Professional Documents
Culture Documents
perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci
Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil setelah sebelumnya tidak diatur sama sekali
Indonesia, sebagai contoh selama periode 1992 sampai dengan 1998, terdapat
hanya satu bank umum syariah dan 78 bank pembiayaan rakyat syariah
(BPRS) yang telah beroperasi. Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992, bank
syariah dipahami hanya sebagai bank bagi hasil saja, sehingga bank syariah
konvensional.
yang merubah UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, sehingga menjadi lebih
dan bank syariah secara berdampingan atau dikenal sebagai dual banking
Rp. 479 milyar pada tahun 1998 menjadi Rp. 2.718 milyar pada tahun 2001).
94% dan 95%. Sedangkan pada 2005 dan 2006 kenaikan tersebut lebih kecil
tahun 2003 dan 2004. Sampai dengan Juni 2006, total aset perbankan syariah
nasional mencapai Rp. 22,70 triliun, meningkat dibanding akhir tahun 2005
hal kelembagaan. Jumlah bank umum syariah telah meningkat dari hanya satu
bank umum syariah dan 78 BPRS pada tahun 1998 menjadi 2 bank umum
syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) dan 81 BPRS pada akhir tahun 2001. Jumlah
kantor cabang dari bank umum syariah dan UUS dari 26 telah meningkat
menjadi 51 kantor. Sampai dengan akhir 2004 terjadi penambahan satu bank
menjadi bank umum syariah, total menjadi 3 bank umum syariah, jumlah
kantor bank menjadi 355 kantor dan jumlah BPRS menjadi 88 BPRS. Pada
akhir 2005, jumlah kantor perbankan syariah tercatat sebanyak 443 unit,
meningkat menjadi 550 unit dan meningkat lagi menjadi 574 pada bulan Juni
2006. Jumlah BPRS juga cenderung meningkat, sehingga pada bulan Juni 2006
telah mencapai 96 BPRS, meningkat dari tahun 2005 yang tercatat sebanyak
92 BPRS.
pemeriksaan dan pengawasan bank yang harus dilakukan oleh Bank Indonesia,
1998 tentang Bank Umum, PP No. 71 tahun 1992 tentang Bank Perkreditan
Bagi Hasil, melalui PP No. 30 tahun 1999 tentang Pencabutan PP No. 70 tahun
1992 tentang Bank Umum sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan PP No. 73 tahun 1998, PP No. 71 tahun 1992 tentang Bank Perkreditan
Rakyat, dan PP No. 72 tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi
Hasil.
atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan UU No. 23 tahun 1999 jo UU
No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia, terdapat beberapa alasan perlunya
pengembangan bank syariah dilaksanakan. Alasan tersebut antara lain adalah: (i)
equity dengan prinsip bagi hasil) dan transaksi keuangan yang bersifat
spekulatif, serta pembiayaan yang harus didasarkan pada kegiatan usaha rill;