You are on page 1of 12

TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

KAJIAN TERHADAP KINERJA DAN PENGEMBANGAN


KARYAWAN OPERASIONAL HOTEL BALI HYATT

I Nyoman Sudharma
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kinerja karyawan


operasional secara keseluruhan (Front Office, House Keeping, dan Food & Beverage) untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan kinerja karyawan. Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan kinerja karyawan
operasional pada departemen FO, HK, dan FB menurut faktor-faktor yang dinilai serta untuk
menentukan pola pengembangan karyawan berdasarkan hasil penilaian kinerja (Performance
Appraisal).
Objek penelitian ini adalah karyawan operasional (Rank File) Hotel Bali Hyatt, yang
berjumlah 245 karyawan secara purposive. Penelitian ini menggunakan metode statistik
deskriptif dengan teknik analisis uji-t dan one way ANOVA.. Dengan tingkat signifikan
yang diterapkan adalah 5 persen.
Berdasarkan hasil analisis terhadap Performance Appraisal yang terdiri atas 5 faktor
dan 12 variabel yang mampu menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada bagian
operasional secara keseluruhan (Front Office, House Keeping, Food & Beverage) paling
tinggi baru mencapai 70 persen (42,00) dari yang diharapkan. Kinerja karyawan
operasional pada bagian Front Office, House Keeping, dan Food Beverage, dan kinerja
karyawan pada tiap-tiap bagian menurut faktor-faktor yang dinilai adalah memang
berbeda nyata.
Hasil penilaian kinerja karyawan operasional menunjukkan 25 orang ada pada
tingkat rata-rata, 115 orang berada di bawah rata-rata, dan 105 orang berada di atas
rata-rata. Berdasarkan hal ini rencana pelatihan dan pengembangan dapat ditentukan
sesuai dengan strategi dan kondisi perusahaan. Dari hasil penelitian ini Hotel Bali Hyatt
dalam mengelola SDM-nya harus mampu membedakan kontribusi tenaga kerja terhadap
perusahaan, memberikan penghargaan kepada karyawan yang berhak mendapatkan,
memupuk kekuatan dan mengurangi kelemahan penampilan kerja, serta menciptakan suatu
iklim komunikasi yang jelas antara atasan dengan bawahan dalam hubungan kerja untuk
mencapai tujuan dengan penekanan nilai inti organisasi.

Kata kunci : kinerja, pelatihan, pengembangan, performance appraisal

A STUDY TO THE PERFORMANCE AND DEVELOPMENT OF THE


OPERATIONAL STAFF BALI HYAT HOTEL

ABSTRACT

This research is aimed to recognize and measure the performance of operational


staff as a whole (Front Office, House Keeping, and Food & Beverage) to find out if
there is or no significant difference of staff performance. This research also intended to
recognize if there is or no significant difference of operational staffs performance at FO,
HK and FB department in accordance with the factors valued as well as to determined
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 34
TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

pattern of staff development based on the result of Performance Appraisal.


The object of this research is operational staff (.Rank file) at Bali Hyatt Hotel,
with 245 employee. This research applied descriptive statistic method with t-test
analysis technique and one way ANOV A. With significant level of 5 percents.
Based on the result of the analysis to the Performance Appraisal which is consist
of 5 factors and 12 variable has the ability to show that performance of the operational
staff as a whole (Front office, House Keeping and Food Beverage), the highest value
just reached 70 percent (42,00) from the expected value. Performance of operational
staff at Front office, Housekeeping and Food & Beverage department and staff
performance in every department in accordance with the factors value is absolutely
difference.
The result of the performance appraisal of the operational staff shows that 25
persons are in the average level, 115 persons are under average and 105 persons are
above average. Based on this result the company planning of training and development
can be determined based on the strategy and condition of the company. In this case the
Bali Hyatt Hotel in managing its human resources should be able to distinguish labor
contribution to the company, give appreciation to right staff, enhance strong
performance and minimize weak performance and create clear communication between
top management and subordinate in job relation to achieve the goal by emphasizing on
the main value of the organization.

Key words: performance, training, development, performance appraisal

1. PENDAHULUAN karyawan merupakan kebutuhan yang tidak


Peran SDM dalam organisasi dapat dielakkan. Dengan demikian,
mempunyai arti yang sama dengan pelatihan dan pengembangan telah menjadi
pekerjaan itu sendiri. Keusangan bagian dari kebutuhan ini. Pelatihan dan
pengetahuan, keahlian, keterbatasan pengembangan merupakan bagian dari
informasi pada karyawan dapat human investment.
menurunkan kemampuannya dalam Hasil survei yang dilakukan oleh Grant
menjalankan tugas-tugasnya. Begitu pula Thornton (Swa, 2002) menunjukkan bahwa
dengan munculnya tantangan-tantangan nilai investasi untuk SDM di beberapa
baru yang dihadapi organisasi perusahaan cukup menjanjikan. Sebagai
menyebabkan karyawan sering kali contoh salah satu hotel terkemuka di
kehilangan kompetensi dan wawasan yang Jakarta telah mengalokasikan sejumlah US
cukup untuk menjawab tantangan tersebut. $ 70.000 hanya untuk memberikan
Perusahaan besar sekalipun tidak pelatihan kepada para manajernya agar
mampu bersaing hanya dengan menjadi lebih andal. Salah satu teknik
mengandalkan kebesaran dan skala bisnis untuk mengetahui kemampuan karyawan
yang dimiliki, tetapi harus responsif adalah dengan menggunakan alat
terhadap perubahan. Proses bisnis tidak lagi Performance Appraisal secara objektif.
dijalankan berdasarkan aturan dan hierarki, Dengan menganalisis Performance
tetapi dikendalikan oleh visi dan nilai. Itu Appraisal akan dapat diketahui kinerja
semua memerlukan kemampuan SDM yang karyawan untuk memenuhi tuntutan
dapat diandalkan, yang memiliki wawasan, pekerjaan pada masa yang datang sehingga
kreativitas, pengetahuan, dan visi yang perusahaan mampu bersaing dengan
sama dengan visi perusahaan. Setiap orang organisasi lain yang sejenis.
dalam organisasi harus mampu menjadi Menurut Randall (1999), Performance
leader. Oleh sebab itu, peningkatan terus- Appraisal mengacu pada sistem formal dan
menerus kemampuan dan keahlian terstruktur yang mengukur, menilai, dan
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 35
TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan kelengkapan file karyawan di bagian


dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, personalia.
termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya Dengan mempertimbangkan kondisi-
adalah untuk mengetahui seberapa kondisi tersebut peneliti memilih Hotel Bali
produktifnya seorang karyawan dan apakah Hyatt sebagai tempat/objek penelitian.
ia mampu berkinerja sama atau lebih efektif Peneliti menganggap sangat tepat bila
pada masa yang akan datang sehingga penelitian tersebut dilakukan agar dapat
karyawan, organisasi, dan masyarakat memberikan kontribusi yang terbaik bagi
semuanya memperoleh manfaat. pengembangan karyawan untuk masa-masa
Dalam Performance Appraisal, terjadi mendatang.
proses untuk mengenali, mengukur, dan
mengembangkan pelaksanaan pekerjaan 2. TUJUAN PENELITIAN
seorang karyawan. Sistem penilaian kinerja 1. Untuk mengetahui dan mengukur
yang baik hendaknya dapat mengukur kinerja karyawan pada bagian
dengan tepat pelaksanaan pekerjaan operasional secara keseluruhan ( House
seorang karyawan. Di samping itu, juga Keeping, Food & Beverage, dan Front
harus memiliki mekanisme untuk Office) di Hotel Bali Hyatt selama
menambah kekuatan yang bersangkutan, tahun 2001.
mengenali kekurangan, dan dapat 2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
memberikan umpan balik pada karyawan perbedaan signifikan kinerja karyawan
sehingga mendorong mereka untuk pada departemen House Keeping, Food
memperbaiki prestasi kerja yang lebih baik. & Beverage, dan Front Office di Hotel
Demikian pula halnya pada Hotel Bali Bali Hyatt.
Hyatt, dengan perkembangan teknologi 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
informasi mau tidak mau perusahaan harus perbedaan signifikan kinerja karyawan
mengikutinya untuk tetap mampu bersaing pada tiap-tiap departemen menurut
dengan pesaingnya. Perkembangan faktor-faktor yang dinilai.
teknologi informasi ini berdampak sangat 4. Untuk menentukan alternatif pola
besar terhadap kinerja perusahaan. pengembangan karyawan berdasarkan
Perusahaan membutuhkan tenaga kerja hasil penilaian kinerja (Performance
yang terdidik karena sejumlah pekerjaan Appraisal).
menuntut tenaga kerja dengan pengetahuan
yang lebih tinggi. 3. KAJIAN PUSTAKA
Dari pengamatan terhadap hasil a. Penilaian Kinerja (Performance
penilaian kinerja yang dilakukan di Hotel Appraisal)
Bali Hyatt dapat dikatakan bahwa ada Penilaian kinerja (Performance
kesenjangan kemampuan tenaga kerja Appraisal) adalah proses yang
untuk dapat memberikan pelayanan yang dilakukan organisasi-organisasi untuk
optimal kepada tamu-tamu yang menginap. mengevaluasi atau menilai prestasi
Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan kerja karyawan. Dalam penilaian
hanya terfokus pada peningkatan pelaksanaan pekerjaan terjadi proses
kemampuan dan peningkatan kinerja untuk untuk mengenali, mengukur, dan
kepentingan jabatan saat ini dan kurang mengembangkan pelaksanaan
memperhatikan peningkatan kemampuan, pekerjaan seorang karyawan di
baik individu maupun peningkatan kinerja lingkungan perusahaan. Sistem
bagi kepentingan jangka panjang. Program pelaksanaan penilaian pekerjaan yang
pelatihan yang dilaksanakan sering tidak baik hendaknya dapat mengukur
sesuai dengan kebutuhan seperti apa yang dengan tepat pelaksanaan pekerjaan
ditunjukkan dari pengukuran kinerja. seorang karyawan. Di samping itu,
Walaupun dalam mengevaluasi kinerja juga harus memiliki mekanisme untuk
karyawan telah dilakukan dengan baik, dapat menambah kekuatan yang
hasil penilaian hanya merupakan bersangkutan, mengenali kekurangan,
dan dapat memberikan umpan balik
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 36
TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

pada karyawan sehingga mendorong para karyawan dapat memperoleh atau


mereka untuk memperbaiki prestasi mempelajari sikap, kemampuan,
kerjanya. keahlian, pengetahuan, dan perilaku
b. Tujuan Penilaian Kinerja yang spesifik dan berkaitan dengan
(a) mengenali SDM yang perlu pekerjaan. Pelatihan biasanya terfokus
dibina pada penyediaan bagi para karyawan,
(b) menentukan kriteria tingkat keahlian-keahlian khusus atau
pemberian kompensasi membantu mereka mengoreksi
(c) memperbaiki kualitas pelaksanaan kelemahan-kelemahan dalam kinerja
pekerjaan mereka.
(d) mengenali SDM yang pantas Pengembangan mempunyai
untuk dikembangkan lebih lanjut lingkup yang lebih luas daripada
(e) bahan pembuatan SDM pada pelatihan. Pengembangan didasarkan
masa mendatang pada fakta bahwa seorang karyawan
(f) memperoleh umpan balik atas akan membutuhkan serangkaian
hasil prestasi karyawan pengetahuan, keahlian, dan
c. Pelatihan dan Pengembangan pengetahuan yang berkembang supaya
Pelatihan dan pengembangan bekerja dengan baik dalam suksesi
sering kali digunakan silih berganti. posisi yang ditemukan selama
Namun, kedua istilah tersebut tidak kariernya. Pengembangan lebih
sama pengertiannya. Menurut terfokus pada kebutuhan-kebutuhan
Simamora (1999) pelatihan (training) jangka panjang umum organisasi.
adalah proses sistematis pengubahan Hasilnya bersifat tidak langsung dan
perilaku para karyawan dalam suatu hanya dapat diukur dalam jangka
arah guna meningkatkan tujuan-tujuan panjang.
organisasional. Dalam pelatihan
diciptakan suatu lingkungan di mana

d. Perbedaan Antara Pelatihan dan Pengembangan


Variabel Pelatihan Pengembangan
Tujuan Peningkatan kemampuan bagi Peningkatan kemampuan individu bagi
kepentingan jabatan saat ini kepentingan jabatan yang akan datang

Sasaran Peningkatan kinerja jangka Peningkatan kinerja jangka panjang


pendek
Orientasi Kebutuhan jabatan sekarang Kebutuhan perubahan terencana atau tidak
terencana
Efek terhadap Keterkaitan terhadap karir relatif Keterkaitan terhadap karir relatif tinggi
karier rendah

Sumber : Syafarudin Alwi (2001)

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 37


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

e. Hubungan Performance Appraisal dengan Pelatihan dan Pengembangan

Kinerja Rendah Pelatihan

Performance Hasil Faktor


Appraisal Penilaian Lainnya

Kinerja Tinggi Pengembangan

Sumber : Syafarudin (2001)

Pengembangan karyawan pada masa individu sama atau melebihi standar yang
datang berdasarkan kinerja yang telah telah ditetapkan, diperlukan program
ditunjukkannya, informasi yang diperoleh pengembangan tertentu bagi individu yang
dari performance appraisal berupa bersangkutan agar aktualisasi dan motivasi
kelemahan dan kekuatan individu dalam mereka tetap terjaga dan terhindar dari
melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kemungkinan penurunan efektivitas
tanggung jawabnya. Ketika kinerja individu individu (individual effectiveness) dan
terlihat tidak sesuai dengan yang efektivitas organisasi (organizational
diharapkan perlu dianalisis faktor-faktor effectiveness).
yang menyebabkannya. Sangat mungkin
kelemahan itu bukan pada faktor 4. HIPOTESIS PENELITIAN
kemampuan individu secara langsung, 1. Kinerja karyawan Hotel Bali Hyatt di
melainkan kelemahan dalam desain jabatan, bagian operasional paling tinggi baru
sistem kerja, dan faktor lainnya, dalam hal mencapai 70 persen dari yang
ini solusinya bukanlah pelatihan. diharapkan.
Apabila hasil analisis menunjukkan 2. Ada perbedaan kinerja karyawan pada
bahwa penurunan kinerja individu departemen House keeping, Food and
disebabkan oleh deficiency keahlian, Beverage, dan Front Office di Hotel
kemampuan, atau problem motivational, Bali Hyatt.
maka program pelatihan yang baru bagi 3. Ada perbedaan kinerja karyawan pada
individu tertentu merupakan solusi yang tiap-tiap departemen menurut faktor
paling tepat. Di sisi lain apabila kinerja yang dinilai.

5. IDENTIFIKASI DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

No Faktor Variabel Definisi


1. Keandalan 1. Kemandirian Tingkat ketidaktergantungan karyawan dalam
bekerja sesuai dengan instruksi.
2. Kehadiran Tingkat kehadiran dan keterlambatan.
2. Perilaku Kerja 1. Sikap Tingkat kesopanan, kondisi hubungan dengan
tamu dan teman sekerja.
2. Adaptasi Kemampuan belajar dan beradaptasi.
3. Keselamatan dan Tingkat ketaatan dalam melaksanakan peraturan
kesehatan kerja keselamatan dan kesehatan kerja.

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 38


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

3. Kebiasaan 1. Penampilan Tingkat kerapian penampilan.


Kerja 2. Kuantitas Hasil pekerjaan yang dapat dicapai.
4. Penampilan 1. Kualitas kerja Tingkat pencapaian kualitas kerja sesuai dengan
Kerja standar dan harapan tamu.
2. Pengetahuan Tingkat pengetahuan tentang semua seluk-beluk
tentang kerja pekerjaan.
5. Kepemimpinan 1. Inisiatif Kemampuan berpikir membangun dan inisiatif
pengambilan melakukan tindakan.
keputusan
2. Potensi untuk maju Tingkat potensi untuk membimbing, memimpin,
dan memotivasi orang lain.
Sumber : data sekunder yang diolah (Agustus, 2002)

6. TEKNIK ANALISIS
a. Uji t (t – test) 7. PENGUJIAN HIPOTESIS 1
Untuk menguji hipotesis satu, yaitu Dalam pengujian hipotesis 1
diduga kinerja karyawan Hotel Bali digunakan alat uji statistik, yaitu uji – t
Hyatt di bagian operasional paling untuk satu sampel (one sample t-test). Pada
tinggi baru mencapai 70 persen dari prinsipnya uji – t ini ingin menguji apakah
yang diharapkan, maka digunakan t– suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai
test satu sampel. pembanding) berbeda secara nyata atau
b. Uji ANOVA ( F – test ) tidak dengan rata-rata sebuah sampel.
Untuk menguji hipotesis kedua dan Kasus penilaian kinerja operasional di
ketiga, dalam penelitian ini digunakan Hotel Bali Hyatt terdiri atas satu sampel
teknik analisis One Way ANOVA atau yang dipakai dengan nilai hipotesis, yaitu
uji F, yang merupakan perbandingan sebesar 70 persen (skor = 42) dari yang
antara dua sumber varian, yaitu varian seharusnya (skor = 60).
karena perlakuan dan varian karena Pengujian :
pengaruh acak (Cooper, 1996). Untuk Ho : µ ≤ 70 % (42,00), berarti karyawan
mempermudah pengolahan data, maka operasional pada bagian FO, HK,
digunakan bantuan program SPSS. F&B memiliki kinerja paling tinggi
Asumsi yang digunakan pada baru mencapai 70 persen dari yang
pengujian ANOVA adalah sebagai diharapkan (skor total yang
berikut. diharapkan adalah 60).
(a) Populasi-populasi yang akan Hi : µ > 70 % (42,00), berarti kinerja
diuji berdistribusi normal. karyawan operasional pada bagian
(b) Varian dari populasi tersebut FO, HK, F&B lebih besar dari 70
sama. persen dari yang diharapkan (42,00).
(c) Sampel tidak saling Analisis statistik deskriptif yang dilakukan
berhubungan satu dengan yang memberikan hasil seperti dalam Tabel 1.
lainnya.

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 39


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

Berdasarkan rekapitulasi hasil analisis a. jika probabilitas ≥ 0,05, maka Ho


deskriptif dari penilaian kinerja karyawan diterima
operasional (FO, HK, F&B) didapat : b. jika probabilitas < 0,05, maka Ho
x = 41,9592 ditolak
n = 245 Keputusan :
S = 4,2104 Didapatkan nilai F hitung adalah
Uji statistik yang digunakan adalah uji t 17,199 dengan probabilitas 0,000.
dengan mensubtitusikan nilai µ0 = 70 % Oleh karena probabilitas < 0,05, maka
(42,00), maka didapat: Ho ditolak atau rata-rata kinerja
x - µ0 karyawan operasional pada bagian FO,
t = HK, dan F & B memang berbeda
S/√n secara nyata.

41,9592 - 42,00 9. PENGUJIAN HIPOTESIS 3


t = Untuk mengetahui ada tidaknya
4,2104 / √245 perbedaan kinerja karyawan operasional
menurut faktor yang dinilai diuji dengan uji
- 0,0408 ANOVA, yaitu sebagai berikut.
= Faktor 1 (Keandalan Kerja)
0,269 Hipotesis :
= - 0,1517 Ho : µ1 = µ2 = µ3
Hi : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Kriteria yang dipakai dari daftar normal Ho = rata-rata kinerja karyawan
baku untuk uji satu sisi kanan dengan α = operasional pada bagian FO, HK,
0,05 yang memberikan t0,95 = 1, 645. dan F&B untuk faktor keandalan
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika T- kerja adalah tidak berbeda.
hitung ≤ 1,645 dan tolak Ho jika t-hitung > Hi = rata-rata kinerja karyawan
1,645. operasional pada bagian FO, HK,
Hasil analisis t –test menunjukkan dan F&B untuk faktor keandalan
bahwa penelitian menghasilkan nilai t = kerja adalah berbeda.
-0,1517 yang jelas terletak dalam daerah Pengambilan keputusan didasarkan pada
penerimaan. Ini berarti dalam taraf nyata nilai probabilitas :
0,05 hasil penelitian ini menyimpulkan a. jika probabilitas ≥ 0,05, maka Ho
bahwa kinerja karyawan paling tinggi baru diterima
mencapai 70 persen dari yang seharusnya b. jika probabilitas < 0,05, maka Ho
atau yang diharapkan. ditolak
Keputusan :
8. PENGUJIAN HIPOTESIS 2 Terlihat bahwa F hitung adalah 19,663
Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan dengan probabilitas 0,000. Oleh karena
analisis one way ANOVA (uji F). probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Hipotesis : atau rata-rata kinerja karyawan
Ho : µ1 = µ2 = µ3 operasional di bagian FO, HK, dan F &
Hi : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 B tersebut pada faktor keandalan
Ho = rata-rata kinerja karyawan memang berbeda secara nyata.
operasional pada bagian FO, HK, Faktor 2 (Perilaku Kerja)
dan F&B tidak berbeda Hipotesis :
Hi = rata-rata kinerja karyawan Ho : µ1 = µ2 = µ3
operasional pada bagian FO, HK, Hi : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
dan F&B berbeda. Ho = rata-rata kinerja karyawan
Pengambilan keputusan didasarkan pada operasional pada bagian FO, HK,
nilai probabilitas : dan F&B untuk faktor perilaku
kerja adalah tidak berbeda

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 40


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

Hi = rata-rata kinerja karyawan Hi = rata-rata kinerja karyawan


operasional pada bagian FO, HK, operasional pada bagian FO, HK, dan
dan F&B untuk faktor perilaku F&B untuk faktor penampilan kerja
kerja adalah berbeda. adalah berbeda.
Pengambilan keputusan didasarkan pada Pengambilan keputusan didasarkan pada
nilai probabilitas : nilai probabilitas :
a. jika probabilitas ≥ 0,05, maka Ho a. jika probabilitas ≥ 0,05, maka Ho
diterima diterima
b. jika probabilitas < 0,05, maka Ho b. jika probabilitas < 0,05, maka Ho
ditolak ditolak
Keputusan : Keputusan :
Terlihat bahwa F hitung adalah 12,972 Terlihat bahwa F hitung adalah 8,310
dengan probabilitas 0,000. Oleh karena dengan probabilitas 0,000. Oleh karena
probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
atau rata-rata kinerja karyawan atau rata-rata kinerja karyawan
operasional di bagian FO, HK, dan F & operasional di bagian FO, HK, dan F &
B tersebut pada faktor perilaku kerja B pada faktor penampilan kerja
memang berbeda secara nyata. memang berbeda secara nyata.
Faktor 3 (Kebiasaan Kerja) Faktor 5 (Kepemimpinan)
Hipotesis : Hipotesis :
Ho : µ1 = µ2 = µ3 Ho : µ1 = µ2 = µ3
Hi : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 Hi : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Ho = rata-rata kinerja karyawan Ho = rata-rata kinerja karyawan
operasional pada bagian FO, HK, operasional pada bagian FO, HK, dan
dan F&B untuk faktor kebiasaan F&B untuk faktor kepemimpinan
kerja adalah tidak berbeda adalah tidak berbeda.
Hi = rata-rata kinerja karyawan Hi = rata-rata kinerja karyawan
operasional pada bagian FO, HK, operasional pada bagian FO, HK, dan
dan F&B untuk faktor kebiasaan F&B untuk faktor kepemimpinan
adalah berbeda. adalah berbeda.
Pengambilan keputusan didasarkan pada Pengambilan keputusan didasarkan pada
nilai probabilitas : nilai probabilitas :
a. jika probabilitas ≥ 0,05, maka Ho a. jika probabilitas ≥ 0,05, maka Ho
diterima diterima
b. jika probabilitas < 0,05, maka Ho b. jika probabilitas < 0,05, maka Ho
ditolak ditolak
Keputusan : Keputusan :
Terlihat bahwa F hitung adalah 12,850 Terlihat bahwa F hitung adalah 4,436
dengan probabilitas 0,000. Oleh karena dengan probabilitas 0,000. Oleh karena
probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
atau rata-rata kinerja karyawan atau rata-rata kinerja karyawan
operasional di bagian FO, HK, dan F & operasional di bagian FO, HK, dan F &
B pada faktor kebiasaan kerja memang B pada faktor kepemimpinan memang
berbeda secara nyata. berbeda secara nyata.
Faktor 4 (Penampilan Kerja)
Hipotesis : 10. SIMPULAN
Ho : µ1 = µ2 = µ3 Berdasarkan hasil analisis dan
Hi : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 pembahasan pada bab-bab sebelumnya,
Ho = rata-rata kinerja karyawan maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
operasional pada bagian FO, HK, dan (1) Kinerja karyawan pada bagian
F&B untuk faktor penampilan kerja operasional secara keseluruhan (House
adalah tidak berbeda Keeping, Food & Beverage, dan Front

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 41


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

Office) paling tinggi baru mencapai 70 pengembangan, harus terbuka peluang


persen (42,00) dari yang diharapkan. bagi appraisee dan appraisor atau
(2) Kinerja karyawan operasional pada pimpinan secara face to face
bagian Front Office, House Keeping, mendiskusikan semua hal yang
dan Food and Beverage adalah bersangkutan dengan :
berbeda nyata. a. Kekuatan dan kemampuan
(3) Kinerja karyawan operasional pada karyawan dan mengambil manfaat
bagian Front Office, House Keeping, dari kekuatan itu.
dan Food and Beverage menurut b. Penurunan kinerja dan saran
faktor-faktor yang dinilai memang untuk melakukan koreksi.
berbeda nyata. c. Penetapan standar bagi kinerja
(4) Program pelatihan dan pengembangan yang akan datang berdasarkan
yang direncanakan atas dasar hasil kekuatan dan kelemahan itu.
penilaian kinerja untuk meningkatkan d. Pertukaran secara timbal balik apa
kemampuan dan keahlian yang bersifat yang diharapkan pimpinan dengan
teknikal diberikan pelatihan di tempat apa yang menjadi harapan
kerja (on the job training), sedangkan karyawan.
untuk meningkatkan kemampuan dan Bagi karyawan yang dinilai,
keahlian yang bersifat human dan informasi penilaian itu harus
konseptual diberikan di luar tempat dijadikan dasar untuk melakukan
kerja (off the job training). perubahan, baik perubahan karena
lemahnya keahlian dan
11. SARAN-SARAN kemampuan, maupun karena
Berdasarkan hasil temuan penelitian kekuatan yang dimiliki.
ada beberapa saran yang diajukan, yaitu (2) Hasil penilaian kinerja karyawan
sebagai berikut. operasional menunjukkan 25 orang ada
(1) Pelaksanaan penilaian kinerja yang pada tingkat rata-rata, 115 orang
selama ini diterapkan di Hotel Bali berada di bawah rata-rata, dan 105
Hyatt dengan metode rating scale yang orang berada di atas rata-rata.
berorientasi ke masa depan memiliki Pelatihan dan pengembangan yang
beberapa kelemahan, antara lain sangat diberikan adalah seperti berikut.
memungkinkan terjadinya bias dalam a. Kinerja di bawah rata-rata
penilaian; kesulitan dalam membuat pengembangannya dilakukan
kriteria penilaian; kurangnya melalui pelatihan yang berfokus
kemampuan penilai dalam mengharkat pada kekurangan-kekurangan
tiap-tiap faktor; dan adanya yang dimiliki oleh karyawan.
kecenderungan penilaian terlalu Sifat pelatihan adalah keahlian
longgar. yang bersifat teknikal melalui
Untuk mengatasi kelemahan- pelatihan di tempat kerja (on the
kelemahan metode ini, bagi job training).
perusahaan yang menggunakan b. Kinerja pada tingkat rata-rata dan
pendekatan yang berorientasi ke depan di atas rata-rata diperlukan
dengan mengutamakan program pengembangan tertentu
pengembangan, maka metode yang agar aktualisasi dan motivasi
lebih cocok adalah metode 360 derajat. kerja mereka tetap terjaga dan
Metode ini lebih fokus pada terhindar dari kemungkinan
pengembangan daripada keputusan, penurunan efektivitas individu
tidak hanya membuat list hasil (indivual effectiveness) dan
penilaian, tetapi juga mampu efektivitas organisasi
menginformasikan tingkat kemampuan (organization effectiveness). Sifat
dan tingkat keahlian appraisee. Oleh pengembangan yang diberikan
karena itu, performance appraisal adalah pengembangan
system lebih menekankan kemampuan melalui (a)
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 42
TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

pendidikan formal, (b) Luthans, Fred. 1995. Organizational


assessment; (c) pengalaman Behavior. Seventh Edition.. USA :
jabatan, dan (d) hubungan McGraw-Hill Inc.
interpersonal melalui pelatihan
Manulang. 1994. Manajemen Personalia.
atau pengembangan di luar tempat
Cetakan ke – 13. Jakarta : Penerbit
tugas (off the job training).
Ghalia Indonesia.
(3) Pimpinan (semua manajer) dituntut
memiliki kemampuan yang baik untuk Michael Amstrong. 1990. Manajemen
mengelola dan memahami dengan baik Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT
manajemen kinerja. Hal itu penting Elex Media Komputindo .
karena manajemen kinerja dapat Newstrom, John W., Keith Davis. 1997.
membantu organisasi dalam Organization Behavior. Tenth
memadukan tujuan organisasi dengan Edition. USA : McGraw-Hill Inc.
individu serta kelompok dalam
mengkomunikasikan tujuan yang Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright. 1997.
hendak diraih dan dalam memberikan Human Resource Management.
penekanan pada nilai inti organisasi. Second Edition. USA : The McGraw
Hill Companies Inc.
Randall S. Schuler and Susan E. Jackson.
DAFTAR PUSTAKA 1997. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi Keenam. Jakarta :
Angela M. Thomas. 1997. Pelatihan untuk Penerbit Erlangga.
Pengembangan Karyawan.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Robert L. Mathis and Jackson. 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bacal Robert. 2001. Performance Jakarta: Penerbit PT Salemba Empat.
Managemen. Jakarta : Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. Simamora, Henry. 2000. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
Barry Cushway. 1996. The Fast Track MBA Penerbit STIE YKPN.
Series – Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Penerbit PT Elex Singarimbun dan Effendi. 1997. Metode
Media Komputindo. Penelitian Survey. Jakarta : LP3S.
Cooper, Donald R, Emory C. William (Alih Sudjana. 1988. Metode Statistika. Edisi
Bahasa, Dra. Ellen Gunawan, M.M. Keempat. Bandung : Tarsito.
dan Imam Nurmawan, S.E.). 1996. Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Bisnis.
Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Cetakan Kedua. Bandung : Penerbit
Penerbit Erlangga. PT Alfabeta.
Gary Diessler. 1998. Manajemen Sumber Syafarudin Alwi. 2001. Manajemen Sumber
Daya Manusia – Human Resource Daya Manusia. Edisi Pertama.
Management Te. Jakarta : Penerbit Yogyakarta : Penerbit BPFE.
PT Prenhallindo.
Surya Dharma. 2002. “Pengembangan
Gouzali Saydam. 1996. Manajemen Sumber SDM Berbasis Kompetensi”.
Daya manusia Suatu Pendekatan Usahawan Indonesia No. XXXI
Mikro. Jakarta : Penerbit Djambatan. Januari, 2002.
Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen Timpe, A. Dale, (Alih Bahasa, Sofyan
Personalia dan Sumber Daya Cikmat). 2000. Seri Manajemen
Manusia. Cetakan ke – 14. Jakarta : Sumber Daya Manusia Kinerja.
Bumi Aksara. Cetakan Kelima. Jakarta : Penerbit
PT Gramedia.

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 43


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

Umar, Husein. 1998. Riset Sumber Daya


Manusia. Jakarta : Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Walker James W. 1992. Human Resources
Strategy. International Edition. USA:
McGraw-Hill Inc.
William P. Anthony, Pamela L. Pirrewe,
Michael Kacmar. 1999. Human
Resource Management. USA :
Harcourt Brace & Company.

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 44


TERAKREDITASI NOMOR: 34/DIKTI/Kep/2003 ISSN1410-4628

LAMPIRAN

Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Deskriptif Kinerja Karyawan Operasional (FO, HK, F&B)

N Mean Std. Std. Confidence Min Max


Dev Error L.Bound U.Bound
FO 45 43.8667 4.4035 .6564 42.5437 45.1896 35.00 56.00
HK 90 42.9667 3.7699 .3974 42.1771 43.7563 33.00 53.00
F&B 110 40.4535 3.9132 .3731 39.6150 41.0940 29.00 51.00
Total 245 41.9595 4.2104 .2690 41.4293 42.4890 29.00 56.00
Sumber : data sekunder diolah Agustus 2002

ANOVA

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
TOTAL Between Groups 538.319 2 269.160 17.199 .000
Within Groups 3787.273 242 15.650
Total 4325.592 244
FAKTOR1 Between Groups 61.080 2 30.540 19.663 .000
Within Groups 375.875 242 1.553
Total 436.955 244
FAKTOR2 Between Groups 33.529 2 16.764 12.972 .000
Within Groups 312.740 242 1.292
Total 346.269 244
FAKTOR3 Between Groups 19.418 2 9.709 12.850 .000
Within Groups 182.852 242 .756
Total 202.269 244
FAKTOR4 Between Groups 15.878 2 7.939 8.310 .000
Within Groups 231.200 242 .955
Total 247.078 244
FAKTOR5 Between Groups 6.289 2 3.145 4.436 .013
Within Groups 171.564 242 .709
Total 177.853 244

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006 45

You might also like