Professional Documents
Culture Documents
1. Periode Masyarakat Primitif (Pra-Hindu) (20.000 S.M-400 M) Pada zaman Pra-Hindu kehidupan orang-orang di Bali dipengaruhi oleh keadaan alam sekitarnya. Ritme alam mempengaruhi ritme kehidupan mereka. Tari-tarian meraka menirukan gerak-gerak alam sekitarnya seperti alunan ombak, pohon ditiup angin, gerak-gerak binatang dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk gerak semacam ini sampai sekarang masih terpelihara dalam Tari Bali. Dalam zaman ini orang tidak saja bergantung kepada alam, tetapi mereka juga mengabdikan kehidupannya kepada kehidupan sepiritual. Kepercayaan mereka kepada Animisme dan Totemisme menyebabkan tari-tarian mereka bersifat penuh pengabdian, berunsurkan Trance (kerawuhan), dalam penyajian dan berfungsi sebagai penolak bala. Salah satu dari beberapa bentuk tari bali yang bersumber pada kebudayaan Pra-Hindu ialah Sang Hyang.
2. Periode Masyarakat Feodal (400 M-1945) Pada masyarakat feodal perkembangan Tari Bali ditandai oleh elemen kebudayaan hindu. Pengaruh hindu dibali berjalan sangat pelan-pelan. Dimulai pada abad VII yaitu pada pemerintahan raja ugra sena di Bali. Pada abad X terjadi perkawinan antara raja udayana dengan mahendradatta, ratu dari jawa
5|BAB II Pembahasan
timur yang dari perkawianan tersebut lahir raja airlangga yang kemudian menjadi raja di jawa timur. Sejak itu terjadi hubungan yang sangat erat antara jawa dan bali. Kebudayaan bali yang berdasarkan atas penyembahan leluhur ( animisme dan totemisme) bercampur dengan Hinduisme dan budhisme yang akhirnya menjadi kebudayaan hindu seperti yang kita lihat sekarang catatan tertua yang menyebutkan tentang berjenis-jenis seni tari ditemui di jawa tengah yaitu batu bertulis jaha yang berangka tahun 840 Masehi. Pada zaman Feodal tari berkembang di istana, berkembang juga dalam masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kepentingan agama yang tidak pernah absen dari tari dan musik.
3. Periode Masyarakat modern (sejak tahun 1945) Didalam masyarakat modern yang dimulai sejak kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, patromisasi dari kerajaan-kerajaan di zaman Feodal mulai berkurang. Pada masa ini banyak diciptakan kreasi-kreasi baru, walaupun kreasi baru itu masih berlandaskan kepada nilai tradisional; yaitu hanya perobahan komposisi dan interpretasi lagu kedalam gerak.
Tari Kebyar Duduk pertama kali berkembang di Kabupaten Tabanan pada tahun 1925 oleh seorang maestro I Ketut Mario. Kelahiran Kebyar Duduk di tahun 1925 mendapat pengaruh besar dari gamelan gong kebyar yang dengan tidak sengaja didengar oleh Mario.Tari ini disebut Kebyar Duduk oleh karena sebagian besar gerak-gerakan tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila). Tari Kebyar Duduk menggambarkan seorang pemuda yang menari dengan lincah mengikuti irama gamelan. Tari ini mempunyai keunikan dalam gerak, iringan, dan busana tarinya.Gerak tari yang dilakukan dengan posisi sulit, yaitu setengah jongkok terlihat unik ketika penari dapat bergerak melangkah atau berpindah tempat dengan cepat. Penari menggerakkan kipas dengan lincah sambil melirik dan tersenyum menawan.
6|BAB II Pembahasan
dipentaskan di
sedang
Tari Wali antara lain, Tari Rejang Dewa, Tari Sanghyang, dan lain-lain. Tari Wali biasanya
2) Tari Bebali Merupakan tarian yang masih berkaitan dengan jalannya suatu upacra agama. Tarian ini biasanya digelar setelah upacara selesai di laksakan. Berbeda
dengan Tari Wali yang bersamaan dengan jalannya upacra agama. Pada umumnya tari Bebal i dipentaskan dengan suatu lakon yang berhubungan dengan pelaksanaan upacara tersebut. Contoh: Tari Topeng Pajegan, Topeng Panca, Tari Gambuh, dan lain-lain . Tari Bebali biasanya dipentaskan di Jaba Tengah yang merupakan ruang diantara halaman luar (Jaba Sisi ) dengan halaman utama (Jeroan) suatu Pura.
3) Tari Balih-balihan Tari yang tidak termasuk sakral, hanya berfungsi hiburan dan tontonan yang mempunyai unsur dasar seni tari yang luhur, seperti tari legong, tari janger, joged dan lain-lainnya. Tari Kebyar Duduk berfungsi sebagai tari Balih-balihan, karena sebagai media hiburan dengan kreasi tari dan tabuh yang lebih bebas dan tempat pementasannya boleh dimana saja sesuai dengan kodisi yang ada. Dalam bahasa Bali, Balih Balihan berarti tontonan. Jadi jenis tarian ini difungsikan sebagai media hiburan dengan kreasi tari dan
7|BAB II Pembahasan
tabuh
yang
lebih
bebas.
Tidak
di
perlukan
pertimbangan
tenpat
dalam
pementasannya.Tari Balih-Balihan bias di pentaskan dimana saja sesuai dengan kodisi yang ada. Berbeda halnya dengan Tari Wali dan BebalI yang di pentaskan di lingkungan Pura.
2. Bagian Pengadeng Pengadeng berasal dari kata adeng yang berarti pelan, bagian struktur tari yang diiringi oleh musik yang pelan. Biasanya bagian dikontraskan atau dipasangkan dengan bagian-bagian yang diiringi dengan musik yang lebih cepat, ragam-ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini adalah: Ngagem o Ulap-ulap o Luk ngalimat o Nyaledet o Nyegut o Ngileg Ngeseh nyemak kancut
8|BAB II Pembahasan
o Ngirig o Ngengkleng Ngumbang ( di akhir ngentungang kancut ) Masila ngebatang kamen Ngilut-ngenjot-ngaliput Nyaregseg negak Ngepik-ngotang Nyalud-ngembat
3. Bagian Pengucek Pengucek berasal dari kata ucek atau kucek yang berarti gosok atau remas, bagian tari ini bersifat sebagai bagian penghubung atau transisi biasanya terdapat dalam tari tarian kakebyaran. pada Kebyar Duduk bagian ini sebelum ngunda, ragam-ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini adalah: Nebyar/ngucek Ngagem bapang o Ngengsog o Makipekan o Nyemak dan ngentungang kancut 4. Bagian Tetayogan Tetayogan yaitu berjalan dengan langkah yang jauh pada hitungan ke 6 ( enam ) dan 8 ( delapan ) yang sifatnya lebih bebas dari ngandang-ngandang, ragam-ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini adalah: Nayog Nepuk dada Miles dada Nyaledet natit
5. Bagian Pengecet Pengecet adalah bagian struktur tari yang berisikan gerak-gerak yang lincah dan dinamis. Pengecet biasanya menempel dengan pengawak dari sebuah tarian. Ngaras Nyakub bawa
9|BAB II Pembahasan
o Ngeseh ngejat pala o Matanjek lantang o Ngaliput mabading o Nyogok miles o Matanjek nyakub bawa
10 | B A B I I P e m b a h a s a n
Keunikan tata busana tari Kebyar Duduk dengan kamen yang digunakan dalam tari Kebyar Duduk mempunyai panjang sekitar 2,25-3m. Keunikan tata busana tarian Kebyar Duduk, karena tarian ini sebagian besar gerak-gerakan tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila).
11 | B A B I I P e m b a h a s a n
Buah
kendang besar (lanang dan wadon) yang dilengkapi dengan 2 buah kendang kecil
1 1 2 1 1 1 1-3 1
pangkon cengceng Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah kajar gong besar (lanang dan wadon) kemong (gong kecil) babende (gong kecil bermoncong pipih) kempli (semacam kajar) suling bambu rebab
Selain menggunakan musik pengiring berupa gong kebyar, tari Kebyar Duduk juga ditarikan dengan memainkan instrumen trompong, maka tarian Kebyar Duduk disebut tari Kebyar Trompong.
12 | B A B I I P e m b a h a s a n