You are on page 1of 13

1

Analisa Daun pada tebu dan


kaitannya dengan pembuatan
rekomendasi pemupukan
(suatu paradigma baru dalam menggali produksi)

Oleh
Memet Hakim

BADAN KERJA SAMA


EMHA TRAINING CENTER
FAKULTAS PERTANIAN UNPAD

Analisa Daun pada tebu dan kaitannya dengan pembuatan


rekomendasi pemupukan
(suatu paradigma baru dalam menggali produksi)
Memet Hakim*
1
2
*)Senior Agronomist,
Pimpinan Badan Kerja Sama Emha Training Center dan Fakultas Pertanian Unpad

Abstrak
Analisa Daun sudah biasa digunakan dalam pendekatan pembuatan rekomendasi
tanaman perkebunan tanaman keras/tahunan. Namun teknik ini belum terbiasa
dilakukan pada perkebunan tebu. Pendapat umumnya menyatakan bahwa karena umur
tebu hanya sekitar setahun, maka sulit sekali menggunakan teknik ini, pada hasilnya
dapat meningkatkan produktivitas dan effisiensi biaya pemupukan. Rekomendasi yang
berjalan saat ini sangat meng”generalisir” kondisi tanaman, tanah,varitas,
iklim,hama/penyakit tanaman dan status hara tanaman, tidak heran banyak para
petani yang lari dari rekomendasi pemupukan ini dan menghasilkan produktivitas
yang sangat baik.

I. Pendahuluan
Secara keseluruhan produktivitas hablur di Indonesia masih jauh tertinggal oleh
negara lainnya, apalagi jika dibanding dengan potensi. Hal ini diakibatkan oleh
berbagai hal dibidang teknis agronomis yang tidak berjalan dengan semestinya dan non
teknis seperti organisasi dan harga jual. Harga jual dalam 2 tahun terakhir ini sudah
membaik, akibat ketatnya impor gula. Pemerintah juga membantu menciptakan iklim
yang lebih baik dalam intensifikasi dan extensifikasi, namun hasilnya masih belum
optimal.
Sebagai gambaran bagaimana tingkat produktivitas gula nasional sbb.:

URAIAN REALISASI SAAT INI POTENSI


Ton Hablur/ha Ton Hablur/ha
Lahan Basah 6 > 12
(Reynoso)
Lahan Kering 4 >8

Lahan Kering 5 > 10


Beririgasi

1.1. Paradigma lama


Paradigma lama menganggap tanaman tebu adalah tanaman semusim
(sebelum ini tebu ditanam dilahan sawah yang tiap tahun dibongkar), sehingga
tidak mungkin menggunakan teknik analisa daun. Rekomendasi Pemupukan dibuat
atas dasar hasil analisa tanah saja dan mengabaikan beragam varitas ,iklim, kondisi
tanaman dan hama/penyakit tanaman.
Membuat Rekomendasi Pemupukan merupakan kewenangan Balai Penelitian,
sehingga keluar dari rekomendasi tersebut merupakan suatu kesalahan. Seringkali
CEO tidak mengenal dengan baik rekomendator yang bekerja untuknya. Karena
menganggap wakil dari Balai Penelitian telah mengetahui segalanya.
Rekomendator pemupukan biasanya staf Balai Penelitian dan bekerja sendiri
tanpa mengetahui visi CEO perusahaan perkebunan tsb. Pekerjaan ini merupakan
pekerjaan rutin setiap tahun.

1.2. Paradigma baru


Paradigma baru melihat tanaman tebu adalah tanaman tahunan (saat ini tebu
ditanam dilahan sawah maupun kering dengan sistim ratoon sampai diatas 5 tahun,
di India bahkan ada yang sampai 25 tahun). Dengan demikian ”analisa daun” dapat
digunakan, setidaknya untuk tahun berikutnya, sehingga rekomendasi pemupukan
dibuat dengan dasar yang lebih lengkap. Pertimbangan lain adalah banyaknya
varitas yang sudah barang tentu berbeda responnya terhadap pemupukan. Demikian
pula iklim, tingkat produksi, hama/penyakit, dll.
Rekomendator pemupukan , merupakan seorang yang dapat mewujudkan visi

2
3
CEO dibidang agronomis, seperti misalnya bagaimana mencapai tingkat
produktivitas tertentu. Bagaimanapun rekomendator ini perannya sangat sentral
dalam manajemen tanaman dan biaya produksinya. Jadi tugas seorang
rekomendator pemupukan ini adalah membantu CEO dalam menciptakan laba
usaha melalui perencanaan teknis agronomis. Ybs adalah arsitek agronomi yang
dapat mewujudkan keinginan CEO dalam urusan produktivitas tanaman.
Membuat rekomendasi pemupukan dapat dibuat sendiri oleh staf yang telah
dilatih dengan baik. Seorang rekomendator sebaiknya diberi areal tidak lebih dari
50.000 ha, karena jika terlalu besar luasannya maka akan semakin tidak teliti.
Rekomendator merupakan orang yang terlatih, menguasai agronomis praktis dan
masalah perusahan .

II. Rekomendasi Pemupukan


Besarnya dosis pemupukan saat ini sangat tergantung pada rekomendasi dari
Balai Penelitian. Dasar utama pembuatan rekomendasi ini adalah ”hasil analisa tanah”
tanpa melihat tingkatan produktivitas, varitas, hama/penyakit, iklim dan kondisi
tanaman. Rekomendasi ini biasanya bersifat umum, sama untuk semua tanaman di
wilayah kerja suatu Pabrik Gula.

Sebenarnya rekomendasi pemupukan dibedakan atas 3 kelompok yakni :


1. Program perawatan (Maintenance program)
Rekomendasi pemupukan dibuat untuk menjaga tingkat pertumbuhan
dan produktivitas seperti saat ini. Paradigma lama ini menekankan
rekomendasi pemupukan untuk perawatan saja.
2. Program peningkatan (Up grading program)
Rekomendasi pemupukan dibuat agar produktivitas tebu meningkat
sesuai dengan keinginan CEO. Dengan dosis pupuk berapa dan teknis
agronomis yang bagaimana, agar peningkatan produktivitas dapat
tercapai.
3. Program penurunan (Down grading program)
Umumnya program ini tidak direncanakan, namun dalam praktek sering
dijalankan. Alasan yang sering dipakai adalah karena harga jual kurang
baik, keuangan perusahaan kurang mendukung, pada hal kebijakan
seperti ini sama dengan merusak tanaman dalam jangka waktu yang
lama.

Dengan dosis pupuk berapa dan teknis agronomis yang bagaimana supaya jumlah
batang minimal ada 100.000 batang, kondisi pertumbuhan baik sehingga beratnya
minimal beratnya antara 1.2 – 1.8 kg/batang. Dengan baiknya teknis agronomis dan
penataan varitas rendemen akan meningkat dengan sendirinya.

2.1. Analisa Tanah


Setiap jengkal tanah berbeda, namun secara garis besar dapat dikelompokkan
dalam beberapa jenis tanah yang menggambarkan tingkat kesuburan dan sifat fisik
tanah. Analisa tanah biasanya dibuat 5 tahun sekali, namun seringkali lebih lama
dari itu bahkan seringkali hanya analisa tanah global.
Dari analisa tanah tersebut dapat dihitung berapa banyak unsur hara yang
tersedia . Kemudian dihitung pula berapa banyak unsur hara yang diambil oleh
tanaman dan perkiraan effisiensi penyerapan hara oleh tanaman. Selanjutnya
kekurangan hara dapat dihitung.
Contoh perhitungan sbb.:
N total = 0.34 % ; N tersedia diperhitungkan hanya 2 % dari N total, Jadi
kandungan N tanah = 68 kg N/ha.
P tersedia = 14.89 mg/kg ; P2O5 yang tersedia bagi tanaman hanya sekitar 10 %
saja bagi lahan kering, yakni 89.34 kg/ha.
K tersedia = 0.09 me/100g ; K2O yang tersedia bagi tanaman hanya sekitar 50 %
3
4
saja, jadi kandungan K2o dalam tanah = 126.9 kg/ha.
Kandungan bahan organik sebagai indikator kesuburan tanah perlu mendapat
perhatian. Kekurangan bahan organik sebaiknya diperbaiki dengan menambahkan
kompos. Kompos yang baik mengandung minimal N >1,5 %, P2O5 >1 % dan K20
>1,5 % dan berbagai unsur mikro dan mikroba lainnya.. Untuk meningkatkan
bahan organik sebesar 1.0 % pada kedalaman tanah 20 cm diperlukan 20 ton
kompos.

2.2. Pembuatan Rekomendasi Pemupukan

Dengan metoda konvensional, dari analisa tanah tersebut dapat dihitung berapa
banyak unsur hara yang tersedia . Kemudian dihitung pula berapa banyak unsur
hara yang diambil oleh tanaman dan perkiraan effisiensi penyerapan hara oleh
tanaman. Selanjutnya kekurangan hara dapat dihitung dalam bentuk rekomendasi
pemupukan. Perhitungan ini sangat menentukan tinggi rendahnya produktivitas
hablur.
Kelemahan metoda ini, pendekatannya sangat global dan relatif kasar. Metoda
ini tidak memperhatikan pengaruh/respon varitas, iklim, tingkat produktivitas,
hama/penyakit, dst. Singkatnya produktivitas rendah atau tinggi, varitas yang
responsif terhadap pupuk ataupun tidak, adanya perbedaan kepekaan terhadap
hama/penyakit, iklim yang kondusif ataupun tidak dosis pupuknya sama saja.
Tidaklah heran produktivitas gula di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan
dengan negara lain.

III Analisa Daun

3.1. Statistik Data Tanaman

Data statistik ini sangat penting dalam mendukung peningkatan produktivitas


tebu. Jika ratoon dipertahankan sampai 4 tahun maka umur tanaman tebu menjadi 5
tahun. Jika ratoon dipertahankan sampai 3 tahun, maka umur tanaman tebu sampai
4 tahun.
Untuk melihat data secara sistimatik perlu dibantu oleh ”kartu tanaman”
(terlampir) yang selama ini tidak pernah digunakan. Dalam kartu ini tercatat
seluruh data agronomis yang diperlukan seperti produksi, produktivitas, water
defficit, jumlah batang/ha, varitas, jenis tanah, riwayat pengolahan tanah, status
hara,dsb.(contoh terlampir.
Hasil analisa daun menggambarkan jumlah hara yang diserap oleh tanaman
melalui daun.. Hasil analisa daun tentu datanya lebih fresh dibanding analisa tanah
yang sangat global. Namun data keduanya sangat dibutuhkan.

Rekomendasi Pemupukan
Analisa Daun

v---------------v---------------v----------------v---------------
v--------------v-------------v
tahun ke 1 ! tahun ke 2 ! tahun ke 3 ! tahun ke 4 ! tahun ke 5 ! tahun ke 1

Water defficit, adalah angka yang menggambarkan kapan tanaman tersebut


memerlukan irigasi. Jumlah batang/m dapat menggambarkan jumlah tanaman tebu
yang harus disulam. Sulaman(supplaying) dengan bibit stek paling tidak dapat
dirasakan hasilnya setelah tahun ke 2. Sulaman dengan bibit polibag dapat dipanen
pada tahun ybs
Data hasil analisa daun mempunyai korelasi yang kuat dengan produksivitas.
Dengan bantuan grafik pada kartu tanaman semua data dapat saling berhubungan.
Kartu tanaman ini harus dikuasai sepenuhnya oleh rekomendatorItulah sebabnya
4
5
seorang rekomendator maksimal dapat melalayi sekitar 50.000 ha saja.

3.2. Analisa Daun

Leaf sampling unit (LSU) merupakan satuan/unit pengambilan sample daun


yang luasnya telah ditentukan, biasanya antara 20-40 ha. Jika satuan areal tsb
terlalu kecil , biaya per ha akan meningkat walaupun tingkat ketelitiannya semakin
tinggi. Jika terlalu besar variasinya semakin besar. Satuan leaf sample tersebut
didasarkan atas keseragaman tanah, topographi, drainase, perlakuan kultur teknis,
varitas, umur dan waktu penanaman.
Batas suatu LSU sebaiknya sama dengan batas alam, jalan produksi/jalan
kontrol atau batas blok, sehingga mudah menentukannya. Kemudahan tersebut juga
terkait dengan data administrasi produksi, perawatan tanaman dan penanaman.
Pengambilan analisa daun dilakukan karena beberapa alasan yakni praktis,
biaya relatif murah, cepat dan effisien. Percobaan lapangan dan pemeriksaan
tanaman di lapangan digunakan sebagai pertimbangan akhir dalam pembuatan
rokomendasi pemupukan. Tingkat produktivitas tanaman yang diinginkan turut
mempengaruhi perhitungan ini. Singkatnya analisa daun membuat rekomendasi
pemupukan lebih terarah dan dosisnya disesuaikan dengan produktivitas serta
kondisi tiap LSU.

Sample daun dilaksanakan pada umur tanaman 3-5 bulan, pada pelepah ke 3.
Pelepah ke-1 adalah pelepah yang telah membuka lebih dari setengahnya. Pohon
sample pada prinsipnya ditentukan agar merata diseluruh LSU.

Pedoman jumlah sample daun dan luasannya.

NO LUAS HA /LSU JUMLAH KETERANGAN


SAMPLE
1 < 10 30
2 10 - 15 35
3 15 - 20 35
4 20 - 25 40 pelepah ke 3 - 5
5 25 - 30 40
6 30 - 35 45
7 35 - 40 45
8 > 40 50

Gambar :
A
1. Pilih daun dari tanaman yang tingginya rata-rata/
normal.
2. Ambil sample daun ke-3 dari pucuk yang telah
membuka lebih dari setengahnya membuka. Daun
ke-3 adalah daun yang telah membuka sempurna dan terkena matahari
langsung.( dapat juga dimabil daun ke-4 atau ke-5)
3. Sample daun diambil secara acak, jumlahnya
sebanyak sekitar 40 daun.

B
4. Tekuk daun ditengah sehingga melengkung,
jangan sampai patah. Potong antara 10 cm dari ujung
lengkungan daun, sehingga panjang potongan daun
5
6
menjadi 20 cm. Pegang tulang daunnya (midrib) dan
sobeklah.

C
5. Setelah diikat ,kumpulan daun tersebut dimasukkan
kedalam kantong plastik yang bersih. Hindari terkena
Sinar matahari langsung. Masing masing ikatan diberi label.

6. Letakkan sample ditempat yang sejuk (jangan kena matahari


Langsung).

7. Setelah selesai, daun tersebut dibawa ke Laboratorium


untuk dikeringkan dalam oven.

8. Setelah kering, sample dimasukkan kedalam kantong kertas


dan dikirim ke Balai Penelitian untuk dianalisa kadar haranya.

Pedoman/kriteria status hara daun tebu

Kriteria Kandungan Unsur Hara


N P K Mg Fe
+
Baik 2.00 0.12 2.30 0.12 0.30
-
+
Medium 1.50 0.10 2.20 0.10 0.25
-
+
Kurang 1.00 0.08 2.10 0.80 0.20
-

3.3. Pertimbangan dalam membuat Rekomendasi Pemupukan


Dalam metoda analisa daun, pertimbangan utama melihat hasil analisa daun
tersebut, karena analisa ini merupakan analisa terkini yang riil terjadi pada tanaman
(daun). Apabila status hara menunjukkan angka ”medium”, untuk memperbaikinya
tentu harus ada dosis tambahan. Jika tergolong ”baik” maka dapat diberikan dosis
pemeliharaan saja. Contoh sbb. :

Pedoman/kriteria pemberian pupuk sesuai status hara pada tebu

Kriteria Kandungan Unsur Hara (KG)


ZA SP 36 KCl Kieserite Kompos
+
Baik 200 150 200 0 2.000
-
+
Medium 300 250 300 50 5.000
-
+
Kurang 400 350 400 100 10.000
-
Catatan :1.ZA = 21 % N, SP36 = 36 % P205, KCl = 60 % K20, Kies = 30 % MgO
6
7

Perbandingan unsur hara makro yang diambil tebu dari dalam tanah

URAIAN UNSUR HARA YANG DIAMBIL TEBU


per 1 ton per 70 ton per 100 per 150
tebu tebu ton tebu ton tebu
N 1.0 70 100 150
 ZA 4.76 333 476 714
 Urea 2.10 146 210 315
P2O5 0.6 42 60 90
 Rock Phosphat 2.31 161 231 346
 SP 36 1.68 117 168 252
K2O 2.25 157 225 337
 KCl (MoP) 3.82 262 382 573

Pembanding yang paling mendekati adalah percobaan pemupukan dilapangan.


Percobaan yang sangat sederhana dapat menggunakan Randomized Block Design
(Rancangan Acak Kelompok). Percobaan ini sangat penting,cukup 1 percobaan pada 1
wilayah pabrik gula.. Bagaimana respon N, P dan K terhadap berbagai tingkat
produktivitas akan terlihat dengan jelas.

Faktor lain seperti perhitungan water defficit, amat membantu pertimbangan saat
tanam, dan waktu dan jumlah pemupukan. Serangan hama/penyakit menuntut adanya
pemupukan ekstra untuk membantu recovery pertumbuhan tanaman. Pemeriksaan
lapangan a.l. apakah ada defficiensi hara tertentu, apakah tanaman tumbuh normal atau
tidak, apakah jumlah pohon cocok dengan data pada kartu tanaman, apakah varitasnya
seragam atau tidak, dst,dst.merupakan alat bantu yang terakhir dalam menentukan
jumlah dosis pupuk yang akan diberikan.

VI Kesimpulan

Analisa Daun sangat bermanfaat dalam ”memotret” kondisi tanaman pada masa
pertumbuhan. Analisa daun ini effektip dan effisien khususnya dalam menetapkan
jumlah pupuk yang nilainya sangat besar. Pengamatan tanaman dilakukan lebih detail
dan lebih terarah. Bagaimanapun staf pelaksana akan lebih menguasai lapangan
dibanding orang lain.
Dengan pelatihan singkat ”Rekomendator Pemupukan” dapat dipenuhi untuk
keperluan sendiri. Semakin banyak agronomis yang dilatih agar berkemampuan
menjadi seorang rekomendator pemupukan, akan semakin baik bagi perusahaan tsb.
Produktivitas akan meningkat secara tajam, artinya kondisi perusahaan akan lebih
sehat.

7
8

8
9
PT. PERKEBUNAN KARTU RIWAYAT TANAMAN TEBU

TAHUN
KEBUN: APDELING : BLOK: LUAS: HA TANAMAN:
Ex Tanaman: Topografi Sulaman/Sisipan Pemupukan Tanaman Sulaman (gram/Pokok)
Kelapa Sawit/ Hutan/ Karet/ Rata/agk b'glombng Bibit untuk sulam
sawah/ rawa/ /Palawija/
: %
Lalang

Tahun
Polybag Stek Cabutan

Kieserite
bergelombang : %

MoP
R.P.
ZA
%
Jurang : % Kemurnian :
Pengolahan Tanah Rendahan/rawa : % <2 >2<5 >5 >10 Waktu
Bln
Mekanis : % TUMPANG SARI Varitas Btg/m sisip Bln gr Bln gr Bln gr Bln gr
Manual : % Kacang : ha 1
Herbisida : % Jagung : " 20
Dibakar : % Kedele : " 2
½ dibakar : % Padi : " 20
Tdk
dibakar : % lain2 : " 3
% Tumpang Sari tahun
Mekanis ke 20
Plough : x 1 2 3 4 5 6 4
Harrow : x 20
Hama &
PEMUPUKAN TANAMAN RATOON Siwilan Penyakit

Water Deficit mm.


TAHUN

Jumlah
(K.G./POKOK) Batang Produksi (ton) Hama

Freq.tunas
ZA R.P. MoP Kieserite Borate Kompos Comp.

Btg/ha 6 Bln
Btg/m 3 Bln

Total prod.

Interval
Tebu/ha

Luas ha
Bln. KG. Bln. KG. Bln. KG. Bln. KG. Bln. KG. Bln. KG. Bln. KG. Peng

Ha
Jenis
1
20 I
2
20
3
20
4
20
5
20
9
10
6
20

PT. PERKEBUNAN KARTU RIWAYAT TANAMAN TEBU

APDELING No
KEBUN: : BLOK: LSU : TAHUN TANAM: YI
Umur PERTUMBUHAN TANAMAN Visual Drainase, to
dan Analisa Daun Hasil Analisa Daun Daun Luas Tinggi Jumlah Deffisiensi Kebakaran
Daun
Tahun Bulan ke abu N P K Ca Mg Mn … … L W N Daun batang per m N P K Mg Erosi ,
1
20
2
20 `
3
20
4
20
5
20
6
20
7
% % %
% Fe K P N
UM

Luas Daun
M2 Yield
(ton/ha)

## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## 4
# ### # ### ### # # # ### # # # # # ### # ### # 0.80 # 0 60 80 100

10
11

11
12

12
13

13

You might also like