Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
SWETY RETNA
NIM K7405113
Oleh:
SWETY RETNA
NIM K7405113
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
HALAMAN PERSETUJUAN
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
PENGESAHAN
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
ABSTRAK
MOTTO
....Aku belajar bahwa untuk menjadi sempurna adalah omong kosong. Kadang
kita sukses, kadang kita gagal. Yang penting kita harus tetap semangat hidup dan
melakukan hal yang kita yakini...
Dan satu hal yang pasti : sebaik apapun aku dalam satu hal, aku tidak akan pernah
menjadi master, akan ada hal baru yang harus aku pelajari!
(Kate Bosworth)
Percayalah pada dirimu sendiri dan apa pun yang kamu impikan. Jangan pernah
katakan ”aku tak bisa” tetapi katakanlah ”aku pasti bisa!” dan kau akan
mendapatkan impianmu.
(Penulis)
PERSEMBAHAN
- Almamater UNS.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis
untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan
bijaksana.
4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Khresna Bayu Sangka, S.E, M.M selaku Pembimbing II
pertama, meskipun hanya setengah perjalanan tetapi banyak memberikan
semangat untuk penyelesaian skripsi ini.
6. Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah
memberikan dukungan, nasehat dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik .
7. Drs. H. M. Thoyibun, S.H, MM, selaku Kepala SMA Negeri 1
Surakarta yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian.
8. Drs. Wiyono selaku guru akuntansi SMA Negeri 1 Surakarta
dan siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 1 Surakarta yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian dalam skripsi ini.
10
Penulis
11
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
18
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab;
2. Pasal 35 ayat (1) tentang Standar Nasional pendidikan
terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan
yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala;
3. Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2) tentang pengembangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional dan tujuan
pendidikan, serta memperhatikan prinsip diversifikasi sesuai dengan potensi
peserta didik;
4. Pasal 37 ayat (1) tentang muatan wajib pada kurikulum
pendidikan dasar dan menengah; dan
5. Pasal 38 ayat (1) tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah, dan
ayat (2) tentang peran koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah.
Melalui perubahan kurikulum diharapkan mampu meningkatkan mutu
pendidikan yang secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia
Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku,
pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan aspek-aspek
tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang
diwujudkan melalui pencapaian kompetensi siswa untuk bertahan hidup,
menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. Dengan demikian siswa memiliki
ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran
dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Mulyasa (2004: 58-59) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
19
siswa hanya diminta untuk membuka buku teks dan mengerjakan buku Lembar
Kerja.
Peneliti melihat suasana pembelajaran yang jauh dari menyenangkan dan
menggairahkan. Siswa yang awalnya duduk tegak sebagai tanda siap mengikuti
kegiatan pembelajaran, sebagian besar langsung tertunduk lemas. Kegiatan
pembelajaran pun terasa pasif. Hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif
membuka-buka buku dan berdiskusi dengan teman sekitarnya.
Beberapa siswa yang terlihat rajin membaca dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan cepat. Namun sebagian besar yang lain, yang sejak awal kurang
antusias karena mungkin mengalami kesulitan dalam memahami konsep akuntansi
tak kunjung menyelesaikan tugasnya. Bahkan akhirnya mereka mengambil jalan
pintas: menyontek hasil pekerjaan teman.
Setelah melakukan beberapa kali pengamatan peneliti menyimpulkan
bahwa guru tersebut mempunyai gaya mengajar yang monoton dan kurang
menarik. Para siswa terlihat merasa jenuh. Dari suasana pembelajaran yang
demikian mustahil akan dicapai prestasi yang maksimal.
Dari survey awal yang dilakukan peneliti, nilai rata-rata kelas 69,22.
Angka ini belum memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata
pelajaran akuntansi, yaitu 70. Siswa yang mendapat nilai 70 ke atas sebanyak 68%
dari keseluruhannya, 32% sisanya masih di bawah standar ketuntasan minimal. Di
antara siswa yang belum tuntas, bahkan ada yang mendapat nilai sangat rendah,
yaitu 17. Siswa yang mengumpulkan tugas rumah secara tepat waktu sebanyak
40%. Sebanyak 55% mengumpulkan tugasnya dengan terlambat 2 minggu dari
waktu yang ditentukan. Sisanya, sebesar 5% tidak mengumpulkan tugas rumah.
Ini menunjukkan bahwa tingkat keaktifan dan minat siswa dalam mengikuti
pelajaran sangat rendah.
Berangkat dari kondisi tersebut di atas, peneliti tergerak untuk
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning. Komponen-komponen pembelajaran yang terdapat dalam
pendekatan Contextual Teaching and Learning sangat baik untuk menanamkan
22
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang teridentifikasi dapat dikaji secara mendalam, maka
perlu dilakukan pembatasan masalah. Pada penelitian ini masalah yang akan
penulis kaji lebih dalam adalah tentang penggunaan pendekatan dalam
pembelajaran yang tepat untuk membangun semangat dan meningkatkan
pemahaman mereka pada mata pelajaran akuntansi, yaitu dengan:
1. Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan
menekankan komponen learning community dan questioning.
2. Penilaian dilakukan dengan menilai proses dan hasil pembelajaran. Proses
pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di
dalam kelas. Sedangkan hasil belajar dilihat dari peningkatkan prestasi belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.
D. Perumusan Masalah
Masalah penelitian ini adalah "Apakah Penggunaan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menekankan komponen
learning community dan questioning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Akuntansi Kelas XI IS 1 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2008/2009?”
24
E. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan
menekankan komponen learning community dan questioning dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Kelas XI IS1
SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan :
1. Bagi Guru
Sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa tidak hanya nilai tetapi juga keterampilan.
2. Bagi Siswa
Mendapatkan kemudahan dalam memahami materi pelajaran dan
memberi pengalaman belajar inovatif baru untuk meningkatkan hasil belajar
mereka.
3. Bagi Peneliti
a. Memberi pengalaman baru mengenai penerapan metode
pembelajaran inovatif.
b. Sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
yang mungkin muncul saat mengajar kelak.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
Peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha,
bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan
9 umat manusia, sebagai warga negara,
tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai
sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. Sedangkan
pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik
antara peserta didik dengan pendidik ke arah tujuan pendidikan. Interaksi ini
dilakukan dengan sengaja melalui penyampaian materi berupa pengetahuan yang
dilaksanakan dalam suatu lingkungan pendidikan tertentu.
suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan juga merupakan usaha suatu
bangsa dalam memajukan generasi mudanya, jadi pendidikan yang dimaksud
disini adalah pendidikan secara formal atau melalui lembaga pendidikan, yaitu
sekolah, perguruan tinggi, dan seterusnya.
Salah satu unsur pendidikan adalah interaksi edukatif atau biasa disebut
Proses Belajar Mengajar. Drs. A Tabrani Rusyan (1989: 4) mengatakan:
Dalam pengertian interaksi sudah barang tentu ada unsur memberi dan
menerima, baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Drs. A. Tabrani Rusyan
(1989: 6) mengatakan:
6) Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang
baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah
dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru
menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa
pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
7) Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment)
Penialaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam
pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa
perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami
pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian
tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap
proses maupun hasil.
siswa sebagai pusat dalam pembelajaran. Siswa yang tadinya pasif sebagai
pendengar saja, sekarang menjadi subjek belajar yang harus aktif mencari dan
menggali ilmu untuk mendapatkan pengetahuan, sedangkan guru hanya
memfasilitasi. Pendekatan baru ini diharapkan dapat menciptakan mental
siswa yang kuat dan terampil dalam memanfaatkan pengetahuan mereka di
masa yang akan datang.
Beberapa dekade belakangan ini dikembangkan suatu pendekatan yang
mempunyai komponen-komponen pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pendekatan baru ini muncul pertama kali
di Amerika, yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning yang sering
disingkat menjadi CTL atau pendekatan kontekstual.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang membantu guru untuk mengaktifkan siswa
dalam membuat makna dari pembelajaran yang mereka laksanakan. Siswa
didorong untuk membuat pengaitan antara materi dan praktek, membuat
kelompok belajar, dan sebagainya.
Komponen-komponen dalam pendekatan Contextual Teaching and
Learning antara lain: (1) Konstruktivisme, (2) Menemukan (inquiry),(3)
bertanya (questioning), (4) Kelompok belajar (learning community), (5)
Permodelan (modeling), (6) Refleksi (reflection), dan (7) penilaian autentik
(authentic assessment). Ketujuh komponen ini sering disebut sebagai suatu
syarat belajar siswa aktif.
Dari ketujuh komponen diatas, komponen learning community adalah
ciri pendekatan Contextual Teaching and Learning. Learning community
berkaitan dengan komponen questioning atau bertanya, karena dalam suatu
diskusi kelompok terdapat interaksi dua arah antar anggota kelompok, yang
satu bertanya dan lainnya menjawab. Jadi kedua komponen ini mampu untuk
saling mendukung satu sama lain jika diterapkan dalam proses pembelajaran.
Baik learning community maupun questioning memiliki beberapa kelebihan
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran,
terutama masalah keaktifan dan kurangnya pemahaman siswa.
37
5. Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2007), “prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara
kelompok” Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila
seseorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah
suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh
karena itu prestasi belajar bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan
kegiatan belajar. Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program pembelajaran
dapat dilihat dari prestasi belajar seseorang tersebut.
Jadi hasil belajar atau prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku
maupun abilitas yang kemudian menjadi milik individu yang belajar, baik dalam
bidang kognitif, afektif, maupun psikomotoris.
Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa
SMA khususnya jurusan IPS. Fungsi mata pelajaran ini di SMA adalah
memberikan bekal pengetahuan dasar mengenai akuntansi keuangan.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul
penelitian yang diambil, yaitu “Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS
1 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Diklat 2008/2009”.
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar
yang optimal, diperlukan interaksi timbal balik yang positif antara guru dengan
siswa melalui metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan metode pembelajaran
yang tepat adalah penggunaan metode yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dan selaras dengan materi yang disampaikan. Jika tidak, maka akan
menyebabkan proses belajar mengajar menjadi tidak berdaya guna atau tidak
optimal sehingga menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran akuntansi
keuangan di SMA Negeri 1 Surakarta adalah guru belum menggunakan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran akuntansi keuangan. Perhatian dan antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran sangat kurang. Banyak siswa yang menghindari
mengerjakan tugas dan tidak fokus mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman
mereka rendah dan hasil belajar mereka kurang optimal. Oleh karena itu, untuk
mengatasi permasalahan tersebut peneliti menawarkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning terutama komponen learning community dan questioning
sehingga akan terbentuk suasana belajar yang lebih hidup dengan diskusi dan
tanya jawab sekaligus dapat memberikan semangat baru bagi siswa dalam
pembelajaran akuntansi keuangan. Dengan menerapkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dengan menekankan komponen learning community dan
45
questioning diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat karena minat dan
pemahaman mereka terhadap pembelajaran akuntansi keuangan pun meningkat.
Dari alur penalaran diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir
sebagai berikut:
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran :
Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa
”Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan
hasil pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 1 Surakarta.”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
b. Kelas XI sebanyak 11 kelas, terdiri dari 2 kelas RSBI, 8 kelas Jurusan IPA
(IA), dan 3 kelas Jurusan IPS (IS).
c. Kelas XII sebanyak 10 kelas, terdiri dari 7 kelas Jurusan IPA (IA), dan 3
kelas Jurusan IPS (IS).
2. Waktu Penelitian
Ag Ok
Waktu t t November Januari Februari Maret
Jenis Kegiatan
1.Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan
3. Implementasi
Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan Laporan
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas.
Menurut Rustam dan Mudilarto (2004),
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan
48
Perencanaan Pengamatan
Pelaksanaan
SIKLUS I
Refleksi
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
SIKLUS
II
Gambar 2. Alur PTK
Keterangan:
Tahap 1: Perencanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang
SIKLUS melakukan tindakan
SELANJUTNYA
51
1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa mengenai proses
pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau hasil
yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana penginterviu
memberikan pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, namun
cara menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada kebijaksanaan
interviewer. Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara ini berupa catatan
lapangan yang medeskripsikan atau menggambarkan proses pembelajaran
yang selama ini dilakukan.
2. Observasi
3. Dokumentasi
4. Tes
Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan dengan dua cara, yaitu tes
tertulis dan praktek atau lisan dengan mempresentasikan pekerjaan mereka di
depan kelas. Data yang didapatkan dari kegiatan ini adalah tabel pengamatan
berupa hasil belajar atau nilai ujian siswa dan skor penilaian keaktifan yang
digunakan sebagai indikator ketercapaian hasil penelitian.
D. Prosedur Penelitian
a. Mengidentifikasi masalah
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan
refleksi.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
E. Proses Penelitian
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
Persentase
Aspek yang diukur Cara mengukur
Target Capaian
Keaktifan siswa 70% Diamati saat guru memberikan
selama apersepsi apersepsi kepada siswa pada
awal pembelajaran.
Keaktifan siswa 70% Diamati saat pembelajaran
dalam kelompok dengan menggunakan lembar
saat mengikuti observasi dan dihitung dari
pembelajaran jumlah siswa yang menunjukkan
perhatian dan kesungguhan
dalam kelompok selama KBM
Ketelitian dan 80% Diamati saat pembelajaran,
ketepatan siswa dihitung dari jumlah siswa yang
dalam diteliti dan benar (tepat) dalam
menyelesaikan soal menyelesaikan soal
Ketuntasan hasil 80% Dihitung dari jumlah siswa yang
belajar (standar mendapatkan nilai 70 ke atas.
nilai 70)
b. Tahap pelaksanaan,
dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap
dampak tindakan.
c. Tahap observasi dan
interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan
aktivitas penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan
menekankan komponen learning community dan questioning pada proses
pembelajaran akuntansi tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi
tindakan pertama untuk mendapatkan data.
d. Tahap analisis dan
refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi
sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki /
disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target.
58
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi,
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta
analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
59
gudah menjadi dengan luas tanah 7105 m2. Batas tanah dengan bangunan
SMA N 2 (sebelah barat) dan dengan Universitas Kristen Surakarta (di
sebelah Timur) menjadi jelas yang sebelumnya menjadi satu sertifikat milik
Yayasan Kristen Surakarta. Pada periode ini SMA N 1 Surakarta telah meraih
banyak prestasi baik di bidang akademis maupun non akademis.
2) Menanamkan kesadaran
berdisiplin tinggi kepada seluruh
warga sekolah.
3) Melaksanakan pendidikan,
pembelajaran dan pelayanan
yang optimal sehingga
menghasilkan insan yang
berprestasi dalam semua bidang.
61
6) Mendayagunakan dan
mengembangkan kegiatan yang
menambah wawasan.
4. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran
2008/2009 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan sebuah kurikulum yang benar-
benar dibuat oleh sekolah yang meilibatkan unsur kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, konselor, komite sekolah dan nara sumber, sehingga dengan
sinerginya unsur-unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam proses
pembuatan kurikulum.
a) Pertemuan pertama
(1) Salam pembuka, guru mengabsen siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru
tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
(4) Guru mendemonstrasikan cara memposting dari jurnal ke
kolom buku besar.
(5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memahami materi yang telah disampaikan dan membuka
kesempatan untuk tanya jawab atau komponen questioning.
(6) Membentuk kelompok belajar (learning community) untuk
mengerjakan soal latihan bersama pada pertemuan selanjutnya.
Masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa. Siswa diberi
65
siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari
kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran
akuntansi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan
menekankan komponen learning community dan questioning sudah
dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang betul-betul aktif selama pemberian apersepsi
sebesar 67,5% sedangkan 32,5% lainnya belum dapat memusatkan
perhatian pada awal pembelajaran.
2) Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan kerja
kelompok berlangsung sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya kurang
kompak dan tidak saling membantu dalam kelompok. Hal ini
disebabkan karena siswa yang merasa tidak bisa mengerjakan tidak
mau ikut berdiskusi karena kurangnya motivasi dalam diri mereka.
3) Kelompok yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan
tepat dan teliti sebesar 75%, sedangkan yang lainnya masih kurang
lengkap dalam mengisi kolom-kolom jurnal maupun buku besar dan
banyak melakukan kesalahan fatal.
4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan transaksi akuntansi ke dalam
jurnal dan mempostingnya ke buku besar dan mendapatkan nilai 70 ke
atas sebesar 84,5%, sedangkan 15,5% siswa lainnya belum sempurna
dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka
masih kesulitan memahami suatu transaksi dan kurang mampu
menganalisis transaksi dengan baik sehingga tidak dapat mencatat
jurnal dan buku besar dengan benar.
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada grafik
dibawah ini:
73
Keaktifan Selama
35 Apersepsi
30
25 Keaktifan dalam
Jumlah Siswa 20 Kelompok
15
10 Ketelitian dalam
5 menyelesaikan soal
0
Ketuntasan Hasil
Belajar
Keaktifan selama
40 apersepsi
30 Keaktifan siswa
dalam kelompok
Jumlah Siswa 20
Ketelitian dalam
10 mengerjakan soal
Ketuntasan hasil
0
belajar
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran akuntansi
melalui penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan
menekankan komponen leaning community dan questioning dari siklus satu ke
siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4 berikut ini:
n
Keaktifan siswa Siklus I 27 siswa 67.5
selama apersepsi Siklus II 30 siswa 75 7.5%
Keaktifan dalam Siklus I 32 siswa 80
Kelompok Belajar Siklus II 35 siswa 87.5 7.5%
Ketepatan dan ketelitian Siklus I 30 siswa 75
dalam mengerjakan soal Siklus II 36 siswa 87.5 12.5%
Ketuntasan Hasil belajar Siklus I 34 siswa 84.5
Siklus II 35 siswa 87.5 3%
40 II
I II I II
35 II I
I
Keaktifan selama
30 apersepsi
25
Jumlah
20
Siswa Keaktifan dalam
15
kelompok
10
5
0 Ketepatan dan
ketelitian dalam
Siklus mengerjakan soal
Ketuntasan Hasil
Belajar
hasil evaluasi belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan
diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut,
yaitu dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan
menekankan komponen learning community dan questioning. Alasan utama
peneliti mengambil dua komponen ini adalah karena kondisi siswa yang merasa
lebih paham ketika temannya yang menjelaskan, maka pembelajaran kelompok
dan kegiatan bertanya diharapkan dapat membangun interaksi edukatif antara
siswa dengan guru serta meningkatkan pemahaman melalui diskusi.
Kemudian guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada
pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Buku Besar. Guru memberikan materi
dengan mendemonstrasikan (modelling) pemostingan transaksi jurnal ke buku
besar. Hari berikutnya siswa diminta mengerjakan soal dengan kelompok belajar
mengenai materi yang telah diajarkan. Namun, dari hasil pengamatan terhadap
proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan
kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat
dilihat dari kegiatan kerja kelompok, dimana dari 4 siswa anggota kelompok,
hanya 2 atau 3 orang saja yang mau aktif mengerjakan. Selain itu, kesempatan
presentasi untuk tanya jawab banyak diabaikan para siswa yang tidak maju.
Karena itu, penulis mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II
untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada
siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II masih sama hanya saja bentuk buku
besar yang dipelajari berbeda, materi ini membahas tentang prosedur mencatat
dari jurnal ke dalam buku besar bentuk 4 kolom. Pada saat peneliti melakukan
wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup antusias dengan komponen
learning community yang kemarin telah diterapkan, selain siswa menjadi aktif,
siswa juga merasa tidak segan bertanya dan berdiskusi dengan teman satu
kelompoknya.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah
87
Jumlah 8
Siswa II I
6 II II
Siswa yang kurang tepat
4 dan teliti dalam
2 mengerjakan soal
0
SIKLUS Siswa yang belum
tuntas dalam
pembelajaran
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IS 1 SMA
Negeri 1 Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat
tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat
peningkatan keaktifan, minat dan motivasi yang mengarah pada peningkatan hasil
belajar akuntansi dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning dengan menekankan komponen learning community dan questioning
pada siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 1 Surakarta. Peningkatan hasil belajar
akuntansi tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya yang dikemas
dalam dua siklus tindakan diantaranya :
1. Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning
dengan menekankan komponen learning community dan questioning dalam
pembelajaran akuntansi.
2. Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran
akuntansi dengan menciptakan kelompok belajar dan membuka kegiatan tanya
jawab dalam presentasi, tanya jawab ini dilakukan oleh guru pada siswa, siswa
pada guru, maupun siswa pada siswa lain.
3. Siswa dikondisikan dalam suatu kelompok diskusi yang akan
saling bertukar pikiran antar siswa, saling mengajari sehingga mampu
memahami materi dengan baik.
4. Guru lebih memberikan peran dalam menciptakan suasana
belajar dan membantu siswa mencapai pemahaman sehingga meningkatkan
hasil belajar mereka.
90
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian beserta pembahasan dan simpulan yang
dikemukakan tersebut diatas maka implikasi dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari
pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam
mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi,
kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan metode yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat belajar atau
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan secara maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru
memiliki kemampuan baik, maka guru dapat menyampaikan materi dengan baik.
Materi tersebut akan diterima siswa dengan baik apabila siswa juga memiliki
minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
92
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui
penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan menekankan
komponen learning community dan questioning dalam pembelajaran akuntansi
dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi. Bagi guru bidang studi akuntansi,
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pilihan dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran. Disamping itu dapat menjadikan siswa
lebih aktif dan menghapus pandangan siswa terhadap pembelajaran yang
membosankan menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Apalagi
bagi guru yang memiliki kemampuan dalam mengajak siswa untuk dapat
berkomunikasi dengan baik, sehingga siswa menjadi tidak malu untuk bertanya
atau maju ke depan kelas menyampaikan pendapatnya dan hasil pekerjaannya.
Pemberian tindakan dari siklus I sampai siklus II memberikan deskripsi
bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran akuntansi berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut
dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus II. Dari pelaksanaan tindakan
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dari
pembelajaran akuntansi.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
93
DAFTAR PUSTAKA
A.Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, B.A., dan Drs. Zainal Arifin. 1989.
Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Remadja
Karya.
au_contextual_teaching_and_learning_ctl_/?
url=http://ipotes.wordpress.com/2008/05/13/ Diakses pada tanggal 10 Juli
2008.
Johnson, Elaine B., PH.D. 2007. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:
Penerbit MLC.
Prof. DR. Suharsimi Arikunto, Prof. Suhardjono, dan Prof. Supardi. 2007.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Jakarta:
Rineka Cipta.