You are on page 1of 30

SISTEM AKUNTANSI HIBAH

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan


Keuangan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Departemen keuangan
KONDISI SAAT INI

1. Ada DIPA K/L yang sumber dananya dari


hibah; (Belanja yg dibiayai dr hibah)
2. Siapa yg mencatat pendapatan dan belanja
hibah?
3. Hibah barang & jasa belum diatur.

2
PMK 40/2009 ttg SIKUBAH

• Menetapkan PA yg
mempertanggungjawabkan pendapatan
maupun belanja hibah > DJPU;
• Mengenalkan Entitas Pelaporan baik
Pendapatan Hibah dan Belanja Hibah >
DJPU;

3
ON BUDGET,
ON TREASURY

Kondisi paling ideal dan meliputi :


• TOR
• RKA-KL
• SA-PSK
• DIPA
• SPM
• SP2D
4
SIKLUS NORMAL HIBAH
(ON BUDGET, ON TREASURY)

5
OFF BUDGET,
OFF TREASURY

• Kegiatan perencanaan sudah selesai


dilaksanakan;
• Kegiatan sudah dilaksanakan namun belum
sempat dimasukan dalam APBN atau APBN-P;
• APBN dan/atau APBN-P sudah ditetapkan;

6
Hibah berupa barang di
Kementerian Negara/Lembaga

ESTIMASI REALISASI %
PENDAPATAN

Mungkin tjd Aset selain berasal dr Belanja Modal.


Tidak diperlukan Dokumen Anggaran, ttp tetap dpt
7
masuk ke lap. Keuangan melalui SIMAK-BMN.
Pencatatan hibah berupa barang di
DIPA DJPU (BA 999.02)

ESTIMASI REALISASI %
PENDAPATA (431221)
N PDPTN HIBAH LN
BERUPA BARANG-
TRANSAKSI NON-KAS

Rp. xxx Rp. xxx %

8
Hibah berupa jasa di DIPA
Kementerian Negara/Lembaga
PAGU REALISASI %

Rp. xxx BELANJA JASA %


NON-KAS
(522211)

Diperlukan Dokumen Anggaran


Agar dapat masuk dlm Lap. Keuangan. 9
Pencatatan hibah berupa jasa di
DIPA DJPU (BA 999.02)

ESTIMASI REALISASI %
PENDAPATAN (431222)
PDPTN HIBAH LN
BERUPA JASA-
TRANSAKSI NON-KAS

Rp. xxx Rp. xxx %

10
Dasar Hukum
• UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara pasal. 23:
“Pemerintah Pusat dapat memberikan hibah/pinjaman kpd atau menerima
hibah/pinjaman dari pemerintah/lembaga asing dengan persetujuan DPR.
• UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara pasal 38 ayat (1):
“Menkeu dpt menunjuk pejabat yg diberi kuasa a.n: Menkeu utk mengadakan
utang negara atau menerima hibah yg berasal dr DN ataupun LN sesuai dgn
ketentuan yg telah ditetapkan dlm UU APBN”
• PP Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau
Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.

11
DEFINISI pendapatan HIBAH
berdasar pmk 40/2009 ttg sist.ak. hibah
• Penerimaan Pemerintah Pusat yang berasal
dari/untuk badan/lembaga DN atau perseorangan,
pem. negara asing, badan/lembaga asing,
badan/lembaga internasional baik dlm bentuk
devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa,
termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu
dibayar/diterima kembali oleh pemerintah.

12
DEFINISI BELANJA HIBAH
berdasar pmk 40/2009 ttg sist.ak. hibah

• Pengeluaran Pemerintah Pusat dalam bentuk


uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat,
dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik
telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib
dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus.

13
CAKUPAN HIBAH
MELIPUTI:
• PENDAPATAN HIBAH
• BELANJA HIBAH

RUANG LINGKUP:
• HIBAH DARI/KE DALAM NEGERI
• HIBAH DARI/KE LUAR NEGERI

JENIS HIBAH:
• UANG
• BARANG
• JASA

14
PEMAHAMAN HIBAH
STRUKTUR APBN DALAM FORMAT
“I ACCOUNT”
• PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
• I. Penerimaan Dalam Negeri
• 1. Penerimaan Perpajakan
• 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
• II. Hibah
• BELANJA NEGARA
• I. Belanja Pemerintah Pusat
• 1. Belanja Pegawai
• 2. Belanja Barang
• 3. Belanja Modal
• 4. Belanja Pembayaran Bunga Utang
• 5. Belanja Subsidi
• 6. Belanja Hibah
• 7. Belanja Bantuan Sosial
• 8. Belanja Lainnya
• II. Transfer ke Daerah
• 1. Dana Perimbangan
• 2. Dana Otsus dan Penyesuaian
• SURPLUS/DEFISIT
• PEMBIAYAAN
• (Pembiayaan Dalam Negeri dan Pembiayaan Luar Negeri)
Hubungan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah

dari DJPK

PEM. PUSAT

HIBAH dari DJPU

17
Hubungan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah

1. Desentralisasi (UU 33/2004) (oleh DJPK)


– Dana Perimbangan (DAU, DAK & DBH)
– Dana Otonomi Khusus & Penyesuaian
2. Dekonsentrasi (oleh K/L)
3. Tugas Pembantuan (oleh K/L)
4. Hibah (Oleh DJPU)
HIBAH DALAM SAPP

DJKN SAPP

SAI SA-BUN

SIMAK- SA-PP
SAK SiAP SAUP&H SA-IP SA-TD SA-BSBL SA-BL SA-TK
BMN

999.01
SAKUN SAU 999.03 999.04 999.05 999.06 999.99
999.02
PEMAHAMAN

• Nilai Estimasi Pendapatan Hibah tidak selalu


memiliki korelasi dengan Nilai Belanja Hibah
tetapi
• Nilai Estimasi Pendapatan Hibah mungkin
saja dihasilkan dari Nilai Belanja yang
dibiayai dari hibah di Kementerian
Negara/Lembaga

20
Belanja Hibah &
Belanja Yang Dibiayai dari Hibah

• Belanja Hibah > hanya bisa dilakukan oleh


Menkeu (BUN) dan dilaksanakan kpd DJPU
(amanat UU 1 /2004 ttg Perbendaharaan
Negara pasal 38 ayat 1)
• Belanja Yang Dibiayai dari Hibah > terjadi di
Kementerian Negara / Lembaga dan dapat
direalisasikan dalam belanja dengan kode
akun 51, 52, 53 dan 57.
Contoh Kasus
• Pemda DKI menghibahkan mobil patroli ke POLRI, bagaimana
pencatatannya di POLRI ?
– Menatausahakan dok. terkait penerimaan hibah;
– Mencatat hibah masuk berupa mobil patroli ke dalam Neraca
POLRI;
– Membuat Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah secara
Langsung (SPTMHL) yg di ttd KPA;
– Membuat Surat Pengesahan Hibah berupa Barang atau Jasa
(SPH-BJ);
– SPTMHL & SPH-BJ disampaikan kpd DJPU, utk disahkan.
– Berdasar SPH-BJ dari DJPU,maka POLRI mengungkapkan
penerimaan hibah dalam bentuk brg & jasa tsb dalam CaLK.
– Tidak diperlukan pengesahan dari Kuasa BUN (KPPN).
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA

• BELANJA PEGAWAI adalah belanja kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun
barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan
kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan
oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
• BELANJA BARANG adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan
jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun
tidak dipasarkan, dan pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual
kepada masyarakat dan belanja perjalanan.
• BELANJA MODAL adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Untuk mengetahui
apakah suatu belanja dapat dimasukkan sebagai Belanja Modal atau tidak, maka perlu
diketahui definisi aset tetap atau aset lainnya dan kriteria kapitalisasi aset tetap.
• BELANJA BUNGA adalah pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest)
atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) yang dihitung
berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang.
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA

• BELANJA SUBSIDI yaitu alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/


lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya
dapat dijangkau masyarakat
• BELANJA HIBAH adalah pengeluaran pemerintah dalam bentuk uang/barang atau
jasa kepada pemerintah atau pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat,
dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus
menerus.
• BELANJA BANTUAN SOSIAL adalah transfer uang atau barang yang diberikan
kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.
Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau
lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non
pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan.
• BELANJA LAIN-LAIN/TAK TERDUGA adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan
yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat
diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.
Belanja Hibah Kepada PEMDA
UU 17/2003
Pasal 22 ayat (2)

25
Belanja Hibah Kepada Pem/Lemb. Asing
UU 17/2003
Pasal 23 ayat (1)

26
PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG DI K/L
BERUPA UANG

DJA/
SATKER Kuasa BUN DJPU SATKER SATKER
Dit. PA-DJPB

ijin Ijin Revisi DIPA


Diberikan
rekening Punya
membuka No. Register SAPSK/ Revisi
Diberikan (A) + (B)
rekening (B) DIPA
(A)

SP
2H
+S
P3
KPPN VI

Belanja yg Dibuat SP3 b’dsr: SP2H Dibuat SP2H


Pendapatan a.Ijin (Surat Perintah
dibiayai dari Hibah Pengesahan
b.No. Reg
Hibah (C) Hibah) atas
c.SP2H (C) SATKER
SP3
52 Belanja Barang
53 Belanja Modal 1. LRA
2.Neraca
57 Belanja Bantuan Sosial
SATKER
Pengesahan Hibah Langsung DI K/L BERUPA
Barang/Jasa
• Catat Hibah Brg ke dlm Nrc K/L
•Satker Melakukan Penatausahaan
Donor Dokumen Hibah
• Membuat Surat Pernyataan
Menerima Hibah Lsg(SPTMHL)
Donor Memberikan • Membuat Surat Pengesahan
Hibah berupa Hibah berupa Brg & Jasa (SPH-
Barang / Jasa BJ)
Satker •Setelah menerima pengesahan dr
DJPU atas SPH-BJ maka K/L dapat
diungkapkan dalam CaLK (tdk
perlu pengesahan KPPN)

• Menerima & Mengesahkan


SPH-BJ
• Mencatat Pendapatan Hibah
dalam LRA
DJPU
• Pendapatan hibah ini
sifatnya transaksi non-kas 38

dan tidak perlu pengesahan


KPPN
Belanja hibah berupa barang

PEMERINTAH
PEMERINTAH PUSAT DAERAH
BAST
DJA K/L SKPD
HIBAH
P-BUN KPA Penerima
BSBL Belanja lain2

DJPU
(999.02)
TERIMA KASIH

30

You might also like