Professional Documents
Culture Documents
diantaranya:
= memperhatikan dan
= membina kelestarian kemampuan
sumber alam dan LH
Terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan:
misalnya:
ada orang yang bekerja pada badan hukum atau organisasi
lain melakukan suatu perbuatan seperti membuang limbah
di suatu tempat yang bukan peruntukannya atau tanpa izin
sehingga menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan, maka yang bertanggungjawab tidak hanya
pekerja tersebut, tetapi pimpinannya juga ikut
bertanggungjawab atas perbuatan pekerja tersebut,
meskipun pimpinan tersebut tindak memerintah dan
memimpin pelanggaran tersebut.
Pasal
Tindak pidana dilakukan: 46 (1)
UUPLH
☼ oleh atau atas nama:
► badan hukum
► perseroan
► perserikatan ☼ tuntutan pidana
☼ sanksi pidana serta
► yayasan, atau ☼ tindakan tata tertib
► organisasi lain, dijatuhkan terhadap:
ditujukan kepada:
pengurus
- di tempat tinggal mereka, atau
- di tempat pengurus melakukan pekerjaan te
t
at penuntutan
diwakili oleh bukan pengurus:
hakim dapat memerintahkan:
supaya pengurus menghadap sendiri di pengad
☻Perampasan keuntungan yg diperoleh dari tindak
pidana; dan atau
☻ Penutupan seluruhnya atau sebagian perusahaan;
dan/atau
☻ Perbaikan akibat tindak pidana; dan/atau
☻ Mewajibkan mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa
hak; dan/atau
☻ Meniadakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
☻ Menempatkan perusahaan di bawah pengampunan
paling lama 3 (tiga) tahun
Menetapkan badan hukum sebagai pelaku tindak
pidana:
dapat dengan berpatokan pada kriteria
pelaksanaan tugas dan/atau pencapaian tujuan-
tujuan badan hukum tersebut.
Pertanggungjawaban korporasi
dalam tindak pidana lingkungan
hendaknya memperhatikan hal-hal:
2. Organ Perseroan:
Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris.
5. Direksi:
Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Pasal 2 UU No. 40/2007
Perseroan:
harus:
- mempunyai maksud dan tujuan serta
- kegiatan usaha yang tidak
bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan, ketertiban umum,
dan/atau kesusilaan.
Pasal 4 UU No. 40/2007
Terhadap Perseroan:
berlaku Undang-Undang ini, anggaran
dasar Perseroan, dan ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya.
Direksi
Pasal 92 UU No. 40/2007
(1) Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
(2) Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam
batas yang ditentukan dalam UU ini dan/atau anggaran dasar.
(3) Direksi Perseroan terdiri atas 1 (satu) orang anggota Direksi atau lebih.
(4) Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun
dan/atau mengelola dana masyarakat, Perseroan yang menerbitkan surat
pengakuan utang kepada masyarakat, atau Perseroan Terbuka wajib
mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi.
(5) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih,
pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi
ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS.
(6) Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak
menetapkan, pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan Direksi.
Pasal 97
(1) Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1).
(2) Pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan
penuh tanggung jawab.
(3) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara
pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan
bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi
atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota
Direksi.
(5) ........
(6) ........
(7) ........
"Duty of care " direksi”, antara lain:
1. Direktur mempunyai kewajiban untuk pengelolaan
perusahaan dengan iktikad baik (good faith) dimana direkur
tersebut harus melakukan upaya yang terbaik dalam
pengelolaan perusahaan sesuai dengan kehati-hatian (care)
sebagaimana orang biasa yang harus berhati-hati,
2. Kewajiban atas standard kehati-hatian ditentukan oleh
kewajiban seorang direktur sesuai dengan penyelidikan
yang rasional.