You are on page 1of 10

Pengertian dan Tanda-tanda

Tanda dari diare adalah adanya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari
dengan konsistensi lebih cair sampai seperti air. Adapun tanda lainnya adalah seperti:
kehilangan cairan dan elektrolit, mata cekung, haus, mulut kering, demam, letargis, dan
kadang-kadang disertai muntah. Beberapa pengertian lain diare menurut beberapa ahli
adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Bayi dikatakan diare bila volume
tinja lebih dari 15 gram/kg/24 jam dan pada anak usia 3 tahun volume tinja lebih dari
200 gram/24 jam. Volume tinja anak usia 3 tahun sama dengan volume tinja orang
dewasa.( Nelson, 2000). Sedangkan ahli lain Robbins (1999) memberi batasan kasar
diare sebagai produksi tinja harian melebihi 250 gram, mengandung 70%-90% air, yang
menyebabkan bertambahnya volume tinja dan frekuensi buang air besar.
Faktor Penyebab
Berbagai faktor penyebab diare seperti: faktor infeksi, malabsorbsi, makanan, dan
psikologis. Diare disebabkan oleh infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi: infeksi bakteri,
virus, dan parasit.
Malabsorbsi yang dapat menyebabkan diare adalah malabsorbsi karbohidrat, lemak,
atau protein. Alergi terhadap makanan, makan makanan basi atau beracun juga dapat
menyebabkan diare. Kondisi psikologis yang dapat menyebabkan diare adalah rasa
takut dan cemas, tetapi hal ini jarang menimbulkan diare pada anak-anak.
Klasifikasi
Diare biasanya diklasifikan berdasarkan ada tidaknya infeksi serta lamanya diare. Diare
berdasarkan akut dan kronisnya, diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat
mendadak, berhenti secara cepat atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namun
dapat pula menetap dan melanjut menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua
umur dan bila menyerang bayi biasanya disebut gastroenteritis infantil. Penyebab
tersering pada bayi dan anak-anak adalah intoleransi laktosa. Diare kronis yaitu diare
yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Sedangkan berdasarkan ada tidaknya
infeksi, dibagi diare spesifik dan non spesifik. Diare spesifik adalah diare yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Diare yang disebabkan oleh
makanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang terkena, diare dapat
diklasifikasikan menjadi diare infeksi enteral dan parenteral.
Penatalaksanaan
Menurut Whaley and Wong (1996) penatalaksanaan diare pada balita difokuskan pada
penyebab, keseimbangan cairan dan elektrolit, serta fungsi normal perut. Prinsipnya
adalah mengganti cairan yang hilang (rehidrasi), tetap memberikan makanan, tidak
memberikan obat anti diare (antibiotik hanya diberikan atas indikasi), dan penyuluhan.
Penderita diare kebanyakan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus.
Serangan diare yang berulang akan mendorong penderita ke dalam keadaan
malnutrisi oleh karena itu penatalaksanaan yang benar sangat dibutuhkan karena dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian, apalagi pada anak-anak. Selain itu
keluarga dapat menjaga balita atau anak-anak dari diare dengan menjaga kebersihan
lingkungan serta makanan. Selain itu bila sudah terkena maka keluarga dapat
melakukan pertolongan dengan memberikan oralit atau campuran gula dan garam.
Adapun cara membuatnya, yaitu: tuangkan air matang ke dalam gelas bersih (200 ml),
ditambah 1 sendok teh munjung gula pasir dan ¼ sendok teh garam dapur, aduk
sampai larut benar (Depkes RI, 1990). Cairan rumah tangga adalah cairan yang berasal
dari makanan seperti bubur encer dari tepung, sup, air tajin, air kelapa muda, dan
makanan yang diencerkan.
Akibat dan Komplikasi
Diare dapat menyerang siapa saja tetapi yang paling berisiko tinggi: bayi, balita, dan
anak yang dapat terjadi malnutrisi dan bila dehidrasi lebih berbahaya jika tidak diberikan
cukup cairan untuk menggantikan cairan yang hilang yang berakibat kematian. Diare
dapat mengakibatkan hilangnya sejumlah air dan elektrolit, terutama natrium dan
kalium. Kebanyakan penderita diare dapat sembuh tanpa mengalami kesulitan, tetapi
apabila tidak dirawat dengan benar akan mengalami komplikasi.
Menurut Broyles (1997) komplikasi diare ialah: dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia,
disritmia jantung (yang disebabkan oleh hipokalemia dan hipokalsemia), hiponatremia,
dan shock hipovolemik.

Pencegahan dan Penularan


Diare dapat ditularkan secara fekal–oral, yaitu diare dapat dipindahkan ke mulut
melalui cairan atau benda yang tercemar oleh kotoran (misalnya: air minum yang kotor,
tangan kotor, makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air yang
tercemar, dan sebagainya). Tindakan pencegahan terhadap diare dan penularannya
yaitu dengan menjaga kebersihan perorangan ataupun umum terutama makanan serta
lingkungan sekitar bagi keluarga dan masyarakat.
Diare
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
ICD-10 A09, K58, K59.1
ICD-9 009.2-009.3, 558.9, 564.5
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut mencret) adalah sebuah penyakit di mana
penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau
feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah
penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5
juta orang per tahun.
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),
penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan
seringkali enek dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak
semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi
200 gram per hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai
bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan
sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum
mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain
sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak atau "inflame",
penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat
dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi
dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam
beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau
kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-
jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau
botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn.
Meskipun penderita apendistis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala
umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam
seseorang yang tidak cukup makan.
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengkonsumsi sejumlah air yang mencukupi
untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk
menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Untuk banyak orang,
perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
• Diare pada balita
• Diare menengah atau berat pada anak-anak
• Diare yang bercampur dengan darah.
• Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
• Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam,
kehilangan berat badan, dan lain-lain.
• Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
• Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.
Penyakit diare atau berak mencret merupakan salah satu penyakit yang sering
mengenai bayi dan balita. Apa itu diare? Apa saja yang sebaiknya dilakukan? Apa
sajakah penyebab diare? Dapatkah diare ini dicegah? Bagaimana penanganan diare
yang sebaiknya?
Apa itu Diare?
Jika bayi atau anak anda tiba-tiba mengalami perubahan dalam buang air besar dari
biasanya, baik frekuensi / jumlah buang air yang menjadi sering dan keluar dalam
konsistensi cair daripada padat, maka itu adalah diare.
Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali
sehari, dan bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang air masing-masing,
ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu saja. Dengan
kata lain anda harus mengetahui apa yang NORMAL buat bayi atau anak anda dari
kebiasaan buang air besar mereka.
Penyebab diare :
• Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-
berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.
• GE ( flu perut) terbanyak karena virus.
• Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. ----Memerlukan antibioka sebagai
terapi pengobatan.
• Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut.------perlu antiparasite
• Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak
sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
• Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu
tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu
sapi.
• Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi
saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.
Gejala Diare Akut ( Diare Mendadak) :
Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-
berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti :
• Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
• Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini
dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
• Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
benar
• Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
• Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan
dan alat-alat yang dipegang.
Pengobatan Diare
Karena penyebab Diare akut / diare mendadak tersering adalah Virus, maka TIDAK
ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan
sendirinya setelah beberapa hari. Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk
mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.
Diare akut dapat disembuhkan HANYA dengan meneruskan pemberian makanan
seperti biasa dan minuman / cairan yang cukup saja.
Yang perlu diingat pengobatan BUKAN memberi obat untuk mengHENTIKAN diare,
karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan
kontaminasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare dengan obat seperti
menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan
memperburuk saluran tersebut.
Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh, akan sembuh
dengan sendirinya setelah beberapa hari - ( 14 hari) dimana diare makin berisi - dari air
( watery) mulai berampas, berkurang frekuensi nya dan sembuh.
Yang terpenting pada diare adalah mencegah dan mengatasi gejala dehidrasi.
Yang terpenting diperhatikan pada kasus diare mendadak ini adalah:
• Ingat menHENTIkan diare virus dengan obat bukanlah jalan terbaik. Tetapi jangan
menjadi bingung bila diare tetap ada sampai beberapa hari. Karena biasanya
berlangsung beberapa hari-14 hari. Dan sembuh. Tergantung dari keadaan kesehatan
anak dan banyaknya cairan yang masuk.
• Pengatasan diare adalah dengan memperhatikan adanya tanda-tanda DEHIDRASI
• Penanganan Yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI)
seperti BIASA. Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat
memberikan pedialyte ( oralit unutk anak2 dengan beberapa rasa). Kurangi makanan
yang mengandung terlalu banyak GULA. Ingat memang tidak mudah memberikan anak
cairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya. Tapi
bersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini.
• Dan yang paling terpenting adalah Membuat anak kembali kemakanan padatnya (
dan / atau susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang TERBAIK untuk mengobati
diarenya. Karena sel2 usus yang dirusak oleh virus memerlukan NUTRISI untuk
pembentukan kembali. Penelitian menyatakan bahwa pemberian makanan seperti
BIASAnya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare ini.

Pencegahan Diare:
• Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
• Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan
pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
• Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka
menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk
seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan
makanan untuk sikecil.
• Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan.
Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
Hubungi dokter anda, bila:
• Diare disertai Darah -----perlu pengobatan spesifik dengan antibiotika.
• Adanya tanda-tanda DEHIDRASI ( tidak ada air mata ketika menangis, kencing
berkurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, mulut kering)
• Adanya panas tinggi (.38.5C) yang tidak turun dalam 2 hari.
• Muntah terus menerus - tidak dapat masuk makanan / asi .
• Adanya sakit perut - kolik ----pada bayi akan menangis kuat dan biasanya menekuk
kaki, keringatan dan gelisah.

DIARE
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti halnya
Kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namun
dengan tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekan
seminimal mungkin. Pada bulan Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu Vibrio
Cholera 0139 yang kemudian digantikan Vibrio cholera strain El Tor di tahun 1993 dan
kemudian menghilang dalam tahun 1995-1996, kecuali di India dan Bangladesh yang
masih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare berdarah dan HUS
( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang, Afrika selatan
dan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah terdeksi.
Defenisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja
, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari
biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari.
Faktor yang mempengaruhi diare:
Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan
kimia
3. Kurang gizi
4. Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi
Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang
terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi
bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga
(kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit) Meneruskan
pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah
diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja
Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3
kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus
diare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasa
terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam
kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priode
sebelumnya.

Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.


1. Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan
melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu
melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga
dan logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan
penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau
data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :

Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.Pengambilan usap dubur terhadap
orang yang dicurigai terutama anggota keluarga Pengambilan contoh air sumur,
sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan. Pelacakan
kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di
lapangan.Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga. Membuat laporan tentang
kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa
dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk
diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.

You might also like