You are on page 1of 10

MID SEMESTER

PTPSP-B1

Analisis Resiko Bahaya Adanya Sampah Ditinjau Dari

Kesehatan Lingkungan Dan Kesehatan Masyarakat

DISUSUN OLEH :

HASTOMO

NIM : 5410/REGULER

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2007
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia di bumi mempunyai aktifitas sehari-hari yang berbeda beda, dan

setiap aktifitas tersebut selalu memberi pengaruh yaitu pengaruh waste/residu atau

entropi jenis dari setiap aktifitas. Dan setiap waste mempunyai karakteristik beragam

yaitu berupa gas, padatan, cair dan sebagainya. Kesimpulannya selama manusia

beraktifitas maka tidak lepas dari keberadaan entropi jenis tersebut, nah permasalahannya

sekarang adalah bagaimana cara dan prinsip pengolahan terhadap waste tersebut. Salah

satu waste yaitu waste berupa benda padat yaitu sampah. Sampah merupakan hasil dari

aktifitas manusia, keberadaannya tidak dapat dihindari dan harus dikelola. Pengolahan

sampah yang tidak saniter dapat mencemari lingkungan. Kondisi ini mengakibatkan

menurunya kualitas lingkungan hidup dan gangguan pada kesehatan manusia.

Sampah yang dihasilkan beraneka ragam tergantung dari kondisi geografis, jenis

aktifitas, musim, dan tingkat ekonomi masyrakat. Disini dikarenakan secara geografis

sangat berbeda sumber daya alamnya antara sumber sampah dari daerah pegunungan,

dataran rendah, atau pantai. Jika dilihat dari segi musim yaitu jumlah sampah waktu

musim hujan lebih sedikit dibanding musim panas dan musim tersebut mempengaruhi

jenis sampah yang dihasilkan, dan dilihat dari tingkat ekonomi masyrakat yaitu

masyarakat menengah keatas biasa mengkonsumsi masakan siap saji karena

kesibukannya lebih tinggi dan masyarakat ekonomi bawah senantiasa mengkonsumsi

makanan maskan sendiri relatif murah dan karaktersitik keduanya berbeda, kemudian
jenis aktifitas juga mempengaruhi macam jenis sampah yaitu aktifitas perkantoran

menghasilkan lebih bayak sampah kertas, atau aktifitas di rumah sakit bayak produksi

sampah medis.

Dari beberapa karakteristik sampah maka sampah dapat digolongkan menjadi

sampah organik yaitu sampah berupa zat organik hayati semacam tumbuhan senantiasa

dapat terdekomposisi oleh bakteri pengurai, sampah anorganik yaitu sampah berupa

bahan sintetik yang sulit terdegradasi oleh bakteri pengurai, sampah logam atau kaca, dan

sampah medis atau B3 yaitu sampah mengandung toksik dari aktifitas industri medis

maupun industri lainya.

Pengolahan sampah sangat diharuskan karena memungkinkan mengurangi

peredaran sampah yaitu dengan cara pengolahan sampah kembali atau RECYCLE. Nah

recycle ini dapat berlangsung tergantung dari jenis sampah yaitu memanfaatkan sampah

dengan dikelola menjadi benda yang berbeda strukturnya maupun fungsinya yang

dimaksud recovery, dan memanfaatkan sampah kembali dengan merubah fungsinya

tetapi tidak merubah bentuk maupun strukturnya dinamakan reuse, dan merngolah

sampah menjadi kompos dinamakan reduce.

Kemudian sampah berbahaya dapat dikelola dengan pengolahan terpusat

dilakukan melibatkan instansi yang dapat mengolah sampah berbahaya tersebut dengan

pesyaratan undang undang berlaku.

Disini kami mengangkat masalah pembuangan sampah di kota ”A” yaitu terdapat

sampah yang menumpuk hampir 1 minggu tidak terangkut penumpukan sampah terletak

di dekat pemukiman dan Sekolah dasar. Jumlah penduduk 10.000 jiwa dengan jumlah
sampah 2 lt/orang hari. Dengan demikian dengan melihat masalah diatas berlaku

pengolahan sampah model perkotaan yaitu sbb:

Secara umum manajemen/pengolahan sampah perkotaan menurut Depkes R.I

(1997), memiliki 6 unsur. Unsur-unsur dalam pengolahan sampah dapt dilihat pada

gambar berikut :

Penimbulan sampah

penyimpanan sampah

pengumpulan
sampah

pengangkutan Pengolahan dan


sampah pemanfaatan kembali
Pembuangan
akhir sampah

Pengelolaan sampah perkotaan dalam model ini pada setiap unsur menjadoi

tanggung jawab masyarakat dan pemerintah daerah melalui dinas kebersiahan di kota

Yogyakarta pada khususnya diatur dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta

Nomor : 14 Tahun 2005, Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Dan Tata

Kerja

Dinas Lingkungan Hidup. Masyarakat bertanggung jawab atas unsur penimbulan dan

penyimpanan, sedangkan pemerintah daerah menitik beratkan pada unsur pengumpulan,

pengangkutan dan pembuangan akhir sampah. Pembiayaan dalam pengelolaan sampah


perkotaan ditanggung oleh masyarakat melalui pungutan retribusi sampah dan

pemerintah daerah melalui APBD.

Keberhasilan penanganan sampah, tercermin dalam keberhasilan pengelolaan

sampah di setiap unsur. Apabila terdapat satu atau lebih unsur yang tidak berhasil, maka

pengelolaan sampah secara keseluruhan dapat dikatakan tidak berhasil pula, termasuk

pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Penanganan sampah di TPA

merupakan indikator penting dalam penentuan keberhasilan pengelolaan sampah secara

keseluruhan. TPA dapat menjadi fokus penyebaran lalat dan tikus, karena terdapat

sampah organik sebagai makanan yang dibutuhkan lalat dan tikus.

Proses dekomposisi sampah organik menghasilkan lindian (leachet). Di dalamnya

terdapat bahan-bahan berbahaya yang harus dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke

badan air. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pencemaran

badan air.

B. Tujuan

Menganalisis jenis resiko atau bahaya adanya sampah ditinjau dari kesehatan

lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sehingga dapat mencegah efek berbahaya lebih

lanjut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Langkah pendugaan dampak

Langkah-langkah pendugaan dampak sbb:

Pendugaan Seleksi usulan


dampak aktifitas proyek

Data dasar Penyusunan


laporan

Rona lingkungan

A. Data Dasar

1. Jumlah dan Jenis Sampah

Jumlah Sampah Ditinjau Dari Permasalahan Diatas

Diketahui jumlah penduduk yaitu 10.000 jiwa dengan jumlah sampah 2 liter/orang

hari

Maka volume sampah selama satu minggu :

Jumlah penduduk x jumlah sampah liter/orang hari x 7 hari

10.000 jiwa x 2 liter /orang hari x 7 hari = 14.000 liter/1000 jiwa minggu.

Jadi penumpukan volume sampah sampai 1 minggu penumpukan adalah 14.000

liter/1000 jiwa minggu.


2. Jenis sampah

• Jenis sampah kota ada beberapa macam sumber tempat:

a. Sampah pasar yaitu sampah yang dihasilkan dari aktifitas di pasar.

b. Sampah tempat umum yaitu sampah yang dihasilkan dari aktifitas pada

prasarana umum.

c. Sampah taman kota yaitu sampah yang di hasilkan dari aktifitas di

taman termasuk tanaman.

d. Sampah pemukiman yaitu sampah yang bersumber dari daerah

pemukiman penduduk sekitar.

e. Sampah kawasan tertib lalu lintas dan sarana transportasi yaitu jenis

sampah yang bersumber dari aktifitas tertib lalu lintas dan sarana

transportasi.

f. Sampah industri yaitu jenis sampah yang dihasilkan dari aktifitas

industri di kota tersebut.

g. Sampah rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainya yaitu

jenis sampah yang bersumber dari aktifitas rumah sakit di sakitar kota.

• Dilihat dari permasalahan yang ada di kota ”A” di atas telah disinggungkan

maka kesimpulannya adalah jenis sampah yang bersumber dari perumahan

dan pemukiman kota ”A” tersebut. Jenis sampah terdiri atas:

a. sampah organik (kertas, daun dll)

b. sampah anorganik (plastik, dll)

c. sampah radioaktif (batere bekas)

d. sampah logam dan kaca (kaleng dll)


B. Pendugaan Dampak

Dampak negativ pada lingkungan terjadi oleh berbagai bahan berbahaya

(beracun) yang ada pada sampah yang terlarut dalam cairan yang disebut lindian

(leachet). Lindian ini merupakan hasil proses dekomposisi sampah organik. Bahan

berbahaya terbawa oleh aliran lindian sehingga mencemari lingkunagan tanah, badan air

dan tanah. Berdasarkan hasil penelitian Ganefati (2002), pada lindian terdapat BOD

sebesar 638,6 mg/l (standar: 50 mg/l), NH3 sebesar 294 mg/l (standar : 1 mg/l), Pb

sebesar 0,658 mg/l (standar : 0.1 mg/l), dan mengandung angka kuman yang tinggi.

Dampak kesehatan pada manusia secara langsung terjadinya kecelakaan dan

gangguan kesehatan pada pembuangan sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya.

Secara tidak langsung menimbulkan penyakit-penyakit pada manusia akibat pencemaran

lingkungan oleh pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik, diantaranya

adalah penyakit diare, ISPA dan penyakit kulit.faktor terpapar pedagang makanan di

sekitar, murid Sekolah Dasr di dekat sumber dan aktifitas lainnya.

Dampak secara estetika sampah dapat mengganggu pemandangan dan

pencemaran udara. Pengaruh terhadap pemandangan yaitu terkesan kumuhnya kumpulan

sampah dengan berbagai jenis vektor pengganggu sebagai penular penyakit dan akibat

dekomposisi sampah menghasilkan bau bersumber gas H2S sehingga efek akibat bau

yang tidak sedap secara tidak langsung menyebabkan gangguan psikologis masyarakat di

sekitar sumber.

Sampah yang kemungkinan dibakar akan menimbulkan pencemaran dioksin.ISPA


C. Seleksi usulan aktifitas atau penaggulangan

Upaya mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya sampah dapat

dilakukan dengan jalan melakukan pengelolaan yang baik, termasuk diantaranya adalah

memanfaatkan kembali (RECYCLING). Upaya ini bertujuan untuk meminimalkan jumlah

sampah yang harus dikelola oleh pemerintah.

Upaya tersebut diatas yaitu :

Dilakukan oleh pemerintah :

1. melatih masyarakat tentang pengolahan sampah. Terpadu Yaitu

sampah yang dapat didaur ulang dikumpulkan secara terpisah pisah menurut

karakteristiknya, yang kemudian dilakukan pengolahan menjadi bahan

berguna contoh : compos, pot bunga,atau dijual.

2. memberi pengarahan kepada masyarakat tentang bahaya sampah

sehingga masyarakat dapat memilah sampah yang berbahaya, dilakukan

pengumpulan secara terpisah yang kemudian dilakukan pengolahan oleh

petugas dan instansi berwenang.

3. memberi sangsi terhadap para pelanggar kaitanya pembuangan sampah

yang tidak saniter.

4. melakukan managemen sampah kota dengan baik.

5. penempatan tempat pembuangan sampah sementara secara strategis

dan dapat dijangakau dan volumenya harus memenuhi skala linear sampah

yang dihasilkan kota tersebut yaitu total volume TPS berdasarkan data

diatas yaitu lebih dari 14.000 dm3.


Dilakukan oleh masyarakat :

1. mematuhi segala aturan yang ada.(lingkup waktu, sarana dan prasarana)

2. merespon dengan baik terhadap segala pelatihan yang diberikan oleh

petugas.

3. membiasakan diri dan melakukan hal-hal yang telah petugas berikan.

4. sadar akan bahaya lingkungan.

Pemecahan masalah sampah memerlukan berbagai macam bidang pengetahuan

yang sangat komplek, seperti bidang teknik, sosial, ekonomi dan politik. Pemahaman

unsur-unsur pokok dalam pengelolaan sampah sangat diperlukan, agar dalam

memecahkan permasalahan sampah secara efektif dan efisien.

D. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan berisi perihal data penduduk, frekuensi sampah dampak,

kemudian penanggulanganya dan evaluasi dengan kriteria waktu dan prasarana yang

dipakai.

You might also like