You are on page 1of 7

NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.


Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat
yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut
pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai
untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian
yang telah diluar batas dosis.

Beberapa faktor penyebab seseorang menggunakan


obat narkotika,ganja dan sebagainya .yaitu antar lain:
1.Faktor coba-coba.
2.Pelarian terhadap masalah hidup yang sedang dialaminya.
3.Pernyataan kebebasan .
4.Identifikasi kelompok .

Sedangkan beberapa penyebab anak-anak muda


yang masih sekolah terjerumus dan mengkonsumsi.
obat-obat narkotika antara lain:
1.Akibat kesibukan orang tua yang kurang memperhatikan anaknya.
2.Broken home, anak-anak kehilangan bimbingan karena rumah tangga
orang tua berantakan.
3.Perubahan sosial dan cara hidup.
4.Menemukan kesulitan dalam pelajaran.
5.Mobilitas pemuda dalam lingkungan yang kurang baik.
6.Kurangnya informasi tentang bahaya narkotika.
Jenis
• Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.Heroin
adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah
diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk
kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin
hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.

• Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan


budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat
narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-
cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia
(rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

AKIBAT MEMAKAI NARKOBA

Akibat memakai narkoba sebenarnya banyak sekali diantaranya


adalah otak tidak berfungsi sebagaimana
semestinya, organ di dalam tubuh rusak, impoten pada pria, gangguan
haid dan alat reproduksi pada wanita, HIV /
AIDS dan yang paling mengerikan adalah kematian. Jika seorang
pecandu tidak memakai narkotika maka akan
merasakan seluruh tubuh sangat sakit sekali.

Seorang pecandu sangat besar sekali tertular HIV / AIDS. Karena


kadangkala mereka mempergunakan
alat suntik secara bersamaan dengan seseorang yang sudah terkena
HIV / AIDS.
Dan bagi seorang pecandu wanita, Jikalau mereka tidak mempunyai
uang untuk membeli narkotik, Kadangkala
mereka mempergunakan tubuh mereka untuk mendapatkannya.
Mereka melakukan hubungan sex bebas untuk
mendapatkan narkotika, Hal ini bisa menyebabkan seorang pecandu
terkena HIV / AIDS. Dan jikalau mereka
masih mempergunakkan narkoba ketika mengandung anak,
Kemungkinan besar anak yang akan dilahirkannya
akan mengalami kecanduan juga.

Dan karena seorang pecandu terus menerus mengkonsumsi narkotika


bisa mengakibatkan berbagai sistem di
dalam tubuh menjadi rusak / tidak bekerja sebagaimana semestinya.
Dikarenakan seorang pecandu seringkali
tidak merasa puas maka pecandu akan menambah terus dosis yang
dipakainya. Hal ini bisa menyebabkan
seorang pecandu mengalami over dosis dan meninggal dunia.

Sebenarnya masih banyak sekali akibat yang ditimbulkan karena


memakai narkotika dan jikalau
dijelaskan satu persatu di sini akan menghabiskan berlembar - lembar
halaman

UPAYA PENANGGULANGAN ( AGAR ANAK ITU


TIDAK MEMAKAI NARKOBA LAGI)

1. Preventif

- Pendidikan Agama sejak dini


- Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh
perhatian dan kasih saying.
- Menjalin komunikasi yang konstruktif antara orang tua dan anak
- Orang tua memberikan teladan yang baik kepada anak-anak.
- Anak-anak diberikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba,
jenis, dan dampak negatifnya
-
2. Tindakkan Hukum
-Dukungan semua pihak dalam pemberlakuan Undang-Undang dan
peraturan disertai tindakkan nyata demi keselamatan generasi muda
penerus dan pewaris bangsa. Sayangnya KUHP belum mengatur
tentang penyalah gunaan narkoba, kecuali UU No :5/1997 tentang
Psikotropika dan UU no : 22/1997 tentang Narkotika. Tapi kenapa
hingga saat ini penyalah gunaan narkoba semakin meraja lela ?
Mungkin kedua Undang-Undang tersebut perlu di tinjau kembali
relevansinya atau menerbitkan kembali Undang-Undang yang baru
yang mengatur tentang penyalahgunaan narkoba ini.

3. Rehabilitasi
Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang
rumah sakit secara khusus untuk mereka yang telah menderita
ketergantungan. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa alternative
penanggulangan yang dapat kami tawarkan :
a. Mengingat penyalah gunaan narkoba adalah masalah global, maka
penanggulangannya harus dilakukan melalui kerja sama international.
b. Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah
pelaksanaan Hukum yang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih.
Kemudian menanggulangi masalah narkoba harus dilakukan secara
terintegrasi antara aparat keamanan ( Polisi, TNI AD, AL, AU )
hakim, jaksa, imigrasi, diknas, semua dinas/instansi mulai dari pusat
hingga ke daerah-daerah. Adanya ide tes urine dikalangan Pemda
Kalteng adalah suatu ide yang bagus dan perlu segera dilaksanakan.
Barang siapa terindikasi mengkomsumsi narkoba harus ditindak
sesuai peraturan DIsiplin Pegawai Negri Sipil dan peraturan yang
mengatur tentang pemberhentian Pegawai Negri Sipil seperti tertuang
dalam buku pembinaan Pegawai Negri Sipil. Kemudian dikalangan
Dinas Pendidikan Nasional juga harus berani melakukan test urine
kepada para siswa SLTP-SLTA, dan barang siapa terindikasi positif
narkoba agar dikeluarkan dari sekolah dan disalurkan ke pusat
rehabilitasi. Di sekolah- sekolah agar dilakukan razia tanpa
pemberitahuan sebelumnya terhadap para siswa yang dapat dilakukan
oleh guru-guru setiap minggu. Demikian juga dikalangan mahasiswa
di perguruan tinggi.
c. Khusus untuk penanggulangan narkoba di sekolah agar kerja sama
yang baik antara orang tua dan guru diaktifkan. Artinya guru bertugas
mengawasi para siswa selama jam belajar di sekolah dan orang tua
bertugas mengawasi anak-anak mereka di rumah dan di luar rumah.
Temuan para guru dan orang tua agar dikomunikasikan dengan baik
dan dipecahkan bersama, dan dicari upaya preventif penanggulangan
narkoba ini dikalangan siswa SLTP dan SLTA.

d. Polisi dan aparat terkait agar secara rutin melakukan razia


mendadak terhadap berbagai diskotik, karaoke dan tempat-tempat lain
yang mencurigakan sebagai tempat transaksi narkoba. Demikian juga
merazia para penumpang pesawat, kapal laut dan kendaraan darat
yang masuk, baik secara rutin maupun secara insidental.
e. Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan POLRI untuk
menerbitkan sebuah booklet yang berisikan tentang berbagai hal yang
terkait dengan narkoba. Misalnya apakah narkoba itu, apa saja yang
digolongkan kedalam narkoba, bahayanya, kenapa orang
mengkomsumsi narkoba, tanda- tanda yang harus diketahui pada
orang- orang pemakai narkoba cara melakukan upaya preventif
terhadap narkoba. Disamping itu melakukan penyuluhan ke sekolah-
sekolah, perguruan tinggi, dan berbagai instansi tentang bahaya dan
dampak negative dari narkoba. Mantan pemakai narkoba yang sudah
sadar perlu dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan seperti itu agar
masyarakat langsung tahu latar belakang dan akibat mengkomsumsi
narkoba.
F. Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali
untuk membina iman dan rohani para umatnya agar dalam setiap
kotbah para tokoh agama selalu mengingatkan tentang bahaya
narkoba.

G. Seperti di Australia, misalnya pemerintah sudah memiliki


komitmen untuk memerangi narkoba. Karena sasaran narkoba adalah
anak-anak usia 12-20 tahun, maka solusi yang ditawarkan adalah
komunikasi yang harmonis dan terbuka antara orang tua dan anak-
anak mereka. Booklet tentang narkoba tersebut dibagi-bagikan secara
gratis kepada semua orang dan dikirin lewat pos kealamat-alamat
rumah, aparteman, hotel, sekolah-sekolah dan lain-lain. Sehubungan
dengan kasus ini, maka keluarga adalah kunci utama yang sangat
menentukan terlibat atau tidaknya anak-anak pada narkoba. Oleh
sebab itu komunikasi antara orang tua dan anak-anak harus
diefektifkan dan dibudayakan.
Kesimpulan

Berdasarkan analisis di atas, ditemukan bahwa remaja


yang memiliki waktu luang banyak seperti mereka yang tidak
bekerja atau menganggur dan masih pelajar kemungkinannya
lebih besar untuk melakukan kenakalan atau perilaku
menyimpang. Demikian juga dari keluarga yang tingkat
keberfungsian sosialnya rendah maka kemungkinan besar
anaknya akan melakukan kenakalan pada tingkat yang lebih
berat.Sebaliknya bagi keluarga yang tingkat keberfungsian
sosialnya tinggi maka kemungkinan anak-anaknya melakukan
kenakalan sangat kecil, apalagi kenakalan khusus. Dari analisis
statistik (kuantitatif) maupun kualitatif dapat ditarik kesimpulan
umum bahwa ada hubungan negatif antara keberfungsian sosial
keluarga dengan kenakalan remaja, artinya bahwa semakin tinggi
keberfungsian social keluarga akan semakin rendah kenakalan
yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya semakin ketidak
berfungsian sosial suatu keluarga maka semakin tinggi tingkat
kenakalan remajanya (perilaku menyimpang yang dilakukanoleh
remaja. Berdasarkan kenyataan di atas, maka untuk memperkecil
tingkat kenakalan remaja ada dua hal yang perlu diperhatikan
yaitu meningkatkan keberfungsian sosial keluarga melalui
program-program kesejahteraan sosial yang berorientasi pada
keluarga dan pembangunan social yang programnya sangat
berguna bagi pengembangan masyarakat secara keseluuruhan Di
samping itu untuk memperkecil perilaku menyimpang remaja
dengan memberikan program-program untuk mengisi waktu luang,
dengan meningkatkan program di tiap karang taruna. Program ini
terutama diarahkan pada peningkatan sumber daya manusianya
yaitu program pelatihan yang mampu bersaing dalam pekerjaan
yang sesuai dengan kebutuhan.
Daftar Pustaka

Achlis, 1992, Praktek Pekerjaan Sosial I, STKS ,


Bandung

Eitzen, Stanlen D, 1986, Social Problems, Allyn and


Bacon inc, Boston, Sydney, Toronto

Gunarsa Singgih D at al, 1988, Psikologi Remaja, BPK


Gunung Mulya, Jakarta

Kartini Kartono,1986, Psikologi Sosial 2, Kenakalan


Remaja, Rajawali, Jakarta

Kaufman, James, M, 1989, Characteristics of Behaviour


Disorders of Children and Youth, Merril Publishing
Company, Columbus, London, Toronto

Nazir, Moh, 1985, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia,


Jakarta

Sartono, Suwarniyati, 1985, Pengukuran Sikap


Masyarakat terhadap Kenakalan Remaja di DKI Jakarta,
laporan penelitian, UI, Jakarta

Soerjono Soekanto, 1988, Sosiologi Penyimpangan,


Rajawali, Jakarta

_______________, 1985 Perubahan Sosial, Rajawali,


Jakarta

You might also like