You are on page 1of 7

ANALISA STRATEGI REPOSISI MEREK DALAM PERSAINGAN PASAR

Michael Adiwijaya
Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya
Email: micha3la@petra.ac.id

Abstrak: Ketatnya persaingan pasar dan perubahan–perubahan yang terjadi di pasar membuat para pemasar harus
menerapkan sebuah strategi yang tepat untuk dapat bertahan dan mengikuti perubahan pasar serta bahkan tampil sebagai
pemimpin pasar. Strategi reposisi merek merupakan salah satu alternatif strategi perubahan yang dapat diterapkan oleh
pemasar dalam situasi dan kondisi pasar tertentu. Penerapan strategi ini harus dilakukan dengan berlandaskan pada
pemahaman akan konsep dasar reposisi merek, fokus pada kebutuhan konsumen, kepekaan akan perubahan pasar, serta
didukung oleh seluruh komponen yang ada dalam perusahaan.

Kata kunci: ketatnya persaingan dan perubahan pasar, strategi reposisi merek, pemahaman konsep, fokus konsumen,
kepekaan pasar, dukungan perusahaan.

Abstract: The tight of market competition and its changes has forced the marketers to apply an appropriate strategy in order
to survive and to follow the market changes and even to come out as a market leader. Brand repositioning strategy is one of
the options among other changing strategies which could be implemented by marketers in a particular market situation and
condition. The implementation of this strategy should be based on the understanding of basic concept of brand repositioning,
the focus on customer’s need, the sense of market changing, and also the support of all components in the company.

Keywords: the tight of market competition and its changes, brand repositioning strategy, concept understanding, customer
focus, market sense, company support

PENDAHULUAN bagi konsumen dalam pembelian barang konsumsi,


pemberian berbagai macam fasilitas, penawaran
Kenaikan harga BBM pada bulan Maret 2005 produk–produk baru,dsb. Disamping itu ketatnya
seolah menjadi antiklimaks bagi pebisnis di persaingan juga menimbulkan kondisi persaingan
Indonesia, yang sedang bersemangat untuk kembali yang bersifat negatif seperti adanya perang harga,
membangun bisnisnya. Pada akhir tahun 2004 para penipuan kepada konsumen, dsb.
pebisnis berpendapat optimitis bahwa tahun 2005 Produk–produk perusahaan dengan merek yang
adalah titik balik dari depresi ekonomi yang melanda sudah ”mapan” (establish brand) juga mengalami
Indonesia sejak tahun 1997. Pendapat tersebut dibuat kondisi persaingan yang sama beratnya dengan
dengan pertimbangan adanya pemerintahan baru, produk–produk bermerek baru ataupun merek yang
ekonomi yang semakin membaik, dan situasi politik kurang populer. Sehingga merek yang sudah mapan
yang kondusif. Tetapi kebijakan pencabutan subsidi harus berjuang agar tidak kalah dengan merek–merek
BBM atas nama kepentingan rakyat dan defisit yang baru. (Kumar,2005)
APBN, telah melambungkan harga BBM sampai 120 Ada banyak strategi yang dapat digunakan untuk
% serta menghancurkan segala optimisme pebisnis. bertahan dan menang dalam persaingan. Salah satu
Inflasi yang tinggi serta menurunnya permintaan strategi jitu yang dapat digunakan oleh pemasar
dari konsumen akibat dari turunnya daya beli adalah dengan menggunakan strategi manajemen
konsumen merupakan hal menakutkan yang harus merek seperti strategi co-branding, brand extention,
dihadapi oleh pemasar pada tahun 2006. Prediksi brand acquisition, brand repositioning dan masih
penurunan permintaan akan terjadi hampir di segala banyak strategi manajemen merek lainnya.
bidang pasar sektor riil mulai dari pasar elektronik, Tulisan ini akan menganalisa strategi brand
properti, perbankan, otomotif, dsb. (Marketing,2006) repositioning atau strategi perluasan merek sebagai
Kondisi pasar tersebut menyebabkan semakin
salah satu solusi alternatif bagi pemasar untuk dapat
tinggi dan ketatnya persaingan antar pemasar dalam
bertahan dan menang dalam mengatasi persaingan
merebut pangsa pasar yang pertumbuhannya lambat
pasar. Kombinasi dari konsep teoritis, pandangan para
atau stagnan. Untuk dapat bertahan dan merebut ”kue
pakar merek dan pemasaran serta beberapa contoh
pasar” yang ada, para pemasar berlomba–lomba
studi kasus singkat dan riil lapangan akan digunakan
melakukan aktivitas–aktivitas pemasaran yang positif
dan inovatif seperti menawarkan berbagai kemudahan sebagai metode analisa strategi perluasan merek.

66
Adiwijaya: Analisa Strategi Reposisi Merek dalam Persaingan Pasar 67

KONSEP TEORI POSITIONING nya kesalahan dalam positioining seperti berikut


(Kotler & Armstrong,2003):
Definisi dari positioning menurut Hermawan ƒ Under Positioning
Kertajaya, seorang pakar pemasaran menyatakan Suatu kondisi dimana konsumen tidak dapat
bahwa positioning adalah salah satu bagian dari ele- menangkap ide yang hendak disampaikan oleh
men strategi pemasaran agar target pasar (konsumen) pemasar atas kelebihan atau keunikan dari merek
mempunyai persepsi yang dapat membedakan suatu produk perusahaan.
produk dari produk para pesaing. ƒ Over Positioning
Tanpa adanya perbedaan yang jelas, maka Suatu kondisi dimana konsumen memiliki
produk perusahaan akan dianggap sama dengan persepsi yang terlalu sempit untuk atas citra atau
produk pesaing. Positioning merupakan awal dari nilai suatu merek.
lahirnya suatu produk (reason for being), sehingga ƒ Confused Positioning
aktivitas positioning harus dilakukan pada tahapan Suatu kondisi dimana konsumen bingung akan
awal sebelum suatu produk diluncurkan. Apabila citra yang hendak diposisikan oleh suatu merek.
suatu produk sudah ”lahir”, kemudian baru menetap- Hal ini terjadi akibat perusahaan tidak konsisten
kan positioning maka ruang lingkup dari positioning
dalam mengangkat suatu nilai untuk diposisikan
menjadi sangat terbatas. (Kartajaya,2002)
atau karena perusahaan selalu berganti–ganti nilai
yang diposisikan atas suatu merek.
STRATEGI POSITIONING
ƒ Doubtful Positioning
Mempertimbangkan pentingnya peran posi- Suatu kondisi dimana konsumen ragu atau tidak
tioning pada keberhasilan suatu produk, maka percaya dengan positioning dari sebuah merek.
terdapat tiga langkah yang perlu dilakukan dalam Hal ini terjadi karena kinerja dari merek yang
melakukan positioning (Kotler,2003): kurang standar atau ”over promise under
1. Mengidentifikasi keunggulan–keunggulan kom- delivered” (Kartajaya,2002) Komunikasi pema-
petitif yang dimiliki oleh perusahaan. saran yang mengobral janji berlebihan tanpa
Untuk mendapatkan keunggulan bersaing (com- adanya dukungan kinerja merek yang sesuai
petitive advantage) maka perusahaan harus dengan apa yang telah dijanjikan.
melakukan kegiatan diferensiasi atas penawaran • Memilih strategi positioning yang tepat melalui
kepada konsumen yang berbeda dibandingkan brand value proposition.
dengan penawaran dari pesaing. Diferensiasi Setiap merek memiliki nilai yang dapat ditawar-
dapat dilakukan melalui inovasi pada bauran kan kepada konsumen, sekumpulan manfaat
pemasaran (marketing mix) seperti atribut pro- yang dimiliki oleh sebuah merek, yang dapat
duk, harga, saluran distribusi, dan juga aktivitas dijadikan sarana untuk diposisikan dalam benak
komunikasi pemasaran. konsumen dikenal dengan istilah brand value
2. Memilih salah satu atau lebih keunggulan kom- proposition. Melalui brand value proposition,
petitif yang dimiliki untuk dikomunikasikan dan konsumen mengenal value yang dimiliki dan
diposisikan dalam benak konsumen. Adapun ditawarkan oleh sebuah merek dibandingkan
persyaratan suatu keunggulan untuk dapat dipilih dengan pesaingnya.
dan dikomunikasikan adalah:
ƒ Sesuatu yang penting bagi konsumen Dari Gambar 1. terdapat beberapa kombinasi dari
ƒ Sesuatu yang khas dan unik brand value proporsition yang dapat dijadikan
ƒ Bernilai superior alternatif strategi positioning yang hendak diimple-
ƒ Mudah dikomunikasikan mentasikan. Adapun kombinasi dari aspek harga dan
ƒ Sesuatu yang baru/pioner kualitas yang dapat dijadikan strategi dalam
ƒ Terjangkau (daya beli) positioning adalah More for More, More for The
ƒ Dapat memberikan keuntungan Same, More for Less, The Same for Less, dan Less for
Beberapa persyaratan tersebut diatas perlu Much Less.
diperhatikan dalam usaha untuk menghindari terjadi- Berikut penjelasan dari kombinasi strategi pada
brand value proporsition:
68 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 66-72

PRICE Bentuk ringkas dan aplikatif dari positioning state-


ment sesuatu yang dikenal oleh masyarakat umum
MORE THE SAME LESS dengan istilah slogan atau tagline. (Kartajaya,2002)
More for More for More for
MORE More The Same Less BRAND POSITIONING
QUALITY

Same for Brand Brand Name Brand Brand


SAME Less Positioining Selection Sponsorship Development

Less for Gambar 2. Tahapan Strategi dalam Membangun


LESS Much Less Ekuitas Merek

Gambar 1. Kombinasi Brand Value Proporsition Dari Gambar 2. dapat diketahui bahwa brand
positioning merupakan salah satu bagian dalam usaha
ƒ More for More adalah strategi positioning yang untuk membangun ekuitas merek dimana ekuitas
menekankan kepada konsumen bahwa kualitas merek yang kuat merupakan aset yang bernilai bagi
merek produk perusahaan lebih tinggi diban- perusahaan. (Adiwijaya, 2005)
dingkan dengan kualitas merek produk pesaing Dalam tahapan strategi membangun ekuitas
dengan penetapan harga yang lebih tinggi pula merek yang kuat, brand positioning memiliki peran
dibandingkan harga produk pesaing. awal yang sangat menentukan dalam tahapan strategi
ƒ More for The Same adalah strategi positioning selanjutnya. Jika perusahaan salah dalam menentukan
yang menekankan kepada konsumen bahwa competitive advantage yang diangkat sebagai strategi
kualitas dari merek produk perusahaan lebih brand postitioing maka dapat dipastikan kinerja dari
tinggi dibandingkan dengan kualitas merek merek tersebut akan gagal atau lemah.
produk pesaing dengan penetapan harga yang Brand positioning dapat dibangun melalui tiga
sama dengan harga produk pesaing. pondasi dasar yaitu atribut produk, manfaat produk,
ƒ More for Less adalah strategi positioning yang serta kepercayaan dan nilai. Brand positioning ber-
menekankan kepada konsumen bahwa kualitas dasarkan atribut produk adalah cara tercepat untuk
dari merek produk perusahaan lebih tinggi membangun brand awareness tetapi pondasi ini
dibandingkan dengan kualitas merek produk hanya memberikan efek jangka pendek karena keung-
pesaing dengan penetapan harga yang lebih gulan suatu atribut produk dapat dengan mudah ditiru
murah dibandingkan harga produk pesaing. oleh pesaing.
ƒ The Same for Less adalah strategi positioning Manfaat produk sebagai pondasi dalam brand
yang menekankan kepada konsumen bahwa positioning adalah satu langkah yang lebih baik dari
kualitas dari merek produk perusahaan sama pondasi atribut produk. Manfaat produk bisa dikate-
dengan kualitas produk merek pesaing dengan gorikan menjadi manfaat secara fungsional maupun
penetapan harga yang lebih murah dibandingkan secara emosional sehingga brand positioning tidak
harga produk pesaing. hanya menciptakan brand awareness tetapi juga
ƒ Less for Much Less adalah strategi positioning mulai menciptakan brand preference bagi konsumen
yang menekankan kepada konsumen bahwa yang merasakan manfaat fungsional sekaligus
kualitas dari merek produk perusahaan lebih manfaat emosional dari produk yang dikonsumsinya.
rendah sedikit dari kualitas produk merek pesaing Pondasi terakhir adalah kepercayaan dan nilai,
dengan penekanan harga yang jauh lebih murah dimana pondasi ini merupakan dasar yang paling kuat
dibandingkan harga produk pesaing dan paling efektif. Pemasar tidak dapat menggunakan
pondasi kepercayaan dan nilai pada saat awal
POSITIONING STATEMENT pengenalan suatu produk baru. Penggunaan pondasi
terakhir ini hanya dapat dilakukan oleh establish
Positioning statement adalah sebuah pernyataan
yang memuat dan menyarikan inti dari positioning brand yang sebelumnya membangun ekuitas
perusahaan atau merek perusahaan. Perusahaan atau mereknya melalui pondasi yang pertama dan kedua.
suatu produk harus memiliki positioning statement Kepercayaan dan nilai sebagai pondasi dari brand
yang dijadikan pedoman dalam melakukan kegiatan positioning akan memberikan efek jangka panjang
pemasaran untuk dapat mencapai target positoning di yang merupakan aset berharga bagi perusahaan yaitu
benak konsumen sesuai dengan harapan perusahaan. terciptanya brand loyalty dari para konsumennya.
Adiwijaya: Analisa Strategi Reposisi Merek dalam Persaingan Pasar 69

ANALISA STRATEGI REPOSISI MEREK reposisi merek ini dilakukan dengan pertim-
bangan ketatnya persaingan pada kategori produk
Pada bagian pendahuluan telah dijelaskan shampo dimana dimana merek–merek shampo
mengenai kondisi perekonomian Indonesia dan lain menawarkan produk shampo dengan kualitas
persaingan antar pemasar dalam memperebutkan yang sama dengan harga yang jauh lebih murah
panga pasar. Strategi reposisi merek (brand reposi- dari Pantene.
tioning) adalah salah satu alternatif yang dapat Strategi reposisi merek ini bertujuan untuk mem-
diimplementasikan oleh pemasar untuk dapat ber- berikan best value kepada konsumen dengan cara
tahan dan tampil sebagai pemenang dalam ”perang” menurunkan harga dan disertai dengan adanya
yang terjadi di pasar konsumen. inovasi–inovasi produk berupa penawaran
Strategi reposisi merek harus diimplementasikan varian–varian baru serta cara komunikasi
pada momentum yang tepat untuk dapat memberikan pemasaran yang baru. Menurut Bambang
hasil dan dampak yang efektif dalam peningkatan Sumaryanto selaku Direktur Hubungan Eksternal
pangsa pasar. Menurut Ramesh Kumar seorang PGI, strategi reposisi merek ini mendapatkan
Professor Marketing dari Indian Institute of Mana- respon positif dari konsumen dan dapat
gement di Bangalore India, memberikan persyaratan menaikkan tingkat penjualan secara signifikan.
waktu, situasi dan kondisi yang tepat untuk memprak- (SWAsembada,2005)
tekkan strategi reposisi merek. 3. Ketika citra temporer dibutuhkan pada kategori –
Berikut beberapa kondisi yang tepat untuk meng- kategori produk tertentu sebagai akibat dari
implementasikan strategi reposisi merek adalah: adanya perubahan psikografis konsumen.
1. Pada waktu banjirnya penawaran–penawaran Apabila terjadi perubahan psikografis konsumen
produk baru pada suatu kategori produk tertentu, maka strategi
Strategi reposisi merek dapat dilakukan ketika reposisi merek dapat diimplementasikan untuk
terjadi banjir penawaran – penawaran baru di menciptakan citra sesuai dengan adanya
pasar yang berpotensi untuk menggeser posisi perubahan tersebut.
dari merek yang sudah mapan (establish brand). Salah satu studi kasus adalah adanya perubahan
Sehingga implementasi dari strategi reposisi psikografis dari masyarakat pada kategori produk
telepon selular. Pada awal diluncurkannya,
merek dibutuhkan untuk memberikan penekanan
produk telepon selular hanya diminati oleh
kembali akan eksistensi mereknya. Salah satu
konsumen dengan status sosial ekonomi mene-
contoh riil adalah persaingan pada kategori
ngah ke atas karena harga pesawat telepon dan
produk minuman berkarbonasi dimana Coca – harga pulsa yang mahal. Tetapi dewasa ini
Cola dan Pepsi yang merupakan establish brand hampir semua lapisan masyarakat dari berbagai
dengan ekuitas merek yang kuat, juga secara macam tingkat sosial ekonomi, profesi, dan latar
terus menerus mereposisi mereknya dalam usaha belakang budaya yang beragam memiliki dan
menghadapi masuknya merek – merek minuman menggunakan telepon selular (handphone). Mu-
berkabonasi baru. (Kartajaya,2002) lai dari tukang becak sampai direktur perusahaan
2. Pada saat merek yang sudah mapan tidak dapat dan pejabat pemerintahan menggunakan hand-
memberikan penawaran akan fitur atau varian phone sebagai salah satu sarana berkomunikasi
yang sama dengan yang telah ditawarkan oleh karena adanya banyak pilihan pesawat telepon
merek – merek baru (new brand). dengan harga yang terjangkau dan penawaran
Pada kondisi tersebut, merek yang mapan kalah pulsa murah dari berbagai operator seluler.
bersaing dengan merek–merek yang baru Pada awalnya PT Excelcomindo Pratama sebagai
sehingga timbul kebutuhan bagi merek yang operator layanan jasa selular memposisikan jasa
mapan untuk mereposisi keberadaan mereka. layanan komunikasi untuk kelas atas dengan
Maka dari itu establish brand harus mereposisi memberikan kualitas sinyal kuat, audio jernih
mereknya dengan cara memberikan penekanan serta harga premium melalui merek Pro XL.
pada apa yang menjadi kehendak dari konsumen Melihat kondisi pasar yang sedemikian, Exel-
dan berusaha untuk mencari cara–cara pemasaran comindo melakukan strategi reposisi merek
baru yang dapat menarik minat dari konsumen. untuk melayani berbagai segmen konsumen yang
Salah satu contoh kasus yang menarik adalah memiliki kondisi psikografis yang berbeda–beda.
strategi reposisi merek yang dilakukan oleh Strategi ini dilakukan dengan pertimbangan
Protect & Gamble Indonesia (PGI), salah satu bahwa setiap segmen konsumen memiliki tujuan
perusahaan consumer good besar di Indonesia penggunaan yang berbeda antara segmen yang
terhadap produk shampo merek Pantene. Strategi satu dengan segmen yang lain.
70 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 66-72

Strategi reposisi merek yang dilakukan Exel- 200 ml. Dengan dukungan komunikasi pema-
comindo dengan meluncurkan merek yang saran yang gencar dan menyasar remaja sebagai
berbeda–beda dengan fitur layanan yang berbeda target pasar maka tingkat penjualan Green Sand
pula untuk melayani beberapa target segmen naik sampai tiga kali lipat. (Suara Pembaharu-
konsumen. Sebagai contoh kartu perdana merek an,2004)
Jempol dan Bebas ditujukan untuk segmen 5. Ketika suatu merek ingin mengkomunikasikan
ekonomi menengah ke bawah serta remaja dan penawaran–penawaran baru yang lebih menarik.
kaum muda dimana kartu Bebas menyediakan Eksekusi komunikasi pemasaran yang kurang
voucher isi ulang dengan harga terendah Rp tepat juga turut mempengaruhi efektifitas dari
5000,- dengan masa aktif enam hari. Fitur–fitur positioning yang dilakukan oleh pemasar.
yang ditawarkan misalnya bebas 100 sms per Strategi reposisi merek dapat digunakan apabila
hari, atau menelpon dengan tarif hemat antar pemasar hendak mengkomunikasikan pesan baru
sesama kartu bebas, dsb. Setiap fitur yang ataupun penawaran baru kepada konsumen.
ditawarkan sesuai dengan psikografis dari konsu- Contoh kasus yang terjadi pada produk suplemen
mennya. vitamin kesehatan merek Fatigon yang pada
Sedangkan kartu perdana merek Xplor ditujukan tahun 1997 dipersepsi konsumen sebagai
untuk target segmen eksekutif, pebisnis dan suplemen kesehatan untuk kaum pria. Hal
professional muda yang menggunakan hand- tersebut memberikan efek semakin sempitnya
phone bukan hanya untuk kegiatan menelpon target pasar konsumen dari produk suplemen
dasar seperti telepon dan sms tetapi juga Fatigon. Padahal pada mulanya Fatigon akan
menginginkan adanya added service lainnya. diposisikan sebagai produk suplemen kesehatan
Added service yang diberikan oleh kartu Xplor untuk semua jenis kelamin baik pria maupun
adalah fasilitas internet banking yang bekerja- wanita yang membutuhkan stamina yang ekstra
sama dengan BCA, Bank Mandiri, dan Citibank dalam menjalankan profesi dan aktivitasnya
serta fasilitas informasi seperti harga emas, valas, dengan baik.
dsb untuk komunitas dari Xplor serta layanan – Pada tahun 1999 Fatigon mereposisi mereknya
layanan lainnya. (Kompas, 2005) dengan tujuan untuk memperlebar pasar pada
4. Jika suatu merek ingin mengganti target pasar konsumen wanita. Strategi ini dilakukan dengan
mereka karena minat pembelian yang rendah atas menggunakan Tamara Geraldine dan Indi Barens
suatu kategori produk sebagai endorser iklan sehingga persepsi kon-
Terkadang suatu merek memiliki pangsa pasar sumen mulai berubah bahwa Fatigon juga dapat
yang rendah atau mengalami stagnasi pertum- dikonsumsi oleh kaum wanita. Penggunaan
buhan pasar, bukan karena implementasi faktor endorser iklan artis dilakukan untuk membangun
bauran pemasaran (marketing mix) yang salah. citra yang positif atas merek Fatigon. Strategi
Tetapi bisa jadi karena salah dalam menentukan reposisi merek ini mendongkrak pertumbuhan
target pasar atau kurang memahami karakter dan penjualan sampai dengan 200%.
keinginan dari konsumennya. Setelah sukses memperlebar pasarnya, Fatigon
Salah satu contoh merek yang melakukan kembali melakukan reposisi mereknya untuk
reposisi untuk mengganti target pasar konsumen- memperlebar pasarnya dari target konsumen
nya adalah merek Green Sand. Merek ini pada eksekutif muda kepada segmen konsumen yang
awalnya menyasar segmen pasar minuman lebih tua dan berusia matang dengan meng-
kategori shandy dengan kandungan alkohol gunakan Roy Marten sebagai endorser iklan.
dibawah satu persen. Respon dari konsumen Strategi reposisi merek Fatigon selain mengguna-
kurang baik sebab kategori minuman shandy kan jalur komunikasi pemasaran, juga diikuti
kurang begitu dikenal dan disukai oleh dengan inovasi produk dengan peluncuran varian
masyarakat Indonesia sehingga penjualan dan baru yaitu Fatigon Spirit. (Marketing, 2003)
pertumbuhan pasar Green Sand lambat dan Ada lima kunci utama yang harus diperhatikan
stagnan. dalam mengimplementasikan strategi reposisi
Untuk mengatasi masalah ini, manajemen PT merek yaitu (Schabel,2001):
Multi Bintang Indonesia yang juga produsen a. Kesuksesan membutuhkan suatu perubahan
minuman beralkohol merek Bir Bintang, Pasar selalu berkembang dan diikuti oleh
melakukan reposisi merek Green Sand dari perkembangan preferensi konsumen, kebu-
kategori minuman shandy menjadi minuman tuhan dan keinginan konsumen yang selalu
ringan berkarbonasi yang memiliki pangsa pasar dinamis .Setiap pemasar (marketer) harus
triliunan rupiah. Reposisi merek ini dilakukan menyadari kondisi tersebut bahwa untuk
dengan meluncurkan tiga varian rasa tanpa meraih kesuksesan, suatu merek harus
alkohol dengan kemasan kaleng 300 ml dan botol bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan
Adiwijaya: Analisa Strategi Reposisi Merek dalam Persaingan Pasar 71

perubahan dan perkembangan pasar yang dalam penggalian kebutuhan konsumen


terjadi. dalam usaha penciptaan pangsa pasar baru.
Salah satu contoh merek yang pada awalnya Contoh reposisi merek yang dilakukan oleh
bersifat status quo adalah merek sepatu dan produk perawatan wajah Biore produksi PT
sandal Bata. Merasa diri sebagai pemimpin Kao Indonesia Tbk. Pada awal peluncuran
pasar (market leader), merek Bata tidak Biore, merek ini ditujukan kepada target
melakukan perubahan ataupun inovasi dalam konsumen wanita. Tetapi dalam perkem-
usaha reposisi merek dalam menghadapi bangannya, Biore melakukan reposisi merek
masuknya merek–merek sepatu dan baru untuk menghadapi ketatnya persaingan pada
seperti Nike, Adidas, dan Reebok. produk pembersih wajah.
Dalam waktu sekejap pangsa pasar Bata Strategi reposisi merek ini dilakukan dengan
dapat direbut oleh ketiga merek baru memperlebar pasar produk pembersih wajah
tersebut, dan parahnya merek Bata yang dengan target pasar kaum pria. Untuk
merupakan merek internasional justru diper- memperkokoh strategi reposisi merek, Biore
sepsi sebagai merek lokal dengan kualitas menghilangkan simbol siluet tubuh wanita
yang buruk dan rendah. Di tengah keterpuru- pada kemasan produknya dan meluncurkan
kan tersebut, merek Bata mulai berbenah produk Biore for Men. Dalam kasus ini,
untuk mereposisi mereknya dengan melaku- Biore melihat adanya kebutuhan konsumen
kan inovasi–inovasi baru atas desain produk- yang merupakan peluang pasar yang belum
nya, memperbaiki denah layout gerai– digali yaitu banyak dari kaum pria dewasa
gerainya, serta membangun komunikasi ini juga turut menjaga dan memperhatikan
pemasaran untuk peningkatan citra merek penampilan atau yang dikenal dengan pria
(brand image) dari Bata. Sangat disayangkan metroseksual. Strategi reposisi merek ini
bahwa langkah reposisi merek Bata juga diikuti oleh produk pembersih wajah
tergolong terlambat sehingga membutuhkan merek Ovale. Merek tersebut juga memper-
waktu yang lama dan usaha ekstra untuk lebar target pasar dalam rangka pemenuhan
dapat mengembalikan kepercayaan kon- kebutuhan dari kaum pria metroseksual
sumen dan pangsa pasar dari merek Bata. dengan meluncurkan Ovale for Men.
b. Menemukan kebutuhan–kebutuhan kon- c. Memaksikmalkan sumber daya yang dimili-
sumen yang belum tergali ki oleh perusahaan untuk dapat memberikan
Ditengah ketatnya persaingan antar pemasar penawaran terbaik kepada konsumen diban-
di dalam memberikan penawaran produk dingkan dari para pesaing.
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan Kunci keberhasilan keempat ini dipraktek-
dari konsumen, diperlukan kepekaan bagi kan oleh PT Protect and Gambler Indonesia
para pemasar untuk dapat menggali kebu- Tbk (PGI). Sebagai bagian dari usaha
tuhan–kebutuhan yang belum terlayani. memaksimalkan sumber daya perusahaan,
Kim dan Mauborgne dalam bukunya “Blue PGI menerapkan strategi regional sourcing
Ocean Strategy“ mengajarkan bahwa “Red dan outsourching dimana kebutuhan dari
Ocean Strategy” atau bersaing pada kondisi suatu area akan dilayani dengan produk lokal
persaingan pasar yang sangat ketat, sudah pada area tersebut atau jika skala ekonomis
tidak relevan lagi untuk diterapkan karena regional sourching tidak tercapai, maka
hanya menghasilkan kerugian dari para produksi akan dialihkan kepada pihak ketiga.
“pemain” yang ada pada pasar tersebut. Salah satu implementasi dari strategi tersebut
Sebaliknya mereka menawarkan suatu adalah ditutupnya perusahaannya di Cakung
konsep strategi baru yaitu “Blue Ocean Jakarta Timur dan memindahkan ke
Strategy” dimana strategi ini dilakukan Thailand.
dengan cara keluar dari padatnya kondisi PGI tidak hanya berhenti dengan memindah-
persaingan dan berusaha untuk melakukan kan pabriknya ke Thailand tetapi juga
value inovation yang menghasilkan pena- melakukan banyak efisiensi lain seperti
waran–penawaran baru atas kebutuhan– pengurangan tenaga kerja, bermitra dengan
kebutuhan yang belum terlayani dengan perusahaan nasional PT Darya Varia
situasi persaingan yang lebih lengang. (Kim Laboratoria Tbk, menciptakan virtual office,
& Mauborgne,2005) dsb. Strategi efisiensi tersebut mendukung
Reposisi merek juga dapat dilakukan dengan
strategi reposisi merek produk – produknya
menerapkan “Blue Ocean Strategy” dimana
dengan tujuan memberikan best value
suatu merek baik yang sudah mapan ataupun
kepada konsumennya. Sebagai contoh, ada
merek-merek baru dapat melakukan inovasi
72 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 66-72

dua merek produk PGI yaitu Pantene dan dimana strategi reposisi merek tersebut merupakan
Vicks yang sudah terkenal kualitasnya solusi yang paling efektif di dalam mengatasi ketatnya
direposisi untuk meningkatkan penjualan persaingan dan jenuhnya pertumbuhan pasar.
dengan memberikan produk kualitas tinggi Penerapan strategi reposisi merek tidak dapat
dan harga murah. dilakukan secara sembarang atau asal jalan saja tetapi
d. Membangun budaya perusahaan yang ber- strategi tersebut harus dilakukan secara benar dan
kisar pada riset pasar dan fokus konsumen. didukung oleh seluruh komponen perusahaan. Tanpa
Strategi reposisi merek tanpa didukung adanya pemahaman yang benar akan konsep dasar
dengan riset pasar dan memahami kebutuhan reposisi merek, kepekaan akan kondisi dan perubahan
dan keinginan dari konsumen dapat pasar, pemahaman akan kebutuhan dan keinginan
dipastikan berujung pada kegagalan karena konsumen, serta pengenalan akan kekuatan dan
perubahan yang dilakukan tidak memiliki kelemahan merek ataupun perusahaan induknya
dasar yang kuat. maka strategi reposisi merek akan ”mandul” dan
Riset pasar dan pemahaman akan konsumen hanya akan menghabiskan sejumlah uang perusahaan.
memberikan landasan perubahan yang kuat,
rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan. DAFTAR PUSTAKA
Tanpa landasan yang kuat maka strategi
reposisi merek akan sia – sia dan tidak Jahari, T., 2003. ”Jurus Fatigon Memperlebar Pasar”.
memberikan hasil maksimal. Marketing. edisi bulan Juni, Jakarta
Contoh kasus yang terkenal dan menarik
adalah kasus Mc Donald Indonesia. Merek Hidayat, T., 2005. Cara P&G Memberikan Best
Mc Donalds yang dari negara asalnya Value Bagi Konsumen. SWA Sembada edisi
dikenal atau dipersepsi sebagai restoran fast bulan Mei. PT Media Temprina. Jakarta
food produsen burger, direposisi menjadi
restoran fast food yang menawarkan produk Kartajaya, H., 2002. Hermawan Kertajaya on Mar-
ayam dan nasi selain produk burger dan keting. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
kentang goreng. Reposisi merek yang
Kim W Chan & Mauborgne, R.’ 2005. Blue Ocean
dilakukan tersebut sudah sangat tepat karena
Strategy. Harvard Business School Press. USA
memang sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia yang suka mengkonsumsi nasi dan Kumar Ramesh, S. 2005. Effectiveness of brand
ayam. Bahkan banyak masyarakat Indonesia repositioning. Indian Institute of Bangalore.
yang merasa belum makan apabila belum India
mengkonsumsi nasi. Strategi reposisi merek
dengan dasar riset pasar dan pemahaman Kotler, P. 2003. Marketing Management. 11th edition/
akan budaya konsumen ini memberikan International Edition. Prentice Hall. New
hasil dengan selalu ramainya outlet–outlet Jersey.
dari restoran Mc Donalds di seluruh wilayah
Indonesia. Kotler P & Amstrong, G. 2004. Principle of Mar-
keting. 10th edition/International Edition.
KESIMPULAN Prentice Hall. New Jersey.

Di tengah ketatnya persaingan, strategi reposisi Schabel, H. 2001. Strategic Repositioning for Suc-
merek dapat menjadi alternatif solusi untuk membuat cess. University of Wisconsin-Madison School
suatu merek dapat bertahan dan bahkan tampil of Business. USA.
sebagai pemimpin pasar. Hal tersebut dapat dibukti- Wah, 2005. Jualan Xplore ga perlu toko. Kompas
kan dengan beberapa studi kasus singkat yang telah edisi 21 Mei. Jakarta.
dipaparkan dan diulas pada bagian sebelumnya.
Strategi reposisi merek tidak dapat diimplemen- Wibowo Satriyo, A. 2004. Diversifikasi untuk Meraih
tasikan pada setiap kondisi persaingan pasar untuk Peluang Pasar Nonalkohol. Suara Pembaha-
semua kategori produk. Tetapi dalam penerapannya, ruan edisi 1 September 2004. Jakarta.
ada beberapa situasi dan kondisi persaingan pasar

You might also like