You are on page 1of 14

Pengantar Sosiologi

Bag 1
Pengertian Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup antara
seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan dengan
golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan
hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai pendapat tentang kedudukan individu
dan masyarakat ini. Di satu pihak ada yang berpendapat bahwa individu lebih dominan
daripada masyarakat, tetapi di pihak lain berpendapat bahwa masyarakat lebih dominan
daripada individu. Sementara itu terdapat pendapat yang mengambil posisi tengah yang
mengatakan bahwa antara individu dan masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi.
Sejumlah kritik diajukan kepada sosiologi, yaitu 1) sosiologi adalah ilmu yang sulit, 2)
sosiologi hanya merupakan kumpulan dari berbagai kajian ilmu sosial lainnya, dan 3)
tidak ada lapangan yang khusus bagi sosiologi karena objeknya telah banyak digarap oleh
ilmu-ilmu sosial lainnya.

Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dahulunya berinduk pada ilmu filsafat.
Dengan demikian pokok-pokok pikiran sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para
ahli filsafat yang mengkaji tentang masyarakat. Sosiologi mengalami perkembangan yang
pesat pada abad ke-20, di mana pada masa ini mulai banyak bermunculan berbagai
cabang sosiologi, seperti sosiologi industri, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, dan
lain-lain. Pemikiran para ahli yang mengkonsentrasikan diri pada masalah kajian sosiologi
ini dibedakan atas tokoh-tokoh sosiologi klasik dan tokoh-tokoh sosiologi modern.

Bidang Kajian Sosiologi

Sosiologi sebagai ilmu sosial yang mempunyai fokus kajian mengenai tingkah laku
manusia mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara lain bidang kajian Sosiologi
Industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan,
Sosiologi Kesehatan, dan lain-lain.

Sosiologi Industri mengkaji masalah fenomena industri dengan menitikberatkan kajiannya


pada faktor manusia, dan mengaitkannya dengan faktor mesin serta mekanisme kerja
pabrik yang berorientasi pada efisiensi dan efektivitas. Sedangkan Sosiologi Hukum
merupakan cabang sosiologi yang mengkaji fenomena-fenomena hukum yang ada di
masyarakat. Sementara itu Sosiologi Pendidikan mengkaji proses-proses sosiologis yang
berlangsung dalam lembaga pendidikan dengan tekanan dan wilayah tekanannya pada
lembaga pendidikan. Di lain pihak Sosiologi Perilaku Menyimpang mengkaji perilaku dan
kondisi yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma yang sudah disepakati dalam
masyarakat.

Dalam melakukan kajiannya, terutama pada masyarakat modern, sosiologi perlu bekerja
sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya membentuk kajian multidisipliner. Antropologi bisa
membantu sosiologi dalam hal metodologi mengingat antropologi mempunyai pengalaman
yang sangat panjang dalam melakukan penelitian yang bersifat kualitatif. Psikologi bisa
memberi masukan bagi sosiologi dalam hal informasinya mengenai kecenderungan-
kecenderungan yang sifatnya individual. Sementara itu sosiologi juga harus meminta
bantuan ahli sejarah untuk memberi informasi tentang proses historis yang ada dalam
fenomena perubahan sosial

1
Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.


Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu
dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun
antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol
diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka
yang menggunakannya

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak
terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.
Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan
sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah,
perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang
ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan
sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan
reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal
yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial.
Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik,
adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis
kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh,
penampilan berbusana, dan wacana.

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan
dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi
ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi,
jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan
aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu
yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi
yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang
sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas
bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha
bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi
keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia
berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan
Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi
mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan
kelompok
Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk
persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di
mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan
melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial
yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan
merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
kekerasan.

Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan
interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk
mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting),
meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan
(bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan
(differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari
(avoiding), dan memutuskan (terminating).

Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman.


Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk
menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya
dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut
dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back
region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front
region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-
pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak
melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.

Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk


menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep
expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi
atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk
pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh
kesan dalam interaksi.

Sumber Buku Pengantar Sosiologi karya Wawan Hermawan

Bahan Kuliah SDM. Pengertian Interaksi Sosial


Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu
proses interaksi sosial.
Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak
atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok” (p. 22). Pendapat lain dikemukakan
oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar
manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang
menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial” (p. 50).
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling
mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004, p. 216).
Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi
sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi
satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun
atar individu dan kelompok.

Macam - Macam Interaksi Sosial


Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam,
yaitu (p. 23) :
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif,
jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika
hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi
sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan
kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk
membicarakan suatu proyek.

Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial


Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan
ke dalam dua bentuk, yaitu (p. 49) :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk -
bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan
kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka
waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan
wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu
kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan
asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk -
bentuk pertentangan atau konflik, seperti :

a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu,
agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan
ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan
atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan
atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap
tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi
pertentangan atau konflik.
c. Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat
adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga
menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal
interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

Ciri - Ciri Interaksi Sosial


Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain (p.
23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat
berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) :
a. Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal
terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu
dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi
sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
A. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai
proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia
terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat.
Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan
kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi
reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia
mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :
1. Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
1. Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap
yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
1. Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada
imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
1. Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di
dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan
utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama
dengannya.
A. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara
individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu
antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak
dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-
perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan
kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango
(yang artinya menyentuh). Arti secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik,
kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak perlu
berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi,
orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan
badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak.
Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :
INTERAKSI SOSIAL
Pengertian Interaksi social
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan
individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok
dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi ,
berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan timbale
balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu, antara
individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang
menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok antau antar kelompok. Menurut
Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. jumlah pelakunya dua orang atau lebih
2. adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
3. adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang akan
dating .
4. adanya tujuan yang hendak dicapai.

Syarat terjadinya interaksi adalah :


1. adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum”
yang artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak
berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau
hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak social tidak dengan menyentuh,
misalnya menggunakan HP, telepon dsb.
Kontak social memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kontak social bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada
kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti
negative.
2. Kontak social dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi
apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru
dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui
perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.

2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain
dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu


1. komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau
pemikiran pada pihak lain.
2. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
3. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
4. Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
5. Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan
setelah mendapat pesan dari komunikator.

Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi


1. Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan
diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus memilih
kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan.
Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan
komunikan.
2. Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk
kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa
tulisan atau gabungan dari duanya.
3. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta
gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.

Ada beberapa factor yang mendorong terjadinya interaksi social ;


1. Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain
2. Sugesti . Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap
yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima
sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.
Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:
a. orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti,
misalnya orang tua ulama dsb.
b. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
c. Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
d. Reklame atau iklan media masa.
3. Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi
sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
4. Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain.
Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan
orang lain.
5. Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan
dan fisik seseorang.

Sumber informasi yang mendasari interaksi


1. warna kulit . 6. pakaian
2. usia 7. wacana
3. jenis kelamin
4. penampilan fisik
5. bentuk tubuh
Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.


Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu
dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun
antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol
diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka
yang menggunakannya

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak
terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.
Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan
sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah,
perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang
ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan
sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan
reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal
yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial.
Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik,
adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis
kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh,
penampilan berbusana, dan wacana.

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan
dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi
ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi,
jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan
aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu
yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi
yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang
sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas
bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha
bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi
keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia
berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan
Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi
mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan
kelompok

Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk
persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di
mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan
melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial
yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan
merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
kekerasan.

Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan
interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk
mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting),
meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan
(bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan
(differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari
(avoiding), dan memutuskan (terminating).

Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman.


Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk
menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya
dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut
dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back
region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front
region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-
pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak
melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.

Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk


menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep
expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi
atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk
pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh
kesan dalam interaksi.

Sumber Buku Pengantar Sosiologi karya Wawan Hermawan

DIarsipkan di bawah: FISIP/HUKUM

You might also like