You are on page 1of 52

Penyebab dan Dampak Negatif Industri

Penerbangan Terhadap Kelestarian Lingkungan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pengetahuan Lingkungan

Disusun Oleh :

1. Archie Tobias / 09050120


2. Dedi Purnama / 09050098
3. Indra Furwita S. / 09050096
4. Regina Yuniarti / 09050134

TEKNIK PENERBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
ADISUTJIPTO
2009
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.................................................................................................2
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................3
KATA PENGANTAR...................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................5

1.1 Latar Belakang ......................................................................................5


1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan.............................................................6
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................7

2.1 Pesawat udara........................................................................................7

2.2 Bandar Udara.........................................................................................10

2.3 Pencemaran Lingkungan ( Polusi ) .....................................................13

BAB III PEMBAHASAN............................................................................15

3.1 Pesawat Udara Berpotensi Sebagai Sumber Polutan.........................15

3.2 Bandar Udara Berpotensi Sebagai Polutan.........................................24

3.3 Dampak Pencemaran Lingkungan.......................................................31

BAB IV PENUTUP......................................................................................33

4.1 Simpulan ................................................................................................33

4.2 Saran .....................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................38

LAMPIRAN..................................................................................................39

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

2
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Suara Pesawat Tingkatkan Darah Tinggi


Lampiran 2. Tabel Standar polutan udara menurut EPA
Lampiran 3. Artikel Polusi Udara Perkotaan
Lampiran 4. Kriteria pengukuran kadar hara P dan K tanah ekstrak HCl 25%, serta pH tanah
Lampiran 5. Jenis-jenis dari Akibat-akibat kebisingan
Lampiran 6. Tipe-tipe kebisingan lingkungan
Lampiran 7. Ketentuan Penelaahan Lingkungan Proyek Pengembangan Bandar Udara
Lampiran 8. Perhitungan Ramalan Penerimaan Kebisingan
Lampiran 9 Petunjuk Tata Guna Tanah Untuk Interpolasi Kebisingan Bandar Udara
Lampiran 10. Standar Nasional Mutu Udara Sekeliling
Lampiran 11. Bagan Penelaahan Mutu Udara untuk Bnadar Udara
Lampiran 12. Tabel Dampak pencemaran udara berupa gas
Lampiran 13. Gambar-gambar

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

3
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang dapat kami sampaikan kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT hingga
saat ini kami diberikan kesempatan untuk dapat memenuhi tugas yang diberikan dan menulis
sebuah makalah. Hanya karena rahmat yang diberikan-Nya kami dapat merangkai makalah ini
hingga selesai. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.

Pada tulisan yang kami selesaikan pada tanggal 27 Oktober 2009 dan kembali kami revisi
pada tanggal 30 Oktober 2009 ini, kami dapat sampaikan sebuah kajian permasalahan yang ada di
kehidupan saat ini, yang mampu memberikan inspirasi untuk mengkaji aspek kehidupan yang
berdampak dan terjadi pada keseimbangan ekologi. Dari tema yang dibeikan “Dampak Industri
Penerbangan Terhadap Ekologi ” maka kami bermaksud untuk lebih menspesfikan permaslahn
tersebut dengan memberikan judul: “Penyebab dan Dampak Negatif Industri Penerbangan
Terhadap Kelestarian Lingkungan”
Walaupun kami telah mengusahakan kesempurnaan dalam penulisan makalah ini, kami
sangat menyadari, bahwa masih banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat bersifat membangun selalu kami harapkan.

Yogyakarta, 30 Oktober 2009

Penyusun

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Letak geografis Indonesia yang cukup strategis dengan diapit oleh dua benua besar Asia
dan Australia dan terletak di jalur khatulistiwa dengan keadaan struktur negara kepulauan yang
terdiri atas ribuan pulau-pulau besar maupun kecil, menyebabkan wahana transportasi memegang
peranan penting untuk mewujudkan negara kesatuan Indonesia yang berdaulat baik di laut, udara
maupun di darat. Peranan penting yang diemban ini terutama sebagai alat komunikasi/
telekomunikasi maupun penghubung antar pulau yang secara cepat dapat menjangkau seluruh
wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Jika ditinjau secara khusus terutama dari sudut
wawasan ketahanan nasional diupayakan pendayagunaan dirgantara untuk kepentingan negara
dalam memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia yang tersebar di kepulauan wilayah nusantara.
Kepentingan negara dalam hal ini dapat berupa wahana transportasi yang berdasarkan hal
tersebut diperlukan upaya untuk mendorong pengembangan industri transportasi yang dapat
memenuhi kebutuhan rakyat sesuai dengan kondisi yang ada dan mampu bersaing di pasar
internasional baik pada aspek harga, kualitas dan ketepatan dalam menyerahkan hasil produksi
kepada konsumen.
Dibalik seluruh usaha pemerintah untuk terus mengembangkan industri penerbangan
dengan cara menambah jumlah maskapai. Ternyata lebih terkesan mengesampingkan sesuatu
yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap ekologi lingkungan. Hal ini dapat
tergambarkan dengan minimnya penelitian yang mengkaji permasalahan yang ditimbulkan oleh
pesawat udara, naik itu ketika dikaji dalam kontribusi kebisingan, polusi suara dan udara serta
beberapa hal yang negative yang dihasilkan oleh Pesawat udara. Masyarakat internasionalpun
juga belum menaruh perhatian yang lebih terhadap penanganan hal tersebut. Mengapa hal ini
dapat terjadi ? Mungkin yang menjadi salah satu alasannya adalah bahwa masyarakta dunia
terilusi oleh dampak positif yang diberikan oleh Industri Penerbangan saat ini. Maka dari itu
perlu adanya suatu pergerakan yang kelak dapat menggerkkan pemikiran dan pandangan kita
akan perkembangan teknologi yang selalu mambayangi peradaban manusia.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

5
Masalah global saat ini merupakan timbal balik yang diberikan oleh perkembangan
IPTEK. Penyelesaian yang dilakukan secara berkelanjutan harus mengimbangi iringan
perkembangan masa revolusi saat ini. Seberapa besar kontribusi kita dalam mencegah hal
negative tersebut, ditentukan bagaimana kita sebagai promoter mampu mendidikasikan diri
sebagai manusia yang menyadari hubungan timbale balik perkembangan teknologi tersebut.
Untuk itu dalam sebuah karya penulisan ini maka kami mencoba untuk mengkaji serta
mengumpulkan beberapa hasil pengkajian kecil yang mampu memberikan gambaran dampak
negative yang ditimbulkan oleh pesawat udara. Berikut ini kami sajikan sebuan makalah yang
kami beri sebuah judul yaitu “Dampak Negatif Industri Penerbangan Terhadap Ekologi
Lingkungan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berkaitan dengan latar belakang dan judul yang kami angkat maka secara garis besar
dapat kami rumuskan sebagai berikut :
1. Aspek Industri penerbangan apa saja yang menyebabkan kelestarian alam terganggu?
2. Bagaimana dampak negatif yang ditimbulkan oleh Industri Penerbangan terhadap
kelestarian alam?
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan penulisan ini adalah :
1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai penyebab dan dampak negative industi
penerbangan terhadap keseimbangan lingkungan yang erat kaitannya dengan unsure-
unsure ekologi
2. Sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak
pencemaran yang sedang dikaji dalam makalah ini adalah industry penerbangan.
3. Sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh
industry penerbangan.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menyediakan informasi dan data dasar mengenai sumber dan dampak negatif oleh
industri penerbangan terhadap kelestarian alam.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

6
2. Memberikan sumbangan informasi bagi bahan mata uliah Ilmu Pengetahuan Lingkungan,
khususnya untuk topik ekologi lingkungan.
3. Meningkatkan kemapuan mahasiswa dalam berpikir dan bekerja secara ilmiah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam penulisan makalah ini kami mengambil objek yang paling memiliki kontribusi
besar terhadap hadirnya industry penerbangan. Maka dari itu kami membagi hal tersebut ke
dalam dua bidang yang saling berhubungan satu sama lain. Pesawat udara dan Bandar udara
merupakan objek terpenting dari pengembangan industry penerbangan. Secara lebih terrinci
berikut akan kami jelaskan unsure-unsur terpenting yang mampu berpotensi mengahsilkan
dampak buruk terhadap keseimbangan alam.

2.1 Pesawat udara


Menurut definisi FAA (Badan Penerbangan Amerika Serikat) di FAR (Federal Aviation
Regulation) saat ini yang juga diadopsi oleh Indonesian CASR (Civil Aviation Safety
Regulation), Part 1, Definition and Abbreviations, aircraft adalah sebuah perangkat yang
digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan dalam penerbangan. Kategori aircraft untuk
sertifikasi penerbangnya dalam hal ini adalah airplane, rotorcraft, lighter-than-air, powered lift,
dan glider. Part 1 tersebut juga mendefinisikan airplane/ pesawat terbang sebagai: digerakkan
mesin, sayap tetap yang lebih berat dari udara, dalam penerbangannya ditahan oleh reaksi
dinamis dari udara yang berlawanan arah dengan sayapnya.

a. Stuktur Pesawat Udara

Meskipun pesawat terbang dirancang untuk berbagai keperluan, kebanyakan mempunyai


komponen utama yang sama satu dengan lainnya. Karakter utama dari sebuah pesawat terbang
ditentukan oleh tujuan awal rancangannya. Kebanyakan struktur pesawat terdiri dari fuselage
(badan pesawat), sayap, empennage (bagian belakang), roda pendaratan, dan mesin. Berikut ini
merupakan komponen-komponen utama penyusun kerangka pesawat udara.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

7
• Fuslage

Yang dimaksud dengan Fuselage adalah kabin dan atau kokpit, yang berisi kursi untuk
penumpangnya dan pengendali pesawat. Sebagai tambahan, fuselage juga bisa terdiri dari ruang
kargo dan titik-titik penghubung bagi komponen utama pesawat yang lainnya. Beberapa pesawat
menggunakan struktur open truss. Fuselage dengan tipe open truss terbentuk dari tabung baja
atau aluminium. Kekuatan dan kepadatan didapat dari pengelasan tabung-tabung secara bersama
yang membentuk bangun segitiga yang disebut trusses.

• Wing ( Sayap )

Sayap adalah airfoil yang disambungkan di masing-masing sisi fuselage dan merupakan
permukaan yang mengangkat pesawat di udara. Terdapat berbagai macam rancangan sayap,
ukuran dan bentuk yang digunakan oleh pabrik pesawat. Setiap rancangan sayap memenuhi
kebutuhan dari kinerja yang diharapkan untuk rancangan pesawat tertentu. Bagaimana sayap
dapat membuat gaya angkat (lift) akan diterangkan di bab terkait. Sayap dapat dipasang di posisi
atas, tengah atau bawah dari fuselage. Rancangan ini disebut high-, mid- dan low-wing. Jumlah
sayap juga berbeda-beda. Pesawat terbang dengan satu set sayap disebut monoplane, sedangkan
pesawat terbang dengan dua set sayap disebut biplane.

• Empennage

Nama yang benar untuk bagian ekor dari pesawat adalah empennage. Empennage terdiri
dari seluruh ekor pesawat, termasuk permukaan yang tetap/diam seperti vertical stabilizer dan
horizontal stabilizer. Sedangkan permukaan yang bergerak termasuk rudder, elevator, dan satu
atau lebih trim tab.

• Rudder

Rudder tersambung di bagian belakang dari vertical stabilizer. Selama penerbangan,


rudder digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat ke kanan dan ke kiri. Rudder digunakan
bersama dengan aileron untuk belok selama penerbangan. Sedangkan elevator yang terpasang di
bagian belakang horizontal stabilizer digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat naik dan
turun selama penerbangan.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

8
• Landing Gear

Landing gear/ roda pesawat adalah penopang utama pesawat pada waktu parkir, taxi
(bergerak di darat), lepas landas atau pada waktu mendarat. Tipe paling umum dari landing gear
terdiri dari roda, tapi pesawat terbang juga dapat dipasangi float (pelampung) untuk beroperasi di
atas air atau ski, untuk mendarat di salju. Landing gear terdiri dari 3 roda, dua roda utama dan
roda ketiga yang bisa berada di depan atau di belakang pesawat. Landing gear yang memakai
roda dibelakang disebut conventional wheel. Pesawat terbang dengan conventional wheel juga
kadang-kadang disebut dengan pesawat tailwheel. Jika roda ketiga bertempat di hidung pesawat,
ini disebut nosewheel, dan rancangannya disebut tricycle gear. Nosewheel atau tailwheel yang
dapat dikemudikan membuat pesawat dapat dikendalikan pada waktu beroperasi di darat.

• Power Plant

Power plant biasanya termasuk mesin dan baling-baling. Fungsi utama dari mesin adalah
menyediakan tenaga untuk memutar baling-baling. Mesin juga menghasilkan tenaga listrik,
sumber vakum untuk beberapa instrumen pesawat, dan di sebagian besar pesawat bermesin
tunggal, menyediakan pemanas untuk penerbang dan penumpangnya. Mesin ditutup oleh cowling
atau di beberapa pesawat dikelilingi oleh nacelle. Maksud dari cowling atau nacelle adalah untuk
membuat streamline aliran udara yang mengalir di sekitar mesin dan membantu mendinginkan
mesin dengan mengalirkan udara di sekitar silinder. Baling-baling, yang terpasang di depan
mesin, mengubah putaran mesin menjadi gaya yang bergerak ke depan yang disebut thrust yang
membantu menggerakkan pesawat melewati udara.

b. Klasifikasi Pesawat Udara

Pengklasifikasian pesawat terbang didasarkan oleb beberapa hal yang akan kami terangkan
berikut ini.
1. Pesawat Militer

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

9
• Pesawat Pemburu
• Pesawat Pembom
• Pesawat Transport
• Pesawat Latih
• Pesawat Intai
• Pesawat Serbaguna
2. Pesawat sipil
• Pesawat angkut ( penumpang)
• Pesawat Sport
• Pesawat Turis
• Pesawat Khusus (pertanian, perhutanan, perdagangan)
3. Pesawat Berdasarkan Tenaga Penggerak
• Dengan Motor Propeler (baik piston maupun turbin)
• Dengan pancar gas ( turbin dan roket)
4. Berdasarkan Tinggal Landas
• Normal
• Pendek (STOL)
• Vertikal (VTOL)
5. Berdasarkan Jumlah Penumpang
• Aero-taxi = 3 s/d 10 penumpang
• Angkut Ringan = 10 s/d 30 penumpang
• Angkut sedang = 30 s/d 100 penumpang
• Angkut Berat = diatas 100 penumpang
6. Berdasarkan Konstruksi Fuselage
• Frame Work
• Frame Work- semi monocoque
• Semi moncoque
• Monocoque

2.2 Bandar Udara

Industri transportasi udara sering digambarkan sebagai sesuatu yang dinamis, menarik,
dan glamour. Kedinamisan industri ini banyak dipengaruhi karena sifatnya yang berupa industri
jasa (service industry).
Industri transportasi udara juga sangat menarik dan menantang, karena ditandai dengan
iklim kompetisi yang kuat, baik dari dalam lingkungan industri transportasi udara itu sendiri,
maupun dari moda transportasi lainnya, seperti angkutan jalan raya, kereta api, angkutan laut dan
lain-lainnya. Tantangan ini terutama ditentukan oleh sifat kedinamisannya, di samping karena

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

10
industri ini merupakan pengguna produk teknologi tinggi, seperti pesawat udara dan sistem-
sistem operasi yang digunakan bandar udara dan airline.
Namun perlu disadari bahwa industri transportasi udara ini merupakan kebutuhan
turunan. Kebutuhan dasar untuk bepergian merupakan turunan dari kebutuhan lain seperti bisnis,
pariwisata atau sekedar keinginan untuk berkumpul dengan kerabat. Oleh sebab itu industri
transportasi ini berkembang erat dengan industri jasa lain seperti perhotelan, pariwisata, kegiatan
bisnis dan pertukaran komoditi.
Industri ini juga bersifat glamour. Sebagai pengguna teknologi tinggi, seperti pesawat
udara, perkembangan industri transportasi udara selalu memenuhi headlines berbagai media cetak
dan elektronik. Peristiwa-peristiwa yang menyangkut airline, bandar udara dan pesawat udara,
baik atau buruk, senantiasa menjadi berita hangat. Kecelakaan pesawat kecil di Negara Indonesia
akan menjadi perhatian besar di Amerika Serikat dan eropa, misalnya. Hal ini tidak selalu terjadi
[ada industri lain. Sifat glamour ini juga membuat industri ini menjadi menarik, di samping
memberikan kebanggaan tersendiri bagi para karyawan yang mencari nafkah dalam lingkup
industri ini.
Industri transportasi udara juga sangat sarat dengan regulasi, terutama yang berkaitan
dengan keamanan dan keselamatan terbang serta perlindungan lingkungan. Hal ini wajar karena
tidak seperti moda transportasi lain, pengoperasian pesawat udara sangat tidak toleran terhadap
kelalaian, kesalahan atau kegagalan. Sekalipun laju kecelakaan pesawat udara termasuk paling
rendah dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, tetapi kesalahan kecil sekalipun dapat
menyebabkan kefatalan yang merenggut banyak jiwa.
Perkembangan ekonomi dan pertumbuhan transportasi udara selalu sejalan. Bahkan
statistik menunjukkan bahwa industri transportasi udara selama beberapa dekade terakhir
menikmati laju pertumbuhan yang dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi dalam bentuk gross
domestic product (GDP). Namun di sisi lain, industri transportasi udara selalu yang lebih dulu
terpuruk jika ekonomi kawasan mengalami kontraksi. Biasanya imdustri ini juga yang paling
lambat bangkit jika ekonomi kawasan mulai pulih.
Industri transportasi udara ini juga merupakan industri penyedia lapangan kerja yang
besar. Pada tahun 1991, di Negara-negara Uni Eropa ada lebih dari 380000 orang yang bekerja di
industri airline, lebih dari 55000 bekerja di bandara-bandara utama.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

11
Organisasi Industri Transportasi Udara
Seperti diterangkan sebelumnya, industri transportasi udara ini berkembang sebagai
produk turunan bisnis perjalanan. Oleh sebab itu industri transportasi udara merupakan suatu
industri dengan banyak pemain yang saling berkaitan dan bersinergi satu sama lain. Komponen-
komponen industri transportasi udara adalah :
1. Industri Manufaktur Pesawat Udara dan Engine: misalnya Boeing, Airbus, PT. Dirgantara
Indonesia, Rolls Royce, Pratt & Whithey, General Electric, dan lain-lain.
2. Industri Airline dan Operator Pesawat Udara: misalanya Garuda Indonesia, Mandala
Airlines, Deraya, dan lain-lain.
3. Pengelola bandara: Seperti PT (Persero) Angakasa Pura I dan II, New York Airport
Authority, dan lain-lain.
4. Organisasi Air Traffic Services (ATS), Air Traffic Control (ATC), Air Space Manajemen
(ASM), dan Air Traffic Flow Manajemen (ATFM).
5. Badan-badan Regulator Pemerintah: misalnya Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
(Indonesia), Department of Transport dan Federal Aviation Administration (FAA),
Amerika Serikat.
6. Agen-agen perjalanan (travel agents), pariwisata (tour operators), dan agen-agen
pengiriman barang (shipping agents).
7. Pengguna jasa perjalanan udara (air travelers), meliputi angkutan penumpang dan
pengiriman barang.

Masalah manajemen dan pengelolaan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan.
Persaingan bisnis serta sifat industri yang dinamis, padat modal, namun dengan tingkat
pengembalian modal yang rendah memerlukan pemahaman tentang bagaimana seharusnya
industri ini dikelola. Berbagai permasalahan yang dihadapi airline dan bandara sebagai pemain
industri ini perlu dipelajari. Permasalahan airline antara lain berkaitan dengan pengelolaan dan
pengoperasian armada, rute dan jaringan transportasi untuk memenuhi permintaan transportasi
(penumpang dan barang).
Permasalahan bandara yang penting antara lain :
1. Kapasitas bandara, meliputi daya tampung pesawat udara dan penumpang, layout

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

12
bandara dan lain-lain.
2. Lokasi, meliputi daerah yang akan dibangun untuk bandara dan hubungannya dengan
daerah sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan peruntukan lahan, masalah perlindungan
lingkungan, dan konstelasi lalu lintas udara secara regional dan nasional.
3. Pengembangan bandara, meliputi perencanaan, dana dan pelaksanaan.
4. Kepemilikan, milik pemerintah atau swasta, milik perusahaan tunggal atau gabungan
dan sebagainya.
5. Pengelolaan: siapa saja yang akan mengelola bandara tersebut (pemerintah atau
swasta?) dan bagaimana dengan pendanaanya.

2.3 Pencemaran Lingkungan ( Polusi )


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal
gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang
disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan
manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat
dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran,
dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak
mencemari lingkngan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk
hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan,
tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

13
3. Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan
tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat
yang merusak.

Macam-macam Pencemaran Lingkungan


a. Pencemaran Udara
b. Pencemaran Air
c. Pencemaran tanah
d. Pencemaran Suara (kebisingan)

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

14
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pesawat Udara Berpotensi Sebagai Sumber Polutan


Secara global dapat kita ketahui bahwa kehadiran industry penerbangan yang mampu
menciptakan teknologi yang begitu canggih sehingga tercipta sebuah alattranpsortsi modern. Hal
ini merupakan salah satu dampak positif yang diberikan kepada manusia. Manusia sendiri sebagai
pelaku perkembnagan teknologi juga turut berperan dalam industry penerbangan. Namun hal ini
trnyata mampu membuat manusia terilusi dengan kenyamanan serta praktisnya alat tranpsortasi
yang tak kunujung henti untuk selalu dikembangkan. Penalaran manusia yang terbatas membuat
proses penyempurnaan teknolgi menjadi terbatas pula. Sehingga tidak menutup kemngkinan
Industri penenrbangan juga memberika dampak negative yang cukup besar terhadap
keseimbangan lingkungan di masa yang akan dating.
Pesawat udara/ peswat terbang juga mampu berpotensi sebagai polutan yang memiliki
efek negative yang bersifat jangka panjang. Sehingga manusia cenderung tidak menyadari hal ini.
Selain itu pertimbangan yang serius terhadap potensi pesawat udara menyebabkan polusi kurang
menjadi perhatian dan cenderung diaabikan dengan perbandingan perhitungan ekonomi. Maka
dari itu berikut ini akan kami berikan sebuah hasil analisis yang bila ditinjau dari perannya yang
mampu menyebabkan terganggunya keseimbangan alam yang erat kaitannya dengan ekologi
lingkungan.
3.1.1 Polusi Suara (kebisingan)
Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi
terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang
menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106,IEC60050-801 kosakata elektro-teknik Internasional Bab
801:Akustikal dan elektroakustikal). Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

15
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang
tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No.51 Tahun 1999).
Diantara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran/polusi kebisingan
dianggap istimewa dalam hal :
(1) penilaian pribadi dan subjektif sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai
pencemaran kebisingan atau tidak,
(2) kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran udara dan
pencemaran air dan bising pesawat merupakan pengecualian. Unsur suara apabila bel dibunyikan,
seseorang menangkap ‘nyaring’, ‘tinggi’ dan ‘nada’ suara yang dipancarkan. Ini merupakan
suatu tolak ukur yang menyatakan mutu sensorial dari suara dan dikenal sebagai ‘tiga unsur
suara’.
Tipe-Tipe Kebisingan
Kategori kebisingan lingkungan dapat dilihat seperti dalam tabel berikut :
Jumlah kebisingan Semua kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu
Kebisingan spesifik Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat dengan jelas
dibedakan untuk alasan-alasan akustik. Seringkali sumber
kebisingan dapat diidentifikasikan
Kebisingan residual Kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan seluruh kebisingan
spesifik dari jumlah kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu
waktu tertentu
Kebisingan latar Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan perhatian pada suatu
belakang kebisingan tertentu. Penting untuk membedakan antara kebisingan
residual dengan kebisingan latar belakang

Decibels (dB) adalah ukuran energi bunyi atau kuantitas yang dipergunakan sebagai unit-
unit tingkat tekanan suara berbobot A. Yang dilakukan untuk mensederhanakan plot-plot multipel
seperti pada gambar dan untuk secara kira-kira menyebandingkan kuantitas logaritmik dari
stimulus untuk stimulus akustik yang diterima telinga manusia dari luar.Untuk menilai
kebisingan diperlukan untuk menghitung tambahnya atau kurangnya tingkat tekanan suara

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

16
berbobot A rata-ratanya dan sebagainya. Pengaruh dan akibat dari kebisinganMeskipun pengaruh
suara banyak kaitannya dengan faktor-faktor psikologis dan emosional, ada kasus-kasus dimana
akibat-akibat serius seperti kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan
suara pada tingkat tekanan suara berbobot A dan karena lamanya telinga terpajan terhadap
kebisingan itu. Berikut jenis dari akibat kebisingan :

Tipe Uraian
Akibat lahiriah Kehilangan Perubahan ambang batas sementara akibat
pendengaran kebisingan, perubahan ambang batas permanen
akibat kebisingan
Akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau stress meningkat, tekanan
darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering
Akibat Gangguan emosional Kejengkelan, kebingungan
psikologis Gangguan Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi
gaya hidup waktu bekerja, membaca dan sebagainya.
Gangguan Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio,
pendengaran percakapan, telpon dan sebagainya.

Sedangkan untuk kebisingan yang terjadi pada pesawat terbang disebabkan oleh beberapa
hal terutama disebabkan oleh engine. Sumber utama dari bisingnya pesawat jet bersumber dari
mesin jet primer. Ditimbulkan karena bergeraknya bagian mesin pesawat seperti fan, compressor
dan turbin. Bising pada compressor dan fan diteruskan kearah depan mesin, sedangkan bising
dari turbin diteruskan kea rah belakang. Kebisingan pada mesin primair jet disebabkan oleh
pencampuran dari gas buang yang berkecepatan tinggi dari mesin bersama udara diam yang ada
di sekelilingnya, Fan Exhaust juga menimbulkan bising, tetapi pada saat itu kebisingan primair
jet kalah dengan kebisingan fan exhaust. Sumber bising yang paling dominan adalah ketika
pesawat hendak lepas landas, pada saat itu disebabkan oleh Mesin jet primair. Sedangkan pada
saat Take off suara kebisingan dihasilkan oleh suara mesin yang mengusahakan thrust yang lebih
besar.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasi kebisingan ini. Antara lain dengan
membuat knalpot, exhaust gelombang, knalpot denganbanyak saluran keluar, menempatkan gigi
PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

17
yang diletakkan di ujung mulut knalpot, merancang fan blade yang lebih aerodinamis,
memperkecil benturan antara aliran udara dengan stator di dalam bypass duct dan core duct, dan
pemakaian mixer di dalam exhaust duct. Akan tetapi semua usaha ini memilki tingkat
peminimalisiran yang terbatas satu sama lain. Solusi lainnya ICAO (International Civil Aviation
Organization) telah memmodifikasi pesawat sipil dengan Hushkit dan re-engine. Hushkit adalah
alat untuk mengurangi kebisingan dengan menempatkan alat khusus yang bernama lobe mixer di
bagian exhaust. Alat khusus ini berguna untuk mencampur secara efisien udara dingin dari fan
depan dengan udara panas dari exhaust, yang seperti diketahui komponen semburan jet adalah
sumber kebisingan utama pada mesin low by pass. Sedangkan re-engine adalah suatu usaha untuk
mengganti mesin lama dengan mesin yang lebih baru dengan efisiensi bahan bakar yang lebih
baik dan tingkat kebisingan yang lebih rendah guna meningkatkan usia pakai pesawat. Tapi
kedua usaha ini lagi-lagi ini butuh biaya yang tidak sedikit karena harganya hampir sama dengan
harga pesawat bekas. Selain itu ada solusi lain dari pihak produsen yaitu mengenalkan konsep
pesawat lebih kecil. Karena pesawat yang lebih kecil menggunakan engine berdaya dorong kecil
juga. Tapi ini juga berefek mengurangi jumlah penumpang yang tentu saja mendapat tantangan
dari pihak operator. Kemajuan teknologi mesin jet dan solusi lainnya penekan kebisingan adalah
memang kabar baik. Tapi untuk teknologi ini masih ada kekhawatiran seperti apakah operator
mau memakai produk ber-high by pass ratio maupun memodifikasi mesin untuk armadanya
karena investasi untuk itu cukup mahal bahkan untuk operator seperti di Amerika Serikat
sekalipun apalagi di negara berkembang. Suara dari pesawat turbin jet merupakan problem
lingkungan pada saat ini. Cara terbaik untuk mengurangi kebisingan mesin dan premier jet adalah
dengan mengurangi kecepatan primair jet yang ternyata hal ini dinilai paling efektif.
Sumber utama dari bisingnya pesawat jet bersumber dari mesin jet primer. Ditimbulkan
karena bergeraknya bagian mesin pesawat seperti fan, compressor dan turbin. Bising pada
compressor dan fan diteruskan kearah depan mesin, sedangkan bising dari turbin diteruskan kea
rah belakang. Kebisingan pada mesin primair jet disebabkan oleh pencampuran dari gas buang
yang berkecepatan tinggi dari mesin bersama udara diam yang ada di sekelilingnya, Fan Exhaust
juga menimbulkan bising, tetapi pada saat itu kebisingan primair jet kalah dengan kebisingan fan
exhaust. Sumber bising yang paling dominan adalah ketika pesawat hendak lepas landas, pada

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

18
saat itu disebabkan oleh Mesin jet primair. Sedangkan pada saat Take off suara kebisingan
dihasilkan oleh suara mesin yang mengusahakan thrust yang lebih besar.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasi kebisingan ini. Antara lain dengan
membuat knalpot, exhaust gelombang, knalpot denganbanyak saluran keluar, menempatkan gigi
yang diletakkan di ujung mulut knalpot, tetapi semua usaha ini memilki tingkat peminimalisiran
yang terbatas satu sama lain. Solusi lainnya ICAO (International Civil Aviation Organization)
telah memmodifikasi pesawat sipil dengan Hushkit dan re-engine. Hushkit adalah alat untuk
mengurangi kebisingan dengan menempatkan alat khusus yang bernama lobe mixer di bagian
exhaust. Alat khusus ini berguna untuk mencampur secara efisien udara dingin dari fan depan
dengan udara panas dari exhaust, yang seperti diketahui komponen semburan jet adalah sumber
kebisingan utama pada mesin low by pass. Sedangkan re-engine adalah suatu usaha untuk
mengganti mesin lama dengan mesin yang lebih baru dengan efisiensi bahan bakar yang lebih
baik dan tingkat kebisingan yang lebih rendah guna meningkatkan usia pakai pesawat. Tapi
kedua usaha ini lagi-lagi ini butuh biaya yang tidak sedikit karena harganya hampir sama dengan
harga pesawat bekas. Selain itu ada solusi lain dari pihak produsen yaitu mengenalkan konsep
pesawat lebih kecil. Karena pesawat yang lebih kecil menggunakan engine berdaya dorong kecil
juga. Tapi ini juga berefek mengurangi jumlah penumpang yang tentu saja mendapat tantangan
dari pihak operator. Kemajuan teknologi mesin jet dan solusi lainnya penekan kebisingan adalah
memang kabar baik. Tapi untuk teknologi ini masih ada kekhawatiran seperti apakah operator
mau memakai produk ber-high by pass ratio maupun memodifikasi mesin untuk armadanya
karena investasi untuk itu cukup mahal bahkan untuk operator seperti di Amerika Serikat
sekalipun apalagi di negara berkembang.
Suara dari pesawat turbin jet merupakan problem lingkungan pada saat ini. Cara terbaik
untuk mengurangi kebisingan mesin dan premier jet adalah dengan mengurangi kecepatan
primair jet yang ternyata hal ini dinilai paling efektif.

3.1.2 Polusi udara


Kegiatan manusia mengubah lingkungan dilakukan karena adanya kebutuhan hidup.
Kebutuhan ini akan menjadi semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Upaya pemenuhan kebutuhan menusia dipengaruhi oleh perkembangan budaya. Ilmu

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

19
pengetahuan dan teknologi sebagai hasil perkembangan budaya digunakan untuk
mengembangkan berbagai industry, salah satu diantaranya dalah industry penerbangan.

Polusi yang dihasilkan dari mesin-mesin terbang (exhaust gas polution) perlu
diperhatikan dampak buruknya terhadap lingkungan. Meskipun hanya menyumbang sekitar 3 %
dari total polusi udara dunia tapi dengan banyaknya pesawat terbang komersial yang operasional
dari hari ke hari bisa jadi angka persentase tersebut semakin meningkat. Banyak yang salah
menyangka bahwa hanya lingkungan disekitar bandara saja yang terkena tapi patut diingat bahwa
polusi udara yang dihasilkan dari pesawat terbang dapat mengotori atmosfir. Gas buangan dari
pesawat terbang seperti karbon dioksida, oksida nitrogen, uap air dan lain-lain semakin lama
semakin memperkuat kenyataan bahwa polusi udara dari pesawat terbang patut diwaspadai. Hal
ini bahkan diperkuat penelitian tahun 1980-1990-an yang mengatakan bahwa oksida nitrogen
atau NOx yang dihasilkan dari hasil pembuangan mesin jet dapat merusak lapisan ozon lebih
parah dari pada CFC (Cloro - Fluoro - Carbon), gas yang sering dituduh sebagai perusak ozon.
Bahkan beberapa ahli atmosfir yang tergabung dalam badan lingkungan hidup WWF (World
Wide Fund) tahun 1991 berani berkata yang patut dijadikan tersangka utama semakin melebarnya
lubang ozon adalah polusi NOx dari sistem transportasi udara. Hal ini terjadi karena NOX secara
kimiawi dapat mengurai ozon dengan bantuan sinar ultraviolet matahari dan emisi gas buangan
pesawat ini banyak terdapat di ketinggian jelajah pesawat (10-12 km) sehingga makin mudah saja
mengurai ozon (O3) menjadi oksigen (O2) yang tidak bisa berbalik lagi menjadi ozon.

Ahli klimatologi banyak yang mendukung penelitian WWF ini mengingat sifat CFC yang
memang betul gas ini dapat bereaksi dengan ozon tapi dalam kenyataannya gas ini terlalu berat
untuk mencapai batas troposfir-stratosfir. Bahkan menurut penelitian WWF lagi, emisi NOX
memberikan kontribusi dalam pemanasan global sebesar 5-40 % yang jelas-jelas sangat
mengejutkan karena sama sekali tak diperhitungkan dalam daftar penyebab efek rumah kaca
(pemanasan global) yang telah dikenal luas seperti CFC, CO2, dan SO2. Selain itu tahun 1999,
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) mengeluarkan laporan dan diantara poin-
poin yang terpenting adalah :

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

20
1. Lalu lintas penerbangan komersial di seluruh dunia diprediksi meningkat menjadi 5 %
sampai tahun 2015 dimana kebutuhan konsumsi bahan bakar naik menjadi 3 %.
Perbedaan angka ini disebabkan karena adanya peningkatan teknologi mesin yang
semakin efisien.
2. Tahun 1992, penerbangan komersial menyumbang sekitar 3.5 % dari seluruh polusi udara
yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang menyebabkan efek rumah kaca.
3. Pesawat terbang menghasilkan 2 % total produksi emisi karbon dioksida (CO2) per tahun,
atau sebanyak 13 % dari emisi CO2 yang dihasilkan dari seluruh kendaraan.
Diproyeksikan naik menjadi 3 % sampai tahun 2050. Laporan ini juga mencatat bahwa
CO2 tetap berada di lingkungan atmosfir selama setidaknya 100 tahun sehingga efeknya
kumulatif.
4. Emisi dari Nitrogen Oksida (NOx) dari pesawat subsonik diprediksi akan meningkat
sebesar 6 % sejak tahun 1992. Sehingga diproyeksikan naik menjadi 13 % pada tahun
2050.
5. Jejak asap pesawat terbang (contrails) dari exhaust menghasilkan uap air (H2O dan
Hidrokarbon) telah menutupi sekitar 0.1 % permukaan bumi sejak 1992. Diperkirakan
akan meningkat setidaknya 0.5 % di tahun 2050. Jejak asap ini dapat bertahan di
lingkungan atmosfir dan secara langsung mempengaruhi efek rumah kaca. Selain itu jejak
asap memberikan kontribusi peningkatan terjadinya awan cirrus yang dapat menutupi
sekitar 30 % permukaan bumi

Laporan ini memang memperlihatkan detail-detail yang lebih baru tapi sayangnya
memang tidak ditujukan untuk menekan atau merekomendasikan badan penerbangan yang terkait
untuk mengatasi polusi udara pesawat terbang. Bagaimana-pun laporan ini menyediakan
pemahaman yang lebih baik mengenai emisi yang dihasilkan dan pengaruhnya terhadap kondisi
atmosfir, ozon dan juga radiasi ultraviolet terhadap permukaan bumi. Kontribusi mesin pesawat
terbang terhadap pemanasan global dapat diminimalisir melalui kontrol terhadap emisi CO 2
(dengan mengurangi pembakaran atau efisiensi pembakaran). Sebagai catatan emisi NOx , CO2
dan H2O yang merupakan emisi utama yang dihasilkan oleh mesin turbin jet pesawat, sedangkan
karbon monoksida dan hidrokarbon yang tak terbakar merupakan emisi kedua.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

21
Berikut merpakan berbagai solusi yang ditawarkan oleh berbagai organisaasi ataupun
instanbsi yang berperan dalan dunia penerbangan internasional. Mereka memiliki persepsi yang
berbeda-beda. Diantara sekian banyak persepsi terhadapa solui yang diberikan dengan tujuan
mengurangi emisi bahan bakar peswat terbang.
• Peranan ICAO
ICAO ( International Civil Aviation Organization ) sebagai badan yang bertanggung
jawab terhadap penerbangan sipil jelas tidak menutup mata akan hal ini. Selain peraturan
pembatasan kebisingan, ICAO juga membuat peraturan guna mendukung pengurangan emisi gas
buang dari pesawat terbang. Dimulai tahun 1982 dengan dibuatnya peraturan dalam Volume II
Annex 16 Konvensi Penerbangan Sipil yang mengatur pembatasan hasil pembakaran mesin jet
saat take off dan landing lewat sertifikasi engine. ICAO bahkan telah melangkah lagi dengan
membentuk panitia khusus CAEP (Committee on Aviation Environmental Protection) yang
tugasnya untuk melindungi kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh penerbangan,
telah memberikan kebijakan-kebijakan pada industri pembuatan pesawat terbang sipil.
Hasilnya ICAO berdasarkan rekomendasi CAEP plus tekanan publik / kaum
enviromentalis melakukan peraturan lebih ketat lagi terhadap Annex 16 yang isinya mengurangi
20 % dari emisi gas buang NOx yang keluar dari exhaust. Bahkan dalam sidang ketiga CAEP
tahun 1995 semakin ketat menjadi pengurangan sebesar 16 % saja (diharapkan dapat terpenuhi
minimal tahun 2007 ini).Kebijakan ini sebagai kontribusi dari dunia penerbangan sipil terhadap
Konvensi Iklim Global di Kyoto, Jepang, tahun 1997, yang mentargetkan pengurangan lima
persen efek rumah kaca, terutama yang ditimbulkan oleh CO2, NOx, dan gas metan dalam periode
2008-2012. CAEP juga melakukan peraturan baru nantinya, berdasarkan emisi saat penerbangan
jelajah dan produktifitas pesawat terbang. Ini juga termasuk didalamnya managemen dan
operasional lalu lintas udara di bandara.
Ambisi pengurangan kadar polusi sebenarnya sangat didukung kemajuan teknologi mesin
tentu saja dalam hal ini mesin turbofan. Mesin untuk pesawat komersial produksi saat ini
memiliki efisiensi konsumsi bahan bakar sekitar 70 % lebih baik lagi-lagi berkat teknologi high
by pass ratio daripada yang diproduksi 40 tahun yang lalu era deHavilland Comet.
Di jamannya pure turbojet dan low by pass engine, pesawat komersial selain bising juga
meninggalkan kuantitas asap hasil pembakaran yang cukup tinggi khususnya saat take off. Selain
PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

22
perkembangan teknologi turbofan yang pesat, produsen mesin terkemuka seperti General Electric
(GE) telah menggunakan teknologi DAC (Double Annular Combustors) pada mesin turbofan
produksinya, meskipun diakui kompleks tapi dapat mengurangi emisi khususnya NOx dan
diharapkan mencapai target yang ditetapkan CAEP di tahun 2012 atau 2015. Desain DAC
dihasilkan dari penelitian GE Energy Efficient Engine pada tahun 1978-1983. Turbofan pertama
berteknologi DAC adalah CFM56-5B/2 yang dipasang pada Airbus A320 milik Swiss Air bulan
Januari 1995. Sejak itu mesin berteknologi DAC telah dipakai oleh lebih dari 180 unit Airbus dan
generasi terbaru B737. Menariknya konsumen mesin ini kebanyakan dari operator asal Eropa
dimana peraturan polusi udara paling ketat bahkan sampai dikenai pajak seperti di Zurich
International Airport yang dimulai sejak 1997. CFM bahkan berani mengklaim berdasarkan
pengalaman operator Eropa tersebut mesinnya ini mengurangi emisi NOx sebesar 37-46 %, jauh
lebih baik dari standar ICAO. Dari DAC ini dibuatlah pengembangannya yaitu pre-mix
combustor concept yang dikenal sebagai Twin Annular Pre-Swirl (TAPS). Meskipun masih
dalam tahap pengembangan tapi GE tetap optimis bukan hanya pengurangan kadar NOx saja tapi
juga CO2 dan hidrokarbon sampai lebih dari 50 % !
• Teknologi NASA
Selain GE, Pratt & Whitney bekerja sama dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika
(NASA) telah membuat program "Green Engine" lewat teknologi UEET (Ultra Engine
Technology) dan TCT (Turbomachinery & Combustion Technology) dengan target pengurangan
polusi udara sampai 60% dan hemat energi sampai 25 % pada tahun 2007. Sebelum itu
dilaksanakan P&W telah membuat program permulaan pada desain combustion yang bernama
TALON (Technologically Affordable Low NOx )mulai diterapkan pada model PW4000. Resep
engine P&W ini adalah dengan mendesain ulang fuel injectors yang akan mempercepat
pencampuran udara dan bahan bakar di dalam ruang pembakaran.
Generasi kedua TALON II diharapkan dapat mengurangi emisi NOx sampai 23 % lebih baik
dari generasi I dan untuk selanjutnya dapat mengurangi emisi CO2 sampai 10 % dan hidrokarbon
sampai 63 %. NASA memang mentargetkan pengurangan emisi CO2 dan NOx sebagai program
UEET guna meluncurkan proyek Advanced Subsonic Transport dan proyek mesin berkecepatan
tinggi High Speed Research Projects yang akan beroperasi di ketinggian sangat tinggi,sehingga
hasil pembakaran dari mesin tidak merusak kadar ozon di atmosfir. Target utama UEET adalah
PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

23
menyokong perkembangan angkutan udara tapi tanpa memberikan pengaruh buruk bagi iklim
dan lingkungan hidup sekaligus peningkatan efisiensi dan pengurangan konsumsi bahan bakar
lebih dari 15 % serta pengurangan polusi khususnya kadar NO x sampai 70 %. TCT sendiri adalah
proyek pengembangan combustor untuk menyelidiki kontrol combustor aktif pararel dengan
penggunaan sistem pintar MEMS (Micro Electro Mechanical Systems) untuk mengatur dan
memonitor pola pembakaran. Selain itu di masa depan NASA mengkonsepkan lean direct
injection untuk lebih mengurangi emisi NOx. Untuk itu dikembangkan komponen fuel mixer
yang kompleks dalam konstruksi berlapis-lapis / laminat. Meski diakui amat rumit tapi dalam
percobaannya dapat mengurangi kadar NOx sampai 80 %.
Walaupun kontribusi terhadap perusakan ozon dari aktivitas penerbangan komerisal dinilai
masih sangat kecil bila dibandingkan kontribusi industri dan aktivitas kendaraan darat tapi pihak
terkait seperti badan dunia ICAO punya tanggung jawab penuh mengantisipasi terhadap masalah
ini seperti juga pada pembatasan kebisingan. Kecanggihan dan kemajuan teknologi juga
menyumbang kesuksesan dalam pengurangan dampak emisi yang keluar dari exhaust pesawat
komersial. Sebagai masyarakat awam mungkin masih bingung mengenai istilah dan
membayangkan teknologi sangat maju yang dapat meningkatkan efisiensi sekaligus dapat
mengurangi kadar polusi pada mesin turbofan. Tapi yang jelas segala kecanggihan ini jelas nanti
akan dirasakan bagi masyarakat umum pula, polusi udara akibat angkutan udara akan semakin
berkurang dan efisiensi mesin akan semakin baik yang nantinya memajukan industri angkutan
udara tanpa membahayakan keadaan lingkungan hidup apalagi sampai merusak ozon.

3.2 Bandar Udara Berpotensi Sebagai Polutan


Bandar udara sebagai objek yang menjadi factor utama yang menetukan stabilitas lalu
lintas transportasi udara. Maka dari itu, potensi sebagai polutan yang memberikan dampak
negative terhadap lingkungan internal dan juga lingkungan eksternal dari Bandar udara tersebut.
Bila diamati secara lebih detail, ternyata banyak aktivitas-akitvias dari Bandar udara yang bisa
menyebabkan polusi, hal ini sangat menetukan keseimbangan alam untuk kedepannya. Setelah
kami melakukan observasi ke Bandar Udara, dalam hal ini yang menjadi objek kami adalah
Bandar Udara Internasional Adisutjipto. Aspek terpenting yang kami amati berikut ini merupakan

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

24
faktor yang kami nilai dapat menghasilkan efek negative terhadap lingkungan,dalam hal ini
mampu dan berpotensi sebagai polutan.

3.2.1 Polusi Suara


Kebisingan yang berpotensi menjadi polutan baik itu dilingkungan internal maupun
eksternal bandar udara merupakan sesuatu yang dominant tidak disadari karena fungsinya yang
begitu penting. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk kami menilai hal tersebut
sebagai polutan yang akan berdampak dalam kurun waktu yang cukup panjang. Banyak fasilitas
maupun nono fasilitas yang ada dibandara memiliki peran negative selain juga memiliki peran
positif. Hal kecil yang secara kasat mata tidak berbahaya tanpa kita sadari, ternyata dapat
mengindikasikan hal buruk terhadap lingkungan.
Walaupun tidak secara terperinci, kami berusaha untuk memaksimalkan kesempatan yang
ada untuk benar-benar memilah fasilitas maupun infrasstruktur yang ada di bandara dengan
mempertimbangkan dampak negative yang disebabkan oleh hal tersebut. Bandara Adisutjipto
sebagai objek observasi kami rasa cukup mewakili dari sekian banyak bandara yang ada di
Indonesia untuk kami jadikan bahan pengkajian dalam makalah ini.

a. Kebisingan Internal Bandar Udara


Kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh pihak Bandar udara memiliki beberapa aspek
diantaranya aspek internal dan juga eksternal. Yang dimaksud sebagai aspek internal adalah hal
yang berasal dari dalam ruang lingkup bandara itu sendiri.
1. Hold Speaker
Hold speaker atau yang lazim disebut sebagai pengeras suara di bandar udara. Speker ini
digunakan kala ada sesuatu yang bersifat informasi dn harus disampaikan kepada tujuannya.
Kebisingan yang ditimbulkan oleh alat ini memiliki tingakat frekuensi yang berbeda-beda.
Terkadang banyak dari pengunjung bandara yang merasa risau dengan suara bising yang
ditimbulkan oleh alat ini. Dalam hal ini belum terdapat sesuatu yang mampu menggantikan
alat ini dari segi keefektifannya. Namun, sepatutnya standar akan volume yang nyaman
untuk didengar diterapkan dengan konsisten.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

25
2. Towbar
Towbar merupakan alat khusus yang da dibandar udara yang dioperasikan saat pesawat
hendak tinggal landas atau take off. Alat ini digunakan untuk mendorong rada depan agar
pesawat dapat mundur dengan teratur dan sesuai dengan Airport Law. Kebisingan yang
ditimbulkan oleh alat ini disebabkan oleh mesin yang menjadi Power disaat alat ini
diopersikan. Saat kami meninjau ke lokasi bandara tepatnya diruangan anjungan.
Kebisingan oleh alat ini cukup memiliki radius dan kebisingan yang cukup tinggi. Terbukti
dengan jarak anjungan dimana tempat kami berdiri berjarak sekitar 20 meter dari towbar,
suara bising ini masih terdengar dengan jelas.
3. Alat Pengangkut Barang
Alat ini digunakan untuk mempermudah operator dan officer Bandara dalam memindahkan
barang-barang milik penumpang baik menuju ataupun dari bagasi pesawat terbang. Hilir
mudiknya alat ini disekitar bandara memiliki dampak khusus terhadap penumpang ataupun
kepada operator yang berktivitas disekitar bandara. Bil dinila secara lanjut, alat ini memang
tidak memiliki dampak secara langsung terhadap pendengarn manusia, akan proses adaptasi
yang terus menerus untuk bisa menyesuaikan dengan kehadiran alat ini sangat diperlukan.
4. Mobil Pengisi Bahan Bakar
Alat operasional bandara yang juga berpotensi menimbulkan kebisingan adalah mobil
pengisi bahan bakar. Secara tidak langsung aktifnya alat ini untuk terus beroperasi membuat
warga bandara yang mengatur lalu lintas pesawat terbang merasa terbisa dengan kebisingan
yang ada. Hal ini berpengaruh ketika operator bandara tersebut berada di lingkungan luar
dari bandara.
5. Engine Pesawat Terbang
Yang kami makasud sebagai Engine dalam hal ini ialah keadaan disaat pesawat sedang
mempersiapkan kelengkapan untuk melakukan take off. Saat itu pesawat melakukan
warming up terrhadap kesiapan mesin. Kebisingan yang ditimbulkan reltif besar
dibandingkan dengan aktifitas bandara yang lain.
6. Suara Sirine Mobil Operasional
Suara kebisingan ini dapat kita temukan ketika pesawat hendak melakukan persiapan take
off. Dengan raungan yang cukup tinggi meyebabkan alat ini berpotensi sebagai polutan.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

26
b. Kebisingan Eksternal Bandar Udara
Selain aspek internal yang menyebabkan kebisingan di lingkungan bandara terdapat pula
aspek Eksternal yang dinilai memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap intensitas kebisingan.
Aspek eksternal yang kami maksud adalah hal-hal yang menimbulkan kebisingan disekitar luar
dari bandara.
1. Kebisingan Alat Transportasi yang Berbeda
Kebisingan yang berasal dari alat transportasi lainnya merupakan asumsi yang kami lihat
secara real di bandara Adisutjipto Yogyakarta. Dengan jarak yang tak cukup jauh membuat
tingkat kebisingan disekitar bandara menjadi bertambah. Hal ini dinilai berpengaruh
terhadap lalu lintas bandara sehingga terdapat suati proses komunikasi yang baik sehingga
antara kedua alat transportasi ini tidak saling mengganggu. Kebisingan yang dimbulkan
akan menambah tingkat intensitas polusi suara disekita Bandara.
2. Lalu Lintas Pesawat
Kebisingan pesawat saat Landing dan Take off merupakan puncak kebisingan yang paling
besar dibandingkan dengan saat pesawat sedang mengudara. Semakin tingginya tingkat
permintaan untuk menggunakan jasa penerbangan maka makin tinggi pula tingkat frekuensi
lalu lintas pesawat di bandara tersebut. Situasi mampu meningkatkan tingkat polusi udara
baik itu disekitar bandara maupun dalam radius tertentu, yang pada intinya mengganggu
keseimbangan komposisi udara.

3.2.2 Polusi Tanah dan Air


Banyak indicator yang dapat menunjukkan tingkat polusi atau pencemaan tanah yang ada
di sekitar bandara. Berikut ini merupakan beberapa hal yang kami nilai memiliki potensi untuk
menjadi polutan. Dalam hal ini kami membagi polutan tersebut ke dalam beberapa klasifikasi
diantaranya

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

27
a. Internal Bandar Udara
1. Limbah Padat
• Sampah Organik (garbage)
Yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah
membusuk atau terurai oleh mikroorganisme.
• Sampah anorganik (rubbish)
Yaitu limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh
mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.
• Sampah Dead Animal (bangkai binatang)
Yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang yang tidak sengaja ataupun
disengaja. Hal ini tergantung oleh faktro dari keadaan dilingkungan itu sendiri.
• Sampah Abu (ashes)
Yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran.
• Sampah sapuan (street sweeping)
Yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar
di jalanan.
• Sampah industri (industrial waste)
Yaitu semua limbah padat yang berasal dari buangan rumah tangga Bandara.
2. Limbah Cair
• Sisa Bahan Bakar
Yaitu hasil tumpahan bahan bakar avtur yang merembes kedalam tanah.
• Limbah Cair Domestik Bandara
Yaitu limbah cair hasil buangan dari restoran, cafe, dan alat elektronk yang
menghasilkan output limbah cair seperti AC dan lain-lain.
• Air Hujan
Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah
• Limbah Oli Alat Operasional Bandara

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

28
Yaitu hasil dari pembuangan setelah mesin dari alat operator bandara setelah
diservis secara berkala.

b. Eksternal Bandar Udara


Merupakan factor yang berada di luar dugaan atau kendali dari pihak Bandar udara dan
bersifat Traffic Incident. Tidak menutup kemungkina hal n akanberdampak buruk
terhadap kesimbangan kelestarian alam. Pencemaran terhadap kandungan zat dalam tanah
dapat saja berasal dari sebuah kecelakan pesawat di suatu komunitas makhluk hidup.
Apalgi kita ketahui bahwa dalam kurun waktu terkahir ini terdapat banyak peristiwa
kecelakan pesawat.

3.2.3 Polusi Udara


Polusi atau pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi.
Indikator adanya potensi yang mampu mencemari udara dapat kita lihat dalam lalu lintas bandara
dan juga objek internal yang ada di bandara tersebut.

a. Internal Bandar Udara


• Gas Freon Air Conditioner
Seperti yg kita ketahui sekarang ini banyak sekali isu-isu krisis yang melanda,
mulai dari perubahan iklim yang tidak menentu. Salah satu penyebabnya yang
lazim kita perbincangkan , yaitu CFC, HFC dan HCFC (C-Chloro, F-Fluor, C-
Carbon, H-Hydro) atau disini biasa dikenal dengan istilah FREON (Syntetic
Refrigerant). Chlor adalah gas yang merusak lapisan ozon sedangkan Fluor
adalah gas yang menimbulkan efek rumah kaca. Global warming potential
(GWP) gas Fluor dari freon adalah 510, artinya freon dapat mengakibatkan
pemanasan global 510 kali lebih berbahaya dibanding CO2, sedangkan Atsmosfir
Life Time (ALT) dari freon adalah 15, artinya freon akan bertahan di atsmosfir
selama 15 tahunsebelum akhirnya terurai. Dari hal tersebut kita dapat melihat
gambaran betapa tingginya tingkat dangeriousitas yang dihasilkan oleh AC ( Air
Conditioner). Dan kita tahu bahwa seberapa banyak jumlah AC yang digunakan
PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

29
di dalam Bandara. Dengan jumlah yang begitu banyak, maka secara tidak
langsung akan menambah tingkat intensitas pencemaran udara di sekitar bandara.

• Asap Industri Pengolahan Makanan


Yaitu proses pengolahan dan pemanasan seperti pada proses pengolahan
makanan, daging, ikan, dan penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan
terutama asap, debu, dan bau. Hal ini dapat kita jumpai pada industry kecil
seperti resto dan café yang selalu beroperasi setiap hari.
• Limbah Buangan Industri Pengolahan Makanan
Limbah buangan yang dimaskud adalah hasil instalasi pengolahan air buangan
oleh industry kecil yang ada di dalam ruang lingkup bandara, salah satu contohnya
adalah café dan resto. Sedangkan bahan pencemarnya yang teruatam adalah gas
H2S yang menimbulkan bau busuk.
• Limbah Pembangunan
Yakni proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung bandara,
fasilitas bandara, jalan dan kegiatan yang semacamnya. Bahan pencemarnya yang
terutama adalah asap dan debu.
• Limbah Pembakaran
Limbah Pembakaran yang dimaksud seperti pembakaran sampah, pembakaran
pada kegiatan pembersihan disekitar lingkungan bandara, kendaraan bermotor,
dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit
(pasir halus), dan gas (CO dan NO).
• Asap buangan kendaraan operasional Bandar udara
Gas CO yang dominan dihasilkan oleh alat operasional Bandar udara terhadapa
asap buangannya sangat berpotensi menghasilkan daftar polutan terlebih bila
dikalkulasikan dengan gas buangan yang berada diluar Bandar udara.

b. Eksternal Bandar Udara


• Hasil Pembakaran Avtur

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

30
Hal ini dapar terjadi kapanpun disaat lalu lintas pesawat tidak pernah berhenti.
Banyak peristiwa yang mampu menggambarkan hal tersebut, diantaranya saat
pesawat tengah melakukan warming up sebelum akhirnya siakhiri dengan take off.
Begitu pula halnya ketika pesawat berada diudara.
• Lingkungan sekitar
Yaitu keadaan dimana ketidak stabilan udara disebabkan oleh peristiwa yang
berada diluar kendali Bandar Udara. Satu contohnya yang terjadi adalahdi kota
Pontianak yang mengalami kebakarn hutan yang sangat hebat. Sehingga
mengganstabilitas penerbangan.

3.3 Dampak Pencemaran Lingkungan


Dalam hal ini kami membatasi ruang lingkup pembahsan sebatas pada apa yang kami
bahas dalam bab ini. Pembahasan ini dikonsentrasikan pada pencemaran udara, pencemaran
tanah dan pencemaran suara (kebisingan).
a) Dampak pencemaran Udara
• Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronkhitis,
emfisema, dan kemungkinan kanker paruparu.
• Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna
cat.
• Terganggunya oertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya
tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam.
Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu
udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di
kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga mempengaruhi
keseimbangan ekologi.
• Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
b) Dampak pencemaran tanah dan Air
• Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).
• Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk
pertumbuhan tanaman,
PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

31
• Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.

c) Dampak pencemaran suara (kebisingan)

Jangka Pendek

• Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin
dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
• Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
• Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
• Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
• Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)

Jangka Panjang

• Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular


• Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru
osbtruktif kronis)
• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
• Kanker

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

32
BAB IV
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari proses analisis dan pembahasan yang telah kami lakukan maka secara dapat kami
simpulkan bahwa,
a) Pesawat udara memiliki potensi untuk menjadi polutan dalam hal berikut ini:
• Pencemaran Suara/ polusi suara
• Pencemaran Udara/ polusi udara
b) Sumber polutan pada masalah pencemaran suara yang dihasilkan oleh pesawat terbang
berasal dari bisingnya pesawat jet bersumber dari mesin jet primer. Ditimbulkan karena
bergeraknya bagian mesin pesawat seperti fan, compressor dan turbin. Bising pada
compressor dan fan diteruskan kearah depan mesin, sedangkan bising dari turbin
diteruskan kea rah belakang. Kebisingan pada mesin primair jet disebabkan oleh
pencampuran dari gas buang yang berkecepatan tinggi dari mesin bersama udara diam
yang ada di sekelilingnya, Fan Exhaust juga menimbulkan bising, tetapi pada saat itu
kebisingan primair jet kalah dengan kebisingan fan exhaust. Sumber bising yang paling
dominan adalah ketika pesawat hendak lepas landas, pada saat itu disebabkan oleh Mesin
jet primair. Sedangkan pada saat Take off suara kebisingan dihasilkan oleh suara mesin
yang mengusahakan thrust yang lebih besar.
c) Menurut banyak penelitian yang menerangkan tentang penyebab pencemaran udara
adalah bahwa oksida nitrogen atau NOx yang dihasilkan dari hasil pembuangan mesin jet
dapat merusak lapisan ozon lebih parah dari pada CFC (Cloro - Fluoro - Carbon), gas
yang sering dituduh sebagai perusak ozon. Bahkan beberapa ahli atmosfir yang tergabung
dalam badan lingkungan hidup WWF (World Wide Fund) tahun 1991 berani berkata yang
patut dijadikan tersangka utama semakin melebarnya lubang ozon adalah polusi NOx dari
sistem transportasi udara. Hal ini terjadi karena NOX secara kimiawi dapat mengurai ozon
dengan bantuan sinar ultraviolet matahari dan emisi gas buangan pesawat ini banyak
terdapat di ketinggian jelajah pesawat (10-12 km) sehingga makin mudah saja mengurai
PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

33
ozon (O3) menjadi oksigen (O2) yang tidak bisa berbalik lagi menjadi ozon. Sebagai
catatan emisi NOx , CO2 dan H2O yang merupakan emisi utama yang dihasilkan oleh
mesin turbin jet pesawat, sedangkan karbon monoksida dan hidrokarbon yang tak terbakar
merupakan emisi kedua.
d) Bandar udara memiliki potensi sebagai polutan dalam hal berikut ini :

• Pencemaran Suara/ polusi suara


• Pencemaran tanah dan air/ polusi tanah dan Air
• Pencemaran Udara/ polusi udara
e) Sumber polutan Bandar udara terhadap polusi suara
• Hold Speaker
• Towbar
• Alat Pengangkut Barang
• Mobil Pengisi Bahan Bakar
• Engine Pesawat Terbang
• Suara Sirine Mobil Operasional
f) Sumber polutan Bandar udara terhadap polusi tanah dan air

Aspek Internal

• Sampah Organik (garbage)


• Sampah anorganik (rubbish)
• Sampah Dead Animal (bangkai binatang)
• Sampah Abu (ashes)
• Sampah sapuan (street sweeping)
• Sampah industri (industrial waste)
• Sisa Bahan Bakar
• Limbah Cair Domestik Bandara
• Air Hujan
• Limbah Oli Alat Operasional Bandara
Aspek eksternal
PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

34
• Traffic Incident.

g) Sumber polutan Bandar udara terhadap polusi udara


Aspek Internal
• Hasil Pembakaran Avtur
• Gas Freon Air Conditioner
• Asap Industri Pengolahan Makanan
• Limbah Buangan Industri Pengolahan Makanan
• Limbah Pembangunan
• Asap buangan pada kendaraan operasional Bandar udara
Aspek eksternal
• Limbah Pembakaran
• Lingkungan sekitar

h) Dampak pencemaran Udara


• Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronkhitis,
emfisema, dan kemungkinan kanker paruparu.
• Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna
cat.
• Terganggunya oertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya
tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam.
Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu
udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di
kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga mempengaruhi
keseimbangan ekologi.
• Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
i) Dampak pencemaran tanah dan Air
• Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

35
• Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk
pertumbuhan tanaman,
• Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.
j) Dampak pencemaran suara (kebisingan)

Jangka Pendek

• Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin
dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
• Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
• Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
• Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
• Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)

Jangka Panjang

• Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular


• Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru
osbtruktif kronis)
• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
• Kanker

3.2 Saran
a) Perlunya pengawasan oleh masayarakat dan jajaran pemerintah dalam menanggulangi
hadirnya indikasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh industry penerbangan
termasuk di dalamnya factor utama hadirnya industry tersebut. Dalam hal ini
mensinergikan cara kerja AMDAL untuk benar-benar akurat dan kritis dalam
mengevaluasi hal ini dengan akurat tanpa ada unsure politik di dalamnya.
b) Perlunya penelitian lebih lanjut terhadap hal ini. Minimnya penelitian yang mengkaji
permasalahan industry penerbangan ini membuat pengetahuan masyarakat masih minim
dan akhirnya mengesampingkan hal yang menjadi dampak negatifnya.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

36
c) Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu,
diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian lingkungan berikut aspek-aspek
yang ada didalamnya berkaitan dengan insur ekologi sepeti udara, tanah, air dan suara.
d) Kami menghimbau kepada segenap lapisan masyarakat agar tetap memiliki kepedulia
yang tinggi dalam memberikan kontribusi yang positif terhadap usaha untuk melestarikan
lingkungan.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

37
DAFTAR PUSTAKA

Horonjeff, Robert dan McKelvey, Francis, 1993 : Perencanaan dan Perancangan Bandar
Udara, jakarta, Erlangga.
ICAO Annex 11, 1988 : Air Traffic Services, Air Traffic Control Service, Flight Information
Service, Alerting service, International Standards and Recommended Practices, 12th Idition,
Juli.
Hadi Mulyanto, Felix R MBA, 1999 : Groun Handling ( Tata Operasi Darat ), Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama.
Zainuddin, Achmad, 1986 : Selintas Pelabuhan Udara, Yogyakarta, Ananda.

Menteri Perhubungan, 2002: Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : Km 47 Tahun 2002


Tentang Sertifikasi Operasi Bandar Udara, Jakarta, Menteri Perhubungan.

Angkasa Magazine

National Geographic

www.depperin.go.id

www.who.int

http://indonesian.cri.cn/mmsource/images/2007/09/24/lanzao07092402.jpg

http://visual.merriam-webster.com/earth/environment/acid-rain.php

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

38
LAMPIRAN

Lampiran 1. Suara Pesawat Tingkatkan Darah Tinggi

Suara Pesawat Tingkatkan Darah Tinggi


Kamis, 14/02/2008

LONDON (SINDO) – Jangan main-main dengan pencemaran suara pesawat. Tekanan darah
orang yang tidur pun bisa meningkat akibat suara bising pesawat. Berdasarkan penelitian Imperial
College, London, terhadap 140 sukarelawan yang tinggal dekat Bandara Heathrow dan tiga
bandara besar Eropa lainnya, suara pesawat lebih dari 35 desibel tidak baik bagi kesehatan.

Pasalnya, tekanan darah sistolik sukarelawan meningkat antara 6,2 mmHg dan tekanan darah
diastolik meningkat 7,4 mmHg. Bahkan, peningkatan setiap lima desibel suara pesawat membuat
tekanan darah sistolik naik 0,66 mmHg. Para peneliti menyimpulkan bahwa setiap 10 desibel
suara pesawat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi sebanyak 14%.(BBC/wasis wibowo)

Lampiran 2. Tabel Standar polutan udara menurut EPA

Standar polutan udara menurut EPA

Pollutan Waktu
PM10 (μg/m3) 150 (/24jam) 50
(/tahun)
PM2,5 (μg/m3)
65 (/24 jam) 15 (/tahun)
Ozone (ppm)
0.12 (/1jam) 0.08 (/8 jam)
NO2 (ppm)
0.053 (/tahun)
SO2 (ppm)
0.14 (/24 jam) 0.03 (/tahun)

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

39
Lampiran 3. Artikel Polusi Udara Perkotaan

Polusi udara perkotaan diperkirakan memberi kontribusi bagi 800.000 kematian tiap tahun
(WHO/UNEP). Saat ini banyak negara berkembang menghadapi masalah polusi udara yang jauh
lebih serius dibandingkan negara maju. Contoh klasik pengaruh polusi udara terhadap kesehatan
dapat dilihat pada kota-kota di negara maju seperti Meuse Valley, Belgia tahun 1930; Donora,
Pennsylvania tahun 1948; dan London, Inggris tahun 1952; di mana terjadi peningkatan angka
kematian (mortalitas) dan kesakitan (morbiditas) akibat polusi udara yang berakibat pada
penurunan produktivitas dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Oleh sebab itu polusi udara
juga merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup penting.

Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan.


Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat pertumbuhan
jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%. Sebagian besar kendaraan
bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang
memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misal: kadar
timbal/Pb yang tinggi) . World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan
kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Polusi udara yang
terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan. Menurut perhitungan kasar dari World Bank
tahun 1994 dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM) dapat
diturunkan sesuai standar WHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus
kematian bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat; 600.000
serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan
serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit saluran pernapasan -
suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi
pembiayaan kesehatan (health cost) akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir
220 juta dolar pada tahun 1999.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

40
Lampiran 4. Kriteria pengukuran kadar hara P dan K tanah ekstrak HCl 25%, serta pH
tanah

info : id.wikipedia.org

Lampiran 5. Jenis-jenis dari Akibat-akibat kebisingan

TIPE URAIAN
Kehilangan Perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan,
Akibat-akibat pendengaran perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan
Badaniah Akibat-akibat Rasa tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan darah
psikologis meningkat, sakit kepala, bunyi dering
Akibat-akibat Gangguan
Psikologis Emosional Kejengkelan, kebingungan
Gangguan Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja,
gaya hidup membaca dsb
Gangguan Merintangi kemapuan mendengarkan TV, Radio, perckakpan,
PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

41
pendengaran tlepon dsb

Lampiran 6. Tipe-tipe kebisingan lingkungan

Jumlah
kebisinga Semua kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu.
n
Kebisinga Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat dengan jelas
n spesifik dibedakan untuk alasan-alasan akustik. Seringkali sumber kebisingan
dapat diidentifikasikan.
Kebisinga Kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan seluruh kebisingan
n residua spesifik dari jumlah kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu
waktu tertentu.
Kebisinga Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan perhatian pada suatu
n latar kebisingan tertentu. Penting untuk membedakan antara kebisingan
belakang residual dengan kebisingan latar belakang.

Lampiran 7. Ketentuan Penelaahan Lingkungan Proyek Pengembangan Bandar Udara

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

42
Lampiran 8. Perhitungan Ramalan Penerimaan Kebisingan

Lampiran 9 Petunjuk Tata Guna Tanah Untuk Interpolasi Kebisingan Bandar Udara

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

43
Lampiran 10. Standar Nasional Mutu Udara Sekeliling

Lampiran 11.
Bagan
Penelaahan
Mutu Udara
untuk Bnadar
Udara

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

44
Lampiran 12. Tabel Dampak pencemaran udara berupa gas

Tabel 1. Dampak pencemaran udara berupa gas

NO BAHAN SUMBER DAMPAK/AKIBAT PADA


PENCEMAR INDIVIDU/MASYARAKAT

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

45
1. Sulfur Dioksida (SO2) Batu bara atau bahan Menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas
bakar minyak yang sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak
mengandung Sulfur. nafas.

Pembakaran limbah
pertanah.

Proses dalam industri.


2. Hidrogen Sulfa (H2S) Dari kawah gunung Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat
yang masih aktif. merusak indera penciuman (nervus olfactory)
3. Nitrogen Oksida Berbagai jenis Menggangu sistem pernapasan.
(N2O) pembakaran.
Melemahkan sistem pernapasan paru dan
Nitrogen Monoksida Gas buang kendaran saluran nafas sehingga paru mudah terserang
(NO) bermotor. infeksi.

Nitrogen Dioksida Peledak, pabrik pupuk.


(NO2)
4. Amoniak (NH3) Proses Industri Menimbulkan bau yang tidak sedap/menyengat.

Menyebabkan sistem pernapasan, Bronchitis,


merusak indera penciuman.

5. Karbon Dioksida Semua hasil Menimbulkan efek sistematik, karena meracuni


(CO2)Karbon pembakaran.Proses tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang
Monoksida Industri amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh
(CO)Hidrokarbon akaibatnya apabila otak kekurangan oksigen
. dapat menimbulkan kematian.

Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan


gangguan berfikir, gerakan otot, gangguan
jantung.

Tabel 2 Penanggulangan pencemaran udara benbentuk gas

NO BAHAN PENCEMAR PENANGGULANGAN KETERANGAN

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

46
1. Sulfur Dioksida (SO2) Absorbsi Dalam proses adsorbsi dipergunakan
bahan padat yang dapat menyerap
Hidrogen Suldfida (H2S)
polutan. Berbagai tipe adsorben yang
Nitrogen Oksida (N2O) dipergunakan antara lain karbon aktif dan
Nitrogen Monoksida (NO) silikat. Adsorben mempunyai daya
Nitrogen Dioksida (NO2) kejenuhan sehingga selalu diperlukan
Amoniak (NH3) pergantian, bersifat disposal (sekali pakai
buang) atau dibersihkan kemudian
Karbondioksidak (CO2)Karbon
dipakai kembali.
Monoksida (CO)Hidrokarbon

Pembakaran Mempergunakan proses oksidasi panas


untuk menghancurkan gas hidrokarbon
yang terdapat didalam polutan. Hasil
pembakaran berupa (CO2) dan (H2O).
Alat pembakarannya adalah Burner
dengan berbagai tipe dan temperaturnya
adalah 1200o—1400o F

Reaksi Kimia Banyak dipergunakan pada emisi


golongan Nitrogen dan golongan Be-
lerang. Biasanya cara kerja ini merupakan
kombinasi dengan cara - cara lain, hanya
dalam pembersihan polutan udara dengan
reaksi kimia yang dominan.
Membersihkan gas golongan nitrogen ,
caranya dengan diinjeksikan Amoniak
(NH3) yang akan bereaksi kimia dengan
Nox dan membentuk bahan padat yang
mengendap. Untuk menjernihkan
golongan belerang dipergunakan Copper
Oksid atau kapur dicampur arang.

Tabel 3 Dampak Pencemaran udara berupa partikel

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

47
NO BAHAN PENCEMAR SUMBER DAMPAK/AKIBAT PADA
INDIVIDU/MASYARAKAT
1. Debu - partikel Debu domestik Menimbulkan iritasi mukosa, Bronchitis,
maupun dari industri menimbulkan fibrosis paru.

Gas buang Dampak yang di timbulkan amat membahayakan,


kendaraan bermotor karena dapat meracuni sistem pembentukan darah
merah .
Peleburan timah
hitamPabrik battere Menimbulkan gangguan pembentukan sel darah
merahPada anak kecil menimbulkan penurunan
kemampuan otakPada orang dewasa menimbulkan
anemia dan gangguan tekanan darah tinggi.
2 Benzen Kendaraan Menimbulkan gangguan syaraf pusat.
bermotor.Daerah
industri.
3 Partikel polutan bersifat Daerah yang kurang Pada pencemaran udara ruangan yang ber AC
biologis berupa : Bakteri, bersih dijumpai beberapa jenis bakteri yang mengakibatkan
jamur, virus, telur cacing. lingkungannya penyakit pernapasan.

Tabel 4 Penanggulangan pencemaran udara berbentuk partikel

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

48
NO BAHAN PENCEMAR PENANG-GULANGAN KETERANGAN
1. Debu - partikelTimah Membersihkan(Scrubbing)Menggunakan Mempergunakan cairan untuk memisahkan
hitam filterMempergunakan Kolektor polutan, dalam keadaan alamiah (turun
(Pb)BenzenPartikel MekanisProgram langit hujan) maka polutan partikel dapat turut
polutan bersifat biologis biruMenggalakkan penanaman dibawa bersama air hujan. Alat scrubbing
berupa :Bakteri, jamur, Tumbuhan ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat,
virus, telur cacing. masif, fibrous dan spray.

Dengan filtrasi dimaksudkan menangkap


polutan partikel pada permukaan flter.
Filter yang digunakan berukuran sekecil
mungkin.

Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan


tenaga kinetis atau kombinasi untuk
mengendapkan polutan partikel. Sebagai
kolektor dipergunakan gaya sentripetal
yang memakai silikon. Semakin besar
partikel secepat mungkin proses
pembersihan

Program langit biru yang dikumandangkan


oleh pemerintah Indonesia adalah
mengurangi pencemaran udara, khususnya
dari akibat transportasi. Ada 3 tindakan
yang dilakukan terhadap pencemaran udara
akibat transportasi yaitu mengganti bahan
bakar, mengubah mesin kendaraan,
memasang alat-alat pembersih polutan
pada kendaraan.

Mempertahankan “paru-paru” kota dengan


memperluas pertamanan dan penanaman
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan sebagai
penangkal pencemaran udara.

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

49
Lampiran 13. Gambar-gambar

Gambar 1. Umber Pemanasan Global Di Indonesia

Gambar 2. Siklus Polutan

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

50
Gambar 3, Ilustrasi Terjadinya Hujan asam

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

51
Gambar 4. Proses Perembesan Polutan di Dalam
Tanah

Gambar 5. Ilustrasi Terjadinya Efek Rumah Kaca

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF INDUSTRI PENERBANGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

52

You might also like