You are on page 1of 14

MIKROBIOLOGI INDUSTRI

I. PENDAHULUAN
Mikroba dapat dimanfaatkan untuk keperluan atau kebutuhan hidup
sehari-hari bagi manusia. Beberapa mikroba ada yang mampu mengubah bahan
makanan yang susah dicerna menjadi bahan makanan yang mudah dicerna.
Pengendalian jumlah mikroba dalam suatu media yang bertujuan untuk
menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, merupakan prinsip
yang digunakan dalam aplikasi mikrobiologi industri.
Mikrobiologi industri membahas perbanyakan mikroorganisme dalam
jumlah besar, di bawah kondisi terkendali, yang bertujuan untuk menghasilkan
produk bernilai ekonomi dan bermanfaat. Langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mikrobiologi industri adalah isolasi dan seleksi mikroorganisme; seleksi
media yang sesuai dengan tujuan; sterilisasi semua bagian penting untuk
mencegah kontamitasi oleh mikroba lain; dan evaluasi hasil.
Penentuan produk industri menggunakan jasa mikroorganisme sangat
tergantung dari sifat-sifat mikroorganisme yang dipilih. Mikroorganisme yang
dipilih harus memenuhi kriteria-kriteria: memiliki sifat-sifat yang stabil; mampu
tumbuh pesat; tidak patogenik; memiliki sifat potensial menjamin proses
biotransformasi berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Mikroorganisme yang terpilih ini berupa galur-galur unggul. Sedangkan
penentuan media dan bagian pengendali proses lainnya disesuaikan dengan
spesifikasi sifat mikroorganisme serta enzim-enzimnya. Macam-macam tipe
produk industri dari mikroorganisme antara lain : sel-sel mikroorganisme itu
sendiri sebagai produk .yang dikehendaki; enzim-enzim yang dihasilkan
mikroorganisme; metabolit dari mikroorganisme.
Selanjutnya pembahasan mikrobiologi industri meliputi beberapa contoh
proses pembuatan produk industri menggunakan jasa mikroorganisme antara lain
industri minuman beralkohol; industri sirup fruktosa tinggi; produksi asam amino;
produksi asam sitrat; produksi asam glutamat; produksi obat pengendali hama;
produksi antibiotika; produksi vaksin rekombinan. Pada bagian terakhir disajikan
tabel yang menunjukkan berbagai produk, tipe serta mikroorganisme yang
potensial dalam produk industri.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui proses fermentasi oleh bakteri dan jamur, pada susu,
yoghurt serta tempe dalam aplikasi mikrobiologi industri.

III. IDENTIFIKASI MASALAH


1. Apa fungsi pemanasan berulang-ulang pada susu dalam pembuatan
yoghurt?
2. Sebutkan jenis-jenis bakteri yang berperan dalam pembuatan yoghurt!
3. Apa guna tepung tapioka yang ditambahkan dalam rebusan kedelai
4. Sebutkan kapang lain yang berperan dalam pembuatan tempe selain
Rhizopus oryzae?

IV. TINJAUAN PUSTAKA

 SUSU
Susu biasanya berarti cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu
dari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka
dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah
menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental
manis, susu bubuk dan lain-lain untuk konsumsi manusia.Semua orang di dunia
ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi sampai
orang yang sudah lanjut usia.
Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat.Untuk umur
produktif, susu membantu pertumbuhan mereka.Sedangkan untuk orang lanjut
usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos.Susu mengandung
banyak vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu.
Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik.Tujuan dari ini agar
orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk
fermentasi.
Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan
manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu,
seperti Sapi dan Domba. Sapi dan domba mulai dijinakkan sejak 8000 SM untuk
diambil daging, bulu dan susunya. Di Timur Tengah, susu bahkan terfermentasi
menjadi keju oleh para pengembara gurun di sana. Diperkirakan susu mulai
masuk ke dataran Eropa pada abad 5000 SM melewati daerah Anatolia.
Sementara, susu mulai masuk ke Inggris pada periode Neolitik.
Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai dikenal
oleh bangsa Eropa pada zaman Pertengahan. Kemudian, pada abad ke-15, para
pelaut mulai membawa sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di dataran
Eropa untuk konsumsi susu. Susu sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia
lewat penjajahan Hindia Belanda pada abad ke 18.
Komposisi susu banyak berbeda antara spesies kepada spesies; sebagai
contoh kandungan susu lembu berlainan sama dangan susu kambing, yang mana
seseorang yang merasa keduannya akan sedari. Faktor seperti kandungan laktosa,
perbezaan kandungan dan saiz (globule) lepa lemak dan kekuatan (curd),
dibentuk oleh enzim manusia menghadamkan susu, boleh berbeza antara mamalia
dengan mamalia lain. Sebagai contoh:
• Susu manusia cair dan kaya dengan laktosa, kebanyakannya gula.
• Susu lembu lebih rendah kandungan gula dan tinggi dalam protein, dan
mengandungi sekitar 3.5% hingga 6.5% lemak susu, 4% hingga 8.5%
pepejal susu dan sekitar 88% air. Protien utamanya (80%) merupakan
kasein, sementara protein whey membentuk bakinya.
Laktosa di dalam susu dihadamkan dengan bantuan enzim laktase
dihasilkan oleh tubuh bayi. Bagi manusia, penghasilan laktasa menurun kearah
dewasa (bergantung kepada gen seseorang), dalam kebanyakan kes sehingga
tahap dimana laktosa tidak dapat dihadamkan, mendorong kepada ketidaktahanan
laktosa, keadaan gastrointestinal yang terdapat kepada ramai orang. Susu penuh
mempunyai sekitar 634 kalori setiap liter.
Air susu yang masih di dalam kelenjar susu dapat dikatakan
steril. Setelah keluar dari puting dapat terjadi kontamina si, kontaminasi itu
dapat terjadi dari mana-mana, misalnya :
• Dari puting sapi
Karena saluran-saluran susu bermuara pada pori kecil pada bagian puting,
scdang pori itu mudah sekali kemasukan bakteri, ma ka air susu yang akan ke
luar dapat mcngandung bakteri. Adalah suatu kenyataan, bahwa kira-kira satu
sampai dua jam setelah pemerahan, jumlah bakteri dalam air susu berkurang
hal ini mungkin disebabkan karena perubahan temperatur, mungkin juga
karena timbulnya zat-zat pembunuh bakteri. Kemudian selain itu, jumlah
bakteri terus ber-tambah, kecuali jika air susu itu disimpan dalam
temperatur yang rendah.
• Dari tubuh sapi
Kita maklum, bahwa kulit sapi yang berbulu itu mudah sekali menjadi
sarang bakteri. Maka memotong bulu itu pendek-pendek merupakan usaha
untuk mengurangi kemungkinan menempelnya debu dan kotoran-kotoran
yang sudah barang tentu membawa bakteri. Usaha lain untuk mengurangi
banyaknya bakteri ke dalam air susu ialah meng-gosok-gosok tubuh sapi
terlebih dahulu dengan kain yang dibasahi dengan desinfektan. Sehabis
digosok dan dipijit-pijit, air susu lebih cepat keluarnya dari puting, sehingga
pemerahan dapat selesai dalam beberapa menit saja, hal yang demikian ini
pastilah mengurangi kemungkinan terjadinya kontami nasi bakteri.

• Dari debu di udara


Jika keadaan sekitar sapi i tu kering, maka angin ataupun gerakan ekor
sapi dapat menghamburkan debu sehingga air susu mudah kemasukan
bakteri. Oleh karena itulah kebersihan kandang sapi dan sekitarnya perlu
diperhatikan benar-benar.
• Dari alat- alat yang tidak steril
Ember dan alat-alat lain yang dipakai untuk menampung dan menyimpan
susu mudah sekali menjadi sumber kontaminasi. Sedangkan pemerahan yang
dilakukan dengan mesin saja masih belum sempurna kebersihannya, apalagi
jika semua dikerjakan dengan tangan. Mesin pemerah terdiri atas suatu
mangkuk kecil yang menutup puting. Dalam mangkuk ini disambung dengan
suatu pipa yang menuju ke bejana, jadi praktis susu ini tidak kena udara
sama sekali, Jadi kalau alat-alat tersebut bersih, maka kemungkinan
kontaminasi dapat dikatakan tidak ada.
Sekalipun pemerahan susu dilakukan dengan alat-alat mesin yang
kebersihannya dapat dijamin, namun air susu yang 100% bebas
mikroorganisme itu jarang atau sama sekali tidak ada. Bakteri yang hampir
selalu ada di dalam air susu ialah bakteri penghasil asam susu, bakteri ini
kebanyakan dari famili L.actobacteriaceae. Dari famili ini, terutama
Streptococcus lactis banyak kedapatan dalam jumlah yang besar. Spesies ini
berkembang biak cepat sekali, sedang ia mudah menguraikan laktosa, hanya
pada temperatur 37° sampai 50°C aktivitasnya tidak begitu besar.
Sebenarnya Streptococcus lactis itu kalah hebat dalam menghasilkan asam
susu daripada Lactobacillus lactis, akan tetapi jumlah yang sangat bcsar dari
S. lactis menyebabkan susu lekas mencapai titik koagulasinya, yaitu
proteinnya menggumpal.
Beberapa spesies dari famili Micrococcaceae sering keda patan juga di
dalam susu yang kurang terjaga kebersihan nya, spesies ini juga menyebabkan.
asamnya air susu. Dari famili Enterobacteriaceae, terutama Escherichia coli
dan Aero dieter aerogenes kerap kali kedapatan juga di da lam air susu, k edua
spesies ini dapat mengadakan fermentasi terhadap laktosa. Mereka
menghasilkan karbondioksida, hidrogen dan asam organik, hal ini tentulah
mengganggu mutu air susu. Dalam pembentukan asam, mereka kalah giat
kalau dibanding dengan Streptococcus lactis.

Streptococcus lactis Lactobacillus lactis

 Bakteri saprofit
Bakteri yang menghasilkan asam susu itu pada umumnya dipandang tidak
mengganggu mutu susu, akan tetapi bak teri yang menguraikan protein itulah
yang mengakibatkan busuknya air susu. Banyak spesies dari genus Proteus,
Bacillus, Clostridium, Sarcina memegang peranan dalam pem busukan,
lebih-lebih ketiga genus yang pertama. Biasanya pertumbuhan spesies-
spesies tersebut dihambat oleh asam susu yang timbul karena kegiatan
bakteri yang lain.
Sering kali kita jumpai air susu yang berlendir. Benang-benang lendir itu
disebabkan oleh bakteri yang berlendir, di antaranya Alcaligenes viscolactis
dan beberapa spesies yang biasa kedapatan di dalam usus tebal.
Meskipun susu yang ketumbuhan spesies-spesies ter sebut di atas itu
tidak berbahaya bagi kesehatan, akan tetapi keadaan yang demikian
menyebabkan orang dengan sendirinya tidak menyukainya. Kadang-kadang
timbul warna biru di dalam air susu, hal ini disebabkan oleh Pseudomonas
syncyanea, spesies ini berbiak dengan cepat setelah air susu mulai asam.

 Bakteri patogen
Air susu yang kemasukan bibit penyakit menular mudah sekali menjadi
sumber epidemi. Maka perlu sekali adanya pengawasan mengenai kesehatan
sapi dan kesehalan se tiap orang yang pekerjaannya ada sangkut-paut dengan
pengusahaan air susu.
Tuberkulosis, brusellosis dan lain-lain penyakit yang di sebabkan oleh
Micrococcus, Streptococcus mudah sekali menjalarnya dengan perantaraan
air susu yang kemasukan bibit penyakit tersebut. Streptococcus agalactiae
dan Streptococcus pyogenes yang kedapatan pada puting sapi yang menderita
mastitis kerap benar menjadi penyebab penyakit tenggorokan pada manusia,
dan ternyata spesies-spesies itu masuknya kepada manusia dengan
perantaraan air susu. Mycobacterium tuberculosis yang berasal dari sapi, dari
pemerah atau dari pengantar air susu dapat pula menjalar ke mana-mana via air
susu. Hal ini berlaku juga bagi Brucella abortus dan Brucetia melitensis.

 YOGHURT
Yoghurt pertama kali ditemukan oleh warga Turki. Awalnya para
penggembala domba menyimpan susu hasil perahannya pada kantung yang
terbuat dari kulit domba. Setelah disimpan beberapa waktu, susu terfermentasi
oleh bakteri sehingga menjadi asam, teksturnya mengental namun tidak basi.
Hasil temuan inilah yang berkembang menjadi yoghurt seperti kita kenal
sekarang.
Dalam perkembanganya, yoghurt menjadi produk pangan yang diterima
dengan baik bahkan menjadi salah satu bahan pangan favorit di seluruh belahan
bumi, temasuk Indonesia. Mudahnya masyarakat menerima yoghurt karena cita
rasanya khas, lembut, asam, segar dan banyak manfaatnya untuk kesehatan tubuh.

Ditilik dari komposisi zat gizinya, yoghurt sangat tinggi kalsium dan zat besi, zat
yang baik untuk mencegah keropos tulang . Berdasarkan sumber The Wellness
Encyclopedia (1991) menyebutkan bahwa setiap 227 gr yoghurt mengandung 275
– 400 mg kalsium, angka yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan sumber
kalsium yang lain. Kandungan gizi lain adalahvitamin B-komplek untuk
kesehatan reproduksi, protein untuk pertumbuhan, mineral dan vitamin lain untuk
menjaga dan memelihara kesehatan sel tubuh.
Bagi para penderita lactose intolerance, yoghurt dapat menjadi pengganti
susu karena laktosa sudah dirubah menjadi asam laktat sehingga aman untuk
dikonsumsi. Lain halnya dengan penelitian Ellie Metchnikoff (pemenang nobel
kedokteran 1908). Hasil penelitiannya yang dilakukan di Balkan menyimpulkan
bahwa ada korelasi positif antara kosumsi yoghurt dengan panjang umur.
Terbukti, penduduk Balkan yang banyak mengkonsumsi yoghurt mempunyai usia
yang panjang (± 87 tahun). Menurut Ellie, kebiasaan mengkonsumsi yoghurt
yang mengandung bakteri aktif bermanfaat untuk mencegah terjadinya keracunan
akibat radikal bebas(penyebab kanker ) dan penuaan dini.
Untuk manfaat maksimal, pilih yoghurt yang tanpa bahan pengawet,
pemberi rasa dan warna. Plain yoghurt adalah pilihan yang baik, selain
mengandung bakteri aktif yang baik untuk system pencernaan, jenis ini juga tanpa
penambahan bahan-bahan kimia berbahaya. Jangan lupa untuk menyimpanya
dalam suhu dingin karena yoghurt tinggi protein dan mengandung bakteri aktif
yang mudah rusak jika disimpan pada suhu ruang. Pada pembuatan yoghurt, susu
yang akan digunakan harus keadaan steril, maka dari itu dilakukan pemanasan
secara berulang-ulang. Metode ini sebenarnya berdasarkan atas prinsip
pasteurisasi. Fungsi dari pemanasan yang berulang-ulang pada susu dalam
pembuatan yoghurt untuk mengendalikan populasi bakteri-bakteri yang terdapat
pada susu. Dengan menjaga populasi bakteri tersebut maka susu tersebut akan
mampu menghasilkan kualitas yang baik untuk pembuatan yoghurt tersebut.
Bakteri-bakteri yang berperan dalam pembuatan yoghurt diantaranya
Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus Acidophillus, Streptococcus
thermophylus Streptococcus lactis, dan Thermobacterium bulgaricum.

 KETAN
Tape atau uli (bahasa Betawi) adalah sejenis penganan yang dihasilkan
dari proses peragian (fermentasi). Tape bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan
hasilnya dinamakan "tape singkong" atau peuyeum. Bila dibuat dari ketan hitam
maupun ketan putih, hasilnya dinamakan "tape pulut" atau "tape ketan".
Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar
singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang baik. Ragi
adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape. Agar pembuatan tape
berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan harus bersih, terutama dari lemak
atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika digunakan untuk mengolah pembuatan
tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air juga harus bersih. Menggunakan
air hujan juga bisa menyebabkan gagal fermentasi.
Selain dimakan langsung, tape juga enak dijadikan olahan lain atau
dicampur dengan makanan atau minuman lain. Seperti tape pulut sangat enak
untuk campuran cendol atau es campur, bisa juga diolah kembali menjadi wajik
atau dodol. Sedangkan tape singkong selain bisa dijadikan campuran cendol, es
campur atau es doger, bisa juga dibuat makanan gorengan rondo royal (tape
goreng), colenak, dan lain-lain.

 TEMPE
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai
atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh.
arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe
kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam
kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk
menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang
yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat.
Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe
memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
V. ALAT DAN BAHAN
o ALAT
1. Plastik
2. Sendok
o BAHAN
1. Kacang kedelai
2. Ketan Hitam
3. Ragi
4. Susu
5. Starter Youghurt
o PROSEDUR
Pembuatan Yoghurt
 Susu murni dipanaskan pada suhu 90°C selama 20 menit, lalu didinnginkan
dalam panci tertutup.
 Proses tersebuut dulangi sekalli lagi hingga volume susu menjadi 2/3 atau ½
bagian dari asal
 Cairan susu yang telah didinginkan ditambah 2-5% starter ( bibit yoghurt )
dan diaduk merata.
 Campuran tersebut disimpan kedalam kantung plasti, lalu dieramkan pada
suhu 41-45°C selama 4-6 jam
 Bila campuran tersebut disimpan pada suhu 30°C, waktu pengeraman antara
12-24 jam
 Setelah yoghurt jadi, dapat ditambahkan esen atau sirup yang disukai serta
simpan pada suhu 2°C untuk mencegah fermentasi berlanjut.
Pembuatan Tape Ketan Hitam
 Sediakan ketan hitam, lalu timbang sebanyak 1kg
 Campurkan ragi secukupnya, lalu aduk rata
 Masukkan ke dalam wadah untuk dilakuan pengeraman dalam suhu kamar,
dengan waktu 24-48 jam

Pembuatan Tempe
 Kedelai yang berkualitas baik dipilih, dicuci kemudian direndam selama 24
jam.
 Kulit ari kedelai kemudian dibuang
 Kedelai dikelupas kemudian direbus hingga empuk dan dibiarkan mendidih
selama 20 menit
 Rebusan kedelai kemudian ditiriskan dalam panci bersih
 Rebusan kedelai yang sudah dingin kemudian dicampur dengan tepung
tapioka dan diaduk dengan bibit tempe hingga rata
 Kedelai kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik yang telah ditusuk-
tusuk dengan jarum dan dieramkan selama 48-72 jam pada suhu kamar.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pembuatan Yoghurt


Hasil pembuatan yoghurt terlihat jelas di permukaan terdapat gumpalan-
gumpalan bentuk bulat tidak teratur, warna kuning atau putih. Yogurt terasa asam,
karena terjadi fermentasi yang menghasilkan alkohol. Diperkirakan jenis bakteri
yang terdapat pada medium adalah Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus
thermophylus, dan Streptococcus lactis.
Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri yang akan mengubah laktosa
menjadi asam laktat. Bakteri ini bersifat termodurik dan homofermentatif, dengan
suhu optimum untuk pertumbuhannya sekitar 45C kondisi optimum untuk
pertumbuhannya adalah sedikit asam atau sekitar pH 5.5. Streptococcus
thermophillus adalah bakteri gram positif yang berbentuk bulat, sering juga
berbentuk rantai. Bakteri ini dapat diklasifikasikan sebagai bakteri
homofermentatif dan termodurik, dengan pH optimum pertumbuhannya sekitar
6,5. Sedangkan untuk Lactobacillus Acidophillus dan Streptococcus lactis
merupakan bakteri yang berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat.

Hasil dan Pembahasan Pembuatan Tape Ketan Hitam


Tape ketan hitam yang dibuat terasa masam, karena adanya kandungan
alkohol hasil fermentasi dari ragi. Tape terasa lembek, karena kadar atau ragi
yang digunakan terlalu banyak. Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan
kebersihan yang tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena
proses fermentasi yang baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk
membuat tape. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-
bahan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak
jika digunakan untuk mengolah pembuatan tape bisa menyebabkan kegagalan
fermentasi.

Hasil dan Pembahasan Pembuatan Tempe


Ternyata hasil pembuatan tempe adalah kesemua tempe tersebut mengalami
pembusukan (membusuk). Hal ini dikarenakan lingkungan pada saat pembuatan
tempe terlalu lembab, sehingga jamur atau kapang tidak dapat tumbuh optimal.

VII. SIMPULAN
1. Pemanasan berulang-ulang dimaksudkan
agar membunuh bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada susu, dan
mengendalikan pertumbuhan bakteri.
2. Jenis bakteri yang digunakan untuk
memfermentasikan susu menjadi yoghurt adalah Lactobacillus
bulgaricus, Lactobacillus acidophilus, Streptococcus thermophylus,
Streptococcus lactis, dan Thermobacterium bulgaricum.
3. Fungsi dari tepung tapioka adalah untuk
menambah kadar protein pada tempe.
4. Kapang lain yang berperan dalam
pembuatan tempe yaitu Rhizopus oligosporus,

DAFTAR PUSTAKA

Brown, A.E. 2005. Benson’s Microbiological Appllications complete version:


Laboratory Manual in General Microbiology, ninth edition. USA : Mc
Graw Hill.
Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
http://massofa.wordpress.com/2008/02/05/genetika-dan-pengendalian-
mikrobiologi/
http://ms.wikipedia.org/wiki/Susu
http://id.wikipedia.org/wiki/Tape
Pelczar, M.J., dan E.S.C. Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta:
UI-Perss.
Safitri, R., Ida Indrawati, dkk.2005. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Dasar. Jatinangor: Laboratorium Mikrobiologi – Jurusan Biologi, UNPAD.
Subba Rao, N.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman
diterjemahkan oleh Herawati Susilo. Jakarta : UI-Perss.

You might also like