Professional Documents
Culture Documents
TRANSAKSI DERIVATIF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, seiring dengan perkembangan jaman, jenis-
jenis kegiatan bisnis yang ada semakin bervariatif. Dengan
adanya hal tersebut, maka risiko yang tersembunyi di baliknya
pun makin bermacam-macam pula. Salah satu penyebab
adanya risiko di dalam pelaksanaan transaksi kegiatan bisnis
tersebut adalah adanya nilai fluktuatif yang dijadikan dasar dari
kegiatan tersebut, misalnya gejolak mata uang yang tidak
menentu.
Risiko yang mengintai inilah yang sedapat mungkin ingin
dihindari oleh para pelaku dari kegiatan bisnis tersebut. Karena
selain dunia bisnis sekarang ini lebih cenderung ke arah
kegiatan yang bersifat spekulatif, ada hal yang perlu dilindungi
demi meminimalkan kerugian yang akan diderita oleh para
pihak.
Pengalaman krisis ekonomi tiga tahun terakhir menjadi
bukti tak terbantah bahwa fluktuasi nilai mata uang menggigit
dan merontokkan kegiatan impor ekspor, bahkan juga sektor
produksi yang tidak banyak terkait dengan transaksi dengan
valuta asing.
Upaya untuk melindungi atau mengamankan risiko yang
mungkin akan timbul di dalam suatu transaksi biasa disebut
2
B. Identifikasi Masalah
- Sampai sejauh mana transaksi derivatif ini
diperbolehkan untuk diterapkan?
3
BAB II
TRANSAKSI DERIVATIF
1
R. Agus Sartono, Manfaat dan Resiko Transaksi Derivatif, dimuat dalam
www.bappebti.go.id
4
4
Ibid, halaman 348
7
5
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern (Tingkat Advance), Bandung: PT, Citra
Aditya Bakti, 2001, halaman 4-5.
8
6
Ibid, halaman 5.
10
B. Prudential Banking
Guncangan besar yang terjadi di dunia perbankan sejak
akhir tahun 1997 masih terasa hingga saat ini. Restrukturisasi
yang dicoba untuk dibangkitkan guna memulihkan kembali
fungsi bank sebagai lembaga intermediasi masih diliputi
suasana yang serba pincang. Mekanisme kebijakan yang sarat
diwarnai oleh proses tarik ulur, lemahnya penegakan hukum
serta rontoknya keterlibatan hukum, telah memberikan
sumbangan yang besar terhadap komplikasi persoalan di
lingkungan perbankan. Padahal, goyahnya lembaga perbankan
tak hanya disebabkan oleh memburuknya posisi devisa netto
dan meroketnya rekening administratif dalam valuta asing. Akan
tetapi, itu juga berkaitan dengan rontoknya likuiditas, rentabilitas
dan solvabilitas bank, seperti yang terlihat melalui besaran non
performing loan dan merosotnya return on assets. Akar dari
ukuran teknis perbankan itu ternyata bermuara pada dua
persoalan pokok. Yaitu lemahnya institusi pengawasan dan
pudarnya prinsip prudential banking.
Bahwa pada Pasal 2 UU No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan disebutkan:
7
Ibid, halaman 39.
11
4. Pengawasan internal
Kelancaran operasi bank adalah kepentingan paling utama
dari direksi (top manajemen) melalui pengawasan, para
manajer dapat menentukan tercapai tidaknya harapan
13
BAB III
ANALISA KASUS
8
Hasanuddin Rahman, Legal Drafting, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000,
halaman 11-12
20
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Hasanuddin Rahman, Legal Drafting, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti, 2000.
Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).
Diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio. cet.
23. Jakarta: Pradnya Paramita, 1990.
Majalah Hukum:
P.D.D. Dermawan, “Transaksi Swap dan Derivatif Bentuk
Perjanjian dan Keabsahannya.” yang dimuat dalam Varia
Peradilan (Agustus 1999), Jakarta: IKAHI
Internet
“Produk Derivatif Pemanis Bursa,”
(http://www.suaramerdeka.com/harian/0206/17/eko2.htm)
, 17 Juni 2002