You are on page 1of 37

TEORI MIKRO EKONOMI

Definisi Ilmu Ekonomi Oleh Prof. P. A. Samuelson


Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan
masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang,
dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat
digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis
barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan komsumsi,
sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan
masyarakat.
Ilmu Ekonomi terbagi dua, yaitu : ekonomi mikro dan makro.
Ekonomi makro yaitu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagian-
bagian kecil ekonomi seperti perilaku individu-individu, perilaku
konsumen, perilaku produsen, harga, dll.
Ekonomi mikro yaitu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
keseluruhan perekonomian baik suatu negara / daerah seperti inflasi,
kemiskinan, neraca.

Masalah Pokok Perekonomian


Adanya kelangkaan atau kekurangan akibat ketidakseimbangan antara (i)
kebutuhan masyarakat dengan (ii) faktor-faktor produksi yang tersedia
dalam masyarakat.
Disatu pihak keinginan masyarakat relatif tak terbatas sementara
dilain pihak sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat
digunakan untuk menghasilkan barang tersebut relatif terbatas.
Faktor-faktor poduksi adalah benda-benda yang disediakan oleh
alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.

1|Page
1. Tanah dan sumber alam meliputi tanah, berbagai jenis barang
tambang, hasil hutan.
2. Tenaga kerja meliputi jumlah maupun keahlian/keterampilan
3. Modal
4. Keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan
mengembangkan berbagai kegiatan usaha.

Teori Permintaan dan Kurva Permintaan


Beberapa Penentu Permintaan :
1. Harga barang
2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
3. Pendapatan RT dan pendapatan rata-rata masyarakat.
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
5. Cita rasa masyarakat.
6. Jumlah penduduk.
7. Ramalan keadaan di masa datang.

Harga dan permintaan bahwa makin rendah harga suatu barang


maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya
makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap
barang tersebut.

P2

P1

Q1 Q1
Q

Pengaruh Faktor Lain Selain Harga Terhadap Permintaan

2|Page
Harga barang lain
Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang
lainnya dapat dibedakan kepada tiga (3) golongan, yaitu:
• barang lain itu merupakan pengganti

• barang lain itu merupakan pelengkap

• kedua barang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang


netral).
Barang Pengganti
Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila
ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi dan teh adalah
barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang yang suka
meminum teh selalu dapat menerima minuman kopi apabila teh tidak
ada.
Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang
yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah
murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan
dalam permintaan.
Barang Pelengkap
Apabila suatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang
lainnya maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada
barang lain tersebut. Gula adalah barang pelengkap pada kopi atau teh.
Karena pada umumnya kopi dan teh yang kita minum harus dibubuhi
gula.
Kenaikan atau penurunan permintaan barang pelengkap selalu
sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya. Kalau
permintaan terhadap kopi atau bertambah begitu juga sebaliknya.
Barang Netral
Permintaan terhadap beras dan terhadap buku tulis tidak
mempunyai hubungan sama sekali, maksudnya perubahan permintaan

3|Page
dan harga beras tidak akan mempengaruhi permintaan buku tulis begitu
juga sebaliknya.

Pendapatan Para Pembeli


Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan
pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan
berbagai jenis barang.
Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila
pendapatan berubah maka barang dibagi menjadi 4 bagian:
1. Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-
orang yang berpendapatan rendah. Jadi kalau pendapatan
bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang inferior akan
berkurang. Contoh: ubi kayu akan diganti oleh beras jika
pendapatan naik.
2. Barang Esensial
Barang esensial perubahan pendapatan tidak akan mengurangi
atau menambah permintaan terhadap barang esensial. Barang
esensial yaitu barang kebutuhan pokok (Sembako).
3. Barang Normal
Suatu barang dinamakan barang normal apabila dia mengalami
kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan
pendapatan. Contoh: televisi, atau peralatan rumah tangga.
4. Barang Mewah
Jenis barang ini dibeli apabila orang berpendapatan menengah ke
atas atau tinggi. Contoh: motor, mobil.

4|Page
Distribusi Pendapatan
1. Cita rasa atau selera masyarakat
2. Jumlah penduduk
3. Ramalan mengenai masa yang akan datang
Ramalan pada konsumen bahwa harga akan menjadi mahal atau
tinggi pada masa akan datang akan mendorong mereka untuk
membeli lebih banyak barang disaat sekarang. Contoh: BBM akan
dinaikkan oleh pemerintah pada tahun depan akan mendorong
masyarakat atau pengusaha untuk menimbun BBM.

Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan


P P

P3

P2
P1

D1
D2
Q
Q1 Q2 Q3 D

Pergerakan Kurva Permintaan Pergeseran Kurva Permintaan


Pengaruh Harga Pengaruh Bukan Harga

5|Page
PENAWARAN
Penawaran adalah berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada
berbagai tingkat harga tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran:
1. Harga barang itu sendiri,
2. Harga barang lain,
3. Biaya produksi,
4. Tujuan perusahaan,
5. Tingkat teknologi yang digunakan.
Hukum Penawaran
Hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan
menggambarkan hukum penawaran yaitu makin tinggi harga suatu
barang maka semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan
oleh penjual begitu juga sebaliknya dengan asumsi Cateris Paribus ini
juga bisa digambarkan dalam kurva sebagai berikut:

P
S

P3

P2

P1

Q
Q1 Q2 Q3

6|Page
Pengaruh Faktor Selain Harga Terhadap Penawaran
1. Harga barang lain
Bahwa barang-barang ada yang saling bersaingan atau bersubtitusi dan
ada barang-barang yang komplementer (pelengkap) seperti yang telah
dijelaskan di permintaan.
2. Biaya Produksi
Dibeberapa perusahaan kenaikan pengeluaran untuk memperoleh
faktor-faktor produksi akan menyebabkan biaya produksi melebihi hasil
penjualannya dan mereka mengalami kerugian. Ini dapat menimbulkan
penutupan perusahaan tersebut dan jumlah penawaran barang akan
berkurang begitu juga sebaliknya.
3. Tujuan perusahaan
Tujuan yang berbeda-beda tersebut menimbulkan efek yang berbeda-
beda terhadap penentuan tingkat produksi. Dengan demikian
penawaran jua akan berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai.
4. Teknologi
Kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksi mempertinggi
produktifitas, mutu dan menciptakan barang-barang baru. Ini akan
mendorong kenaikan penawaran.

S1 S S2

Q
QS1 QS2 QS3

7|Page
Keseimbangan Penawaran Dan Permintaan
Terjadinya transaksi antara pembeli dan penjual dinamakan
keseimbangan harga.

P
Kelebihan Penawaran

PE E

Kelebihan Permintaan
QE Q

Elastisitas Permintaan Dan Penawaran


Elastisitas permintaan adalah ukuran kuantitatif yang menunjukkan
besarnya pengaruh perubahan harga terhadap pengaruh perubahan
permintaan.
Elastisitas Penawaran
Ukuran kuantitatif yang menunjukkan besarnya pengaruh perubahan
harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan.
Manfaat Elastisitas adalah dapat menjadi indikator untuk
meramalkan kesuksesan dari kebijakan ekonomi yang dilaksanakan.
Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan:
1. Elastisitas permintaan harga
Elastisitas permintaan harga adalah nilai perbandingan antara
persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan
persentase perubahan harga.
2. Elastisitas permintaan pendapatan
3. Elastisitas permintaan silang.

8|Page
PERMINTAAN
Permintaan individual terhadap suatu komoditi ditentukan oleh 2 faktor :
1. Hasrat atau keinginan
Nilai dari cara mendapatkan dan mendapatkan dan menggunakan
barang dan jasa.
2. Kemampuan untuk mendapatkan barang dan jasa
Tingkat daya beli.
Faktor penentu utama adalah nilai atau harga.
Teori permintaan konsumen adalah jumlah komoditi yang yang diminta
merupakan fungsi dari atau bergantung pada harga,pendapatan dan
selera konsumen. Qdx = f (Px, I, Py, T)
Teori permintaan (hukum permintaan) : pada saat harga naik kuantitas
barang yang dibeli turun, pada saat harga turun kuantitas barang yang
dibeli naik.
Permintaan individual menjadi permintaan pasar.
Permintaan pasar adalah penjumlahan secara horizontal dari kurva-kurva
permintaan semua konsumen dalam suatu pasar. Qdx = f (Px, N, I, Py, T)
Permintaan yang dihadapi oleh perusahaan melihat kondisi pasar dan
bergantung pada tipe barang yang dijual perusahaan.
Fungsi permintaan perusahaan
Qx = a0 + a1Px + a2N + a3I + a4Py + a5T +....
Dimana notasia mewakili koefisien yang akan diestimasi oleh analisis
regresi.
Permintaan yang dihadapi perusahaan akan menentukan jenis dan
kuantitas dari input atau sumber daya. Hubungan antara permintaan
dengan keputusan manajerial adalah informasi berhubungan erat dengan
perusahaan,dengan info permintaan perusahaan mampu meramalkan
masa depan sehingga efektif untuk penentuan program jangka panjang.

9|Page
Elastisitas
Adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat dari
perubahan nilai salah satu variabel yang menentukan permintaan sebasar
satu persen.
Elastisitas Bisa dihitung dengan menggunakan:
1. Elastisitas titik adalah mengukur elastisitas pada suatu titik
tertentu.
2. Elastisitas busur adalah mengukur elastisitas rata-rata pada suatu
kisaran (range) tertentu dari sebuah fungsi.
Faktor-faktor penentu elastisitas harga :
1. Permintaan industri.
Ada 3 alasan untuk membedakan elastisitas harga,yaitu :
• Seberapa jauh sesuatu barang dianggap sebagai kebutuhan
pokok
• Ketersediaan barang-barang pengganti (substitusi)
• Proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu produk
tertentu.
2. Permintaan perusahaan
Dalam monopoli murni elastisitas perusahaan tersebut pada setiap
tingkat output adalah sama dengan elastisitas industrinya.
Kegunaan elastisitas harga :
• Perusahaan harus mengetahui elastisitas kurva permintaan
jika akan menetapkan harga produknya.
• Elastisitas harga memainkan peranan dalam pembahasan
mengenai kebijaksanaan suatu negara.
• Memainkan peranan yang terus meningkat dalam usaha
pencarian cara pemecahan masalah.
1. Elastisitas permintaan titik terhadap harga

10 | P a g e
Diberikan oleh persentase perubahan kuantitas komoditi yang diminta
dibagi dengan persentase perubahan harganya dengan menjaga
semua variabel yang lainnya dalam fungsi permintaan konstan,yaitu :
Ep = Q P
P Q
2. Elastisitas permintaan busur terhadap harga
Elastisitas permintaan terhadap harga antara 2 titik dalam suatu kurva
permintaan di dunia nyata.
Ep = Q2 – Q1 P2 + P1
P2 – P1 Q2 + Q1
Hubungan antara elastisitas harga dengan penerimaan konsep
elastisitas harga memberikan suatu ukuran yang sangat berguna
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan terhadap
penerimaan. Suatu perubahan harga dapat menaikkan,menurunkan
atau tidak mengubah penerimaan total (TR) tergantung pada derajat
elastisitas harga tersebut.
Untuk tujuan pembuatan keputusan keputusan elastisitas harga
dibedakan dalam 3 kisaran :
• |Ep| > 1 adalah permintaan yang elastic
Pada kondisi ini TR turun jika harga naik,dan TR naik jika harga
turun.
• |Ep| = 1 adalah elastisitas uniter
Pada kondisi ini TR tidak terpengaruh oleh perubahan harga.
• |Ep| < 1 adalah permintaan yang inelastic
Pada kondisi ini TR naik jika harga naik dan TR akan turun jika
harga turun.
3. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas permintaan titik terhadap pendapatan
EI = Q I2 + I1
I Q2 + Q1

11 | P a g e
Mengacu pada perubahan dalam kuantitas dan perubahan dalam
pendapatan.
Elastisitas permintaan busur terhadap pendapatan
EI = Q2 – Q1 I2 + I1
I2 – I1 Q2 + Q1
Menggunakan rata-rata dari pendapatan awal dan baru dan juga
ratarata dari kuantitas awal dan baru.
Peran elastisitas pendapatan :
• Memainkan peranan penting dalam kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan
• Pada tingkat nasional konsep elastisitas pendapatan mempunyai
peranan penting dalam beberapa bidang utama.
4. Elastisitas Silang
Latar belakang :
• Permintaan akan beberapa barang dipengaruhi oleh harga
barang lain.
• Hubungan langsung antara harga suatu barang dengan
kuantitas barang lainnya yang dibeli, terjadi untuk semua
produk yang bisa saling menggantikan maupun untuk barang
komplementer yang digunakan secara bersama-sama dan saling
melengkapi
Epx = Qy Px
Px Qy
Dimana x dan y adalah 2 barang yang berbeda.
Elastisitas silang untuk barang-barang substitusif adalah positif, karena
harga suatu barang dan permintaan akan barang lain bergerak dengan
arah yang sama.
Elastisitas silang untuk barang komplementer adalah negatif, karena
harga dan kuantitas bergerak dengan arah berlawanan.

12 | P a g e
Elastisitas silang = 0 untuk barang yang tidak berhubungan, artinya
perubahan harga tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan
barang lainnya.
Elastisitas silang digunakan untuk :
• Merumuskan strategi penetapan harga perusahaan tersebut dan
untuk menganalisis resiko yang disebabkan oleh produk yang
bermacam-macam.
• Mengukur keterkaitan antar industri

Pengaruh waktu terhadap elastisitas :


Karakteristik waktu dari permintaan adalah kurangnya respon yang
seketika di pasar. Konsumen sering bereaksi terlambat terhadap
perubahan harga dan keadaan lain di pasar.
Penaksiran peramalan
Merupakan proses untuk menemukan nilai dari koefisien-koefisien fungsi
permintaan akan suatu produk pada masa kini.
Metode penaksiran permintaan :
1. Metode langsung
Langsung melibatkan konsumen, melalui wawancara, survey,
eksperimen pasar terkendali tercakup secara rinci dalam riset
pasar.
2. Metode tidak langsung
Dilakukan berdasarkan data yang telah dikumpulkan,kemudian
dilakukan upaya untuk menemukan hubungan statistik antara
variable dependen dengan independen, dibahas dalam metode
kuantitatif (korelasi sederhana, analisis regresi berganda)
Linieritas persamaan regresi
Y = a + b1X1 + b2 X2 + ...bnXn + e
1. Penaksiran parameter regresi

13 | P a g e
2. Koefisien determinasi
3. Kesalahan baku penaksiran
4. Daya prediksi persamaan regresi
5. Kesalahan baku koefisien
Masalah dalam analisis regresi
1. Kesalahan spesifikasi
Adanya kesalahan spesifikasi hubungan yang dihipotesiskan antara
variabel dependen dengan variabel independen
2. Kesalahan pengukuran
Pengukuran variabel yang tidak tepat
3. Persamaan simultan
Adanya tingkat harga yang terjadi merupakan hasil dari
persamaan-persamaan simultan, baik persamaan penawaran
maupun permintaan
4. Multikolinieritas
Timbul bila variabel independen tidak independen satu sama lain,
maka koefisien b untuk masing-masing variabel menjadi bias.
5. Heteroskedastisitas
Asumsi bahwa residu atau deviasi dari garis yang paling tepat
muncul secara random sesuai dengan besarnya variabel
independen.
6. Otokorelasi
Adalah masalah lain yang timbul bila kesalahan tidak sesuai
dengan batasan yang disyaratkan oleh analisis regresi.

PERILAKU KONSUMEN
Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para
konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan.
Oleh karena itu teori perilaku konsumen akan menerangkan : (1)
mengapa para konsumen akan membeli lebih banyak barang pada harga

14 | P a g e
yang rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga yang tinggi, dan
(2) bagaimanakah seorang konsumen menentukan jumlah dan kombinasi
barang yang akan dibeli dari pendapatannya.
Terdapat dua pendekatan dalam teori perilaku konsumen , yaitu :
1. Pendekatan utiliti (nilaiguna) kardinal atau Marginal Utility :
bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utiliti) setiap
konsumen dapat diukur dengan uang atau dengan satuan lain
( utiliti yang bersifat kardinal) seperti kita mengukur volume air,
panjang jalan, atau berat sekarung beras.
2. Pendekatan utiliti ordinal atau kurve kepuasan sama
(Indifference Curve) : bertitik tolak pada anggapan bahwa tingkat
kepuasan konsumen dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah
tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah ( utiliti
yang bersifat ordinal).
Teori Nilai Guna (Utility)
Nilai guna (utility) adalah kepuasan yang diperoleh konsumen / seseorang
dari mengkomsumsi suatu barang. Nilai guna (utility) terbagi menjadi 2
yaitu:
1. Nilai Guna Total (total utility)
adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkomsumsi sejumlah barang.
2. Nilai Guna Marginal (marginal utility)
adalah tambahan penggunaan dari penambahan 1 unit barang
yang dikonsumsi.
Hipotetis utama teori nilai guna (hukum nilai guna marginal semakin
menurun)
Bunyi hipotetisnya ialah:
“Tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila
orang tersebut terus menerus menambah komsumsinya keatas barang
tersebut dan pada kahirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif”

15 | P a g e
Prinsip teori Utilitas:
1. Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak
akan semakin besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu
yang bila dikonsumsi semakin banyak justru mengurangi
kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang,
misalnya penyakit.
2. Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia
mengkonsumsi barang, Dengan demikian Utilitas merupakan
ukuran manfaat (kepuasan) bg seseorang karena mengkonsumsi
barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena
mengkonsumsi sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total
Utility) Utilitas marjinal (marginal utility) adalah tambahan manfaat
yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang
tertentu.
3. Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang
Makin Menurun (The law of Diminishing marginal utility) yaitu
bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit
barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat)
yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut
akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin
menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan
kata lain, Utilitas marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan
semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang
dikonsumsi.
4. Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa
konsumen dapat secara tuntas (complete) menentukan rangking
dan ordering pilihan (preference, choice) diantara berbagai paket
barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan
rasionalitas. Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B
lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka
dari C, atau A>C.

16 | P a g e
5. Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai
pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan
konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis
kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dsb.
Pendekatan Marginal Utility
Nilai guna cardinal/marginal utility menyatakan : kenikmatan yang
diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantatif.
Memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu
barang
• Tinggi rendahnya suatu barang tergantung pada subjek yang
memberikan penilaian
• Teori ini berupaya untuk mengkuantifikasikan kepuasan
Untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam memenuhi kepuasannya
digunakan anggapan :
1. Utiliti dapat diukur dengan uang atau satuan lain.
2. Berlaku hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility),
yaitu : semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka
tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap
tambahan yang dikonsumsikan akan menurun.
3. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang
maksimum.
Atas dasar anggapan ini, selanjutnya kita harus memperhatikan
perbedaan antara total utility dan marginal utility. Total utility adalah
jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah
barang tertentu. Sedangkan marginal utility adalah pertambahan (atau
pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari pertambahan (atau
pengurangan) dari konsumsi satu unit barang tertentu.
Marginal Rate of Substitution (MRS)
Tingkat substitusi marginal adalah besarnya pengorbanan/pengurangan
jumlah konsumsi barang yang satu untuk menaikkan konsumsi satu

17 | P a g e
satuan barang lainnya, dengan tetap mempertahankan tingkat
kepuasannya.
Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi salah 1 barang maka harus
mengurangi kuantitas barang lain yang dikonsumsi. Dalam kasus ini
apabila konsumen akan menambah barang x maka harus mengurangi
konsumsi barang Y (trade off). Hal ini yang disebut sebagai daya
substitusi marginal (Marginal Rate of Substitution (MRS)
Pendekatan Kurva Indiferens / Teori Utilitas Ordinal
Pendekatan marginal utility, dinilai mempunyai kelemahan, karena
menganggap nilai utiliti/kepuasan dapat diukur dengan angka-angka.
Kepuasan adalah sesuatu yang tidak mudah diukur sehingga tidak
mungkin diukur dengan angka. Untuk menghindari kelemahan itu Sir
John R. Hicks mengembangkan pendekatan baru, yang dikenal dengan
pendekatan kurve kepuasan sama (Indifference Curve).
Dalam pendekatan ini digunakan anggapan:
1. konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang-
barang konsumsi ( misalnya barang X dan Y) yang bisa dinyatakan
dalam bentuk peta kurve kepuasan sama ( Indifference Curve Map)
atau kumpulan dari kurve kepuasan sama;

2. konsumen mempunyai jumlah uang tertentu (= pendapatan


tertentu) ; dan
3. konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.
Menurut Koutsoyiannis (1985:17), asumsi untuk teori indifference-curves
adalah
1. Rasionalitas. Konsumen diasumsikan rasional: ia berusaha
memaksimumkan utilitinya, berdasarkan pendapatannya dan harga
pasar tertentu. Ia juga diasumsikan mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang semua informasi yang relevan.
2. Utiliti adalah ordinal. Konsumen dianggap dapat menyusun
secara urut (rank) pilihan-pilihannya terhadap berbagai kelompok

18 | P a g e
barang (basket’s of goods) berdasarkan tingkat kepuasan setiap
kelompok.
3. Tingkat substitusi marginal yang menurun ( diminishing
marginal rate of substitution).
Pilihan-pilihan (preferences) disusun dalam bentuk kurve indiferen,
yang diasumsikan cembung (convex) pada titik origin. Hal ini
menunjukkan bahwa slope kurve indiferen adalah menaik. Slope
kurve indiferen ini disebut tingkat substitusi marginal dari
suatukomoditi. Teori kurve indiferen didasarkan pada aksioma ini.
4. Total utiliti tergantung pada kuantitas komoditi yang
dikonsumsi. Secara matematis ditulis: U =f(q1 ,q2 ,q3, ……, qn).
5. Konsintensi dan transitivitas dalam pilihan. Konsumen
diasumsikan dalam pilihannya yaitu, jika pada suatu waktu ia
memilih kelompok barang A dari pada kelompok B, ia tidak akan
memilih kelompok barang B dari pada kelompok A pada saat yang
lain.Asumsi konsistensi dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, maka
B > A. Sifat transitivitas : jika A lebih disukai dari pada B, dan B
lebih disukai dari pada C, maka A lebih disukai dari pada C. Asumsi
ini dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, dan B>C, maka A>C.

Asumsi dasar teori utility ordinal:


• Rasionalitas artinya konsumen akan berusaha meningkatkan atau
memilih tingkat kepuasan yang tinggi.
• Konveksitas artinya bentuk kurva indiference cembung dari titik
origin dari sumbu absis dan ordinat.
• Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi
• Transivitas artinya konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang
terbaik dan beberapa pilihan

19 | P a g e
• Kurva indifference tidak boleh bersinggungan atau saling
berpotongan.
Kurva indiferens adalah kurva yang menghubungkan titik-titik tempat
kedudukan paket kombinasi konsumsi dua barang yang memberikan
tingkat kepuasan (kegunaan) yang sama. (dinilai dalam skala ordinal).
Keunggulan Pendekatan Indifference Curve
1. tidak perlunya anggapan bahwa utility konsumen bersifat cardinal
2. efek perubahan harga terhadap jumlah yang diminta bisa dipecah
lebih lanjut antara lain efek substitusi dan efek pendapatan.
3. bisa ditunjukkan beberapa faktor lain yang sangat penting yang
mempengaruhi permintaan konsumen akan sesuatu barang antara
lain penghasilan atau income riil konsumen, perubahan harga
barang lain, selera konsumen.
Surplus Konsumen
Surplus konsumen, yaitu kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total
atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari
mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan
totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau
mengkonsumsikan jumlah barang tersebut.

PERILAKU PRODUSEN DAN KESEIMBANGAN PASAR


Penawaran didefinisikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di
pasar pada berbagai tingkat harga. Hukum penawaran menyatakan : bila
harga sesuatu barang meningkat, maka produsen akan berusaha
meningkatkan jumlah barang yang dijualnya. Sebaliknya, jika harga turun,
produsen cenderung akan mengurangi jumlah barang yang dijual.
Constant Cost Supply
Untuk beberapa proses produksi dan dalam jangka panjang (long run) ada
kasus dimana kenaikan produksi tidak mengakibatkan kenaikan ongkos

20 | P a g e
produksi per unit, atau dengan lain kata untuk mengundang lebih banyak
barang yang ditawarkan ke pasar tidak perlu dengan kenaikan harga
(bentuk penawaran horizontal). Kenaikan prmintaan mengakibatkan
kenaikan volume transaksi tanpa diikuti oleh kenaikan oleh kenaikan
harga pasar.
Kurva penawaran yang inelastis sempurna
Kenaikan permintaan hanya berakibat kenaikan harga pasar tanpa
adanya kenaikan volume transaksi pasar Harga dari suatu barang atau
faktor produksi yang supplynya tidak bisa bertambah meskipun dalam
jangka panjang disebut pure economic rent atau surplus. Contohnya
faktor produksi tanah.
Backward Bending Supply
Ada kasus dimana kurve penawaran mempunyai slope yang negatif, misal
:
1. bentuk kurve penawaran faktor produksi tenaga kerja sering
dianggap : "back ward bending" karena setelah tingkat upah
tertentu penawaran tenaga kerja justru menurun bila upah naik
lagi, karena orang lebih suka menikmati waktunya untuk tujuan-
tujuan lain selain memperoleh penghasilan (yaitu untuk apa yang
disebut "leisure")
2. kurve penawaran di masyarakat primitif dimana penghasilan
berupa uang bukan tujuan primer kehidupan manusia, kenaikan
harga justru menurunkan penawaran, karena orang tidak lagi perlu
bekerja sekeras semula.
Decreasing Cost Supply
Ada beberapa proses produksi yang terutama dalam jang panjang, justru
menunjukkan ongkos produksi per unit yang menurun bila volume
produksi dinaikkan. Untuk barang-barang yang diproduksi dalam keadaan
ini kurve supply adalah menurun dan Hukum Penawaran tidak berlaku :
kenaikan permintaan menurunkan harga pasar dan menambah volume
transaksi di pasar.

21 | P a g e
TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI
Teori Produksi
Dapat dibedakan menjadi
1. One input Variable (Satu faktor berubah)
Q=f(L)
2. Two Input Variable (dua faktor berubah)
Q=f(L,K)
The Law Of The Determinishing Return (LDR) (Hukum pertumbuhan hasil
yang
semakin menurun)
Bunyinya :
“ Apabila faktor produksi variabel dapat diubah pada mulanya produksi
total akan semakin banyak, tetapi sesudah mencapai tingkat tertentu
pertambahan produksi semakin berkurang dan akhirnya menjadi negatif.”
Isoquant (Kurva Produksi Sama)
Adalah kurva yang menggambarkan gabungan antara tenaga kerja dan
modal yang menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.
Karakteristik Kurva Produksi Sama
1. Cembung terhadap titik original
2. Tidak saling berpotongan
3. Daerah yang relevan berproduksi adalah daerah yang
berkecondongan Negatif.
4. Semakin tinggi menjauhi titik 0 menunjukan total produksi semakin
tinggi pula.
Isocost
Adalah kurva yang menggambarkan gabungan faktor produksi tenaga
kerja dan modal untuk menggunakan sejumlah biaya tertentu.
Biaya Produksi

22 | P a g e
Adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan menciptakan produk yang
diproduksi perusahaan tersebut.
Biaya Tetap dan Biaya Variabel
1. Biaya tetap, yaitu suatu biaya yang jumlahnya tidak tergantung
pada besar kecilnya kuantitas produksi. Biaya tetap ini hanya
terdapat dalam jangka pendek.
2. Biaya variabel, yaitu suatu biaya yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai denga perubahan kuantitas produk yang dihasilkan.
3. Biaya total, yaitu seluruh biaya yang dikeluarklan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu (biaya total = biaya tetap +
biaya variabel)
Konsep biaya :
1. Jangka pendek
TC = TFC + TVC
2. Jangka panjang
TC = TVC
Dimana :
TC (Total Cost) Biaya Total
TFC (Total Fixed Cost)Biaya Tetap Total
TVC (Total Variable Cost) biaya berubah total
Biaya Tetap Total (TFC)
Adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor
produksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya.
Contoh : Membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik.
Biaya berubah total (TVC)
Dalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor
produksi yang dapat diubah jumlahnya.
Contoh : Tenaga Kerja
Biaya Total (TC)
Adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan.

23 | P a g e
PRODUKTIVITAS
Produk Marginal
Produk marginal, yaitu tambahan produksi yang diperoleh sebagai akibata
dari adanya penambahan kuantitas faktor produksi yang
dipergunakannya. Produk marginal ini mencerminkan produktivitas dari
faktor produksi yang bersangkutan dalam kerjasamanya dengan faktor
produksi yang lain. Produktivitas disini diartikan sebagai berapakah
output yang dihasilkan oleh satu satuan unit input.
Produk Rata-Rata
Produktivitas faktor produksi dapat pula ditunjukkan oleh angka produksi
ratarata per satuan faktor produksi. Angka ini dapat diperoleh dengan
membagi kuantitas produksi total dengan kuantitas faktor produksi.
Dalam grafik, produk rata-rata (atau produktivitas) dinyatakan oleh lereng
dari garis sinar (ray) yang dibuat dari titik asal menuju ke titik kurve
produksi yang dihasilkan oleh kuantitas tertentu dari faktor produksi yang
bersangkutan.

BENTUK-BENTUK STRUKTUR PASAR KONSUMEN


1. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen
sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis
dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh
produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan
lain-lain.

Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :


• Jumlah penjual dan pembeli banyak
• Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
• Penjual bersifat pengambil harga (price taker)

24 | P a g e
• Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan
penawaran (demand and supply)
• Posisi tawar konsumen kuat
• Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
• Sensitif terhadap perubahan harga
• Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
2. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau
penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di
mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen
yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti
makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan
sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopolistik :
• Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
• Mirip dengan pasar persaingan sempurna
• Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
• Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
• Relatif mudah keluar masuk pasar
Monopolisitis dan Kesejahteraan Masyarakat
• Ketidak efisienan produksi karena produsen tidak beroperasi pada AC
minimum. Yang berarti pemborosan sumber ekonomi masyarakat.
• Konsumen membayar harga produk > MC untuk menghasilkan produk
tersebut; sebaliknya input dibayar MC
Cara mengatasi efek negatif tersebut al:
• Mengurangi jumlah produsen sehingga kurve permintaan bergeser ke
atas dari D ke D', yaitu pada posisi kurve permintaan tersebut memotong
AC pada titik minimumnya.
• Memerintahkan produsen beerproduksi Q* pada saat MC = AC = D' = P

25 | P a g e
Alternatif pemecahan :
• melalui peraturan pemerintah
• memberi subsidi.
3. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang
didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu
wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah
industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan
sebagainya.
Sifat-sifat pasar oligopoli :
• Harga produk yang dijual relatif sama
• Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
• Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
• Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
Macam Oligopoli
• Oligopoli dengan diferensiasi produk
Setiap perusahaan dengan merek-merek khusus tersendiri.
Semakin besar tingkat diferensiasi produk yang ada semakin
tidak tergantung kurva permintaannya dengan perusahaan
lain, sehingga kurve permintaan perusahaan bisa
digambarkan secara mandiri posisinya (antara D1 dan D2).

• Oligopoli tanpa deferensiasi produk


Setiap perusahaan tidak memberi merek khusus. Dengan
demikian kurve permintaan seorang produsen tidak bisa
ditentukan / tidak bisa dianalisa.
Output dan Harga dalam Oligopoli
• Dalam kasus deferensiasi yang cukup kuat, produsen akan
berhati-hati dan menganggap kurve permintaan paling

26 | P a g e
rendah (D1), sehingga ia bisa menentukan posisi optimum
pada tingkat output Q* dan harga P*
• Kurve permintaan perusahaan dimisalkan berapa persen (%)
tertentu (misal 30%) dari kurve permintaan pasar.
• Kasus Kinked Demand (kurve permintaan yang patah).
Asumsi yang digunakan bila produsen menurunkan harga
akan diikuti produsen lain, bila harga dinaikkan tidak diikuti
perusahaan lain. Hal ini berarti perilaku produsen
dipengaruhi produsen lain, yang menimbulkan implikasi sbb:
o Tendensi bagi para produsen oligopoli untuk
bekerjasama di bidang penentuan harga.
o Tendesi bagi dpara produsen untuk bersaing tidak
dalam bentuk persaingan harga, tetapi dalam bentuk
persaingan lain (misal mutu).
Oligopoli dan Kesejahteraan Masyarakat
Efek negatif oligopoli al:
• Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess
profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam
jangka panjang.
• Kemungkinan adanya ketidak efisienan produksi karena
setiap produsen tidak beroperasi pada AC minimum.
• Kemungkinan adanya "eksploitasi" terhadap konsumen
maupun buruh (karena P > MC); seperti kasus monopoli.
• Ketegaran harga (terutama ke bawah) sering dikatakan
menunjang adanya inflasi yang kronis; dan ini merugikan
masyarakat secara makro.
Kebaikan Oligopoli
Karena keuntungan yang besar maka dapat menciptakan inovasi
yang sangat berguna, bahkan lebih baik dari monopoli.
Cara mengatasi efek negatif dari pemerintah al :

27 | P a g e
• Menekan hambatan perusahaan yang mau masuk
• Diadakan UU melarang kerjasama antara perusahaan
oligopoli baik secara diam-diam/terbuka.
• Merubah struktur pasar oligopolitis dengan menentukan
batas maksimum dari ukuran suatu badan usaha dan
melarang diadakannya penggabungan (merger) antara
perusahaan yang ada.
4. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya
terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft
windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api
(perumka), dan lain sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopoli :
• Hanya terdapat satu penjual atau produsen
• Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai
oleh perusahaan monopoli
• Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk
kepentingan hajat hidup orang banyak
• Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-
undang maupun butuh sumber daya yang sulit didapat
• Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan
• Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses

Sebab Terjadinya Monopoli


• Penguasaan bahan mentah strategis
• Hak Patent
• Terbatasnya pasar
• Pemberian hak monopoli oleh pemerintah
Posisi Keseimbangan

28 | P a g e
• Karena produsen monopoli adalah satu-satunya produsen di pasar, maka
kurve
• permintaannya juga kurve permintaan pasar. Kurve permintaan pasar
turun
• dari kiri atas ke kanan bawah berarti produsen bisa mempengaruhi harga
pasar
• dengan jalan menaik-turunkan produksinya.
Perbedaan monopoli dibanding persaingan sempurna al:
• bisa menentukan outputnya
• bisa menentukan harga jual
• ekuilibrium perusahaan = ekuilibrium pasar
Monopoli dan Kesejahteraan Masyarakat
• Keuntungan monopoli ada kemungkinan tetap bisa dinikmati
produsen monopoli dalam jangka panjang. Keuntungan
monopoli biasanya lebih dari normal sehingga hal ini
menimbulkan ketidak adilan, karena berbeda dengan
keuntungan perusahaan lain. Bila ada monopoli yang hanya
menerima keuntungan nornmal berarti tidak ada kasus
ketidak adilan, tetapi hal ini biasanya hanya kebetulan.
• Volume produksi lebih kecil dari volume output yang
optimum. Berarti monopoli tidak efisien dan bagi
masayarakat ada pemborosan.

• Ada unsur eksploitasi terhadap :


o konsumen, dengan ditetapkannya harga jual (=P)
diatas ongkos produksi dari unit terakhir outputnya
(=MC)

29 | P a g e
o pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan (buruh
diupah lebih rendah dari pada sumbangannya dalam
bentuk output).
Cara mengatasi Efek Negatif Monopoli
• Mencegah timbulnya monopoli itu sendiri dengan UU
• Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan
• Membuka "kran impor"
• Membuat ketentuan khusus terhadap operasi perusahaan
monopoli sehingga P = MC'
Monopoli Tidak Selalu Buruk
• Sejarah menunjukkan justru perusahaan monopolilah yang
menunjukkan suatu dinamika untuk berkembang lebih besar
karena keuntungan monopoli bisa digunakan untuk tujuan-
tujuan penelitian dan pengembangan yang kemudian diikuti
dengan inovasi-inovasi dalam tehnologi.
• Dalam kasus decreasing cost dimana luas pasar terbatas,
dan faktor "economics of scale" besar, tidaklah mungkin
diharapkan adanya suatu bentuk industri persaingan
sempurna yang efisien. Kalau bentuk pasar persaingan
sempurna yang dijalankan berarti akan ada perusahaan-
perusahaan gurem yang bekerjanya pada AC yang jauh dari
posisi minimumnya.

PERMINTAAN AKAN INPUT


Pasar Input dan Pasar Output

30 | P a g e
Dalam pasar output, permintaan akan output berasal dari sektor rumah
tangga sebagai konsumen, sedangkan penawaran akan output berasal
dari sektor produksi. Dalam pasar input atau pasar faktor produksi, input
atau faktor produksi dimiliki oleh mereka yang tinggal di sektor rumah
tangga dan digunakan (dibeli atau disewa) oleh sektor produksi. Di pasar
input ini permintaan berasal dari sektor produksi, sedang penawaran dari
sektor rumahtangga.
Sebab Timbulnya Permintaan Akan Input
1. Produsen berhasrat melakukan proses produksi tertentu
2. Produsen berhasrat untuk memproduksi karena ada permintaan
akan output hasil proses produksi tersebut.
3. Sektor produksi mampu membayar harga-harga penggunaan jasa
input tersebut karena menerima pembayaran dari sektor
rumahtangga dari hasil penjualan outputnya.
Input Antara dan Input Primer
1. Input antara (intermediate inputs), yaitu input yang digunakan oleh
suatu perusahaan, yang merupakan output dari perusahaan lain
(mis: kapas untuk tekstil, pupuk untuk petani dsb).
2. Input Primer (Primary Inputs), yaitu input yang bukan merupakan
output perusahaan lain maupun dalam perekonomian (tenaga
kerja, tanah, kapital dan kepengusahaan).
Permintaan Akan Input
Permintaan akan input timbul kakrena ada permintaan akan output.
Sehingga permintaan akan input disebut sebagai 'derived demand' atau
permintaan turunan. Permintaan akan output dianggap sebagai
'permintaan asil' karena timbul langsung dari adanya kebutuhan manusia.
Berapa banyak input yang "diminta" oleh seorang produsen tergangung
kepada berapa besar output yang ia rencanakan untuk diproduksikan.
Dan berapa besar oputput yang ia rencanakan tergantung kepada
perhitungannya mengenai tingkat output mana yang diharapkan akan
menghasilkan keuntungan maksimum baginya. Jadi jelas keputusan

31 | P a g e
mengenai berapa input yang ia akan beli adalah sisi lain dari
keputusannya mengenai berapa output yang ia akan produksikan, dan
keduanya adalah hasil dari proses penentuan posisi keuntungan
maksimum produsen tersebut.
Rumus permintaan akan input :
dx = VMPx = Px
dimana : dx = permintaan akan input X
VMPx = Value of Marginal Product dari X (MPPx yang dini lai dalam satuan
uang).
Px = harga input X
Asumsi yang dipakai al :
1. produsen dianggap sebagai pembeli "kecil" di pasar input X
2. produsen beroperasi dalam persaingan sempurna di pasar
outputnya.
3. kurve VMP yang berlaku adalah bagian yang menurun (sebab
bagian VMP yang menaik mencerminkan MPP yang menaik dan
bagian ini tidak akan pernah dipilih produsen, yang disebut sebagai
irrational stage).
Monopoli / Monopolistis di Pasar Input
Rumus permintaan akan input :
MRPx = Px
dimana :
MRPx = Marginal Revenue Product dari X (MPPx yang dinilai atas dasar
MRnya; bukan Pqnya; yaitu MPPx.MR).
Px = harga input X
Monopsomi di Pasar Input
Pada kasus pasar input monopsoni dan pasar output monopoli berarti
hanya ada 1 penjual input dan 1 pembeli; sehingga permintaan pasarnya
sama. Disamping adanya kurve permintaan (=MRPx) produsen juga
menghadapi kurve penawaran (supply) pasar akan X sebagai kurve supply

32 | P a g e
input baginya. Karena tidak ada pembeli lain di pasar ini, si produsen bisa
meng'eksploitir' pasar bagi keuntungannya.
Caranya : dalam pasar persaingan sempurna maka harga X sebesar Px
dan jumlah yang ditransaksikan OX. Karena dalam hal ini terjadi pada
pasar input monmopsoni maka keuntungan maksimum tercapai bila MFC
= MVP dan karena pasar outputnya merupakan pasar monopoli,
persamaan tersebut berubah menjadi :
MFC = MRP
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Akan Input
1. Tehnologi
2. Bentuk pasar
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen akan
output.

EKUILIBRIUM UMUM
Ekulibbrium umum (general equilibrium analysis), adalah analisa
mekanisme pencapaian ekuilibrium dengan memperhatikan semua
variabel sebanyak yang mampu kita pikirkan, untuk semua jenis barang di
semua pasat tidak hanya berlaku untuk konsumen tetapi juga untuk
produsen. Salah satu kesimpulan pokok dari analisa ekuilibrium umum ini
adalah dimungkinkan terjadinya satu deretan (set) harga pada semua
pasar untuk semua jenis barang (barang konsumsi A, B, C, ..., dan barang
produksi X, Y, ...) yang masing-masing optimal dan konsisten antara yang
satu dengan yang lain. Karena sifatnya optimal, harga-harga tersebut
cenderung untuk tetap.
Permintaan dan Penawaran akan Input/Output
Ekuilibrium umum terjadi bila harga pada pasar produk = harga pada
pasar input. Tingkat harga dinyataklan sebagai tingkat harga relatif yaitu
harga input dibagi dengan harga output (P = Hi/Ho).
Misal inputnya tenaga kerja, maka pada tingkat harga P1 pekerja hanya
mau bekerja sebanyak F1 jam seningga menerima upah / pendapatan

33 | P a g e
sedikit. Pada pendapatan tersebut pekerja yang bersangkutan hanya bisa
membeli output Q1. Bila harga ditingkatkan mejadi P2 pekerja mau
menambah jam kerja menjadi F2 jam dengan pendapatan lebih tinggi.
Dengan pendapata lebih tinggi tersebut pekerja mampu mnembeli q2
yang lebih banyak dari sebelumnya.
Harga relatif rendah permintaan produsen besar, sebaliknya pada tingkat
harga relatif tinggi permintaan produsen rendah Demikian juga bentuk
kurve penawarannya, pada harga relatif rendah karena input banyak
maka barang yang ditawarkan juga banyak dan pada harga relatif tinggi
karena input sedikit maka outputnya juga sedikit.

KEGAGALAN PASAR
Dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan pasar" tidak berarti bahwa
sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar
adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur produksi atau
alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah
ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika
disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang
diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham
menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa
untuk tidak melayani "kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif
yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.
Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
1. Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari
kekuasaan pasar dimana "sebuah" pembeli atau penjual bisa
memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran.
Penyalahgunaan kekuasaan pasar bisa dikurangi dnegan
menggunakan undang-undang anti trust.
2. Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana "pasar
tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktifitas ekonomi didalam
orang luar/asing." Ada eksternalitas positif dan eksternalitas

34 | P a g e
negatif. Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana
program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan
publik.
Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan
menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas negatif
bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi,
atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa
perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha
ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya.
3. Barang publik seperti pertahanan nasional dan kegiatan
dalam kesehatan publik seperti pembasmian sarang nyamuk.
Contohnya, jika membasmi sarang nyamuk diserahkan pada pasar
pribadi, maka jauh lebih sedikit sarang yang mungkin akan dibasmi.
Untuk menyediakan penawaran yang baik dari barang publik,
negara biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan
semua penduduk untuk membayar pda barang publik tersebut
(berkaitan dengan pengetahuan kurang dari eksternalitas positif
pada pihak ketiga/kesejahteraan sosial).
4. Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak
pastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika
salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih
banyak dan baik dari pihak yang lain. Biasanya para penjua yang
lebih tahu tentang produk tersebut daripada sang pembeli, tapi ini
tidak selalu terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para pelaku bisnis
mobil bekas mungkin mengetahui dimana mbil tersebut telah
digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak
tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi
lebih baik dari penjual merupaka penjualan rumah atau vila, yang
mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker
real estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih
tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga yang

35 | P a g e
ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan pertamakali oleh Kenneth J.
Arrow di artikel seminartentang kesehatan tahun 1963 berjudul
"ketidakpastian dan Kesejahteraan Ekonomi dari Kepedulian
Kesehatan," di dalam American Economic Review. George Akerlof
kemudian menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya
ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa ,
dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditas cenderung
menurun, bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna
kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk
mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah
"lemon" (produk yang menyesatkan).

36 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro
Sukirno Sadono, Pengantar Teori Mikro Ekonomi Edisi Ke-3, Rajawali Press,
Jakarta, 2002

37 | P a g e

You might also like