You are on page 1of 13

Manajemen Tri Partite

Karna koperasi merupakan kumpulan aktifitas tri partite, yaitu anggota, pengurus,
dan pengelola dalam menjalankan usaha, maka semakin banyak pengelola atau
karyawannya semakin besar koperasi tersebut. Untuk itu di perlukan sesrorang sebagai
pemimpin, yang biasanya di sebut menajer.

Perbedaan dari berbagai fungsi dan unsur tersebut menyebabkan diperlukannya


kejelasan wewenang dan tanggung jawab, dimana pada akhirnya akan menimbulkan
kekhasan, yang berarti memerlukan manajemen yang khas juga, yaitu manajemen khas
koperasi. Keberhasilan sangat tergantung kepada keeratan dan kerjasama ketiga unsur
tersebut yaitu anggota, pengurus dan pengelola.
Kewajiban Koperasi menurut Rhodes adalah sebagai berikut :
1. Bekerja dengan mengandalakn peraturan dan kultur yang berlaku.
2. Tidak mengelabui pemilik mengenai posisi keuangan perusahaan.
3. Diharapkan dapat memaksimumkan pendapatan bersih dalam batas waktu yang
telah ditetapkan.
4. Sedapat mungkin memberikan pelayanan yang terus menerus kepada anggota.
5. Memberikan informasi sepenuhnya kepada anggota, dengan kata lain tidak
mengelabui anggota.
6. Melayani secara rinci dan tepat setiap kelompok pelanggan.

Seiring berjalannya waktu maka pelaksanaan fungsi – fungsi menjadi semakin


profesional, maka terdapat 2 hal sangat penting, yaitu ;
1. Sesuai denga tugasnya, yaitu harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
baik mengenai bisnis.
2. Didalam melakukan kegiatan bisnis, manajemen profesional mutlak harus
bekerja penuh untuk koperasi (Full timer).
Dengan adanya manajemen profesional, maka susunan anggota tim yang melakukan
tugas manajmen koperasi berubah menjadi anggota, pengurus, dan manajemen
profesional, berikut uraiannya :
1. Anggota menempati bagian dasar, dan mengisi tempatyang paling luas.
2. Pengurus ditempatkan setelah anggota, atau diatas anggota, disini berarti
wewenang pengurus terbatas wewenang yang diberikan oleh anggota harus di
delegasikan kepada manajemen profesional.
3. Manajemen profesional menempati dimensi yang lebih sempit, dimana ini
menandakan wewenang pengurus dan manajemen profesional terbatas hanya
pada hal – hal yang bersifat bisnis.

Apabila manajemen profesional di lakukan oleh lebih dari satu orang, maka salah satu
diantaranya harus ditetapkan sebagai pemimpin.

Anggota

Pada pasal 4 ayat a UU No. 25 tahun 1992 menyatakan bahwa membangun dan
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosial. Anggota merupakan subjek, peran yang fundamental, dan pemegang kendali
pengawasan terhadap organisasi.
Partisipasi anggota dalam manajemen juga harus direalisasikan melalui berbagai cara
antara lain :
1. Menerima dan melaksanakan anggaran dasar dan keputusan rapat anggota.
2. Memilih serta memberhentikan pengurus dan pengawas.
3. Mengesahkan perubahan anggaran dan investasi yang penting.
4. Mengawasi pengurus dan pengelola secara dinamis.
5. Mengusulkan untuk memeriksa keuangan agar tidak ada penyelewengan.
6. Membantu permodalan koperasi sesuai dengan kemampuan masing – masing.
7. Membayar simpanan – simpanan yang menjadi kewajibannya.
8. Melakukan transaksi dan aktif dengan kegiatan koperasi.
9. Memberikan kritik dan saran terhadap pelaksanaan pengurus.
10. Mengikuti dan mendorong perkembangan koperasi.

Para anggota akan tertarik untuk bertransaksi apabila dirasakn koperasi memberikan
manfaat yang lebih. Pengaruh tersebut dapat terjadi melalui :
1. Pengaruh harga yang lebih menguntungkan.
2. Peningkatan dalam penerimaan (merupakan perputaran ekonomi).
3. Peningkatan adaptasi terhadap kecendurangan pasar.
4. Peningkatan kemungkinan investasi.
5. Peningkatan spesialisasi.
6. Transfer dan diversifikasi risiko.
7. Pengaruh pendidikan.
8. Pengaruh sosial dan sebagainya.

Pengurus
Pasal 29 ayat 1 UU No. 25 tahun 1992 menyatakan: pengurus dipilih dari/dan
oleh anggota koperasi dalam rapat anggota dimana para anggota menetapkan garis besar
kebijakan usaha (berdasarkan anggaran dasar) melalui rapat anggota. Kemudian hasil
atau keputusan rapat diserahkan kepada pengurus untuk selanjutnya dilaksanakan.
Dalam melaksanakan mandat putusan anggota ini, koperasi yang masih lemah atau masih
kecil akan melakukannya sendiri (pasal 22), sehingga pengurus merangkap pelaksana.
Berbeda halnya dengan koperasi yang lebih besar, pengurus dapat mengangkat pelaksana

Tugas Pengurus (pasal 30 UU No. 25/1992)


1. Mengelola koperasi dan usahanya. Tugas ini sangat menentukan maju mundurnya
koperasi sehingga semua sumber daya harus dioperasionalkan agar tugas ini dapat
dilaksanakan dengan baik.
2. Mengajukan (a) rencana pendapatan, dan (c) rencana pendapatan (c) rencana
biaya.
3. Menyelenggarakan rapat anggota.
4. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas.
5. Menyelenggrakan pembukuan dan inventaris koperasi serta
mempertanggungjawabkannya kepada anggota dalam rapat anggota.
6. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Apabila koperasi semakin besar maka diperlukan karyawan, sehingga pengurus dapat di
bantu oleh para karyawan.

Kewenangan Para Pengurus


1. Mewakili koperasi bak didalam maupun di luar pengadilan bila ada perkara yang
melibatkan koperasi.
2. Memutuskan untuk:

a. Menerima atau menolak anggota baru.


b. Memberhentikan anggota sesuai AD/ART. Mengenai contoh anggaran
dasar koperasi dapat dilihat pada lampiran terakhir.

3. Melakukan tindakan atau upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi.

Karna pekerjaannya berat maka pengurus harus memilki kualifikasi berikut ini:
a. Mampu melakukan bisnis dengan baik.
b. Penuh rasa tanggung jawab.
c. Berkelakuan baik.
d. Taktis.
e. Jujur dan dapat dipercaya.
f. Dapat dicontioh oleh anggota lain dalam mengaktifkan koperasi.

Pengawas
Pengawas adalah perpanjangan tangan tangan dari anggota dalam mendampingi
pengurus untuk mengawasi jalannya roda usaha perusahaan koperasi.Pengawas berada
satu posisi dengan pengurus tetapi mempunyai fungsi yang berbeda, sesuai dalam pasal
39 UU No. 25 tahun 1992 sebagai berikut:

Tugas Pengawas
a. Melakukan pengawasan terhadap pelakssanaan kebijakan dan pengelolaan
koperasi.
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya yang akan disampaikan
atau dipertanggungjawabkan pada rapat anggota.
c. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
d. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

Pengelola
Untuk meringankan tugas pengurus dan serta pengawas maka sangat diperlukan
orang untuk bisa diajak bekerjasama, yaitu karyawan atau pengelola koperasi. Pengelola
koperasi adalah pelaksana operasional yang mengerjakan tugas pengurus dan
bertanggung jawab atasnya.
Pengelola harus melayani anggota secara efisien, ramah dan mampu bersaing.
Manajemen koperasi harus dapat mengantisipasi perubahan dengan melakukan perbaikan
dan penyesuaian seperti:
• Melakukan diversifikasi usaha.
• Memperbaiki struktur keanggotaan agar lebih responsif terhadap kebutuhan
anggota.
• Mengadakan partisipasi anggota secara demokratis dalam proses manajemen,
sehingga perencanaan pendidikan anggota dapat terwujud.
• Mengadakan penelitian, analisis, diskusi, dan penggalian segala aspek yang
berkaitan yang akan memungkinkan dilakukannya penggabungan gerakan
kelembagaan.
• Mempunyai niat yang lebih serius dan lebih jernih dari semua lapisan yang
terkait kepada koperasi untuk benar – benar mengembangkan koperasi Indonesia
sebagai srana untuk kesejahteraan.
• Mempercepat proses pendidikan kader – kader koperasi, baik dari pemerintah
maupun dari masyarakat.

Manajemen Komunikasi
Menurut Keith Davis komunikasi adalah tempat untuk berinteraksi semua
manusia. Dia juga mengidentifikasikan koperasi sebagai proses penyampaian pesandari
seseorang kepada orang lain.
Carl I Hovlan menyatakan “Communication is process by which an individual transmits
stimuli to modify the behavior or the individuals” = komunikasi adalah suatu proses
dimana seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang dan atau kata - kata)
untuk membentuk tingkah laku orang lain.
Warent weaver dalm bukunya yang berjudul “mathematic of comunication” menyatakan
bahwa komunikasi adalah keseluruhan prosedur dimana suatu pikiran mempenagruhi
pikiran lainnya.

Dalam proses komunikasi (sosial) terdapat unsur – unsur sebagai berikut:


• Komunikator = pemberi pesan = pihak yang memulai
• Komunikan = penerima = pihak yang merupakan sasaran pesan = objek yang
dituju
• Kanal = saluran media = alat untuk menyampaikan pesan
• Efek = akibat = hasil yang dicapai atau yang diharapkan dengan adanya pesan

Jenis Komunikasi
Proses komunikasi dapat dilakukan secara:
• Komunikasi perorangan (individual communication) bersifat pribadi dan
cenderung lebih sederhana.
• Komunikasi organisasi (organitation communication) dilakukan oleh sekelompok
orang (team work atau communication unit) yang mempunyai kemampuan
(individual quality atau team quality)

Sasaran komunikasi dapat berupa:


• Masyarakat pada umumnya (general public).
• Masyarakat khusus (special public).
• Setiap individu dari suatu grup tertentu yang sering disebut masa pendengar.

Media Komunkiasi
Cantrill dan Allport menunjukkan betapa pentingnya media komunikasi yang
harus dipilih agar efektif alam berkomunikasi. Menurut partisipasi pemirsa antara lain:
• Percakapan individu (personal conversation)
• Kelompok diskusi (group discussion)
• Pertemuan informal
• Telepon dan telegraf
• Televisi dan radio
• Surat menyurat secara perorangan
• Surat kabar
• Buku, laporan – laporan, dan sebagainya.

Komunikasi dalam Perkoperasian


Komunikasi yang dimaksud dibedakan menjadi 2, yaitu internal dan eksternal.

Komunikasi Internal
Komunikasi yang terjadi diantara 3 kelompok yang terdapat di koperasi yaitu:
anggota, pengurus dan pengelola.
Ide atau pendapat dan pesan – pesan para anggota akan dikomunikasikan:
a. Kepada sesama anggota secara perorangan dalam pertemuan kelompok atau pada
forum – forum penyuluhan yang dilakukan koperasi.Kepada pengelola hak dan
kewajiban anggota.
b. Kepada pengawas untuk memberikan input tentang pelaksanaan kerja pengurus.
c. Kepada pengurus yang dapat disamapikan dikantor, ditempat pelayanan dan di
forum rapat anggota mengenai hal – hal perbaikan pelayanan.

Komukasi Eksternal
Pihak eksternal yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh koperasi sangat luas
dan beraneka ragam sehingga dapat menimbulkan masalah seperti dari”
• Pemerintah
• Pelanggan atau konsumen dan calon konsumen
• Pesaing
• Teman kerja dan sekutu usaha
• Calon – calon anggota baru
• Pembina/pelindung/bapak angkat
• Kreditur/sponsor
• Koperasi sekunder dan Dekopin atau Dekopinda
• Pihak lainnya yang terkait

Berbagai program komunikasi yang berbeda – beda di koperasi:


1. Anggota yang melakukan bisnis dengan koperasi adalah pemilik dan pengawas.
2. Pengurus yang dipilih dari para anggota dimana setiap pengurus baru harus
memperoleh informasi dan dididik untuk memahami bisnis koperasi yang
dipimpinnya.
3. Menajemen koperasi yang merupakan kelompok orang yang dibayar dan tidak
ada sangkut pautnya dengan investasi modal dan kepemilikan.
4. Koperasi harus mengkomunikasikan dan mendelegasikan kebijakan pokoknya
dilingkungan masyrakat luas, bukan hanya dibelakang pintu.
5. Anggota kadang – kadang berharap lebih banyak pada koperasinya, sebaiknya
kebijakan dan praktek koperasi harus identik dengan kebijakan dan praktek
sebuah lembaga kemasyarakatan.

Beberapa program komunkasi yang baik bagi manajer, karna seorang manajer paling
sering melakukan komunikasi, antara lain:
1. berdasarkan prinsip bisnis dan manajemen yang sehat.
2. ditentukan oleh informasi yang terpercaya.
3. Menggunakan tekhnik komunikasi yang memenuhi syarat.
4. Sedapat mungkin melibatkan orang yang lebih banyak.
5. imaginatif, inovatif, dan informatif.
6. Dinamis dan berkelanjutan tetapi peka terhadap perubahan.
7. Ditunjang dengan sumber daya yang memadai.
8. Terdapat koordinasi dengan bidang lain terutama bidang pemasaran.
9. Terdapat komunikasi dua arah.
10. Mengutamakan pelayanan yang direncakan secara cermat.
11. tanggap terhadap kebutuhan umum, terutama kebutuhan para anggota.
Model komunikasi sederhana:

Karna adanya halangan atau ada intervensi dari penyampai pesan maka komunikasi harus
dilakukan ebih hati – hati, dapat di gambarkan secara langsung sebagai berikut:

Faktor Yang Diperlukan Agar Komunikasi Berhasil

a. Peranan anggota dalam masyarakat

Masing – masing komunikasi sangat dipengaruhi oleh peranan, tingkat pekerjaan,


status sosial anggota tersebut di masyarakat.
b. Lingkungan dan latar belakang anggota

Terdapat berbagai faktor latar belakang yang mempengaruhi interprestasi


komunikan anggota terhadap pesan atau komunike yang diterimanya.
c. Pengalaman para anggota

Ada berbagai faktor pengalaman masa lalu yang mempengaruhi interprestasi


komunikan anggota terhadap pesan atau isi pernyataan yang ia terima.
d. Interaksi antara beberapa faktor

Komunikasi akan menjadi lebih rumit jika ada interaksi antara 2 faktor atau lebih
yang secara bersama mempengaruhi komunikan seperti:
• Interaksi antara peranan dan pengalaman
• Interaksi antara peranan dan latar belakang
• Interaksi antara latar belakang dan pengalaman
• Interaksi antara lingkungan dan latar belakang
• Interaksi antara lingkungan dan pengalaman

Terdapat hambatan terhadap komunikasi yang dilakukan, contoh sehari – harinya sebagai
berikut:
• Pesan diseleksi oleh pengirim sesuai seleranya
• Penerima memperhatikan hal yang menarik saja
• Perbedaan yang menyolok antara pengirim dan penerima pesan, misalnya status,
motovasi, tujuan
• Pengirim dan penerima sedang mengalami emosi yang berlebihan
• Saluiran berita atau media tidak cukup mampu mengirim pesan
• Penerima mengabaikan petunjuk tertentu
• Pengirim mengubah pesan yang di sampaikan

Lima K Dan Dua M Dalam Komunikasi


Menurut Cutlip dan Center ada 7C atau 5K dan 2M yang harus diperhatikan:
1. Kepercayaan (Credibility)
2. Kaitan keadaan (Context)
3. Kejelasan (Clarity)
4. Kesinambngan dan konsistensi (Continuation and Consistent)
5. Kemampuan dan kapasitas (Capability of audience)
6. Muatan Isi (Content)
7. Saluran (Chanel)

Peranan Pengurus Dalam Koperasi


Pengurus Mempunyai peranan yang penting di koperasi, sehingga diperlukan
tugas khusus untuk mengkomunikasikan semua seluk beluk kepengurusan dengan
anggotanya.Berikut diuraikan peranan pengurus dalam komunikasi koperasi:
1. Peranan pengurus dalam berkomunikasi dengan anggotanya sangat bervariasi,
mulai dari sama sekali tidak ikut sampai keikutsertaan yang penuh.
2. Komunikasi dengan anggota tidak boleh di anggap sebagai informasi bisnis yang
baik.Dasar kontinuitasnya:
a. Pengurus bertanggung jawab kepada anggota
b. Setiap hal yang dihadapi harus diberitahu kepada anggota apa adanya.
3. Program komunikasi dengan anggota harus dilaksanakan dengan efektif setiap
saat dan tidak hanya di waktu krisis saja.
4. Tanggung jawab implisit pengurus dalam melakukan komunikasi dengan anggota
adalah sebagai berikut:

a. Menerima dan mendukung keputusan yang diambil


b. Cepat tanggap terhadap kebutuhan anggota seperti membahas saran yang
di berikan anggota
c. Menanggapi keinginan anggota
d. Memberi contoh yang baik sebagai pelanggan kepada koperasinya
e. Peka terhadap apa yang harus dilakukan

5. Keputusan pengurus mengenai kebutuhan anggota.Jika pengurus memahami


anggota, maka keputusan dapat diambil dengan baik
6. Tanggung jawab eksplisit.Pengurus harus harus mengambik kebijakan mengenai
pengarahan dan kegiatan operasional dalam komunikasi dengan anggota
7. Tanggung jawab kepemimpinan.Pemimpin harus memberikan contoh perasional
kepada manajemen dalam menangani komunikasi dengan anggota
8. Program yang direncanakan
9. Anggaran. Anggaran komunikasi untuk anggota sama pentingnya dengan
anggaran untuk keperluan lain
10. Penetapan tujuan. Tujuan Program komunikasi dengan anggotamerupakan bagian
dari keseluruhan proses yang direncanakan
11. Menentukan kebijakan. Pengurus harus menentukan kebijakan yang bertalian
dengan komunikasi
12. Pengurus harus menyerap rencana mengenai komunikasi dengan anggota
13. Jurang komunikasi
14. komunikasi ke atas. Pengurus harus mengamati secara cermat semua rintangan
yang dapat menyumbat saluran informasi
15. Komunikasi kebawah.Pengurus harsu menentukan suatu iklim yang
memungkinkan komunikasi ke bawah
16. Peranan pengurus dalam komunikasi dengan anggota merupakan salah satu hal
yang sangat penting
17. Kepercayaan penuh. Pengurus memiliki tanggung jawab penuh mengenai
komunikasi dengan anggotanya, dan untuk itu mereka seharusnya

a. Meletakkan aspek ini ke dalam tujuan jangka panjang


b. Menyetujui anggran yang wajar untuk komunikasi
c. Menciptaka iklim komunikasi yang baik
d. Menaruh kepercayaan penuh kepada tugas yang berkaitan dengan
keanggotaan

Manajemen Koperasi
Manajemen Tri Partite & Manajemen Komunikasi
Disusun Oleh
Yoserizal 3197009

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA

You might also like