You are on page 1of 9

Hal:1

Tepung Ikan Tradisional


Campuran Pakan Alternatif Unggas Sapi dan domba Ikan
Hal:2

Latar Belakang.
Tersedianya pasokan ikan hasil perairan samudera yang tidak terserap untuk konsum
si manusia

akan mempunyai nilai tambah apabila dijadikan tepung ikan , yang selanjutnya hasil
nya diformulasikan
dengan bahan bahan lokal lainnya untuk dijadikan pakan ternak.
Fluktuasi harga pakan ternak buatan pabrik yang sangat tergantung dengan fluktuasi
nilai tukar

valuta asing merupakan kendala bagi berkembangnya peternakan dan perikanan (ungga
s, perikanan air
tawar) ,sementara apabila tersedia tepung ikan maka peternak diharapkan mampu memf
ormulasi pakan ternaknya dengan bahan bahan lokal hasil budidaya
pertanian lainnya (jagung, bekatul, kedelai dll) sebagai pakan alternatif
pengganti pakan buatan pabrik, sehingga peternak tidak terlalu tergantung
dengan pakan buatan pabrik baik pasokan maupun harganya .
Proses Pembuatan Tepung Ikan. Pada skala besar proses pembuatan tepung
ikan merupakan proses padat modal dan padat

technologi, dibeberapa negara maju proses tepung ikan dilakukan diatas


kapal (floating fish meal),
sehingga disamping kesegaran bahan baku yang terjamin juga selalu dapat mendekati
dan menjangkau keberadaan bahan baku. Tuntutan standart kwalitas produk
dengan tolok ukur protein content, kadar air, kadar kotoran, kandungan
garam ,kesegaran dll membuat proses tepung ikan sesungguhnya sulit untuk
diusahakan pada skala kecil dengan SDM yang seadanya.
Proses Tepung Ikan Rakyat . Proses sederhana yang untuk pembuatan
tepung ikan yang sesuai untuk kondisi Indonesia,

secara sederhana berdasarkan pemikiran sbb: ‐ Meskipun Indonesia adalah


negara Kepulauan dengan Garis Pantai pengasil ikan samudera

cukup luas dan panjang, tetapi kebanyakan system penangkapan ikan masih
musiman sehingga
ketersediaan bahan baku untuk tepung ikan juga sangat fluktuatif/ tidak sepanjang
tahun. ‐ Kebanyakan hasil tangkapan untuk konsumsi dan hanya jenis
tertentu pada musim tertentu

terjadi over fishing, sehingga tidak semua tangkapan terserap untuk


human consumsion, kelebihan ini
biasanya untuk pasokan ikan kering maupun fish meal.
Hal:3

‐ Berdasar pengamatan bahwa ikan diperairan Indonesia kebanyakan termasuk


thin fish (tidak

terlalu banyak kandungan lemaknya, kecuali ikan lemuru), sehingga proses


pembuatan fish meal
dilakukan langsung tanpa proses extraksi lemak yang biasanya diawali dengan perebu
san bertekanan. ‐ Karena bahan olah yang variatif maka hasil produk
juga tidak terjamin homogenitas

kwalitasnya terutama tidak konsiten kandungan proteinnya, sehingga sasaran


pemasaran adalah end
user /peternak yang membuat pakan alternatif dengan formulasi sendiri dan bukan pa
brik pakan ternak.
‐ Kesederhanaan proses produksi dirancang agar sesuai dan mudah dikembangkan untuk
usaha

pada skala kecil/ menengah, karena proses dengan teknologi tepat guna dengan inves
tasi yang murah. Diskripsi proses.
Proses dimulai dari ikan segar yang dikeringkan tanpa garam (unsalted dried fish)
sampai kadar

air app 15% dan langsung dipulverised dengan hammer mill menjadi tepung ikan yang
langsung dapat dipasarkan, dengan proses ini maka proses rebusan dengan
autoclave (rebusan bertekanan) maupun proses pressing (pengempaan untuk
menurunkan kadar air dan lemak) ditiadakan, pengerigan pada
proses ini dengan memanfaatkan panas matahari (sun drier) ataupun dengan mesin pe
ngering buatan
(artificial drier direct fired) dengan bahan bakar minyak, untuk pasar industri pa
kan ternak pengeringan mutlak dengan indirect drying.
Harga Jual vs Harga Pokok. Karena kesederhanaan proses dan sasaran
segment pasar yang tidak begitu menuntut quality

maka harga jual tepung ikan dengan proses ini relatif murah dan terjangkau oleh pe
ternak (user).
Harga jual tepung ikan dengan proses ini dengan estimate 55% protein content saat
ini dalam kisaran Rp 4.500 ‐ Rp 5.500/kg, sementara harga pokok
produksi tepung ikan berkisar antara Rp 4.000 s/d Rp 4.500/kg
Kebutuhan pasar.
Kebutuhan tepung ikan untuk peternak sebagai bahan pakan ternak dilihat dari jeni
s ternaknya

dapat diproyeksikan sbb: Peternak unggas


ayam pedaging atau petelor baik ras atau bukan ras sangat memerlukan tepung ikan
untuk membuat pakan subtitusi , peternak ayam pedaging biasanya memberi ransum ay
amnya dengan
Hal:4

pakan buatan pabrik s/d 2 minggu pertama, selanjutnya untuk menekan biaya diberika
n ransum pakan
buatan pabrik yang dicampur dengan bahan lokal (jagung , bekatul, tepung ikan dll)
. Peternak unggas ayam petelor hampir sebagian besar memberikan ransum
pakan ternaknya dengan
pakan formulasi sendiri dengan bahan lokal ditambah tepung ikan, mineral dan vitam
in. Peternak itik petelor system kandang seluruhnya memberikan ransum
ternaknya dengan campuran jagung, bekatul ditambahkan konsentrat dimana
tepung ikan sudah terkandung dalam konsentrat tersebut.
Pakan ikan air tawar membutuhkan tepung ikan lebih banyak dibandingkan dengan paka
n unggas, pakan ikan air tawar dituntut mengandung protein yang lebih
tinggi dan mudah terserap karena sistem pencernakan ikan yang
sangat pendek, pada pakan ikan karnivora (pemakan daging ‐ lele, patin, belut
dll) menggunakan tepung ikan lebih banyak dibanding dengan pakan ikan 0mnivora (p
emakan segala) ataupun ikan herbivora (pemakan tumbuhan). Begitu pula ternak
ruminansia (sapi, domba,babi dll) juga memerlukan tepung ikan sebagai
campurannya, penggunaan tepung ikan pada pakan ternak sebagai penyedia
protein hewani dengan serat kasar yang rendah.
Persentase tepung ikan dalam pakan ternak. No
Jenis Ternak/ Ikan Persentase Tepung Ikan 1 2 3 4 5 6 7 8
Ayam potong/ telor Itik petelor Itik potong Puyuh Merpati Kalkun
Ikan omnivora Ikan carnivora 5 ‐ 10% 5 ‐ 10% ‐ 12% ‐ 10% ‐ 5%
‐ 12% ‐ 20% ‐ 30%
Persentase tepung ikan dalam pakan ternak kurang lebih seperti tabel dibawah:
Hal:5

Peluang. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan


tepung ikan dengan Agritara

Proses sangat berpeluang untuk dikembangkan berbasis ekonomis kerakyatan


yang akan mampu meningkatkan harkat dan kesejahteraan masarakat.
Formulasi Pakan ternak Menjual tepung ikan saja relatif agak susah
mengingat belum semua petani ikan atau unggas

mengerti kegunaan dan pencampuran tepung ikan dengan bahan bahan lokal
lainnya dalam suatu
formulasi pakan/ransum , sehingga usaha tepung ikan ini haruslah terintegraasi sam
pai menjadi produk
yang siap saji , artinya diformulasikan dengan bahan bahan lokal lainnya menjadi p
akan ternak/ pakan ikan.
Dari tabel dibawah ini dengan cara sederhana dapatlah disusun suatu formulasi paka
n yang memenuhi sarat .
Tabel Komposisi Pakan Ternak
Hal:6

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

(Dari bahan lokal) Nama Latin Nama Lokal Achatina Fulica


Tepung bekicot Anachis Hypogaea Daun kacang tanah Animal Tepung darah
Artocarpus Heterophyllus Daun nangka Brevoortia tyrannus Tepung ikan
Callinectes Sapidus Kepiting keseluruhan Carica papaya Buah pepaya
Carica papaya Buah pepeya Clupea SPP ‐ Sardinops ‐ SPP Tepung ikan
Clycine max Kedelai daun Clycine max Kedelai bungkil Clycine max
Kedelai biji Engraulis Ringen Tepung ikan Fish soluble Cairan ikan kental
Fish (small fish) Tepung ikan Gadiae‐ Lophidae‐ Rajidae Tepung ikan
Hibiscus Rosa ‐ Sinensis Kembang sepatu Ipomea batatas Ketela rambat
Leucaena Glauca Lamtoro daun Manihot SPP Ketela pohon
Musa Paradisiana Sapientum Daun pisang Orbignya Cohue Buah kelapa sawit
Oryza Sativa Bekatul halus Penaeus SPP Udang kulit/kepala
Saccharum Officinarum Tetes tebu Sciaenops Ocellata Tepung ikan
Sesbania Grandiflora Turi daun Sorghum Bicolor Cantel biji
Thunnus Thynnus ‐ Thunnus Tepung ikan Albacares Triticum Aestivum
Gandum limbah Triticum Aestivum Gandum limbah Vigna Sinensis Kacang panjang
Zea mays Identata Jagung biji kuning Zea mays Identata Jagung biji putih

Srt Kasar % 30.0 0.6 19.8 0.8 11.3 12.5 8.4 1.8 28.8 6.2 7.0 1.0 0.1 2.6
1.2 19.9 2.3 18.0 6.5 23.1 11.2 6.0 15.5 10.0 0.9 20.0 2.8 0.9 5.7 7.7 17.7 2.5
2.6

Protein Keterangan % 51.2 Daging 14.7 Aerial dewasa 89.3 12.2


Aerial 66.5 Keseluruhan 34.1 Keseluruhan 11.1 Hijau 6.3 Masak 72.9
Keseluruhan 16.6 Aerial dewasa 48.0 Bungkil 37.7 Biji kering giling 70.9
Keseluruhan 62.1 Cairan masakan 61.2 Ikan kecil 70.6 Keseluruhan 17.8
Aerial segar 4.3 Umbi segar 23.7 Aerial 11.2 Umbi segar 14.4 Aerial muda
17.9 14.0 Rice polishing 50.5 Kepala & Kulit 5.4 66.3 Ikan merah 25.0
Aerial dewasa 11.2 Biji 66.3 Keseluruhan 15.0 18.7 23.8 10.3 10.0
Dedak (bran) Dedak (Polard) Aerial dewasa Kuning Putih

Dari tabel diatas dan tabel standart pakan ternak di Indonesia serta
referensi refernesi lain

tentang campuran pakan ikan maka dapatlah disusun formulasi pakan ternak sbb:
Hal:7

Standart formulasi pakan. Uraian Ayam / Itik 1 ‐ 4 minggu


Bekatul padi Tepung jagung Bungkil kedelai Tepung ikan Jumlah
Ayam / Itik 5 ‐ 8 minggu Bekatul padi Tepung jagung Bungkil kedelai
Tepung ikan Jumlah Ayam/ Itik 9 ‐ 20 minggu Bekatul padi Tepung jagung
Bungkil kedelai Tepung ikan Jumlah Ayam/ Itik masa bertelor Bekatul padi
Tepung jagung Bungkil kedelai Tepung ikan Jumlah Puyuh 1 ‐ 3 minggu
Bekatul padi Tepung jagung Bungkil kedelai Tepung ikan Jumlah
Puyuh 3 minggu dst Bekatul padi Tepung jagung Bungkil kedelai Tepung ikan
Jumlah

Berat (kg)

25 40 10 25 100 30 40 10 20 100 35 40 10 15 100 40 40


10 10 100 25 40 10 25 100 30 40 10 20 100

Kandungan Campuran Protein Serat kasar Lemak Energy kkal/kg


3.5 1.5 3.1 839 4.1 1.0 1.9 1,545 2.9 0.6 1.3 257 13.5 0.7 1.3
599 24.0 3.8 7.6 3,240.4 4.2 1.8 3.7 1,007 4.1 1.0 1.9 1,545
2.9 0.6 1.3 257 10.8 0.5 1.0 479 22.0 3.9 7.9 3,288.5 4.9
2.1 4.3 1,175 4.1 1.0 1.9 1,545 2.9 0.6 1.3 257 8.1 0.4 0.8 359
20.0 4.1 8.3 3,336.5 5.6 2.4 5.0 1,343 4.1 1.0 1.9 1,545 2.9
0.6 1.3 257 5.4 0.3 0.5 240 18.0 4.3 8.7 3,384.6 3.5 1.5 3.1
839 4.1 1.0 1.9 1,545 2.9 0.6 1.3 257 13.5 0.7 1.3 599 24.0 3.8
7.6 3,240.4 4.2 1.8 3.7 1,007 4.1 1.0 1.9 1,545 2.9 0.6 1.3
257 10.8 0.5 1.0 479 22.0 3.9 7.9 3,288.5
Hal:8

Kesimpulan.

Bagi daerah pantai yang tersedia sisa / limbah hasil perikanan samudera
sangat berpotensi

uantuk dikembangkan industri tepung ikan tradisional sekaligus industri pakan tern
ak alternatif. Investasi dan modal kerja Kebutuhan dana untuk
investasi pembuatan tepung ikan dan pencampuran pakan ternak

kapasitas 2 ton perhari meliputi pembangunan bangunan prosesing dan mesin/ perala
tan serta modal kerja sbb:

Kebutuhan Minimal Modal Investasi. No 1 2 3 4 5 Uraian Bangunan pabrik


Mesin pengering Rotary hammer mill Pulverizing c/w accesories
Mixer c/w Accessories Mesin jahit karung Timbangan 300 kg Jumlah Kwantum
200 m2 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit Biaya Rp ( ) 40,000,000
30,000,000 25,000,000 30,000,000 12,500,000 2,500,000 750,000 140,750,000

6
7

Kebutuhan modal kerja selama tiga bulan terutama untuk pembelian bahan
baku (ikan segar atau kering), upah kerja, BBM/listrik dll, dengan
asuumsi pada bulan ketiga telah ada pemasukan dari penjualan .

You might also like