Professional Documents
Culture Documents
Observasi 1
Observasi 2
Petunjuk-petunjuk yang dapat dipertimbangkan untuk melakukan observasi yang
efektif adalah sebagai berikut :
b. Mintalah ijin terlebih dahulu dari manajer dan atau pegawai yang terlibat
c. Bertindaklah dengan rendah hati (low profile)
d. Lengkapilah dengan catatan selama observasi
e. kaji ulang hasil observasi dengan individu-individu yang terlibat.
2. Yang tidak boleh dilakukan, yaitu :
a. Menggangu kerja individu yang diobservasi maupun individu
lainnya.
b. Terlalu menekankan pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak
penting.
c. Jangan membuat asumsi-asumsi.
WAWANCARA ( INTERVIEW )
A. Pengertian
Menurut pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data
atau informasi dari “informan” dan atau “Responden” yang sudah di tetapkan, di lakukan
dengan cara ”Tanya jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yang
hendak di capai.
Menurut beberapa ahli, wawancara juga di definiusikan sebagai berikut :
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan
komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( Tanya
jawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh.Surya,
1985 ).
Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang
tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
( Bimo Walgito, 1987 ).
Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari
seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Wawancara informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi
dari murid secara lisan . Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk
bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ).
B. Tujuan wawancara.
Ada berbagai tujuan yang dapat dicapai dalam wawancara yaitu :
1. Menciptakan hubungan baik diantara dua pihak yang terlibat ( subyek wawancara
dan pewawancara ). Pertemuan itu harus bebas dari segala kecemasan dan
ketakutan sehingga memungkinkan subyek wawancara menyatakan sikap dan
perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri yang kadang-kadang
menghambat pernyataannya.
2. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek wawancara. Oleh karena
subyek wawancara pada umumnya membawa berbagai ketegangan emosi ke
dalam
pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua belah pihak harus berusaha
meredakan ketegangan di dalam dirinya.
3. Menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dalam wawancara kedua belah pihak
akan mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
4. Mendorong kearah pemahaman diri pada pihak subyek wawancara. Hampir
semua subyek wawancara menginginkan pemahaman diri yang lebih baik, dan
pada dasarnya memiliki kesanggupan dan bakat yang seringkali tidak dapat
berkembangdengan sempurna . Dengan wawancara subyek wawancara akan lebih
memahami dirinya.
5. Mendorong ke arah penyusunan kegiatan yang konstruktif pada subyek
wawancara.
C. Macam-macam Wawancara.
Ada bermacam-macam jenis wawancara sesuai dengan tujuannya ataupun sifat -
sifat yang lain yang ada dalam wawancara, seperti jumlah orang yang diwawancarai dan
menurut peranan yang dimainkan.
The repeated interview, yaitu interview yang berulang. Interview ini terutama digunakan
untuk mencoba mengikuti perkembangan yang tertentu terutama proses sosial.
D. Bagian-bagian Wawancara.
Dalam wawancara terdapat bagian-bagian tertentu yang dapat dipandang sebagai
bagian-bagian dari wawancara :
2. Inti Interview
Bagian ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interview harus dapat
dicapai . Bila maksud dari interview untuk mengumpulkan data tentang latar belakang
sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai.
3. Akhir Interview
Bagian ini merupakan bagian di mana interview mulai berakhir. Interview dapat
ditutup dengan mengadakan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan ( misalnya :
dalam konseling interview ). Kadang-kadang interview ditutup dengan menentukan
waktu kapan interview itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan mengadakan
interview lagi.
E. Langkah-langkah Wawancara
a. Menentukan tujuan.
b. Menetapkan bentuk pertanyaan ( pertanyaan bebas atau terpimpin ).
c. Menetapkan responden yang diperkirakan sebagai sumber informasi.
d. Menetapkan jumlah responden yang akan diwawancarai
e. Menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara
f. Mengadakan hubungan dengan responden.
2. Pelaksanaan
a. Memilih pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan dalam
rangka mengumpulkan informasi.
b, Mengadakan wawancara.
3. Penutup.
a. Menyusun laporan wawancara secara sistematis
b. Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara
g. Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
wawancara itu.
F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Wawancara.
Agar wawancara dapat mencapai hasil yang baik perlu adanya beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam mengadakan wawancara :
1. Orang yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai latar belakang
tentang apa yang akan ditanyakan, karena yang akan ditanyakan perlu
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, agar wawancara dapat berlangsung dengan
lancar, sistematis, dan teratur.
2. Pewawancara harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan
dari wawancara tersebut.
3. Dalam wawancara harus dijaga agar selalu ada hubungan yang baik. Hubungan
baik ini merupakan sumbangan yang besar di dalam jalannya atau hasil
wawancara yang
akan dapat dicapai.
4. Pewawancara atau pembimbing harus mempunyai sifat dapat dipercaya. Rahasia
dari individu yang diwawancarai atau klien harus dapat disimpan dengan baik,
sebab kalau tidak demikian, kemungkinan klien tidak akan mengutarakan sesuatu
kepada wawancara dengan terbuka.
5. Pertanyaan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya harus jelas.
6. Harus dijaga jangan sampai ada hal-hal yang mungkin mengganggu jalannya
wawancara. Bila ada hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu, sebaiknya hal-hal
tersebut disingkirkan lebih dahulu.
7. Bahasa yang digunakan oleh pewawancara harus disesuaikan dengan kemampuan
yang diwawancarai.
8. Sekalipun pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu supaya
sistematis, tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai
kaku, masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang
berhubungan
dengan pertanyaan itu.
9. Pewawancara atau pembimbing harus menjaga jangan sampai ada waktu diam
yang terlalu lama. Hal yang demikian akan mematikan suasana wawancara.
10. Pewawancara harus mengadakan kontrol di dalam wawancara. Kalau ada hal-hal
yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu pewawancara mencari
ketegasan.
11. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengadakan kontrol di ajukan setelah wawancara
sampai kepada suatu titik tertentu. Jadi jangan sampai memotong pembicarann,
karena ini akan mengganggu jalannya wawancara.
12. Lamanya waktu wawancara sebenarnya tergantung, kepada masalahnya. Tetapi
pada umumnya wawancara yang terlalu lama akan melelahkan kedua belah pihak.
Karenanya waktu wawancara sekitar 30 menit merupakan waktu yang cukup.
13. Di dalam wawancara hendaknya dihindari aku dari pewawancara atau
pembimbing. Jangan samapai aku tersebut ditonjol-tonjolkan.
14. Individu yang sukar berbicara tidak boleh dipaksa untuk memberikan
keterangan/penjelasan dengan panjang lebar.
15. Tidak terlalu banyak membuat catatan selama wawancara berlangsung. Selalu
harus minta ijin pada individu untuk membuat catatan seperlunya.
16. Menghindari pertanyaan yang sugestif, yang mendorong murid untuk memberikan
jawaban yang baik dan hindarkan pertanyaan yang hanya menuntut jawaban ya
atau tidak.
1. Kelebihan Wawancara.
a. Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan
pribadi subyek wawancara.
b. Dapat dilaksanakan terhadap setiap individu dan tingkatan umur.
c. Wawancara selalu digunakan untuk mengumpulkan data pelengkap terhadap data
yang dikumpulkan dengan teknik lain.
d. Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
e. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan subyek wawancara.
f. Subyek wawancara berhadapan langsung dengan pewawancara, maka diharapkan
dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga hal ini akan
mempengaruhi hasil wawancara.
g. Isi pertanyaan dan caranya mengajukan pertanyaan dapat disesuaikan dengan
tingkat perkembangan dan daya tangkap sebyek wawancara. Baik pewawancara
maupun subyek wawancara dapat memberikan penjelasan lebih lanjut bilamana
pertanyaan atau jawaban belum jelas.
h. Tidak dibatasi oleh kemampuan dan menulis individu, artinya orang tidak dapat
membaca atau menulispun dapat diajak wawancara
i. Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.
2. Keterbatasan Wawancara.
a. Kalau pewawancara atau subyek wawancara mempunyai suatu prasangka yang
satu kepada yang lain, hasil wawancara tidak akan memuaskan.
b. Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu
dan tenaga dan mungkin juga biaya.
c. Menuntut keahlian, ketrampilan, dan penguasaan bahasa yang baik dari
pewawancara.
d. Sangat tergantung kepada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari
subyek wawancara, yang mungkin sangat menghambat ketelitian hasil
wawancara.
e. Laju dan materi wawancara sangat dipengaruhi oleh situasi sekitar tempat
wawancara. Sekalipun ada segi-segi kelemahan, namun wawancara masih banyak
sumbangannya sebagai metode untuk mendapatkan data. Bahkan dalam proses
konseling, wawancara merupakan alat yang sangat pokok.
Yoserizal 3197009
Asep w Setiawan 3107010