You are on page 1of 18

MUKADIMAH

"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al


Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan keraguan di dalamnya;
sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan
yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada
orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal soleh/Kebajikan,
bahawa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, mereka kekal
di dalamnya untuk selama-lamanya." ( Al Kahfi: 1-3)

Selawat serta salam bagi junjungan besar Nabi yang mu'jizatnya Al


Qur'an, imamnya Al Qur'an, akhlaknya Al Qur'an, dan penghias
dadanya, cahaya hatinya juga penghilang kesedihannya adalah Al
Qur'an: Nabi Muhammad bin Abdullah, dan keluarganya serta para
sahabatnya, yang beriman dengannya, mendukung dan
membantunya, serta mengikuti cahaya yang diturunkan kepadaanya,
mereka adalah orang-orang yang beruntung, dan seluruh orang yang
mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.

Amma ba'du:

PENDAHULUAN

Al Qur’an terdapat seratus empat belas surah ( 114 ). Seluruhnya


dimulai dengan (bismillahirrahmanirrahim). Kecuali satu surah saja,
aitu surah At Taubah. Ia tidak dimulai dengan basmalah. Dan tidak
ada seorang pun yang berani untuk menambahkan basmalah ini pada
surah at Taubah, baik dengan tulisan atau bacaan. Kerana, dalam
masalah Al Qur'an ini, tidak ada tempat bagi akal untuk campur
tangan.

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 1


Perhatian kaum muslimin terhadap Al Qur’an sedemikian besarnya,
hingga mereka juga mengira ayat-ayatnya, serta kata-katanya, dan
malah huruf-hurufnya. Maka bagaimana mungkin seseorang dapat
menambah atau mengurangi suatu kitab yang dikaji kata-kata dan
huruf-hurufnya itu?!

Tidak ada di dunia ini suatu kitab yang dihafal oleh ribuan dan
puluhan ribu orang, di dalam hati mereka, kecuali Al Qur'an ini, yang
telah dimudahkan oleh Allah SWT untuk diingat dan dihafal bagi
mereka yang benar-benar beriman. Maka tidak aneh jika kita
menemukan hafiz dan hafizah. Ia juga dihafal oleh anak-anak kecil
Muslimin, dan mereka tidak akan mengurangi satu huruf pun dari Al
Qur'an itu. Demikian juga dilakukan oleh banyak orang Arab. Dan
salah seorang dari mereka, jika Anda tanya: "siapa namamu?" dengan
bahasa Arab nescaya ramai yang tidak dapat menjawab! (Kerana
tidak faham bahasa Arab!.). Mereka menghafal Kitab Suci Rabbnya
semata untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,
meskipun ia tidak memahami apa yang ia baca dan ia hafal, karena ia
tertulis dengan bukan bahasanya.

ISTILAH DAN BAHASA AL-QURAN

Al-Quran (Qiyamah : 17 – 18)

Sesungguhnya kami yang akan mengumpul Al-Quran dan


membacakannya,Apabila selesai kami ( Malaikat )
membacanya maka ikutlah bacaan itu.

Adalah kalam (Firman) Allah yang diwahyukan kepada Nabi


Muhammad SAW. Melalui malaikat Jibril dengan menggunakan bahasa

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 2


Arab (yusuf :2;38:29;41:3;42:7;43:3-4;44:58;46:12)

Sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, penjelasan dari


petunjuk dan perbezaan (AlBaqarah:185)

rujukan (Ali Imran : 7 ; 11 : 1 ; 39 : 23)

a. Muhkamaat ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya,


dapat
difahami dengan mudah

b. Mutasyabihaat

1) Ayat – ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak


dapat ditentukan erti yang dimaksudkan kecuali setelah diselidiki
secara mendalam.

2) Ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui,


misalnya ayat-ayat yang berhubung dengan ayat-ayat ghaib seperti
ayat-ayat mengenai syurga, neraka, qiamat dsb.

Rabb kita telah memberikan kemuliaan kepada kita,sebagai Muslimin


dengan menganugerahkan kitab suci yang terbaik yang diturunkan
kepada manusia. Rabb kita juga, telah memuliakan kita dengan
mengutus nabi yang terbaik yang pernah diutus kepada manusia.
Sesuai firman Allah SWT:

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab ( Al


Quran ) yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu.
‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 3
Maka apakah kamu tiada memahaminya?" (Al Anbiyaa: 10).

Kitalah, kaum muslimin, satu-satunya umat manusia yang memiliki Al


Quran yang paling autentik, yang mengandung firman-firman Allah
SWT yang terakhir, yang diberikan untuk menjadi petunjuk bagi umat
manusia. Dan anugerah itu terus terpelihara dari perubahan dan
pemalsuan kata maupun makna. Kerana Allah SWT. telah menjamin
untuk memeliharanya, dan tidak dibebankan tugas itu kepada
sesiapapun dari sekalian makhluk-Nya:

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur'an, dan


sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Al Hijr: 9).

"(Inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta


dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang
Maha Bijaksana lagi Maha Tahu." (Huud: 1)

"Dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak
datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan mahu pun

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 4


dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana
lagi Maha Terpuji." ( Fush-shilat: 41-42)

Tidak ada di dunia ini, suatu kitab, baik kitab itu agama atau kitab
biasa, yang terjaga dari perubahan dan pemalsuan, kecuali Al Qur'an.
Tidak ada seorang pun yang dapat menambah atau mengurangi satu
huruf pun darinya.

Al Qur'an tidak semata-mata dijaga makna-makna, kalimat-kalimat


serta lafaz-lafaznya saja, namun juga cara membaca dan makhraj
huruf-hurufnya. Seperti kata mana yang harus madd (panjang), mana
yang harus ghunnah (dengung), izhhar (jelas), idgham (digabungkan),
ikhfa (disamarkan) dan iqlab (ditebal). Atau seperti yang dipelajari
oleh suatu ilmu khusus yang dikenal dengan "ilmu tajwid Al Qur'an".

Hingga resam (metode penulisan) Al Qur'an, masih tetap tertulis dan


tercetak hingga saat ini, seperti tertulis pada era khalifah Utsman bin
Affan r.a., meskipun metode dan kaidah penulisan telah berkembang
jauh. Hingga saat ini, tidak ada suatu pemerintah muslim atau suatu
organisasi ilmiah pun, yang berani mengubah Pada penulisan Al
Qur'an itu, dan menerapkan kaedah-kaedah penulisan yang berlaku
bagi seluruh buku, media cetak, surat khabar dan lainnya yang ditulis
dan dicetak, bagi Al Qur'an.

Allah SWT menurunkan Al Qur'an untuk memberikan kepada manusia


tujuan yang paling mulia, dan jalan yang paling lurus.

"Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)


yang lebih lurus." (Al Israa: 9)

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 5


"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab
yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang
yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan
kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus." ( Al Maaidah: 15-16)

Al Qur'an adalah "cahaya" yang dianugerahkan Allah SWT kepada


hamba-hamba-Nya, di samping cahaya fitrah dan akal:

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 6


"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis)telah diperintahkan Allah,untuk
memuliakan dan menyebut nama Allah.Disana bertasbih
(menyucikan ) namanya pagi dan petang"

(An Nuur: 35).

Dan Al Qur'an mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai cahaya, dalam


banyak ayat.Seperti dalam firman Allah SWT:

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran


dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami
turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an)." (An
Nisaa: 174)

"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 7


cahaya (Al Qur'an) yang telah Kami turunkan." (At Taghaabun: 8).

Dan berfirman kepada para sahabat Rasulullah Saw dengan firman-


Nya:

"Dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al


Qur'an)." (Al A'raaf: 157)

Di antara cahaya adalah: Dirinya sendiri telah jelas, kemudian ia


memperjelas yang lain. Ia membuka hal-hal yang samar, menjelaskan
hakikat-hakikat, membongkar kebatilan-kebatilan, menolak syubhat
(kesamaran), menunjukkan jalan bagi orang-orang yang sedang
kebingungan saat mereka buntu dalam mencari jalan atau tidak
memiliki petunjuk jalan, serta menambah jelas dan menambah
petunjuk bagi orang yang telah mendapatkan petunjuk. Dan jika Al
Qur'an mendeskripsikan dirinya sebagai "cahaya", dan dia adalah
"cahaya yang istimewa", ia juga mendeskripsikan Taurat dengan kata
yang lain:

"Di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)."

Seperti dalam firman Allah SWT:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya


(ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)". (Al Maaidah: 44)

Demikian juga mendeskripsikan Injil , seperti dalam firman Allah SWT

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 8


tentang Nabi 'Isa:

"Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di


dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) ." (Al Maidah:
46)

Perbezaan dalam dua ungkapan itu menunjukkan perbezaan antara Al


Qur'an dengan kitab-kitab suci lainnya. Seperti diungkapkan oleh Al
Bushiry dalam Lamiah-nya:

"Maha Besar Allah, sesungguhnya agama Muhammad Dan kitab


sucinya adalah kitab suci yang paling lurus dan paling teguh Jangan
sebut kitab-kitab suci lainnya di depannya Kerana, saat mentari pagi
telah bersinar, ia akan memadamkan pelita-pelita".

Hal itu kerana Al Qur'an ini datang untuk membenarkan kitab-kitab


suci yang telah turun sebelumnya. iaitu yang berkaitan dengan
aqidah dan akhlak, sebelum kitab-kitab itu dipalsukan dan diubah oleh
tangan manusia. Al Qur'an juga mengungguli kitab-kitab suci
sebelumnya, iaitu dengan membetulkan dan meluruskan tambahan-
tambahan dan perubahan-perubahan yang telah diselitkan oleh
manusia dalam kitab-kitab itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:

"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, iaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya) dan bantu ujian terhadap kitab-kitab

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 9


yang lain itu." (Al Maaidah: 48)

Al Qur'an sebagaimana ia diturunkan oleh Allah SWT mempunyai


keunggulan-keunggulan yang membuatnya istimewa dibanding kitab
suci lainnya. Ia adalah kitab Ilahi, kitab suci yang menjadi mukjizat,
kitab yang memberikan penjelasan dan dimudahkan untuk difahami,
kitab suci yang dijamin pemeliharaan ketulenannya, kitab suci bagi
agama seluruhnya, kitab bagi seluruh zaman, dan kitab suci bagi
seluruh manusia.

Al Qur'an juga mempunyai maksud dan tujuan yang sampaikan, di


antaranya: meluruskan kepercayaan-kepercayaan dan pandangan
manusia tentang Tuhan, kenabian, dan balasan atas amal perbuatan,
serta meluruskan pandangan tentang manusia, kemuliaannya dan
menjaga hak-haknya, terutama bagi kalangan yang lemah dan tidak
berpunya.

Ia juga bertujuan untuk menghubungkan manusia dengan


Rabbnya( Allah ), agar manusia hanya menyembah-Nya semata dan
bertaqwa kepada-Nya dalam seluruh urusannya.

Al Qur'an juga bertujuan untuk membersihkan jiwa manusia, yang jika


jiwa itu telah bersih nescaya bersih dan baiklah seluruh masyarakat.
Dan jika jiwa manusia itu rosak, nescaya rosaklah masyarakat
seluruhnya.

Ia juga berusaha membentuk keluarga yang kemudian menjadi


rujukan manusia seisi alam. Juga mengajarkan sikap adil terhadap
kalangan perempuan, yang merupakan pokok utama dalam bangunan
keluarga.

Al Qur'an juga membangun umat yang soleh, yang dianugerahkan


amanah untuk menjadi saksi bagi manusia, yang diciptakan untuk
memberikan manfaat bagi manusia dan memberikan petunjuk bagi
mereka.

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 10


Setelah itu, mengajak untuk menciptakan dunia manusia yang saling
kenal mengenal dan tidak saling memetingkan diri, saling memberi
maaf dan tidak saling membenci sesama manusia, serta untuk bekerja
sama dalam kebaikan dan ketaqwaan, bukan dalam kejahatan dan
permusuhan.

Kita berkewajiban untuk memperlakukan Al Qur'an ini secara baik:


dengan menghafal dan mengingatnya, membaca dan
mendengarkannya, serta mentadabbur dan merenungkannya.

Kita juga berkewajiban untuk berlaku baik terhadapnya dengan


memahami dan menafsirkannya. Tidak ada yang lebih baik dari usaha
kita untuk mengetahui kehendak Allah SWT terhadap kita. Dan Allah
SWT menurunkan kitab-Nya agar kita mentadabburnya, memahami
rahsia-rahsianya, serta mengeksplorasi mutiara-mutiara terpendam
yang ada dalamnya. Dan setiap orang berusaha sesuai dengan kadar
kemampuannya.

Tidak selayaknya umat zaman Al Qur'an mengalami hal yang sama


yang pernah terjadi dengan umat zaman Taurat, yang diungkapkan
oleh Al Qur'an dalam firman-Nya:

"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat


kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keldai yang
membawa kitab-kitab yang tebal." (Al Jumu'ah: 5).

Kita juga harus berlaku baik terhadap Al Qur'an dengan mengikuti


petunjuknya, mengerjakan ajarannya, menghukum dengan syari'atnya
serta mengajak manusia mengikuti petunjuknya. Ia adalah manhaj
bagi kehidupan individu, undang-undang bagi aturan politik, serta
petunjuk dalam berdakwah kepada Allah SWT.

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 11


Umat kita pada abad-abad pertama - yang merupakan abad-abad
yang paling utama telah berinteraksi dengan baik terhadap Al Qur'an.
Mereka berlaku baik dalam memahaminya, mengetahui tujuan-
tujuannya, berlaku baik dalam mengimplementasikannya secara
bersungguh-sungguh dalam kehidupan mereka, dalam bidang-bidang
kehidupan yang beragama, serta berlaku baik pula dalam
mendakwahkannya. Contoh terbaik hal itu adalah para sahabat.
Kehidupan mereka telah diubah oleh Al Qur’an dengan amat drastic
dan revolusioner. Al Qur'an telah merubah mereka dari perilaku-
perilaku jahiliyah menuju kesucian Islam, dan mengeluarkan mereka
dari kegelapan ke dalam cahaya. Kemudian mereka diikuti oleh murid-
murid mereka dengan baik, untuk selanjutnya murid-murid generasi
berikutnya mengikuti murid-murid para sahabat itu dengan baik pula.
Melalui mereka itulah Allah SWT memberikan petunjuk kepada
manusia, membebaskan negeri-negeri, memberikan kedudukan bagi
mereka di atas bumi, sehingga mereka kemudian mendirikan negara
yang adil dan baik, serta peradaban ilmu dan iman.

Kemudian datang generasi-generasi berikutnya, yang menjadikan Al


Qur'an hiasan, mereka menghafal huruf-hurufnya, namun tidak
memperhatikan ajaran-ajarannya. Mereka tidak mampu berinteraksi
secara benar dengannya, tidak mempraktikkan apa yang menjadi
pertunjuk/ajaran Al Qur'an, tidak menganggap besar apa yang dinilai
besar oleh Al Qur'an serta tidak menganggap kecil apa yang dinilai
kecil oleh Al Qur'an. Di antara mereka ada yang beriman dengan
sebahagiannya, namun kafir dengan sebagiannya lagi, seperti yang
dilakukan oleh Bani Israel sebelum mereka terhadap kitab suci
mereka. Mereka tidak mampu berinteraksi secara baik dengan Al
Qur'an, seperti yang dikehendaki oleh Allah SWT. Meskipun mereka
mengambil berkat dengan membawanya serta menghias dinding-
dinding rumah mereka dengan ayat-ayat Al Qur'an, namun mereka
lupa bahawa keberkatan itu terdapat dalam mengikut dan
menjalankan hukum-hukumnya. Seperti difirmankan oleh Allah SWT:

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 12


Penutup

Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati,
maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al
An'aam: 155)

Tidak ada jalan untuk membangkitkan umat dari kelemahan,


ketinggalan dan berpecah-belah mereka selain dari kembali kepada Al
Qur'an ini. Dengan menjadikannya sebagai anutan dan imam yang
diikuti. Dan cukuplah Al Qur'an sebagai petunjuk:

"Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?." (An


Nisaa: 122)

‫والله أعلم‬
Rujukan:
- Al Qur'an
- Buku berinteraksi dengan Alquran.Penulis: Dr. Yusuf al Qaradhawi
- Penerjemah: Abdul Hayyie al Kattani

Tanda-tanda kebenaran Al-Quran

1. JAMINAN KEBENARAN AL QUR’AN SECARA HAKIKI.

1.1. Datangnya dari Allah yang ayat-ayatnya tidak mungkin bertentangan (QS.4:82)

1.2. Turunnya disaksikan oleh Allah dan Malaikat (QS. 4 : 166)

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 13


1.3. Diturunkan dengan kebenaran (QS. 17 : 106)

1.4. Kitab yang sempurna (QS. 46 : 30 ; 5 : 48)

1.5. Al-Quran bukan permainan (QS. 86 : 13-14)

1.6. Tidak akan didatangi kebatilan (QS. 41 : 41-42 ; 10 : 32)

1.7. Dijamin keselamatannya oleh Allah (QS. 15 : 9 ; 18 : 17)

1.8. Perkataan yang paling baik (QS. 39 : 23)

2. KEBENARAN KISAH SEJARAH.

2.1. Peristiwa penemuan mumi Fir’aun (QS. 10 : 92)

2.3. Kemenangan bangsa romawi dalam peperangan melawan Persia (QS.30:3–5)

2.4. Agama Nasrani terpecah belah (QS. 5 : 14)

3. RAMALAN ILMIAH

3.1. Proses penciptaan alam semesta (QS. 32 : 4-5 ; 21 : 30 ; 41 : 9-12 ; 50 : 38)

3.2. Ekspansi dan kontraksi kosmos (QS. 21 : 104 ; 51 : 47)

3.3. Planet/kawahib (QS. 24 : 35 ; 37 : 6)

3.4. Orbit benda-benda langit (QS. 51 : 7 ; 27 : 33)

3.5. Pergerakan Gunung-gunung (QS. 27 : 88)

3.6. Adanya kehidupan di luar Bumi (QS. 65 : 12 ; 16 : 49 ; 26 : 29)

3.7. Tidak akan ada yang menandingi (QS. 17 : 88)

Hal-hal yang wajib diimani berhubungan dengan kitab-kitab Allah SWT.

1. Beriman kepada kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan oleh Allah SWT.

2. Beriman kepada kitab-kitab yang sudah kita kenal namanya seperti shuhuf Ibrahim dan
Musa, zabur, Taurat, Injil dan Al-Quran.

3. Membenarkan seluruh berita-berita yang terdapat dalam Al-Quran, juga berita-berita

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 14


dalam kitab terdahulu yang belum diganti dan diselewengkan.

4. Mengerjakan seluruh hukum dalam kitab-kitab tersebut yang belum di nasakh oleh Al-
Quran serta rela dan tunduk pada hukum tersebut baik memahami hikmahnya maupun tidak (QS.
2 : 97 ; 5 : 48)

Dalil-dalil yang mewajibkan kepada kitab-kitab Allah.

Firman Allah SWT dalam Al-Quran, ” Hai orang-orang yang beriman tetaplah beriman kepada
Allah, rasul rasul Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab
kitab Nya, rasul rasul Nya dan hari akhirat maka sesungguhnya orang tersebut telah sesat sejauh-
jauhnya”. (QS.4:134). Begitu juga dengan ayat-ayat yang lain seperti (QS 2:1-4,90,91,136,285)

Kitab-kitab samawi yang disebutkan dalam Al-Quran

1. Shuhuf Ibrahim (QS. 87 : 14 – 19 ; 53 : 36 – 42)

2. Shuhuf Musa (QS. 87 : 14 – 19 ; 53 : 36 – 42)

3. Taurat (QS. 2 : 53 ; 3 : 3 ; 5 : 44 ; 6 : 91)

4. Zabur (QS. 4 : 164 ; 18 : 55 ; 21 : 105)

5. Injil (QS. 3 : 3 ; 5 : 46)

6. Al-Quran (QS. 2 : 2 ; 12 : 2 ; 18 : 1 ; 25 : 1 ; 68 : 51-52)

‫والله ألم وسالم‬

Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada kitab terdahulu

Penyimpangan (tahrif) dalam kitab-kitab terdahulu dapat kita ketahui dari ungkapan Al-Quran
serta kenyataan sekarang ini. Bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi:

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 15


1. Mengubah arti dari lafadz (QS. 3 : 75, 181, 182 ; 4 : 160,161 ; 5 : 64)

2. Mengubah dan menambah (QS. 2 : 79 ; 3 : 79,80 ; 5 : 116-117)

3. Menyembunyikan kebenaran (QS.2:89,90,109,146;3:71,72;61:6)

4. Contoh seperti yang dilakukan oleh kaum Yahudi dan Nasrani terhadap kitab mereka
(QS.2:75; 3:78;4:46;5:14,41)

Al-Quran menashkan kitab-kitab sebelumnya.

Seluruh kitab terdahulu telah dinashkan oleh Al-Quran (QS.5:48,49,50,68;3:19,85

Nama – Nama lain Al-Quran

1. Al Furqon : pemisah yang Haq dan bathil (QS. 25 : 1)

2. At Tanzi : (QS. 26 : 192, 193)

3. Az Zikru : pengingat (QS. 15 : 9)

4. Al Kitab : tulisan yang lengkap (QS. 2 : 2 ; 44 : 1-3)

5. Al mauidzoh : nasihat (QS 10 : 57)

6. Asy Syifa : obat (QS. 10 : 57)

7. Al Huda : Petunjuk (QS. 72 : 13)

8. Al Hikmah : Kebijaksanaan (QS. 17 : 39)

9. Al Hukmu : Keputusan (QS. 13 : 37)

10. Al Khoir : Kebaikan (QS. 3 : 103)

11. Ar Ruh : ruh, semangat (QS. 42 : 52)

12. Al Muthohharoh : yang di sucikan (QS. 80 : 14)

13. Al Quran : yang di baca (QS. 17 : 9)

Sifat-sifat Al-Quran

1. Nur (QS. 4 : 173)

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 16


2. Mubin (QS. 4 : 173)

3. Huda (QS. 10 : 57)

4. Syifa (QS. 10 : 57)

5. Rahman (QS. 10 : 57)

6. Mau’idzoh (QS. 10 : 57)

7. Basyir (QS. 2 : 119)

8. Nazir (QS. 2 : 119)

9. Mubaroq (QS. 38 : 29)

Penjagaan Allah terhadap Al-Quran dan Sarana Penunjangnya.

1. Firman Allah dalam Al-Quran (QS. 15 : 9)

2. Allah menciptakan bagi Al-Quran ummat yang kuat hafalannya.

3. Adanya kemudahan dalam menghafal Al-Quran (QS.54:17,22,32,40)

4. Para sahabat belajar (talaqqi) dari Nabi Muhammad SAW.

5. Rasulullah selalu mengulangi dan mengecek hafalannya kepada jibril setiap tahun sekali
dan pada tahun terakhir dua kali.

6. Para sahabat yang belajar langsung pada Rasulullah SAW selalu mengecek hapalan
mereka kepada Rasulullah SAW atau kepada sesama mereka.

7. Pembukuan Al-Quran pertama kali dipimpin oleh para sahabat yang betul-betul talaqqi dan
hafal

8. Setiap ada usaha pencetakan atau penerbitan Al-Quran pasti ada lajnah pentashhihnya

9. Adanya ketenangan hati sewaktu membaca Al-Quran

10. Al-Quran selalu cocok dengan setiap disiplin ilmu.

Kedudukan Al-Quran dihati kaum muslimin

1. Al-Quran sebagai manhaj tarbiyah islamiyah

2. Al-Quran sebagai kitab Syariah

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 17


3. Al-Quran adalah petunjuk jalan dalam menjalani hidup ini.

4. Al-Quran adalah penyeru kepada penghayatan (tadabbur) ayat-ayat Allah dalam Al-Quran
atau alam ini

5. Al-Quran adalah masdar ma’rifah (referensi) sejarah yang mulia.

konsekuensi Iman kepada kitab-kitab Allah

Sebagai Muslim dituntut:

1. Hidup bersama Al-Quran, dengan tilawah, tahfidz dan tadabbur

2. Mentarbiyah diri dan keluarga berdasarkan Al-Quran

3. Merealisasikan kehendak Al-Quran dalam kehidupannya sehari-hari.

Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah.

1. Mengetahui perhatian Allah kepada Hamba – hamba Nya sehingga menurunkan kitab yang
menjadi hidayah bagi setiap Muslim.

2. Mengetahui Hikmah Allah dalam syara’ atau hukumnya sehingga menetapkan hukum
sesuai dengan tabiat dan keadaan setiap ummat (QS. 5 : 48)

3. Meyakinkan kita bahwa Islam adalah risalah seluruh Nabi dan Rasul.

4. Menyadarkan kita akan kasih sayang Allah SWT sehingga kita harus mensyukuri segala
nikmat yang telah dianugerahkan Nya kepada kita.

‫اسمادي بين ساعدين – فغرتين ال قران‬ 18

You might also like