You are on page 1of 43

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

PERCOBAAN I

PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan praktikum ini adalah diharapkan praktikan dapat


membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan, dan
menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap
jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung
sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut)
adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan


konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam
sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-
satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm
serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:

1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan.


Berapa volum atau massa larutan yang akan dibuat.

2. M1 . V1 = M2 . V2

Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang


diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat
terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi
persamaan :

M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan

V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan

M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan

V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan

3. Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi


tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang
lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-
kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada
pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan
aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak
mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di
dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999).
III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas piala, gelas
ukur, pipet tetes, pipet ukur, pipet gondok, labu takar dan buret.

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl pekat,


larutan NaOH 0,1 M, pellet NaOH, larutan HCl 0,1 M, indikator metil merah,
indikator fenoftalein, indikator metil orange dan akuades.

IV. PROSEDUR KERJA

A. Pembuatan dan Pengenceran Larutan Asam Klorida

1. Menimbang gelas ukur kosong dan kemudian mencatat beratnya.


2. Mengambil 4,15 mL larutan asam klorida pekat dengan menggunakan
gelas ukur yang telah ditimbang dan pipet tetes. Melakukan dalam lemari
asam.
3. Menimbang labu takar 100 mL yang kosong, catat beratnya. Mengisi labu
takar tersebut dengan sekitar 20-25 mL akuades.
4. Memasukkan asam klorida pekat yang telah diambil kedalam labu takar.
5. Menambahkan akuades kedalam labu takar hingga tanda batas (meniskus
bawah). Menutup labu takar dan lakukan pengocokan hingga larutan
homogen. Menimbang berat labu takar yang telah berisi larutan. Dalam
tahap ini disebut sebagai larutan A.
6. Menggunakan pipet gondo atau pipet ukur, pindahkan 20mL larutan asam
klorida yang telah dibuat ( larutan A) kedalam labu takar 100mL yang
baru.
7. Menambahkan akuades kedalam labu takar tersebut hingga tanda batas.
Larutan HCL yang telah di encerkan di sebut larutan B.

B. Penentuan konsentrasi larutan asam klorida

a.Titrasi Dengan Indikator Metil Merah

1. Membilas buret dengan akuades, kemudian bilas kembali dengan larutan


NaOH yang akan di gunakan.
2. Mengisi buret dengan larutan Natrium Hidroksida.
3. Mencatat volume awal larutan natrium hidroksida dalam buret dengan
membaca skala pada meniskus bawah larutan.
4. Memindahkan 10Ml larutan asam klorida encer (larutan B) kedalam
erlenmayer dengan menggunakan pipet gondok atau pipet ukur
5. Menambahkan indikator metil merah kedalam larutan tersebut
6. Mentitrasi larutan kedalam erlenmeyer dengan larutan natrium hidroksida
didalam buret hingga terjadi perubahan warna
7. Menghentikan titrasi begitu terjadi perubahan warna yang konstan
8. Membaca volume akhir natrium hidroksida yang tersisa didalam buret.
Menghitung volume natium hidroksida yang perlu untuk tirasi dari sistem
volume awal dan volume akhir natrium hidroksida dalam buret.
9. Melakukan titrasi sebanyak 2 kali.

C. Pembuatan Larutan Natrium Hidroksida

1. Menimbang secara teliti 0,4 gram butiran natrium hidroksida menggunakan


kaca arloji dan neraca analitik.
2. Memindahkan natium hidroksida dari gelas arloji kedalam gelas beker yang
telah berisi 20-25 mL akuades hangat.
3. Mengaduk dengan pengaduk kaca hingga seluruh natrium hidroksida larut
sempurna.
4. Memindahkan larutan dari dalam gelas beker kedalam labu takar 50 mL.
5. Menambahkan akuades hingga tanda batas pada labu takar. Menutup labu
takar dengan kemudian kocok hingga homogen. Larutan ini disebut larutan C.
6. Memindahkan 25 mL larutan C kedalam labu takar 100 mL yang baru.
7. Menambahkan akuades hingga tanda batas. Kocok hingga homogen.

D. Penentuan Konsentrasi Larutan Natrium Hidroksida Melalui Titrasi

a. Titrasi NaOH dengan Larutan HCl sebagai Titran.

1. Membilas buret dengan akuades, kemudian bilas dengan larutan HCl 0,1 M.
2. Mengisi buret dengan larutan HCl 0,1 M.
3. Mencatat volume awal larutan HCl 0,1M.
4. Memundahkan 10 mL larutan NaOH encer (larutan D) kedalam erlenmeyer.
5. Menambah 2-3 tetes indikator metil merah.
6. Mentitrasi larutan dengan erlenmeyer dengan Larutan HCl 0,1 M didalam
buret.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Perhitungan

1. Hasil
a. Pembuatan dan Pengenceran Larutan HCl

No.

Percobaan

Pengamatan

1.

Ditimbang Berat gelas ukur kosong

m = 29,90 gr

2.

Diukur volume HCl pekat


4,15 mL

3.

Diisi dengan akuades 20-25 mL

4.

Dimasukkan HCl ke dalam labu takar

5.

Ditambahkan akuades ke dalam labu

takar hingga tanda batas


6.

Ditutup labu takar dan mengocok

larutan hingga homogen

7.

Ditimbang berat labu takar berisi larutan

m = 168,35 gr

8.

Diukur volume larutan A


V = 100 mL

9.

Dipindahkan larutan A ke dalam labu

takar 100 mL yang baru

m = 99,45 gr

10.

Ditambahkan akuades ke dalam labu

takar hingga tanda batas


b. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl melalui Titrasi

- Titrasi dengan Indikator Metil Merah

No.

Percobaan

Pengamatan

1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

8.

9.

Dibilas buret dengan aquades

Dibilas kembali dengan larutan

NaOH yang akan digunakan.

Diisi buret dengan larutan NaOH

Dipindahkan larutan B ke dalam

erlenmeyer dengan
menggunakan pipet gondok

Ditambahkan indikator metil

merah ke dalam larutan tersebut

Diamati perubahan warna

Volume NaOH yang terpakai

untuk titrasi I

Volume NaOH yang terpakai

untuk titrasi II

Dihitung volume rata-rata

Berwarna bening

10 mL
2-3 tetes

Merah muda-

Kuning

V NaOH = 12 mL

V NaOH = 11 mL

Vrata-rata = 11,5 mL

- Titrasi dengan Indikator Fenoftalein

No.

Percobaan

Pengamatan
1.

Dibilas buret dengan akuades

2.

Dibilas kembali dengan larutan

NaOH yang akan digunakan.

3.

Diiisi Buret dengan larutan NaOH

Berwarna bening
4.

Dipindahkan larutan B ke dalam

erlenmeyer dengan menggunakan

pipet gondok

10 mL

5.

Ditambahkan indikator fenoftalein

ke dalam larutan tersebut

2-3 tetes
6.

Diamati perubahan warna

Kuning – merah

muda

7.

Volume NaOH yang terpakai

untuk titrasi I

V NaOH = 12 mL

8.
Diulangi langkah 1-8

Kuning – merah

muda

9.

Volume NaOH yang terpakai

untuk titrasi II

V NaOH = 11 mL

10.
Dihitung volume rata-rata

Vrata-rata = 11,5

mL

c. Pembuatan Larutan NaOH

No.

Percobaan

Pengamatan

1.

Ditimbang butiran NaOH dengan


kaca arloji atau neraca analitik

m = 0,4 gr

2.

Dipindahkan NaOH ke dalam gelas beker yang berisi aquades

Vakuades = 20 mL

3.

Diaduk dengan pengaduk kaca hingga seluruh NaOH larut sempurna

4.
Dipindahkan larutan dari gelas beker ke dalam labu takar 50 mL

5.

Ditambahkan akuades hingga tanda batas

6.

Ditutup labu takar, kemudian dikocok hingga homogen

7.

8.

Dipindahkan larutan A ke dalam


labu takar 100 mL yang baru

Ditambahkan aquades ke dalam

labu takar hingga tanda batas

d. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH melalui Titrasi

- Titrasi NaOH dengan Larutan HCl sebagai Titran

No.

Percobaan

Pengamatan

1.
Dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan HCl yang
akan digunakan.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.
Diisi buret dengan HCl

Dipindahkan larutan D ke dalam

erlenmeyer dengan

menggunakan pipet gondok atau

pipet ukur.

Ditambahkan indikator metil

merah ke dalam larutan tersebut.

Diamati warna setelah ditetesi

metil merah

Dihentikan titrasi begitu terjadi

perubahan warna yang konstan


Dibaca volume akhir asam

klorida yang tersisa dalam buret.

Dihitung volume asam klorida

yang diperlukan untuk titrasi

dari selisih volume awal dan

volume

akhir asam klorida dalam buret.

Diulangi langkah 1-9

Dihitung volume rata-rata yang

terpakai untuk menitrasi


10 mL larutan D

berwarna bening

2-3 tetes

Berwarna kuning

Perubahan warna:

Kuning-merah

muda

Vtitrasi = 2 mL

Perubahan warna:

Kuning-merah

muda
Vtitrasi = 2 mL

Vrata-rata = 2 mL

- Titrasi Larutan HCl 0,1 M dengan Larutan NaOH sebagai Titran

No.

Percobaan

Pengamatan

1.

2.

3.

4.
5.

6.

7.

8.

9.

Dibilas buret dengan akuades,

kemudian dibilas kembali dengan

larutan D yang akan digunakan.

Diisi buret dengan Larutan D

Dicatat volume awal larutan D


dalam buret

Ditambahkan indikator metil

merah ke dalam larutan tersebut

Diamati warna setelah ditetesi

metil merah

Dihentikan titrasi begitu terjadi

perubahan warna yang konstan

Dibaca volume akhir NaOH encer

yang tersisa dalam buret. Dihitung

volume Larutan D yang

diperlukan untuk titrasi dari selisih


volume awal dan volume akhir

asam klorida dalam buret

Diulangi langkah 1-9

Dihitung volume rata-rata yang

terpakai untuk menitrasi

2-3 tetes

Berwarna merah

muda

Perubahan warna:

kuning – merah

muda
Vtitrasi = 1,6 mL

Perubahan warna:

Merah muda –

kuning

Vtitrasi = 4,1 mL

Vrata-rata = 2,85

mL

2. Perhitungan

I. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl Pekat

Diketahui :

Massa jenis HCl = 1,19 kg/L


= 1190 gram/L

Persen berat HCl = 37 % (b/b)

Massa 1 L larutan pekat HCl = 1190 gram/L x 1 L = 1190 gram

Massa HCl dalam 1 L larutan pekat = 37 % x 1190

= 440,3 gram

Mr HCl pekat = 36,5 gram/mol

[HCl] pekat = 440,3 gram/36, 5 mol-1

1L

= 12,06 M

II. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl Encer(Larutan A dan Larutan B)

1. Melalui Perhitungan Pengenceran


a. Konsentrasi Larutan A

Diketahui :

Volume HCl pekat = 4,15 mL

MHCl = 12,06 M

VA = 100 mL

Ditanya :

MolaritasA = …..

Jawab :

MA . VA = MHCl . VHCl

MA . 100 = 12,06 . 4,15

MA = 0,5 M
b. Konsentrasi Larutan B

Diketahui :

MA = 0,5 M

VA = 20 mL

VB = 100 mL

Ditanya :

MB = …..

Jawab :

MA . VA = MB . VB

(0,5 . 20) = MB . 100

10 = MB . 100
MB = 0,1 M

2. Melalui Titrasi

a. Dengan indikator metil merah

Diketahui :

MNaOH = 0,1 M

VHCl = 10 mL

VNaOH = 11,5 mL

Ditanya :

NHCl = …..

Jawab :

NHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH


X .10 mL = 0,1 . 11,5

10X = 1,15

X = 0,115M

b. Dengan indikator fenophtalein

Diketahui :

MNaOH = 0,1 M

VHCl = 10 mL

VNaOH = 11,5 mL

Ditanya :

NHCl = …..

Jawab :
NHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH

X . 10 mL = 0,1 . 11,5

10X = 1,15

X = 0,115 M

III. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH

1. Melalui Perhitungan Pengenceran

a. Konsentrasi Larutan C

Diketahui :

massa NaOH = 0.4 gram

Volume NaOH = 50 mL = 0,05 L

Mr NaOH = 40 gr/mol
Ditanya :

M NaOH = ….

Jawab :

n=

= 0,01 mol

MNaOH =

= 0,2 M

b. Konsentrasi Larutan D

Diketahui :
MC = 0,2 M

VC = 25 mL

VD = 100 mL

Ditanya :

MD = …..

Jawab :

MC . VC = MD . VD

0,2. 25 = MD . 100

5 = 100 MD

MD = M

2. Melalui Titrasi dengan metil merah


a. Titrasi NaOH oleh HCl

Diketahui :

Konsentrasi NaOH = NNaOH

VNaOH = 10 mL

VHCl = 2 mL

MHCl = 0,1 M

NHCl = 0,1 N

Ditanya :

MNaOH = …..

Jawab :

NHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH


0,1 . 2 = MNaOH . 10

0,2 = 10 . MNaOH

= 0,02 M

b. Titrasi HCl oleh NaOH

Diketahui :

Konsentrasi NaOH = NNaOH

VNaOH = 2,85 mL

VHCl = 10 mL

MHCl = 0,1 M

NHCl = 0,1 N

Ditanya :
MNaOH = …..

Jawab :

NHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH

0,1 . 10 = X . 2,85

1 = 2,85X

X = 0,35 M

B. Pembahasan

1. Pembuatan Larutan NaOH

Pada proses pembuatan larutan NaOH, dengan menembakan akuades ke dalam labu
takar sampai pada titik tera, dan kemudian mengocoknya sampai homogen, maka
terjadi reaksi ditandai dengan larutan menjadi panas, terjadi reaksi eksotermal, dan
ketika diencerkan larutan menjadi bening. Reaksi kimia yang terjadi:

NaOH(s) + H2O HCl encer


2. Titrasi NaOH dengan HCl sebagai titran

Pada titrasi HCl terhadap NaOH, terlihat adanya perubahan warna ketika HCl ditetesi
metil merah. Penggunaan indikator metil merah pada titrasi basa lemah dan amonium
hidroksida karena memiliki pH 4,2 – 6,2. Perubahan warna menjadi kuning,
kemudian berubah menjadi merah muda saat larutan HCl dan metil merah ditetesi
NaOH. Untuk molaritas pengenceran didapatkan sebesar 0,02M. Reaksi kimia yang
terjadi, yaitu

HCl + NaOH NaCl + H2O

3. Titrasi HCL dengan NaOH sebagai titran

Indikator fenoftalein memiliki pH antara 8 – 9,6 karena fenoftalein termasuk asam


lemah dalam keadaan terionisasi. Perubahan warna yang terjadi adalah menjadi
kuning, kemudian terjadi perubahan warna lagi setelah larutan NaOH dan HCl
ditetesi fenoftalein dari buret dan warnanya menjadi merah muda. Molaritas yang
dihasilkan adalah 0,03M. Reaksi yang terjadi, yaitu

NaOH + HCl NaCl + H2O

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

1. Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan
dikenal sebagai standarisasi.
2. Indikator yang digunakan dalam percobaan titrasi menentukan warna yang akan
dihasilkan. Dengan menggunakan indikator yang sesuai maka akan dapat terbaca sifat
larutan tersebut.

3. Hasil perhitungan didapatkan konsentrasi titrasi asam terhadap basa sebesar 0,02
M, titrasi basa terhadap asam sebesar 0,35 M

DAFTAR PUSTAKA

Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat.


Banjarbaru.

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta.

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta.

You might also like