Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I. a. latar belakang :
I. b. tujuan
Untuk menginformasikan produk jarak pagar dalam kegiatan pemasaran.
Selain itu untuk memenuhi nilai ujian tengah semester pada mata kuliah
pemasaran agribisnis.
II. PEMBAHASAN
II. a. Karakteristik Produk
Jarak pagar
Klasifikasi ilmiah
Jarak
Kerajaan: Plantae
Divisio: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Familia: Euphorbiaceae
Genus: Jatropha
Spesies: J. curcas
• Lahan yang dikehendaki adalah Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Kering
(LKDRIK)
• Ketinggian tanah 0 - 500 m diatas permukaan laut
• Suhu < 20 º
• Curah hujan 300 - 1000 mm / tahun
• pH tanah 5,5 - 6,5
Kondisi iklim yang tidak mendukung mengakibatkan produktivitas
menjadi tidak optimal hal ini terlihat dari tingginya variasi produktivitas antara
lakosai satu dengan lokasi lainnya. Gambar di bawah ini adalah lokasi yang cocok
untuk di jadikan tempat budidaya jarak :
Lahan pantai merupakan salah satu jenis lahan marginal yang dimiliki
Indonesia sebagai negara kepulauan. Tanaman jarak yang dikenal mampu tumbuh
di lahan-lahan marginal perlu dikaji potensi adaptasinya, khususnya di lahan pasir
pantai, mengingat lahan pasir pantai memiliki karakteristik cekaman lingkungan
berupa cekaman uap garam dan angin kencang disamping cekaman-cekaman lain
seperti miskin hara, temperatur tinggi, kekeringan. Tanaman jarak pagar sebagai
tanaman bergetah diharapkan tahan cekaman uap garam sehingga mampu
beradaptasi baik di lingkungan lahan pasir pantai.
Kandungan, Biji (dengan cangkang) jarak pagar mengandung 20-40%
minyak nabati, namun bagian inti biji (biji tanpa cangkang) dapat mengandung
45-60% minyak kasar. Berdasarkan analisis terhadap komposisi asam lemak dari
11 provenans jarak pagar, diketahui bahwa asam lemak yang dominan adalah
asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitat. Komposisi asam oleat
dan asam linoleat bervariasi, sementara dua asam lemak yang tersisa, yang
kebetulan merupakan asam lemak jenuh, berada pada komposisi yang relatif tetap
(Heller 1996).
Keunggulan Jarak Pagar sebagai sumber potensial bahan bakar nabati menurut
(Hasnam dan Mahmud, 2006) adalah: (1) Relatif sudah dibudidayakan oleh petani
kecil, dapat ditanam sebagai batas kebun, ditanam secara monokultur atau
campuran cocok di daerah beriklim kering, dapat ditanam sebagai tanaman
konservasi lahan, dapat tumbuh di lahan marjinal dan juga dapat ditanam di
pekarangan atau di sekitar rumah sehingga basis sumber bahan bakarnya sangat
luas, (2) Pemanfaatan biji atau minyak jarak pagar tidak berkompetisi dengan
penggunaan lain seperti CPO dengan minyak makan atau industri oleokimia,
sehingga harganya diharapkan relatif stabil. Jika harga BBM tetap bertahan di atas
US$ 60 per barrel maka dapat diperkirakan banyak negara yang akan
menggunakan CPO dan minyak kelapa sebagai bahan diesel sehingga akan
mengganggu suplai bagi industri minyak makan dan oleokimia. Situasi ini akan
mendorong harga CPO meningkat dan fluktuatif, atau menyebabkan goncangan
pada pasokan minyak makan dalam negeri sehingga menimbulkan masalah baru
dan (3) Proses pengolahan minyak jarak kasar (CJO = Crude Jathropha Oil) untuk
kebutuhan rumah tangga pengganti minyak tanah dan untuk pembakaran tungku
atau boiler sangat sederhana sehingga dapat dimanfaatkan sampai pelosok daerah
terpencil. Pengolahan untuk bahan bakar pengganti minyak solar juga tidak
memerlukan teknologi tinggi sehingga biaya investasinya relatif murah.
Kelebihan lainnya dari jarak pagar menurut (Hendriadi et al., 2005, dalam
Kemala, 2006) yaitu : (1) berperan sebagai penyangga ekonomi rakyat, dan (2)
mempunyai rendemen cukup tinggi 15 – 35 persen CJO (Crude Jatropha Oil).
Beberapa negara, seperti Zambia dan Amerika Tengah telah lama menggunakan
jarak pagar sebagai bahan bakar, disamping sebagai bahan bakar juga digunakan
untuk pembuatan sabun detergen, mentega, dan makanan ternak. Dengan tren
harga minyak yang terus meningkat serta cadangan bahan bakar minyak fosil
yang makin terbatas seyogianya Indonesia memanfaatkan biofuel mengingat
sumber bahan bakar yang banyak tersedia, terutama jarak pagar. Tanaman jarak
pagar selama ini ditanam petani dan masyarakat sebagai tanaman konservasi yaitu
sebagai tanaman pagar dan belum sebagai komoditas komersil. Belakangan
setelah ditetapkan sebagai komoditas alternatif penghasil minyak bakar, sesuai
dengan Inpres No 1, Tahun 2006 dan Peraturan Presiden No 5 tahun 2006,
pemerintah mulai mengembangkan dengan melibatkan masyarakat seperti dalam
bentuk pembuatan kebun bibit, petak percontohan, areal produktif terbatas.
II. c. Pemasaran produk komoditas Jarak di Indonesia
Gambar 1. Peran KUD dalam sistem pemasaran (Marketing System) dari aneka produk jarak pagar (Jatropha curcas L.)
Dari table di atas, NTT merupakan rencana yang paling besar untuk
membangun proyek pabrik biodesel Jarak Pagar. Adapun peertimbangan tersebut
karena Pengembangan oleh Pemerintah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Timur untuk menindaklanjuti Deklarasi para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu
tanggal 12 Oktober 2005 dan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2006 serta
Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2006 dengan langkah-langkah kongkrit sebagai
berikut:
Luas lahan tanaman jarak yang dikembangkan oleh pemerintah pada tahun 2006 :
III. PENUTUP
III . a. Kesimpulan :
Tingginya harga minyak mentah dunia mengakibatkan beban pemerintah
dalam menyediakan subsidi BBM semakin meningkat. Karena sebagian besar
BBM tersebut digunakan untuk sektor transportasi maka perlu segera dicari bahan
bakar alternatif sebagai substitusi BBM. BBN merupakan salah satu alternatif
yang dipandang banyak mempunyai keunggulan karena ramah lingkungan.
Biodiesel dari jarak pagar merupakan salah satu jenis BBN yang sudah
dikembangkan secara intensif . NTT merupakan rencana yang paling besar untuk
membangun proyek pabrik biodesel Jarak Pagar untuk memenuhi produksi dalam
negeri dan Beberapa negara impor biji jarak seperti Brasil, Jerman Barat, Jepang,
Cina, Italia, Thailand, Korea Selatan, Argentina, Hong Kong, dan Singapura.
Sementara industri-industri dalam negeri bersedia menampung biji jarak untuk
diolah sebagai biodiesel dengan hanya mematok harga pembelian Rp1.500
-Rp2.000/kg. Harga jarak pagar ini, bisa pula mengalami fluktuasi di karenakan
oleh pengepul / tengkulaknya yang memainkan harga pembelian jarak petani
dalam negeri untuk ekspor. Selain itu, bisa pula di sebabkan oleh Ketika terjadi
panen jarak, harga BBM juga ternyata turun, jadi penjualan bijih jarak ikut
merosot. Atau ketika terjadi kelangkaan jarak, BBM naik lagi, maka harga jarak
bisa sangaat tinggi. Fluktuasi juga bisa diakibatkan oleh perubahan musim yang
tidak kondusif mendukung tanaman ini berkembang dengan baik, sehingga
produksi menurun padahal permintaan sedang tinggi, maka harga bisa mencapai
titik tertinggi, atau sebaliknya.
III . b. Saran :
Melihat potensi yang cukup menjanjikan untuk komoditas Jarak Pagar dan
Pmerintah terus mencanangkan perluasan untuk lahan biodesel ini, saya setuju.
Namun perluasan ini tetap harus memperhatikan kaidah-kaidah pengembangan
lahan yang berwawasan lingkungan, agar tidak menimbulkan bencana-bencana
berikutnya karena ketidakseimbangan ekosistem alam yang dipaksakan.
DAFTAR PUSTAKA
• Prana, M.S. 2006. ”Budi Daya Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Sumber
Biodesel, Menunjang ketahanan Enargi Nasional”. LIPI Press, Jakarta,
Indonesia.
• http://masenchipz.com/60-jenis-tanaman-bisa-jadi-alternatif
• http://www.mail-archive.com/teknologi@terranet.or.id/msg00038.html
• http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/ekonomi-syariah/1075-
kontribusi-para-ilmuwan-muslim-terhadap-perkembangan-ilmu-ekonomi
• http://wikipedia .com/Jarak-pagar.htm
Manajemen Pemasaran Agribisnis
“ Komoditas Jarak Pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae)
sebagai Sumber Biodesel ”
(Diajukan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester Mata Kuliah Pemasaran
Agribisnis tanggal 3 November 2009)
Disusun Oleh :
Juwita (150310080014)
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2009
Kata Pengantar
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata pengantar ....................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN.................................................................................1
I. a. Latar belakang .....................................................................................1
I. b. Tujuan ................................................................................................ 2
II. PEMBAHASAN................................................................................... 3
II. a. Karakteristik Produk ......................................................................... 3
II. b. Keunggulan Jarak Pagar ................................................................... 5
II. c. Pemasaran produk komoditas Jarak di Indonesia ............................ 7
II. d. Permintaan dan penawaran produk komoditas Jarak .......................10
II. e. Fluktuasi produk komoditas Jarak ................................................... 12