You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam. Dialah
yang memberiiiikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah saw, keluarga, shahabat serta
pengikutnya sampai akhir jaman. Amin
Alhamdulillah makalah yang berjudul sosiologi pendidikan Islam yag
dibimbing oleh Drs. Subiantoro, M.Ag. dapat terselesaikan. Kami ucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu yang telah memberiikan ilmu kepada kami.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada rekan-rekan atas kerja samanya.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak sekali
kekurangan baik dari segi isi dan penuisan. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membantu kemajuan bagi makalah ini.

PENDAHULUAN

Sosiologi pendidikan Islam merupakan mata kuliah yang diberikan pada


perguruan tinggi Islam dan perguruan tinggi Islam swasta. Tujuan mempelajari
sosiologi pendidikan Islam agar mahasiswa mampu memahami prinsip sosiologi
pendidikan Islam dan mampu mengenali dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan Islam atas dasar prinsip tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam kependidikan Islam, penggalian dan
pembahasan tentang konsepsi kependidikan ataupun pemikiran-pemikiran yang
relevan yang dihasilakan oleh para pemikir muslim masih sedikit dilakukan para
sarjana Indonesia. Tentu saja para pemikir di luar Indonesia, kajian seperti ini
sudah banyak dilakukan. Beberapa karya yang tersedia yang sudah semula
berbahasa arab sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Kajian-kajian pendidikan Islam seperti sosiologi pendidikan Islam belumlah
tergarap secara serius dan keseluruhan. Kajian-kajian yang dilakukan berkanan
dengan pendidikan Islam masih relative sedikit apabila dibandingkan dengan
kajian-kajian dalam bidang pemikiaran Islam.
Diharapkan apresiasi serta turut masyarakat muslim terhadap pendidikan Islam
semakain banyak, sehingga kajian yang relatif sedikit itu dapat dipahami dan
dapat tumbuh berkembang sebagaimana yang diharapkan oleh dunia pendidikan
Islam di Indonesia.

Pengertian sosiologi pendidikan islam.


Untuk mendefinisikan tentang sosiologi pendidikan Islam masih banyak
kesulitan secara pasti belum didapatkan tentang pengertian itu. Itu disebabkan
karena sukarnya membatasi bidang study antara bidang pendidikan dan bidang
sosiologi, kurangnya penelitian dalam bidnag ini.
Beberapa konsep mengenai pengertian sosiologi pendidikan Islam seperti
dalam buku sosiologi pendidikan (Prof. Dr. S. Nasution, M.A) kami menemukan
sosiologi pendidikan yaitu ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara
mengenalikan proses pendidikan untuk memperoleh perkembangan kepribadian
individu yang lebih baik. Sosiologi pendidikan adalah analisis ilmiah atau proses
social dan pola-pola social yang terdapat dalam system pendidikan. (sosiologi
pendidikan: Prof. Dr. S. Nasution, M.A, hal 5 ).
Sosiologi pendidikan Islam adalah spesialisasi dalam ilmu sosiologi yang
mengkaji sikap dan tingkah laku masyarakat yang terlibat dalam sector
pendidikan Islam.
Ada bebrapa unsur aktifitas pendidikan, aktifitas pendidikan tidak
berlangsung bila tidak ada unsur pendidikan. Pertama yang memberi dan yang
menerima, kedua unsur belum menjadi sama pendidikan bila belum ada unsur
ketiga yaitu berniat baik dari yang memberi bagi yang perkembangan atau
kepentingan yang menerima. Agar anak pandai, agar orang menjadi ahli, agar
orang berkepribadian luhur, dsb.
Tujuan
Bangunan teoritis kepandidikan Islam itu akan berdiri tegak di atas
pondasi pandangan dasar yang telah digariskan oleh Tuhan dalam kitab suci
wahyu. Wahyunya dalam kitab suci terus berkembang sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang menuju masa depan yang maju dan sejahtera apabila Islam telah
diyakini dan diamalkan betul oleh umat manusia maka Islam dapat digunakan
sebagai sarana pemberdayaan manusia yang bersifat Islami. Walaupun masyarakat
sekarang beraneka ragam kultur dan strukturnya.
Adapun beberapa konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
1.Sosiologi pendidikan Islam sebagai proses sosialisasi
Dalam hal ini sosiologi pendidikan Islam mengutamakan proses
bagaimana kelompok social masyarakat mempengaruhi kelakuan
individu. Dengan bermacamnya kultur dan struktur diharapkan dengan
pendidikan Islam merupakan wadah bagi individu dalam memperoleh
pengalamannya.
2.Sosilogi pendidikan Islam sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam
masuarakat.
Pada poin ini lebih mengutamakan fungsi lembaga pendidikan
Islam diadakan masyarakat dan hubungan sekolah dengan masyarakat
yang terdiri dari beberapa aspek. Apabila pendidikan Islam tidak dapat
menempatkan diri dalam masyarakat yang berbeda-beda kulturnya maka
manusia tidak sesuai cita-cita Islam yang mencerminkan hakikat Islam
tidak bisa terwujud.
3.Sosiologi pendidikan Islam sebagai anilisis social di sekolah dan antara
sekolah dan masyarakat.
Diharapka terjadinya hubungan antara orang-orang dalam sekolah
dengan masyarakat lingkungan sekolah. Peranan social tenaga sekolah
dengan masyarakat sekitar sekolah.
4.Sosiologi pendidikan Islam sebagai alat kemajuan perkembagan social
Pendidikan Islamn sebagai disiplin ilmu dapat melestarikan dan
memajuakan tradisi budaya moral yang Islami sehingga terwujud
komunikasi social dalam masyarakat dan membawa kebudayaan
kepuncak yang setinggi-tingginya
5.Sosiologi pendidikan Islam sebagai dasar menentukan tujuan pendidikan
Diharapakan pendidikan Islam mampu mendasari jiwa generasi
muda dengan iman dan takwa serta berilmu pengetahuan sehingga dapat
memotivasi daya kreativitasnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
yang sesuai al-Quran.
6.Sosiologi pendidikan Islam sebagai sosiologi terapan
Sosiologi pendidikan dianggap bukan ilmu yang murni akan tetapi
sebuah ilmu yang diterapakan untuk mengendalikan pendidikan antara
sosiologi dengan pendidikan Islam dipadukan dengan menerapkan
prinsip-prinsip sosiologi pada seluruh pendidikan.
7.Sosiologi pendidikan Islam sebagai latihan bagi petugas pendidikan agar
para pendidik memahani betul masyarakat dan latar belakang social
tempat anak disosialisi. Adakalanya agar pendidik memperbaiki teknik
mengajarnya agar selara dan dapat menjawab sesuai dengan tujuan
pendidikan Islam.
Prinsip-prinsip pendidikan islam sebagai disiplin ilmu
Sebagai disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas mengilmiahkan wawasan
tentang kependidikan yang terdapat dalam sumber-sumber pokok dengan
bantuan dari penapat para ulama/ilmuan muslim. Nilai-nilai ketuhanan berada
di atas nilai-nilai keilmiahan an ilmu pengetahuan. Agama islam bukan ilmu
pengetahuan karena bukan ciptaan budaya manusia. Agama islam adalah
agama Tuhan yang diturunkan kepada umat manusia melalui rasul-Nya untuk
dijadikan pedoman hidup dan harus diyakini kebenarannya. Ada tiga
komponen yang harus dibaca dalam pendidikan islam, yaitu;
1.Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas
dan sma bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal.
2.Metode pendidikan islam yang kita ciptakan harus efektif dalam
proses pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.
3.Konsepsi al-Quran tentang ilmu pengetahuan tidak membeda-bedakan
antaran ilmu pengetahuan agama dan ilmu umum. Kedua ilmu
tersebut tidak dapat terpisahkan karena ilmu pengetahuan merupakan
manifestasi dari ilmu pengetahuan yang satuy yaitu ilmu
pengetahuan Allah yang tercantum dalam al-Quran.
Tujuan pendidikan islam
Pendidikan islam berhubungan erat dengan agama islam itu
sendiri, lengkap dengan akidah, syariah, dan system kehidupannya.
Keduanya ibarat dua jalur yang berjalan di atas jalur yang seimbang,
baik dari segi tujuan maupun rambu-rambunya yang disyariat bagi
hamba Allah yang membekali diri dengan takwa, ilmu, hidayah, serta
akhlak untuk menempuh perjalanan hidup. “berbekallah, karena
sebaik-baik bekal adalah takwa.(Q.s. al-Baqarah, 2:197)
Hubungan antara pendidikan islam dan agama islam dapat
digambarkan dalam pokok-pokok sebagai berikut:
a.Agama islam menyeru manusia agar beriman dan bertakwa.
Pendidikan islam berupaya menamkan ketakwaan itu dan
mengembangkan agar bertambah terus sejalan dengan
pertambahan ilmu.
Maka, bertakwalah kamu kepada allah menurut kesanggupanmu.
(Q.S. al-Taghabun, 64:16)
Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu.(Q.S. al-
Baqarah, 2: 282)
b.Agama islam menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan
menyeru manusia agar berfikir tentang kerajaan Allah. Sedangkan
pendidikan islam dibangun di atas ilmu dan pengetahuan.
Ya tuhan kami utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada engkau ayat-ayat engkau,
dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab(al-Quran) dan al-
Hikmah (al-Sunah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya
engkaulah maha perkasa lagi maha bijaksana.(Q.S.al-Baqarah,
2:129)
c.Agama islam menetapkan amal shalih bahwa iman selalu
diwujudkan dengan amal salih tersebut. Hampir semua ayat yang
menyebut orang yang beriman selalu diikuti dengan amal salih.
Dalam pendidikan islam menekankan pentingnya belajar dengan
jalan berbuat (learning by doing); bukan sekedar menghafal teori
dan pengetahuan yang tidak membimbing orang untuk tidak
melakukan perbuatan baik di berbagai lapangan hidup.
….dan sesunggunya manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya. (Q.S. al-Najm, 53:39).

Islam harus bisa mencerminkan ilmu-ilmu sains yang dibutuhkan


oleh manusia karena antara religious dan ilmu sekuler tidak bisa
dipisah-pisahkan, semuanya harus dipelajari oleh umat manusia.
Pola kajian pendidikan islam di Indonesia
Kajian islam belum terorganisasi secara serius dan menyeluruh.
Pola kajian pendidikan islam jauh tertinggal dan jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan ilmu kalam. Misalnya kajian ini langka dan
dapat dikatakan bahwa pemikiran kepandidikan islam juga tidak
berkembang sesuai apa yang diharapkan. Seiring perubahan pemikiran
dan peradaban umat muslim kepada pendidikan islam semakin
banyak. Mereka mengharapkan system pendidikan islam mampu
membangun generasi muda ke arah masa depan yang lebih cerah.
1.Sosio-Historis
Pola pendidikan historis adalah pola yang pertama dan yang
paling awal dalam kajian kepaendidikan islam di Indonesia.
Kelebihan pokoknya terletak pada perkembangan historis dunia
kependidikan islam. Lebih dikhususkan lagi pada perubahan
system, lembaga, atau metodologi. Dapat diperoleh pula gambaran
tentang keberhasilan atau berkisar kegagalan suatu system,
lembaga dna metodologi yang pernah diterapkan.
Pada awalnya pola hitoris ini diembangkan oleh Mahmud Yunus
dengan karyanya. Sejarah pendidikan islam di Indonesia (cetakan
pertama, 1960) mengalami cetakan ketiga pada tahun 1992. Karya
Yunus kini sudah menjadi”klasik” ari segi metodenya buku ini
kurang memadai, namunmenjai referenai yang tidak bisa
ditinggalkandalam kajian sejarah kependidikan di Indonesia.
Studi Karel Steenbrink, pesantren, marasah dan sekolah (1974)
Steenbrink dalam kajiannya berhasil tidak hanya mengungkap
perkembangan historis lembaga pendidikan islam, khususnya
pesantren, tetapi dampak dari adanya madrasah dan sekolah bagi
pesantren.
Selain itu pula studi historis dilakukan pula oleh Elisabeth H.
Graves tentang transisi-transisi yang terjadi dalam dunia
pendidikan termasuk pendidikan islam disumatra barat. Pola
kajian historis perlu dikaji kembali agar kita dapat melihat secara
akurat, posisi an peranan dunia pendidikan islam dalam perjalanan
islam dikawasan ini.
2.Pemikiran dan Teori Pendidikan
Pada kajian ini menengok jauh kebelakang dari pola bagian
historis. Tetapi ia lebih kuat, hal ini terlihat dari lebih banyaknya
literature yang tersedia berkenaan dengan pemikiran dan teori
kependidikan, baik yang ditulis para ahli dalam negeri ataupun
iluar Negeri.
Para pengkaji pemikiran dan teori kependidikan di Indonesia
dewasa ini adalah Muzayyin Arifin dan Hasan Laggulung, sarjana
asal Padang, yang mengajar di Universitas Kebangsaan Kuala
Lumpur. Pada hakikatnya pola kajian ini berusaha
mengembangkan konsepsi pendidikan islam secara menyeluruh
dengan bertolak dari sejumlah pandangan dasar islammengenai
kependidikan dan mengkombinasikannya dengan pendidikan
modern.
Pemikiran dan teori kependidikan pada hakikatnya menyangkut
tema-tema yang luas. Mencakup pembahasan sejak dari hakikat
manusia sebagai makhluk didik sampai pada landasan filosofis
pendidikan islam.
3.Kajian Metodologis
Pola kajian metodologis berusaha mengambangkan hal-hal yang
berjenaan dengan praktek pendidikan islam banyak ditentukan
oleh metodologis yang baik lagi jelas.
Yang p[aling menonjol pada kajian ini adalah Ahmad Tafsir,
seperti dua karyanya : Metode Khusus Pendidikan Agama Islam
(1992) dan Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (1992) buku-
buku yang mengungkapkan hal-hal penting soal metodologi
termasuk pembuatan perencanaan pambelajaran, prinsip dan
metode mengajar dan belajar, prinsip evaluasi, model-model dasar
rencana pengajaran dll. Edang buku yang keua mengungkapkan
pembahasan yang lebih luas seperti : tujuan pendiikan islam,
Kurikulum Pendidikan Islam, guru dan Pendiikan Islam,
pendidikan Dalam Keluarga, an pendidikan Islam Alternatif,
seperti pesantren.

B. Islam dan Ilmu Pengetahuan


Dapat didefinisikan bahwa agama islam adalah agama wahyu yang
disampaikan malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai RasulNya
muila dimekah, kemuian dimadinah selama (dibulatkan) 23 tahun. Sebagai agama
wahyu, seperti telah isebut berulang-ulang. Komponen utama islam adalah aqidah,
syariah, dan akhlak yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits.
1.Kedudukan Akal dan Wahyu Dalam Islam
Jika kita bicara soal keudukan akal dan wahyu dalam islam, yang ilaksu
adalah tempat akal dan wahyu alam system agama islam dengan
mengetahui keudukan tersebut apat pula diketahui peranannya dalam
islam.
Akal berasal dari bahasa Arab al-Aql. Yang artinya pikiran atau intelektual
(daya atau proses pikiran yang lebih tinggi berkenaan engan ilmu
pengetahuan). Para ahli ilmu filsafat dan ahli ilmu kalam mengartikan akal
sebagai daya, untuk memperoleh pengetahuan, daya yang membuat
seseorang apat membedakan antara dirinya dengan orang lain.
Wahyu berasal dari bahasa Arab yang artinya suara dan kecepatan, wahyu
juga mengandung makna bisikan, asyaroh, tulisan dan kitab. Dari sekian
banyak arti itu, wahyu sering dikenal dengan apa yang disampaikan oleh
Allah kepada para NabiNya. Kata wahyu mengandung nilai penyampaian
sabda Allah kepada orang-orang pilihanNya agar iteruskan kepada umat
manusia untuk dijadikan sebagai pedoman hidup.
Dapat disimpulkan bahwa kedudukan akal dan wahyu dalam ajaran agama
islam, keduanya merupakan soko guru ajaran islam. Tapi harus ditegaskan
bahwa wahyulah yang menuuki peringkat pertama, baru kemudian kita
gunakan akal. Al-Quran dan Al-Hadits dapat member tuntunan, arah dan
bimbingan pada akal manusia. Akal manusia harus selalu diasah,
dimanfaatkan dan dikembangkan untuk memahami wahyu.
2.Klasifikasi dan Karakteristik Ilmu dalam Islam
1.Menurut Al Farabi, Klasifikasi dan Perincian Ilmu adalah sebagai
berikut :
a.Ilmu Bahasa
b.Ilmu Logika
c.Ilmu Matematis
d.Metafisika
e.Ilmu Politik
2.Dalam berbagai karyanya Al Ghazali Menyebut 4 klasifikasi ilmu,
yaitu sebagai berikut :
a.Ilmu teoritis dan ilmu praktis
b.Ilmu yang dihindarkan dari ilmu yang dicapai
c.Ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu intelektual
d.Ilmu fardu Ain dan Ilmu fardu kifayah
3.Qutubuddian Al Syirazi menyajikan klasifikasi ilmu yaitu :
a.Ilmu-ilmu filosofis (kefilsafatan) dibagi menjadi teoritis dan
praktis. Masing-masing masih bisa dipecah lagi menjadi beberapa
butir.
b.Ilmu-ilmu non filosofis. Teknologi adalah kemampuan teknik
berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang bersandarakan
proses-teknis. Dan dapat ikatakan bahwa teknoogi adalah ilmu
tentang cara mengetrapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi
kesejahteraan dan kenyamanan hidup manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Azyumardi Azra, M. A. Pendidikan Islam Terakreditasi dan Modernisasi
Menuju Milenium Baru. Logos, 2002.
Dr. Nur Ali Heri, MA, an Drs. H. Munzier S, MA. Watak Pendiikan Islam. Frika
Agung Insani. 2000.
Prof. Dr. Harun Nasution, M. A, Soiologi Pendidikan.
Prof. Dr. H. Muyazzin Arifin, M. Pd. Kapita Selekta Penidikan Islam

You might also like