Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Yotam Senis
09/291216/PSP/3660
Teori Dependensia
Pencetus teori dependensia adalah Paul Baran, dengan asumsi dasar
pada teori ini adalah bahwa pembagian perekonomian dunia menjadi
dua golongan yaitu perekonomian negara-negara maju dan
perekonomian negara-negara berkembang. Andre Gunder Frank
mengelompokkan negara maju (development metropolitan countries)
dan negara sedang berkembang (satellite underdevelopment
countries). Samir Amin membagi perekonomian menjadi dua yaitu
negara-negara maju di pusat (core/central) dan kelompok negara
miskin pinggiran (periphery).
Manurut Samir Amin bahwa pusat perekonomian dunia sangat
dipengaruhi oleh negara-negara pusat, sementara negara-negara
periphery berada disekitar negara-negara tersebut. Dalam
perekonomian negera sedang berekembang, belum berlaku
sepenuhnya mekanisme pasar namun hubungan paternalistik dan
kerja sama sosial lebih mendominisi sistem perekonomian. Bagi
negara-negara pusat sistem perekonomian lebih moderen, disini
individualis dan penyelesaikan segala permasalahan melalui kontrak
transaksi lebih di mendominasi dari pada hubungan paternalistik.
Hubungan yang terjadi antara negara-negara core dan negara-
negara periphery bersifat eksploitasi, dominasi perekonomian dunia
oleh negara-negara core dan rekayasa eksploitasi yang dilakukan
mereka, pada akhirnya menjadikan negara-negara periphery semakin
bergantung pada negara-negara pusat.
Paul Baran berpendapat bahwa investasi perusahan multi nasional
negara maju di negara miskin akan meningkatkan pendapatan
nasionanl negara miskin. Namun hai ini tidak dinikmati sebagian
besar warga masyarakat karena penditribusian pendapatan tidak
merata. Keuntungan itu dinikmati oleh pengusaha asing dan segelintir
anggota masyarakat tertentu dalam negeri, dengan demikian
kesejahteraan di negara miskin tidak pernah dialami. Sistem ini juga
merubah pola tatanan masyarakat negara miskin yang semula masih
mengutamakan hubungan paternalistik dengan kontrak transaksi
berdasarkan fokus pasar. Akibat dari perubahan sistem ini bahwa
masyarakat negara miskin yang semula berorientasi pada
berkecukupan dan pemenuhan kebutuhan dasar dalam negeri ke
produksi untuk memenuhi kebutuhan luar negeri.
Andre Gunder Frank, hubungan negara metropolis dan negara satelit
menyentuh seluruh sektor negara-negara miskin karena sistem
kapitalis dunia yang mengekploitasi negara miskin. Keterbelakangan
di negara miskin justru merupakan dampak dari adanya
kontak/hubungan negara maju dengan sistem kapitalis yang masuk
ke negara miskin. Andre Gunder Frank menampilkan tiga hipotesa
utama yang berkaitan dengan pola hubungan antara negara maju
dan negara miskin;
• Pihak metropolis akan terus berkembang pesat sedangkan pihak
satelit akan menuju kepada keterbelakangan yang terus menerus.
• Negara-negara miskin yang sekarang menjadi satelit dapat
mengalami perkembangan ekonomi yang sehat dan mampu
menumbuhkan perkembangan industri otonom, apabila kaitannya
dengan negara metropolis dan dunia kapitalis tidak ada atau
sangat lemah.
• Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang dan berada
dalam situasi yang mirip dengan situasi dalam sistem feodal adalah
kawasan yang pada masa lalu memiliki kaitan kuat dengan
metropolois dari sistem kapitalis internasional. Kawasan-kawasan
ini adalah penghasil komoditas ekspor bahan mentah primer yang
terlantar sebagai akibat adanya gelombang konjungtur dalam
perdagangan internasional komoditas tersebut.
Kesamaan teori ini dengan teori-teori sebelumnya bahwa dalam teori
ini masih menganut sistem kapitalisme dimana masih adanya
eksploitas sumber-sumber ekonomi. Permasalahan yang terjadipun
masih mengarah kepada tingkat kesejahteraan negara-negara miskin
yang terjadi akibta tereksploitasi oleh negara-negara maju. Akibatnya
timbul kesejangan yang mengarah kepada konflik antar kelas namun
dalam teori ini lebih kepada konteks internasional, yaitu antara
negara maju dan negara miskin.
Kritik terhadap teori ini bahwa ketergantungan menitikberatkan pada
keterbelakangan akibat interaksi negara maju dan negara miskin,
namun kurang proporsional dalam menempatkan interaksi yang
terjadi sebagai satu faktor yang berpengaruh dalam menciptakan
keterbelakangan dan ketergantungan negara miskin. Kritik lain bahwa
teori ini tidak menjelaskan sebab-sebab terjadinya keterbelakangan
dan ketergantungan dalam mencari solusinya.
Teori-Teori Baru
Dikenal dengan teori pertumbuhan baru (new growth theory) NGT dan
geografi ekonomi baru (new economic geography) NEG.
1. Teori Pertumbuhan Baru (NGT)
Teori ini dikenal dengan teori pertumbuhan endogen yang
menganalisa pertumbuhan endogen karena menganggap
pertumbuhan GNP lebih ditentukan oleh sistem proses produksi
dan bukan berasal dari luar sistem, dan menjelaskan faktor-faktor
yang menentukan ukuran tingkat pertumbuhan GDP yang belum
dijelaskan dan dianggap ditentukan secara eksogen persamaan
pertumbuhan neo-klasik.
Implikasi terhadap pentingnya tabungan dan investasi modal
manusia pada teori NGT bahwa tingkat pertumbuhan nasional
yang konstan antar negara tergantung pada besarnya tabungan
nasional dan tingkat teknologi. Konsekuensinya, bagi negara
miskin modal manusia dan fisik sulit untuk menyamai tingkat
pendapatan per kapita negara kaya, walaupun memiliki tingkat
tanbungan yang sama.
Teori Pertumbuhan Teori Perubahan Teori Dependensia Kaum Neo-Klasik Teori-Teori Baru
Linear Struktural Penentang Revolusi
Secara umum teori-teori ini berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat berbeda dimana antara
negara maju dan negara berkembang tidak sama. Perkembangan ekonomi suatu negara tergantung pada struktur
masyarakat dan sistem perekonomiannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem ekonomi kapitalislah masih tetap
dibicarakan walaupun tiap teori tersebut muncul dengan asumsi yang berbeda-beda.