Professional Documents
Culture Documents
Hidung
Hidung manusia
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang
menyaring udara untuk pernapasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk
menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.
Daftar isi
1 Hidung
2 Hidung manusia
o 2.1 Proses membau sesuatu
o 2.2 Penyakit pada hidung
3 Pranala luar
Hidung
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang
menyaring udara untuk pernafasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk
menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.
Hidung manusia
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara
pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi
suara.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia
yang berupa gas.di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan
sel-sel pembau.setiap sel pembau mempunyai rambut -rambut halus(silia olfaktori)di ujungnya
dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Pda saat kiat bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. zat kimia
yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir,kemudian akan merangsang
rambut-rambut halus pada sel pembau. sel pembau akan meneruskan rangsang ini ke otak dan
akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan
lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. gangguan lain juga
bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak.kita harus
selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulu-bulunya supaya penciuman kita
tidak terganggu
1. Rinosinusitis Akut
Ciri-ciri : gangguan ini berlangsung kurang dari 12 minggu. Biasanya terjadi 4 kali dalam
setahun. Tapi biasanya, setelah diterapi selaput pada hidung bisa kembali normal
2. Rinosinusitis Kronis
Ciri-cirinya : Gangguan ini berlangsung lebih dari 12 minggu. Dalam setahun bisa terjadi 4 kali
dan selaput atau mukosa tidak dapat kembali normal.
Penyebab
Penyebab rinosinusitis bisa bermacam-macam. Pada
rinosinusitis biasanya disebabkan oleh penyakit asma, alergi
dan gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun
pembuangan lendir.
Gejala
Gejala khas kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi
hari. Sementara gejala lainnya adalah demam, rasa letih, lesu, batuk dan hidung tersumbat ataupun
berlendir.
Gigi berlubang juga dapat menyebabkan sinusitis terutama jika lubang terdapat pada gigi geraham atas.
Akar pada gigi geraham atas dapat menembus sampai ke dasar sinus maksilaris sehingga infeksi pada
gigi dapat menjalar ke rongga sinus.
Pengobatan
Biasanya penderita sinusitis akan diberikan obat berupa antibiotik untuk mengendalikan infeksi
bakteri dan pereda rasa nyeri. Terapi obat ini dilakukan minimal 2 minggu. Untuk mengurangi
penyumbatan dan peradangan, bisa juga diberikan obat semprot hidung yang mengandung
streoid atau dekongestan.
Jika dalam 2 minggu perawatan dengan terapi obat tidak membaik, maka harus dilakukan foto
rontgen sinus atau CT Scan untuk melihat perluasan penyakitnya.
Sebagai tambahan ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
tersebut, seperti :
DEFINISI
Polip nasi atau polip hidung adalah kelainan selaput permukaan hidung berupa massa lunak yang
bertangkai, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan licin
dan agak bening karena mengandung banyak cairan.
Kelainan pada hidung biasanya timbul karena manifestasi dari penyakit yang lain dan tidak
berdiri sendiri, penyakit ini sering dihubungkan dengan astma, rhinitis alergika, dan sinusitis, di
luar negeri sendiri penyakit ini sering dihubungkan dengan seringnya penggunaan aspirin.
1. Peradangan lama dan berulang pada selaput permukaan hidung dan sinus
2. Gangguan keseimbangan Vasomotor
3. Peningkatan tekanan cairan antar ruang sel dan bengkak selaput permukaan hidung
Fenomena bernouli menyatakan bahwa udara yang mengalir melalui celah yang sempit akan
mengakibatkan tekanan negatif pada daerah sekitarnya, sehingga jaringan yang lemah akan
terhisap oleh tekanan negatif ini sehingga menyebabkan polip, fenomena ini dapat menjelaskan
mengapa polip banyak terjadi pada area yang sempit di kompleks osteomatal.
Patogenesis polip pada awalnya ditemukan bengkak selaput permukaan yang kebanyakan
terdapat pada meatus medius, kemudian stroma akan terisi oleh cairan interseluler sehingga
selaput permukaan yang sembab menjadi berbenjol-benjol. Bila proses terus membesar dan
kemudian turun ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai sehingga terjadi Polip
Pada anamnesis kasus polip biasanya timbul keluhan utama adalah hidung tersumbat. sumbatan
ini menetap dan tidak hilang timbul. Semakin lama keluhan dirasakan semakin berat. Pasien
sering mengeluhkan terasa ada massa di dalam hidung dan sukar membuang ingus. Gejala lain
adalah hiposmia (gangguan penciuman). Gejala lainnya dapat timbul jika teradapat kelainan di
organ sekitarnya seperti post nasal drip (cairan yang mengalir di bagian belakang mulut),
suara bindeng, nyeri muka, telinga terasa penuh, snoring (ngorok), gangguan tidur dan
penurunan kualitas hidup.
Secara pemeriksaan mikroskopis tampak epitel pada polip serupa dengan selaput permukaan
hidung normal yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan subselaput permukaan yang sembab.
Dengan pemeriksaan rhinoskopi anterior biasanya polip sudah dapat dilihat, polip yang masif
seringkali menciptakan kelainan pada hidung bagian luar. Pemeriksaan Rontgen dan CT scan
dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya sinusitis.
PENATALAKSANAAN
Pengobatannya berupa terapi obat-obatan dan operasi. Terapi medikamentosa ditujukan pada
polip yang masih kecil yaitu pemberian kortikosteroid sistemik yang diberikan dalam jangka
waktu singkat, dapat juga diberiksan kortikosteroid hidung atau kombinasi keduanya.
Tindakan pengangkatan polip dapat digunakan menggunakan senar polip dan anestesi lokal.
Untuk polip yang besar dan menyebabkan kelainan pada hidung, memerlukan jenis operasi yang
lebih besar dan anestesi umum
Mimisan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu mimisan ringan dan mimisan berat...
1.Mimisan Ringan..
Mimisan ringan bersumber dari bagian anterior atau dari bagian depan rongga hidung saja.
Pasalnya di bagian itulah banyak pembuluh darah bertemu. Pada umumnya ini terjadi pada anak
yang sering mengalami pilek dan pembuluh darahnya tipis, kekurangan vitamin C dn kalsium,
meghadapi perubahan cuaca, teriritasi gas yang merangsang, atau kemasukan benda - benda
asing yang dapat menimbulkan luka dan berbau.
1.Mimisan Berat..
Yang harus lebih diwaspadai kalau sumber berasal dari dalam atau posterior karena bisa jadi
merupakan indikasi suatu penyakit serius seperti demam berdarah, tekanan darah tinggi, tumor
ganas pada rongga hidung atau nasofaring, kanker darah (leukemia), atau kelainan darah
hemofilia (tidak memiliki zat pembeku faktor VIII), penyakit kardiovaskuler, dll.
Pada umumnya kejadian perdarahan posterior lebih sering (setiap 1 - 2 hari) dengan perdarahan
lebih banyak sehingga lebih sulit diatasi. Perdarahan posterior kebanyakan terjadi pada para
orang dewasa walaupun tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya,
khususnya kalau terjadi infeksi, demam berdarah, atau leukemia. "Kalau darah keluar sampai
berhari-hari sebanyak sekitar 1 - 2 lt, harus segera diatasi, jangan sampai terjadi kekurangan
darah (anemia) atau yang lebih parah terjadi shock (turunnya tekanan darah secara mendadak
yang diikuti pingsan)."
•- Anak - anak, jangan panik, anak didudukkan dengan tegak, kepala diarahkan ke depan (jangan
menunduk), pegang hidung anak dengan tissue atau kain bersih, jangan baringkan anak (karena
akan mengakibatkan darah masuk kembali ke dalam kerongkongan bisa menyebabkan muntah),
biarkan anak beristirahat.
•- Penderita dengan kelainan tekanan darah, belum berarti ini menandakan gejala stroke,
karena perdarahan bukan berasal dari rongga otak. Hanya saja epistaksis karena tekanan darah
tinggi pada umumnya hebat, sering kambuh dan tidak terduga terjadinya. Biasanya pada
penderita tekanan darah tinggi perdarahan pada hidung berindikasi bahwa tekanannya sedang
tinggi atau naik dan tentunya ia harus waspada.
•- Penderita yang terinfeksi penyakit hidung seperti sinus paranasal (rinitis atau sinusitis)
bahkan yang lebih parah adalah infeksi karena penyakit lupus, sifilis, dan lepra. Tentu saja yang
terparah kalau terjadi suatu keganasan pada rongga hidung atau nasofaring. Pengobatan di sini
tidak bisa dengan pembedahan melainkan hanya dengan penyinaran dan kemoterapi.
•- Wanita hamil ada kalanya juga bisa mengalami epistaksis karena gangguan hormonal.
Namun, sepanjang hanya pada batas normal, tidak perlu dikhawatirkan. Walau demikian, kalau
perdarahan hidung sudah pada taraf serius, memang harus segera diatasi agar tidak
mempengaruhi perkembangan sang janin.
Tanda-tanda Mimisan yang gawat darurat dan harus segera ditangani oleh dokter di antaranya
bila mimisan disertai dengan kantuk dan kondisi sangat lemah dan mimisan yang terjadi akibat
jatuh atau terkena benturan dikepala.
- Usahakan supaya minum air putih lebih banyak dan istirahat yang cukup.
- Pemasangan tampon posterior dengan cara yang lebih rumit karena tampon harus dimasukkan
ke dalam hidung.
- Pemberian obat hemostatik (pembeku darah), setelah darah berhasil dihentikan, barulah diteliti
lebih lanjut penyebabnya. Pemeriksaan tidak bisa hanya berdasarkan darah yang keluar saja.
Selain menghentikan mimisan dengan cara medis juga dapat dilakukan dengan cara tradisional
yaitu dengan menyumbatkan potongan daun sirih kedalam hidung.
Perlu diingat bahwa penyakit yang serius dapat menimpa kita karena kita terkadang suka
meremehkan hal - hal yang kecil tanpa kita sadari... Semoga bermanfaat
Tugas Biologi
Oleh:
Indra Hakim Fadil (11)
Muhammad Z. M. (15)