You are on page 1of 31

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah ke depan.


Selanjutnya, agar tercipta kesinambungan dan konsistensi
Menyadari bahwa pertumbuhan perbankan syariah nasional dalam program pengembangan perbankan syariah, Cetak Biru
yang relatif cepat, terutama setelah dikeluarkannya UU No. 10 dapat dijadikan pedoman bagi lembaga lain yang akan menerima
Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang fungsi pengawasan dan pengaturan dari Bank Indonesia.
Perbankan dan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Sedangkan bagi para stakeholder, Cetak Biru merupakan
Indonesia, maka diperlukan suatu cetak biru pengembangan referensi dalam pengembangan perbankan syariah dan lembaga
yang memberikan arahan yang ingin dicapai serta tahapan- keuangan syariah lainnya.
tahapan untuk mewujudkan sasaran pengembangan jangka Agar Cetak Biru ini dapat mengakomodir pandangan dan
panjang. Berkaitan dengan hal itu, maka Biro Perbankan harapan para stakeholder perbankan syariah, dalam
Syariah - Bank Indonesia sejak tahun 2001 telah melakukan penyusunannya telah memperoleh masukan dan pandangan
kajian dan menyusun Cetak Biru Pengembangan Perbankan dari berbagai pihak termasuk Komite Ahli Pengembangan
Syariah Nasional untuk periode 2002-2011 (“Cetak Biru”) yang Perbankan Syariah Bank Indonesia, pelaku industri keuangan
didalamnya termasuk pula inisiatif-inisiatif terencana dengan syariah baik bank umum maupun BPR Syariah dan lembaga
tahapan yang jelas untuk mencapai sasaran pengembangan keuangan syariah non-bank. Pada proses penyusunannya, tim
yang ditetapkan. dari SKha Consulting juga berkontribusi dalam pelaksanaan
Dalam Cetak Biru ditetapkan visi dan misi pengembangan survey dan penyelarasan format penyajian agar sesuai dengan
perbankan syariah nasional yang disusun dengan pendekatan manajemen strategik. Kepada seluruh pihak yang
mengelaborasi nilai-nilai dasar ekonomi syariah yang perlu telah memberikan masukan dan konstribusi dalam penyusunan
dijiwai dalam pengembangan perbankan syariah baik dari Cetak Biru ini, kami mengucapkan terima kasih.
perspektif mikro maupun makro. Berdasarkan visi dan misi yang Banyak hal yang masih perlu dilakukan dalam rangka
ditetapkan serta memperhatikan kondisi aktual perbankan mewujudkan sistem perbankan syariah yang sehat, konsisten
syariah nasional yang meliputi identifikasi faktor-faktor menjalankan prinsip syariah dan berkontribusi secara nyata bagi
berpengaruh, tren perkembangan dan permasalahan utama kemaslahatan seluruh masyarakat dan perekonomian secara
(key issues) yang dihadapi, ditetapkan sasaran pengembangan umum. Keberhasilan untuk mewujudkan hal tersebut
perbankan syariah nasional yang objektif dan realistis untuk memerlukan dukungan dan partisipasi dari seluruh stakeholder
periode sepuluh tahun kedepan. Selanjutnya dalam rangka perbankan syariah. Semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa
untuk mencapai sasaran pengembangan yang ditetapkan, memberikan bimbingan dan hidayah-Nya agar kita dapat
dengan memperhatikan paradigma kebijakan yang diterapkan, melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya.
disusun sejumlah insiatif strategis yang dikelompokkan
berdasarkan empat fokus kegiatan yaitu mendorong kepatuhan Jakarta, September 2002
penerapan prinsip syariah secara konsisten, menyempurnakan
regulasi dan sistem pengawasan yang sesuai dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia
karakteristik perbankan syariah, mendukung terciptanya efisiensi
dan daya saing bank syariah, dan meningkatkan kestabilan
sistem, peran serta kemanfaatan perbankan syariah bagi
perekonomian secara umum. Dengan demikian Cetak Biru ini
memiliki peran yang penting sebagai pedoman bagi Bank Maman H. Somantri

i
BANK INDONESIA
Daftar Istilah

Bank Syariah Mencakup bank umum syariah, BPR modalnya


Syariah dan Unit Usaha Syariah dari Syariah Secara harfiah berarti jalan Allah seperti
bank umum konvensional yang ditunjukkan dalam Al Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad. Istilah ini
BPRS Bank Perkreditan Rakyat yang dipakai untuk yang berhubungan
beroperasi berdasarkan prinsip Syariah dengan hukum Islam.

Mudharabah Akad kerjasama usaha antara dua pihak Takaful Dukungan yang saling menguntungkan
di mana pihak pertama (shahibul maal) yang menjadi dasar untuk konsep
menyediakan seluruh (100%) modal, asuransi syariah atau solidaritas
sedangkan pihak lainnya menjadi sesama.
pengelola
Unit Usaha Syariah Unit kerja di kantor pusat bank umum
Mudarib Dalam kontrak mudharabah, salah satu konvensional yang berfungsi sebagai
orang atau pihak yang bertindak sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah
pengusaha dan atau unit syariah

Murabahah Jual beli barang pada harga asal dengan Zakat Kewajiban yang harus dibayarkan oleh
tambahan keuntungan yang disepakati seorang muslim atas diri dan hartanya
yang telah mencapai batas kewajiban
Musyarakah Akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu di mana
masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (atau amal/expertise)
dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan

Riba Secara harfiah berarti penambahan atas


harta pokok pinjaman karena unsur
waktu. Dalam dunia perbankan, hal
tersebut dikenal dengan bunga.

Shahibul maal Dalam kontrak mudharabah, seseorang


atau pihak yang menginvestasikan

ii
BANK INDONESIA
Daftar Singkatan

ATM Anjungan Tunai Mandiri KCS Kantor Cabang Syariah

BAMUI Badan Arbitrase Muamalat Indonesia KCK Kantor Cabang Konvensional

BAPEPAM Badan Pengawas Pasar Modal KCPS Kantor Cabang Pembantu Syariah

BAZIS Badan Amil Zakat Infaq Shadaqah KK Kantor Kas

BPRS Bank Perkreditan Rakyat Syariah


LDR Loan to Deposit Ratio (Rasio Pinjaman yang
BUK Bank Umum Konvensional diberikan terhadap DPK)

BUS Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah MES Masyarakat Ekonomi Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio (Rasio Kebutuhan NPL Non Performing Loan (Kredit bermasalah)
Penyediaan Modal Minimum)
OJK Otoritas Jasa Keuangan
DPK Dana Pihak Ketiga
PLS Profit and Loss Sharing (Bagi Hasil)
DPS Dewan Pengawas Syariah
PUAS Pasar Uang Antar-bank berdasarkan prinsip
DSN Dewan Syariah Nasional Syariah

FDR Financing to Deposit Ratio (analog dengan LDR UKM Usaha Kecil Menengah
pada bank konvensional)
US Unit Syariah
FKPPS Forum Komunikasi Pengembangan Perbankan
UU Undang-Undang
Syariah
UUS Unit Usaha Syariah
GCG Good Corporate Governance

IAI Ikatan Akuntan Indonesia

IFSB Islamic Financial Services Board

IIFM International Islamic Financial Market

IMA Investasi Mudharabah Antar-bank berdasarkan


Syariah

IT Information Technology (Teknologi Informasi)

iii
BANK INDONESIA
Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Istilah ii

Daftar Singkatan iii

Daftar Isi iv

Ringkasan Eksekutif 2

Bagian I. Latar Belakang 4


1.1. Sejarah Singkat Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
1.2. Perbankan Syariah dalam Statistik
1.3. Target Pencapaian
1.4. Arsitektur Perbankan Indonesia
1.5. Tujuan Penulisan Cetak Biru

Bagian II. Manfaat dan Tantangan Pengembangan 8


2.1. Prinsip-prinsip Syariah Dalam Kegiatan Ekonomi dan Keuangan serta Manfaatnya
2.2. Tantangan Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia Pada Saat Ini

Bagian III. Visi, Misi dan Sasaran 16


3.1. Visi dan misi
3.2. Sasaran

Bagian IV. Inisiatif-inisiatif 20


4.1. Tahap I (2002-2004)
4.2. Tahap II (2004-2008)
4.3. Tahap III ( 2008-2011)

iv
BANK INDONESIA
Ringkasan
Eksekutif

1
BANK INDONESIA
Ringkasan
Eksekutif

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan perbankan syariah. Pandangan filosofis dan strategi
suatu perwujudan dari permintaan masyarakat yang pencapaiannya dituangkan dalam kerangka Visi, Misi serta
membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang selain inisiatif-inisiatif yang akan dilakukan dalam periode 10 tahun
menyediakan jasa perbankan/keuangan yang sehat, juga mendatang. Adapun Visi dari kegiatan pengembangan
memenuhi prinsip-prinsip syariah. Perkembangan sistem perbankan syariah adalah:
keuangan syariah sebenarnya telah dimulai sebelum pemerintah
secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya. “Terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif, efisien,
Dengan demikian, legalisasi kegiatan perbankan syariah melalui dan memenuhi prinsip kehati-hatian serta mampu mendukung
UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis
diubah dalam UU No. 10 Tahun 1 998 serta UU No. 23 Tahun bagi hasil dan transaksi riil dalam kerangka keadilan, tolong
1999 tentang Bank Indonesia merupakan jawaban atas menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan
permintaan yang nyata dari masyarakat. masyarakat”.

Setelah dikeluarkannya ketentuan perundang-undangan Inisiatif-inisiatif yang dirumuskan merupakan suatu


tersebut, sistem perbankan syariah sejak tahun 1998 telah penerjemahan sasaran yang akan dicapai ke dalam kumpulan
menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, yaitu sekitar inisiatif yang dinilai penting untuk dilakukan oleh
74 persen pertumbuhan aset per tahun. Dalam rangka Bank Indonesia bersama stakeholder dalam periode mendatang.
melaksanakan amanah Undang-undang guna mengembangkan Inisiatif-inisiatif yang diambil pada umumnya menekankan pada
sistem perbankan syariah yang sehat dan amanah serta aspek peningkatan kepatuhan pada prinsip syariah, peningkatan
menjawab tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh sistem kualitas ketentuan kehati-hatian, peningkatan efisiensi operasi
perbankan syariah Indonesia, Bank Indonesia menyusun “Cetak dan daya saing, serta peningkatan kestabilan sistem perbankan.
Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Implementasi inisiatif dapat dibagi ke dalam tiga tahapan
Kerangka pengembangan perbankan syariah tersebut tentunya pencapaian. Di dalam tahapan pertama, inisiatif diprioritaskan
tidak terlepas dari Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang untuk meletakkan landasan pengembangan yang kuat bagi
sedang dalam penyusunan. pertumbuhan. Setelah memiliki landasan pengembangan yang
kuat, dalam tahapan kedua, inisiatif difokuskan pada usaha untuk
Cetak biru ini meletakkan posisi serta cara pandang memperkuat struktur industri. Dalam tahapan ketiga, inisiatif
Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah di difokuskan pada pemenuhan standar keuangan dan kualitas
Indonesia dan berfungsi sebagai pedoman bagi para stakeholder pelayanan internasional.

2
BANK INDONESIA
Bagian I

Latar
Belakang

3
BANK INDONESIA
Latar
Belakang

1.1. Sejarah Singkat Perkembangan Perbankan Syariah di tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Ketentuan
Indonesia perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar
hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia yang menandai
Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah dimulainya era sistem perbankan ganda (dual banking system)
dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai di Indonesia.
landasan operasional perbankan syariah di Indonesia. Sebelum
tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan Dalam periode 1992 sampai dengan 1998, terdapat hanya satu
non-bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam bank umum syariah dan 78 bank perkreditan rakyat syariah
kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan (BPRS) yang telah beroperasi. Pada tahun 1998, dikeluarkan
masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat UU No. 10 Tahun 1998 sebagai amandemen dari UU No. 7
memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah. Tahun 1992 tentang Perbankan yang memberikan landasan
hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan
Untuk menjawab kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya syariah. Pada tahun 1999 dikeluarkan UU No. 23 Tahun 1999
sistem perbankan yang sesuai syariah, pemerintah telah tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada
memasukkan kemungkinan tersebut dalam undang-undang Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya
yang baru. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan secara berdasarkan prinsip syariah. Industri perbankan syariah
implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang berkembang lebih cepat setelah kedua perangkat perundang-
memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci undangan tersebut diberlakukan. Secara umum, perkembangan
dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 perbankan syariah di Indonesia diilustrasikan dalam Gambar

(Gambar 1) Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

1.2. Perbankan Syariah Dalam Statistik bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut,
banyak lembaga-lembaga keuangan, termasuk perbankan,
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada kurun mengalami kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga
waktu 1997 – 1998 merupakan suatu pukulan yang sangat berat telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha

4
BANK INDONESIA
yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan nasional masih kecil (total aset sekitar 0.26% dari total aset
usaha sektor produksi. Sebagai akibatnya kualitas aset perbankan perbankan nasional). Berbagai langkah telah dilakukan untuk
turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus meningkatkan kualitas operasional perbankan syariah
terus memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kepercayaan para
tingkat suku bunga pasar. Rendahnya kemampuan daya saing pengguna jasa perbankan syariah.
usaha pada sektor produksi telah pula menyebabkan
berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk 1.3. Target Pencapaian
menjalankan fungsinya sebagai intermediator kegiatan investasi.
Pengembangan perbankan syariah di Indonesia perlu
Selama periode krisis ekonomi tersebut, bank syariah masih dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
dapat menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan yang beragam para stakeholder perbankan syariah, yaitu:
dengan lembaga perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat n Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan BPRS;
dari relatif lebih rendahnya penyaluran pembiayaan yang n Bank Indonesia sebagai pengatur dan pengawas bank;
bermasalah (non performing loans) pada bank syariah dan n DSN (Dewan Syariah Nasional) dan DPS (Dewan
tidak terjadinya negative spread dalam kegiatan Pengawas Syariah);
operasionalnya (lihat Gambar 2 (a)). Hal tersebut dapat n Badan Arbitrase Muamalat Indonesia
dipahami mengingat tingkat pengembalian pada bank syariah n Lembaga Keuangan Syariah lainnya: Takaful (Asuransi
tidak mengacu pada tingkat suku bunga dan pada akhirnya Syariah), Baitul Mal wat Tamwil, BAZIS dan Perusahaan
dapat menyediakan dana investasi dengan biaya modal yang Sekuritas Syariah;
relatif lebih rendah kepada masyarakat. Data menunjukkan n Lembaga pembuat kebijakan lainnya: Departemen
bahwa bank syariah relatif lebih dapat menyalurkan dana Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal
kepada sektor produksi dengan LDR berkisar antara (BAPEPAM);
113 – 117 persen (lihat Gambar 2 (b)). n Perguruan Tinggi/lembaga akademis yang berkaitan
dengan pendidikan ekonomi dan keuangan syariah;
Pengalaman historis tersebut telah memberikan harapan n Organisasi dan perusahaan yang berkaitan dengan
kepada masyarakat akan hadirnya sistem perbankan syariah ekonomi dan keuangan syariah: Masyarakat Ekonomi
sebagai alternatif sistem perbankan yang selain memenuhi Syariah (MES), Perhimpunan Bank Syariah Nasional,
harapan masyarakat dalam aspek syariah juga dapat Bursa Efek Jakarta, perusahaan vendor, dll;
memberikan manfaat yang luas dalam kegiatan perekonomian. n Masyarakat pada umumnya.

Dari sisi aset, sistem perbankan syariah telah mengalami Adapun target pencapaian pengembangan sistem perbankan
pertumbuhan yang cukup pesat yaitu sebesar 74% pertahun syariah nasional adalah:
selama kurun waktu 1998 sampai 2001 (nominal dari Rp. 479 n Memiliki daya saing yang tinggi dengan tetap berpegang
milyar pada tahun 1998 menjadi Rp. 2.718 milyar pada tahun pada nilai-nilai syariah;
2001). Dana Pihak Ketiga telah meningkat dari Rp. 392 milyar n Memiliki peran signifikan dalam sistem perekonomian
menjadi Rp. 1.806 milyar. Sistem perbankan syariah telah nasional serta perbaikan kesejahteraan rakyat;
pula mengalami pertumbuhan dalam hal kelembagaan. Jumlah n Memiliki kemampuan untuk bersaing secara global dengan
bank umum syariah telah meningkat dari hanya satu bank pemenuhan standar operasional keuangan internasional.
umum syariah dan 78 BPRS pada tahun 1998 menjadi 2 bank Maju atau tidaknya industri perbankan syariah berada di
umum syariah, 3 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 81 BPRS tangan para pihak yang secara langsung ataupun tidak
pada akhir tahun 2001. Jumlah kantor cabang dari bank umum langsung merasakan manfaat kehadirannya. Oleh karena itu,
syariah dan UUS dari 26 telah meningkat menjadi 51 kantor. kerjasama antar berbagai pihak yang merupakan komponen
dari stakeholder merupakan kata kunci dari kemajuan dan
Meskipun pertumbuhan jaringan kantor relatif cepat, namun kesinambungan operasional industri perbankan syariah
kontribusi sistem perbankan syariah terhadap sistem perbankan dimasa yang akan datang.

5
BANK INDONESIA
Gambar 2. Kinerja perbankan syariah di Indonesia

(a) NPL Bank Syariah lebih rendah dan mengalami proses ( b) LDR bank konvensional menurun berada pada level di
recovery yang lebih cepat dibandingkan bank bawah 50% sedangkan bank syariah telah kembali
konvensional dalam periode pasca krisis ekonomi di atas 100%

1.4. Arsitektur Perbankan Indonesia kepada inisiatif-inisiatif yang akan dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan pengembangan perbankan syariah.
Dalam rangka mewujudkan sistem perbankan yang sehat,
kuat dan efisien untuk mencapai stabilitas sistem keuangan 1.5. Tujuan Penulisan Cetak Biru
dan mendorong pembangunan ekonomi nasional, Bank
Indonesia menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Cetak biru ini disusun dengan tujuan untuk mengidentifikasi
Adapun tujuan dari penyusunan API adalah untuk: tantangan utama yang akan dihadapi oleh industri perbankan
n Terciptanya struktur perbankan yang sehat, yang syariah pada tahun-tahun mendatang. Cetak biru ini juga akan
mampu mendorong pembangunan nasional secara menjelaskan visi, misi dan sasaran pengembangan sehingga
berkesinambungan; para stakeholder dalam industri perbankan syariah dapat
n Terbentuknya industri perbankan yang memiliki memiliki pedoman untuk menyelaraskan visi dan aspirasinya.
ketahanan dalam menghadapi risiko; Selain itu, cetak biru ini juga menetapkan sekumpulan inisiatif
n Terciptanya good corporate governance; strategis dengan prioritas yang jelas untuk menjawab semua
n Terbentuknya sistem pengaturan dan pengawasan tantangan utama dan mencapai sasaran pada 10 tahun
perbankan yang efektif dan efisien; mendatang.
n Terwujudnya infrastruktur yang lengkap dan dapat
mendukung efisiensi operasional sistem perbankan; Cetak biru ini juga memiliki peran yang penting sebagai:
n Terwujudnya pemberdayaan dan perlindungan n Pedoman bagi Bank Indonesia dalam mengembangkan
konsumen pengguna jasa perbankan. perbankan syariah;
n Referensi bagi para stakeholder dalam pengembangan
Pada dasarnya konsep pengembangan perbankan syariah perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya;
memiliki tujuan yang sama dengan tujuan penyusunan API n Pedoman bagi lembaga lain yang akan menerima fungsi
dengan dilengkapi nilai-nilai syariah. Cetak biru pengawasan dan pengaturan dari Bank Indonesia agar
pengembangan perbankan syariah lebih menjelaskan tercipta kesinambungan dan konsistensi dalam program

6
BANK INDONESIA
Bagian II

Manfaat dan
Tantangan
Pengembangan

7
BANK INDONESIA
Manfaat dan
Tantangan Pengembangan

2.1. Prinsip-prinsip Syariah dalam Kegiatan Ekonomi dan tidak lagi difokuskan hanya pada pemegang saham, akan tetapi
Keuangan serta Manfaatnya pada semua pihak yang dapat merasakan manfaat hadirnya
suatu unit kegiatan ekonomi. Sistem ekonomi syariah
Teori ekonomi perusahaan yang selama ini berkembang menekankan konsep manfaat pada kegiatan ekonomi yang lebih
menekankan pada prinsip memaksimalkan keuntungan luas lagi, bukan hanya pada manfaat di setiap akhir kegiatan,
perusahaan (shareholder value), namun dewasa ini teori-teori akan tetapi juga pada setiap proses transaksi. Setiap kegiatan
ekonomi tersebut telah mulai bergeser pada sistem nilai yang termasuk proses transaksi harus mengacu pada konsep
lebih luas (stakeholder value) dimana manfaat yang didapatkan maslahat dan menjunjung tinggi asas keadilan.

Gambar 3. Perspektif atas prinsip ekonomi syariah

Prinsip ini juga menekankan para pelaku ekonomi untuk selalu prinsip ekonomi menurut syariah. Sistem perbankan syariah,
menjunjung tinggi etika dan norma hukum dalam kegiatan dengan demikian, tidak hanya memfokuskan diri untuk
ekonomi. Sebagai realisasi dari konsep syariah, pada dasarnya menghindari praktek bunga, akan tetapi juga kebutuhan untuk
sistem ekonomi/perbankan syariah memiliki tiga ciri yang menerapkan semua prinsip syariah dalam ekonomi secara
mendasar yaitu prinsip keadilan, menghindari kegiatan yang seimbang. Oleh karena itu, keseimbangan antara memak-
dilarang dan memperhatikan aspek kemanfaatan. Gambar 3 di simalkan keuntungan dan pemenuhan prinsip syariah menjadi
atas adalah interpretasi yang dibuat secara bebas mengenai hal yang mendasar bagi kegiatan operasional bank syariah.

8
BANK INDONESIA
Dalam hal pelaksanaannya, prinsip ekonomi syariah akan Berkaitan dengan itu perbankan syariah diharapkan dapat
tercermin dalam nilai-nilai yang secara umum dapat dibagi dalam berperan lebih besar dalam proses pemulihan perekonomian
dua perspektif yaitu mikro dan makro. Nilai-nilai syariah dalam Indonesia yang masih terus berlangsung.
perspektif mikro menekankan aspek kompetensi/ Dalam upaya mendorong pertumbuhan industri perbankan
profesionalisme dan sikap amanah. Dalam perspektif makro syariah yang masih berada dalam tahap awal pengembangan,
nilai-nilai syariah menekankan aspek distribusi, pelarangan riba beberapa hal penting yang perlu mendapatkan perhatian antara
dan kegiatan ekonomi yang tidak memberikan manfaat secara lain:
nyata kepada sistem perekonomian. Secara umum, kedua n Kerangka dan perangkat pengaturan perbankan syariah
perspektif tersebut dicakup dalam Boks 1. Dengan demikian, belum lengkap;
dapat dilihat secara jelas potensi manfaat keberadaan sistem n Cakupan pasar masih terbatas;
perekonomian/ perbankan syariah yang ditujukan bukan n Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai
hanya untuk umat muslim, akan tetapi bagi seluruh umat produk dan jasa perbankan syariah;
manusia (rahmatan lil ‘alamin – rahmat bagi alam semesta). n Institusi pendukung yang belum lengkap dan efektif;
n Efisiensi operasional perbankan syariah yang masih belum
2.2. Tantangan Pengembangan Sistem Perbankan Syariah optimal;
di Indonesia Pada Saat Ini n Porsi skim pembiayaan bagi hasil dalam transaksi bank
syariah masih perlu ditingkatkan;
Kenyataan menunjukkan bahwa dalam periode krisis ekonomi, n Kemampuan untuk memenuhi standar keuangan syariah
perbankan syariah memiliki daya tahan yang relatif lebih kuat. internasional.

Boks 1. Perspektif Mikro dan Makro

Nilai-nilai syariah dalam perspektif mikro menghendaki bahwa semua dana yang diperoleh dalam sistem perbankan syariah dikelola
dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati:
n Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan
nilai ini pengelolaan dana masyarakat akan dilakukan dengan mengedepankan cara-cara yang diperkenankan ( halal) serta menjauhi
cara-cara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram);
n Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa
perbankan syariah. Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata,
tetapi juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah;
n Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul
maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara pihak pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi (mudharib);
n Fathanah, memastikan bahwa pengelolaan bank dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan
maksimum dalam tingkat risiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh dengan kecermatan
dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas’uliyah).

Nilai-nilai syariah dalam perspektif makro berarti bahwa perbankan syariah harus berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dengan:
n Kaidah zakat, mengkondisikan perilaku masyarakat yang lebih menyukai berinvestasi dibandingkan hanya menyimpan hartanya.
Hal ini dimungkinkan karena zakat untuk investasi dikenakan hanya pada hasil investasi sedangkan zakat bagi harta simpanan
dikenakan atas pokoknya;
n Kaidah pelarangan riba, menganjurkan pembiayaan bersifat bagi hasil (equity based financing) dan melarang riba. Diharapkan
produk-produk non riba ini akan mendorong terbentuknya kecenderungan masyarakat untuk tidak bersikap memastikan dan bergeser
ke arah sikap untuk berani menghadapi risiko;
n Kaidah pelarangan judi atau maisir tercermin dari kegiatan bank yang melarang investasi yang tidak memiliki kaitan dengan sektor
riil. Kondisi ini akan membentuk kecenderungan masyarakat untuk menghindari spekulasi di dalam aktivitas investasinya;
n Kaidah pelarangan gharar, mengutamakan transparansi dalam bertransaksi dan kegiatan operasi lainnya dan menghindari
ketidakjelasan.

9
BANK INDONESIA
Kerangka dan perangkat pengaturan perbankan syariah Konsep pengaturan yang akan dikembangkan harus berorientasi
belum lengkap pada upaya menjaga kestabilan sistem dan menjamin kepatuhan
perbankan syariah terhadap prinsip-prinsip syariah. Oleh karena
Guna mendukung kegiatan operasional yang sehat, perbankan
itu kajian-kajian konseptual tentang pengaturan perlu dilakukan
syariah membutuhkan kerangka dan perangkat pengaturan yang
pada tahap awal pengembangan.
sesuai dengan karakteristik operasionalnya. Di awal
perkembangannya, kegiatan pengaturan dan pengawasan
Cakupan pasar masih terbatas
lembaga perbankan syariah masih menggunakan kerangka
pengaturan dan pengawasan sistem perbankan konvensional, Pada saat ini, sistem perbankan syariah masih memiliki jaringan
walaupun beberapa instrumen pengaturan telah mulai pelayanan yang masih terbatas. Sampai akhir tahun 2001,
dikembangkan seperti perizinan bagi pendirian bank dan pelayanan perbankan syariah hanya tersedia di 51 cabang bank
pembukaan kantor; instrumen pasar keuangan antar bank; umum syariah dan unit usaha syariah serta 81 kantor BPRS,
perangkat penghubung dengan otoritas moneter (sertifikat yang mewakili kurang dari 2% jumlah seluruh kantor bank yang
wadiah Bank Indonesia dan giro wajib minimum); dan sistem ada di Indonesia. Keterbatasan cakupan operasional pada
pembayaran (UUS wajib memiliki rekening di Bank Indonesia). gilirannya akan menjadi kendala yang cukup signifikan bagi para
Kurang lengkapnya instrumen pengaturan dan pengawasan pengguna jasa perbankan syariah dan mengurangi nilai
tersebut akan mengakibatkan perbankan syariah tidak dapat kenyamanan penggunaan jasa perbankan.
beroperasi secara optimal dan tidak sepenuhnya sesuai dengan
karakteristiknya. Beberapa tantangan yang telah teridentifikasi guna
meningkatkan jaringan kantor dan pelayanan bank syariah
Guna menghadapi tantangan tersebut, Bank Indonesia selaku
adalah sebagai berikut:
otoritas perbankan akan melakukan kajian, menyusun dan
n Mendukung terciptanya iklim yang kondusif untuk masuknya
menyempurnakan instrumen pengaturan yang mencakup
para pemain baru, terutama bank-bank konvensional yang
beberapa area utama, antara lain:
sudah memiliki jaringan operasional yang luas atau
n Penciptaan instrumen-instrumen keuangan serta aturan
mendorong aliansi strategis antara bank syariah dengan
yang diharapkan akan dapat meningkatkan efisiensi
lembaga-lembaga keuangan lainnya guna mencapai skala
operasional;
ekonomis operasional;
n Penyusunan sistem peringatan dini (termasuk didalamnya
n Penyederhanaan proses administrasi bagi masuknya para
CAMELs rating system) yang dapat menggambarkan risiko
pemain baru dapat dilakukan dengan tidak mengurangi
operasional untuk menjamin kesinambungan perbankan
prinsip kehati-hatian dalam kegiatan operasional perbankan;
syariah yang berhati-hati serta konsep pelaporan yang
n Tersedianya informasi pasar/permintaan jasa perbankan
transparan;
syariah;
n Penyusunan rules of conduct bagi pelaku perbankan syariah
n Tersedianya sumber daya insani yang kompeten dan
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas corporate
profesional dalam jumlah yang mencukupi oleh industri
governance.
perbankan syariah.

10
BANK INDONESIA
Boks 2. Hasil Survey Persepsi

Dari sampel yang disurvei pada 6 propinsi yang rata-rata populasi muslimnya 97%, terdapat 42% yang menganggap sistem bunga bertentangan dengan
ajaran agama. Sedangkan yang memahami produk, jasa dan manfaat perbankan syariah sebesar 11%. Ditambah dengan jaringan kantor yang terbatas, hal
ini menjadikan penetrasi aset yang rendah, kurang daripada 1%.

Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai industri perbankan syariah karena masih kecilnya skala
produk dan jasa perbankan syariah operasional industri tersebut.

Survei persepsi yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia


Salah satu cara pemecahan untuk menjawab tantangan tersebut
bekerjasama dengan beberapa universitas di enam propinsi
adalah melalui upaya edukasi kepada publik secara terencana
Indonesia (pada tahun 2000 - 2001), menunjukkan adanya
dan terkoordinasi. Dalam upaya edukasi kepada masyarakat,
kesenjangan antara kebutuhan akan jasa keuangan yang sesuai
Bank Indonesia dapat mempelajari faktor-faktor penentu
dengan prinsip syariah dengan pengetahuan mengenai jenis-
keberhasilan beberapa kegiatan nasional seperti ‘Gerakan
jenis produk serta operasional sistem perbankan syariah yang
Tabungan Nasional’ dan ‘Keluarga Berencana’.
benar (lihat Boks 2). Kesenjangan ini mengakibatkan rendahnya
laju perpindahan permintaan dari yang bersifat potensial menjadi
Institusi Pendukung yang belum lengkap dan efektif
permintaan riil yang pada akhirnya akan menyebabkan kurang
berhasilnya usaha untuk memobilisasi sumber-sumber dana Institusi pendukung yang lengkap, efektif, dan efisien berperan
masyarakat yang potensial sebagai dana investasi. penting untuk memastikan stabilitas pengembangan perbankan
Kesenjangan ini pada gilirannya juga akan mempersulit usaha syariah secara keseluruhan. Pada saat ini telah berdiri sejumlah
pemasaran dan penjualan produk dan jasa bank syariah. lembaga yang berperan sebagai institusi pendukung perbankan
syariah di Indonesia (lihat Boks 3). Diperlukan upaya agar
Beberapa tantangan dalam meningkatkan pengetahuan dan institusi pendukung tersebut lebih efektif dalam melaksanakan
pemahaman para nasabah potensial adalah: fungsinya sehingga memberikan dampak positif terhadap
n Jumlah penduduk yang besar dan tersebar luas secara pengembangan perbankan syariah.
geografis dengan latar belakang yang beragam;
n Upaya untuk mendidik masyarakat membutuhkan dana dan Ada beberapa institusi dan fungsi yang perlu dikembangkan
sumber daya lainnya yang cukup besar; untuk melengkapi institusi pendukung yang ada, seperti:
n Dana promosi yang terbatas dari para stakeholder dalam n Auditor Syariah, yang memastikan pemenuhan

11
BANK INDONESIA
pelaksanaan prinsip syariah oleh bank; direkomendasikan oleh lembaga tersebut;
n Pasar Keuangan Syariah Internasional, yang merupakan n Pusat Informasi Keuangan Syariah, yang berfungsi
sarana perdagangan instrumen-instrumen keuangan menghubungkan sektor riil dan sektor pembiayaan syariah
syariah dalam valuta asing yang bermanfaat untuk dengan menyediakan informasi tentang pola pembiayaan
mengoptimalkan pengelolaan likuiditas perbankan; yang tersedia dan perusahaan-perusahaan yang mungkin
n Forum Komunikasi Pengembangan Perbankan Syariah dibiayai;
(FKPPS) yang mengkoordinasikan upaya peningkatan n Special Purpose Company, yang melakukan sekuritisasi
pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang aset bagi bank syariah yang ingin meningkatkan
perbankan syariah; likuiditasnya. Lembaga ini juga menyediakan kesempatan
n Lembaga Penjamin Pembiayaan Syariah, yang memberikan berinvestasi secara syariah kepada bank-bank lainnya dan
jaminan kepada bank syariah yang mengalami kerugian kepada investor domestik maupun internasional.
akibat kelalaian atau kecurangan nasabah yang

Boks 3. Peta Institusi Pendukung Perbankan Syariah saat ini

Institusi pendukung secara garis besar dapat dibagi ke dalam 4 area:


Pengawasan, dari sisi operasi usaha dilakukan oleh Bank Indonesia dan dari sisi pemenuhan prinsip syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS), yang berada di
bawah pengawasan Dewan Syariah Nasional (DSN)
Pasar Keuangan, secara domestik dengan Pasar Uang Antar-bank berdasarkan prinsip Syariah (PUAS) yang menggunakan instrumen Sertifikat Investasi Mudharabah
Antar-bank, dan secara internasional dengan Pasar Keuangan Syariah Internasional atau International Islamic Financial Market (IIFM)
Lembaga Hukum dan Arbitrase, untuk menyelesaikan masalah-masalah hukum yang muncul dalam pengoperasian perbankan syariah, dilakukan oleh Badan Arbitrase Syariah.
Pada saat ini fungsi arbitrase syariah baru dilakukan oleh Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI)
Lembaga-lembaga pendukung lainnya, seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan lembaga lainnya yang akan dibentuk

12
BANK INDONESIA
Efisiensi operasional perbankan syariah yang masih belum n Masalah principal-agent, di mana agen (mudharib) tidak
optimal selalu bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal
(pemilik modal);
Meskipun secara sistem, perbankan syariah telah menunjukkan
n Kompetensi SDI (Sumber Daya Insani) perbankan syariah
kinerja keuangan yang lebih baik, sistem perbankan syariah
yang masih rendah untuk melakukan investasi pola bagi
sementara ini masih memberikan tingkat return yang lebih
hasil;
rendah kepada nasabah dibandingkan dengan yang dapat
n Ketidaktersediaan informasi kinerja bisnis yang mendalam
diberikan oleh perbankan konvensional. Peningkatan efisiensi
untuk setiap sektor industri yang menjadi target investasi.
operasional yang berdampak pada perbaikan tingkat return
kepada nasabah tentunya akan memacu para investor untuk
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan guna meningkatkan
bermitra dengan bank syariah yang mana selain mengharapkan
porsi skim pembiayaan bagi hasil antara lain:
jasa keuangan yang sesuai dengan syariah, juga tentunya
n Identifikasi sumber-sumber dana yang tidak memiliki klaim
mengharapkan tingkat return yang lebih baik. Hal ini tentunya
seperti dana zakat, infaq dan sadaqah agar dapat disalurkan
perlu dicermati terutama dalam menghadapi era persaingan
melalui lembaga keuangan yang berkompeten;
global dimana pesaing usaha bukan hanya datang dari industri
n Mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
sejenis, akan tetapi juga dari industri lainnya yang memiliki
‘agency problem’ dalam transaksi seperti tersedianya
kemampuan untuk memberikan jasa sejenis. Keterbatasan
standardisasi kontrak, analisis atas indeksasi kinerja industri;
bankir syariah yang handal, yang menguasai operasional
n Peningkatan kompetensi SDI untuk melakukan investasi
perbankan syariah serta teguh menjalankan prinsip syariah juga
dengan pola bagi hasil.
merupakan masalah yang mendasar dalam perbaikan kinerja
bank syariah. Usaha peningkatan kualitas sumber daya insani
Kemampuan untuk memenuhi standar keuangan syariah
akan juga mencakup peningkatan kemampuan manajerial dan
internasional
operasional bank syariah.
Industri perbankan/keuangan syariah secara global telah
Selain melakukan efisiensi internal, pengembangan sistem
mencapai volume operasi yang cukup signifikan. Tercatat lebih
perbankan syariah dapat pula menerapkan strategi ekspansi
dari 170 lembaga keuangan telah didirikan di lebih 30 negara
‘economies of scale’ dan atau ‘economies of scope’. Penerapan
dengan total aset sebesar US$ 140 miliar pada tahun 1997.
strategi ‘economies of scale’ dilakukan secara horisontal dengan
Pencapaian volume usaha secara global tersebut merupakan
meningkatkan cakupan pasar melalui aliansi strategis dengan
suatu peluang yang baik untuk dimanfaatkan melalui proses
mitra usaha domestik maupun internasional. Penerapan strategi
aliansi strategis dengan lembaga keuangan yang bertaraf
economies of scope dapat dilakukan dengan menambah
internasional. Untuk mencapai hal tersebut, perbankan syariah
kelengkapan instrumen transaksi syariah (termasuk dengan
nasional harus mampu beroperasi sesuai dengan norma/standar
memanfaatkan kemajuan dalam bidang teknologi informasi)
keuangan syariah internasional. Dengan pemenuhan pada
sehingga lebih dapat meningkatkan fleksibilitas penerapan jasa
standar keuangan syariah internasional, sistem perbankan
keuangan syariah bagi masyarakat.
syariah nasional juga mendapatkan peluang untuk berpartisipasi
Porsi skim pembiayaan bagi hasil dalam transaksi bank dalam Pasar Keuangan Syariah Internasional (IIFM) yang akan
syariah perlu ditingkatkan beroperasi pada tahun 2003. Selain itu perbankan syariah
Indonesia juga dipersiapkan untuk dapat mengadopsi standar
Salah satu manfaat yang dapat dirasakan oleh sistem internasional operasi perbankan syariah yang akan disusun oleh
perekonomian dalam skala yang lebih luas adalah hadirnya Islamic Financial Services Board (IFSB) yang berdiri pada tahun
konsep bagi hasil dalam transaksi ekonomi. Namun demikian, 2002.
sampai saat ini porsi pembiayaan bagi hasil masih sangat
rendah. Adapun penyebab rendahnya proporsi pembiayaan bagi Secara umum tantangan perkembangan sistem perbankan
hasil adalah: syariah mengacu pada analisis struktur industri secara grafis
n Risiko investasi relatif tinggi karena sulitnya memonitor dapat diilustrasikan dalam Gambar 4.
kegiatan investasi;

13
BANK INDONESIA
Gambar 4. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan industri perbankan syariah

14
BANK INDONESIA
Bagian III

Visi, Misi
dan Sasaran

15
BANK INDONESIA
Visi, Misi
dan Sasaran

Visi dan misi pengembangan perbankan syariah disusun dengan pencapaian sasaran, Bank Indonesia telah pula menetapkan
mengacu pada nilai dasar Islami yang pada pelaksanaannya inisiatif-inisiatif serta paradigma kebijakan yang akan
harus dapat dihayati dan diterapkan dalam setiap kegiatan dilaksanakan. Secara visual, kerangka pengembangan visi, misi,
operasi-onalnya. Sasaran pengembangan ditetapkan setelah sasaran dan inisiatif dapat dilihat dalam Gambar 5.
mengakomodasi kondisi aktual dalam industri. Dalam upaya

Gambar 5. Kerangka pengembangan visi, misi, sasaran, dan inisiatif

3.1. Visi dan Misi “ Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan
perbankan syariah yang istiqomah terhadap prinsip-prinsip
Berdasarkan nilai-nilai syariah, visi pengembangan perbankan syariah dan mampu berperan dalam sektor riil, yang meliputi:
syariah di Indonesia adalah: n melakukan kajian dan penelitian tentang kondisi,
“ Terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif, potensi serta kebutuhan perbankan syariah secara
efisien dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang mampu berkesinambungan;
mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan n mempersiapkan konsep dan melaksanakan pengaturan
pembiayaan berbasis bagi hasil (share-based financing) dan pengawasan berbasis risiko guna menjamin
dan transaksi riil dalam kerangka keadilan, tolong- kesinambungan operasi perbankan syariah yang
menolong dan menuju kebaikan guna mencapai sesuai dengan karakteristiknya;
kemashlahatan masyarakat” n mempersiapkan infrastruktur guna peningkatan
efisiensi operasional perbankan syariah;
Misi yang menjelaskan peran Bank Indonesia dalam mencapai n mendesain kerangka ‘entry and exit’ perbankan syariah
visi di atas adalah: yang dapat mendukung stabilitas sistem perbankan. “

16
BANK INDONESIA
3.2. Sasaran operasi perbankan syariah;
- Diterapkannya kebijakan exit dan entry yang efisien;
Bank Indonesia telah menentukan sasaran yang realistis untuk - Terwujudnya realtime supervision;
mewujudkan visi yang sudah dicanangkan. Sasaran ini dibuat - Terwujudnya self regulatory system.
dengan mempertimbangkan kondisi aktual, termasuk: faktor-
faktor yang berpengaruh dan kecenderungan yang akan n Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif
membentuk industri di masa yang akan datang (lihat Gambar dan efisien; yang ditandai dengan:
5); manfaat dan tantangan yang ada; serta kelebihan dan - Terciptanya pemain-pemain yang mampu bersaing
keterbatasan dari pelaku industri dan stakeholders lainnya. secara global;
- Terwujudnya aliansi strategis yang efektif;
Sasaran pengembangan perbankan syariah sampai tahun 2011 - Terwujudnya mekanisme kerjasama dengan lembaga-
adalah: lembaga pendukung .
n Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional
perbankan, yang ditandai dengan: n Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya
- Tersusunnya norma-norma keuangan syariah yang kemanfaatan bagi masyarakat luas, yang ditandai
seragam (standarisasi); dengan:
- Terwujudnya mekanisme kerja yang efisien bagi - Terwujudnya safety net yang merupakan kesatuan
pengawasan prinsip syariah dalam operasional dengan konsep operasional perbankan yang berhati-
perbankan (baik instrumen maupun badan terkait); hati;
- Rendahnya tingkat keluhan masyarakat dalam hal - Terpenuhinya kebutuhan masyarakat yang
penerapan prinsip syariah dalam setiap transaksi. menginginkan layanan bank syariah di seluruh Indone-
sia dengan target pangsa sebesar 5% dari total aset
n Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan nasional;
perbankan syariah: - Terwujudnya fungsi perbankan syariah yang kaffah dan
- Terwujudnya kerangka pengaturan dan pengawasan dapat melayani seluruh segmen masyarakat;
berbasis risiko yang sesuai dengan karakteristiknya dan - Meningkatnya proporsi pola pembiayaan secara bagi
didukung oleh SDI yang handal; hasil.
- Diterapkannya konsep corporate governance dalam

17
BANK INDONESIA
18
BANK INDONESIA
Bagian IV

Inisiatif-
Inisiatif

19
BANK INDONESIA
Inisiatif-Inisiatif

Dalam upaya untuk mewujudkan sasaran yang telah 4.1. Tahap I (2002 – 2004)
ditetapkan, Bank Indonesia telah mencanangkan
inisiatif-inisiatif strategis (sebagaimana ditunjukkan dalam Inisiatif strategis pada Tahap I difokuskan pada pembentukan
Gambar 5). Walaupun demikian, keberhasilan pelaksanaan kerangka dasar sistem pengaturan yang disesuaikan dengan
inisiatif-inisiatif tersebut akan juga ditentukan oleh peran karakteristik operasional perbankan syariah yang sehat.
serta seluruh stakeholder perbankan syariah. Sebagai
otoritas sistem perbankan syariah, Bank Indonesia I. Kepatuhan pada Prinsip-prinsip Syariah
senantiasa mendorong kegiatan perbankan syariah yang
sehat dan patuh kepada ketentuan syariah. Meningkatkan pemahaman atas konsep keuangan syariah

Agar pelaksanaan inisatif-inisatif strategis untuk mencapai Untuk dapat memahami konsep keuangan syariah, dibutuhkan
sasaran pengembangan perbankan syariah dapat dilakukan pemahaman yang baik mengenai konsep syariah serta keuangan
secara objektif dan Bank Indonesia menetapkan paradigma secara seimbang. Setiap komponen dalam sistem perbankan
kebijakan yang diterapkan secara konsisten, yaitu: perlu memiliki pemahaman yang benar mengenai konsep
n Market driven, pertumbuhan berdasarkan kebutuhan dan keuangan syariah. Sistem perbankan syariah perlu memiliki badan
kondisi pasar; otoritas syariah yang kompeten baik secara konsep kesyariahan
n Fair treatment, membangun persaingan industri yang maupun operasional perbankan guna meningkatkan kualitas
sehat berdasarkan karakterisitik perbankan syariah dan operasionalnya. Oleh karena itu, dukungan Bank Indonesia
bukan memberikan perlakuan khusus berdasarkan terhadap setiap usaha peningkatan kompetensi otoritas
argumen infant industry; kesyariahan merupakan hal yang penting.
n Gradual and sustainable approach, prioritas dan fokus
pengembangan berdasarkan situasi dan kondisi serta Mendorong dan memfasilitasi penyusunan norma keuangan
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan; syariah
n Comply to sharia principles, Pengaturan industri dan Standarisasi norma keuangan syariah secara internasional telah
pengem-bangan infrastruktur yang sesuai dengan mulai dilakukan oleh lembaga-lembaga syariah internasional
prinsip syariah. seperti AAOIFI maupun fiqh academy. Namun demikian, untuk
dapat menerapkan norma-norma tersebut dalam konteks sistem
Pelaksanaan inisiatif-inisiatif ini pada dasarnya dapat dibagi keuangan syariah Indonesia, dibutuhkan kumpulan norma yang
ke dalam empat fokus area pengembangan yang telah disesuaikan dan dipahami oleh seluruh komponen sistem
berdasarkan kerangka waktu dibagi dalam tiga tahapan perbankan syariah guna menghindari perbedaan interpretasi
periode pencapaian. Empat fokus utama tersebut mencakup terhadap fatwa internasional tersebut.
kepatuhan pada prinsip syariah, prinsip kehati-hatian dalam
beroperasi, efisiensi operasional dan daya saing serta Melakukan kajian tentang mekanisme dan sistem pengaturan
kestabilan sistem perbankan. Adapun tujuan dari proses serta pengawasan yang terintegrasi
pentahapan adalah agar perkembangan sistem perbankan
syariah dapat dilakukan dengan mantap berkesinambungan Kondisi keuangan yang sehat serta kepatuhan dalam melaksanakan
dan sesuai dengan permintaan riil. Inisiatif-inisiatif strategis prinsip syariah merupakan dua aspek yang harus diusahakan dalam
yang ditetapkan secara sistematis diilustrasikan dalam waktu yang sama. Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan suatu
Gambar 6. mekanisme yang jelas untuk mengatur wewenang dan tugas

20
BANK INDONESIA
Gambar 6. Tahap implementasi dan prioritas inisiatif-inisiatif

Meletakkan landasan Memperkuat struktur Memenuhi standar


pengembangan yang kuat bagi industri perbankan syariah keuangan dan kualitas
pertumbuhan pelayanan internasional

Tahap I (2002 – 2004) Tahap II (2004 – 2008) Tahap III (2008 – 2011)

• Meningkatkan pemahaman • Mendorong peningkatan efektifitas • Mewujudkan konsep rating


konsep keuangan syariah pengawasan yang terintegrasi antara sisi
• Menyusun norma-norma keuang- • Mengembangkan konsep insentif syariah dan keuangan
Kepatuhan
an syariah kepatuhan pada prinsip syariah
kepada prinsip
• Melakukan kajian tentang mekanis-
syariah
me dan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi

• Menyempurnakan ketentuan • Mengembangkan kerangka penga- • Mendorong terciptanya self-


kehati-hatian dan good corporate turan dan pengawasan berbasis regulatory system
governance berdasarkan karak- risiko
teristik operasional bank syariah • Mengembangkan konsep penga-
• Menyempurnakan ketentuan ja- turan bagi kebijakan exit dan entry
Ketentuan ringan kantor • Menerapkan real-time supervision
kehati-hatian • Mengkaji mekanisme umpan balik
dalam disain pengaturan dan penga-
wasan
• Mengkaji penerapan real-time
supervision

• Mendorong tercapainya economies • Mendorong aliansi strategis • Mendorong terciptanya pemain


of scale dan economies of scope • Mewujudkan kerjasama bagi berskala global dan berdaya
Efisiensi • Meningkatkan kualitas SDI pembinaan dengan lembaga terkait saing internasional
operasi dan • Melakukan kerjasama dengan
daya saing lembaga terkait
• Mendorong peningkatan efektivitas
fungsi dan peran arbitrase syariah

• Mendukung terbentuknya forum • Mendorong aktifnya forum infor- • Mendorong terwujudnya


komunikasi pengembangan per- masi dan kajian perbankan syariah konsep operasi perbankan/
bankan syariah • Mendorong terlibatnya lembaga keuangan syariah yang
Kestabilan • Melakukan kajian awal mengenai rating dalam kegiatan perbankan terintegrasi (kaffah)
sistem dan potensi systemic cost • Menyusun konsep deposit takaful
kemanfaatan • Melakukan kajian tentang pe- yang dapat meminimalkan potensi
bagi nerapan dan manfaat konsep bagi systemic cost
perekonomian hasil • Melakukan kajian voluntary sector
• Mendorong peningkatan peranan
pembiayaan bagi hasil

21
BANK INDONESIA
II. Ketentuan kehati-hatian n Mengembangkan mekanisme kerjasama antara BPRS
dengan bank umum syariah atau UUS untuk
Menyempurnakan landasan ketentuan kehati-hatian dan meningkatkan layanan kepada UKM dan masyarakat
good corporate governance pedesaan;
n Melakukan riset akademis dan kegiatan lainnya dalam
Kerangka dasar pengaturan yang dapat mengadopsi upaya penjajagan kemungkinan pengusulan UU
keunikan karakteristik transaksi serta kaidah-kaidah Perbankan Syariah yang khusus.
kesyariahan merupakan faktor kunci kesinambungan operasi
perbankan syariah dalam jangka panjang. Untuk mencapai Menyempurnakan ketentuan jaringan kantor
hal tersebut Bank Indonesia telah dan akan terus mendorong
terwujudnya beberapa standar keuangan syariah. Untuk melengkapi inisiatif guna mendorong masuknya pemain
baru dalam sistem perbankan syariah, Bank Indonesia pada
Penyelesaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan bulan Maret 2002 telah mengeluarkan PBI No. 4/1/PBI/2002
(PSAK) Akuntansi Perbankan Syariah dan Pedoman tentang perubahan kegiatan usaha bank umum konvensional
Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) yang menjadi bank umum berdasarkan prinsip syariah dan
dipersiapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pembukaan kantor bank berdasarkan prinsip syariah oleh bank
bekerjasama dengan Bank Indonesia dan lembaga keuangan umum konvensional tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian.
syariah lainnya merupakan salah satu prasyarat untuk dapat Ketentuan ini mencakup:
menyusun berbagai ketentuan perbankan syariah. Kedua hal n Konversi Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum
tersebut diharapkan selesai dalam tahun 2002. Syariah
n Pembentukan Unit Usaha Syariah dalam kaitannya dengan
Ketentuan-ketentuan yang akan menjadi prioritas utama pembukaan Kantor Cabang Pembantu Syariah dan kolokasi
pada tahap ini adalah: (menumpangkan) kantor cabang pembantu syariah di kantor
n Melengkapi ketentuan spesifik untuk perbankan syariah cabang atau kantor cabang pembantu yang sudah ada.
di bidang: Secara teknis hal ini dapat dilakukan sepanjang bank
- Kualitas Aktiva Produktif (KAP) tersebut telah memiliki paling tidak satu kantor cabang
- Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) syariah di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia.
- Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek (FPJP)
- Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) Mengkaji mekanisme umpan-balik dalam disain pengaturan
- Ketentuan mengenai Laporan Bulanan Bank perbankan
- Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR)
- Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPP) Sesuai dengan konsep pengaturan perbankan yang sehat,
- Posisi Devisa Netto (PDN) peran serta pihak-pihak terkait dalam sistem merupakan hal
- Tingkat Likuiditas yang sangat penting. Bank Indonesia secara konsisten akan
- Tingkat Kesehatan Bank selalu mendukung kemungkinan terwujudnya mekanisme
- Transparansi Kondisi Keuangan Bank; umpan balik dalam penyusunan setiap instrumen pengaturan
n Melengkapi kerangka pengawasan seperti CAMEL bagi perbankan syariah. Dukungan itu sebenarnya telah mulai
rating untuk bank-bank syariah ; direalisasikan dalam bentuk kerjasama dengan berbagai pihak
n Penyempurnaan: dalam perumusan ketentuan-ketentuan perbankan syariah.
- Ketentuan Reserve Requirement bagi perbankan
syariah, termasuk: penyesuaian Giro Wajib Minimum, Mengkaji penerapan realtime supervision
Secondary Reserve dan Rasio Aset Lancar
- Ketentuan Portofolio Aktiva Produktif untuk Untuk meningkatkan efektivitas tugas pengawasan,
mengantisipasi perkembangan instrumen keuangan Bank Indonesia akan mengkaji suatu kemungkinan sistem
syariah; pengawasan berbasis teknologi informasi. Adapun tujuan dari

22
BANK INDONESIA
pengawasan berbasis teknologi informasi tersebut adalah Real n Pengajar dari perguruan tinggi dan lembaga akademis lainnya,
Time Supervision bagi bank syariah dan UUS sementara BPRS untuk mensosialisasikan konsep perbankan syariah sebagai
akan menggunakan sistem yang memungkinkan bagian dari kurikulum dan pengembangan program studi
Bank Indonesia untuk memantau perkembangan harian. khusus.

III. Peningkatan efisiensi operasional dan daya saing yang Melakukan kerjasama dengan lembaga terkait
tinggi
Sesuai dengan sifat transaksinya, sistem keuangan syariah
Mendorong tercapainya economies of scope dan econo- merupakan fenomena kegiatan ekonomi riil. Oleh karena itu, di
mies of scale dalam kegiatan operasinya, sistem perbankan/keuangan syariah
perlu mendapatkan dukungan lembaga pemerintah lainnya dan
Masuknya pemain baru ke dalam sistem perbankan syariah lembaga-lembaga pendukung terkait baik di dalam dan di luar
nasional secara operasional akan meningkatkan efisiensi negeri yang secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi
(economies of scale). Upaya ini termasuk dengan mengajak operasi. Beberapa lembaga domestik terkait yang dapat
masuknya pemain global ke dalam sistem perbankan. disebutkan sebagai contoh misalnya perguruan tinggi, Biro Pusat
Statistik, Otoritas Pasar Modal, lembaga rating dan lembaga Zakat
Untuk mempercepat penetrasi pasar, Bank Indonesia berupaya Infaq dan Sadaqah.
untuk mengurangi hambatan-hambatan pendirian bank syariah,
konversi dan pembukaan unit usaha syariah oleh bank umum Mendorong peningkatan efektivitas fungsi dan peranan
konvensional tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian dan badan arbitrase syariah
dengan tetap memperhatikan kebijakan dibidang perbankan
secara umum. Salah satu aspek penting dalam pengembangan perbankan
Selain itu, Bank Indonesia akan terus melakukan kajian potensi syariah adalah tersedianya lembaga hukum yang mampu
pasar yang bertujuan untuk identifikasi potensi dan memberikan menangani setiap permasalahan hukum yang timbul dari
informasi bagi bank dan calon investor untuk memudahkan transaksi keuangan syariah secara lebih efisien dan efektif serta
dalam pengambilan keputusan masuk ke dalam industri yang sejalan dengan nilai-nilai syariah. Penanganan kasus
baru ini. keuangan yang berlarut-larut pada akhirnya akan
mempengaruhi kondisi likuiditas perbankan dan bahkan
Mendorong peningkatan kualitas SDI dapat menimbulkan insolvensi.

Perbankan syariah merupakan industri yang baru yang Pada saat ini BAMUI adalah lembaga arbitrase yang didirikan
membutuhkan suatu keahlian dan pengetahuan yang khusus. dengan tujuan menangani perselisihan yang timbul dalam
Kurangnya dukungan keahlian yang memadai pada akhirnya transaksi keuangan syariah. Secara berkesinambungan, Bank
akan membahayakan kesinambungan operasi perbankan dalam Indonesia akan terus mendorong BAMUI untuk meningkatkan
jangka panjang. Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan peran dan fungsi lembaga tersebut.
syariah, bersama stakeholder lainnya, akan senantiasa
mendukung peningkatan kualitas SDI melalui program-program IV. Stabilitas sistem perbankan syariah dan kemanfaatan
training yang ditujukan untuk: bagi perekonomian
n Staf dari bank yang tertarik untuk beroperasi sesuai
prinsip syariah dan juga staf dari satuan kerja terkait di Mendukung terbentuknya Forum Komunikasi
Bank Indonesia; Pengembangan Perbankan Syariah (FKPPS/ Communica-
n Mahasiswa dari perguruan tinggi dan lembaga akademis tion Board)
lainnya, yang diharapkan dapat menjadi calon sumber daya
insani di perbankan syariah atau paling tidak dapat menjadi Pemahaman yang benar mengenai kondisi, sifat dan
calon pengguna produk dan jasa perbankan syariah; karakteristik perbankan syariah oleh masyarakat akan sangat

23
BANK INDONESIA
membantu dalam upaya meningkatkan kestabilan sistem pembiayaan bagi hasil sehingga memberikan manfaat yang
perbankan/keuangan syariah. Hal tersebut dapat dipahami luas kepada masyarakat.
karena dengan semakin meningkatnya pengetahuan pasar
akan kondisi riil perbankan syariah, kondisi panik yang dapat 4.2. Tahap II (2004-2008)
menyebabkannya bank run dapat dicegah. Hal tersebut dapat
mulai dirintis dengan pembentukan suatu forum yang dapat Tahap kedua II implementasi inisiatif pada dasarnya merupakan
secara efektif mengkomunikasikan (secara dua arah) arah dan kelanjutan dari program-program pengembangan yang telah
perkembangan bank syariah secara aktual. Pembentukan fo- dilakukan dalam tahap I. Adapun kegiatan pengembangan lebih
rum semacam ini juga sangat sesuai dengan semangat tabligh difokuskan pada realisasi kegiatan yang telah direncanakan
yang bertujuan untuk melakukan syiar secara dalam tahap pertama program pengembangan.
berkesinambungan. Adapun kelompok sasaran dari program
edukasi publik yang akan dilakukan FKPPS meliputi: I. Kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah
n Ulama
n Pelajar, mahasiswa, guru dan dosen di sekolah dan Mendorong peningkatan efektivitas pengawasan
perguruan tinggi.
n Para profesional (di sektor perbankan dan sektor lainnya) Ada dua pilihan yang dapat dilakukan, baik secara bersamaan
n Perusahaan (korporasi dan UKM) ataupun terpisah, untuk meningkatkan efektivitas pengawasan
n Organisasi-organisasi massa aspek kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah:
n Lembaga-lembaga terkait n Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan DSN
n Masyarakat luas terutama di daerah yang memiliki potensi untuk memperjelas fungsi, peran serta kewenangan dan
tinggi. tanggung jawab masing-masing dalam pembinaan dan
pengawasan perbankan syariah, termasuk kejelasan fungsi
Melakukan kajian awal mengenai potensi systemic cost dan kewenangan DPS serta upaya peningkatan kinerja dan
independensi DPS;
Kajian mengenai potensi biaya yang yang harus ditanggung n Mendorong dan menyusun panduan tentang fungsi dan
oleh masyarakat akibat kegagalan sistem perbankan syariah peran auditor syariah yang memiliki keahlian perbankan
(potential systemic cost) merupakan satu aspek yang wajib untuk syariah dan memiliki independensi seperti akuntan publik.
dilakukan. Kajian ini akan diawali dengan analisis karakteristik
dasar kontrak dalam perbankan syariah (tingkat risiko) dan Mengembangkan konsep insentif bagi kepatuhan pada
dilanjutkan dengan kajian deposit takaful serta aturan dasar prinsip syariah
likuidasi (optimal stopping rules).
Salah satu faktor pendorong kepatuhan kepada prinsip syariah
Melakukan kajian tentang penerapan dan manfaat konsep adalah dengan menerapkan insentif (baik reward maupun
bagi hasil punishment) yang tepat. Dalam upaya untuk lebih mendorong
kepatuhan terhadap prinsip syariah, Bank Indonesia serta
Skim bagi hasil pada dasarnya merupakan model stakeholder yang lain akan mengkaji konsep insentif terpadu
pembiayaan primer bank syariah. Pada kenyataannya, antara konsep keuangan dan syariah.
penerapan skim bagi hasil oleh bank dapat bervariasi.
Variasi dari skim bagi hasil tergantung dari beberapa faktor, II. Ketentuan kehati-hatian
antara lain: level trasparansi sistem, adanya benchmark
dalam sistem, preferensi investor, rasio kekayaan dan Mengembangkan kerangka pengaturan dan pengawasan
kebutuhan dasar. Manfaat skim bagi hasil pada level mikro berbasis risiko
maupun makro sebenarnya telah dapat dilihat hasilnya di
beberapa komunitas. Namun demikian dibutuhkan suatu Sesuai dengan arah pengembangan konsep pengaturan yang
kajian berkesinambungan bagi penerapan skim semakin komprehensif, Bank Indonesia akan menerapkan

24
BANK INDONESIA
konsep regulasi yang berbasis risiko. Dengan diterapkannya IV. Stabilitas sistem perbankan syariah dan kemanfaatan
konsep pengaturan seperti ini diharapkan perbankan syariah bagi perekonomian
akan selalu beroperasi di dalam rambu-rambu operasional
perbankan yang sehat dalam segi keuangan. Mendorong aktifnya forum komunikasi pengembangan
perbankan syariah dan mekanisme umpan-balik
Mengembangkan konsep pengaturan bagi kebijakan exit
and entry Bank Indonesia akan selalu mendorong aktifnya forum
komunikasi perbankan syariah sebagai sarana komunikasi
Salah satu komponen penting untuk menjaga kesehatan sistem antara pihak pengatur, yang diatur serta masyarakat luas pada
perbankan syariah adalah adanya kebijakan entry dan exit yang umumnya.
jelas. Dengan diberlakukannya kebijakan ini diharapkan industri
perbankan syariah akan didukung oleh pelaku-pelaku yang Mendorong terlibatnya lembaga rating dalam kegiatan
memiliki keahlian dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan perbankan
operasi perbankan syariah. Selain itu, kebijakan entry dan exit
yang jelas akan sangat membantu penyusunan ketentuan lain Bank Indonesia akan selalu mendorong keterlibatan pihak
yang bersifat lebih sistematik. ketiga, terutama lembaga rating, untuk melakukan penilaian
secara terbuka mengenai kondisi perbankan baik secara makro
Pengembangan real-time supervision maupun mikro. Dalam perspektif mikro, keterlibatan lembaga
rating akan mendorong perkembangan pasar keuangan syariah
Melakukan persiapan bagi penerapan sistem pelaporan yang seperti dalam hal penerbitan surat-surat berharga yang sesuai
bersifat real-time. Konsep supervisi ini juga dilengkapi dengan dengan prinsip-prinsip syariah.
sistem analisis yang dapat memproses data perbankan secara
otomatis dengan tujuan untuk mempermudah pengawas dalam Menyusun konsep deposit takaful yang dapat
melakukan aktivitas pengawasan yang lebih efektif. meminimumkan potensi biaya akibat gagalnya kegiatan
perbankan
III. Peningkatan efisiensi operasional dan daya saing yang
tinggi Guna meningkatkan daya tahan sistem perbankan syariah
dalam menghadapi kondisi ketidakpastian, Bank Indonesia akan
Mendorong dilakukannya aliansi strategis memformulasikan konsep safety net (dalam hal ini deposit
takaful) yang pada akhirnya akan dapat mencegah terjadinya
Setelah memiliki kemampuan operasi dengan standar bank run. Penyusunan deposit takaful merupakan suatu
internasional yang lebih tinggi, lembaga perbankan syariah akan kebutuhan yang mendasar dalam menjaga tingkat kepercayaan
terus didorong untuk melakukan aliansi strategis dengan masyarakat yang tinggi.
perbankan syariah yang memiliki reputasi internasional.
Melakukan kajian bagi alternatif sumber dana dari sub-
Mewujudkan kerjasama bagi pembinaan dengan institusi sektor keuangan sosial
terkait
Menindaklanjuti kerjasama dengan pihak-pihak terkait, dilakukan
Bersumber pada kajian bagi kemungkinan kerjasama dengan juga kajian untuk mengaktifkan sumber-sumber dana alternatif
institusi terkait, Bank Indonesia akan berupaya untuk menyusun (voluntary sector) untuk dapat semakin meningkatkan peranan
kerangka kerjasama dengan badan-badan terkait yang secara efektif perbankan syariah dalam sistem perekonomian secara lebih
akan dapat meningkatkan efisiensi operasi perbankan syariah. nyata.

25
BANK INDONESIA
Mendorong peningkatan peranan pembiayaan bagi hasil III. Peningkatan efisiensi operasional dan daya saing yang
tinggi
Untuk meningkatkan manfaat skim bagi hasil bagi masyarakat
luas, Bank Indonesia akan terus mendorong penerapan skim Mendorong terciptanya pemain-pemain yang berskala
bagi hasil dalam masyarakat. Penerapan skim bagi hasil tersebut global dan berdaya saing internasional
tentunya akan didukung oleh infrastruktur sistem informasi yang
lebih baik seperti adanya indeksasi industri, transparansi dalam Secara konsisten tetap mendorong efisiensi operasi sehingga
berkontrak dan kemungkinan pemanfaatan voluntary sector mampu bersaing secara global.
sebagai sumber pembiayaan skim bagi hasil. Dorongan yang
diberikan termasuk pemberian insentif bagi bank-bank yang IV. Stabilitas sistem perbankan syariah dan kemanfaatan
secara serius menerapkan skim pembiayaan bagi hasil dengan bagi perekonomian
tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian.
Mendorong terwujudnya sistem keuangan syariah yang
4.3. Tahap III (2008-2011) kaffah

Tahap ketiga implementasi inisiatif merupakan finalisasi sistem Bank Indonesia akan selalu mendorong terbentuknya sistem
perbankan syariah yang diharapkan dapat memenuhi standar keuangan syariah yang secara kaffah dapat menggunakan
keuangan dan kualitas pelayanan internasional. sumber-sumber dana yang diatur dalam syariah dan
menggunakannya sesuai dengan syariah serta amanah (konsep
I. Kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah safety net) dalam menjalankan operasinya.

Mewujudkan konsep rating perbankan yang terintegrasi


antara sisi syariah dan keuangan

Menindaklanjuti prinsip kesatuan antara prinsip syariah dan


keuangan, Bank Indonesia akan mendorong diterapkannya
konsep pengaturan yang terintegrasi antara aspek keuangan
dan kesyariahan.

II. Ketentuan kehati-hatian

Mewujudkan terciptanya sistem pengaturan berbasis


insentif

Sesuai dengan paradigma pengaturan perbankan moderen,


Bank Indonesia pada akhirnya akan mendorong
diberlakukannya sistem pengaturan yang berbasis insentif.
Adapun tujuan akhir dari paradigma pengaturan yang baru
adalah self-regulatory banking system.

26
BANK INDONESIA

You might also like