You are on page 1of 8

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tari


Tari Bali merupakan bagian organik dari masyarakat pendukungnya dan perwatakan dari masyarakatnya tercermin dalam Tari. (I Made Bandem, 1983). Menurut struktur masyarakatnya, seni tari bali dapat dibagi menjadi 3 (Tiga) periode yaitu: 1. Periode Masyarakat Primitif (Pra-Hindu) (20.000 S.M-400 M) 2. Periode Masyarakat Feodal (400 M-1945) 3. Periode Masyarakat modern (sejak tahun 1945)

1. Periode Masyarakat Primitif (Pra-Hindu) (20.000 S.M-400 M) Pada zaman Pra-Hindu kehidupan orang-orang di Bali dipengaruhi oleh keadaan alam sekitarnya. Ritme alam mempengaruhi ritme kehidupan mereka. Tari-tarian meraka menirukan gerak-gerak alam sekitarnya seperti alunan ombak, pohon ditiup angin, gerak-gerak binatang dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk gerak semacam ini sampai sekarang masih terpelihara dalam Tari Bali. Dalam zaman ini orang tidak saja bergantung kepada alam, tetapi mereka juga mengabdikan kehidupannya kepada kehidupan sepiritual. Kepercayaan mereka kepada Animisme dan Totemisme menyebabkan tari-tarian mereka bersifat penuh pengabdian, berunsurkan Trance (kerawuhan), dalam penyajian dan berfungsi sebagai penolak bala. Salah satu dari beberapa bentuk tari bali yang bersumber pada kebudayaan Pra-Hindu ialah Sang Hyang.

2. Periode Masyarakat Feodal (400 M-1945) Pada masyarakat feodal perkembangan Tari Bali ditandai oleh elemen kebudayaan hindu. Pengaruh hindu dibali berjalan sangat pelan-pelan. Dimulai pada abad VII yaitu pada pemerintahan raja ugra sena di Bali. Pada abad X terjadi perkawinan antara raja udayana dengan mahendradatta, ratu dari jawa
5|BAB II Pembahasan

timur yang dari perkawianan tersebut lahir raja airlangga yang kemudian menjadi raja di jawa timur. Sejak itu terjadi hubungan yang sangat erat antara jawa dan bali. Kebudayaan bali yang berdasarkan atas penyembahan leluhur ( animisme dan totemisme) bercampur dengan Hinduisme dan budhisme yang akhirnya menjadi kebudayaan hindu seperti yang kita lihat sekarang catatan tertua yang menyebutkan tentang berjenis-jenis seni tari ditemui di jawa tengah yaitu batu bertulis jaha yang berangka tahun 840 Masehi. Pada zaman Feodal tari berkembang di istana, berkembang juga dalam masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kepentingan agama yang tidak pernah absen dari tari dan musik.

3. Periode Masyarakat modern (sejak tahun 1945) Didalam masyarakat modern yang dimulai sejak kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, patromisasi dari kerajaan-kerajaan di zaman Feodal mulai berkurang. Pada masa ini banyak diciptakan kreasi-kreasi baru, walaupun kreasi baru itu masih berlandaskan kepada nilai tradisional; yaitu hanya perobahan komposisi dan interpretasi lagu kedalam gerak.

Tari Kebyar Duduk pertama kali berkembang di Kabupaten Tabanan pada tahun 1925 oleh seorang maestro I Ketut Mario. Kelahiran Kebyar Duduk di tahun 1925 mendapat pengaruh besar dari gamelan gong kebyar yang dengan tidak sengaja didengar oleh Mario.Tari ini disebut Kebyar Duduk oleh karena sebagian besar gerak-gerakan tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila). Tari Kebyar Duduk menggambarkan seorang pemuda yang menari dengan lincah mengikuti irama gamelan. Tari ini mempunyai keunikan dalam gerak, iringan, dan busana tarinya.Gerak tari yang dilakukan dengan posisi sulit, yaitu setengah jongkok terlihat unik ketika penari dapat bergerak melangkah atau berpindah tempat dengan cepat. Penari menggerakkan kipas dengan lincah sambil melirik dan tersenyum menawan.

6|BAB II Pembahasan

2.2 Fungsi Tari


Bali memiliki begitu banyak tarian dari seluruh tarian itu kemudian dibagi menjadi 3 jenis tarian seperti Tari Wali, Tari Bebali dan Tari Balih-balihan. 1) Tari Wali Merupakan kelompok biasanya tari yang disakralkan atau disucikan. Tarian Pura atau saat upacara keagamaan ini

dipentaskan di

sedang

berlangsung. Contoh dari Topeng Sidakarya, Tari

Tari Wali antara lain, Tari Rejang Dewa, Tari Sanghyang, dan lain-lain. Tari Wali biasanya

mengambil tempat pementasan di Jeroan (halaman utama) pura.

2) Tari Bebali Merupakan tarian yang masih berkaitan dengan jalannya suatu upacra agama. Tarian ini biasanya digelar setelah upacara selesai di laksakan. Berbeda

dengan Tari Wali yang bersamaan dengan jalannya upacra agama. Pada umumnya tari Bebal i dipentaskan dengan suatu lakon yang berhubungan dengan pelaksanaan upacara tersebut. Contoh: Tari Topeng Pajegan, Topeng Panca, Tari Gambuh, dan lain-lain . Tari Bebali biasanya dipentaskan di Jaba Tengah yang merupakan ruang diantara halaman luar (Jaba Sisi ) dengan halaman utama (Jeroan) suatu Pura.

3) Tari Balih-balihan Tari yang tidak termasuk sakral, hanya berfungsi hiburan dan tontonan yang mempunyai unsur dasar seni tari yang luhur, seperti tari legong, tari janger, joged dan lain-lainnya. Tari Kebyar Duduk berfungsi sebagai tari Balih-balihan, karena sebagai media hiburan dengan kreasi tari dan tabuh yang lebih bebas dan tempat pementasannya boleh dimana saja sesuai dengan kodisi yang ada. Dalam bahasa Bali, Balih Balihan berarti tontonan. Jadi jenis tarian ini difungsikan sebagai media hiburan dengan kreasi tari dan
7|BAB II Pembahasan

tabuh

yang

lebih

bebas.

Tidak

di

perlukan

pertimbangan

tenpat

dalam

pementasannya.Tari Balih-Balihan bias di pentaskan dimana saja sesuai dengan kodisi yang ada. Berbeda halnya dengan Tari Wali dan BebalI yang di pentaskan di lingkungan Pura.

2.3 Perbendaharaan Gerak


Tari Kebyar Duduk di bagi menjadi beberapa babak yaitu : pemeson, pengadeng, pengucek/kebyar, tetayogan, dan pengecet. Adapun bagian-bagian dari babak tersebut yaitu: 1. Bagian Pepeson Pepeson berasal dari kata pesu yang berarti keluar, bagian awal dari sebuah tarian ketika penari baru memasuki atau ke luar dari pintu masuk untuk mengawali tariannya, ragam-ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini adalah: Gandang-ngandang o Mejalan ngiser o Nanjung o Ngaliput

2. Bagian Pengadeng Pengadeng berasal dari kata adeng yang berarti pelan, bagian struktur tari yang diiringi oleh musik yang pelan. Biasanya bagian dikontraskan atau dipasangkan dengan bagian-bagian yang diiringi dengan musik yang lebih cepat, ragam-ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini adalah: Ngagem o Ulap-ulap o Luk ngalimat o Nyaledet o Nyegut o Ngileg Ngeseh nyemak kancut

8|BAB II Pembahasan

o Ngirig o Ngengkleng Ngumbang ( di akhir ngentungang kancut ) Masila ngebatang kamen Ngilut-ngenjot-ngaliput Nyaregseg negak Ngepik-ngotang Nyalud-ngembat

3. Bagian Pengucek Pengucek berasal dari kata ucek atau kucek yang berarti gosok atau remas, bagian tari ini bersifat sebagai bagian penghubung atau transisi biasanya terdapat dalam tari tarian kakebyaran. pada Kebyar Duduk bagian ini sebelum ngunda, ragam-ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini adalah: Nebyar/ngucek Ngagem bapang o Ngengsog o Makipekan o Nyemak dan ngentungang kancut 4. Bagian Tetayogan Tetayogan yaitu berjalan dengan langkah yang jauh pada hitungan ke 6 ( enam ) dan 8 ( delapan ) yang sifatnya lebih bebas dari ngandang-ngandang, ragam-ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini adalah: Nayog Nepuk dada Miles dada Nyaledet natit

5. Bagian Pengecet Pengecet adalah bagian struktur tari yang berisikan gerak-gerak yang lincah dan dinamis. Pengecet biasanya menempel dengan pengawak dari sebuah tarian. Ngaras Nyakub bawa

9|BAB II Pembahasan

o Ngeseh ngejat pala o Matanjek lantang o Ngaliput mabading o Nyogok miles o Matanjek nyakub bawa

2.4 Tata Busana


Kotum merupakan salah satu unsur terpenting dalam pementasan seni tari. Dengan busana yang dipakai pada saat pementasan tari akan mempertegas karakter yang diekspresikan oleh penari, memperindah penanpilan penari, sehingga orang yang menontonya dapat membedakan suatu tarian yang satu dengan yang lainnya.Berikut ini kostum dan aksesoris yang digunakan dalam tari Kebyar Duduk yaitu : KOSTUM TARI KEBYAR DUDUK Kamen Prada Sabuk Lilit Prada Tutup dada Ampok-ampok Badong Kain Badong lenter Gelang Kana Rumbing Udeng Bunga Udeng Bunga koping AKSESORIS TARI KEBYAR DUDUK Kipas Prada

10 | B A B I I P e m b a h a s a n

Keunikan tata busana tari Kebyar Duduk dengan kamen yang digunakan dalam tari Kebyar Duduk mempunyai panjang sekitar 2,25-3m. Keunikan tata busana tarian Kebyar Duduk, karena tarian ini sebagian besar gerak-gerakan tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila).

2.5 Musik Iringan


Hampir setiap tarian memiliki istrumen musik iringan. Pada tari Kebyar duduk menggunakan gong kebyar sebagai musik pengiringnya. Gamelan Gong Kebyar adalah salah satu gamelan yang banyak mempergunakan jenis instrumen, yang secara umum dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu instrumen berbilah dan yang berpencon. Perangkat gamelanya juga mempunyai bentuk yang berbeda dengan perangkat gamelan lainya terutama dalam bentuktungguhan, jumlah, jenis tungguhan dan pelarasanya. Tungguhan yang dipergunakan dalam perangkat gamelan Gong Kebyar adalah tungguhan jenis gangsa yang terdiri dari tungguhan jenis giying, pemade, kantil, penyacah, jublag, jegogan, kajar, cengceng, kecek, gong, kempul, kenong, kempli, bebende, cengceng kopyak, kendang lanang, kendang wadon, riyong, terompong, rebab dan suling. Barungan Gong Kebyar bisa diklasifikasikan menjadi 3 : 1. Utama = Yang besar dan lengkap 2. Madya = Yang semi lengkap 3. Nista = Yang sederhana Barungan yang utama terdiri dari: Jumlah Satuan 10 Buah Instrumen gangsa berbilah (terdiri dari 2 giying / ugal, 4 pemade, 4 kantilan) 2 2 1 1 Buah Buah tungguh tungguh jegogan berbilah 5 6 jublag atau calung berbilah 5 7 reyong berpencon 12 terompong berpecon 10

11 | B A B I I P e m b a h a s a n

Buah

kendang besar (lanang dan wadon) yang dilengkapi dengan 2 buah kendang kecil

1 1 2 1 1 1 1-3 1

pangkon cengceng Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah kajar gong besar (lanang dan wadon) kemong (gong kecil) babende (gong kecil bermoncong pipih) kempli (semacam kajar) suling bambu rebab

Selain menggunakan musik pengiring berupa gong kebyar, tari Kebyar Duduk juga ditarikan dengan memainkan instrumen trompong, maka tarian Kebyar Duduk disebut tari Kebyar Trompong.

12 | B A B I I P e m b a h a s a n

You might also like