Professional Documents
Culture Documents
TENTANG
BUPATI SUMBAWA,
Dengan persetujuan
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2
1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa;
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang
lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Sumbawa;
11. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia;
12. Tenaga Kerja Indonesia Asal Kabupaten Sumbawa yang selanjutnya disebut
Tenaga Kerja dan disingkat TKIS adalah warga Kabupaten Sumbawa yang
dibuktikan dengan KTP, baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar
negeri dalam jangka waktu tertentu melalui prosedur penempatan;
13. Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia asal Kabuapten Sumbawa yang selanjutnya
disebut perlindungan TKIS adalah segala upaya untuk melindungi hak dan
kepentingan tenaga kerja sebelum, selama penempatan dan sesudah purna tugas;
14. Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Sumbawa yang selanjutnya
disebut Pembinaan adalah suatu proses peningkatan kwalitas Tenaga Kerja dalam
hal pengetahuan, ketrampilan, dan produktivitas dengan tujuan peningkatan
kesejahteraan Tenaga Kerja dan keluarganya;
15. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Sumbawa yang selanjutnya
disebut Penempatan adalah seluruh proses yang dilakukan dalam rangka
mempertemukan persediaan TKI asal Kabupaten Sumbawa dengan permintaan
pasar kerja di luar negeri dengan menggunakan mekanisme yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat;
16. Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut PJTKI adalah
Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas yang mendapat izin dari Menteri
3
untuk berusaha di bidang jasa penempatan dan mempunyai kantor cabang yang
terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi Kabupaten Sumbawa;
17. Kantor Cabang PJTKI yang selanjutnya disebut Kantor cabang PJTKI adalah
Perwakilan PJTKI yang ada di Kabupaten Sumbawa yang terdaftar di Dinas Tenaga
Kerja dan Transimigrasi Kabupaten Sumbawa yang bertindak atas nama dan untuk
PJTKI yang bersangkutan;
18. Perwakilan PJTKI di Luar Negeri yang selanjutnya disebut Perwalu adalah badan
hukum atau perseorangan yang bertindak untuk dan atas nama PJTKI di luar
negeri;
19. Asuransi TKI adalah suatu bentuk perlindungan bagi TKI dalam bentuk santunan
berupa uang, yang meliputi kematian, kecelakaan dan kerugian material;
20. Perjanjian Kerjasama Penempatan (PKP) adalah perjanjian tertulis antara PJTKI
dengan mitra usaha atau pengguna yang memuat hak dan kewajiban masing-
masing pihak dalam rangka penempatan serta perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di luar negeri;
21. Perjanjian penempatan (PP) Tenaga Kerja Kabupaten Sumbawa adalah perjanjian
tertulis antara PJTKI dan calon Tenaga Kerja Kabupaten Sumbawa yang memuat
hak dan kewajiban dalam rangka penempatan Tenaga Kerja Kabupaten Sumbawa
ke luar negeri;
22. Perjanjian Kontrak Kerja (PKK) adalah perjanjian tertulis antara calon TKI dan
Pengguna (user) yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak, serta
syarat-syarat dan kondisi kerja;
23. Perjanjian Rekrutmen (PR) adalah perjanjian tertulis antara Pemerintah Daerah
dengan PJTKI atau Cabang PJTKI yang memuat tentang hak dan kewajiban
masing-masing pihak dalam rangka penempatan Tenaga Kerja Indonesia asal
Kabupaten Sumbawa (TKIS);
24. Surat permintaan TKI (job order/demand letter) adalah permintaan Tenaga Kerja
Indonesia dari pengguna atau mitra usaha di luar negeri;
27. Penempatan adalah keseluruhan proses dari sejak pendataan hingga penempatan
Tenaga Kerja kerja ke luar negeri sampai pulang kembali ke kampung halaman;
4
termasuk didalamnya pengetahuan hukum, bahasa negara tujuan, serta budaya
negara tujuan bekerja;
29. Purna Tugas adalah masa dimana seseorang setelah menyeleseikan pekerjaannya
di luar negeri dan kembali tinggal dan hidup di desanya;
30. Sistem informasi adalah keseluruhan proses dari pengumpulan, pengolahan dan
penyebarluasan serta umpan balik data yang berkenaan dengan penyelenggaraan
penempatan Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Sumbawa;
31. Bantuan Hukum adalah segala upaya untuk melakukan advokasi termasuk
pelayanan, pendampingan dan atau pembelaan hukum kepada Tenaga Kerja
Indonesia asal Kabupaten Sumbawa dan Anggota Keluarganya;
32. Litigasi adalah proses penegakan hukum dalam upaya mencari keadilan yang
mengarah kepada proses beracara di Pengadilan;
33. Non Litigasi adalah segala daya upaya melakukan pendampingan dari upaya
pemahaman masalah, investigasi, penelitian data, mediasi dalam upaya
melengkapi data dan melengkapi informasi tentang duduk persoalan hingga pada
upaya penyeleseian masalah di luar jalur beracara di Pengadilan;
35. Konsiliasi adalah upaya pendampingan yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada
seseorang agar mendapatkan informasi, dorongan, dukungan agar bisa diarahkan
kepada penyeleseian secara musyawarah dan damai;
36. Arbitrase adalah upaya mencari titik temu dari persengketaan dengan cara
bersama untuk menunjuk pihak ketiga secara bersama untuk mempertemukan
pihak yang bersengketa dalam suatu musyawarah yang mengarah kepada
penyeleseian masalah;
37. Calon Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Sumbawa yang selanjutnya disebut
sebagai calon Tenaga Kerja adalah pencari kerja yang telah memasukan datanya
kepada Pemerintah desa dan relah dicatat sebagai pencari kerja;
38. Keluarga Tenaga Kerja dan keluarga Calon Tenaga Kerja adalah suami atau istri,
anak, orang tua dan orang lain yang masih ada hubungan pewarisan.
BAB II
5
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Pasal 3
Perlindungan dan Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Sumbawa dan
Keluarganya bertujuan untuk :
b. Menjamin hak-hak ekonomi, politik, budaya, hak keselamatan kerja dan syarat
kondisi kerja, serta hak kesehatan dan hak reproduksi perempuan;
BAB III
Pasal 4
(1) Penempatan Tenaga Kerja dilakukan secara tertib, terbuka, mudah, murah,
cepat dan tanpa diskriminasi;
Pasal 5
6
(2) Berdasarkan pertimbangan khusus, Bupati setelah mendapatkan pertimbangan
dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia dapat melarang
penempatan Tenaga Kerja ke negara tertentu.
Pasal 6
Penempatan Tenaga Kerja dilakukan pada jenis pekerjaan yang tidak bertentangan
dengan norma kesusilaan serta mengarah pada perbudakan.
Pasal 7
(1) Rekrutmen Tenaga Kerja hanya dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Sumbawa dan PJTKI dan atau cabang PJTKI yang
terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi serta instansi Pemerintah
Daerah yang berwenang untuk itu;
(2) Warga Negara Asing atau badan hukum asing secara langsung maupun tidak
langsung dilarang melakukan perekrutan calon Tenaga Kerja;
Bagian Kesatu
Pra Penempatan
Paragraf Kesatu
Informasi
Pasal 8
(1) Dalam rangka pelayanan informasi kesempatan kerja di Luar Negeri Pemerintah
Daerah dan PJTKI perlu mengembangkan sistem informasi pasar kerja yang dapat
diakses secara mudah dan terbuka oleh TKIS.
(2) Sistem Informasi Pasar Kerja sebagaimana dimaksud ayat (1), dalam
penyebarannya kepada masyarakat luas menjadi tanggungjawab Pemerintah
Daerah dan PJTKI.
(3) Informasi yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) sekurang-kurangnya berisi :
7
f. Komponen Pembiayaan yang harus ditanggung Tenaga Kerja dan mekanisme
pembayaran;
a. Paspor;
b. Pelatihan;
c. Tes kesehatan;
d. Visa kerja;
e. Transport lokal;
g. Tiket keberangkatan;
Paragraf Kedua
Syarat Penempatan
Pasal 9
8
6. Memiliki karyawan minimal 3 orang;
e. Perjanjian rekrutmen.
Paragraf Ketiga
Pendataan
Pasal 10
(2) Pendataan calon Tenaga Kerja dilakukan oleh Dinas dan atau Kantor cabang
PJTKI bekerjasama dengan Pemerintah desa;
(3) Untuk keperluan pendataan, calon Tenaga Kerja harus menyerahkan foto copy
jati diri (KTP), Ijasah, akte kelahiran dan atau sertifikat ketrampilan;
(4) Dalam pelaksanaan pendataan, calon Tenaga Kerja tidak dikenakan biaya
apapun;
Paragraf Keempat
Pendaftaran Calon Tenaga Kerja
Pasal 11
Pasal 12
9
a. Lowongan pekerjaan yang tersedia beserta uraian tugas;
b. Syarat kerja yang memuat antara lain gaji, jaminan sosial, waktu kerja
dan waktu istirahat dan cuti;
(2) Persyaratan-persyaratan menjadi calon TKI yang dimaksud di ayat (1) huruf h
adalah :
c. Sehat mental dan fisik yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
Pasal 13
(1) Pendaftaran Tenaga Kerja dilakukan secara terbuka, langsung dan sukarela;
(2) Perekrutan Tenaga Kerja dilakukan terhadap penduduk yang berusia sekurang-
kurangnya 18 Tahun;
(3) Perekrutan tidak boleh dilakukan terhadap anak di bawah usia kerja dan ibu
yang sedang hamil;
(4) Perekrutan pada ibu yang mempunyai anak balita harus ada jaminan dari
keluarga bahwa anak yang ditinggalkan terpenuhi hak-hak dasarnya;
(5) Perekrutan tidak boleh dilakukan terhadap penduduk yang masih duduk di
bangku Sekolah Dasar (SD) dan yang sederajat, Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) dan yang sederajat, Sekolah Menengah Umum (SMU) dan yang
sederajat.
Paragraf Kelima
10
Pelatihan
Pasal 14
(1) Calon Tenaga Kerja berhak mendapat pelatihan sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilakukan;
(2) Pelatihan ketrampilan bagi calon Tenaga Kerja dilakukan oleh PJTKI dan
dibantu Dinas;
(5) Biaya pelatihan sesuai Pasal 14 ayat (3) dibebankan kepada PJTKI dan dibantu
oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 15
Paragraf Keenam
Pemeriksaan Kesehatan
Pasal 16
11
(3) Dalam hal pemeriksaan kesehatan yang tidak dapat dilakukan oleh Pemerintah
Daerah, Pemerintah Daerah dapat menunjuk dan bekerjasama dengan pihak lain.
Bagian Kedua
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Asal Kabupaten Sumbawa
Pasal 17
Pasal 18
(1) PJTKI wajib membuat perjanjian penempatan dengan calon Tenaga Kerja;
Pasal 19
Bagian Ketiga
Purna Penempatan.
Pasal 20
12
Bagian Keempat
Pembinaan
Pasal 21
(2) Pembinaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) Pemerintah Daerah
dapat mengikutsertakan PJTKI;
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) dilakukan secara
terpadu, terkoordinasi dan berkelanjutan yang meliputi pembinaan dibidang :
c. Permodalan;
(4) Dalam rangka Pembinaan Tenaga Kerja, Pemerintah Daerah dan PJTKI dapat
melakukan kerjasama dengan pihak lain yang mempunyai kompetensi profesional
di bidang keTenaga Kerjaan, baik swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat.
BAB IV
PERLINDUNGAN
Bagian kesatu
Perlindungan melalui prosedur
Pasal 22
13
Pasal 23
a. Pengupahan yang tidak boleh lebih rendah dari upah minimum di negara tujuan
penempatan;
b. Upah lembur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tujuan penempatan;
Pasal 24
Pasal 25
e. Hak dan kewajiban PJTKI dan Calon Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten
Sumbawa;
14
Pasal 26
d. Syarat-syarat kerja yang isinya mengenai waktu kerja dan istirahat, jumlah upah dan
cara pembayarannya, upah lembur dan upah cuti;
Pasal 27
(2) Dalam hal Tenaga Kerja ditempatkan pada pengguna yang tidak sesuai dengan
perjanjian kerja, PJTKI bertanggung jawab atas keselamatan Tenaga Kerja sesuai
dengan perjanjian kerja yang telah ditandatangani;
Pasal 28
Dalam hal perpanjangan perjanjian Kontrak kerja, PJTKI tetap bertanggung jawab atas
kelanjutan penempatan Tenaga Kerja dan mengurus hak-hak yang bersangkutan.
Pasal 29
Dalam hal Tenaga Kerja meninggal dunia di negara penerima, PJTKI berkewajiban :
(1) Memberitahukan tentang kematian Tenaga Kerja, hak-hak yang dimiliki oleh
Tenaga Kerja, penentuan tempat jenazah dan prosedurnya paling lambat 7 x 24
jam sejak diketahui kematian tersebut kepada keluarganya;
Pasal 30
(1) Dalam hal pemulangan jenazah Tenaga Kerja, PJTKI berkewajiban memulangkan
Tenaga Kerja ke tempat asal dengan cara yang layak serta menanggung semua
biaya yang diperlukan, termasuk biaya penguburan sesuai dengan tata cara
agama Tenaga Kerja;
15
(2) Memberikan fasilitas perlindungan terhadap seluruh harta benda milik Tenaga
Kerja untuk kepentingan anggota keluarganya;
Pasal 31
Pasal 32
Apabila Tenaga Kerja meninggalkan rumah majikan, atau pindah tempat kerja,
disebabkan oleh kesalahan majikan, maka PJTKI wajib membantu menguruskan
semua hak-hak, termasuk menyelamatkan semua dokumen Tenaga Kerja tersebut.
Bagian kedua
Perlindungan melalui Asuransi
Pasal 33
(2) Pemerintah Daerah memfasilitasi calon Tenaga Kerja dalam mengembalikan biaya
kegagalan pemberangkatan;
Pasal 34
Asuransi didaftarkan atas nama Calon Tenaga Kerja dan Polis Asuransi dipegang
sendiri oleh Calon Tenaga Kerja.
Bagian ketiga
Perlindungan melalui pengaturan biaya
Pasal 35
(1) Komponen biaya penempatan yang dapat dibebankan kepada calon Tenaga Kerja,
meliputi:
b. Pemeriksaan kesehatan;
c. Transport lokal;
16
(2) Besarnya biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) berpedoman
pada ketentuan di tingkat Nasional.
Bagian keempat
Pembelaan Tenaga Kerja
Pasal 36
Pasal 37
(1) Pembelaan Tenaga Kerja dilakukan melalui Litigasi dan Non Litigasi;
(2) Proses Non Litigasi sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 37 ayat (1) meliputi
mediasi,konsiliasi dan arbitrase;
Pasal 38
(1) Dalam melakukan pembelaan sebagaimana dimaksudkan Pasal 37 ayat (1) dan
(2), Dinas dan PJTKI berkewajiban melibatkan peran serta masyarakat;
(2) Dalam pelaksanaan Pasal 38 ayat (1) Pemerintah Daerah membentuk TIM
Pembela Tenaga Kerja yang anggotanya terdiri dari berbagai komponen seperti
LSM, PJTKI, Instansi terkait, Pers, Serikat Buruh dan masyarakat peduli Tenaga
Kerja;
Pasal 39
TIM Pembela Tenaga Kerja sebagaimana yang dimaksud Pasal 38 mempunyai tugas:
17
BAB V
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 40
(1) Jika sengketa yang terjadi antara Tenaga Kerja dan atau keluarganya dengan
PJTKI , proses penyelesaiannya diserahkan kepada Pengadilan atau Badan yang
mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan permasalahan dari seluruh proses
penempatan Tenaga Kerja;
(2) Jika sengketa terjadi antara Tenaga Kerja dengan majikan maka TIM Pembela
Tenaga Kerja bersama instansi terkait dan Pemerintah pusat menyediakan
pembelaan hukum secara cuma-cuma;
Pasal 41
Dalam hal Tenaga Kerja meninggalkan rumah majikan atau pindah tempat kerja, maka
PJTKI wajib menguruskan semua hak-haknya, termasuk menyelamatkan semua
dokumen Tenaga Kerja.
Pasal 42
(1) Dalam hal Tenaga Kerja menjadi korban tindak pidana ketika di perjalanan, saat
penampungan dan pasca penempatan maka, disamping memberikan bantuan
hukum, Pemerintah Daerah bersama PJTKI juga memberikan perlindungan
lainnya;
(2) Perlindungan yang dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) adalah sekurang-kurangnya:
Pasal 43
Dalam hal Tenaga Kerja didakwa atau disangka melakukan pelanggaran atau
kejahatan maka TIM Pembela Tenaga Kerja berkoordinasi dengan PJTKI dan
Pemerintah Pusat mengupayakan bantuan hukum untuk meringankan, membebaskan
sekaligus memulangkan ke desa asal.
BAB VI
PENGADUAN MASYARAKAT
Pasal 44
18
Dalam hal keluarga Tenaga Kerja atau Lembaga Swadaya Masyarakat mendapat
informasi bahwa ada Tenaga Kerja yang mendapat permasalahan di negara tempat
kerja maka keluarga atau lembaga swadaya masyarakat dapat mengadukan
permasalahan tersebut kepada TIM Pembela Tenaga Kerja.
Pasal 45
Paling lama satu minggu setelah mendapat pengaduan, TIM Pembela Tenaga Kerja
segera berkoordinasi dengan PJTKI untuk menindak lanjuti pengaduan tersebut.
Pasal 46
Paling lama 1 (satu) bulan setelah mendapat pengaduan TIM Pembela Tenaga Kerja
harus memberikan informasi kepada pihak yang mengadukan tentang perkembangan
penanganan kasus.
BAB VII
PENGAWASAN
Pasal 47
Untuk mewujudkan peran dan tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam perlindungan
Tenaga Kerja, Pemerintah Daerah memiliki kewenangan pengawasan terhadap PJTKI
yang melakukan penempatan Tenaga Kerja.
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
19
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 51
(1) Sebagai upaya untuk memberikan perlindungan kepada Tenaga Kerja dan
keluarganya, Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan sanksi tehadap siapapun
yang melakukan penyimpangan terhadap Peraturan Daerah ini;
(2) Sanksi yang dapat dijatuhkan oleh Pemerintah Daerah meliputi :
a. Peringatan tertulis adalah sanksi berupa peringatan yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah yang memiliki kewenangan pengawasan terhadap pihak
PJTKI atau orang atau badan yang telah melakukan pelanggaran terhadap
perundang-undangan perlindungan Tenaga Kerja. Sanksi ini diberikan kepada
PJTKI atau badan hukum atau orang yang telah melanggar Pasal 8, Pasal 9,
ayat (1) dan Pasal 10;
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 52
(1) Setiap PJTKI yang merekrut, memberangkatkan dan menempatkan Tenaga Kerja
Asal Sumbawa tanpa prosedur yang sesuai dengan ketentuan Pasal 11, Pasal 12
ayat (1) dan ayat (2), Pasal 13, Pasal 14 ayat (3), Pasal 16 ayat (1), Pasal 18,
Pasal 19 ayat (1), Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25,
20
Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33
ayat (1), Pasal 34, Pasal 35 ayat (1), Pasal 36, Pasal 41, Pasal 42 dan Pasal 43
ayat (1) Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan paling lama 6
(enam) bulan dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).
BAB X
PENYIDIKAN
Pasal 53
(1) Selain Penyidik Pejabat Polisi Republik Indonesia, juga kepada pegawai pengawas
ketenagakerjaan dapat diberi wewenang khusus sebagai Penyidik Pegawai Negeri
Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang :
a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang
tindak pidana pada perlindungan Tenaga Kerja;
b. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga dan disangka melakukan
tindak pidana dibidang perlindungan Tenaga Kerja;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan
dengan tindak pidana perlindungan Tenaga Kerja;
d. Melakukan pemeriksaan atas surat dan atau dokumen lain tentang tindak pidana
dibidang perlindungan Tenaga Kerja;
e. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana dibidang perlindungan Tenaga Kerja;
f. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang membuktikan
tentang adanya tindak pidana di bidang perlindungan Tenaga Kerja;
(3) Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 54
21
pada tanggal 11 September 2003
BUPATI SUMBAWA,
ttd.
A. LATIEF MAJID
Diundangkan di Sumbawa Besar
pada tanggal 11 September 2003
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUMBAWA,
Pelaksana Tugas,
SALIM AHMAD
22
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA ASAL KABUPATEN SUMBAWA
I. UMUM
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
23
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
24
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
25
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
Pasal 52
Cukup jelas
Pasal 53
Cukup jelas
Pasal 54
Cukup jelas
26