You are on page 1of 12

PEMANFAATAN MEDIA INSTRUKSIONAL DALAM PROSES BELAJAR-

MENGAJAR

FATMA YULIA, MA

Abstraksi

Dalam proses belajar mengajar ada unsur-unsur yang harus


dipenuhi oleh pendidik/dosen agar kegiatan belajar lebih efektif dan
berkesan baik. Salah satu unsur yang harus dipenuhi dalam kegiatan
belajar adalah media. Penggunaan media dalam kegiatan belajar
sangat urgen khususnya dalam penyampaian materi yang dirasakan
sulit jikalau hanya menggunakan unsur verbal belaka. Media belajar
atau sering diistilahkan dengan media instruksional dewasa ini telah
mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam penggunaan
teknologi informasi yang mendorong keinginan seorang pendidik/dosen
untuk meningkatkan lebih besar kompetensinya dalam penggunaan
media tersebut.
Keberhasilan penggunaan media di dalam kelas sangatlah
tergantung kepada kemampuan (kompetensi) seorang tenaga pengajar
dan tujuan pembelajaran. Media yang baik adalah media yang dipakai
sesuai dengan tujuan belajar dan latar belakang peserta
didik/mahasiswa.

Keyword: media instruksional, audio visual,karakteristik media,


pemilihan media.

PENDAHULUAN

Dalam strategi instruksional media merupakan unsur yang penting dalam


pengajaran di samping metode dan kegiatan instruksional. Kehadiran media merupakan
unsur signifikan dalam proses belajar mengajar karena dalam proses belajar ketidakjelasan
bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi, di satu sisi ada
bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu tetapi di sisi lain ada bahan pelajaran
yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran, seperti : LCD, globe,
mikroskop, OHP, grafik, gambar dan sebagainya.
Dalam penggunaannya media ini harus disesuaikan dengan perumusan tujuan
instruksional (indikator) dan yang lebih penting adalah penggunaan media sesuai dengan
kompetensi pengajar itu sendiri. Anjuran menggunakan media dalam pembelajaran

1
sebenarnya sangat ditekankan tetapi terkadang sulit dilaksanakan disebabkan dana yang
terbatas untuk membelinya.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa peranan media tidak akan terlihat manakala
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan
media. Manakala hal itu diabaikan maka media bukan sebagai alat bantu pengajaran tetapi
sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

A. Pengertian Media Instruksional

Pengertian media instruksional dapat ditinjau dari dua kata yaitu “ media” dan “
instruksional.” Asal kata media merupakan jamak dari “ medium “ yang berasal dari
bahasa latin yang artinya perantara (Tim AECT,1986:201). Secara etimologi media
diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Tim
AECT:191:205). Secara terminologi sebagaimana yang dirumuskan AECT media adalah
segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi.
Sedangkan insruksional diartikan pembelajaran. Maka dari kedua pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa media instruksional adalah alat bantu yang digunakan sebagai
perantara baik berupa alat-alat elektronik, gambar, alar peraga, buku dan lain-lain yang
digunakan untuk menyalurkan isi bahan ajar kepada si belajar (siswa/mahasiswa).
Namun terkadang pengertian media ini dibedakan dengan peralatan. Media atau
bahan sering disebut perangkat lunak atau software yang berisi pesan atau informasi
pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan seperti OHT, LCD.
Sedangkan peralatan sering disebut dengan perangkat keras atau hardware yang
merupakan sarana untuk menampilkan pesan yang terkandung pada media
tersebut,misalnya OHP (Sadiman,1986:6). Untuk memanfaatkan media yang baik, seorang
pendidik harus mengetahui cara yang tepat dalam memanfaatkan dan memilih media yang
sesuai dengan tujuan pengajaran agar penggunaannya tidak sia-sia.

B. Cara Memilih Media Instruksional


Dalam memilih media yang digunakan dalam pembelajaran maka seorang pendidik
harus memilih media yang digunakan berdasarkan maksud dan tujuan pembelajaran

2
tersebut. Hal ini ditekankan dengan tujuan agar penggunaan materi tidak menjadi
penghalang dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik di ruang kelas dan
diharapkan terjadinya interaksi belajar mengajar yang maksimal (Prastati:1997: 9).
Harapan yang besar tentu saja media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ketika suatu media akan dipilih dan dipergunakan maka ketika itu pula beberapa
prinsip perlu diperhatikan dan dipertimbangkan pleh pendidik. Prasetyo (1997:15)
menyarankan bahwa dalam pemilihan dan penggunaan media harus mempertimbangkan
beberapa prinsip yaitu:
a. tujuan yang akan dicapai
b. kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas
c. tersedianya sarana dan prasarana penunjang
d. karakteristik pendidik
Sementara itu Anderson (1994:21) menambahkan prinsip pemilihan media
didasarkan kepada:
a. Apakah media itu sesuai dengan kebutuhan belajar siswa/mahasiswa (ditinjau dari
segi kebudayaan, usia, kebiasaan belajar dan sebagainya) atau malah
membingungkan mereka?
b. Apakah nilai bahan pelajaran atau perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi,
jumlah siswa yang akan diajarkan materi pelajaran sepadan dengan biaya yang
akan dikeluarkan untuk mendapatkan media tersebut?
c. Apakah diperlukan perlengkapan untuk menggunakan media yang dipilih itu? Jika
ya, apakah sudah tersedia? Apakah pengadaan peralatan itu dapat
dipertanggungjawabkan untuk pelajaran yang bersangkutan?
Selanjutnya Allen memberikan petunjuk yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
memilih media yang sesuai dengan tujuan instruksional tertentu. Untuk itu ia
menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian
berbagai tujuan belajar sebagai berikut:

3
Jenis media Belajar Belajar Belajar Belajar Menyajikan Mengembang
instruksional/macam informasi pengenalan konsep, prosedur keterampilan kan
belajar faktual visual prinsip dan gerak sikap,opini
aturan dan motivasi
Gambar diam Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah
Gambar hidup Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Televisi Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Sedang
Objek 3 dimensi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah
Rekaman Audio Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah
Programmed instruction Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang
Demonstrasi Rendah Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang
Buku teks tercetak Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang
Sajian oral Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah sedang

(Sumber : Allen dalam Suparman : 1993,179)


Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan jenis media dalam
mempengaruhi sasaran belajar, tidaklah sama. Teori ini dapat dijadikan landasan seorang
guru dalam memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.

C. Manfaat Media Instruksional


Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar
proses interaksi antara pendidik dan peserta didik atau antara dosen dan mahasiswa atau
guru dan murid dan hal ini pada gilirannya akan membantu mahasiswa atau peserta didik
untuk belajar secara optimal. Kemp dan Dayton menjelaskan manfaat khusus bagi media
instruksional sebagaimana yang telah diidentifikasinya yaitu :
1. Penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan
Dosen mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu hal.
Melalui media, penafsiran yang beraneka ragam ini dapat direduksi dan dapat disampaikan
kepada mahasiswa secara seragam. Setiap mahasiswa yang melihat atau mendengar uraian
tentang sesuatu ilmu media yang sama akan menerima informasi yang persis sama yang
diterima teman-temannya.

4
2. Proses instruksional menjadi lebih menarik
Media dapat menyampaikan informasi yang didengar (audio) dan dapat dilihat
(visual), sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau
suatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap. Media juga dapat
menghadirkan masa lampau ke masa kini, menyajikan gambar dengan warna-warni yang
menarik. Dengan media ini juga dapat membangkitkan keingintahuan (curiosity)
mahasiswa/siswa, menstimulus mereka untuk bereaksi terhadap penjelasan dosen atau
guru, mampu menarik empati peserta didik untuk ikut tertawa atau sedih, memungkinkan
mereka menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka mengkonkritkan sesuatu
yang abstrak dan sebagainya. Singkatnya, media dapat membantu dosen atau guru dalam
menghidupkan suasana kelasnya dan menghindarkan suasana monoton dan membosankan.

3. Proses belajar mahasiswa/siswa menjadi lebih interaktif


Jika dipilih dan dirancang dengan benar, media dapat membantu dosen dan
mahasiwa atau siswa dengan guru melakukan komunikasi dua arah kepada
mahasiswa/siswa. Namun dengan media para dosen dapat mengatur kelas sehingga bukan
hanya pendidik/dosen sendiri saja yang aktif tetapi juga mahasiswa.

4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi


Seringkali terjadi para pendidik menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk
menjelaskan suatu pokok pelajaran. Pada waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu
jika mereka dapat memanfaatkan media pengajaran dengan baik. Misalnya seorang dosen
pasti akan banyak membutuhkan waktu untuk menjelaskan tentang kosa kata dalam
bahasa Arab jika ia hanya menjelaskan secara lisan belaka, padahal kejadian semacam ini
tidak perlu terjadi jika saja dosen mau menggunakan media (minimal gambar-gambar)
untuk membahas aktivitas dan macam-macam kosa kata tersebut yang cukup rumit
tersebut.

5. Kualitas belajar siswa/mahasiswa dapat ditingkatkan


Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih efisien,
tetapi juga membantu mahasiswa menyerap materi pelajaran secara menda;am dan utuh.

5
Dengan mendengarkan guru atau dosennya saja , siswa ataupun mahasiswa mungkin dapat
memahami permasalahnnya dengan baik. Tetapi jika pemahaman itu diperkaya dengan
melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media, pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.

6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja


Media instruksional dapat dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa/mahasiswa
dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan
seorang dosen. Program-program audio visual atau program komputer yang saat ini
banyak tersedia di pasara adalah contoh-contoh media instruksional yang memungkinkan
siswa/maasiswa belajar secara mandiri.
7. Sikap positif siswa/mahasiswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan.
Dengan media, proses belajar menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan
kecintaan dan apresiasi mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu
itu sendiri.
8. Peran pendidik/dosen dapat diarahkan kepada cara yang lebih produktif dan aktif
Pertama, pendidik/dosen tidak perlu mengulang-ulang penjelasan mereka bila ada
media yang digunakan dalam proses belajar-mengajar. Kedua, dengan mengurangi uraian
secara lisan pendidik/dosen dapat memberikan perhatian sebanyak-banyaknya kepada
aspek-aspek yang lain dari proses belajar mengajar. Misalnya, membangkitkan motivasi
pendidik/mahasiswa, membantu mereka mencari referensi tambahan dan lain-lain. Ketiga,
peran pendidik/dosen tidak hanya mengajar tetapi juga menjadi konsultan, penasehat atau
manajer proses belajar-mengajar (Kemp dan Dayton:1980,3-4).
Kedelapan manfaat di atas mengidentifikasikan bahwa melalui penggunaan media
efisiensi dan tingkah laku posiif dalam belajar dapat ditingkatkan. Masing-masing
pendidik dapat memilih serta menentukan yang mana salah satu dari manfaat-manfaat
tersebut dapat memberikan perhatian ketika media itu direncanakan dan dihasilkan untuk
keperluan instruksional.
Untuk memuaskan hasil manfaat secara khusus media instruksional tersebut
seharusnya tidak hanya memiliki kualitas yang tinggi saja tetapi seharusnya dilakukan

6
seleksi ataupun perancangan serta hasil produksi sebagai bagian integral dari program
instruksional (Djamarah: 1997,140). Dalam hal ini perlu diperhatikan manfaat yang pasti
dalam pencapaian dari program itu secara obyektif. Karena alasan inilah maka seseorang
itu tertarik dalam merencanakan dan memproduksi media-media instruksional,
memperhatikan juga perencanaan serta proses instruksional yang sistematik bersamaan
dengan fungsi media tersebut.
D. Jenis dan Karakteristik Media Instruksional
Media pendidikan bermakna lebih luas dari media pengajaran. Media pendidikan
dapat digunakan berbagai bentuk komunikasi seperti pada berbagai kegiatan penerangan,
penyuluhan termasuk pengajaran. Media penajaran dipakai secara terbatas pada situasi
belajar mengajar kendatipun penggunaannya dapat diperluas pada berbagai komunikasi
lainnya (Davies:1981,125).
Berdasarkan jenisnya media dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) bentuk yaitu:
a. Media auditif.
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja.
Karakteristik media ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif baik verbal (yaitu kata-kata dalam bahasa
lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam
dalam media audio antara lain, radio, alat perekam (recorder), tape recorder, laboratorium
bahasa. Media ini juga harus dilihat sasarannya artinya media ini tidak bisa digunakan
untuk orang tuli atau orang yang mempunyai kelainan pada pendengaran (Knirk:1986,24).
b. Media visual.
Karakteristik dari media ini sangat mengandalkan indera penglihatan. Media ini
ada yang menampilkan gambar diam seperti film strips atau film rangkai, slides film
bingkai, gambar atau lukisan, cetakan (Miarso: 1982,33).
c. Media audio visual.
Karakteristik media ini adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis media
ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang
pertama dan kedua yaitu media audio dan visual. (Miarso: 1986,34).
Anderson (1994:186) membagi jenis media ke dalam sepuluh kelmpok, yaitu:
1. Media audio

7
Media ini terdiri dari pita audio (kaset), piringan audio dan radio. Karakteristik dari
media ini dapat memberikan rangsang pendengaran. Hubungan media ini dengan tujuan
instruksional adalah:
 Tujuan kognitif; audio dapat dipergunakan untuk mengajarkan pengenalan kembali
atau pembedaan rangsang yang relevan
 Tujuan afektif: suasana mungkin dapat menciptakan musik latar belakang, efek
suara dan lain-lain.
 Tujuan psikomotor: dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan verbal.
2. Media cetak
Media ini terdiri dari buku teks terprogram, buku pegangan manual, buku tugas.
Ciri dari media ini adalah mampu memperagakan simbol-simbol verbal dan
representasi gambar diam. Hubungan media ini dengan tujuan instruksional adalah:
 Tujuan kognitif: menyampaikan informasi bersifat fakta dan pengenalan kembali
(rekognisi)
 Tujuan afrktif : dapat membangkitkan emosi dan menarik dari buku yang ditulis
terjadinya perubahan sikap (change attitude).
 Tujuan psikomotor: tidak ada, karena penggambaran gerak sukar disajikan dengan
media ini.
3. Media audio cetak.
Media ini terdiri dari buku latihan yang dilengkapi dengan kaset atau pita audio,
pita, gambar, bahan yang dilengkapi dengan pita suara audio. Hubungannya dengan tujuan
instruksional sama seperti tujuan media audio dan media cetak.
4. Media benda (objek)
Terdiri media nyata dan model tiruan. Karakteristiknya adalah dapat memberikan
rangsang penglihatan, pendengaran dan perabaan. Hubungannya dengan tujuan
instruksional :
 Tujuan kognitif: untuk mengajarkan pengenalan kembali dan pembedaan
rangsangan yang relevan.
 Tujuan afektif: bila menggunakan alat yang sebenarnya kemungkinan sikap
yang positif terhadap pekerjaan mereka sejak awal latihan.

8
 Tujuan psikomotor : memberkan latihan bagi siswa untuk menguji penampilan
dalam menangani materi pekerjaan dan mendemonstrasikan dan mengukur
kemampuan peserta didik.

5. Media visual diam


Media ini terdiri dari film bingkai (slide) dan film rangkai (berisi pean verbal).
Karakteristiknya adalah gambar diam. Hubungannya dengan tujuan instruksional adalah:
 Tujuan kognitif : pengenalan benda-benda yang belum dikenal peserta didik
dan mampu membedakan objek yang ada di dalam gambar.
 Tujuan afektif : tidak terpakai
 Tujuan psikomotor : menunjukkan posisi benda atau orang yang sedang
bergerak sebelum pendidik/dosen mendemonstrasikannya atau sebelum peserta
didik/mahasiswa dilatih.

6. Media proyeksi dengan suara


Terdiri film bingkai (slide) suara dan film rangkai suara. Karakteristiknya adalah
gambar diam. Hubungannya dengan tujuan instruksional :
 Tujuan kognitif : mengajarkan objek yang belum dikenal
 Tujuan afektif : tidak dapat digunakan
 Tujuan psikomotor : gambar ini menunjukkan posisi tertentu yang bergerak.

7. Media visual gerak dan audio


Terdiri dari film gerak tanpa suara dengan penggunaan caption

8. Media visual gerak dan audio


Terdiri dari film suara dan video. Karakteristiknya adalah gambar bergerak tanpa
suara. Hubungannya dengan tujuan instruksional adalah:
 Tujuan kognitif : berhubungan dengan kemampuan mengenal kembali dan
kemampuan memberikan rangsangan gerak yang serasi.
 Tujuan afektif : memberikan pengaruh pada sikap dan emosi dan merupakan media
ang baik sekali menyampaikan materi dalam kawasan afektif.

9
 Tujuan psikomotor: memberikan contoh keterampilan yang menyangkut gerak dan
mengajarkan kordinasi antara alat tertentu.

9. Media manusia dan lingkungan


Media manusia dapat digunakan sebagai contoh yang nyata untuk menampilkan
contoh-contoh gerak. Sedangkan media lingkungan merupakan media yang berada di
sekitar kita. Media ini sangat besar ruang lingkupnya dan bebas dalam menggunakannya
tanpa dikenai biaya apapun.

10. Media komputer (CAI)


Karakteristik media komputer ini digunakan dalam berbagai macam terminal yang
berbeda atau menggabungkannya dengan media lain yang bertujuan memberikan
pembelajaran yang sifatnya individual. Hubungan media ini dengan tujuan instruksional
adalah:
 Tujuan kognitif : dapat mengajarkan konsep, aturan,prinsip, langkah dalam proses
yang kompleks.
 Tujuan afektif : untuk mengontrol bahan-bahan film dan video
 Tujuan psikomotor : mengajarkan programming dan kecakapan yang serupa bila
mahasiswa/siswa mau bekerja sesuai dengan pekerjaan yang telah ditetapkan.

Penggolongan media ditinjau dari ukuran audiensnya ada tiga yaitu :


 Media untuk audiens besar yang terdiri dari televisi, radio, video.
 Media untuk audiens kecil yang terdiri dari film suara, film bisu, video tape, film
strip suara slide, radio, audio tape, audio disc, foto, poster, papan tulis.
 Media individu yang terdiri dari media cetak, telepon, CAI
(Wilkinson: 1984,45)
Meskipun banyak macam media instruksional, namun hanya sedikit sekali yang
sering dipergunakan dalam ruangan kuliah ataupun di kelas oleh seorang dosen
ataupun pendidik. Dari jumlah yang sedikit tersebut diantaranya overhead Projector
(OHP), gambar, model dan tentu saja papan tulis dan buku. Sedangkan media lain

10
seperti video film, kaset audio, film bingkai, auditif jarang digunakan meskipun benda-
benda ini tidak asing lagi bagi kebanyakan dosen.
Oleh karena itu ada baiknya kita mengenal macam-macam media ini dengan
harapan dapat memacu kita untuk mengadakan dan memiliki kompetensi yang cukup
dalam menggunakannya, agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien
dalam mengelola waktu dan melaksanakannya di dalam kelas.

KESIMPULAN
Pengertian media instruksional dapat ditinjau dari dua kata yaitu “media” dan
‘instruksional”. Asal kata media merupakan jamak dari “ medium” yaitu bahasa latin yang
artinya perantara. Secara etmologi media diartikan perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Secara terminologi sebagaimana yang dirumuskan AECT
media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian
informasi. Sedangkan instruksional diartikan pembelajaran.
Pemilihan dan penggunaan media harus mempertimbangkan beberapa prinsip
yaitu: tujuan yang akan dicapai, kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas,
tersedianya sarana dan prasarana penunjang serta karakteristik pendidik.
Manfaat khusus bagi media instruksional sebagaimana yang telah diidentifikasinya
yaitu: penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan, proses instruksional menjadi
lebih menarik, proses belajar mahasiswa/siswa menjadi lebih interaktif, jumlah waktu
belajar mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa/mahasiswa dapat ditingkatkan,
proses belajar dapat berlangsung dimana saja, sikap positif mahasiswa/siswa terhadap
bahan belajar maupun terhadap proses belajar dapat ditingkatkan, peran dosen/pendidik
dapat diarahkan kepada cara yang lebih produktif dan aktif.
Media dapat dikelompokkan ke dalam sepuluh bentuk yaitu : media audio, media
cetak, media audio cetak, media benda (objek), media visual diam, media proyeksi dengan
suara, media visual gerak, media visual gerak dan audio, media manusia dan lingkungan,
media komputer (CAI).

BIBLIOGRAFI

11
Gene, L Wilkinson (1984), Media Dalam Pembelajaran (terj). Jakarta: CV Rajawali
Miarso, Yusufhadi (1984). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali
Davies, Ivor K. (1981). Instructional Technique. New York McGraw-Hill Book Company.
Knirk, Frederick G and Kent L.Gustafon. (1986). Instructional Technology: A Systemic
Approach to Education. New York: Holt, Rinehart and Wiston.
AECT (1986). Defenisi Teknologi Pendidikan (terj) Jakarta: CV Rajawali.
Suparman, Atwi (1993), Desain Instruksional. Pusat Antar Universitas : Jakarta
Anderson.H. Ronald (1994). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran
(terj) Rajagrafindo Persada: Jakarta
Irawan, Prasetyo (1997). Mengajar di Perguruan Tinggi bagian Tiga. Program Applied
Approach. Pusat Antar Universitas: Jakarta.
Kemp, Jerrold.E and Dayton, Deane. K. (1986). Planning and Production Instructional
Media. Fifth edition, Harper and Row publisher: New York.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan (1997). Strategi Belajar Mengajar. Rineka
Cipta: Jakarta
Sadiman, Arif, dkk (1986). Media Pendidikan. RajaGrafindo Persada: Jakarta.

12

You might also like