Professional Documents
Culture Documents
267
M
esin sekrap (shaping machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini
digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,
beralur, dan lain-lain pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin sekrap
adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal
maupun horizontal.
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong
dalam keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak-balik
atau maju mundur melakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur lengan
mesin/pahat diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui
sabuk (belt). Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan
ke roda gigi penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut beralur dan dipasang
engkol melalui tap. Jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik
menghasilkan gerakan maju mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga
panjang eksentrik berubah dan berarti pula panjang langkah berubah. Mekanisme ini
dapat dilihat pada Gambar 9.4.
A. Mesin Sekrap dan Jenis-jenisnya
1. Jenis-Jenis Mesin Sekrap
Mesin sekrap adalah mesin yang relatif sederhana. Biasanya digunakan dalam ruang
alat atau untuk mengerjakan benda kerja yang jumlahnya satu atau dua buah untuk proto-
type (benda contoh). Pahat yang digunakan sama dengan pahat bubut. Proses sekrap
tidak terlalu memerlukan perhatian/ konsentrasi bagi operatornya ketika melakukan
penyayatan. Mesin sekrap yang sering digunakan adalah mesin sekrap horizontal. Selain
itu, ada mesin sekrap vertikal yang biasanya dinamakan mesin slotting/slotter. Proses
sekrap ada dua macam yaitu proses sekrap (shaper) dan planner. Proses sekrap dilakukan
untuk benda kerja yang relatif kecil, sedang proses planner untuk benda kerja yang besar.
a. Mesin sekrap datar atau horizontal (shaper)
Mesin jenis ini umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan serbaguna terdiri atas
rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal (lihat Gambar 9.1).
Benda kerja didukung pada rel silang sehingga memungkinkan benda kerja untuk
digerakkan ke arah menyilang atau vertikal dengan tangan atau penggerak daya.
Pada mesin ini pahat melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan benda kerja
melakukan gerakan ingsutan. Panjang langkah maksimum sampai 1.000 mm, cocok
untuk benda pendek dan tidak terlalu berat.
Gambar 9.2 Mesin sekrap vertikal Gambar 9.3 Mesin sekrap eretan (planner)
(slotter)
Badan mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur
(Gambar 9.5).
Meja mesin
Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja. Meja
mesin didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretan lintang
dapat diatur otomatis (Gambar 9.5).
Lengan
Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan engkol
menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan di atas badan dan dijepit pelindung
lengan agar gerakannya lurus (Gambar 9.5).
Eretan pahat
Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda pemutar
maka pahat akan turun atau naik. Ketebalan pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan
pahat terpasang di bagian ujung lengan dengan ditumpu oleh dua buah mur baut pengikat.
Eretan dapat dimiringkan untuk penyekrapan bidang bersudut atau miring. Kemiringan
eretan dapat dibaca pada pengukur sudut eretan (Gambar 9.5).
Pengatur kecepatan
Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit. Untuk
pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin berhenti (Gambar 9.5).
Tuas panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai panjang benda
yang disekrap. Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau kiri (Gambar 9.5).
Tuas posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat
terhadap benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah mengendorkan pengikat
lengan (Gambar 9.5).
Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang engkol
yang mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurus meja. Dengan
demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).
270
b. Alat potong
1) Prinsip dasar pemotongan
Pahat bergerak maju mundur, benda kerja bergerak ke arah melintang.
Pemotongan hanya terjadi pada gerak langkah maju, pada saat langkah mundur
benda kerja bergeser (Gambar 9.6).
Gambar 9.7 Pahat sekrap kasar lurus Gambar 9.8 Pahat sekrap datar dan runcing
dan melengkung
a) pahat sekrap kasar lurus
b) pahat sekrap kasar lengkung
c) pahat sekrap datar (Gambar 9.8)
d) pahat sekrap runcing (Gambar 9.8)
e) pahat sekrap sisi (Gambar 9.9)
f) pahat sekrap sisi kasar (Gambar 9.9)
g) pahat sekrap sisi datar (Gambar 9.9)
Gambar 9.9 Pahat sekrap sisi, sisi
h) pahat sekrap profil (Gambar 9.10)
kasar, dan sisi rata
i) pahat sekrap masuk ke dalam atau pahat
sekrap masuk ke luar lurus (lihat Gambar 9.11)
j) pahat sekrap masuk dalam atau pahat sekrap
masuk ke luar diteruskan (lihat Gambar 9.11)
Gambar 9.10 Pahat sekrap profil Gambar 9.11 Pahat sekrap dalam lurus dan
pahat luar
3) Sudut asah pahat
272
4. Kecepatan penghasilan beram
7
Z = a · f · v; cm3/menit . . . (9.4)
Besar kecilnya kecepatan potong tergantung pada jenis material yang dipotong dan
alat yang digunakan. Daftar kecepatan potong dapat dilihat pada Tabel 9.1.
Tabel 9.1 Shaper Speeds dan Feeds
Sebelum proses sekrap dilakukan perlu diperiksa kesejajaran garis ukuran yang
akan disekrap dengan mulut ragum. Untuk mempermudah proses pensejajaran antara
mulut ragum dan bagian yang akan disekrap digunakanlah parallel blok.
Benda kerja besar yang akan dipotong seluruh permukaannya, biasanya diklem
dengan menggunakan klem samping (Gambar 9.21). Jumlah klem yang digunakan
tergantung besar kecilnya benda kerja.
274
Gambar 9.21 Klem samping
Blok siku juga bisa dipergunakan sebagai alat bantu pengekleman benda kerja
(Gambar 9.22). Caranya, blok siku diikat dengan baut T pada meja sekrap, kemudian
benda kerja yang akan disekrap diklem dengan blok siku yang sudah terpasang
pada meja sekrap.
275
Gambar 9.25 Posisi pemasangan pahat
2) Pencekaman pahat diusahakan sependek mungkin. Dikarenakan, jika
pemasangan pahat terlalu panjang, pada saat terjadi impact maka pahat akan
menjadi lentur dan kemungkinan besar pahat akan patah (Gambar 9.26).
Gambar 9.27 Posisi rumah ayunan berlawanan dengan sisi potong pahat
4) Pada saat proses pembuatan alur pada benda kerja, rumah ayunan pahat
dipasang tegak lurus terhadap sisi potong pahat (Gambar 9.28).
276
Gambar 9.29 Alat bantu pemegang pahat
6) Pada saat langkah pemotongan sisi benda kerja, posisikan rumah ayunan dan pahat
dalam keadaaan miring/membuat sudut lancip terhadap benda kerja (Gambar 9.30).
278
Alur ”alur U” Alur ”V” Alur ekor burung
Gambar 9.32 Penyekrapan alur luar
Penyekrapan alur ”V” dan ekor burung merupakan penyekrapan yang paling rumit
karena memerlukan ketekunan dan kesabaran. Prinsip pengerjaannya merupakan
gabungan dari beberapa proses penyekrapan. Berhasil atau tidaknya pembuatan
alur ”V” dan ekor burung tergantung dari pengaturan eretan pahat, pengasahan
sudut pahat dan pemasangan pahatnya. Pada penyekrapan alur ekor burung atau
alur ”V” sebagai berikut.
1. Diawali dengan penyekrapan alur biasa.
2. Selanjutnya memasang pahat lancip.
3. Mengatur eretan pahat.
4. Mengatur posisi pahat.
5. Lakukan secara hati-hati dan pemakanannya harus tipis.
Alur tembus dalam umumnya untuk alur pasak pada roda gigi atau pully. Untuk penyekrapan
alur pasak memerlukan tangkai pemegang pahat (pemegang pahat tambahan) yang
memungkinkan pahat masuk ke dalam lubang yang akan dibuat alur dalam.
Penyekrapan alur pasak luar yang buntu lebih rumit karena gerakan pahatnya
terbatas. Untuk itu harus dibuat pengerjaan awal pada mesin bor atau frais. Batas
alur pasak harus dibuat dengan cara membuat lubang dengan end mill sesuai dengan
ukuran lebar dan dalamnya alur. Agar pajang langkah terbatas, maka harus diatur
terlebih dahulu sesuai dengan panjang alur. Penyekrapan dapat dilakukan bertahap
apabila lebar alur melebihi lebar pahat yang digunakan.
279
280