Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Industri kecil dan menengah dapat menopang eknomi rakyat saat ini.
Terbukti dengan adanya kebijakan pemerintah untuk memajukan indutri kecil dan
menengah, maka masyarakat Indonesia dapat mengatasi masalah krisis moneter
secara berkala. Penjaminan kwalitas produk yang dihasilkan merupakan suatu hal
yang wajib dilakuakan dalam dunia industri agar produk tersebut mampu bersaing
dengan produk sejenis terhadap produk dari industri-industri di negara maju.
Didasari oleh hal tersebut maka disini akan dicoba untuk membuat suatu
alat pengolahan obat-obatan tradisional seperti jamu. Industri-industri pembuatan
jamu tradisional terkadang tidak memperhatikan faktor ke-higienisan produk baik
dari segi bahan baku, proses pengolahan, pengemasan, penyimpanan dan lain
sebagainya. Alat yang direncanakan mampu membuat tablet dari serbuk jamu
yang telah dihaluskan dengan higienis.
Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka,
pokok permasalahan yang akan diangkat, adalah :
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1. Dapat mengaktualisaikan ilmu yang diperoleh selama bangku kuliah.
2. Dapat melakukan perancangan suatu alat ataupun mesin dengan
terstruktur.
3. Untuk mendapatkan jamu dalam bentuk tablet dengan biaya produksi yang
rendah.
4. Dapat melakukan analisa terhada mesin yang akan dibuat sebelum
melakukan assembly dan setelah proses assembly.
1.6 Cara Kerja Alat Pembuat Tablet Kapasitas 1000 Tablet Per Jam.
Alat ini memiliki cetakan (dies) berbentuk silinder dan penekan yang
Desain
Elemen Mesin
DASAR PERENCANAAN
Kwalitas produk yang dihasilkan oleh industri skala rumah tangga terkadang
tidak dapat bersaing dengan produksi sejenis yang dihasilkan dari industri-industri skala
besar. Hal ini cenderung oleh kwalitas, kwantitas, harga, pelayanan, yang lebih baik dari
industri skala besar. Akan tetapi bukan berarti industry kecil tidak dapat bersaing dengan
industri berskala besar.
Alat yang direncanakan, mampu untuk membuat tablet sebanyak 1000 tablet/jam.
Untuk memperoleh kapasitas produksi yang sebesar itu, maka direncanakan jumlah
cetakan (dies) sebanyak 25 buah. Hal ini juga disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan
untuk satu kali proses (mulai dari proses pengisisn sampai menjadi tablet) diasumsikan
sebesar 90 detik
2.2 Penekan
Pada proses pembuatan tablet ini, dibutuhkan suatu mekanisme penekan yang
berfungsi untuk menekan serbuk jamu yang berbentuk granulat. Hal ini bertujuan untuk
merubah serbuk jamu tersebut menjadi padatan berbentuk silinder (tablet). Gaya
penekanan yang dibutuhkan untuk menekan tablet dapat diperoleh dengan menggunakan
dongkrak. Dongkrak penekan ini ada yang berupa dongkrak hidrolik maupun dongkrak
mekanik.
Plat penekan yang akan digunakan dalam perancangan kali ini berfungsi sebagai
media pembentuk (pola) dari serbuk jamu menjadi tablet jamu. Dari hasil survey,
ditemukan bahwa diameter tablet pada umumya ialah lebih kecil dari 11 mm dan
kebanyakan dengan diameter 10 mm dan dengan tebal tablet yang direncanakan ialah 3,5
– 6 mm. Maka plat cetakan ini direncanakan diberi lubang dengan diameter 10 mm
dengan cara di bor. Jumlah lubang cetakan yang direncanakan ialah sebanyak 25 buah
lubang.
Pada saat proses penekanan berlangsung maka plat cetakan akan menerima
pembebanan yang berasal dari dongkrak penekan. Pemilihan tebal plat cetakan
didasarkan pada beban yang akan diterima oleh plat cetakan tersebut. Dalam perencanaan
suatu elemen mesin, maka tegangan (stress) yang akan diterima oleh elemen mesin
tersebut direncanakan pada batas proportional limit, karena pada batas ini elemen mesin
tersebut masih pada kondisi elestis. Diagram tegangan regangan untuk material baja dapat
dilihat dari gambar 2.1 dibawah ini :
Dan dapat ditentukan reaksi-reaksi yang terjadi pada elemen mesin yang mengalami
pembebanan ditengah (seperti terlihat pada gambar 2.3).
F
R1 =R2 = 2
............................................................................................................. (2)
Sedangkan untuk menentukan besarnya gaya vertical yang bekerja pada elemen tersebut
Besarnya momen yang terdapat pada elemen mesin tersebut dapat ditentukan dengan
persamaan berikut.
FX
MAB = 2
.............................................................................................................. (5)
Untuk menentukan lendutan (defleksi) yang terjadi ialah dengan persamaan dibawah ini :
F . l3
Ymax = - 48 . E . I
................................................................................................... (6)
10
tegangan terik minimum (Tensile strength minimum) σs sebesar 360 N/mm² dan
Enduranca Strength (fe) atau boleh disebut juga sebagai fatique strength yang
menunjukkan kemampuan material menerima pembebanan fatique adalah sebesar 0,8
sampai 0,9 kali yield stresnya. Endurance limit untuk besi tuang dan baja karbon sedang
adalah untuk 1 juta kali siklus.
Dan faktor perlakuan permukaan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
kekuatan tarik yang dimiliki oleh suatu elemen mesin. Faktor perlakuan
pemukaan/surface ( K sur ) untuk berbagai jenis kondisi permukaan dapat dilihat pada
gambar 2-3.
11
2.4 Kolom
Pembebanan pada suatu elemen mesin dapat berupa pembebanan yang tegak
lurus maupun sejajar dengan sumbu rangka. Untuk pembebanan yang sejajar dengan
sumbu rangka disebut dengan kolom (column). Pembebanan yang terjadi pada kolom
ialah pembebanan axial kompresive atau disebut dengan buckling. Contoh untuk kolom
ialah seperti pada connecting rod, piston rod, tiang penyangga. Dan contoh pembebanan
yang sejajar dengan sumbu rangka (kolom) pada mesin ini ialah pada silinder penekan.
Rumus yang digunakan dalam perancangan suatu konstruksi berupa kolom ialah sebagai
berikut :
Panjang efektif dari kolom dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini
12
Dan nilai K untuk berbagai jenis tumpuamn pada kolom ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.
I
= A
....................................................................................................................... (9)
Momen Inersia ( I ) dari berbagai bentuk penampang dapat dilihat pada table di lampiran
13
Rumus Euler
π2 E A
Pcr = K L/ r min 2
........................................................................................... (10)
Rumus Johnson
S y K L/r min
Pcr = ASy 1 − 4 π2 E
............................................................................... (11)
Untuk menentukan beban maksimum yang mampu diterima oleh kolom dan
kolom dalam keadaan stabil ialah
Pcr
Pa = N
................................................................................................................... (12)
Pa = 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑙𝑜𝑎𝑑
N = Safety factor
Pada gambar 2.6 ditunjukkan diagram alir dalam penentuan beban maksimum
yang mampu diangkut oleh kolom agar kolom tetap dalam keadaan stabil.
14
1) Untuk elemen mesin pada umumnya dengan material yang ulet menggunakan
faktor keamanan N = 3.
2) Untuk elemen mesin dengan pembebanan statik dengan material yang ulet
menggunakan faktor keamanan N = 2.
3) Untuk elemen mesin pada umumnya dengan material yang rapuh (brittle)
menggunakan factor keamanan N = 3.
15
Mur dan baut merupakan komponen yang pada umumnya digunakan untuk
menyambung dua atau lebih komponen mesin yang bersifat dapat dilepas. Bentuk ulir
yang terdapat pada mur maupun baut berupa lembaran segitiga yang digulung pada
sebuah silinder, seperti ditunjukkan pada gambar 2.7. Jarak antara satu puncak dengan
puncak berikutnya dari profil ulir disebut jarak bagi.
► Baut Penjepit
a) Baut Tembus, untuk dua bagian melalui lubang tembus, dimana jepitan
diketatkan dengan ulir yang di tapkan oleh sebuah mur.
b) Baut Tap, untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan dengan
ulir yang di tapkan pada salah satu bagian.
16
► Sekrup Mesin
Sekrup ini mempunyai diameter sampai 8 mm dan untuk pemakain tidak ada
beban besar. Kepalanya mempunyai alur lurus atau alur silang untuk dapat
dikencangkan dengan obeng. Jenis-jenis sekrup mesin ditunjukkan pada gambar
2.9.
a) Baut Pondasi, berfungsi untuk memasang mesin atau bangunan pada pondasi.
b) Baut Penahan, berfungsi untuk menahan dua bagian dalam jarak yang tepat.
17
► Mur
Pada umumnya mur mempunyai bentuk segi enam tetapi untuk pemaikan
khusus dapat dipakai mur dengan bentuk yang bermacam-macam seperti: mur
bulat, mur tutup, mur mahkota dan mur kuping. Untuk lebih jelasnya, pada
gambaar 2.11 ditunjukkan jenis-jenis mur.
18
Jenis mur maupun baut bardasarkan jumlah baris ulir ialah baris tunggal,
ganda dan tripel. Dikatakan baris tunggal ialah jika hanya ada satu jalur yang
meliliti silinder, dan dua atau tiga jalan bila ada dua atau tiga jalur. Jarak antara
puncak-puncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur disebut “kisar” . Jadi
kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan untuk ulir
ganda dan tripel, besarnya kisar berturut-turut sama dengan dua kali dan tiga
kali jarak baginya. Ulir dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri, dalam hal ini ulir
kanan akan bergerak maju bila diputar searah jarum jam, dan ulir kiri akan
bergerak maju bila diputar berlawanan arah jarum jam. Seperti terlihat pada
gambar 2.12.
Untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon 0,2-0,3(%), tegangan tarik yang
diizinkan
19
σ
Tegangan tarik yang terjadi pada baut ( t ) dapat ditentukan dengan rumus
dibawah ini
σt =
W
....................................................................................... (13)
( )d 2
4
Untuk menentukan ukuran ulir yang akan digunakan, ditentukan dari tabel 2.1.
20
21
p = jarak bagi
Tekanan kontak yang terjadi pada permukaan ulir (q) harus lebih kecil atau
sama dengan tekanan kontak yang diizinkan (qa)
W
q qa ..................................................................................................... (15)
d 2 hz
Tegangan geser yang diizinkan pada ulir (τa ) yaitu sebesar 0,5-0,75 dari
2.6 RANGKA
Rangka merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk menopang
komponen-komponen mesin lainnya. Pada umumnya rangka terbuat dari material baja
maupun alluminium yang dirol panas dan ada juga yang dirol dingin.Material yang
digunakan untuk pembuatan rangka disebut dengan baja struktur.
22
23
Menentukan nilai modulus section (Z 11 ) atau biasa disebut dengan (S) yang terjadi pada
profil dengan menggunakan rumus di bawah ini :
M
S = ........................................................................................................................ (16)
Dan nilai S yang dimiliki profil rangka harus lebih besar dari nilai S yang diperoleh dari
perhitungan. Di bawah ini ditunjukkan propertis profil berbentuk siku (L). Dan dengan
tabel yang terdapat pada lampiran, dapat ditentukan ukuran profil siku yang akan
digunakan.
24
Alat ini direncanakan sebagai alat bantu dalam proses pengolahan dari
serbuk jamu menjadi tablet jamu. Bahan jamu yang sudah dalam bentuk serbuk
diisikan ke dalam cetakan secara manual dengan bantuan sebuah corong. Setelah
cetakan terisi penuh sesuai takaran yang dikehendaki lalu plat penutup bagian atas
yang pada salah satu sisinya terdapat silinder penutup sebesar lubang cetakan
diletakkan di atas cetakan dan dilakukan penguncian guna menutupi lubang
cetakan tersebut. Setelah itu dongkrak mekanik dinaikkan dengan cara memutar
engkol yang dihubungkan dengan poros dongkrak tersebut hingga ketinggian
yang dikehendaki. Dongkrak yang dihubungkan dengan plat penekan bawah yang
juga terdapat silinder penekan yang berfungsi untuk menekan serbuk jamu agar
serbuk jamu menjadi padat (tablet). Sehingga untuk menentukan tebal tipisnya
tablet yang akan diproduksi juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya plat
penekan bawah dinaikkan.
25
1. Kapasitas produksi
2. Penekan
3. Plat penekan
4. Silinder penekan
5. Tiang penyangga
6. Mur dan Baut
7. Rangka
Seperti terlihat pada gambar 3.1. Adapun bentuk sketsa alat pencetak
tablet terlihat pada gambar 3.2.
26
27
3.3 PENEKAN
Penekan yang direncanakan ialah bersifat manual, yaitu hanya digerakkan
oleh operator alat dan tanpa meggunakan mesin maupun motor sebagai tenaga
penggeraknya. Penekan ini berfungsi untuk menekan serbuk jamu hingga
berbentuk silinder padatan (tablet). Penekan yang digunakan ialah jenis dongkrak
mekanik dengan dilakukan modifikasi pada mekanisme pemutarnya. Pada bagian
pemutar dongkrak mekanik tersebut dibuat mekanisme pemutar poros dongkrak
berbentuk lingkaran dengan diameter 30 cm, dan pada sisi terluarya dipasang
pegangan (handle). Hal ini bertujuan agar proses menaikkan maupun meurunkan
dongrak dapat dilakukan dengan waktu yang relative lebih singkat. Pada sisi
paling bawah dongkrak ini diikat dengan baut, hal ini berfungsi agar dongkrak
tetap pada kondisi stabil pada saat dongkrak dioperasikan.
Agar tablet yang dicetak memenuhi syarat fisik untuk tablet sediaan lepas
terkendali non swellable maka gaya penekanan yang dibutuhkan oleh tablet (P)
ialah 10-20 kg/cm² (Parrot,1971). Dalam hal ini digunakan nilai penekanan
sebesar 20 kg/cm², karena data spesifik mengenai serbuk jamu seperti komposisi,
nilai kompresibilitas, serta homogenitas tidak diketahui dengan harapan tablet
yang terbentuk dapat memenuhi persyaratan untuk tablet sediaan lepas terkendali.
28
= 392,5 kg
Maka gaya penekan yang dibutuhkan untuk menekan 25 buah tablet ialah 392,5
kg. Atau dengan kata lain gaya yang dibutuhkan untuk menekan satu buah tablet
ialah :
392,5 kg
= 25
= 15,7 kg
Dan dalam perancangan kali ini dipilih penekan (dongkrak) dengan kapasitas
lebih besar dari 392,5 kg.
29
Dari gambar diatas maka pembebanan yang terjadi pada plat penekan bawah dapat
disesederhanakan seperti terlihat pada Gambar 3.4 dibawah ini.
F = Gaya yang bekerja pada plat penekan atas yang berasal dari dongkrak dengan
kapasitas lebih besar dari 392,5 kg. Dan untuk factor keamanan diambil nilai 1,2.
Maka beban rencana ialah 392,5 kg × 1,2 = 471 kg.
Reaksi-reaksi
F
VA =
2
30
= 235,5 kg
VB = Reaksi di titik A ( VA ) - F
= 235,5 kg - 471 kg
= - 235,5 kg
Momen-momen
𝑀𝐴 = 𝑀𝐵 = 0
Fx
𝑀𝐶 = 2
471 kg ×115 mm
= 2
= 27082,5 kg.mm
Dibawah ini dapat ditunjukkan diagram gaya bebas pada plat penekan
bagian atas :
Bahan plat penekan bawah terbuat dari ST 37 ( Indian Standard, 1570, Part I,
1978)
31
Defleksi atau lendutan yang terjadi pada plat penahan atas dapat dilihat pada
gambar 3.6 dibawah ini :
P x l 3
Y max = (mm)
48 x E x I
𝑏 ×ℎ4
I = 12
230 𝑚𝑚 × 10 𝑚𝑚3
= 12
32
P xl3
Y max =
48 x E x I
2000 kg x 230 mm 3
=
48 x 21.000 kg / mm 2 x 19.166,66 mm 4
= 0,02966 mm
Defleksi yang diijinkan yaitu 0,0005 sampai 0,003 > 0,000128 maka konstruksi
aman terhadap defleksi/lendutan yang terjadi.
33
Panjang kolom = 36 mm
KL = 2 × 36 = 72 mm
Penampang kolom =
34
𝐾𝐿 72
Rasio kelangsingan (𝑟 ) = 2,5 = 28,8
𝑚𝑖𝑛
1
𝐶 2 𝜋2 𝐸
2
𝑐= 𝑆
𝑦
1
𝐶 2 × 3.142 207.000
2
𝑐= 207
= 140,425
𝐾𝐿
Dikarenakan rasio kelangsingan (𝑟 ) = 28,8 lebih kecil nilai dari 𝐶𝑐 =140,425,
𝑚𝑖𝑛
S 2
y KL r
𝑃𝑐𝑟 = 𝐴 × 𝑆 y 1-
4 . π2 . E
=16.889,5 N
Beban rencana maksimum yang mampu diterima oleh silinder penekan bawah
ialah :
Pcr
𝑃𝑎 =
N
16889,5 N
𝑃𝑎 =
3
= 5629,8 N = 574,5 kg
35
471 kg
=
25
= 18,84 kg
Pada gambar 3.8 dapat dilihat pembebana yang terjadi pada silinder penekan
Beban yang diterima oleh silinder penekan (column) lebih kecil dari beban
rencana maksimum yang mampu diterima oleh silinder penekan tersebut: 18,84
kg < 574,5 kg, maka konstruksi ini dinyatakan aman terhadap pembebanan yang
diberikan.
36
x lo
l
E
1,5 kg / mm 2 300 mm
l
21000 kg / mm 2
l 0,021 mm
𝐹
𝑃=
𝐴
𝐹 = 𝑃 ×𝐴
Dalam hal ini :
A = Luas penampang poros
= 𝜋 4 𝑑²
= 0,785 × (10 𝑚𝑚) ²
= 78,5 mm²
P = Tegangan tarik yang terjadi (tensile stress) (kg/mm²)
F = Gaya yang diberikan = 117,75 kg
Maka
37
𝑘𝑔
= 1,5 𝑚𝑚2
σd Sut
= N
= 18,365 kg/mm²
Tegangan tarik (tensile stress) yang diijinkan yaitu 18,365 > tegangan tarik
(tensile stress) yang terjadi yaitu 1,5 kg/mm² maka konstruksi aman terhadap
tegangan tarik yang terjadi pada batang penyangga.
38
1. Baut
Faktor koreksi (Cf ) = 1,4
= 117,5 kg x 1,4
= 164,5 kg
Baut yang digunakan ialah M16 dan bahan baut dari baja liat dengan
0.22% Carbon
W
σt =
( ) d1 2
4
164,5 kg
=
( ) ( 13,835 mm ) 2
4
= 1,098 kg/mm²
Tegangan tarik yang terjadi pada baut ( σt ) harus lebih kecil, atau
sama dengan tegangan tarik yang diizinkan 𝜎a ( Sularso, 2004: hal, 296).
Maka pemilihan baut diatas dinyatakan aman terhadap tegangan tarik
39
Dari baut yang akan dipakai untuk mengikat plat penahan dengan pilar
penyangga ialah ulir metris kasar M16 dengan
Jarak bagi ( p ) =2
2. Mur
Bahan mur sama dengan bahan baut yaitu baja liat dengan 0, 22%
C dan tekanan kontak yang di izinkan (qa) ialah 3 kg/mm² (Sularso,
2004: hal 298).
D = 16,00 mm
d 2 = 14,701 mm
qa = 3 kg/mm²
p = 2
Tinggi permukaan ulir yang menahan gaya yang bekerja pada mur (h)
D d2
h =
2
16 mm 14,701 mm
=
2
= 0,65 mm
40
= 16 mm
H =z . p
H
z =
p
16mm
=
2mm
=8
W
q qa
.d2 .h. z
164 ,5 kg
3,14 . 14 ,701 mm . 0,65 mm . 8
= 0,68 kg/mm²
3.8 RANGKA
41
Pembebanan pada rangka (pada titik M-N) tersebut dapat disederhanakan seperti
pada gambar 3.10 berikut.
= 471 kg + 2 kg + 20 kg + 2 kg
42
Reaksi-reaksi
F
VM =
2
495 kg
=
2
= 247,5 kg
VN = Reaksi di titik A ( VM ) - F
= 495 kg – 247,5 kg
= - 247,5 kg
Setelah pembebanan pada titik M diketahui maka pembebanan pada titik A-B
(rangka yang ditinjau) dapat dicari dan dapat disederhanakan seperti pada gambar
3.12.
= 21.000 kg/mm²
Reaksi-reaksi
F
VA =
2
43
= 123,75 kg
VB = Reaksi di titik A ( VM ) - F
= 247,5 kg – 123,75 kg
= - 123,75 kg
Momen-momen
𝑀𝐴 = 𝑀𝐵 = 0
Fx
𝑀𝑀 = 2
123,75 kg ×200 mm
= 2
= 12.375 kg.mm
Dibawah ini dapat ditunjukkan diagram gaya bebas pada rangka yang ditinjau
44
Defleksi atau lendutan yang terjadi pada rangka dapat dilihat pada gambar 3.14
berikut.
P x l 3
Y max = (mm)
48 x E x I
P = Beban yang diterima oleh kedua plat penahan yaitu 247,5 kg.
𝑏 ×ℎ4
I = 12
230 𝑚𝑚 × 10 3
= 12
= 19.166,66 mm 4
P xl3
Y max =
48 x E x I
45
= 0,81mm
Defleksi yang diijinkan yaitu 0,0005 sampai 0,003 > 0,002025 maka konstruksi
aman terhadap defleksi/lendutan yang terjadi.
Dari table A-6 (Mechanical Engineering Design hal 946) maka ukuran rangka
profil siku (L) dapat ditentukan berdasarkan nilai S atau Z 11 . Ukuran profil ialah
1
2 2 inchi
4
46
Disusun Oleh :
TEKNIK MESIN
YOGYAKARTA
2009
47