You are on page 1of 5

Ketertarikan Plutella Xylostella L terhadap Beberapa

Macam Ekstrak Daun Cruciferae


Attraction of Plutella xylostella L to Cruciferous Leaf Extracts

Chimayatus Solichah1), Witjaksono2), dan Edhi Martono2)

ABSTRACT

C hemical compounds play an important role in host plant location in phytophagous insects. There are possibilities that
attraction of P. xylostella to cruciferous crops are caused by volatile chemicals produced by the plant. The aim of this
research were to determine the effects of cruciferous leaf extracts to attract male, virgin female and mated female.
The research was conducted from March 2001 to January 2002. Extracts from leaf of cabbage, cauliflower
and Chinese cabbage in methanol 1:4 was evaporated until nearly dry. Concentration of 10 mg extract per mL solvent was used
to attract male, virgin female and mated female insects.
The results show that the leaf extracts of cabbage, cauliflower and Chinese cabbage attracted significantly a number of
males, virgin females and mated females of P. xylostella. The cabbage extract is more attractive to P. xylostella than Chinese
cabbage. Cauliflower and cabbage extracts attracted P. xylostella non significantly. Cabbage, Cauliflower and Chinese cabbage
extracts attracted male, virgin female and mated female non significantly.

Key word : P. xylostella, host plant location, cabbage, cauliflower, Chinese cabbage

PENDAHULUAN resistensi hama serta letusan hama ke dua, demikian


juga terjadinya pencemaran lingkungan baik pada
Sebagai penghasil vitamin dan mineral, sayuran litosfer, hidrosfer maupun atmosfer. Dengan melihat
merupakan salah satu sumber gizi yang dibutuhkan bagi adanya kelemahan
tubuh. Sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat teknik pengendalian tersebut, maka perlu dicari alterna-
diantaranya dari familia Cruciferae, seperti kubis (Bras- tif lain yang dapat mengendalikan hama secara efektif
sica oleracea var capitata L.), kubis bunga/cauliflower Serangga fitofagus dalam menemukan lokasi
(Brassica oleracea var botrytis L.) dan sawi putih inang yang sesuai, baik sebagai sumber makanan mau-
(Brassica pekinensis Lour.). pun tempat peletakan telur bagi serangga tersebut atau-
Salah satu faktor penyebab rendahnya produksi pun untuk keturunannya salah satunya menggunakan
sayuran di Indonesia adalah akibat serangan hama dan bahan kimia yang dihasilkan oleh tanaman. Berdasarkan
penyakit. Ada dua jenis hama penting yang menyerang beberapa hasil laporan diduga bahwa adanya olfak-
tanaman Cruciferae yaitu P. xylostella dan Crocidolo- tori, gustatori, taktil dan rangsang visual baik secara
mia binotalis Zell. Akibat serangan hama P. xylostella sendiri-sendiri maupun kombinasinya, berperan dalam
menyebabkan produksinya menurun sampai lebih dari pencarian lokasi tanaman inang, oviposisi dan pencarian
90 persen (Verkerk and Wright, 1996). makan serangga fitofagus. Pada tanaman Cruciferae,
Hama-hama sayuran sering dikendalikan dengan produk senyawa volatil terutama oleh adanya hidro-
insektisida secara terjadwal karena untuk pengendalian lisis senyawa glukosinolat non volatil berpengaruh
P. xylostella mendominasi selama lebih dari 40 tahun dalam pencarian lokasi tanaman inang oleh serangga.
dan diperkirakan biaya untuk kegiatan monitoring hama Senyawa tersebut (isotiosianat) telah menunjukkan
belum dilakukan secara teratur. Penggunaan insektisida ketertarikan dan juga mendorong lalat akar kubis (Delia
untuk pengendalian dengan insektisida tersebut di du- brassicae) untuk meletakkan telur (Palaniswamy and
nia lebih dari 1 milyar US$ per tahunnya (Talekar and Gillott, 1986).
Shelton, 1993). Praktek pengendalian hama dengan Berdasar kenyataan di atas, maka ada kemungki-
menggunakan insektisida secara berlebihan menim- nan ketertarikan P. xylostella terhadap tanaman familia
bulkan beberapa masalah antara lain resurjensi dan Cruciferae karena adanya senyawa yang terkandung

1)
Fakultas Pertanian, UPN, Yogyakarta
2)
Fakultas Pertanian, UGM

Agrosains 6(2): 80-84, 2004


pada tanaman tersebut yang disukai oleh serangga dan disaring ulang dengan menggunakan corong buchner
bersifat volatil sehingga dapat ditangkap oleh indera yang sudah diberi kapas dan Na2SO4 anhydrous. Filtrat
pembau yang dimiliki oleh serangga, kemudian ditang- diuapkan dalam “Rotary Vacuum Evaporator” sampai
gapinya untuk menemukan inang yang sesuai. diperoleh volume minimum (hampir kering), kemu-
Pengkajian tentang ketertarikan P. xylostella dian ditambah metanol untuk dibuat konsentrasi 10 mg
terhadap beberapa macam ekstrak daun Cruciferae perlu ekstrak kering/mL pelarut.
dilakukan sehingga nantinya akan sangat berguna bagi Untuk melihat kemampuan ketertarikan P. xy-
usaha pengendalian populasi hama jika digabungkan lostella terhadap beberapa macam ekstrak daun Cru-
dengan cara (komponen) pengendalian lainnya, misal- ciferae dilakukan uji dengan menggunakan modifikasi
nya dengan perangkap beracun. Selain itu juga dapat olfaktometer yang terbuat dari bahan gelas transparan
digunakan sebagai informasi bagi pemulia tanaman berbentuk “Y” (bagian pangkal bawah adalah A, ujung
dalam melakukan seleksi tanaman yang dapat meng- cabang kiri adalah B dan ujung cabang kanan adalah C).
hasilkan kultivar tanaman Cruciferae yang tidak banyak Sepuluh ekor serangga dewasa betina virgin dilepaskan
mengandung senyawa yang justru menarik P. xylostella pada ujung gelas A. Ekstrak daun Cruciferae sebanyak
sehingga pada akhirnya dapat mengurangi tingkat se- 2 mL diteteskan pada kertas saring Whatman no.2 yang
rangan hama tersebut atau sebaliknya membuat kultivar berdiameter 15 mm dan ditempatkan pada ujung cabang
yang banyak menghasilkan senyawa penarik sehingga B. Sebagai kontrolnya adalah kertas saring ditetesi den-
dapat digunakan sebagai tanaman perangkap. gan larutan metanol saja yang ditempatkan pada ujung
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cabang C selama 60 menit. Selanjutnya serangga dewasa
pengaruh beberapa macam ekstrak kasar daun anggota betina dibiarkan memilih apakah ke ujung B atau ke
familia Cruciferae terhadap ketertarikan P. xylostella, ujung C. Serangga yang sampai pada ujung cabang B
dan melihat perbedaan ketertarikan P. xylostella dewasa merupakan serangga yang tertarik terhadap ekstrak daun
jantan dan betina terhadap beberapa macam ekstrak tersebut. Jumlah serangga yang tertarik pada masing-
daun Cruciferae. masing ujung cabang (B dan C) dicatat dan data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t pada
taraf 5 persen. Pengujian ini dilakukan sebanyak empat
kali tiap macam ekstrak. Hal yang sama juga dilakukan
terhadap serangga dewasa jantan dan serangga dewasa
BAHAN DAN METODE betina yang sudah kawin. Serangga dewasa yang digu-
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomo- nakan untuk pengujian adalah serangga yang berumur
logi Terapan dan Laboratorium Toksikologi Fakultas 1-2 hari. Untuk mengetahui perbedaan ketertarikan
Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, mulai serangga jantan, betina virgin dan betina kawin terhadap
bulan Maret 2001 sampai dengan bulan Januari 2002. ekstrak daun kubis, kubis bunga dan sawi digunakan
Bahan yang digunakan meliputi daun kubis, daun sawi, analisis varians dengan uji F pada jenjang 5 persen. Data
daun kubis bunga dan daun caisim, metanol, Na2SO4 an- rata-rata yang berbeda nyata dianalisis dengan uji jarak
hydrous. Alat yang digunakan meliputi alat penghancur berganda Duncan pada taraf 5 persen. Adapun macam
(lumpang porselin), penangas putar, corong pemisah, perlakuan yang digunakan yaitu :
gelas ukur, kertas saring Whatman no. 2, tabung reaksi,
- Ekstrak daun sawi C kontrol
corong buchner, alat pengaduk, olfaktometer (gelas
- Ekstrak daun sawi X ekstrak daun kubis
“Y”), stoples plastik, kain kasa.
bunga
P. xylostella diperoleh dari pertanaman kubis di
- Ekstrak daun sawi X ekstrak daun kubis
daerah Sawangan, Muntilan. Pembiakan massal meng-
- Ekstrak daun kubis bunga X kontrol
gunakan daun caisim sebagai pakan dan bibit caisim
- Ekstrak daun kubis bunga X ekstrak daun
umur 15-20 hari sebagai tempat peneluran. Pupa yang
kubis
muncul setiap hari diambil dengan menggunakan pinset
dan ditempatkan pada botol kecil. Pada tiap botol berisi - Ekstrak daun kubis X kontrol
satu pupa dengan tujuan untuk memudahkan dalam pen-
angkapan imago yang muncul untuk pengujian. Imago
yang diujikan dibedakan menurut jenis kelaminnya yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
jantan, betina virgin dan betina kawin. Hasil pengujian ketertarikan P. xylostella dewasa
Bahan ekstrak berupa daun Cruciferae (kubis, jantan, betina virgin dan betina kawin terhadap ekstrak
sawi dan kubis bunga) sebanyak 50 g dihaluskan dengan kasar daun kubis, kubis bunga dan sawi menunjukkan
menggunakan lumpang porselin kemudian dicampur hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan keter-
metanol 200 mL dan didiamkan selama 24 jam. Hasilnya tarikannya terhadap kontrol. Serangga dewasa jantan
disaring dengan menggunakan corong buchner yang lebih tertarik pada ekstrak daun kubis, kubis bunga dan
dilapisi kertas saring. Residu dibuang, dan filtratnya sawi dibandingkan dengan kontrol yang berupa larutan

Ketertarikan Plutella Xylostella L terhadap Beberapa Macam Ekstrak


Daun Cruciferae ................. (C Solichah, Witjaksono, dan E Mar- 81
tono)
metanol. Hal yang sama juga terjadi pada serangga kubis bunga dan sawi kemungkinan juga mengandung
betina virgin maupun betina kawin. Data selengkapnya senyawa glukosinolat karena termasuk tanaman Bras-
dapat dilihat pada Tabel 1. sica sehingga P. xylostella lebih tertarik pada ekstrak
Ekstrak kasar daun kubis, kubis bunga dan sawi dibanding dengan kontrol.
lebih menarik P. xylostella dewasa jantan, betina virgin Senyawa volatil tanaman menjadi perantara lalat
dan betina kawin secara nyata (t-test berpasangan) bawang Hylemya antiqua dalam menemukan inang
dibandingkan dengan kontrol. Ekstrak daun Cruciferae dan mendorong serangga betina untuk meletakkan
tersebut mengandung senyawa yang bersifat volatil dan telur. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa volatil
direspon oleh P. xylostella dewasa untuk mendekati se- tanaman berperan dalam mengatur penemuan lokasi
nyawa tersebut. Senyawa volatil yang berupa senyawa inang oleh serangga dan mendorong oviposisi (Vernon
glukosinolat berperan dalam pencarian lokasi tanaman et al., 1978).
inang oleh P. xylostella. Hasil penelitian Palaniswamy Diantara ketiga kelompok serangga uji yaitu jan-
dan Gillot (1986) yang dilakukan pada beberapa tana- tan, betina virgin dan betina kawin tidak ada perbedaan
man Brassica yaitu Brassica hirta, B. napus dan B. ketertarikan terhadap ekstrak daun kubis, kubis bunga
campestris terhadap ketertarikan P. xylostella jantan dan dan sawi (Tabel 2). Hal ini berarti bahwa P. xylostella
betina menunjukkan bahwa P. xylostella lebih tertarik baik yang jantan, betina virgin maupun betina kawin
pada B. hirta dibandingkan dengan B. napus maupun B. sama-sama merespon bau senyawa yang terkandung
campestris. Hal ini terjadi karena kandungan senyawa pada ekstrak yang dianggap merupakan tempat inang
glukosinolat yang dimiliki oleh B. hirta lebih tinggi yaitu berada. Serangga betina kawin membutuhkan senyawa
126,2 mmol/g, sedangkan pada B. napus sebanyak 15,6 tersebut untuk meletakkan telur yang dianggap sesuai
mmol/g dan B. campestris sebesar 26,4 mmol/g (Gupta bagi keturunannya, seperti yang disebutkan oleh Ren-
dan Thorsteinson, 1960). Pada ekstrak daun kubis, wick et al. (12 Mei 2001) bahwa oviposisi P. xylostella

Tabel 1. Persentase P. xylostella jantan, betina virgin dan betina kawin yang tertarik oleh beberapa macam
ekstrak kasar daun anggota familia Cruciferae

Keterangan : Angka dalam baris yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
menurut uji t pada jenjang 5 %, n= 40

Tabel 2. Perbedaan ketertarikan P. xylostella jantan, betina virgin dan betina kawin terhadap bebrapa
macam ekstrak daun Cruciferae

Keterangan : Angka dalam kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut
uji DMRT pada jenjang 5 persen, n=40

Agrosains 6(2): 80-84, 2004


didorong oleh adanya senyawa glukosinolat yang berupa jukkan bahwa pada ekstrak daun kubis dibandingkan
golongan senyawa isotiosianat yaitu iberin atau 1-iso- dengan ekstrak daun sawi berbeda nyata menurut uji
tiosianat-3-(metilsulfinil)-propana dan sulforafan atau t pada jenjang kepercayaan 95 persen, baik serangga
1-isotiosianat-4-(metilsulfinil)-butana yang berperan jantan, betina virgin maupun betina kawin. Sedangkan
dalam aktivitas oviposisi tersebut. Serangga jantan dan antara ekstrak daun kubis dan ekstrak daun kubis bunga
betina virgin merespon bau senyawa untuk menemukan tidak berbeda nyata untuk semua jenis serangga uji.
kelompoknya yang dapat dijadikan sebagai pasangan Pada perlakuan antara ekstrak daun kubis bunga dan
kawin. Serangga jantan merespon bau tanaman inang ekstrak daun sawi untuk serangga jantan dan betina
tidak hanya untuk keperluan biologis tetapi juga sebagai virgin tidak berbeda nyata, tetapi pada serangga betina
tempat untuk berlindung (Pivnick et al., 1990). kawin berbeda nyata. Data selengkapnya ditunjukkan
Pengaruh ekstrak daun kubis, kubis bunga dan pada Tabel 3.
sawi terhadap ketertarikan P. xylostella dewasa menun-

Tabel 3. Perbandingan antar ekstrak kasar daun anggota familia Cruciferae dengan ketertarikan P. xylo-
stella jantan, betina virgin dan betina kawin

Keterangan : Respon ketertarikan P. xylostella terhadap masing-masing ekstrak daun Cruciferae dianalisis dengan
uji t pada jenjang kepercayaan 95 %..* = berbeda nyata, ns = tidak berbeda nyata

Kandungan senyawa yang menarik P. xylostella KESIMPULAN


dewasa pada ekstrak daun kubis diduga lebih tinggi
dibandingkan dengan ekstrak daun sawi, sedangkan 1. Ekstrak daun kubis, kubis bunga dan sawi memi-
pada ekstrak daun kubis dan ekstrak daun kubis bunga liki kemampuan bioaktivitas terhadap ketertarikan
mempunyai kandungan senyawa yang hampir sama. P. xylostella dewasa, baik pada serangga jantan,
Pada penelitian Charleston dan Kfir (2000) mengenai betina virgin maupun betina kawin.
uji preferensi peletakan telur P. xylostella dewasa betina
2. Ekstrak daun kubis lebih menarik dibandingkan
terhadap beberapa tanaman inang yang berupa tanaman
dengan ekstrak daun sawi, sedangkan ekstrak daun
kubis, kubis bunga, caisim, brokoli dan sawi ternyata
kubis bunga tidak berbeda nyata dibandingkan
jumlah telur yang diletakkan tertinggi pada tanaman
dengan ekstrak daun kubis.
caisim, diikuti oleh tanaman brokoli, kubis bunga, kubis
dan terendah adalah sawi. Perbedaan peletakan telur 3. Tidak ada perbedaan ketertarikan antara serangga
pada beberapa inang P. xylostella tersebut kemungkinan jantan, betina virgin dan betina kawin terhadap
disebabkan karena adanya perbedaan kandungan senya- ekstrak daun kubis, kubis bunga dan sawi.
wa glukosinolat pada tanaman uji. Hal ini kemungkinan
juga yang menyebabkan pada penelitian ini ekstrak daun
sawi lebih sedikit dalam menarik P. xylostella dewasa
dibandingkan pada ekstrak daun kubis ataupun ekstrak
daun kubis bunga.

Ketertarikan Plutella Xylostella L terhadap Beberapa Macam Ekstrak


Daun Cruciferae ................. (C Solichah, Witjaksono, dan E Mar- 83
tono)
DAFTAR PUSTAKA Renwick, J. A. A., M. Haribal & P. R. Hughes. Ovipo-
sition Stimulants For Plutella xylostella At The
Charleston, D. S. & R. Kfir. 2000. The Possibility of Surface of Crucifer Leaf. http://www. Chemecol.
Using Indian Mustard, as A Trap Crop For The org/ meetings/ brazil/talks/oral1.htm. 12 Mei
Diamondback Moth, Plutella xylostella, In South 2001.
Africa. Crop Protection 19:455-460. Talekar, N. S. & A. M. Shelton. 1993. Biology, Ecology
Gupta, P. D. & A. J. Thorsteinson. 1960. Food Plant Re- and Management of The Diamondback Moth.
lationships of The Diamondback Moth (Plutella Ann. Rev. Entomol. 38: 275-301.
maculipenis Curt.) II. Sensory Regulation of Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama
Oviposition of The Adult Female. Ent. Exp. Appl. Terpadu. Gadjah Mada University Press. Yog-
3:305-314. yakarta.
Palaniswamy, P. & C. Gillott. 1986. Attraction of Dia- Verkerk, R. H. J. & D. J. Wright. 1996. Multitrophic
mondback Moths, Plutella xylostella (L) (Lepi- Interactions and Management of The Diamond-
doptera: Plutellidae), By Volatile Compounds of back Moth: A Review. Bull. Entomol. Res. 86:
Canola, White Mustard, and Faba Bean. Can. Ent. 205-216.
118: 1279-1285.
Vernon, R. S., H. D. Pierce, J. H. Borden & A. C. Oe-
Pivnick, K. A., B. J. Jarvis, G. P. Slater, C. Gillott & E.W. hlschlager. 1978. Host Selection By Hylemya
Underhill. 1990. Attraction of The Diamondback antiqua: Identification of Oviposition Stimulants
Moth (Lepidoptera: Plutellidae) to Volatiles of Based On Proposed Active Thioalkane Moieties.
Oriental Mustard: The Influence of Age, Sex, and Environ. Ent. 7: 728-731.
Prior Exposure to Mates and Host Plants. Environ.
Ent. 19(3): 704-709.

Agrosains 6(2): 80-84, 2004

You might also like