Professional Documents
Culture Documents
TENTANG
BUPATI GROBOGAN,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2
bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan
Desa.
9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD
bersama Kepala Desa.
BAB II
KEDUDUKAN, FUNGSI, WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 2
Pasal 3
BPD berfungsi :
a. menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa;
b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
3
c. menyampaikan usul dan pendapat;
d. memilih dan dipilih; dan
e. memperoleh tunjangan.
Pasal 7
BAB III
PEMBENTUKAN, PERSYARATAN, PENCALONAN DAN PENETAPAN
ANGGOTA BPD
Bagian Pertama
Pembentukan Anggota BPD
Pasal 8
(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
(2) Anggota BPD terdiri dari ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi,
pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.
4
(3) Dalam hal Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka
agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) melebihi jumlah anggota BPD yang ditentukan, maka masing-masing
unsur melaksanakan musyawarah untuk menentukan keterwakilan wilayahnya.
Pasal 9
Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang
dan paling banyak 11 (sebelas) orang dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah
penduduk dan kemampuan keuangan Desa.
Pasal 10
5
b. Jumlah bobot nilai 9 sampai dengan 12 jumlah anggota BPD 7 orang;
c. Jumlah bobot nilai 13 sampai dengan 16, jumlah anggota BPD 9 orang;
d. Jumlah bobot nilai lebih dari 16 jumlah anggota BPD 11 orang.
Bagian Kedua
Persyaratan Anggota BPD
Pasal 11
Yang dapat dipilih menjadi anggota BPD adalah Warga Negara Republik Indonesia
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Bagian Ketiga
Mekanisme Pencalonan
Pasal 12
6
a. Kepala Desa mengadakan musyawarah desa untuk menentukan pembagian
wilayah dan kuota anggota BPD masing-masing dengan dihadiri oleh
Camat atau pejabat lain yang ditunjuk;
b. pembagian wilayah dan kuota anggota BPD sebagaimana dimaksud huruf a
ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa;
c. masing-masing wilayah mengadakan musyawarah untuk mengusulkan
calon anggota BPD;
d. musyawarah sebagaimana dimaksud huruf c difasilitasi oleh Kepala Desa;
e. peserta musyawarah adalah ketua rukun warga, pemangku adat, golongan
profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya di
wilayah bersangkutan;
f. calon anggota BPD disampaikan kepada Kepala Desa untuk diusulkan
penetapannya kepada Bupati melalui Camat.
Bagian Keempat
Penetapan Anggota BPD
Pasal 13
BAB IV
PIMPINAN BPD
Pasal 14
(1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua, dan
1 (satu) orang Sekretaris.
7
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dari dan oleh
anggota BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus.
(3) Rapat pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua
dan dibantu oleh anggota termuda.
(4) Hasil rapat pemilihan pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dituangkan dalam berita acara.
Pasal 15
(1) Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) diusulkan oleh
pimpinan rapat kepada Camat melalui Kepala Desa.
(2) Camat atas nama Bupati menetapkan pimpinan BPD.
(3) Dalam hal pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhenti atau
diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, diadakan penggantian
pimpinan BPD.
(4) Mekanisme penggantian pimpinan BPD dilakukan dengan cara musyawarah dan
mufakat.
BAB V
RAPAT-RAPAT BPD
Pasal 16
(1) Rapat BPD dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1(satu) tahun.
(2) Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD.
(3) Rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit ½ (setengah) dari
jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.
(4) Dalam hal tertentu Rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit
2
/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan dengan
persetujuan paling sedikit ½ (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota
BPD yang hadir.
(5) Hasil rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi dengan
notulen rapat yang dibuat oleh Sekretaris BPD.
BAB VI
LARANGAN ANGGOTA BPD
Pasal 17
8
(1) Pimpinan dan Anggota BPD dilarang merangkap jabatan sebagai Kepala Desa
dan Perangkat Desa.
(2) Pimpinan dan Anggota BPD dilarang :
a. sebagai pelaksana proyek desa;
b. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
c. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan/atau
jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang
akan dilakukannya;
d. menyalahgunakan wewenang; dan
e. melanggar sumpah/janji jabatan.
BAB VII
HUBUNGAN KERJA
Pasal 18
(1) Hubungan kerja BPD dengan Pemerintah Desa bersifat kemitraan dan
koordinasi.
(2) Hubungan kerja BPD dengan lembaga kemasyarakatan desa bersifat kemitraan.
BAB VIII
KEDUDUKAN KEUANGAN BPD
Pasal 19
(1) Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan
keuangan desa.
(2) Tunjangan pimpinan dan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dalam APB Desa.
Pasal 20
(1) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya operasional sesuai kemampuan keuangan
desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.
(2) Biaya untuk kegiatan BPD ditetapkan setiap tahun dalam APB Desa.
Pasal 21
(1) Pembiayaan untuk tunjangan bagi Pimpinan dan anggota BPD serta operasional
BPD paling tinggi 10 % (sepuluh perseratus) dari pendapatan asli Desa secara
9
riil.
(2) Pendapatan asli Desa secara riil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah
penerimaan Desa dari pos tanah kas Desa yang dilelangkan, pasar/kios Desa,
pemandian umum, obyek rekreasi/wisata, bangunan milik Desa, pungutan Desa
dan hasil usaha Desa.
BAB IX
MASA JABATAN DAN PEMBERHENTIAN BPD
Pasal 22
Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat diangkat/diusulkan
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya melalui musyawarah.
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
10
(1) Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan sebelum berakhir masa
jabatannya diadakan pergantian antar waktu.
(2) Masa jabatan keanggotaan BPD pengganti antar waktu adalah sisa waktu yang
belum dijalankan oleh anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan.
(3) Mekanisme penetapan anggota BPD pengganti dilakukan dengan cara
musyawarah dan mufakat.
(4) Hasil musyawarah penetapan anggota BPD pengganti antar waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dalam berita acara.
(5) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan oleh Kepala Desa
kepada Bupati lewat Camat untuk mendapatkan pengesahan.
Pasal 26
Paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya berita acara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (5), Bupati menerbitkan keputusan.
BAB X
TINDAKAN PENYIDIKAN
Pasal 27
(1) Tindakan penyidikan terhadap anggota dan pimpinan BPD, dilaksanakan setelah
adanya persetujuan tertulis dari Bupati.
(2) Hal-hal yang dikecualikan adalah :
a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan;
b. diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana mati.
(3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara
tertulis oleh atasan penyidik kepada Bupati paling lama 3 (tiga) hari.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
11
(1) Anggota Badan Perwakilan Desa yang ada pada saat berlakunya Peraturan
Daerah ini tetap menjalankan tugas sampai dengan diresmikannya Anggota BPD
yang baru.
(2) BPD harus sudah dibentuk paling lambat 1 (satu) tahun setelah Peraturan Daerah
ini diundangkan.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan
Nomor 14 Tahun 2000 tentang Badan Perwakilan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Grobogan Tahun 2000 Seri D Nomor 9) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 15 Tahun 2003 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 14 Tahun 2000 tentang
Badan Perwakilan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2003 Seri D
Nomor 4) dan semua ketentuan yang mengatur tentang Badan Perwakilan Desa
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 30
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 31
Ditetapkan di Purwodadi
Pada tanggal………
BUPATI GROBOGAN
12
BAMBANG PUDJIONO
Diundangkan di Purwodadi
pada tanggal ………………..
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GROBOGAN
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN
NOMOR TAHUN 2006
TENTANG
13
I. PENJELASAN UMUM
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
14
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Penetapan jumlah anggota BPD masing-masing Desa dilakukan oleh Camat dengan
memperhatikan data luas wilayah, jumlah penduduk dan kemampuan keuangan desa pada saat
pembentukan BPD.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Persyaratan untuk menjadi anggota BPD diwujudkan dalam bentuk surat pernyataan yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan di atas kertas bermeterai cukup.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Pembagian wilayah dapat sesuai dengan wilayah dusun atau wilayah yang
disepakati dalam musyawarah.
Kuota anggota BPD masing-masing wilayah ditentukan dengan memperhatikan
jumlah penduduk per wilayah.
Huruf c
Musyawarah dipimpin oleh anggota musyawarah tertua dibantu oleh anggota
musyawarah termuda.
Huruf d
15
Fasilitasi yang diberikan Kepala Desa berupa penyediaan sarana dan prasarana
musyawarah serta dalam penyampaian undangan peserta musyawarah.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Usulan penetapan anggota BPD disertai Berita Acara musyawarah masing-masing
wilayah.
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Pada waktu pengucapan simpah/janji lazimnya dipakai kata-kata tertentu sesuai dengan
agama masing-masing, misalnya untuk penganut agama Islam didahului dengan kata “
Demi Allah” dan untuk penganut agama Kristen/Katolik diakhiri dengan kata-kata “
semoga Tuhan menolong saya”, untuk agama Budha “ Demi Hyang Adi Budha”, untuk
agama Hindu “ Om Atah Paramawisesa”.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas.
16
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
17