You are on page 1of 6

© Aluna Soenarto

Cowok dan Seks


Pernah nggak kalian mergokin cowok kalian, temen cowok atau sodara
cowok tengah asyik download video porno dari internet, atau mereka nonton bokep
dari layar ponsel sembunyi-sembunyi, atau mungkin kalian nggak sengaja nemuin
koleksi video pornonya ketika tengah membuka-buka memori laptopnya?

Rasanya bakalan banyak yang berkata iya dan mereka pasti menanyakan
pertanyaan yang sama: Ada apa sih antara cowok dan seks? Kenapa bagi mereka seks
itu seolah menjelma menjadi dewanya atau semacamnya?

Dibalik teori alam yang sering dielu-elukan cowok sebagai tameng


pembenaran diri bahwa tugas merekalah sebagai penyebar benih adalah penyebab
mereka sering atau bahkan ada yang menjadi maniak melihat hal-hal vulgar tersebut,
sebenarnya hal-hal tersebut adalah hal yang wajar bagi cowok. Tapi bagi cewek, hal-
hal tersebut justru sangat menjijikkan bahkan ada beberapa cewek yang mengklaim
bahwa cowok yang suka nonton video porno adalah cowok mesum dan tidak bermoral.

Mungkin inilah yang disebut bahwa pria dan wanita adalah makhluk yang
sangat berbeda walaupun berasal dari spesies yang sama. Tapi tetap saja, itu tidak
pernah menjawab pertanyaan para cewek tentang mengapa cowok lebih tertarik
menonton hal-hal vulgar tersebut.

Menurut buku yang aku baca yang berjudul Why Men Don’t Listen and
Woman Cant Read Maps, hal itu lebih kepada struktur otak cowok yang lebih peka
indra penglihatannya dan masih menurut buku tersebut, isi otak cowok 80% hanya
berisi tentang seks. Berbeda dengan otak cewek yang lebih peka terhadap sentuhan
dan isi otaknya lebih komples daripada cowok. Jadi jangan heran kalau cowok lebih
suka melihat dan mantengin majalah porno karena mereka lebih peka terhadap
penglihatan. Bahkan ada salah satu temen aku yang cerita jika dia lebih menikmati
permainan seksnya dengan istrinya jika lampu dalam keadaan menyala. Yang berarti,
cowok memang lebih butuh visualisasi.

Lalu mengapa cowok sepertinya lebih peduli tentang seks daripada wanita?

- 1 -
© Aluna Soenarto
Entah ini sudah hukum alam atau semacamnya bahwa sudah menjadi takdir
cowok untuk menebar benih, dimanapun, kapanpun, bahkan kalau sepuluh menit
kemudian mereka harus pergi berperang melawan musuh, pasti mereka dapat
melakukannya sebaik mereka berada pada kondisi yang tidak tertekan. Untuk hal itu,
aku benar-benar kagum sama cowok. Maksudku, mereka bisa membangunkan
gairahnya kapan saja dan bahkan dengan siapa saja. Ya, mungkin kalau yang terakhir
itu bukan menjadi favoritku tapi tetap saja, kemampuan mereka itu benar-benar luar
biasa.

Berbeda sekali dengan cewek yang sulit sekali membangun mood-nya untuk
berhubungan seks, apalagi jika dengan orang yang bukan pasangannya. Cewek lebih
berperasaan daripada cowok. Cewek selalu memikirkan dua langkah ke depan tentang
resiko-resikonya. Tapi nggak jarang juga ada cewek yang bisa ngelakuinnya dengan
siapa saja walaupun persentasenya hanya minoritas.

Kalau ada cowok yang bertanya, mengapa cewek selalu berpikir tentang dua
langkah ke depan? Kenapa cewek kok pemilih sekali? Sedangkan cowok, asalkan bisa
memuaskan gairah mereka, mereka bisa melakukannya dengan siapa saja, bahkan di
bawah pohon pun oke.

Kalau menurut aku pribadi, ini semua berasal dari struktur otak cewek yang
sangat kompleks. Bayangkan sebuah pizza yang telah terpotong-potong menjadi lebih
dari 10 bagian. Kira-kira seperti itulah pikiran cewek. Ada bagian sendiri tentang
pekerjaan, sosialisasi, fashion, persahabatan, dan sepertinya seks hanya mendapatkan
porsi yang sangat kecil dibandingkan proporsi yang lain.

Mengapa begitu?

Karena bagi cewek, seks hanya digunakan untuk meneruskan keturunan.


Maksudku, mereka hanya akan melakukannya saat mereka menyadari bahwa sudah
saatnya mereka melahirkan generasi-generasi baru penerus mereka yang lebih
berkualitas, seperti lebih pintar, lebih cantik, dan lebih dari apapun. Hal ini didasari
dari hukum bereproduksi yaitu mengeliminasi yang jelek dan menghasilkan keturunan
yang lebih bermutu.

Lalu, mengapa cewek-cewek tidak bisa melakukannya dengan siapa saja,


kapan saja, dan dimana saja?

- 2 -
© Aluna Soenarto
Jawabannya sebenarnya sangat simpel. Kembali lagi ke pelajaran
bereproduksi dimana saat wanita mengandung, mereka membutuhkan waktu sembilan
bulan dua minggu sampai saatnya melahirkan dan saat rentang waktu itulah mereka
membutuhkan seorang pelindung. Seseorang yang beranggung jawab dan bisa
melindunginya ketika mereka sedang lemah (baca: hamil). Itulah alasan mengapa
wanita sangat pemilih dibanding para pria. Karena wanita selalu berpikir dua langkah
ke depan. Berbeda dengan ayam yang hanya butuh waktu lebih singkat untuk
melahirkan telur-telurnya sehingga mereka bisa berganti pasangan sesering yang
mereka inginkan.

Seorang teman pernah bertanya padaku, menurutmu seks itu apa?

Menurutku seks adalah sesuatu yang luar biasa dan membuat kecanduan,
seperti heroin. Untuk itulah harus dilakukan dengan BENAR dan BERTANGGUNG
JAWAB.

Banyak sekali cowok yang salah mengartikan tentang pernyataanku tersebut.


Mereka berkata: Aku selalu benar melakukannya (baca: insert to the right hole) dan
aku bertanggung jawab jika dia hamil.

Well, sebenarnya bukan itu maksud pernyataanku. Memang sih, kebanyakan


cowok salah mengartikan pernyataanku karena otak mereka 80% memang hanya
memikirkan tentang seks. Jadi yang mereka anggap benar adalah proses
melakukannya bukan tentang keabsahannya atau legalitasnya.

Aku sendiri adalah orang yang masih memegang teguh prinsip konvensional
dimana harus ada surat sah bahwa seseorang telah memiliki hak atas diriku, baru aku
bisa melakukannya. Seolah surat itu menjelma menjadi SIM untuk melakukan seks.
Walaupun alasan untuk menikah bukan hanya untuk seks, tapi sudahlah, jangan
munafik. Setiap orang pasti menyukai seks!

Banyak sekali cowok yang bercerita kepadaku mengenai hubungan seks


mereka. Aku tidak tau harus senang atau tidak mengenai hal ini karena aku sendiri
juga bingung mengapa mereka bisa seterbuka ini padaku padahal jelas-jelas di jidatku
tidak ada tulisan: Silahkan, ceritakan tentang pengalaman seksmu padaku!

- 3 -
© Aluna Soenarto
Mungkin mereka lebih rileks bercerita padaku karena aku tidak pernah
menyalahkan mereka atas tindakan yang mereka lakukan (baik yang legal maupun
tidak). Aku selalu mendengarkan mereka dan tidak pernah merasa jijik. Karena
bagiku, cowok dan seks adalah sesuatu yang wajar.

Ada satu pertanyaan yang selalu kulontarkan kepada mereka:

Kenapa sih kalian melakukannya (baik hanya nonton video porno maupun
benar-benar mempraktekkannya)? Bukankah ada tanggung jawab yang harus kalian
pikul kalau kalian melakukannya? Baik kepada Tuhan maupun kepada cewek itu?

Dan, dari sepuluh pria yang aku tanyai, mereka berumur 23 tahun sampai 28
tahun, semuanya belum menikah, mereka menjawab:

Kamu nggak pernah ngerasain orgasme. Sekali-kali cobain, kalau udah


ngerasain, pasti kamu nggak bakal nanya-nanya lagi.

Sebagai catatan: aku nggak minat nyobain sampai dapat SIM!

Jadi, apa artinya?

Artinya agak menyebalkan memang. Mereka, kaum cowok, hanya menyukai


kesenangan sesaat atau mereka sering mengistilahkan “surga” mereka. Dan ujung-
ujungnya kebakaran jenggot juga saat menyadari bahwa pasangan seks mereka hamil
dan minta pertanggung jawaban.

Salah seorang teman mengeluh: Gimana dong? Gue belum mapan. Mau
dikasih makan apa bini sama anak gue? Pasir???

Dan sekali lagi, ini membuktikan bahwa wanita selalu berpikir dua langkah
ke depan (kecuali buat wanita-wanita yang sudah terjebak berhubungan dengan pria-
pria itu. Hehehe).

Lalu, ada lagi statement dari mereka yang sepertinya, bukan sepertinya sih
tapi memang nggak adil buat para wanita. Mereka bilang begini: Cowok selalu pengen
menjadi yang pertama, dan wanita selalu menginginkan menjadi yang terakhir.

- 4 -
© Aluna Soenarto

Gara-gara statement itu, aku sempet ngamuk dengan beberapa narasumberku.


Karena bagiku itu benar-benar tidak adil. Nggak semua cewek pengen jadi yang
terakhir. Contohnya aku! Aku hanya ingin menjadi yang pertama dan terakhir buat
seorang cowok. Nggak peduli kalau dia bukanlah seorang expert karena nggak pernah
“belajar” sebelum dapat SIM. Karena buat cewek, keampuhan seks itu cuma nomer
sekian, jauh di bawah cinta dan kasih sayang.

Kadang aku mikir, sebenarnya narasumber-narasumberku ini penjelmaan dari


pria-pria bejat atau mereka hanya ingin menjadi expert saja (untuk bekal menikah
nanti)?

Dan, seorang narasumber yang kebetulan sangat dekat denganku (bukan


dekat dalam artian negatif!) menjelaskan padaku bahwa cowok itu sebenarnya
memiliki rasa tidak percaya diri yang cukup tinggi. Salah satunya dengan seks. Dan
salah satu ketakutan terbesar mereka adalah tidak bisa memuaskan pasangan hidup
mereka di atas tempat tidur. Kalau itu sampai terjadi, jangan pernah manggil mereka
cowok lagi.

Hal itu membuat aku berpikir, apa sebegitu bodohnya cowok-cowok ini?
Mereka mengorbankan sesuatu yang sakral hanya untuk hal konyol seperti ini?
Apakah mereka tidak mengerti bahwa seks hanya menjadi nomer ke sekian di daftar
para wanita? Wanita lebih mementingkan ketulusan dan kasih sayang.

Kalau saja, pria-pria itu tau… Karena aku tau betul bahwa narasumber-
narasumberku ini adalah orang-orang yang baik dan bertanggung jawab. Walaupun
aku akui, mereka salah pilih jalur. Tapi aku memang tidak bisa sepenuhnya
menyalahkan mereka karena di umur-umur mereka sekarang memang kebutuhan
seksnya tinggi dan karena di Indonesia, seks masih menjadi sesuatu yang tabu untuk
dibicarakan maka dari itu mereka malah menyalurkannya ke hal-hal negatif seperti itu.

Kadang aku berpikir, apakah hal negatif ini marak berkembang karena adat
tabu kita. Maksudku lihatlah di Amerika. Mereka sangat terbuka. Liberal. Mau tidur
dengan siapa saja boleh dan tidak menjadi gunjingan. Sehingga tingkat mesumitas
(astagaaaa…apa itu mesumitas?) orang-orang di sana lebih rendah dari pada di sini.
Maksudku, pria-pria di sana bisa menyalurkan hasratnya dengan bebas. Berbeda
dengan di sini yang harus sembunyi-sembunyi. Ketahuan MBA aja langsung gosipnya

- 5 -
© Aluna Soenarto
nggak pudar selama tujuh turunan. Apakah itu yang menjadi penyebab mengapa di
sini tingkat download-isasi (astagaaaa…aku menemukan istilah baru lagi:
downloadisasi) video porno lebih tinggi dari pada Amerika? Dan itu juga yang
menjadi penyebab banyaknya kasus pelecehan seksual. Pelecehan seksual tidak hanya
pemerkosaan loooo, ngintip rok yang kesingkap waktu naik bus way juga bisa
dikategorikan pelecehan seksual.

Tapi, seorang narasumberku pun berkata bahwa mungkin semua ini bisa
dihindari kengan tingkat iman yang teguh dan kuat. Bangsa kita terlalu mudah
digoyangkan imannya dan sangat mudah dipenetrasi oleh budaya asing.

Kalau menurutku pribadi sih, semua hanya masalah komunikasi. Mungkin


kalau pria-pria ini diajak bicara dari hati ke hati dan memberitahukan pada mereka
bahwa seks bukanlah sesuatu yang penting bagi kita para cewek (okelah, bukan nggak
penting tapi agak penting… :D), mereka bisa sedikit demi sedikit menghilangkan
hasrat mereka dan bersedia menunggu sampai mendapat SIM. Karena cowok itu
bukan barang, mereka bisa diajak ngobrol. Dengarkan apa yang menjadi keluhan
mereka, tentang kebutuhan-kebutuhannya. Memang sih, perubahannya tidak bisa
konstan, tapi perlahan mereka pasti berubah. Karena sebejat-bejatnya cowok, mereka
masih punya hati.

Big thankful:

Buat para narasumberku yang sangat luar biasa berani menceritakan sesuatu
yang sakral dalam hidup mereka dan membuat aku mengerti tentang Cowok dan Seks.
Aku percaya bahwa mereka semua adalah orang-orang yang spesial.

-Aluna Soenarto-

- 6 -

You might also like