Professional Documents
Culture Documents
1. Persiapan Lahan
Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam 6
m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali
ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Akan
lebih optimal siram SUPERNASA (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).
Penanaman
Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas.
Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke
arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat
dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.
C.FASE PERSEMAIA
1.Persiapan Persemaian
1. Hama
.
2. Penyakit
1) Penyakit mangga
.2. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak
diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang
terserang, menebang tanaman yang diserang alu dengan berat
D.FASE TANAM
Pembibitan
1) Pemilihan Bibit
1. Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji
dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
2. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3 dengan media tanah
kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula
mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas
tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman,
tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. Biji
ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama
penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan
berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu
yang benar-benar kuat dan baik. Bibit di kotak persemaian harus
dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm.
Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh
abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6
bulan.
2) Cara Tanam
a)Okulasi
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang
buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya kuat). Batang
bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-12 bulan. Setelah
penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun.
Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk.
b) Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman
berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah dan
pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
E.FASE PENGELOLAANTANAMAN
Pemupukan
~ Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan disekitar
pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun
diberi 30 kg PK, umur 6 - 15 tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan ~ ~
SUPERNASA atau jika pupuk kandang sulit dapat digunakan SUPERNASA dengan dosis :
- 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
~ Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.
~ Ketika tanaman sudah berusia 3 tahun,SUPER NASA diganti dengan POWER NUTRITION
dengan dosis yang sama.
~ Penyemprotan POC NASA (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3-4 ttp) +
HORMONIK (1 ttp ) per tangki setiap 1 - 3 bulan sekali.
~ Pupuk NPK 2 kali setahu
1.Pemanenan
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6
tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah
dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-
Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang
sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua
kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang
dipetik harus masih keras.
2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar.
Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang
diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu
periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga
dilakukan beberapa kali panen.
BUDIDAYA DURIAN
B.FASE PRATANAM
1)Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan,
penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.
2) Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit
berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa penebangan
disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang akan menganggu pertumbuhan.
C.FASE PERSEMAIAN
2.Penyemaian
Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih
dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah
dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan
dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji
dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1:1
yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian
media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup
lembab (20°C-23°C). Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar
tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah
(3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm
membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan
larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya kelembabannya
stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsung
masuk ke dalam media yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu tutup plastik sudah bisa
dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian pembesar
atau polibag.
4. Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau
berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal
ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga
adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.
.1. Hama
2. Penyakit
D.FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit
Pernanyakatan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau
vegetatif (okulasi, penyusuan atau cxangkokan).
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging
buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak
terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak
dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara
diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari
buahnya. Setelah itu biji ditanam.
b) Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari
tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang
ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8-10 bulan, dapat
diokulasi, dengan cara:
1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (.... 1 cm). Dipilih mata tunas
yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga
mirip lidah.
3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
4. Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat
dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu
kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila
berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
2.Cara tanam
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat,
pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak
serta kuat.
Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar
gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan
penanaman dengan cara sebagai berikut :
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang
terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan
penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah
tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air
yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air
menggenangi bedengan tanaman.
2. Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman
akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.
a) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan
dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan
disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan,
tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila
tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos,
pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh
subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK
(15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan
rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali
tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon
pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara. menggali lubang mengelilingi
batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang
telah berumur =3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap
tahun durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya.
Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun
ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga
meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan
NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru
(menjelang tanaman akan berbunga).
F.FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenan
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh
pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-Februari buah
sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba
karena air hujan dapat merusak kualitas buah. Warna durian yang hampir masak agak
berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai
dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau
buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.
2. Cara Panen
Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah tidak
langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali plastik.
Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari batang atau ranting
pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat diambil dalam
keadaan utuh. Buah durian dari pohon rendah dapat dipetik dengan menggunakan pisau
tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan.
Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan
tunas yang akan berbunga pada musim berikutnya. Buah durian yang terletak pada bagian
pohon yang tinggi sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai agar
tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi
asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol dan asam.
BUDIDAYA MAWAR
B. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
a)
Penyiapan lahan kebun/taman
- Lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan mendapat sinar
matahari langsung (terbuka).
- Bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil.
a)
Tanah dicangkul/dibajak sedalam ± 30 cm hingga gembur.
b) Biarkan tanah dikeringanginkan selama 15–30 hari agar matang dan bebas dari gas-
gas beracun.
Pembentukan Bedengan
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar
bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan dirancang
taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibuat bentukbentuk yang
diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang serasi dengan
lingkungan sekitarnya.
2. Benih
a) Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media semai.
b) Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang tenggelam bila dimasukkan ke
dalam air
d) Tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada bak
persemaian.
e) Semaikan biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm.
Biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai.
C. FASE PERSEMAIAN
1. Persiapan Persemaian
a) Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara
kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau
tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
b) Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan
penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
c) Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat
(gembor).
2. Penyemaian
b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang
sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
Pemindahan Bibit
Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat
penanaman yang tetap (permanen).
1. Hama
2. Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis
subspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang
Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller
warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah
bergaris hitam ± 5 mm.
Gejala:: memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak
pada bagian yang diserang. Larva sering memakan perakaran tanaman.
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia
disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60
EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
3. Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala:: pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah
bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun.
Pengendalian: merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan disemprot
dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.
4. Tungau (Tetranychus telarius)
Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning.
Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca lembab dan panas, serta sirkulasi udara
kurang baik.
Gejala:: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada bagian
daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu
kecoklat-coklatan.
Pengendalian: disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200
EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi
yang dianjurkan.
5. Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-
coklatan.
Gejala:: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang.
Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.
Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot
dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC
dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Penyakit
1. Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (“Black spotâ€).
Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak
berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning.
Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga.
Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non kimiawi: memangkas
bagian tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan
Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi
daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat
akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan
daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb
pada konsentrasi yang dianjurkan.
3. Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium sp.
Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan atas.
Daun/bagian tanaman yang terserang akan berubah warna dari hijau menjadi kemerah-
merahan, lambat laun kekuningkuningan dan akhirnya daun-daun cepat rontok (gugur).
Pengendalian non kimiawi: memetik daun yang terserang untuk dimusnahkan dan
menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan aktif
Pirazifos.
4. Bengkak pangkal batang
Penyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn.
Gejala: terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah, sehingga
tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati.
Pengendalian non kimiawi: mencabut tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan
sewaktu pemeliharaan tanaman (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang
bersih dan steril.
Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin
atau Oksitetrasikin.
5. Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus).
Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.
Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif,
penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar
(eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman
yang lainnya.
6. Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp.
Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan
bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman.
Pengendalian nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan
dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan aktif Tembaga
(Cu).
7. Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr.
Gejala: terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang
akan membusuk serta mati.
Pengendalian nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian tanaman yang
sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus memotong bagian batang yang
terinfeksi berat.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.
8. Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr.
Gejala: kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dan berbintil-
bintil hitam.
Pengendalian nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong
kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin.
Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.
9. Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan Kalium.
Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda (pucat) kekuning-
kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil). Kekurangan phosfor
menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun
menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya.
Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun
disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan gejala
defisiensi.
D. FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit
- Pilih buah mawar dari tanaman induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul
sesuai keinginan.
- Petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon.
2. Cara Tanam
Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila keadaan airnya memadai dapat
dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan
(tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.
b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang
sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
2. Pemupukan
Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5
ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil
merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke
dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.
F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenan
2. Cara Panen