Professional Documents
Culture Documents
Pada pembahasan kali ini anda akan mengetahui perbedaan antara barisan
a. Barisan Bilangan
di dan Sandi adalah dua orang yang berprofesi sebagai salesman di sebuah pe-
rusahaan produk alat-alat rumah tangga. Keduanya biasa menjual atau me-
Jalan Delima, mereka berdua berbagi tugas. Andi memasarkan produk di sisi
bilangan (1) dan nomor-nomor rumah yang didatangi Sandi disebut urutan
Coba Anda perhatikan. Jika Andi telah mendatangi rumah nomor 5 dan
Secara intuitif Anda dapat melihat polanya, yaitu "ditambah 2" Perhati-
terletak pada urutan ke-2 merupakan hasil penjumlahan dari bilangan yang
terletak pada urutan ke-1 dengan 2, demikian juga bilangan yang terletak
pada urutan ke-3 merupakan hasil penjumlahan dari bilangan yang terletak
pada urutan ke-2 dengan 2. Setelah Anda menemukan pola urutan bilangan
kut.
(sumber:www.lombokgilis.com).
ran tertentu dan dipisahkan dengan koma. (sumber:LKS Hayati Tumbuh Subur).
tilah suku di sini tidak sama dengan istilah suku dalam ilmu-ilmu sosial atau
Anda perhatikan kembali urutan bilangan (1). Pada urutan bilangan (1),
suku ke-2, dan 5 merupakan suku ke-3 dari urutan bilangan (1).
Un = U1 , U2, U3,…
gas dari atasannya untuk menjadi panitia dalam acara seminar mengenai
a. Jika pada barisan terakhir terdiri atas 15 kursi, tentukan jumlah barisan
b. Jika untuk tamu undangan diperlukan tambahan 2 baris kursi maka ten-
Jawab:
tambah dengan pola "ditambah 2", berarti jumlah kursi pada setiap baris-
3, 5, 7, 9, 11, 13,15
Pada barisan tersebut, angka 15 terdapat pada suku ke-7, berarti jum-
b. Jumlah tamu undangan dapat dihitung dari jumlah kursi dari 2 baris te-
pada setiap baris pada soal a dan kemudian ditambah 2 suku maka dipe-
CONTOH 2:
umun dari penyelesaian di atas : Un = U1, U2, U3, …………. (Un : suku ke-n)
Coba Anda cermati kembali Contoh Soal 1. Jumlah kursi pada setiap
barisnya dalam ruang seminar tersebut dapat dinyatakan dengan barisan bi-
langan 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, .... Urutan tersebut merupakan barisan bilan-
gan karena memiliki pola, yaitu "ditambah 2". Pada pembahasan kali ini, An-
gan pada susunan bilangan – bilangan yang memiliki aturan atau pola tertentu.
1, terdapat 7 baris kursi maka jumlah seluruh kursi dalam ruang seminar
sebut adalah 63 buah. Hasil penjumlahan 7 suku pada suatu deret disimbol-
leh S7 = 63.
Un = Sn.
Sn = U1 + U2 + U3 + ….
Suka Senang setiap bulannya, dari bulan Januari hingga Desember, selama
tahun 2008 dapat dinyatakan dengan barisan bilangan 2, 6, 18,…. Nilai suku
ke-1, ke-2, sampai ke-12 menyatakan jumlah bayi yang lahir pada bulan Ja-
Jawab:
langan tersebut sama dengan hasil perkalian nilai suku ke-1 dengan
3. Demikian juga nilai suku ke-3 adalah hasil perkalian nilai suku
ke-2 dengan 3.
U1 = 2
U2 = 2 × 3 = 6
kut.
U4 = 18 × 3 = 54
U5 = 54 × 3 = 162
U6 = 162 × 3 = 486
barisan bilangan 2, 6, 18, 54, 162, 486. Jadi, jumlah seluruh kelahi-
Secara umum, Anda telah mempelajari perbedaan antara barisan dan deret
mempelajari barisan dan deret yang khusus, yaitu barisan dan deret aritmetika.
a. Barisan Aritmetika
Ciri barisan aritmetika adalah antara bilangan pada suku- suku yang
berdampingan memiliki selisih atau beda yang tetap. Perhatikan barisan beri-
kut.
(i) 0, 2, 4, 6,…
2 – 0 = 4 – 2 = 6 – 4 = 2.
U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = Un – Un-1 = b
Pada barisan aritmetika, beda disimbolkan dengan b, dan suku ke-1 yai-
a dan beda dilambangkan dengan b maka rumus suku ke-n barisan itu dapat
U1 = a
U2 = U1 + b =a+b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
Un = a + (n - 1) b
Un = a + (n – 1)b
Keterangan :
Un : suku ke-n
a : suku pertama
b : beda
n : banyak suku
Jawab :
-3, 2, 7, 12 …
Suku ke-8 : U8 = −3 + (8 – 1) 5 = 32
CONTOH 5:
U1 = 0 + (1 – 1) . 2 = 0
U2 = 0 + (2 – 1) . 2 = 2
U3 = 0 + (3 – 1) . 2 = 4
U4 = 0 + (4 – 1) . 2 = 6
Maka diperoleh rumus suku ke-n pada barisan (i) adalah sebagai berikut.
Un = a + (n – 1)b
= 0 + (n – 1) . 2
= 0 + 2n – 2
= 2n – 2
misal:
a, U2 , U3 , …, Un
Suku tengah
𝐔𝐧 + 𝐚
Uk =
𝟐
CONTOH 6:
Jawab :
𝐔𝐧 + 𝐚
Uk =
𝟐
𝟏𝟓𝟐+𝟐 𝟏𝟓𝟒
Uk = = = 77
𝟐 𝟐
CONTOH 7:
Jawab:
𝟑𝟗+𝟑 𝟒𝟐
Uk = = = 21
𝟐 𝟐
Jika di antara dua bilangan a dan Un disisipkan k bilangan a, …., …., ….,
Un. Maka setelah disisipi k bilangan, banyaknya suku pada barisan ada (k
+ 2) = n
Un = a + (n - 1) b
Un = a + (k+1)b
CONTOH 8:
Jawab:
Diketahui:
a = 2, Un = 38, dan k = 8
Un − a
beda baru b =
k+1
38− 2
b=
8+1
36
b= =4
9
e. Deret Aritmetika
Minggu ke-3 = Rp. 5.000,- + Rp. 1.000,- + Rp. 1.000,- = Rp. 7.000,- ⇒ U3
Minggu ke-3 = Rp. 5.000,- + Rp. 1.000,- + Rp. 1.000,- Rp. 1.000,- = Rp.
8.000,- ⇒ U3
. dan seterusnya
barisan aritmetika, sedangkan jumlah uang yang ada dalam celengan itu
. dan seterusnya
Kita anggap jumlah uang sampai dengan minggu pertama sebagai S1,
jumlah uang sampai dengan minggu ke-2 sebagai S2, jumlah uang sampai
dengan minggu ke-3 sebagai S3, jumlah uang sampai dengan minggu ke-4
S1 = U1
S2 = U1 + U2
S3 = U1 + U2 + U3
S4 = U1 + U2 + U3 + U4
Sn = U1 + U2 + U3 + U4 …. + Un
Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa jika suku – suku barisan aritmetika
Sn. dengan demikian rumus umum untuk Sn dapat ditentukan dengan lang-
Un = a + (n – 1)b, maka
U1 = a
U2 = a + b
U3 = a + 2b
U4 = a + 3b
Un = a + (n – 1)b
suku berikutnya.
Un-1 = Un – b
Un-2 = Un – b = Un – 2b
Un-3 = Un – b = Un – 3b
Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + … +(Un – b) + Un
n suku
1
⟺ Sn = 𝑛 (𝑎 + 𝑈𝑛 )
2
1
⟺ Sn = 𝑛 (𝑎 + 𝑎 + 𝑛 − 1 𝑏 )
2
1
⟺ Sn = 𝑛 (2𝑎 + 𝑛 − 1 𝑏)
2
𝟏
Sn = 𝒏 (𝒂 + 𝑼𝒏 )
𝟐
𝟏
Sn = 𝒏 (𝟐𝒂 + 𝒏 − 𝟏 𝒃)
𝟐
keterangan :
𝑏 : beda
CONTOH 9:
Jawab :
1
Sn = 𝑛 (2𝑎 + 𝑛 − 1 𝑏)
2
1
S100 = 100 (22 + 100 − 1 2)
2
= 50 (4 + 198) = 50 × 202
= 10. 100
Jadi, jumlah 100 suku pertama dari deret tersebut adalah 10.100
CONTOH 10:
100.
Jawab :
Un = a + (n – 1) b
⇔ 99 = 3 + (n – 1)3
⇔ 3n = 99
1
Sn = 𝑛 𝑎 + 𝑈𝑛
2
1
⇔ 𝑆33 = × 33 3 + 99
2
= 1.683
jadi, jumlah bilangan asli kelipatan 3 yang kurang dari 100 adalah
1.683.
hui rumus jumlah n suku pertamanya. suku ke-n dapat ditentukan dengan
rumus :
Un = Sn – Sn-1
Namun selain dengan rumus itu dapat juga ditentukan dengan cara
CONTOH 11:
Jawab :
Sn = 2n2 – 4n → a = 2, b = −4
= 2 . 2 . n + (−4 − 2 )
= 4n – 6
beda = 2a
=2.2=4
Baris geometri adalah suatu barisan yang perbandingan atau rasio dua suku
yang berurutan selalu tetap. Perbandingan yang selalu tetap disebut rasio (di-
lambangkan r).
1 2 4 8
×2 ×2 ×2
roleh dengan mengalikan 2 pada suku sebelumnya. Barisan ini termasuk ba-
risan geometri. Jadi, secara umum barisan geometri adalah suatu barisan bi-
langan yang setiap sukunya diperoleh dari suku sebleumnya dikalikan den-
gan suatu bilangan tetap (konstan). Bilangan yang tetap tersebut dinamakan
3) 2, -4, 8, - 16, ….
6 12 24
1) = = = ⋯ = 2. jadi, r = 2
3 6 12
1 1
1 1
2) = 2
= 4
1 = ⋯ =. jadi, r = 2
2 1
2
−4 8
3) = = −2. jadi, r = -2
2 −4
𝑼𝒏
r=
𝑼𝒏−𝟏
Rumus umum suku ke-n barisan geometri dengan suku pertama (U1)
U1 = a
U2 = U1 × r = ar
U3 = U2 × r = ar2
U4 = U3 × r = ar3
Un = ar n-1
Keterangan :
Un : Suku ke-n
a :suku pertama
r : rasio
n : banyak suku.
CONTOH 12:
Carilah suku pertama, rasio, dan suku ke-7 dari barisan geometri be-
rikut.
a. 2, 6, 18, 54.
1
b. 9, -3, 1, − .
3
Jawab :
a. 2, 6, 18, 54
1) Suku pertama ; a : 2
𝑈2 6
2) Rasio ; r = = =3
𝑈1 2
U7 = 2 (37-1)
= 2 × 729
= 1.458
1
b. 9, -3, 1, − 3.
Kemampuan Dasar Mengajar Matematika_BARISAN dan DERET Page_ 20
(ASMONI_06.02031.616)
Dari barisan ini, diperoleh
1) Suku pertama ; a =9
𝑈2 −3 1
2) Rasio ; r = = =−
𝑈1 9 3
1 1 9 1
3) suku ke-7; U7 = 9(− )7−1 = 9(− )6 = =
3 3 (−3)6 81
tri, misal:
𝐔𝐤 = 𝐔𝟏 . 𝐔𝐧 Uk2 = U1. Un = a. Un
atau
CONTOH 13:
Jawab:
Un = arn – 1
⇔ 64 = 1 . 2n – 1
⇔ 64 = 2n – 1
⇔ 26 = 2n – 1
⇔ n = 6+1
n = 7
= 1 (64)
Uk = 8
Berlaku
Uk2 = a. Un
(x+1)2 = (x-3)(4x-2)
⇔ 3x2 – 16x + 5 = 0
(3x - 1) = 0 atau x – 5 = 0
1
x= x=5
3
1
Jadi, x = 3 atau x = 5.
k suku
Pada barisan geometri baru banyaknya suku adalah (k+2)
Un = ark + 1
𝑈𝑛
= rk + 1
𝑎
𝒌+𝟏 𝑼𝒏
𝒓=
𝒂
Keterangan :
r : rasio
Un : suku terakhir
CONTOH 14:
1
Diantara bilangan 4 dan 64 disisipkan 7 bilangan, sehingga menjadi
barisan geometri.
Tentukan :
a. Rasio
b. Suku tengahnya
Jawab :
1
a. Diketahui a=4, Un = 64, dan k = 7
𝑘+1 𝑈𝑛 7+1 64
𝑟= ⟹𝑟= 1
𝑎
4
8
𝑟= 64(4)
8
𝑟= 256 = 2
b. 𝑈𝑘 = 𝑎 × 𝑈𝑛
1
𝑈𝑘 = × (64)
4
𝑈𝑘 = 16 = 4
Catatan : Hubungan rasio (r) dan banyaknya suku (n) pada barisan geome-
𝑘+1
𝑟1 = 𝑟
𝑛1 = 𝑛 + (𝑛 − 1)𝑘
CONTOH 15:
1
Diketahui tiga buah suku membentuk barisan geometri 4 , 4, 6. di-
Tentukan :
Jawab :
1
a. Barisan geometri 4 , 4, 6
𝑘 +1 𝑈𝑛 3+1 64 4
𝑟1 = ⟹ 𝑟1 = ⟹ 𝑟1 = 16 = 2
𝑎 4
b. 𝑛1 = 𝑛 + 𝑛 − 1 𝑘 ⟹ 𝑛1
= 3+ 3−1 3
=9
c. 𝑈𝑛 1 = 𝑎𝑟1 𝑛1 − 1
1 10−1
𝑈10 1 = 4 × 2
e. Deret Geometri
𝑛
Sn = U1 + U2 + …. + Un = 𝑖=1 𝑈𝑖
Sn = a + ar + … + ar n-2 + ar n-1 -
rSn – Sn = - a + arn
⇔ (r – 1) Sn = a (rn – 1)
𝑎 (𝑟 𝑛 −1)
⇔ Sn = 𝑟−1
Jadi, rumus umum jumlah n suku pertama dari deret geometri adalah
sebagai berikut.
𝑎(𝑟 𝑛 − 1)
𝑆𝑛 = , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟 > 1
𝑟−1
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 = , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟 < 1
𝑟−1
a :suku pertama
r : rasio
n : banyak suku
CONTOH 16 :
a. 2 + 4 + 8 + 16 +… (8 suku)
3
b. 12 + 6 + 3 + 2 +… (6 suku)
Jawab:
a. 2 + 4 + 8 + 16 + ….
4
Dari deret tersebut, di peroleh a = 2 dan r = 2 = 2 (r > 1).
𝑎 𝑟𝑛 − 1 2(28 −1)
𝑆𝑛 = ⇔ 𝑆8 =
𝑟−1 2−1
= 2(256 - 1)
= 510
3
b. 12 + 6 + 3 + 2 +…
6 1
Dari deret itu, di peroleh a = 12 dan r = 12 = 2 (r < 1)
1
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 ) 12 (1− (2 )6 )
𝑆𝑛 = ⇔ 𝑆6 = 1
1− 𝑟 1−
2
1
= 24 (1 - 64 )
Deret geometri yang tidak dapat dicacah banyak seluruh sukunya dis-
1) 1 + 2 + 4 + 8 + …
2) 5 – 10 + 20 – 40 + …
1 1 1
3) 1 + 2 + 4 + 8 + …
1
4) 9 – 3 + 1 - 3 + …..
Perhatikan contoh 1) dan 2). Deret tersebut tidak menuju ke satu nilai terten-
tu. Deret demikian disebut deret divergen. Deret divergen memiliki rasio r den-
gan 𝑟 > 1.
Pada deret konvergen, jumlah suku – sukunya tidak akan melebihi sua-
tu harga tertentu, tetapi akan mendekati harga tertentu. Harga tertentu ini
disebut jumlah tak berhingga suku yang dinotasikan dengan 𝑆∞ Nilai 𝑆∞ me-
rupakan nilai pendekatan (limit) jumlah seluruh suku (Sn) dengan n meneka-
ti tak berhingga. Oleh karena itu, rumus deret tak berhingga dapat diturun-
𝑎(1−𝑟 𝑛 ) 𝑎−𝑎𝑟 𝑛
𝑆∞ = lim𝑛→∞ 𝑆𝑛 = lim = lim
𝑛→∞ 1−𝑟 𝑛→∞ 1−𝑟
𝑎−0 𝑎
𝑆∞ = = .
1−𝑟 1−𝑟
𝑎
𝑆∞ = , dengan r < 1
1−𝑟
CONTOH 17 :
1 1 1
a. 1 + + + + ⋯
2 4 8
b. 21+0,5+0,25+0,125+⋯
Jawab:
1 1 1
a. 1 + 2 + 4 + 8 + ⋯
1
Dari deret tersebut diketahui a = 1 dan r = sehingga
2
𝑎 1 1
𝑆∞ = = 1 = 1 =2
1−𝑟 1− 2
2
b. 21+0,5+0,25+0,125+⋯
1
Dari deret tersebut, diperoleh a= 1dan r = 2.
𝑎 1
𝑆∞ = = 1 =2
1−𝑟 1−
2
Jadi, 21+0,5+0,25+0,125+⋯ = 22 = 4.
Suku ke-n → Un = n
𝟏
Jumlah n suku pertama Sn = n(n+1)
𝟐
Kemampuan Dasar Mengajar Matematika_BARISAN dan DERET Page_ 28
(ASMONI_06.02031.616)
CONTOH 18 :
Tentukan:
a. Suku ke – 780,
Jawab:
a. Un = n ⟹ U780 = 780
1
b. Sn = n(n+1)
2
1
S50 = 2 (50)(50+1)
S50 = 25(51)
S50 = 1275
Suku ke-n → Un = n2
𝟏
Jumlah n suku pertama Sn = n(n + 1)(n + 2)
𝟔
CONTOH 19 :
Tentukan:
a. Suku ke -27,
Jawab:
a. Un = n2 ⟹ U27 = 272
= 729
1
S10 = 6 10(10 + 1)(2(10)+1)
10
S10 = (11)(21)
6
S10 = 385
Suku ke-n → Un = n3
𝟏 𝟐
Jumlah n suku pertama Sn = 𝒏 𝒏+𝟏
𝟐
CONTOH 20 :
Tentukan:
a. Suku ke -10,
Jawab:
a. Un = n3 ⟹ U10 = 103
= 1000
1 2
b. Sn = 𝑛 𝑛+1
2
1 2
S5 = .5 5+1
2
= 152
= 225
CONTOH 21 :
Tentukan:
a. Suku ke -6,
Jawab:
a. Un = n(n + 1) → U6 = 6(6 + 1)
= 42
1
b. Sn = 3 6(6 + 1)(6 + 2)
= 2(7)(8)
= 112
𝟏
Jumlah n suku pertama, Sn = n(n + 1)(n + 2)(n + 3)
𝟒
CONTOH 22 :
Tentukan:
a. Suku ke -10,
Jawab:
a. Un = n(n + 1)(n + 2)
1
b. Sn =4 n(n + 1)(n + 2)(n + 3)
1
S15 = 4 15(15 + 1)(15 + 2)(15 + 3)
15
= (16)(17)(18) = 18360
4
1
Deret bilangan segitiga 1 + 3 + 6 + … + 2 n(n + 1)(n + 2)
𝟏
Suku ke-n, Un = (n + 1)
𝟐
𝟏
Jumlah n suku pertama, Sn = n(n + 1)(n + 2)
𝟔
CONTOH 23 :
Tentukan:
a. Suku ke -6,
Jawab:
1
a. Un = 2 n (n + 1)
1 42
U6 = 6(7) =
2 2
= 21
1
b. Sn = 6 n(n + 1)(n + 2)
1
S6 = 6 6(6 + 1)(6 + 2)
= 1(7)(8)
= 56
perhitungan, misalnya bunga bank, keanikan produksi, dan laba/rugi suatu usaha.
Untuk menyelesaikan saol tersebut, kita hrus dapat membedakan apakah per-
CONTOH 24:
Jawab:
Untuk n = 20 maka
1
𝑆𝑛 = 2 𝑛(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
1
𝑆20 = 2 (20)(2(1.000) + (20 − 1)500)
= 115.000
D. NOTASI SIGMA
mengungkapkan suatu pernyataan secara singkat, jelas, dan konsisten yang jika di-
ungkapkan dengan kalimat biasa cukup panjang. Salah satu lambang yang penting
penjumlahan n suku.
1 + 2 + 3 + 4 + …. + 50
jeas tidak efektif. Apalagi jika banyak bilangan yang dijumlahkan semakin
50
singkat menjadi 𝑘=1 𝑘 (dibaca: sigma k yang bergerak mulai dari k = 1 sampai
dengan k = 50 ).
mulai 1 dan bertambah 1 sampai mencapai 50. Bilangan 1 disebut batas ba-
wah (nilai awal) dan 50 disebut batas atas (nilai akhir) penjumlahan.
𝑼𝒌 = 𝑼𝟏 + 𝑼𝟐 + ⋯ + 𝑼𝒏
𝒌=𝟏
Keterangan :
1 : batas bawah
n : batas atas
k : indeks
Uk : suku umum
5
Nyatakan dalam bentuk penjumlahan 𝑘=1 𝑘(𝑘 + 1)
Jawab :
= 1×2+2×3+3×4+4×5+5×6
= 2 + 6 + 12 + 20 + 30
CONTOH 26 :
10
a. 𝑝 =1 𝑝;
6
b. 𝑛 =3 2𝑛 2
Jawab :
10
a. 𝑝 =1 𝑝 = 1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + 10
= 55
6
b. 𝑛 =3 2𝑛 2 = 2(3)2 + 2(4)2 + 2(5)2 + 2(6)2
= 18 + 32 + 50 + 72
= 172
CONTOH 27 :
6
a. 𝑘=1 𝑈𝑘
6
b. 𝑖=1 𝑈𝑖
Jawab :
6
a. 𝑘=1 𝑈𝑘 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + 𝑈4 + 𝑈5 + 𝑈6
6
b. 𝑖=1 𝑈𝑖 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + 𝑈4 + 𝑈5 + 𝑈6
6 6
c. Dari hasil a dan b terlihat bahwa 𝑘=1 𝑈𝑘 = 𝑖=1 𝑈𝑖
CONTOH 28 :
berikut.
7
a. 𝑘=3 5, 𝑎𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (7 − 3 + 1) × 5
5
b. 𝑘=2 3𝑘
5
c. 3 𝑘=2 𝑘
Jawab :
7
a. (i) 𝑘 =3 5 = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 25
U 3 U4 U5 U 6 U7
(ii) 7 − 3 + 1 × 5 = 5 × 5 = 25
Kemampuan Dasar Mengajar Matematika_BARISAN dan DERET Page_ 36
(ASMONI_06.02031.616)
7
Jadi, 𝑘=3 5 = (7 − 3 + 1) × 5
5
b. 𝑘=2 3𝑘 =3×2+3×3+3×4+3×5
= 6 + 9 + 12 + 15
= 42
5
c. 3 𝑘=2 𝑘 = 3(2 + 3 + 4 + 5)
= 3 × 14
= 42
5 5
Terlihat dari hasil b dan c bahwa 𝑘=2 3𝑘 =3 𝑘=2 𝑘
Dari beberapa contoh di atas, kita dapat memperoleh sifat notasi sigma.
Jika Uk dan Vk adalah rumus umum suku ke-k dan p, q ∈ B maka berla-
ku sifat berikut.
𝑞 𝑞
a. 𝑘=𝑝 𝑈𝑘 = 𝑖=𝑝 𝑈𝑖
𝑞
b. 𝑘=𝑝 𝑐 = 𝑞 − 𝑝 + 1 𝑐, 𝑐 ∈ 𝑅, 𝑐 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝑞 𝑞
c. 𝑘=𝑝 𝑐𝑈𝑘 = 𝑐 𝑘=𝑝 𝑈𝑘
𝑞 𝑞 𝑞
d. 𝑘=𝑝 𝑈𝑘 ± 𝑉𝑘 = 𝑘=𝑝 𝑈𝑘 ± 𝑘=𝑝 𝑉𝑘
𝑛 𝑞 𝑞
e. 𝑘=𝑝 𝑈𝑘 + 𝑘=𝑛+1 𝑈𝑛 = 𝑘=𝑝 𝑈𝑘
𝑞 𝑞+𝑎 𝑞 𝑞−𝑎
f. 1) 𝑘=𝑝 𝑈𝑘 = 𝑘=𝑝+𝑎 𝑈𝑘−𝑎 2) 𝑘=𝑝 𝑈𝑘 = 𝑘=𝑝−𝑎 𝑈𝑘+𝑎
𝑝
g. 𝑘=𝑝 𝑈𝑘 = 𝑈𝑝
𝑞 𝑞 𝑞 𝑞
h. 𝑘=𝑝 (𝑈𝑘 ± 𝑉𝑘 )2 = 𝑘=𝑝 𝑈𝑘2 ± 2 𝑘=𝑝 𝑈𝑘 𝑉𝑘 + 𝑘=𝑝 𝑉𝑘2
Dengan memahami sifat – sifat notasi sigma di atas secara baik, kita akan
4
Hitunglah nilai dari 𝑘=1 𝑘 2 − 4𝑘
Jawab :
atas.
Cara 1 :
4
𝑘 =1 𝑘 2 − 4𝑘 = 12 − 4 1 + 22 − 4 2 + 32 − 4 3 + 42 − 4 4
= 1 − 4 + 4 − 8 + 9 − 12 + 16 − 16
= −3 − 4 − 3 + 0
Cara 2 :
4 4 4
𝑘=1 𝑘 2 − 4𝑘 = 𝑘=1 𝑘
2
− 𝑘=1 4𝑘
4 2 4
= 𝑘=1 𝑘 −4 𝑘=1 𝑘
= 12 + 22 + 32 + 42 − 4(1 + 2 + 3 + 4)
= (1 + 4 + 9 + 16) − 4(10)
= 30 − 40
= −10
deret aritmetika dan geometri merupakan deret dengan suku – sukunya ter-
pola tetap. Deret – deret seperti ini dapat kita sajian dalam notasi sigma. Agar
10
a. 𝑛=1(2𝑛 + 1)
6 𝑛
b. 𝑛=1 2
Jawab :
10
a. 𝑛 =1 2𝑛 + 1 = 2 1 + 1 + 2 2 + 1 2 3 + 1 + ⋯ + (2 10 + 1)
= 2 + 1 + 4 + 1 + 6 + 1 + ⋯ + (20 + 1)
= 3 + 5 + 7 + ⋯ + 21
tetap, yaitu 2. Jadi, deret itu adalah deret aritmetika dengan suku
10
awal a = 3, beda b = 2, dan U2 = 21. Nilai 𝑛=1(2𝑛 + 1) sama
1
𝑆𝑛 = 𝑛(𝑎 + 𝑈𝑛 )
2
1
⟺ 𝑆10 = 2 10 (3 + 𝑈10 )
1
= 2 10 (3 + 21)
= 5 24 = 120
10
Jadi, 𝑛=1 2𝑛 + 1 = 120
6 𝑛
b. 𝑛=1 2 = 21 + 22 + 23 + 24 + 25 + 26
= 2 + 4 + 8 + 16 + 32 + 64
Tampak bahwa deret itu memiliki rasio tetap, yaitu r=2. Jadi,
deret ini termasuk deret geometri dengan suku awal a=2 dan rasio
r=2.
6 𝑛
Oleh karena itu, 𝑛 =1 2 = 𝑆6
Kemampuan Dasar Mengajar Matematika_BARISAN dan DERET Page_ 39
(ASMONI_06.02031.616)
Karena 𝑟 = 2 > 1, 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠
𝑎(𝑟 𝑛 −1)
𝑆𝑛 =
𝑟−1
2(26 −1)
⟺ 𝑆6 =
2−1
2(64−1)
⟺ 𝑆6 =
1
⟺ 𝑆6 = 2(63)
⟺ 𝑆6 = 126
6 𝑛
Jadi, 𝑛=1 2 = 126
E. INDUKSI MATEMATIKA
S1 = 1
S2 = 1+3=4
S3 = 1+3+5=9
S4 = 1+3+5+7=16
Perhatika pola di atas baik – baik. Amatilah, apakah S1 = 12, S2 = 22, S3 = 32,
dan S4 = 42? Jawabnya adalah ya. Selanjutnya, dapatkah kalian simpulkan bahwa
duksi, yaitu berangkat dari hal – hal umum untuk membuktikan hal – hal yang
pembuktian yang digunakan berangkat dari hal – hal khusus untuk mencoba me-
nyimpulkan hal yang umum. Di dalam matematika, cara pembuktian semacam ini
merupakan suatu hal yang sangat khusus dan dikenal dengan induksi matematika.
2. Jika diasumsikan P(n) benar, untuk n=k dan dapat ditunjukkan bahwa P(n)
Misalkan P(n) merupakan suatu rumus untuk bilangan asli n yang akan dibuk-
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa P(n) berlaku untuk setiap n bilan-
gan asli.
CONTOH 31 :
setiap 𝑛 ∈ 𝐴.
Jawab :
1 = 12 ⟺ 1 = 1
(benar).
= k2 + (2k + 1) – 1)
= k2 + 2k + 1
= (k + 1)2
setiap 𝑛 ∈ 𝐴.