You are on page 1of 33

Potensi

SumBer Daya
Alam Riau
Dan
Kepulauan
Riau

[Septiadhi Wirawan]
[Sumber Daya Alam Anorganik]
[07/250925/TK/32472]
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN: RIAU DAN KEPULAUAN RIAU, POTENSI KAMPUNG ANAK MELAYU

PENDAHULUAN
RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
ANALISA POTENSI ALAM RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

GELIAT INDUSTRI DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

SECTION 2.1
SECTION 2.2
SECTION 2.3

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PEMANFAATAN POTENSI SUMBERDAYA


ALAM ANORGANIK DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

SECTION 3.1
SECTION 3.2
SECTION 3.3

1
BAB I. PENDAHULUAN: RIAU DAN KEPULAUAN RIAU, POTENSI KAMPUNG
ANAK MELAYU

Gurindam-V
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.

PENDAHULUAN

I
ndonesia sebuah negeri yang sangat besar tercatat tak kurang dari 16.000 pulau
berada dalam kesatuan negara Republik Indonesia ini. Dan tak salah lagi,
kepulauan ini sudah dikenal semenjak ratusan tahun yang lalu. Tercatat sudah
semenjak abad ke 13 perdagangan dengan pedagang dari arab sudah dilakukan di
semenanjung malaka. Banyak pedagang pedagang lain pula seperti dari china dan
India. Dan semenjak abad ke 16, pedagang pedagang eropa masuk dan mulai
memonopilo perdagangan rempah di Indonesia. Sampai akhirnya belanda secara
serius menjajah nusantara ini dan membuat koloni dan menggali kekayaan alam
Indonesia untuk dikirimkan ke negeri asalnya negeri kincir angin.
Abstraks tersebut merupakan sebuah gambaran, keadaan Indonesia sebuah
negeri yang menyimpan kekayaan alam yang sangat melimpah. Sebuah anugerah yang
terletak di posisi strategis ini sudah dari dahulu menjadi incaran banyak sekali pihak
pihak. Namun hal yang masih sangat disayangkan
adalah kekayaan ini, sebuah potensi yang
Jumlah penduduk miskin
tersembunyi di alam nusantara masih belum mampu (penduduk yang berada
dibawah Garis Kemiskinan) di
sepenuhnya teroptimalkan untuk dikembangkan Indonesia pada bulan Maret
2007 sebesar 37,17 juta (16,58
menjadi asset Negara yang mampu mengantarkan persen).

rakyatnya menuju kesejahteraan nasional. Kejadian


http://dds.bps.go.id
nyata yang terjadi saat ini adalah beberapa
pertambangan emas, sumur minyak, dan beberapa
situs penggalian kekayaan mineral masih dikuasai pihak asing. Bahkan tersebut pada

2
sebuah buku yang ditulis oleh mantan ketua MPR Amien Rais, pembagian profit di
beberapa Oil dan Gas Plant di Indonesia jelas jelas tidak menguntungkan pihak
Indonesia. Sungguh sangat disayangkan keadaan ini menyebabkan kita menjadi seperti
tidak berdaulat di negeri sendiri dimana, kekayaan alam kita yang melimpah justru
dikuasai oleh pihak asing. Namun anggapan ultra nasionalisme yang terlalu menutup
mata atas modal asing, dimana konsep berdiri di atas kaki sendiri di tranlasikan terlalu
sederhana juga tidak benar. Kondisi bangsa ini belum mampu memang untuk
mengembangkan semua potensi yang ada dalam dirinya. Bayangkan untuk kegiatan
ekspllorasi saja dalam usaha pencarian sumber minyak baru sudah menghabiskan
biaya yang sangat tinggi. Belum lagi teknologi terbaru dalam semua kegiatan
pengembangan sumberdaya alam kita masih dibilang sedikit tertinggal.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis berkenan untuk memaparkan
potensi kekayaan alam yang tersimpan dalam bumi Indonesia dan dalam kesempatan
ini akan dispesialisasikan kepada dua provinsi yang berada di pulau sumatera, Riau
yang kini telah pecah menjadi dua provinsi yaitu Riau, dan Kepulauan Riau. Kedua
provinsi ini merupakan dua provinsi yang berada pada gerbang perdagangan dunia,
berbatasan dengan Malaysia dan Singapur, Potensi yang dimiliki juga tidak tanggung
dan telah dikenal sejak jaman colonial. Riau telah menjadi Daerah penghasil Minyak
Bumi yang ternama semenjak Tahun
30an, semenjak Caltex berdiri dan
Lambang Caltex sebelum tahun
mengembangkan Perminyakan di
wilayah itu. Tujuan dari penulisan
makalah yang merupakan tugas
pada mata kuliah sumber daya alam
anorganik, adalah untuk
1947
memaparkan potensi yang ada pada kedua provinsi yaitu provinsi riau dan kepulauan
riau agar dapat diketemukan semua potensi yang ada pada kedua provinsi tersebut
baik yang sudah dikembangkan maupun yang belum dikembangkan agar kedepannya
mahasiswa sebagai agent of change memiliki kepercayaan diri, kebanggan pada

3
negerinya yang kaya dan mempunyai wawasan teknologi dalam pengembangan
sumber daya alam yang ada di wilayahnya dalam hal ini khususnya pengembangan
sumber daya alam anorganik. Lingkup pembahasan pada makalah ini adalah
penganalisaan sumber sumber daya alam yang ada di wilayah riau dan riau kepulauan,
pengidentifikasian industry yang ada di wilayah tersebut berdasarkan peta industry
dan teknologi tekologi yang dapat dikembangkan dalam rangka mengembangkan
potensi sumberdaya alam tersebut.

RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

Sekilas mengenai Riau dan kepulauan Riau. Riau disebutkan sebagai pusat kebudayaan
melayu di dunia. Dilihat dari sejarahnya, Riau dahulu merupakan bagian dari
Kesultanan Johor-Riau yang merupakan pecahan dari Kesultanan malaka yang pada
saat itu digempur oleh belanda, karena belanda sangat
menginginkan untuk menguasai Bandar malaka.
Kesultanan Johor-Riau mencapai kejayaan saat
dipimpin sultan Ali Haji seorang sultan keturunan
bugis melayu, dimana saat kepemimpinannya,
dibangun Bandar dagang baru yang juga menjadi
pusat pemerintahan kesultanan saat itu yaitu tanjung
pinang. Pada masa itu, Tanjung pinang berkembang menjadi Bandar dagang
internasional menggantikan Bandar malaka yang saat itu dikuasai oleh Belanda.
Tanjung pinang pun berkembang menjadi pusat kebudayaan melayu dimana
kesusasteraan melayu merupakan hal yang sangat diminati, posisi bahasa melayu pun
menjadi setara dengan bahasa bahasa dunia saat itu lainnya seperti bahasa china,
arab dan inggris.

Tercatat sebuah perang yang terjadi antara kesultanan Johor – Riau dengan
Belanda yang akhirnya dimenangkan oleh belanda yang akhirnya menguasai tanjung
pinang dan menetapkannya menjadi pusat armada militernya. Titik puncak

4
kemunduran kesultanan Riau adalah saat Kesultanan Johor – Riau yang melingkupi
Wilayah Johor-Riau-Lingga-Pahang, dipecah belah oleh belanda dan inggris dengan
ditanda tanganinya Traktat London pada tahun 1824. Sehingga Johor yang saat itu
dipengaruhi inggris ditetapkan menjadi wilayah Britania (inggris) sedangkan Riau –
Lingga yang dipengaruhi Belanda menjadi wilayah belanda.

Pada masa masa awal kemerdekaa, Riau tergabung dengan jambi dan
sumatera barat yang disebut dengan sumatera tengah, namun Pada tahun 1958
ditetapkan oleh pemerintah untuk memekarkan wilayah sumatera tengah yang saat
itu sedang dilanda pemberontakan PRRI. Pada awalnya Provinsi Riau yang dibentuk
beribukota di Tanjung pinang, namun setelah masa masa pemberontakan telah usai,
maka ibukota pun dipindahkan ke Pekanbaru.

Pada masa kini, Riau berkembang


menjadi sebuah propinsi besar yang
perkembanganya terbilang cukup
pesat. Sampai sampai pada tahun
2002 daerah bintan lingga dan riau
kepulauan lainnya sampai daerah

Kilang Minyak di Provinsi Riau


natuna terlepas dari riau daratan,
berdiri sendiri menjadi provinsi
bernama Riau Kepulauan. Dan
sampai saat ini perkembangan
Kepulauan Riau (Kepri) sungguh
sangat pesat walaupun masih terhitung sangat muda. Keberadaan letak posisinya yang
sangat berdekatan dengan Malaysia dan Singapore menjadi nilai lebih tersendiri.
Namun ini bukan hanya karena factor Investasi namun juga keberuntungan dari
letaknya yang berada di pintu perdagangan dunia sehingga menyebabkan potensi
perdagangan tak terbayangkan dari wilayah Kepri. Sebagaimana selama ini orang
terbiasa mengetahui pesatnya perkembangan di wilayah Batam.

5
Namun tidak karena lepasnya Kepri, Riau daratan menjadikan pengembangan
wilayah riau daratan menjadi tersendat. Setelah sistem otonomi daerah
diimplementasikan, pengembangan wilayah
riau mendapat tantangan baru. Riau kini
menjadi lebih fokus dalam mengembangkan
potensi yang tertanam dalam perut bumi
baik minyak dan gas maupun mineral batu
bara lainnya juga berbagai potensi yang
terdapat di atas permukaan tanahnya seperti
sector kehutanan, perkebunan dan lain lain. Kota Batam sebagai Pusat
perekonomian Kepulauan Riau

Pada akhirnya didapat kesimpulan


bahwa Riau dan Kepulauan riau merupakan
dua wilayah yang memang tak bias dipisahkan, keberadaannya saling menunjang satu
sama lain, antara lain juga dalam mewujudkan kawasan ekonomi Riau, Malaysia,
Singapura. Potensi potensi yang ada di dua wilayah ini merupakan potensi yang
diperebutkan oleh banyak pihak sejak jaman dahulu. Dan sudah menjadi tugas
mahasiswa pada masa kini untuk terus mempertahankan budaya dan memperluas
pengetahuan untuk dapat mengembangakan sendiri apa yang ada di tanah melayu
tersebut.

ANALISA POTENSI SUMBER DAYA ALAM RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

KEPULAUAN RIAU

KONDISI GEOGRAFIS

Secara geografis Provinsi Kepulauan Riau berbatasan


dengan negara tetangga yaitu Singapura, Malaysia,
dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251,810,71
km dengan 96 persennya adalah perairan dengan

6
1350 pulau besar dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibukota Provinsi
Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu
lintas transportasi laut dan udara yang strategis dan terpadat pada tingkat
internasional, serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar. (Wikipedia)

DAFTAR KABUPATEN DAN KOTAMADYA

No Kabupaten/Kota Ibu kota


.

1 Kabupaten Bintan Bandar Seri Bentan

2 Kabupaten Karimun Tanjung Balai Karimun

3 Kabupaten Kepulauan Anambas Tarempa

4 Kabupaten Lingga Daik, Lingga

5 Kabupaten Natuna Ranai, Bunguran Timur

6 Kota Batam -

7 Kota Tanjung Pinang -

Dari http://id.Wikipedia.org

7
PETA KEPULAUAN RIAU

KLASIFIKASI POTENSI

8
UDARA

KANDUNGAN GAS DALAM UDARA

No Nama gas mulia Simbol Fraksi Mol Persentase volume

1 Nitrogen N2 0.78084 78.08

2 Oxygen O2 0.209476 20.95

3 Argon Ar 0.00934 0.93

4 Carbon Dioxide CO2 0.000314 0.038

5 Neon Ne 0.00001818 0.0018

6 Methane CH4 0.000002 -

7 Helium He 0.00000524 0.0005

8 Krypton Kr 0.00000114 0.0001

9 Hydrogen H2 0.0000005 0.00005

10 Xenon Xe 0.000000087 8.7x10^-6

Dari: http://en.wikipedia.org

CRC Handbook of Chemistry and Physics, 1997 Edition

AIR (DARAT DAN LAUT)

9
POTENSI SUMBERDAYA HAYATI

No Jenis Sumberdaya Luas Wilayah Sebaran


(Ha) Ekosistem

1 Terumbu Karang 50.718,3 Kota Batam, Kabupaten


Bintan, Kabupaten Natuna
dan Kabupaten Lingga

2 Hutan 57.849,2 Se- Provinsi Kepulauan


Bakau(Mangrove) Riau

3 Padang Lamun 11.489,6 Se- Provinsi Kepulauan


Riau

4 Rumput Laut 37.634,8 Kabupaten Kepulauan Riau

Dari: http://kepriprov.go.id/

POTENSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PERAIRAN

No Jenis Bahan Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan

Galian

1 Minyak Bumi Natuna 298,81 MMBO

2 Gas Alam Natuna 55,3 TSCF


Dari: http://kepriprov.go.id/

10
PERMUKAAN TANAH

POTENSI BAHAN GALIAN

No Jenis Bahan Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan


Galian

1 Pasir Besi Lingga -

Natuna -

2 Pasir Darat Karimun 16.800.000 m3

Lingga -

Bintan -

3 Pasir Laut Karimun - 7.164.348.267 ton

Bintan

4 Granit Karimun 4.204.840 ton

Bintan -

Natuna 19.662.288.605 m3

Lingga -

5 Granulit Natuna 1.148.000.000 m³.

6 Feldspar Lingga -
Dari: http://kepriprov.go.id/

BAWAH TANAH KEDALAMAN < 200 M

POTENSI BAHAN GALIAN

N Jenis Bahan Galian Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan

11
o

1 Timah Karimun 11.360.500 m3

Lingga -

2 Bauksit Bintan -

Karimun 3.832.500 m3

Lingga -

T. Pinang 1.150.000 m3

3 Zircon Lingga -

4 Antimon Natuna -

5 Diorit Natuna 882.000.000

Lingga -

6 Andesit Natuna -

Karimun 20.000.000 m3

7 Rijang Natuna 78.013.300.931 m3

8 Kaolin Lingga -

9 Batu setengah Lingga -


permata

10 Hornfels Natuna 43.240.000 m3

11 Batuan Ultrafamic Natuna 36.555.921.955 m

Dari: http://kepriprov.go.id/   

BAWAH TANAH KEDALAMAN > 200 M

POTENSI MINYAK DAN GAS BUMI

12
No Jenis Bahan Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan

Galian

1 Minyak Bumi Natuna 298,81 MMBO

2 Gas Alam Natuna 55,3 TSCF


Dari: http://kepriprov.go.id/

13
RIAU (DARATAN)

KONDISI GEOGRAFIS

Berdasarkan data dari Kanwil Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Riau, Provinsi Riau memiliki luas area sebesar 8
915 015,09 Hektar. Keberadaannya membentang dari
lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka,
terletak antara 01o05'00’’ Lintang Selatan sampai
02o25'00’’ Lintang Utara atau antara 100 o00'00’’ Bujur
Timur-105o05'00’’ Bujur Timur.

Di daerah daratan terdapat 15 sungai, di antaranya ada 4 sungai yang mempunyai arti
penting sebagai prasarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 km) dengan
kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400 km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar
(400 km) dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 km) dengan
kedalaman 6-8 m. Ke 4 sungai yang membelah dari pegunungan dataran tinggi Bukit
Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang surut
laut.

Batas-batas daerah Riau adalah:

o Sebelah Utara:
Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara
o Sebelah Selatan:
Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat
o Sebelah Timur:
Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka
o Sebelah Barat:
Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara

14
(Wikipedia)

DAFTAR KABUPATEN DAN KOTAMADYA

No Kabupaten/Kota Ibu kota


.

1 Kabupaten Bengkalis Bengkalis

2 Kabupaten Indragiri Hilir Tembilahan

3 Kabupaten Indragiri Hulu Rengat

4 Kabupaten Kampar Bangkinang

5 Kabupaten Kuantan Singingi Teluk Kuantan

6 Kabupaten Pelalawan Pangkalan Kerinci

7 Kabupaten Rokan Hilir Ujung Tanjung (de juree), Bagan Siapi-api (de


facto)

8 Kabupaten Rokan Hulu Pasir Pengaraian

9 Kabupaten Siak Siak Sri Indrapura

10 Kabupaten Kepulauan Selatpanjang


Meranti

11 Kota Pekanbaru -

12 Kota Dumai -

15
Dari http://id.Wikipedia.org

16
PETA KEPULAUAN RIAU

KLASIFIKASI POTENSI

17
UDARA

KANDUNGAN GAS DALAM UDARA

No Nama gas mulia Simbol Fraksi Mol Persentase volume

1 Nitrogen N2 0.78084 78.08

2 Oxygen O2 0.209476 20.95

3 Argon Ar 0.00934 0.93

4 Carbon Dioxide CO2 0.000314 0.038

5 Neon Ne 0.00001818 0.0018

6 Methane CH4 0.000002 -

7 Helium He 0.00000524 0.0005

8 Krypton Kr 0.00000114 0.0001

9 Hydrogen H2 0.0000005 0.00005

10 Xenon Xe 0.000000087 8.7x10^-6

Dari: http://en.wikipedia.org

CRC Handbook of Chemistry and Physics, 1997 Edition

AIR (DARAT DAN LAUT)

18
POTENSI SUMBERDAYA HAYATI

Potensi sumber daya yang terdapat di perairan terutama dikembangkan di daerah


perikanan air tawar yaitu

1. Budidaya ikan di tambak


Budidaya ini terutama berkembang di daerah Indragiri Hilir, Siak dan Bengkalis
2. Budidaya ikan air tawar di Kolam
Budidaya ini berkembang di daerah Palalawan dan siak

Selain itu pula terdapat kegiatan bernelayan untuk mengekslorasi kekayaan hayati di
daerah laut Provinsi riau, yaitu antara lain di seluruh pesisir provinsi riau terutama di
daerah bengkalis

PERMUKAAN TANAH

POTENSI BAHAN MINERAL

Potensi mineral yang terdapat atas permukaan tanah di Provinsi Riau antara lain:

1. Pasir Kuarsa
2. Pasir Laut

POTENSI PERKEBUNAN

Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian


baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan perkebunan di
Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari
semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-rata pertahun,
dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan tanaman lainnya.

Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi  Tahun 2006

19
No. KABUPATEN/ KOTA LUAS AREAL  (Ha)
KLP. SAWIT KELAPA KARET KOPI
1. Kuantan Singingi 60.547,70 2.274,95 157.070,12 389,40

2. Indragiri Hulu 55.667,00 2.024,15 72.894,15 1.276,40

3. Indragiri Hilir 37.547,00 379.509,00 3.225,00 4.234,00

4. Pelalawan 54.392,00 26.316,00 22.436,50 830,00

5. Siak 93.115,18 3.395,80 18.124,95 801,56

6. Kampar 139.195,00 2.892,00 81.691,00 379,00

7. Rokan Hulu 105.998,00 760,23 46.087,00 634,57

8. Bengkalis 99.575,00 50.407,00 50.779,00 1.217,50

9. Rokan Hilir 80.399,00 5.944,00 36.678,00 1.054

10. Pekanbaru 0 0 0 0

11. Dumai 21.933,00 2.033,00 1.736,00 0


  RAKYAT 748.368,88 475.556,13 490.721,72 10.816,43
  PBN 72.011,00 - 10.901,00 -
  PBS 709.770,51 - 12.847,00 -
   J U M L A H  1.530.150,39  475.556,13 514.469,72 10.816,43

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Riau – 2006

POTENSI KEHUTANAN

Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mengcakup semua upaya  memanfaatkan


dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain
serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga kehidupan dan pelestarian
keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam
realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang,
fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu.

Luas Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan di Kabupaten/Kota

20
No KABUPATEN/     HL HSAW HPT HPTb HB
. KOTA
1. Kuantan Singingi 49.040,66 48.817,23 0 127.145,33 0
2. Indragiri Hulu 21.315,58 147.304,9 54.506,18 161.698,97 0
3. Indragiri Hilir 34.973,05 9 217.634,62 54.731,34 63.534,01
4. Pelalawan 0 24.761,92 424.456,69 297.018,16 444,78
5. Siak 0 33.976,47 188.187,69 215.229,48 6.830,56
6. Kampar 41.697,04 72.314,30 34.392,45 304.072,31 0
7. Rokan Hulu 67.574,05 102.097,3 51.592,17 134.771,75 0
8. Bengkalis 1.995,80 3 212.767,32 347.591,18 47.600,02
9. Rokan Hilir 12.197,64 0 138.739,08 276.385,08 8.441,46
10. Pekanbaru 0 94.184,28 0 15.024 0
11. Dumai 0 559,60 145.840,58 644,86 11.582,79
749
4.721,60
  TOTAL 228.793,8 529.487,0 1.468.116,7 1.934.312,1 138.433,6
2 2 8 2 2
Sumber : RTRW Provinsi Riau 2001 – 2015

Keterangan :
                         HL                 :     Hutan Lindung (Ha)
                         HSAW          :     Hutan Suaka Alam dan Wisata (Ha)
                         HPT              :     Hutan Produksi Tetap (Ha)
                         HPTb            :     Hutan Produksi Terbatas (Ha)
                         HB                :     Hutan Bakau (Ha)

POTENSI PERTANIAN

Pada awal tahun 2007 saja, potensi pertanian khususnya tanaman pangan dan
hortikultura cukup besar dimana untuk penggunaan lahan sawah sebesar 278.876 Ha

21
dan bukan lahan sawah 1.120.177 Ha, dari luas  8.915.016 Ha. Realisasi luas tanam
padi sampai awal tahun 2007 seluas 114.612 Ha. Untuk itu perlu diupayakan
peningkatan penggunaan lahan pertanian lebih secara intensif dan penggunaan
teknologi tepat guna serta peningkatan Indek Pertanaman (IP.100 menjadi IP.200),
serta pembukaan kawasan sentra pertanian baik untuk tanaman pangan maupun
hortikultura dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas juga mutu produk
yang dihasilkan.

Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Unggulan   Kabupaten/Kota

No. KABUPATEN/  KOTA PADI JAGUNG SINGKONG/ UMBI


LAP JP LAP JP LAP JP
1. Kuantan Singingi 9.412 30.517 219 470 369 3.760
2. Indragiri Hulu 4.608 13.577 966 2.045 398 3.707
3. Indragiri Hilir 30.721 103.911 5.417 12.333 286 3.666
4. Pelalawan 9.844 30.618 4.928 11.162 251 2.426
5. Siak 5.860 18.717 366 784 222 4.709
6. Kampar 8.980 25.900 1.218 2.672 849 10.631
7. Rokan Hulu 14.763 36.325 1.351 2.967 628 4.923
8. Bengkalis 10.473 33.245 227 487 479 5.122
9. Rokan Hilir 36.895 123.714 515 1.106 271 3.520
10. Pekanbaru 0 0 128 274 238 2.344
11. Dumai 4.621 12.846 204 428 217 3.078
   T O T A L 136.177 429.380 15.539 34.728 4.208 47.586
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Riau 2006

Keterangan : LAP = Luas Areal Produksi (Ha)


                          JP   = Jumlah Produksi (Ton)

BAWAH TANAH KEDALAMAN < 200 M

POTENSI BAHAN GALIAN

22
Perkembangan pertambangan umum di Provinsi Riau relatif cukup pesat, ditandai
dengan banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang ini yang ikut serta dalam
mengusahakan beberapa hasil pertambangan antara lain

1. Batu bara
2. Kaolin
3. Bentonite
4. Granite
5. Bauksit
6. Timah
7. Emas
8. andesit

Potensi Pertambangan Menurut Jenis di Provinsi Riau

KABUPATEN/KOTA POTENSI PERTAMBANGAN (TON)


No.
BATU BARA TIMAH EMAS
1. Kuantan Singingi 140.000.000 - 120.078
2. Indragiri Hulu 1.600.000.000 - -
3. Indragiri Hilir 65.000.000 - -
4. Kampar 75.000.000 3.000 59.470
5. Rokan Hulu 145.000.000 - -
  JUMLAH 2.025.000.000 3.000 179.548
Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi Riau

Produksi Pertambangan di Provinsi Riau Tahun 2004 – 2006 Menurut Jenis

JENIS SATUAN PRODUKSI


2004 2005 2006
1. Batu Bara Metrik Ton 651 344,52 909 468,924 2.040.500,69
2. Gambut Ton 77 102,20 285 740,400 423.587,40
Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi Riau

23
BAWAH TANAH KEDALAMAN > 200 M

POTENSI MINYAK DAN GAS BUMI

Struktur ekonomi Provinsi Riau sangat didominasi oleh sektor yang berkaitan dengan
migas seperti sektor pertambangan dan industri.

Produksi Pertambangan di Provinsi Riau Tahun 2004 – 2006 Menurut Jenis

JENIS SATUAN PRODUKSI


2004 2005 2006
1. Minyak Bumi  Ribu Barel 181 302,85 166 224,300 157.765,42
    Crude Oil
2. Kondensat Ribu Barel - - -
3. Gas Bumi Ribu MSCF - - -
Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi Riau

24
BAB II. GELIAT INDUSTRI DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

I
ndustri merupakan sebuah titik penting dalam sejarah manusia, revolusi industri
telah membawa manusia dari jaman dimana keterbatasan akhirnya terus
menerus ditekan, manusia berusaha terus menerus mencukupi semua
kebutuhan hidup yang dibutuhkannya dengan jumlah yang tentu saja terus mengikuti
kebutuhan pasar yang ada.

Indonesia sebagai sebuah Negara yang memiliki potensi yang sangat besar dilihat dari
keberadaan sumber daya alamnya baik yang organic maupun anorganik tentu saja hal
ini merupakan sebuah tantangan bagi semua pihak yang terlibat dalam sector industri
dalam pengembangan potensi ini selanjutnya.

Berikut akan diulas beberapa jenis potensi sumber daya alam dan kearah mana saja
pengembangan sumber daya alam tersebut dapat dibawa menjadi produk yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia, dalam hal ini potensi potensi tersebut merupakan
kekayaan alam di dua provinsi yaitu riau dan kepulauan riau. Dan akan dibahas pula
beberapa sector industri yang telah menggarap potensi kekayaan yang ada di kedua
provinsi itu.

ULASAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM

Potensi sumber daya alam yang ada di riau dan kepulauan riau sangat beragam,
dengan persebaran yang merata, potensi sumber daya alam anorganik yang terutama
kebanyakan merupakan bahan tambang, sedangkan perbedaan potensi sumber daya
alam organic kedua provinsi tersebut tentu saja dipengaruhi perbedaan tipe alam
yaitu antara kepulauan dan daratan.

BATU BARA

asdasdasd

25
MINYAK BUMI

GAS ALAM

1.

KAOLIN

Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari


material lempung dengan kandungan besi yang
rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous
alumunium silikat (2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan
disertai mineral penyerta.

Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan


dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada
dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi. 

Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan
halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan
umumnya membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 – 2,63,
plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi. 

Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar
di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.

26
GRANITE

Granit merupakan salah satu batuan beku, yang


bertekstur granitik dan struktur holokristalin, serta
mempunyai komposisi kimia ±70% SiO2 dan ±15%
Al2O3, sedangkan mineral lainnya terdapat dalam
jumlah kecil, seperti biotit, muskovit, hornblende,
dan piroksen. Umumnya granit berwarna putih
keabuan, Sebagai batu hias warna granit lainnya adalah merah, merah muda,
coklat, abu-abu, biru, hijau, dan hitam, hal ini tergantung pada komposisi
mineralnya.

Granit merupakan batuan beku asam plutonik atau terbentuk dan membeku
dalam kerak bumi. Bentuk cebakan yang terjadi dapat berupa dike, sill, atau dalam
bentuk masa yang besar dan tidak beraturan. Batuan lelehan dari granit disebut
rhiolit, yang mempunyai susunan kimia dan mineralogy yang sama dengan granit
tetapi tekstur dan strukturnya berlainan.

Granit mempunyai sumber cadangan yang potensial, namun sampai saai ini belum
banyak yang ditambang. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan
Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan

BAUKSIT

Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang


mempunyai mineral dengan susunan terutama dari
oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit
(Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara
umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 –
65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 – 36%.

27
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan
pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai
kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit
atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan
nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-
batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses
dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.

Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di


kedalaman tertentu.
Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan Riau,
Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan

PASIR KUARSA

Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas


kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa
pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih
merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung
mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan
terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.

Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO,
MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa
pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk
kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C.

Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku
utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik

28
keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand
blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri
perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.

Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat
di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau
Bangka dan Belitung

PASIR BESI

Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang


bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non
logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,
piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri
dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit,
dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang
cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir
besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.

Kegunaannya pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah banyak
dimanfaatkan pada industri semen 
Pasir besi ini terdapat seperti di Sumatera, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan
Timor

TIMAH

Timah adalah logam berwarna putih keperakan,


dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3,
serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik
yang tinggi. Dalam keadaan normal (13 – 1600C),
logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.

29
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah
sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin
dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri
dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium.

Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik,
stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.
Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk bahan baku logam pelapis, solder,
cendera mata, dan lain-lain.
Potensi Timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau
Singkep, dan Pulau Karimun

FELDSPAR

Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar


mempunyai kerangka struktur tektosilikat yang
menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur
tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur
tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi
kristal seimbang terutama bila ada kation lain yang
masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian
silikon oleh aluminium.
Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara
kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar (KAlSi3O8),
natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar (Ba
Al2Si2O8) sedangkan secara mineralogi felspar dikelompokkan menjadi plagioklas
dan K-felspar. Plagioklas merupakan seri yang menerus suatu larutan padat
tersusun dari variasi komposisi natrium felspar dan kalsium felspar

30
Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang
kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara
mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi
mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk
ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan dalam
batuan kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada
batuan intermediate seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan anortit
biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit. 

Mineral yang termasuk kelompok K-felspar diklasifikasikan berdasarkan suhu


ristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi), ortoklas, mikroklin sampai adu-laria
(suhu rendah). Keempat mineral mempunyai rumus kimia sama yaitu KAlSi3O8
dan (terutama) ditemukan pada batuan beku asam seperti granit dan sienit, selain
itu ditemukan pula pada batuan metamorfosis dan hasil re-work pada batuan
sedimen. 

Keberadaan felspar dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian untuk
keperluan komersial dibutuhkan felspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) >
10%. Selain itu, material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan
pengotor lain yang berasosiasi dengan felspar diusahakan sesedikit mungkin. 

Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan
felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak
mengkonsumsi felspar olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan
CaO rendah. 

Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material ini

31
terdapat hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu
daerah dengan daerah yang lain tergantung jenis endapan, primer atau sekunder. 
Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan
terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing
sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.

32

You might also like