tidak terlepas dari
fungsi manajemen, seperti merencanakan usaha, mengkoordinir organisasi,
menggerakkan dan mengendalikan atau mengatur kegiatan dalam perusahaan yang
dipimpinnya.
4.3.2. Penggerakan Dinamika Kelompok
Kelompok yang baik adalah kelompok yang selalu mengalami interaksi dan
dinamika. Dalam kelompok selalu ada perubahan baik itu berupa hubungan
maupun proses penyesuaian diri antar para anggotanya, sehingga komunikasi
merupakan syarat utama keberlangsungan suatu kelompok karena komunikasi yang
tidak berjalan lancar dapat menimbulkan konflik di dalam maupun antar kelompok.
Umumnya konflik terjadi karena perbedaan nilai, perilaku dan sikap yang berakibat
dari ketegangan. Namun konflik dalam perusahaan yang dapat diatasi dengan baik
akan memberikan kontribusi positif pada organisasi dan meningkatkan kreatifitas
anggotanya atau dalam hal ini karyawannya.
Target produksi yang telah direncanakan pada setiap periode produksi, akan
melahirkan tantangan baru yang relatif berbeda dari periode produksi sebelumnya.
Penentuan jumlah benih yang ditebar, penggunaan jenis pakan, permasalahan
kealitas air, penentuan masa panen, ataupun sistem pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan, sudah barang tentu akan menghadapi tantangan baru yang harus
dihadapi bersama oleh karyawan dan unsur pimpinan perusahaan. Manajemen
kerja yang saling mendukung akan lahir dari dinamika yang sehat dalam
perusahaan. Konsep dasar yang harus dimiliki oleh setiap unsur yang terlibat dalam
usaha akuakultur adalah kebersamaan dan terciptanya dinamika yang sehat dalam
perusahaan. Tanpa hal tersebut maka pencapaian visi perusahaan akan sulit
terrealisasi.
4.4 Inovasi dan Manajemen Perubahan dalam Perusahaan
Tidak ada organisasi yang tidak mengalami perubahan. PD CM melakukan
perubahan organisasi yang bertujuan untuk melakukan efektivitas kerja dan penyesuaian
dalam lingkungan. Pemeliharaan ikan mas pada padat penebaran tinggi dengan sistem
KJA yang dilakukan PD CM ini sebenarnya sudah menawarkan suatu bentuk inovasi

62
baru dalam usaha pembesaran ikan mas, karena masalah yang selama ini dihadapi
dalam usaha pembesaran ikan mas adalah produktivitas yang relatif rendah, sementara
harga pakan cendrung naik. Akibatnya tidak ada keseimbangan antara hasil panen
dengan harga jual dan permintaan pasar.
Disamping itu perubahan-perubahan selama proses kegiatan usaha juga perlu
dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi. Perubahan – perubahan
ini dilaksanakan dengan perencanaan yang seoptimal mungkin untuk menghindari
ketidakstabilan. Perubahan yang biasanya dilakukan dalam usaha pembesaran ikan mas
dengan padat penebaran tinggi di KJA misalnya dalam hal kualitas dan kuantitas pakan
yang digunakan, tata letak KJA, benih ikan mas yang digunakan serta bentuk dan
strategi pemasaran.

63
V. PENGENDALIAN
Pengendalian atau controling merupakan salah satu fungsi manajemen yang
bertujuan untuk mengadakan penilaian, sampai kepada mengadakan koreksi sehingga
apa yang dilakukan oleh karyawan dapat terarah dan terkendali sehingga mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam proses pengendalian atau controlling ini pimpinan
mengadakan pemeriksaan dan mencocokkan serta mengusahakan agar kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian bertujuan untuk mengarahkan
karyawan agar karyawan dapat bertindak sesuai dengan arahan manajer. Berhasil
tidaknya pelaksanaan kegiatan suatu organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada
tingkat kemampuan pimpinan untuk mengarahkan dan mengendalikan semua fungsi
manajerial yang telah ditetapkan. Dimana selalu dihadapkan pada bagaimana
mengambil keputusan yang tepat.
Dalam mengambil keputusan manajemen harus mampu mempertimbangkan situasi
dan kondisi yang dihadapi. Apakah keputusan yang diambil dapat membantu dalam
pencapaian tujuan. Ukuran pencapaian tujuan tersebut selalu dinyatakan dalam ukuran
kuantitatif atau angka-angka, seperti, berapa besar share market, berapa tingkat
keuntungan (profit) yang dihasilkan dari kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Untuk
itu seorang manajer suatu standar-standar yang dijadikan acuan untuk menilai,
mengevaluasi usaha-usaha yang telah dilakukan agar sesuai dengan apa yang
direncanakan.
V.1. Pengendalian Input
Pengendalian input dalam kegiatan pembesaran ikan mas dilakukan dengan
mengevaluasi ketahanan bibit yang digunakan, jenis pakan yang digunakan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan peliharaan sehingga didapatkan jenis
benih dengan tingkat kelangsungan hidup maksimal dan didapatkan jenis pakan
yang memberikan dampak pertumuhan terbaik sehingga didapatkan produksi ikan
mas yang maksimal dengan volume penggunaan pakan terkecil.

64
Koreksi Kinerja
Tahap (sesuai standar/tidak)
Objek Out put Tolak Ukur Standar
kegiatan Tidak (tindakan
Ya (lanjutkan proses)
perbaikan)
Persiapan Keramba Tersedian - Kesiapan - Dalam 1 - Perbaikan terhadap - lanjut keproses
Tabel 9. Pengendalian Input
Sarana ya 3 unit Kolam dalam unit KJA kesiapan keramba pemilihan benih
KJA unit KJA terdapat 4 sesuai standar yang
- Ukuran mata kolam ukuran (7 diinginkan
jaring x 7) m
- Ukuran kolam - Mata
dalam KJA Jaring ukuran 1
inchi
- Ukuran
KJA (15,8 X 15,8
m2)
Pemilihan Benih Benih - Jumlah benih - Jumla - Memperoleh Lanjutkan ke proses
Benih Kualitas - Ukuran h benih tambahan benih dari pemeliharaan
Baik - Umur minimal 59.000 panti pembenihan lain
- SR ekor
- Pertumbuhan - Rata-
- Harga rata 175
gr/ekor
- SR
95%
- Umur
peliharaan 3
bulan
mencapai
bobot 175
gr/ekor
- Harg
a 750/ekor
Bagian Peralatan Berfungsi - Listrik Beroperasinya - Perbaikan Lanjutkan ke proses
teknik teknis dengan - Kincir secara baik instalasi-instalasi yang pengeporasian
baik instalasi- rusak instalasi-instalasi
instalasi - Peremajaan tersebut
listrik,kincir air mesin-mesin dan
dan udara instalasi-instalasi
produksi yang sudah tua
- Pelatihan dan
pembinaan teknisi yang
mengurus bagian ini
Pakan Pakan Pellet - Kada - kadar Lanjutan proses
pellet komersil r protein protein 26-28% pemeliharaan benih
kualitas - jumla - 2 ton ikan mas
65
baik h pakan setiap
- keter pengambilan
sediaan - Konti
nyutas setiap 2
minggu
V.2. Pengendalian Proses
Pengendalian proses terdiri atas pengendalian atau penerapan standar yang harus
dipenuhi dalam proses produksi untuk melindungi aktiva, mengecek keakuratan
dan meningkatkan efesiensi operasional, dan mendorong ditaatinya kebijakan
management yang ditetapkan (Lihat Tabel 10)
Monitoring dilakukan untuk tujuan mengetahui sedini mungkin kelemahan teknik
atau metode yang diterapkan sehingga dapat dilakukan perbaikan secepatnya
sehingga produksi dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
PD-CM selalu melakukan monitoring pada masa pemeliharaan di KJA dan
dilakukan selama 1 tahun proses produksi untuk dapat dilakukan perubahan-
perubahan yang inovatif.
Evaluasi dilakukan pada 1 tahun proses produksi berjalan yaitu dengan melakukan
penilaian-penilaian dan perbandingan dari hasil yang diperoleh pada setiap siklus
produksi dan juga pada setiap bulannya, dari hasil evaluasi inilah dapat diambil
keputusan mengenai perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
V.3. Pengendalian output
Pengendalian output dilakukan dengan mengeavaluasi produksi yang dihasilkan.
PD-CM melakukan pengendalian out put dengan mengevaluasi tingkat penerimaan
konsumen akan produksi ikan mas yang dihasilkan. Perusahaan akan memperoleh
keuntungan jika harga penjualan lebih besar dibanding harga modal. Aktivitas
pengendalian out put yang lain yang relevan dengan review atas kinerja, yang
meliputi:
1. Membandingkan anggaran dan nilai aktual
2. Menganalisis kaitan antar data, melakukan investigasi dan tindakan korektif
melakukan perubahan-perubahan baik terhadap harga jual maupun terhadap minat
atau peluang pasar. Pengendalian pasar dilakukan untuk mengetahui kebijakan
penetapan harga dan pelayanan (tingkat kepuasan konsumen) kemudian
menganalisa kebijakan harga dan pelayanan tersebut serta memberikan kesimpulan
serta saran guna mencapai tujuan perusahaan yang lebih maksimal (Lihat
Tabel 12).

67
Tabel 10. Pengendalian Proses
Koreksi Kinerja
Tahap (sesuai standar/tidak)
Objek Out put Tolak Ukur Standar
Kegiatan Tidak (tindakan Ya (lanjutkan
perbaikan) proses)
Pemelihara Ikan Mas Ikan - SR -SR 95% - Perbaikan Lanjutkan ke proses
an Benih di Peliharaa Konsumsi - Pert -Umur kualitas pakan persiapan panen.
KJA n umbuhan pemeliharaan - monitor
- Bob 6 minggu parameter lingkungan
ot panen bobot 300 gr - Memberikan
dan pengarahan pada
- umur petugas lapangan
peliharaan 11 tentang pentingnya
minggu kontinyutas pemberian
mencapai pakan
ukuran 400-
450 gr
Kontrol Paramet Parameter - DO - DO Perbaikan sistem Kontrol kualitas air
Kualitas Air er Kulitas Air - pH >5mg/liter aerasi, penggunaan rutin dilakukan
Kualitas Memenuhi - Suh - suh kincir (bila diperlukan) setiap 2 minggu
Air standar u 0
u 20-25 C dan pembersihan
pemeliharaa - Kec - pH jaring
n erahan 6,5-8,5
- Amo - kec
niak erahan > 30
cm
- <
0,02 ppm
Pemeriksaa Ikan mas - Ke - Pem - Tida Perbaikan kualitas Kontrol kesehatan
n peliharaa sehatan eriksaan k terdapat lingkungan dan sistem ikan rutin dilakukan
Kesehatan n ikan patogen jasad aerasi, penggunaan setiap hari dan
Ikan terjamin (parasit, patogen kincir (bila diperlukan) sampling darah

68
bakteri, (parasit, setiap 2 minggu.
jamur) bakteri,
- Geja jamur)
la penyakit - Tida
- Kes k terdapat
empurnaan gejala
morfologi penyakit
ikan - Ikan
sehat

Tabel 11. Pengendalian Output


Koreksi Kinerja
Tahap (sesuai standar/tidak)
Objek Out put Tolak Ukur Standar
Kegiatan Tidak (tindakan Ya (lanjutkan
perbaikan) proses)
Panen Ikan Ikan - Berat - Bobo - Menunda Lajutkan keproses
Peliharaan layak jual t minimal waktu panen pemasaran
perekor
475

Tabel 12. Pengendalian Pasar


Koreksi Kinerja
Tahap (sesuai standar/tidak)
Objek Out put Tolak Ukur Standar
Kegiatan Tidak (tindakan Ya (lanjutkan
perbaikan) proses)

69
pemasaran Ikan Laba - Harga/Kg - Harg - Evalusi target Pemeliharaan siklus
Peliharaan - Penerimaan a perkilogram pasar berikutnya
yang telah - Kualitas > Rp.13.000 - Perbaikan
- Kepu sistempanen
di panen - Pene
asan - Melakukan
Konsumen rimaan > promosi produk
biaya
produksi
Transportas Ikan Terdistribu Sampainya Cepat dan - Perbaikan Lanjutkan ke proses
i benih Peliharaan si dengan ikan yang selamat sarana dan prasarana selanjutnya Karyawan
yang telah baik dipasarkan (kualitas ikan transfortasi mendapatkan bonus
di panen pada tetap baik) apabila penjualan
konsumen meningkat.

70
VI. PENUTUP
Berkaitan dengan keragaman potensi biodiversity yang dimiliki, didukung dengan
letak geografis sebagai daerah tropis, produksi perikanan budidaya indonesia masih
rendah. Usaha budidaya perikanan semestinya merupakan solusi bagi peningkatan
produksi perikanan nasional. Mengingat sektor perikanan akan tetap menjadi salah satu
sektor unggulan di negeri ini, maka akan sangat tepat jika kita memberi perhatian yang
lebih pada sektor perikanan, khususnya budidaya ikan air tawar. Peningkatan populasi
penduduk akan memberikan dampak signifikan pada kebutuhan manusia akan ikan.
Dalam sistem budidaya ikan mas, tingkat produksi yang dihasilkan merupakan
indikator keberhasilan sistem budidaya yang dijalankan. Untuk mendapatkan produksi
yang maksimal tentu harus diawali dengan penebaran benih yang tinggi, disamping
faktor-faktor produksi lain seperti : faktor sumberdaya manusia, kualitas pakan, kualitas
air, penguasaan teknologi dan faktor modal.
Sistem budidaya ikan mas dengan padat penebaran tinggi harus ditunjang dengan
penguasaan teknologi oleh teknisi atau pengelolanya. Penggunaan benih berkualitas
baik, pakan dengan kandungan nutrisi yang sesuai, sistem aerasi yang baik untuk
mensuplai kebutuhan oksigen ikan serta proteksi lingkungan dari bahan pencemar yang
menyebabkan toxisitas merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh teknisi
budidaya. Selanjutnya, penerapan fungsi manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian menjadi hal yang mutlak diperlukan
sehingga dalam pengelolaan usaha budidaya yang dijalankan dapat tertatalaksana
sesuai yang telah direncanakan. Tujuan perusahaan tercapai, peningkatan produksi ikan
mas tercapai, kesejahteraan karyawan meningkat dan jaminan lingkungan tidak
tercemari.

DAFTAR PUSTAKA

71
Balon, E.K., 1995. Origin and domestication of the wild carp, Cyprinus carpio: from
Roman gourmets to the swimming flowers. Aquaculture 129, 3 – 48.

Batu Bara, Cosmas. 1989. Kebijaksanaan peningkatan produktivitas nasional. Makalah.


Yogyakarta.

Biro Pusat Statistik. 2000. Statistik Indonesia. Statistical Year Book of Indonesia. Biro
Pusat Statistik. Jakarta. Indonesia.

FAO, 2002. Yearbook of Fisheries Statistics Summary Tables.


ftp://ftp.fao.org/fi/stat/summ_00/a-6_table.pdf.

Puslitbangkan. 1993. Pola Tata Ruang Waduk Dalam Penyerasian Tata Guna Air Bagi
Pengelolaan Perikanan. Pros Puslitbangkan. No 31/1993. Departemen Pertanian.
Jakarta. 131 hal.

72
Lampiran 1. Perhitungan Pemberian Pakan Dalam Satu Siklus Pemeliharaan pada KJA

Pemelihara Perkiraan jumlah pakan yang


Jumlah Pakan yang Berat Pakan Harga
an minggu Bobot Setelah Biamassa diberikan setiap Biaya pakan
ikan diberikan Total perhari pakan/kg
ke- Sampling minggu
15.396.41
1 0,175 55860 9776 0,05 489 3421,4 4500 3
15.396.41
2 0,175 55860 9776 0,05 489 3421,4 4500 3
19.795.38
3 0,225 55860 12569 0,05 628 4399,0 4500 8
19.795.38
4 0,225 55860 12569 0,05 628 4399,0 4500 8
26.393.85
5 0,3 55860 16758 0,05 838 5865,3 4500 0
21.115.08
6 0,3 55860 16758 0,04 670 4692,2 4500 0
26.041.93
7 0,37 55860 20668 0,04 827 5787,1 4500 2
26.041.93
8 0,37 55860 20668 0,04 827 5787,1 4500 2
30.968.78
9 0,44 55860 24578 0,04 983 6882,0 4500 4
30.968.78
10 0,44 55860 24578 0,04 983 6882,0 4500 4
25.338.09
11 0,48 55860 26813 0,03 804 5630,7 4500 6
25.338.09
12 0,48 55860 26813 0,03 804 5630,7 4500 6
Jumlah 62797,8 282.590.154

Sehingga, untuk mendapatkan total pakan yang digunakan dalam satu tahun (9 siklus) :

73
Pakan yang digunakan dalam satu siklus X periode produksi dalam satu tahun adalah Rp.2.443.311.386,-

Asumsi berat ikan pada saat panen = 0,49 kg.


: 27.371 kg x 9 siklus
: 246339 kg
Lampiran 2. Tahap Kegiatan Dalam Setiap Siklus Produksi Pembesaran Ikan Mas di KJA
Waktu Dalam 1 siklus (bulan)
Tahap Tahap Kegiatan 1 2 3 4
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pemeriksaan kekuatan
keramba
Persiapan Perbaikan Jaring yang
Produksi
rusak
Pembersihan jaring
Kontrol awal kualitas air
Pemeriksaan kincir
pegangkutan benih
Aklimatisasi dan
penebaran benih
Pengadaan/pengangkutan
Pakan
Pemberian pakan
Pemelihara Kontrol kualitas air
an Melakukan sampling
Kontrol penyakit
Kontrol listrik dan kincir
Sampling menjelang
panen
Konfirmasi konsumen

74
Panen tetap
Persiapan Perlengkapan
panen
Penentuan waktu panen
Panen
Pemasaran

75
1

You might also like