You are on page 1of 9

MASSA UDARA

Makalah
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Meteorologi - Klimatologi
Yang dibina oleh Bapak Dwiyono Hari Utomo

Oleh :

Kelompok 4
Wahyu Wardani 106351400649
Antis RR Diniy 106351400659

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN GEOGRAFI
Oktober 2007
MASSA UDARA

Massa Udara adalah bagian atmosfer yang tebalnya mencapai ribuan meter dari
permukaan tanah dan meluas sampai ribuan kilometer persegi. Suhu dan kelembapannya
serba sama dalam arah mendatar.
Karakteristik cuaca dalam massa udara bergantung pada dua sifat dasar, yaitu
sebaran suhu ke arah tegak dan kadar airnya. Sebaran suhu ke arah tegak menyatakan
kemantapan massa udara. Karena kemantapan erat kaitannya dengan gerak vertikal di
dalam massa udara, maka sebaran uap air ke arah atas, bentuk kondensasi dan jumlah
curah hujan, semuanya ditentukan oleh sebaran suhu ke arah tegak.
Agar suatu massa udara dapat terbentuk, udara harus berdiam atau bergerak untuk
waktu yang lama di atas daeah luas yang memiliki daerah seragam. Selain itu, angin
lemah dan sifat permukaan yang seragam juga harus terdapat bersama-sama dalam
pembentukan massa udara. Angin lemah mengakibatkan udara akan berada di atas
wilayah sumber lebih lama, sehingga mendekati keseimbangan dengan wilayah itu.
Beberapa sifat pokok wilayah yang menentukan sifat massa udara adalah suhu dan
apakah wilayah tersebut berupa daratan atau lautan.
Massa udara dibagi menjadi enam kategori berdasarkan karakteristik iklim
(temperatur dan kelembapan) dari tempat terbentuknya.
Maritim Tropik merupakan udara tropika yang terbentuk diatas lautan pada
lintang rendah. Udaranya bersifat hangat, lembab, dan tidak stabil.
Daratan Tropik merupakan udara tropik daratan yang terbentuk diatas daerah
subtropika. Misalnya daerah Afrika Utara, Amerika Serikat, Meksiko, Dan daerah
Gurun di Afrika (terutama di musim panas). Udara ini bersifat panas, kering, tidak
stabil, dan jarang terdapat awan karena kelembapannya sangat rendah.
Maritim Kutub merupakan udara yang terbentuk pada lintang tinggi diatas
lautan. Pada musim dingin udara maritim kutub relatif dingin dibandingkan kutup
benua atau artika. Pada musim panas udarnya sejuk. Udara maritim kutub bersifat
lembab dan tidak stabil.
Daratan Kutub merupakan udara yang terbentuk pada lintang tinggi diatas
daratan. Udara ini memiliki sifat yang serupa dengan udara artika tetapi tidak
sedingin udara artika. Massa udara ini tidak terlalu dingin pada musim panas
dengan kelembapan yang berubah-ubah dan kestabilan yang jauh lebih kecil atau
labil.
Maritim Artik merupakan massa udara yang terdapat dalam musim dingin yang
berasal dari lautan.
Daratan Artik merupakan massa udara yang terdapat dalam musim dingin yang
berasal dari daratan.

Ketika angin mendorong kumpulan udara keduanya berinteraksi dengan


seksamanya sehingga dapat membantu menyebarkan panas dan kelembapan pada
permukaan planet. Ketika dua massa udara dengan temperatur dan kelembapan berbeda
bertemu keduanya tidak bercampur, tetapi akan bertumbukan sepanjang garis yang
diberinama Front. Hal ini menyebabkan pembentukan awan dan prespitasi atau hujan.
Front adalah batas antara pertemuan dua massa udara yang mempunyai sifat fisika
(suhu, densitas) berbeda. Front merupakan daerah yang sempit dengan kecuraman
perubahan sifat massa udara terhadap jarak yang besar. daerah front adalah tempat
terjadinya transisi yang cepat antara massa udara yang satu dengan massa udara yang
lain, mempunyai ketebalan yang berorde 100 km. Suhu merupakan sifat utama yang
dipakai untuk mengidentifikasikan massa udara dan untuk menunjukan adanya front.
Selain suhu kelembapan juga dapat membantu dalam menganalisis peta cuaca dan
menentukan lokasi front. Kelembapan ini dinyatakan dengan suhu tititk embun, gradien
tekanan, arah dan kecepatan angin, perawanan, dan endapan.

Tingkat pembentukan front ada 3, yaitu:


a. tingkat pertama, terdiri atas:
1) Tingkat normal, merupakan pertemuan antara udara kutub dari utara dengan
udara ropis dari selatan.
2) Tingkat deformasi, terjadi suatu putaran udara yang arahnya berlawanan jarum
jam jika terjadi di belahan bumi utara dan searah dengan jarum jam jika terjadi di
belahan bumi selatan.
b. tingkat kedua, pada tingkat ini terjadi deformasi permukaan front (bidang
discontinuitas) menjadi bentuk lidah atau sudut. Udara panas pada tingkat ini terletak
diantara masa udara dingin, kemudian udara panas didorong oleh angin yang
menimbulkan gangguan. Disepanjang front panas terbentuk awan cirrus,
altostraturs, dan altocumulus. Sedangkan di sepanjang permukaan front dingin
berhubungan udara panas, sehingga udara panas menjadi tidak stabil dan naik dengan
cepat sehingga mengakibatkan robohnya awan.
c. Tingkat ketiga, Front dingin berpindah lebih cepat dari pada front hangat karena
isobar dalam udara dingin lebih rapat. Oleh karena itu front dingin mendorong udara
panas ke atas sehingga terjadi depresi.

Udara dingin

Udara dingin

Bidang
diskontinuitas

a b
Udara panas Udara panas

Gambar 1. Massa udara dalam tingkat normal (a) dan tingkat deformasi (b) dalam pembentukan
front.
L : Tekanan rendah
: Isobar
: Arus udara
Dingin : Front dingin di permukaan
: Front panas di permukaan

Dingin Panas

Cb Udara
Front dingin Cc panas Front panas
As
Cu Ac
Udara dingin Udara dingin
Berat Ringan Berat

Gambar 2. Penampang vertikal permukaan front. Front panas : udara panas mendorong udara
yang lebih dingn, front dingin : udara dingin mendorong udara yang lebih panas.

Front dibagi menjadi menjadi tiga, yaitu:


1 Front Panas merupakan Front yang terbentuk karena massa udara panas lebih
berpengaruh dari pada massa udara dingin. Udara panas akan naik karena lebih ringan
kemudian mendingin. Dari kelembatan yang ada akan mengembun menjadi awan
nimbostratus. Peristiwa ini akan menyebabkan presipitasi yang sedang.

Gambar 1. Front Panas


2 Front Dingin merupakan massa udara yang terjadi jika massa udara dingin lebih
dominan daripada massa udara panas. Udara dingin yang lebih padat akan bergerak
dibawah udara panas dan udara panas akan naik, membentuk cumulonimbus.
Peristiwa ini kadangkala menghasilkan hujan deras yangdisertai dengan badai.

Gambar 2. Front Dingin

3 Front Penumpukan merupan front yang terbentuk ketika front dingin lebih
berpengaruh daripada front panas.

Gambar 3. Front Penumpukan

Proses Terbentuknya Awan, Prepitasi, dan Angin


Ketika massa udara dingin dari daerah kutub bertumbukan dengan massa udara
panas dari daerah tropik akan menghsilkan front, dimana pada titik tertentu temperatur
mulai menurun, sehingga terbentuk depresi yang berupa awan, presipitasi, dan angin.
Tahap-tahapannya berupa:
a. Udara panas yang lebih ringan (1) naik di atas udara dingin (2), yang dapat
membentuk daerah yang bertekanan rendah (3) didekat front panas dan dingin
terbentuk.

b. Diisap oleh takenan rendah udara dingin bergerak berputar. Front dingin (4)
mendekati front panas (5). Pada daerah tinggi udara yang panas mengmbun dan
membentuk awan (6), menghasilkan presipitasi.

c. Ketika front dingin lebih berpengruh daripada front panas, udara panas (7) akan
didorong kedaerah lebih tinggi, diatas titik penumpukan (8). Cuacanya tidak stabil
dan berangin (9).
d. Penumpukan akan menghalangi aliran udara panas. Depresi akan mulai menghilang:
angin mulai mereda dan presipitasi berhenti.

Perubahan Massa Udara

Ketika bergerak ke arah khatulistiwa, massa udara artika dan massa udara kutub
benua biasanya mendapat pemanasan dari bawah dan dengan demikian menjadi tidak
mantap. Sering kali, penguapan dari permukaan air hangat atau dari tanah lembab serta
nabatah meningkat kadar lengasnya. Akibatnya, terbentuklah awan gegolak di dalam
massa udara itu. Jika tergabung dalam aliran mensiklon, mungkin pula terjadi
pemumpunan yang mendukung perkembangan ketidakmantapan sepanjang lapisan yang
lebih dalam. Hal ini memungkinkan awan menjadi cukup besar untuk terjadinya hujan
curah. Akan tetapi, yang lebih sering, aliran ke arah selatan di Belahan Bumi Utara
merupakan aliran mengantisiklon. Aliran ini disertai oleh pemberaian yang menimbulkan
lapisan mantap yang membatasi ketinggian terbentuknya awan, walaupun udara tetap
mendapat pemanasan dari bawah.
Struktur massa udara juga berubah akibat pemumpunan atau pemberaian yang
berkaitan dengan pola aliran skala-besar. Pemberaian berhubungan dengan gerakan ke
arah khatulistiwa dan aliran mengantisiklon, yang oleh karena itu cenderung
memantapkan udara dan menghasilkan sungsangan. Sebaliknya, aliran ke arah kutub dan
aliran mensiklon bersifat memumpun, dan dengan demikian cenderung mengurangi
kemantapan. Pengaruh gerakan ini terutama dirasakan pada ketinggian yang lebih besar,
karena jumlah gerakan vertikal (perentangan vertikal akibat pemumpunan dan
penyusutan akibat pemberaian) sebanding dengan ketebalan kolom udara tempat
terjadinya pemumpunan dan pemberaian tersebut.

Daftar Rujukan

Neiburger, dkk. 1995. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung.


Tjasyono, Bayong. 1999. Klimatologi Umum. Bandung: Ganesa.
_____. ____. Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer. Jakarta

You might also like