Professional Documents
Culture Documents
I. Struktur APBD
Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari :
1. Pedapatan Daerah;
2. Belanja Daerah;
3. Pembiayaan Daerah;
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan Deerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah mulai kekayaan bersih. Pendapatan daerah meliputi semua
penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah
ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah. Pandapatan daerah dirinci menurut
urusan pemerintahan, organisasi, kelompok, jenis, obyek, dan rincian obyek
pendapatan.
Struktur Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah
Dana Perimbangan : Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah : Hibah, Dana Darurat, Dana
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana
Penyesuaian dan dana OTSUS, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah lainnya
2. Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja Daerah meliputi semua
pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana,
merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak diperoleh
pembayarannya kembali ke daerah.
Belanja daerah menurut urusan pemerintah disusun berdasarkan
penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah
daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Klasifikasi belanja menurut urusan wajib mencakup :
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Pekerjaan umum
d. Perumahan rakyat
e. Penataan ruang
f. Perencanaan pembangunan
g. Perhubungan
h. Lingkungan hidup
i. Pertanahan
3. Pembiayaan Daerah
Adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri
dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.
Penerimaan pembiayaan mencakup :
a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
(SILPA)
b. pencairan dana cadangan
c. hasil penjualan kekayaan daerah dipisahkan
d. penerimaan pinjaman daerah
e. penerimaan kembali pemberian pinjaman
f. penerimaan piutang daerah
Kode Urusan
Kolom
Wajib/Piliha
1
n
Kode
Kolom 3
Organisasi
Kode
Kolom 4
Program
Kode
Kolom 5
Kegiatan
Cara penulisan Kode Urusan, Kode SKPD, Kode Program dan Kode Kegiatan
Contoh 1 SKPD Menjalankan Program yang diberi Kode 1 - 14 :
Dinas Pekerjaan Umum merencanakan program Pelayanan Administrasi
Perkantoran dan kegiatan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan
listrik sebagai kegiatan pertama di program tersebut. Maka, penomoran kode
rekening dilakukan sebagai berikut :
PROGRAM :
KEGIATAN :
Cara Penulisan :
Kolom 1 dan kolom 2 disi dengan urusan utama SKPD berkenaan misal Dinas
Pekerjaan Umum (1.03.01) maka penulisannya pada program dan kegiatan
adalah sebagi berikut :
PROGRAM :
1.03.010
1 03 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
0
KEGIATAN :
PROGRAM :
KEGIATAN :
Cara Penulisan :
Apabila program dan kegiatan yang dijalankan merupakan urusan utama dari
SKPD berkenaan maka penulusan pada kolom 3 (kode SKPD) ditulis dari
kode urusan ditambah nomor urut SKPD berkenaan. Sebagai contoh Dinas
Pekerjaan Umum dengan kode dinas (01.03.0100), 01.03 merupakan urusan
utama Dinas Pekerjaan Umum sedangkan 0100 merupakan nomor urut,
maka penulisan kode program dan kegiatan pada urusan utama Dinas
Pekerjaan Umum sebagai berikut :
PROGRAM :
KEGIATAN :
PROGRAM :
KEGIATAN :
PROGRAM :
01.03.010
1 04 15 Program Wajib Pengembangan Perumahan
0
Atau
1.04.01030100.15 Program Wajib Pengembangan Perumahan
KEGIATAN :
1. Kolom tolok ukur kinerja diisi dengan tolok ukur kinerja dari setiap
masukan dapat berupa jumlah dana, jumlah SDM, jumlah jam kerja,
jumlah peralatan/teknologi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
keluaran dalam tahun anggaran yang direncanakan. Tolok ukur kinerja
dari setiap keluaran diisi dengan jumlah keluaran yang akan dihasilkan
dalam tahun anggaran yang direncanakan. Tolok ukur kinerja hasil diisi
dengan manfaat yang akan diterima pada masa yang akan datang.
2. Kolom target kinerja diisi dengan tingkat prestasi kerja yang dapat
diukur pencapaiannya atas capaian program, masukan, keluaran dan
hasil yang ditetapkan dalam kolom tolok ukur kinerja.
Secara rinci dalam rangka penyusunan RKA – SKPD rancangan surat edaran
Kepala Daerah tentang pedoman penyusunan RKA – SKPD mencakup :
3) Penyusunan RKA-SKPD
Penyusunan RKA-SKPD dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas sistem
penganggaran (Sistem e-Budgeting), yang pelaksanaan input data
dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
4) Pembahasan RKA-SKPD
RKA-SKPD yang telah disusun oleh masing-masing organisasi satuan kerja
perangkat daerah disampaikan kepada PPKD untuk dibahas oleh Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Pembahasan tersebut dilakukan umtuk
menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA dan dokumen
perencanaan lainnya. Selain itu penelaahan RKA-SKPD ditekankan pada
capaian kinerja indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan serta
sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD.
c. Penganggaran DPRD
Penganggaran penghasilan dan penerimaan pimpinan dan Anggota
DPRD serta belanja penunjang kegiatan lingkup Sekretariat DPRD,
dialokasikan sebagai berikut :
Agar memperhitungkan jumlah anggota DPRD sebanyak 30
orang.
Mendasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2007; dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007
tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah,
Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja
Penunjang Operasional Pimpinan DPRD serta Tata Cara
Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana
Operasional.
2. BELANJA BUNGA
Penganggaran belanja bunga digunakan untuk mengganggarkan
pembayaran belanja bunga atas pinjaman dan atau penerbitan obligasi
daerah. Penganggaran belanja bunga hanya dapat dilakukan melalui RKA
PPKD.
3. BELANJA SUBSIDI
Belanja Subsidi hanya diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu
agar harga produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya
terbatas. Produk yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar dan
menyangkut hajat hidup orang banyak serta terlebih dahulu dilakukan
pengkajian agar tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
B. BELANJA LANGSUNG
1. Penganggaran belanja langsung mengikuti
ketentuan umum sebagai berikut :
a. Dalam merencanakan alokasi belanja untuk setiap kegiatan harus
dilakukan analisa beban kerja dengan kewajaran biaya yang dikaitkan
Paraf ……. ……… ……..
19
b. Belanja Pegawai
1) Belanja Pegawai dialokasikan untuk pengeluaran
honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah, yang dibatasi sesuai dengan tingkat
kewajaran dan beban tugas.
2) Bentuk dan pertanggungjawaban serta besarnya
belanja pegawai mengikuti diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati Kutai Timur
3) Perhitungan belanja pegawai dihitung berdasarkan
orang per bulan (O/B) dikalikan masa pelaksanaan anggaran,
untuk honorarium PNS/Non PNS yang mengerjakan tugas – tugas
rutin. Misal : KPA selaku Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan
(PPTK).
4) Perhitungan belanja pegawai dihitung berdasarkan
orang per kegiatan (O/K) untuk kegiatan belanja honor atas satu
kegiatan insidental misalnya honor Panitia Seminar, Panitia
Pelaksana Lomba Cerdas cermat dll.
5) Penganggaran honorarium NON PNSD (PTT/TK2D,
SP2AB dan tenaga teknis lainnya) hanya dapat disediakan kepada
yang bersangkutan yang telah benar-benar memiliki peranan dan
kontribusi serta yang terkait langsung dengan kelancaran
pelaksanaan kegiatan di masing-masing SKPD. Pemberian honor
dan Pembayaran honor NON PNSD, menggunakan perikatan
berdasarkan :
SK Bupati untuk untuk Pegawai PTT dan TK2D yang telah masuk
dalam database pegawai,
Perikatan (Kontrak Kerja Perorangan) antara PA atau Kepala
SKPD dengan Pegawai atau Personil yang akan dipekerjakan.
Pengalokasian anggaran uang lembur PNS dan Non PNS
mengikuti ketentuan dalam Peraturan Bupati Kutai Timur
12) Belanja Bea Siswa Pendidikan PNS adalah belanja yang diberikan
kepada PNS yang beri tugas belajar oleh Pemerintah Kabupaten
Kutai Timur, dan hanya dianggarkan pada Belanja SKPD Badan
Kepegawaian Daerah, sedangkan khusus untuk PNS Guru di
anggarkan pada Dinas Pendidikan Nasional Kutai Timur.
13) Penganggaran untuk penyelenggaraan rapat-rapat yang
dilaksanakan di luar kantor atau wilayah Kabupaten Kutai Timur ,
workshop, seminar dan lokarya dibatasi, dalam pengertian
keikutsertaan diselaraskan dengan masalah aktual yang ada.
14) Penganggaran untuk menghadiri pelatihan terkait dengan
peningkatan SDM hanya diperkenankan untuk pelatihan yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah atau lembaga non
Pemerintah yang bekerjasama dan telah mendapat akreditasi dari
instansi Pembina (Lembaga Administrasi Negara), sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan
dan pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
15) Besarnya rincian objek belanja barang/jasa (volume
dan satuan) mengikuti standar belanja yang telah ditetapkan
melalui Keputusan Bupati Kutai Timur
d. Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran yang dianggarkan untuk
pembelian pengadaan aset tetap dan aset lainnya untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintahan yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1) Masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan.
2) Merupakan objek pemeliharaan.
3) Jumlah penilaian rupiah material sesuai dengan kebijakan
akuntansi.
Dalam proses pengalokasian anggaran belanja modal mengikuti
ketentuan sebagai berikut :
1) Rincian objek belanja modal beserta kode rekening terlampir.
2) Besarnya harga satuan pengadaan belanja modal ditetapkan
dalam Keputusan Bupati Kutai Timur.
3) Penyusunan anggaran untuk pengadaan barang inventaris agar
dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan masing – masing SKPD,
oleh karena itu Kepala SKPD wajib melakukan evaluasi dan
pengkajian terhadap barang – barang inventaris yang tersedia baik
dari segi kondisi maupun umur ekonomisnya. Umur ekonomis
barang inventaris terkecuali kendaraan roda empat, maksimal 2
tahun.
4) Dalam merencanakan kebutuhan barang, pemerintah daerah
supaya menggunakan daftar investasi barang milik pemerintah
daerah dan standar penggunaan barang sebagai dasar
perencanaan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor : 7 tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintah Daerah.
5) Untuk belanja Modal Kendaraan Roda Empat, harus mengikuti
ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun
2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
H. Isran Noor
II LAMPIRAN – LAMPIRAN
RKA-SKPD 1
RKA-SKPD 2.1
RKA-SKPD
RKA-SKPD 2.2 RKA-SKPD
2.2.1
RKA-SKPD 3.1
RKA-SKPD 3.2
FORMAT RKA
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)………..
Pengguna Anggaran :
a. Nama :
b. NIP :
c. Jabatan :
Khusus formulir RKA-SKPD Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah setelah baris
surplus dan defisit anggaran diuraikan kembali penerimaan dan pengeluaran
dari setiap rincian obyek yang dianggarkan merupakan hasil perkalian kolom 3
dan kolom 5.
12. Formulir RKA-SKPD 1 merupakan input data untuk menyusun formulir
RKA- SKPD.
13. Nama Ibukota, bu’an, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir RKA-SKPD,
dengan mencantumkan nama jabatan kepala SKPD.
14. Formulir RKA-SKPD 1 ditandatangani oleh kepala SKPD dengan
mencamtumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai.
15. Keterangan diisi dengan tanggal pmbahasan formulir RKA-SKPD 1 oleh tim
anggaran pemerintah daerah. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan
oleh tim anggaran pemerintah daerah untuk mendapatkan perhatian kepala SKPD
dicantumkan dalam bisnis catatan hasil pembahasan.
16. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah daerah menandatangani formulir
RKA-SKPD 1 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
17. Formulir RKA-SKPD 1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
18. Apabila formuluir RKA-SKPD 1 lebih dari satu halaman, maka pada halaman-
halaman berikutnya cukup diisi mulai dari rincian anggaran pendapatan satuan
kerja perangkat daerah serta pengisian nama ibukota, bulan, tahun nama
jabatan, tanda tangan kepala SKPD ditrempatkan pada halaman terakhir dan
setiap halaman diberi nomor urut halaman.
19. Apabila formulir RKA-SKPD 2.1 lebih dari satu halaman, maka tanggal, bulan,
dan tahun pembuatan, kolom tanda tangan dan nama kepala SKPD, serta
keterangan, tanggal pembahasan, nama NIP, jabatan dan tandan tangan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir.
20. Formulir RKA-SKPD 2.1 merupakan Input data untuk menyusun formulir RKA-
SKPD.
18. Kolom 6 (jumlah), diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume dengan
jumlah harga satuan. Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek
belanja selanjutnya dijumlahkan menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap obyek
belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan menjadi jumlah
jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis belanja merupakan jumlah
kelompok Belanja Langsung yang dituangkan dalam formulir RKA-SKPD 2.2.
19. Baris jumlah pada kolom 7 merupakan penjumlah dari seluruh jenis Belanja
Tidak Langsung yang tercantum dalam kolom 7.
20. Formulir RKA-SKPD 2.2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
21. Apabila formulir RKA-SKPD 2.1 lebih dari satu halaman, maka pada halaman-
halaman berikutnya cukup diisi mulai dari rincian Belanja Langsung satuan kerja
perangkat daerah dan setiap halaman diberi nomor urut halaman.
22. Tanggal, bulan, tahun, diisi berdasarkan pembuatan RKA-SKPD 2.2.1.
23. Formulir RKA-SKPD 2.2.1 ditanda tangani oleh Kepala SKPD dengan
mencantumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai yang bersangkutan.
24. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA-SKPD 2.2.1 oleh
Tim Asistensi. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasanoleh Tim Asistensi
untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD dicantumkan dalam baris catatan
hasil pembahasan.
25. Seluruh anggota Tim Asistensi menandatangani formulir RKA-SKPD 2.2.1 yang
telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP, dan Jabatan.
26. Apabila formulir RKA-SKPD 2.2.1 lebiha dari satu halaman, maka tanggal,
bulan, dan tahun pembuatan, kolom tanda tangan dan nama Kepala SKPD, serta
keterangan, tanggal pembahasan, nama, NIP, jabatan dan tanda tangan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir.
Selanjutnya setiap lembar RKA-SKPD 2.2.1 yang telah dibahas diparaf oleh
anggota Tim Asistensi.
27. Formulir RKA-SKPD 2.2.1 merupakan input data untuk menyusun formulir
RKA-SKPD 2.2.
Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya, pengerjaan
dilakukan oleh satuan kerja pengelola keuangan daerah.
Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya, pengerjaan
dilakukan oleh satuan kerja pengelola keuangan daerah.